Bumi merupakan salah satu planet dari galaksi bimasakti. Manusia dan ciptaan Tuhan
melangsungkan kehidupan di bumi. Kita hidup di bumi berada di bagian kerak bumi
(lithospher) atau di permukaan bumi. Permukaan bumi terbentuk dari berbagai macam batuan
yang kurang lebih 80% adalah diselimuti oleh batuan sedimen dengan volume kurang lebih
0,32% dari volume bumi. Setiap daratan di bumi ini di bentuk oleh batuan – batuan ang
bermacam – macam. Dari sejumlah batuan yang memiliki ciri khas yang berbeda – beda
terangkum dalam sebuah lempeng – lempeng yang tersebar di seluruh dunia. Lempeng –
lempeng di permukaan bumi bersifat dinamis, karena adanya perbedaan perlapisan dan
tenaga endogen yang mengakibatkan pergerakan lempeng. Dari pergerakan lempeng dapat
menimbulkan sebuah siklus batuan yang tak dapat dipungkri adanya.
Lempeng tektonik adalah bagian dari kerak bumi dan lapisan paling atas, yang disebut
juga lithosphere. Atau menjelaskan tentang gerakan bumi dengan skala besar dari lithoepher
bumi. Teori yang meliputi konsep-konsep lama (kontinental drift) dikembangkan selama satu
setengah abad sejak abad ke-20 oleh Alfred Wegner tentang lantai samudra (seafloor) pada
tahun 1960-an. Lempeng tektonik memiliki tebal sekitar 100 km (60 mill) yang terdiri dari
dua jenis bahan pokok yaitu kerak samudra (disebut juga sima yang terdiri dari silikon dan
magnesium) dan kerak benua (disebut juga sial yang terdiri dari silicon dan megnesium).
Komposisi dari dua jenis lapisan terluar atau kulit dari kerak samudra adalah batuan basalt
(mafic) dan kerak benua terdiri dari batuan granitic yang prinsip kepadatannya rendah.
Permukaan bumi terdiri dari 15 lempeng besar (mayor) dan 41 lempeng kecil (minor), 11
lempeng kuno dan 3 dalam orogens, dengan jumlah keseluruhan 70 lempeng tektonik yang
tersebar di seluruh permukaan bumi. Lempeng mayor di bumi di anataranya :
African Plate covering Africa - Continental plate Afrika Plate meliputi Afrika - Benua
piring
Antarctic Plate covering Antarctica - Continental plate Antarctic Plate meliputi
Antartika - Benua piring
Australian Plate covering Australia - Continental plate Australia Plate meliputi
Australia - Benua piring
Indian Plate covering Indian subcontinent and a part of Indian Ocean - Continental
plate Indian Plate meliputi anak benua India dan merupakan bagian dari Samudra
Hindia - Benua piring
Eurasian Plate covering Asia and Europe - Continental plate Eurasian Plate meliputi
Asia dan Eropa - Benua piring
North American Plate covering North America and north-east Siberia - Continental
plate
South American Plate covering South America - Continental plate
Pacific Plate covering the Pacific Ocean - Oceanic plate
Lempeng tetonik memiliki nama yang berbeda – beda sesuai tempat atau asal lempeng
itu berada. Pada 225 juta tahun yang lalu, seluruh daratan di bumi ini merupakan satu
kesatuan yang disebut dengan Benua Pangaea pada zaman permian. Pergerakan lapisan bumi
terus terjadi saat 200 juta tahun yang lalu pada zaman triassic terbagi menjadi 2 Benua
Laurasia dan Benua Gondwanaland. Pergerakan lapisan bumi terjadi hingga saat ini terbagi
menjadi 5 belahan benua. Perubahan keadaan permukaan bumi terjadi selama 4 zaman
kurang lebih selama 225 juta tahun. Perubahan permukaan bumi ini yang mengakibatkan
adanya batas – batas lempeng tektonik di masing – masing lapisan bumi. Pergerakan yang
berasal dari tenaga endogen ini mengakibatkan sebuah siklus batuan dalam peroses
pergeseran lempeng.
Lempeng tektonik merupakan sebuah siklus batuan di bumi yang terjadi dalam skala
waktu geologi. Sikklus batuan tersebut terjadi dari pergerakan lempeng bumi yang bersifat
dinamis. Dengan pergerakan lempeng tektonik yang terjadi mampu membentuk muka bumi
serta menimbulkan gejala – gejala atau kejadian – kejadian alam seperti gempa tektonik,
letusan gunung api, dan tsunami. Pergerakan lempeng tektonik di bumi digolongkan dalam
tiga macam batas pergerakan lempeng, yaitu konvergen, divergen, dan transform
(pergeseran).
