Anda di halaman 1dari 113

EUBI}NGAI\I PENI}II}IKAN AGAMA ISLAM DENGAN KEBERSIHAN

LINGKUNGAIT SEKOLAH SMPN 6 TANGARANG.SNLATAN

Slaipsi
Diajukan Kepada Fakurtas Irmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi syarat-syarat Guna Meraih Gelar $aqana pendidikan Agama

Islam (S. pd. I)

I rr:,
trn r
_ Unrvg$rto$hlgllile0ryt
SYARIF HIDAVATULLA* J$TARTA

Oleh;

Nurul Advati
llIM: 2080110ffi)2r

-
JURUSAN PENDII}IKAN AGAMA ISLAM
FAIGL'TAS ILMU TARBTYAH I}AN KEGURUANI
T]NTIrERSITAS ISLAM hTEGERI SYARIF EIDAYATULLAE
JAKARTA
t4348t2013
LEMBAR PERSETUJUAFI PEMBIMBING SKRIPSI

Ilubungan Pendidikan Agama Islam Ilengan Kebersihan Lingkungan


Sekolah SMP Negeri 6 Tangerang-Selatan

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi


persyaratan Memperoleh Gelar sarjana Pendidikan Islam G.pa.rl

Oleh:

Nirul Adyati
Nim : 208011000021

Dibawah bimbingan

Pembimbing

Ilrs. Masan. Atr'. M.Pd


Nip: 1951071 61981031 005

JTJRUS${ PENDIDIKAT..{ AGAMA ISLA]VI


FAKUL-TAS ILMU TARBTYAH DAN KEGTJRUAI\
. T]M\{ERSITAS ISLAIVI NEGERI
SYARIT HIDAYATI]LLAH
JAKARTA
2013
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul Hubungan Pendidikan Agama Islam Dengan Kebersihan


Lingkungan Sekolah SMPN 6 Tangerang Selatan disusun oleh Nurul Adyati Nomor Induk
Mahasiswa 208011000021 diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada
tanggal 27 Mei2013, dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar
Sarjana Sl (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 27 Mei20l3

Panitia Ujian Munaqosah

Ketua Panitia Tanggal

Bahrissalim. M. Ag
NIP : 19680307 199803 1002
3o/s hth

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/ Program Studi)

Dis. Sapiudin Shidiq. M. Ag


NIP : 19670328 200003 I 001 alro
Penguji 1

Dr. Dimyati" M. Ag e8 -5 'e4.9


NIP : 19640704 199303 I 003

Penguji 2

Drs. Rusdi Jamil. MA 99,".s.p.o!9


NIP: 19621231 199503 I 005

H. Rif at S i Nawaw
19520520 198103 I 001
i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Slaipsi berjudul Hubnngan Pendidikan Agama Islam Kebereihan Lingkungan


Sekolah SMP Negeri 6 TangerangrSelatan disusun oleh Numl Adyati, NIM
208011000021, Junrsan Pendidikan Agama Islanr, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Kegunran, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Telah melalui
bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang borhak untuk diujikan
pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan olel fakultas.

Jakart4 17 Januari 2013

Yang Mengesahkan

Pembimbing

Drs. Masan. AF. M.Pd


Nip: 1951071 61981031 005
UJI REX'ERENSI

judul
$elunrh referensi yag diguaqkao dalam penelitian skripsi dengan
unubxngut PedilIi*an ,4ganta Istsn &ngan Kebercihsn tingkungun SekoW'
y'ng dismnn oleh Nurutfiyati, NIM 20801100021' Jurusan Pendidikan Agana
Jakarta' tehh
Islam, Fakultas Ibnu Tarbqrah dm Keduruan UIN S).arif Hidayatultatr
17 Januari
disetr$ui kebearannya oleh dosen pembimbing slaipsi pada hari kamis,
2013.

Jaknrte' 17 Jauari2013
Dosen Pembimbing

Drs. Masan.AF M.Pd


NIP. : 19510?1 61981031 005
KEMENTERIAN AGAMA
UIN JAKARTA
fglJerbit : 1Maret2010
FORM (FR)
FITK
,1. h. H. Juada No 95 Apu6l15412 hfure.da

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,


Nama
TempatlTgl.Lahir
NIM
Junrsan / Prodi .k.q*t *:r*1. .. F.q*Ts.. . I.s.t+.n

Judul Skripsi ..LJ.tb. **.s.*1. ... .Fg* *i 41F*.1. .. .8.?.+n .+. - . . l -g!*nn
& p. .*1........b*.?. eL fr . kn. . .... l'. *.ek**e *-1... kF- l*h .

'Dosen t*L sl;.8L


Pernbimbing r . ..-D..*.,...$.* :...S.F. ;. .

