Anda di halaman 1dari 12

REDIFINISI BESARAN KERJA, DAYA, DAN ENERGI

SEBAGAI BESARAN VEKTOR

Karuniadi Satrijo Utomo


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang (UNNES)
Kampus Unnes Gd E4, Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229, email: utomo_unnes@yahoo.com

Abstract: Until now, work, power, and energy were defined as physical and engineering quantities
that only to be use as scalar quantities. Actually, they were vector quantities. That condition could
potentially brought to some miss-understood and miss-applicable in using those theories as well as
all of their related theories. This article was describing briefly about that problems and giving some
related simple deductions and empirical facts in order to clarify the new concept for emphasizing
and treating the work, power, and energy as vector quantities. It is hope that with this new concept,
the work, power, and energy theories will be more useful for scienceties and practices.

Keywords : vector, energy, work, power

Abstrak: Hingga sekarang, besaran kerja, daya, dan energi merupakan besaran-besaran yang
hanya didefinisikan dalam fisika dan teknik sebagai besaran skalar. Kenyataannya, ketiganya
merupakan besaran vektor. Kondisi itu berpotensi membawa kecenderungan pada kesalahan
dalam pemahaman dan penerapan terhadap teori-teori tersebut dan semua teori-teori lainnya yang
berkaitan. Artikel ini memuat deskripsi singkat tentang masalah tersebut dan menyajikan beberapa
deduksi dan bukti empiris sederhana terkait dalam upaya mengklarifikasikan suatu konsep baru
untuk menekankan dan menggunakan besaran kerja, daya, dan energi sebagai besaran vektor.
Diharapkan dengan konsep baru ini, teori kerja, daya, dan energi akan makin berguna bagi
ilmuwan dan praktisi ahli.

Kata kunci : vektor, energi, kerja, daya

PENDAHULUAN persatu, misalnya dipersilakan membaca kembali


Sejalan dengan perkembangan ilmu dan pustaka dalam daftar pustaka artikel ini.
teknologi hingga awal abad ke-22 ini, teori kerja, Artikel ini disajikan untuk mengupas secara
daya, dan energi telah banyak dimanfaatkan untuk singkat ketidaktepatan pemakaian besaran skalar
pengembangan berbagai teori lanjut dalam bidang untuk besaran kerja, daya, dan energi, sekaligus
fisika dan teknik. Khususnya di bidang teknik sipil, 3 menjabarkan konsep baru bahwa besaran kerja,
teori tersebut telah banyak juga dimanfaatkan untuk daya, dan energi adalah besaran vektor.
penciptaan berbagai sarana dan prasarana guna Konsep tersebut secara konsisten merubah
mempermudah dalam pelaksanaan berbagai jangkauan aplikasi 3 besaran tersebut menjadi
aktivitas sehari-hari. makin luas. Hal demikian karena penerapan
Pada pustaka-pustaka, artikel-artikel ilmiah, besaran vektor jauh lebih luas daripada besaran
dan materi-materi kursus yang digunakan tutor skalar.
selaku nara sumber, hingga kini besaran kerja, Konsep tersebut perlu juga disertai upaya
daya, dan energi dipahami, dipakai, dan disajikan konsisten dalam pemakaian dan penyajiannya
dalam persamaan-persamaan matematis sebagai melalui persamaan-persamaan terkait dalam
besaran skalar. Karena banyaknya pustaka dan pustaka, artikel, maupun berbagai sarana publikasi
artikel demikian maka sulit disebutkan di sini satu ilmiah di masa datang.