1. Batas Transform.
Terjadi bila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar (slide each other),
yaitu bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya tidak saling memberai maupun
saling menumpu. Batas transform ini juga dikenal sebagai sesar ubahan-bentuk (transform
fault).
2. Batas Divergen.
Terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberai (break apart). Ketika
sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan litosfer menipis dan terbelah, membentuk batas
divergen. Pada lempeng samudra, proses ini menyebabkan pemekaran dasar laut (seafloor
spreading). Sedangkan pada lempeng benua, proses ini menyebabkan terbentuknya lembah
retakan (rift valley) akibat adanya celah antara kedua lempeng yang saling menjauh tersebut.
Pematang Tengah-Atlantik (Mid-Atlantic Ridge) adalah salah satu contoh divergensi yang
paling terkenal, membujur dari utara ke selatan di sepanjang Samudra Atlantik, membatasi
Benua Eropa dan Afrika dengan Benua Amerika.
3. Batas Konvergen.
Terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan (consumed) ke arah kerak bumi, yang
mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu sama lain (one slip beneath
another). Wilayah dimana suatu lempeng samudra terdorong ke bawah lempeng benua atau
lempeng samudra lain disebut dengan zona tunjaman (subduction zones). Di zona tunjaman
inilah sering terjadi gempa. Pematang gunung-api (volcanic ridges) dan parit samudra
(oceanic trenches) juga terbentuk di wilayah ini.
Dari ketiga batas lempeng yang mendukung adanya siklus batuan di bumi ini. Setiap
daratan atau negara atau benua di dunia di batasi oleh lempeng yang berbeda – beda.
Dikarenakan sifatnya dinamis dan kekuatan masing – masing lempeng berbeda – beda, maka
terbentuk 3 batas lempeng tektonik Gempa yang terjadi di akibatkan oleh pergerakan
lempeng tektonik. Dan apabila dilihat pada daerah Indonesia yang merupakan daerah
ternbanyak yang dilewati oleh titik – titik gempa yang tersebar di seluruh nusantara.
Disebelah barat hingga ke selatan dari Indonesia dibatasi oleh lempeng tektonik, disebelah
utara dibatasi dengan lempeng yang berbeda, dan dibagian timur dibatasi dengan lempeng
yang berbeda pula. Jadi Indonesia dibatasi oleh 3 lempeng mayor dunia yang berbeda. Maka
dari itu Indonesia memiliki titik gempa yang tersebar hampir diseluruh nusantara. Negeri kita
tercinta berada di dekat batas lempeng tektonik Eurasia dan Indo-Australia. Jenis batas
antara kedua lempeng ini adalah konvergen. Lempeng Indo-Australia adalah lempeng yang
menunjam ke bawah lempeng Eurasia. Selain itu di bagian timur, bertemu 3 lempeng
tektonik sekaligus, yaitu lempeng Philipina, Pasifik, dan Indo-Australia. Seperti telah
dijelaskan sebelumnya, subduksi antara dua lempeng menyebabkan Lempeng Indo-Australia
dan Lempeng Eurasia menyebabkan terbentuknya deretan gunung berapi yang tak lain adalah
Bukit Barisan di Pulau Sumatra dan deretan gunung berapi di sepanjang Pulau Jawa, Bali dan
Lombok, serta parit samudra yang tak lain adalah Parit Jawa (Sunda). Lempeng tektonik
terus bergerak. Suatu saat gerakannya mengalami gesekan atau benturan yang cukup keras.
Bila ini terjadi, timbullah gempa dan tsunami, dan meningkatnya kenaikan magma ke
permukaan. Jadi, tidak heran bila terjadi gempa yang bersumber dari dasar Samudra Hindia,
yang seringkali diikuti dengan tsunami, aktivitas gunung berapi di sepanjang pulau Sumatra
dan Jawa juga turut meningkat.
Indonesia terletak pada jalur gunungapi tersebut dan merupakan negara dengan jumlah
gunungapi terbanyak. Pola penyebaran gunungapi menunjukkan jalur yang hampir mirip
dengan pola penyebaran fokus gempa dan tipe aktivitas kegunungapiannya tergantung pada
batas lempengnya. Hubungan ini menunjukkan bahwa volkanismamerupakan salah satu
produk penting sistem tektonik.
