Antitumor Promoter
Banyak penelitian banyak melaporkan, pemicu tumor dan kanker berasal dari pengaruh dalam maupun
luar tubuh. Pengaruh dari dalam tubuh berupa unsur genetika. Sedangkan pengaruh dari luar tubuh
adalah lingkungan, seperti makanan, udara, dan faktor tekanan lingkungan.
Karsinogenik atau zat karsinogen merupakan unsur yang dinilai banyak pengaruhnya dalam menciptakan
ketidaknormalan pertumbuhan sel dalam tubuh. Unsur yang bersifat racun bagi tubuh ini terdapat pada
makanan dan lingkungan (seperti polusi udara).
Untuk pencegahan tumor dan kanker, cara yang paling penting adalah menghindari unsur karsinogen ini.
Cara lainnya adalah mengonsumsi bahan-bahan yang terbukti menghambat atau mencegah pertumbuhan
tumor atau kanker. Bahan-bahan inilah yang disebut antitumor promoter.
Salah satu antitumor promoter adalah curcumin (rimpang kunyit dan temu-temuan seperti temu putih).
Menurut penelitian Kuo ML, Huang TS, dan Lin JK dari Toxicology College of Medicine, Universitas Nasional
Taiwan, curcumin mengandung antioksidan dan juga antitumor promoter. Dalam laporannya yang
dipublikasikan di Taipeh, Taiwan disebutkan, curcumin yang digunakan sebagai bumbu dan pewarna
makanan itu memiliki zat aktif antioksidan, antiradang, dan antitumor.
Menurut hasil penelitian mereka, curcumin menghambat sel promyelocitik leukemia HL-60 (dalam kanker
darah) dengan konsentrasi rendah sekitar 3,5 mikrogram/ml. Bahkan, daya hambat curcumin itu semakin
tinggi bila dosisnya ditingkatkan. Sementara itu, sejumlah peneliti dari Jepang mengungkapkan
kemampuan ginseng Vietnam. Laporan yang dipublikasikan di Medline itu menyebutkan, ginseng Vietnam
dikenal memiliki khasiat untuk banyak penyakit serius dan meningkatkan kekuatan tubuh.
Para peneliti itu mengisolasi zat aktif dari ginseng, seperti protopanaxadiol-type saponin (ginsenosides-
Rb1, -Rd2, -Re3, ginsenoside-Rg1, dan notoginsenoside R1. Unsur lainnya adalah ocotillol-type saponins
seperti majonoside R1 dan majonoside R2. "Untuk mendapatkan agen kemopreventif kanker (antitumor
promoter), kami menapis beberapa ekstrak tanaman dengan menggunakan efek inhibitori dari metode
antigen virus Epstein-Barr (EBV-EA). Kandungan terbanyak adalah majonoside R2 yang ternyata paling
kuat efeknya," begitu laporan tersebut. Kemampuan unsur ini ternyata lebih tinggi dibanding asam
glisiretik yang dikenal selama ini sebagai antitumor promoter.
Arsenik
Sementara itu, zat arsenik (As) yang beracun ternyata bisa digunakan untuk pengobatan kanker darah
atau leukemia. Arsenik yang digunakan sebagai pembunuh hama dan sangat mematikan bagi makhluk
hidup ini mampu membantu sebanyak 90 persen dari 63 pasien leukemia.
Penelitian tersebut dilakukan oleh tim ahli dari Universitas Kedokteran di Teheran, Iran. Mereka
menggunakan arsenik trioksida untuk mengobati acute promyeloctytic leukaemia. Namun, menurut Dr
David Grimwade dari Guy's, dari King's & St Thomas's School of Medicine, Inggris, terapi ini merupakan
kemoterapi tradisional yang sudah lama digunakan sebagai terapi kanker. Yang menarik, Ken Campbell
dari Leukaemia Research Fund malah heran karena baru kali ini dia mendapati bahwa arsenik trioksida
digunakan untuk terapi leukemia.