Redifinisi Besaran Kerja, Daya, Dan Energi Sebagai Besaran Vektor – Karuniadi S.U. 39
Hasil pemikiran dalam artikel ini diharapkan dalam persamaan matematis untuk referensi-
dapat dipakai untuk meningkatkan produk para referensi terkait di masa datang.
praktisi ahli dalam menerapkan teori-teori tersebut Pada bagian ini disampaikan teori kerja,
beserta teori-teori lain terkait di masa datang. daya, dan energi dalam notasi vektor, sebagai
landasan konsep yang disampaikan.
Tujuan
Tujuan artikel ini: (1) mengungkapkan fakta- Kerja
fakta ketidaktepatan pemakaian besaran skalar Kerja (work) didefinisikan sebagai
untuk kerja, daya, dan energi; (2) mengungkapkan perkalian gaya yang bekerja pada suatu benda
fakta-fakta ketepatan penggunaan besaran vektor dengan gerak partikel/ benda oleh gaya
untuk besaran kerja, daya, dan energi; (3) tersebut. Kerja merupakan besaran vektor, arah
mengeliminasi beberapa kesalahan operasi kerja sesuai dengan arah gaya, secara
matematis dalam teori kerja, daya, dan energi yang matematik diformulasikan:
mungkin berdampak menghambat perkembangan
....... (1)
teori-teori lanjut dalam fisika maupun teknologi;
(4) memicu koreksi atas kesalahan-kesalahan Dengan adalah kerja (J), adalah
pengaplikasian teori kerja, daya, dan energi baik
gaya (N), dan adalah gerak partikel/ benda
dalam lingkup eksperimental maupun lapangan,
(m).
khususnya di kalangan civitas akademik dan praktisi
ahli.
Daya
Daya (power) didefinisikan sebagai kerja
Konsep pemikiran dalam artikel ini adalah
per satuan waktu. Daya merupakan besaran
“menyatakan bahwa besaran kerja, daya, dan
vektor dengan arah sesuai dengan arah kerja
energi dalam konteks bidang fisika dan teknik
dan gaya, secara matematis diformulasikan:
merupakan besaran vektor, bukan skalar.”
Konsep tersebut dapat juga dimaknai “merubah
....... (2)
esensi dan aplikasi besaran kerja, daya, dan
energi dalam konteks bidang fisika dan teknik Dengan adalah daya (J/s atau W),
yang hingga kini diyakini sebagai besaran skalar
adalah kerja oleh gaya (J), dan t adalah
menjadi besaran vektor. ”
selang waktu kerja (s).
Oleh karena merupakan besaran vektor
bukan skalar, pemakaian ketiga besaran secara
Energi
konsisten perlu diluruskan sesuai dengan
Dalam teori kerja-energi (work-energy
kaidah aljabar dan kalkulus vektor bukan aljabar
theory) yang dijabarkan dari hukum-hukum
biasa.
gerak oleh Newton dinyatakan bahwa kerja oleh
Konsep tersebut secara konsisten harus
gaya terhadap benda sama dengan perubahan
disertai dengan pembenahan pemahaman
energi kinetik benda. Secara matematis,
makna 3 besaran tersebut dan penyajiannya
dinyatakan dengan persamaan:

40 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 16 – Januari 2014, hal: 39 – 50
.... (3) gaya pada benda. Untuk kasus 1-Dimensi arah
sumbu-x dinyatakan dengan persamaan:
dengan adalah kerja oleh gaya (atau
. . . (6)
resultan), adalah energi kinetik mula-mula

benda, dan adalah energi kinetik benda dengan > adalah energi potensial (J),

dalam keadaan gerak. Ketiga besaran adalah adalah kerja oleh gaya (J), dan (x)
dinyatakan dalam satuan joule. adalah proyeksi gaya pada sumbu-x.
Pada fenomena gerak partikel/ benda Prinsip kekekalan energi pada sistem
dengan massa m kg dan kecepatan m/s, dapat diperluas ke bentuk yang lebih lengkap

partikel dikatakan memiliki energi kinetik ( , dalam pengertian kekekalan energi relativistik

kinetic energy) sebesar: (conservation of relativity energy). Konsep


relativitas energi diperkenalkan dalam bentuk
....... (4) postulat oleh Thomas A. Einstein dengan istilah
energi diam @ 0 c2 dengan m0 massa benda
=m
Energi kinetik merupakan besaran vektor
dalam keadaan diam dan c adalah cepat rambat
dengan arah sesuai arah kerja. Satuan dan
cahaya pada vakum.
dimensi energi kinetik sama dengan satuan dan
2
dimensi kerja. +…+ m0 c =

Energi potensial ( , potential energy) 0 ... (7)


merupakan energi pada partikel/ benda karena
Pada persamaan (7), adalah energi
posisinya. adalah besaran vektor dengan mekanis (mechanical energy) yaitu jumlah
arah sesuai elevasi benda terhadap referensi energi kinetik dan energi potensial, sedangkan
tinggi. didefinisikan sebagai perkalian antara merupakan potensial energi gesekan
massa, percepatan gravitasi, dan tinggi benda (potential friction-energy) yaitu rasio energi oleh
terhadap referensi tertentu, dinyatakan secara gaya gesek terhadap energi potensial benda.
matematis: Pemakaian nilai ratio ditujukan untuk
memudahkan hitungan besar energi gesekan.
....... (5)
Gaya gesek adalah gaya reaksi atau