Akibatnya berbagai gejala alam di Indonesia sering terjadi. Yang salah satunya banyak
di jumpai gunung api di bagian selatan Indonesia yang merupakan buah karya dari
pergerakan lempeng Ino-Australian dengan lempeng Eurasian. Jumlah gunung api di
Indonesia 177 gunung api, Sert gunung api juga di temui di daerah sebagain dari pulau
halmahera dan sebagian dari pulau sulawesi yang merupakan tempat pertemuan lempeng
pasifik dengan lempeng eurasian.
Dari segi ilmu kebumian, Indonesia benar-benar merupakan daerah yang sangat
menarik. Kepentingannya terletak pada rupabuminya, jenis dan sebaran endapan mineral
serta energi yang terkandung di dalamnya, keterhuniannya, dan ketektonikaannya. Oleh
sebab itulah, berbagai anggitan (konsep) geologi mulai berkembang di sini, atau
mendapatkan tempat untuk mengujinya (Sukamto dan Purbo-Hadiwidjoyo, 1993).
Inilah wilayah yang memiliki salah satu paparan benua yang terluas di dunia (Paparan
Sunda dan Paparan Sahul), dengan satu-satunya pegunungan lipatan tertinggi di daerah
tropika sehingga bersalju abadi (Pegunungan Tengah Papua), dan di sini pulalah satu-satunya
di dunia terdapat laut antarpulau yang terdalam (-5000 meter) (Laut Banda), dan laut sangat
dalam antara dua busur kepulauan (-7500 meter) (Dalaman Weber). Dua jalur gunungapi
besar dunia bertemu di Nusantara. Beberapa jalur pegunungan lipatan dunia pun saling
bertemu di Indonesia. Indonesia pun dibentuk oleh pertemuan dua dunia : asal Asia dan asal
Australia. Ini mengakibatkan begitu kayanya biodiversitas Indonesia.
Meskipun Indonesia hanya meliputi sekitar 4 % dari luas daratan di Bumi, tidak ada
satu negeri pun selain Indonesia yang mempunyai begitu banyak mamalia, 1/8 dari jumlah
yang terdapat di dunia). Bayangkan, satu dari enam burung, amfibia, dan reptilia dunia
terdapat di Indonesia; satu dari sepuluh tumbuhan dunia terdapat di Indonesia (Kartawinata
dan Whitten, 1991). Indonesia juga memiliki keanekaragaman ekosistem yang lebih besar
dibandingkan dengan kebanyakan negara tropika lainnya. Sejarah geologi dan
geomorfologinya yang beranekaragam, dan kisaran ikim dan ketinggiannya telah
mengakibatkan terbentuknya banyak jenis hutan daratan dan juga hutan rawa, sabana, hutan
bakau dan vegetasi pantai lainnya, gletsyer, danau-danau yang dalam dan dangkal, dan lain-
lain.
Salah satu jalur timah terkaya di dunia menjulur sampai di Nusantara, daerahnya
mempunyai akumulasi minyak dan gasbumi yang tergolong besar. Meskipun berumur muda,
batubara Indonesia yang jumlahnya cukup besar dapat dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan. Tak kalah pentingnya adalah endapan nikel dan kromit yang terbawa oleh
tesingkapnya kerak Lautan Pasifik di beberapa wilayah di Indonesia Timur.
Bagian tertentu Indonesia sangat baik untuk dihuni. Ini tidak hanya berlaku saat ini
yang memungkinkan orang dapat bercocok tanam dan memperoleh hasil yang baik karena
tanah subur dan air yang berlimpah, tetapi juga pada masa lampau, sebagaimana terbukti
dengan temuan fosil manusia purba di beberapa tempat di Indonesia. Maka, Indonesia
penting dalam dunia paleoantropologi sebagai salah satu pusat buaian peradaban manusia di
dunia. Semua kepentingan dan keunikan geologi Indonesia ini timbul karena latar belakang
perkembangan tektonik wilayah Nusantara. Di sinilah wilayah tempat saling bertemunya tiga
lempeng besar dunia : Eurasia - Hindia-Australia - Pasifik yang menghasilkan deretan busur
kepulauan dan jajaran gunungapi, tanah yang subur, pemineralan yang kaya dan khas,
pengendapan sumber energi yang melimpah, dan rupabumi yang menakjubkan
(Sukamto dan Purbo-Hadiwidjoyo, 1993).