Anda di halaman 1dari 3

Keadaan Aliran Udara Di Dalam Lubang Bukaan

Dalam sistem aliran fluida akan selalu ditemui keadaan aliran :


laminer, transisi dan turbulent. Kriteria yang dipakai untuk menentukan
keadaan aliran adalah bilangan Reynold (Re).

Aliran Laminer adalah aliran fluida yang bergerak dengan kondisi lapisan-
lapisan (lanima-lamina) membentuk garis-garis alir yang tidak berpotongan satu
sama lain. Hal tersebut d tunjukkan oleh percobaan Osborne Reynold. Pada laju
aliran rendah, aliran laminer tergambar sebagai filamen panjang yang mengalir
sepanjang aliran. Aliran ini mempunyai Bilangan Reynold lebih kecil dari 2000.

Aliran Turbulen adalah aliran fluida yang partikel-partikelnya bergerak secara


acak dan tidak stabil dengan kecepatan berfluktuasi yang saling interaksi. Akibat
dari hal tersebut garis alir antar partikel fluidanya saling berpotongan. Oleh
Osborne Reynold digambarkan sebagai bentuk yang tidak stabil yang bercampur
dalam wamtu yang cepat yang selanjutnya memecah dan menjadi takterlihat.
Aliran turbulen mempunyai bilangan reynold yang lebih besar dari 4000.

Aliran Transisi adalah Aliran yang mempunyai bilangan reynold antara 2000 –
4000 perubahan dari kondisi laminer menuju aliran turbulen.
Rumus Reynolds :

Dimana:
Re = bilangan renolds
 = rapat massa fluida (lb.det2/ft4 atau kg/m3)

 = viskositas kinematik (ft2/detik atau m3/detik)

 = viskositas absolut (= ; lb detik/ft2 atau a.detik)


D = diameter saluran fluida (ft atau m)

v = kecepatan aliran fluida (m/detik)

Dilihat dari kecepatan aliran, dapat diasumsikan/dikategorikan sbb:


 Aliran laminar bila aliran tersebut mempunyai bilangan Re kurang dari
2000,
 Aliran transisi berada pada pada bilangan Re (2000 - 4000 )biasa juga
disebut sebagai bilangan Reynolds kritis, sedangkan
 Aliran turbulen mempunyai bilangan Re lebih dari 4000.

Contoh Soal :

Diketahui diameter pipanya adalah 40 cm, (Viskositas Kinematik = 8,7 x 10-7)


dan aliran turbulen sebesar 4000, maka tentukan kecepatan nya ?

.d
𝑅𝑒 = v

8,7 x 10−7 . 0,4


4000 =
v
4000 . 8,7 x 10−7
v= 0,4

v = 8,7 x 10−3 m/s

v = 8,7 mm/s
Kesimpulannya adalah bahwa hanya dengan diameter pipa sebesar 40 cm
dengan kecepatan alirannya sebesar 8,7 mm /s ,maka alirannya sudah
turbulen.

PERILAKU ALIRAN
a. Aliran kritis, jika bilangan Froude sama dengan satu (Fr=1) dan gangguan
permukaan misal, akibat riak yang terjadi akibat batu yang di lempar ke
dalam sungai tidak akan bergerak menyebar melawan arah arus.
b. Aliran subkritis, jika bilangan Froude lebih kecil dari satu (Fr<1). Untuk
aliran subkritis, kedalaman biasanya lebih besar dan kecepatan aliran
rendah (semua riak yang timbul dapat bergerak melawan arus).
c. Aliran superkritis, jika bilangan Froude lebih besar dari satu (Fr>1). Untuk
aliran superkritis, kedalaman aliran relatif lebih kecil dan kecepatan relatif
tinggi (segala riak yang di timbulkan dari suatu gangguan adalah
mengikuti arah arus).

Anda mungkin juga menyukai