dengan adalah energi potensial (J), perlawanan terhadap gaya aksi pada benda,
dapat berupa gaya gesek internal ( , shear
m adalah massa partikel/ benda (kg), adalah
force) dalam benda atau gaya gesek eksternal
percepatan gravitasi (m/s2), dan elevasi
( , friction force) di luar benda. Gaya gesek
partikel terhadap referensi tertentu (m).
bekerja mereduksi energi mekanis benda.
Besar dipengaruhi oleh perubahan
susunan (konfigurasi) sistem gaya konservatif, Ketentuan arah vektor
mencakup partikel/ benda dan lingkungannya. Sesuai dengan konsep yang dibahas,
Perubahan energi potensial didefinisikan sebagai besaran vektor, besaran kerja, daya, dan
sebagai nilai negatif dari kerja yang dilakukan

Redifinisi Besaran Kerja, Daya, Dan Energi Sebagai Besaran Vektor – Karuniadi S.U. 41
energi perlu ditetapkan memiliki arah, disamping Dengan adalah gaya pegas (N), k
memiliki besar. Untuk itu, arah besaran-besaran
adalah konstanta pegas (N/m), dan adalah
tersebut harus ditetapkan mengacu kesepakatan
gerak peregagan pegas (m).
para ahli dan hukum-hukum gaya dalam Hukum
Tampak dalam Gambar 1, arah gaya
Newton. Sesuai Hukum I Newton, arah gaya berat
reaksi yang berlawanan dengan gaya aksi dapat
yang memiliki arah kebawah (↓) adalah negatif (@). menimbulkan tanda berlawan pada gaya pegas,
Sesuai Hukum III Newton, arah gaya reaksi dan = @ kx. Namun, tanda berlawanan itu tidak
gaya gesek terhadap gaya berat yang memiliki arah merubah grafik persamaan, sehingga tanda
keatas (↑) adalah positif (+). tersebut tidak menunjukkan arah gaya pegas
Sesuai dengan ketentuan arah gaya melainkan kondisi pegas oleh pengaruh gaya
tersebut, maka arah gerak benda kebawah (↓) aksi. Untuk gaya pegas bernilai positif,
dinyatakan memiliki arah negatif (@), sehingga pasangan gaya aksi dan gaya pegas
Aksi
arah untuk kecepatan, percepatan, kerja, daya,
menunjukkan kondisi pegas dikompres, lihat
energi kinetik, energi potensial, dan energi
Gambar 1(b). Sebaliknya, untuk gaya pegas
mekanis kebawah (↓) harus dinyatakan memiliki
bernilai negatif, pasangan gaya aksi Aksi dan
nilai negatif (@). Sebaliknya, untuk arah gerak,
gaya pegas menunjukkan kondisi pegas
kecepatan, percepatan, kerja, daya, energi
kinetik, energi potensial, dan energi mekanis diregangkan, lihat Gambar 1(a).

keatas (↑) secara konsisten harus juga Energi kinetik pegas yang mengalami
dinyatakan memiliki nilai positif (+). peregangan atau kompresi diformulasikan
berdasar luasan diagram gaya, sesuai dengan

Gaya dan Energi Elastis Pegas luasan segitiga yang diarsir dalam Gambar 1.

Kasus empirik sederhana yang dipakai Energi kinetik pegas diformulasikan:

sebagai bukti diambil berdasarkan aplikasi


....... (9)
Hukum Hooke pada pegas. Dalam Hukum
dengan adalah energi kinetik pegas (J atau
tersebut, gaya pegas ( , spring force) adalah
2 2
kgm /s ), k adalah konstanta pegas (N/m), dan
gaya reaksi terhadap gaya aksi Aksi, lihat
adalah gerak peregagan pegas (m).
Gambar 1(b). Gaya pegas diformulasikan:

....... (8)