Langkah penelitian lainnya, lanjut Sjamsuridjal, adalah yang dilakukan oleh RSKD bekerja sama dengan
Jurusan Farmasi FMIPA UI dan Jurusan Farmasi Universitas Tujuh Belas Agustus. Penelitian itu melibatkan
tim yang terdiri atas Wan Lelly Heffen, Dewi Kristanti, Nurhuda, Erilia, Deby, Mirna, dan Ade Novi.
Penelitian mereka berupaya menekan tumor promoter dengan beberapa komponen dari obat hasil alam.
Studi fitokimia ini mempunyai keuntungan besar pada aplikasi klinis. Soalnya, daya toksositasnya rendah
sehingga dapat digunakan dalam jangka waktu yang panjang.
Pengujian potensi sitotoksik beberapa jenis tumbuhan telah dilakukan di RSKD terhadap kanker serviks
sel line. Tumbuhan itu antara lain Curcuma zeodoaria (temu putih), Curcuma domestica (kunyit), dan
Curcuma mangga (temu mangga), serta Phaleria macrocarpa Boerl. (mahkota dewa).
Dari penelitian tersebut, ternyata rimpang segar temu putih mempunyai potensi kematian sel kanker di
atas 50 persen. Kemampuan ini pada konsentrasi 50, 100, 150, dan 200 mikrogram/ml. Sedangkan untuk
sediaan jadi temu putih (ZF kapsul) mempunyai potensi kematian sel kanker di bawah 50 persen pada
dosis yang sama. Sementara itu, daging buah segar mahkota dewa memiliki potensi kematian sel kanker
di atas 50 persen pada konsentrasi 100, 150, dan 200 mikrogram/ml.
Kesimpulan dari penelitian tersebut, jenis-jenis tumbuhan alam ini sangat potensial untuk dikembangkan
menjadi antitumor promoter. Ini dilakukan sebagai pengobatan suportif pada kanker.
Sumber: Republika Online - Selasa, 30 Nopember 2004 - Penulis : wed
Temu Putih ( Curcuma Zedoaria Rosc.)
Temu Putih (Curcuma Zedoaria Rosc.) merupakan tanaman obat yang sudah dikenal,dan akhir-akhir ini
menurut pengalaman dan penelitian para ahli dan ternyata sangat bermanfaat sebagai makanan/suplemen
pendamping pada pengobatan kanker atau tumor.
Komponen utama Rimpang Temu Putih adalah Zedoarin, kurdiaona dan kurkumol. Zat-zat tersebut ternyata
bersifat anti neoplastik, (merusak pembentukan ribosoma pada sel-sel dan jaringan liar) dengan cara
meningkatkan pembentukan jaringan fibroblas di sekeliling jaringan tumor/kanker, lalu membentuk lapisan
limposit dalam sel-sel/jaringan tumor/kamnker dan membungkusnya, sehingga sel-sel/jaringan-jaringan
tersebut tidak dapat berkembang, dan memudahkan untuk mengobati penyakit tersebut.
1.Bagi penderita kanker atau tumor, dianjurkan makan 3x1-2 kapsul, atau sesuai petunjuk dokter/herbalis
2.Bagi mereka yang baru diduga mengidap kanker/tumor. Atau mereka yang sudah sembuh dari penyakit-
penyakitnya tersebut dianjurkan mengkonsumsi 1 kapsul/hari.
Catatan : jangan sekali-kali meninggalkan pengobatan dokter, Zedora hanya sebagai suplemen pengobatan
dengan tujuan mempercepat penyembuhan.
Seperti hanya zat alami yang lain yang digunakan untuk membantu penyembuhan kanker/tumor, kapsul Zedora
(Temu Putih) juga tidak dianjurkan bagi ibu-ibu yang sedang hamil. Hal ini untuk menghindarkan klaim-klaim
yang tidak jelas penyebabnya.
Kemasan :