42 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 16 – Januari 2014, hal: 39 – 50
(a) = kx (b) = kx

x x
x1 x x2 x1 x x2
x x
= − kx Aksi = kx Aksi

normal diregangkan dikompres normal

Gambar 1 . Hukum Hooke tentang Pegas

HASIL DAN PEMBAHASAN penciptaan berbagai produk pesawat yang


Pada bagian awal pembahasan perlu bermanfaat dalam kehidupan. Di antara
ditegaskan 3 pokok penting yang diperhatikan produk teknologi, antara lain mikroskop,
dalam kajian konsep yang telah disampaikan loop, teropong, dan teodolith, digunakan
pada subbab terdahulu sebagai berikut: sebagai alat untuk mengkaji lebih lanjut
1. Konsep yang dinyatakan dalam artikel ini kebenaran teori-teori yang telah ada dan
tidak dimaksudkan untuk mengganti seluruh menggapai pengembangan teori-teori lanjut
bagian teori kerja, daya, maupun energi yang benar-benar baru.
dengan teori baru, tetapi dimaksudkan 2. Teori kerja, daya, dan energi dikaji secara
untuk membenahi bagian esensial pada bersamaan dalam artikel ini karena saling
teori tersebut. Hal demikian mengingat berkaitan sangat erat.
pentingnya 3 teori tersebut. Kerja yang dilakukan oleh gaya berkaitan
Pembenahan teori kerja, daya, dan energi erat dengan besar energi yang diperlukan
khususnya dikaitkan lingkup ranah studi untuk melakukan kerja tersebut. Kerja
mekanika klasik dalam konteks aplikasi berkaitan pula dengan besar energi yang
maupun pengembangan teori lanjut. dialihragamkan/ ditransformasikan melalui
Teori kerja, daya, dan energi amat penting kerja tersebut, sesuai kandungan teorema
dalam fisika dan teknologi, di mana teori- kerja-energi (work-energy theory).
teori tersebut diimplementasikan. Dalam Daya merupakan laju kerja tiap satuan
fisika, 3 teori tersebut tidak hanya dipakai waktu, sehingga erat kaitannya dengan
sebagai fundamen dalam pengembangan besar laju energi yang dialihragamkan/
ilmu atau teori-teori lanjut terkait, tetapi juga ditransformasikan. Daya sering digunakan
efektif digunakan untuk mengungkapkan sebagai batas minimal untuk pelaksanaan
berbagai fenomena alam di jagad raya. suatu kerja maka berkaitan erat dengan
Sedangkan dalam teknologi, tiga teori besar energi minimal yang harus tersedia
tersebut efektif juga digunakan untuk sebelum kerja tersebut dilakukan.

Redifinisi Besaran Kerja, Daya, Dan Energi Sebagai Besaran Vektor – Karuniadi S.U. 43
Dengan demikian, baik kerja maupun daya berlawanan arah, maka kerja yang
berkaitan erat dengan energi, baik dalam dihasilkan oleh masing-masing gaya akan
pernyataan energi kinetik, energi potensial, tidak searah atau berlawanan arah sesuai
energi mekanis, energi gesekan, energi dengan arah gaya besangkutan.
diam, dan efisiensi transformasi energi. Sebagai misal kerja oleh gaya gesek
3. Sejalan perkembangan teori dalam ranah memiliki arah sesuai dengan arah gaya
matematika, sebagai alat deduksi yang efektif gesek dan berlawanan dengan arah gaya
dalam fisika dan teknik, besaran vektor dan penggerak maupun arah gerak benda.
skalar merupakan 2 besaran yang digunakan Kerja oleh gaya gesek memiliki arah
secara berlainan. Besaran skalar yang hanya negatif.
memiliki besar dipakai sesuai dengan kaidah
Contoh lain adalah dalam konteks kerja
aljabar (aljabar biasa). Sedangkan besaran
oleh gaya reaksi ( , reaction) dengan
vektor memiliki besar dan arah digunakan
fungsi menjaga stabilitas benda untuk tetap
sesuai kaidah aljabar vektor dalam kalkulus.
dalam keadaan tegar, rigid atau flexibel,
Pada bagian konsep dan landasan teori, kerja diartikan sebagai suatu hasil yang
term untuk besaran kerja, daya, dan energi dilakukan oleh gaya reaksi dalam melawan
dinyatakan dalam notasi vektor sebagai upaya gaya aksi, yang bekerja merubah posisi
koreksi terhadap notasi untuk term besaran- partikel dalam ruang dan waktu. Untuk itu
besaran tersebut yang dimuat dalam pustaka- kerja oleh gaya reaksi bearah negatif pada
pustaka atau artikel-artikel ilmiah terdahulu. sistem yang ditinjau.
Untuk itu, notasi untuk term besaran-besaran 2. Sesuai definisi pada persamaan (2), besaran
tersebut dapat dibandingkan dengan term lain daya adalah laju kerja tiap satuan waktu.
dalam pustaka-pustaka maupun artikel-artikel Sebagai suatu laju atau kecepatan, daya harus
ilmiah yang telah ada, baca acuan dalam dinyatakan dalam besaran vektor sebagaimana
bagian daftar pustaka artikel ini. laju atau kecepatan (rate or speed) pada

Fakta-fakta Deduktif umumnya.


3. Substitusi persamaan (1) ke persamaan (2)
Sesuai tujuan artikel ini untuk menunjukkan
fakta-fakta kebenaran deduktif dan empirik dan ke dalam persamaan yang

ketepatan pemakaian besaran vektor daripada dihasilkan maka diperoleh persamaan baru
skalar untuk besaran kerja, daya, dan energi, sebgai berikut:
disampaikan fakta-fakta sebagai berikut:
sehingga
1. Sesuai definisi pada persamaan (1), besaran
kerja merupakan produk suatu gaya dan ....... (10)
memiliki arah sesuai dengan arah gaya (atau Persamaan tersebut menunjukkan bahwa
resultan). Hal demikian mudah dipahami
daya merupakan produk dari 2 vektor.
dengan meninjau suatu sistem dengan
Mencermati pokok pada nomor 2 bahwa
banyak gaya yang tidak searah atau
daya adalah besaran vektor, maka operasi

44 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 16 – Januari 2014, hal: 39 – 50
perkalian dalam persamaan (10) tersebut harus juga dinyatakan dalam nilai elevasi
harus dinyatakan dalam operasi perkalian bukan tinggi h.
vektor agar menghasilkan besaran vektor. Sebagai misal, energi potensial air dalam
Hal tersebut menegaskan bahwa daya lebih suatu kolam ikan dengan massa air total 20
tepat dinyatakan dalam besaran vektor ton dan elevasi permukaan air -20 m dari
daripada skalar. suatu referensi (datum) memiliki energi

Sebagai misal, gaya gerak lempeng tektotik potensial sebesar @400 J.

sebesar 0,5 ton dengan sudut 0,5° yang


6. Potensial energi gesekan dalam
menggerakkan lempeng tektonik dengan
persamaan (7) memiliki arah berlawanan
kecepatan gerak 2 cm/tahun memproduksi
atau memiliki daya sebesar 0,999996 J/s. dengan energi mekanis sehingga
mereduksi energi mekanis benda dan harus
4. Sesuai definisi persamaan (4), energi kinetik
dinyatakan dengan tanda negatif dalam
merupakan produk kerja yang dihasilkan persamaan tersebut.
oleh gaya dinamik, yang dipresentasikan pada Sebagai misal, gaya gesek antar molekul fluida
massa dan kecepatan benda. Energi kinetik dan antara molekul cairan dan dinding saluran
memiliki arah sesuai dengan arah kerja, daya, mereduksi energi mekanis aliran fluida.
dan gaya penyebabnya sehingga energi kinetik
harus dinyatakan dalam besaran vektor. Fakta-fakta Empirik
Sebagai misal, energi kinetik suatu mobil Hasil pengujian sebuah model pegas
dengan massa 2 ton yang bergerak dengan dengan ujung atas dipasang tetap dengan
kecepatan 2 m/s dapat berkurang besarnya tumpuan bertipe jepit dan ujung bawah diberi
ketika kecepatan diperkecil dengan rem. Gaya beban 1 kg(f) divisualisasikan dalam Gambar 1
gesek yang ditimbulkan rem memproduksi dibahas pada bagian ini sebagai kasus empirik
energi kinetik dengan arah berlawanan sederhana untuk membuktikan besaran kerja,
terhadap gerak mobil maupun gaya penggerak daya, dan energi adalah besaran vektor, bukan
mobil sehingga mereduksi energi kinetik mobil skalar. Pegas terpakai memiliki panjang 40 cm,
tersebut. diameter ½’’, dan konstanta pegas 0,005 N/m.
5. Sesuai definisi dalam persamaan (5), energi Gaya penggerak (driven force) 0,2 N.
potensial dipengaruhi oleh elevasi benda
yang dipresentasikan oleh beda tinggi h benda
terhadap referensi tinggi yang ditetapkan.
Energi potensial memiliki arah negatif jika
benda berada di bawah elevasi referensi
sehingga bekerja negatif terhadap benda
pada elevasi posisi referensi. Karena itu,
energi potensial harus dinyatakan dengan
besaran vektor dengan posisi/ lokasi benda

Redifinisi Besaran Kerja, Daya, Dan Energi Sebagai Besaran Vektor – Karuniadi S.U. 45
Rileks Normal Regang Kompres Beban: (↓)

Gaya pegas: (← →)
Gaya penggerak: (↓)
Gaya aksi: (↓)

Gaya reaksi: (↑)


3. Pegas dalam keadaan regang dengan posisi
horizontal titik berat beban digunakan sebagai
elevasi posisi bawah. Gaya-gaya pada model
Posisi dinyatakan dengan persamaan-persamaan
1k
atas
matematis sama dengan gaya-gaya pada
keadaan rileks:

Posisi 1k
Beban: (↓)
normal
Gaya pegas: (← →)

Posisi
Gaya penggerak: (↓)
bawah
1k Gaya aksi: (↓)
Gaya reaksi: (↑)
Dibandingkan dengan gaya-gaya pada kondisi
rileks, gaya-gaya pada kondisi regang memiliki
Gambar 1 . Gaya, Kerja, Daya, dan Energi Pegas
besar (magnitudo) lebih besar, namun arah
gaya-gaya tersebut sama.
Model pegas dapat berada dalam 3 kondisi,
yaitu kondisi normal, regang, atau kompres. Gaya beban dan penggerak terserap dalam

Kondisi tersebut diuraikan sebagai berikut. pegas bersama dengan gaya pegas dan
dipresentasikan oleh gaya aksi.
1. Pegas dalam keadaan rileks tanpa beban
diujung bawah. Pegas dan tumpuannya tidak 4. Pegas dalam keadaan kompres dengan posisi

memberikan gaya reaksi. Kondisi ini tidak horizontal titik berat beban digunakan sebagai

diakomodasikan dalam model. elevasi posisi atas. Gaya-gaya pada model


dinyatakan dengan persamaan-persamaan:
Beban: =0
Beban: (↓)
Gaya pegas: =0
Gaya pegas: (→ ←)
Gaya reaksi: =0
Gaya penggerak: (↑)
2. Pegas dalam keadaan rileks, dapat disebut
dengan kondisi normal atau setimbang, posisi Gaya aksi: (↑)
horizontal titik berat beban digunakan sebagai Gaya reaksi: (↓)
elevasi posisi normal. Gaya-gaya pada model:

46 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 16 – Januari 2014, hal: 39 – 50
Model pegas dapat bergerak naik dan turun Pokok ini dikaji pula dalam pokok ke-5 kajian
sebagaimana gerak oscilasi, namun demikian deduktif.
untuk pembuktian konsep yang disampaikan tidak
diperlukan seluruh gerak ocsilasi pegas. Bagian 30
20
gerak ocsilasi pegas yang perlu dikaji dapat
10
Referensi normal
difokuskan pada gerak pegas pada periode 0 t

( m)
-10 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
pertama setelah pegas tersebut mencapai posisi
-20
tinggi (kompresi) pertama kali. Dengan demikian, -30
gerak pegas mula-mula setelah diregangkan dan -40
-50
dilepaskan dengan gaya penggerak hingga
-60
mencapai posisi tinggi (kompresi) pertama kali
dapat diabaikan. Demikian juga gerak turun beban Gambar 2 . Hubungan antara dan t

pada periode ke-2, ketika beban di ujung pegas 0.4


0.3
mulai bergerak turun setelah beban tersebut
0.2
mencapai posisi tinggi (kompresi) ke-2 kali dan

(m/s)
0.1

seterusnya hingga terhenti juga dibaikan. 0 t


-0.1 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
Hasil simulasi model pegas ditampilkan
-0.2
dalam Gambar 1, 2, dan 3. Hasil itu diperoleh dari
-0.3
hitungan yang dimuat dalam Tabel 1 dan 2. Data -0.4

terpakai dipetik di antara 124 kali periode pegas Gambar 3 . Hubungan antara dan t
bergerak naik turun dengan periode makin kecil
Kecepatan Gerak Elastis Pegas ditampilkan
dan beda posisi atas dan bawah makin kecil.
dalam Gambar 3. Kecepata gerak pegas mudah
Dalam Gambar 2 ditampilkan gerak oscilasi dipahami sebagai besaran vektor. Pada setengah
pegas dalam hubungan antara dan t. Dalam periode gerak pegas pertama kecepatan bernilai

konsep baru yang disampaikan ini digunakan positif dan pada setengah periode berikutnya
kecepatan bernilai negatif.
referensi normal (lihat Gambar 1) dan besaran
elevasi pada umumnya: 0.6
Em
Em (Hooke)
0.4
hmin < < hmaks Ep
0.2 Ek
Energi (J)

dengan: t
Ek (Hooke)
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
hmin < hmaks, hmin R, hmaks R -0.2
Em
Hal tersebut tampak sederhana namun -0.4

penting dalam konteks perhitungan energi -0.6 Ek Ep

potensial dan mekanis, mengingat term di kanan


Gambar 4 . Energi Gerak Elastis Pegas
tanda sama dengan (“=”) dalam persamaan (5)
Energi pegas ditampilkan dalam Gambar 4,
dan (7) umum diterapkan dalam konsep energi
meliputi energi kinetik, energi potensial, dan energi
yang selalu bernilai positif dengan 0 < h < hmaks.
mekanis yang dihasilkan oleh kerja dengan daya

Redifinisi Besaran Kerja, Daya, Dan Energi Sebagai Besaran Vektor – Karuniadi S.U. 47
tertentu yang dilakukan oleh gaya aksi pada massa pegas (m) yang sulit dilakukan dengan
pegas. teliti. Hal itu lebih lanjut menunjukkan hitungan
Energi potensial pegas dihitung memakai energi kinetik dengan persamaan (4) kurang
persamaan (5) tampak bernilai positif dan negatif. sesuai untuk menyelesaikan permasalahan pada
Energi potensial bernilai positif menunjukan bahwa pegas. Untuk masalah pegas, hitungan energi
bagian massa pegas di atas referensi elevasi kinetik dilakukan juga memakai persamaan (8).
membebani bagian massa pegas di bawah Karena gaya beban dan penggerak terserap
referensi elevasi, yang berada di bawah bagian dalam pegas bersama gaya pegas dan
massa pegas di atas referensi elevasi. Dapat dipresentasikan oleh gaya aksi pada pegas, maka
diartikan energi potensial massa di atas referensi hitungan dilakukan mamakai masukan gaya aksi
elevasi memiliki arah positif terhadap massa pada dengan didahului mensubstitusikan persamaan (8)
dan di bawah referensi elevasi. Sebaliknya, energi ke dalam persamaan (9).
potensial bernilai negatif menunjukan bagian Dapat dicermati pada Gambar 4, energi
massa pegas di bawah referensi elevasi kinetik pegas bernilai positif jika pegas meregang
membebani secara menarik atau mengisap dari referensi elevasi normal menuju rengangan
bagian massa pegas di atas referensi elevasi. Hal maksimal, hingga mencapai referensi elevasi
ini diartikan energi potensial massa di bawah normal kembali. Arah energi kinetik dari elevasi
elevasi referensi memiliki arah negatif terhadap referensi bawah hingga referensi normal.
massa pada dan di atas referensi elevasi. Karena Sebaliknya, energi kinetik bekerja negatif jika
memiliki arah disamping nilai/ besar, energi pegas terkompres dari referensi elevasi normal,
potensial merupakan besaran vektor. kompresi maksimal, hingga mencapai referensi
Energi kinetik pegas dihitung memakai elevasi normal kembali. Arah energi kinetik dari
persamaan (4), di samping persamaan (8). elevasi referensi atas hingga referensi normal.
Hitungan energi kinetik memakai persamaan (4), Pada Gambar 4 tampak juga, sebagai
di mana energi kinetik merupakan hasil integrasi jumlah energi potensial dan energi kinetik, energi
gaya dalam selang gerak tertentu, menunjukan mekanik pegas berada pada kisaran referensi
hasil yang realistis: normal yang menunjukkan energi mekanis pada
1. Energi kinetik bernilai nol saat beban yang gerak oscilasi berada di sekitar referensi normal.
diamati pada posisi atas (kompresi) dan bawah Dalam Tabel 1 dan 2 ditampilkan hitungan
(regang) ketika kecepatan sesaat bernilai nol. gaya, kerja, daya, dan energi model pegas oleh

2. Energi kinetik bernilai maksimal saat beban gaya aksi dan reaksi. Baik posisi, kecepatan, gaya,

yang diamati pada posisi normal ketika kerja, daya, energi kinetik, energi potensial, dan
energi mekanis pada sistem memiliki besar dan
kecepatan sesaat bernilai maksimal.
arah yang menunjukkan sebagai besaran vektor,
3. Arah energi kinetik sesuai ketentuan vektor.
bukan skalar.
Namun, nilai energi kinetik menunjukkan terlalu
Gaya aksi memproduksi kerja, daya, dan
kecil dibandingkan energi potensial hingga energi
energi, baik energi kinetik, potensial, dan mekanis.
mekanis pegas sangat didominansi energi
Sedangkan gaya reaksi hanya memproduksi kerja,
potensial. Hal itu dapat disebabkan data masukan
daya, dan energi kinetik sesuai dengan gaya aksi.

48 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 16 – Januari 2014, hal: 39 – 50
Simpangan pegas yang besarnya makin kecil namun hal tersebut tidak dikaji lebih lanjut karena
sejalan pertambahan waktu menunjukkan adanya berada di luar tujuan artikel ini.
reduksi gaya aksi sejalan pertambahan waktu,

Tabel 1 . Hitungan Gaya, Kerja, dan Daya oleh Gaya Reaksi

Tabel 2 . Hitungan Gaya, Kerja, dan Daya oleh Gaya Aksi

Eliminasi Kesalahan-kesalahan Pemakaian penyelesaian permasalahan yang relatif


Teori Kerja, Daya, dan Energi kompleks,
Beberapa kesalahan pada aplikasi teori 3. Keterbatasan perangkat tulis, cetak, dan
energi, kerja, dan daya baik dalam lingkup hitung untuk penyajian, pendokumentasian,
kajian dan pengembangan teori, eksperimental dan pemakaian persamaan-persamaan
maupun lapangan antara lain: dalam perhitungan.
1. Kesalahan pemakaian persamaan dasar Beberapa upaya yang perlu dilakukan
dalam penyelesaian permasalahan yang untuk mengeliminasi kesalahan-kesalahan pada
sederhana, dan aplikasi teori kerja, daya, dan energi yang
2. Kesalahan pemakaian persamaan yang dijabarkan terdahulu antara lain:
dikembangkan dari persamaan dasar pada

Redifinisi Besaran Kerja, Daya, Dan Energi Sebagai Besaran Vektor – Karuniadi S.U. 49
1. Mengaplikasikan persamaan-persamaan Giancoli, Douglas C. 1998. Physics: Principles
with Applications, 5th Ed. London:
dasar dengan terminologi baru memakai
Prentice Hall International Inc.
besaran vektor untuk besaran kerja, daya,
Halliday, D., Robert Resnick, dan Walker,
dan energi yang telah disampaikan dalam
James S. 1997. Fundamentals of Physics.
th
artikel ini. 5 Ed. New York: John Wiley & Sons, Inc.
2. Mengevaluasi persamaan-persamaan yang
Halliday, David, Robert Resnick, dan Kenneth S.
dikembangkan dari persamaan dasar untuk Krane. 2002. Physics, Vol.II Extended, 5th
Ed. NewYork: John Wiley & Sons Inc.
besaran kerja, daya, dan energi dalam
pustaka-pustaka maupun artikel-artikel ilmiah Hewitt, Paul G. 1997. Conceptual Physics, USA:
Addison-Wesley Publishing Company.
yang telah ada.
René, Dugas. 1955. A History of Mechanics.
Translated from French in to English by J.
KESIMPULAN
Maddox. London: Routledge & Kegan
Berdasar pada hasil pembahasan dapat Paul Ltd.
diambil simpulan sebagai berikut: (1) Besaran
Park, David Allen. 2005. Introduction to the
kerja, daya, dan energi merupakan besaran Quantum Theory. 3rd Ed. NewYork:
Dover Publications.
vektor, bukan besaran skalar. (2) Diperlukan
upaya evaluasi persamaan-persamaan yang
dikembangkan dari persamaan dasar untuk
besaran kerja, daya, dan energi dalam pustaka-
pustaka maupun artikel-artikel ilmiah yang telah
ada.
Konsep besaran vektor untuk besaran
kerja, daya, dan energi dalam artikel ini perlu
dikembangkan lebih lanjut, tidak hanya untuk
dapat memicu munculnya teori-teori lanjut tetapi
juga evaluasi terhadap pemakaian teori-teori
lanjut terkait yang telah dikembangkan.
Bilamana perlu, konsep yang disampaikan
diharapkan dapat juga memicu upaya koreksi
dalam pemakaian teori-teori tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Catchillar, Gerry C., dan Malenab, Ryan G.


2003. Fundamental Physics. Singapore:
National Bookstore.

Giancoli, Douglas C. 1998. Physics for scientists


nd
and Engineers with Modern Physics. 2
Ed. USA: Prentice – Hall.

50 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 16 – Januari 2014, hal: 39 – 50

Anda mungkin juga menyukai