..:..............

dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri
dan

saya bertanggung jawab secafa akademis atas apa yang saya tulis.
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang memelihara semua alam. Kami memuji-Nya,
kami mohon ampunan-Nya, dan kami berlindung kepada Allah SWT dari kejelekan
jiwa kami dan dari kejahatan amal-amal kami. Ya Allah berilah keselamatan kepada
uswah kita Muhammad SAW, dan atas keluarganya, sahabat dan orang-orang yang
senantiasa mengikuti sunah-sunahnya sampai hari kiamat.
Dengan rendah hati dan rasa syukur dalam dada di peruntukkan kepada Allah
yang membimbing penulis dengan petunjuk-Nya, sehingga dengan lancar
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “HUBUNGAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DENGAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH SMPN 6
TANGERANG-SELATAN.“ Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat-
syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Pendidikan Agama Islam.
Sehubungan dengan selesainya skripsi ini, maka dalam kesempatan yang
berbahagia ini penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. Rif’at Syauqi, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidyatullah Jakarta.
2. Bapak Bahrissalim, MA,. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
3. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah mendidik dan mendewasakan penulis tentang berbagai
wawasan dan ilmu perguruan yang sangat berguna selama mengikuti studi di
kampus.
4. Bapak Drs. Masan. AF, M.Pd., yang dengan ketulusan dan keikhlasannya
berkenan menjadi dosen pembimbing dan telah meluangkan waktu serta
kesabaran beliau yang tidak pernah merasa lelah sedikitpun untuk
memberikan bimbingan, membantu dan mengarahkan penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak / Ibu Kepala, Bapak – bapak ibu guru dan karyawan SMPN 6
Tangerang-Selatan yang telah bekerja sama dan memberikan informasi berupa
data-data yang relevan dengan penelitian.
6. Ayahanda Nehru dan Ibunda Lasmi tercinta serta Adik-adik tersayang Dwi
Fitri Satya, Alwi Sihaf, dan Tiara Melinda yang selalu memberikan dukungan,
do’a dan arahan yang selalu menyertai dalam penulisan skripsi ini.

i
7. Seluruh keluarga besar, Ngah Desi dan keluarga, Makwo Naibah dan
keluarga, nenek dan keluarga besar di Depok, Cek Erni dan keluarga dan
tidak lupa keluarga besar yang ada di kampung halamanku di palembang
yang selalu memotivasi saya dan menyertai do’anya dalam penulisan skripsi
ini.
8. Sahabat-sahabat semua Nur’aini, Nuni Nuraeni Az’Zahra, Siti Istianah, Isma
Wirda Fitriyani, Gamar Faradisi, Zahra, Amelia dan tidak lupa kapada Ahmad
Rifaz yang telah memberikan dukungan, arahan dan menyertai dalam
penulisan skripsi ini.
9. Tak lupa kepada teman-teman PAI kelas A Non-Reguler angkatan 2008 yang
selalu memberikan motivasi dalam penulisan skripsi ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu selesainya skripsi ini.

Demikian skripsi ini dibuat, penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini
masih banyak kekurangan, hanya sumbangan saran dan bimbingan dari semua pihak
yang saya harapkan demi sempurnanya skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga
skripsi ini membawa manfaat kepada orang banyak. Semoga Allah memberikan
balasan kebaikan kepada beliau dengan balasan yang lebih baik, serta amalan beliau
diterima Allah SWT. Amiin Ya Robbal Alamin.

Jakarta, Januari 2013


Penulis

Nurul Adyati

208011000021

ii
DAFTAR ISI

ABSTRAK ....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR .................................................................................................ii
DAFTAR ISI ...............................................................................................................iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1


B. Identifikasi Masalah .................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah .................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ..................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ……………………………………………... 6

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS …………….7


A. Deskripsi Teoritik ..........................................................................7
1. Pendidikan Agama Islam …………………………………...7
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam..................................7
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam …………………….... 9
c. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam .......................12
d. Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam ……………….....13
e. Fungsi Pendidikan Agama Islam......................................14
f. Pola Pembinaan Pendidikan Agama Islam.......................15

iii
2. Pengertian Kebersihan Lingkungan Sekolah .........................16
a. Pengertian Kebersihan .....................................................16
b. Lingkungan Sekolah dalam Pandangan Islam .................18
c. Lingkungan Sekolah ………………………………........23
d. Sifat dan ciri-ciri Sekolah ................................................28
e. Tujuan Pendidikan terhadap Lingkungan Sekolah...........29
B. Hasil Penelitian yang Relevan ……………………………….....30
C. Kerangka Berpikir ………………………………………….......31
D. Hipotesis Penelitian ………………………………………...…..32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………………………...…….....33


A. Waktu dan Tempat Penelitian …………………………....…….33
B. Metode Penelitian ………………………………………...…....33
C. Populasi dan Sampel ……………………………………...……34
D. Instrumen Pengumpulan Data ....................................................34
E. Teknik Pengumpulan Data ………………………………..….. 36
F. Teknik Analisis Data ……………………………………...…...37
G. Hipotesis Statistik .......................................................................40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum Sekolah SMPN 6 Tangerang-Selatan .............41
B. Deskripsi Data ..............................................................................45
C. Pengujian Persyaratan Analisa dan Pengujian Hipotesis .............50
D. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................53
E. Keterbatasan Penelitian................................................................56

BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan ..................................................................................58
iv
B. Implikasi ......................................................................................59
C. Saran-saran ..................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................60
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Angket Variabel (X) ...................................................35

Tabel 2 . Kisi-kisi Instrumen Angket Variabel (Y) ..................................................35

Tabel 3. Tabel korelasi product moment ..................................................................38

Tabel 4. Tabel pedoman interprestasi .......................................................................38

Tabel 5. Deskripsi Data Pendidikan Agama Islam .....................................45

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Pendidikan Agama Islam ............................46

Tabel 7. Deskripsi Data Kebersihan Lingkungan Sekolah .........................48

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Kebersihan Lingkungan Sekolah .................49

Tabel 9. Hasil Uji Normalitas Variabel Pendidikan Agama Islam (X) ...................51

Tabel 10. Hasil Uji Normalitas Variabel Kebersihan Lingkungan Sekolah (Y) ......51

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Histogram Distribusi Data Pendidikan Agama Islam ..............................47


Gambar 2. Historam Distribusi Data Kebersihan Lingkungan Sekolah ....................47

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Uji Coba Soal ......................................................................63

Lampiran 2. Tabel Uji Validitas dari 30 Pertanyaan kepada 40 Responden Untuk


Variabel X .............................................................................................67

Lampiran 3. Tabel Uji Validitas dari 30 Pertanyaan kepada 40 Responden untuk


Variabel Y .............................................................................................68

Lampiran 5. Tabel Hasil Penelitian Variabel Y ........................................................68

Lampiran 6. Nilai-nilai Distrubusi Frekuensi Instrumen Variabel X .......................69

Lampiran 7. Nilai-nilai Distrubusi Frekuensi Instrumen Variabel Y .......................72

Lampiran 8.Uji Normalitas Sebagai Uji Persyaratan Analisis Data dari 50 Responden
Untuk Variabel X ................................................................................75

Lampiran 9.Uji Normalitas Sebagai Uji Persyaratan Analisis Data dari 50


Responden Untuk Variabel Y ................................................................79

Lampiran 10. Tabel Nilai r Product Moment ...........................................................83

Lampiran 11. Perhitungan Koefisien Determinasi .....................................................86

Lampiran 12. Pedoman Wawancara ...........................................................................87

Lampiran 13. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian

viii
BAB 1

A. Latar Belakang Masalah


Kebersihan pangkal kesehatan. Kata-kata ini sudah tidak asing lagi, termasuk
di dalam dunia pendidikan. Di suatu lingkungan sekolah seringkali sebuah
sekolah mengalami permasalahan tentang kebersihan. Hal ini disebabkan oleh
para siswa yang membuang sampah sembarangan. Akan tetapi di sekolah SMP
Negeri 6 Tangerang-Selatan siswa siswi sudah membuang samapah yang telah
disediakan oleh petugas sekolah.
Kebersihan merupakan faktor yang paling menunjang dalam pembentukan
lingkungan sehat. Lingkungan yang sehat merupakan lingkungan yang bebas dari
sampah, polusi, dan segala macam bibit penyakit. Dengan demikian diharapkan
para siswa dapat bebas dari berbagai macam penyakit. kebersihan tersebut
mencakup kebersihan badan, pakaian dan kebersihan kelas. Kebersihan
lingkungan sekolah tersebut meninggalkan dampak-dampak yang mungkin dapat
bermanfaat bagi seluruh siswa.
Jika kebersihan lingkungan sekolah tersebut tidak dapat dicanangkan dengan
baik, maka lingkungan akan menjadi kotor dan berpolusi, baik itu polusi air
maupun polusi udara. Oleh karena itu marilah kita menciptakan suatu sikap selau
peduli terhadap kebersihan lingkungan di sekolah. Marilaha kita terapkan prinsip
hidup bersih mulai dari sekarang. Sudah saatnya bagi kita untuk menyelamatkan
lingkungan skolah kita dari berbagai macam polusi dan kotoran.

1
2

Terkadang sekarang ini ada sebagian dari guru yang kurang memperhatikan
tentang kebersihan lingkungan sekolah, padahal kebersihan itu sangatlah penting.
Kebersihan sekolah bukan hanya kewajiban bagi guru agama dan petugas
kebersihan saja, tetapi merupakan kewajiban bagi seluruh guru dan murid. Dan
setiap guru hendaknya selalu menegur anak-anak untuk selalu menjaga kebersihan
sekolah.
Kebersihan lingkungan hidup sekitar sangatlah penting terutama dalam
kehidupan sehari-hari bagi setiap manusia yang hidup di muka bumi ini karena
jika lingkungan hidup sekitar terjaga kebersihannya maka hidup akan terasa
nyaman, tentram dan tidak adanya wabah penyakit terhadap manusia yang hidup
di lingkungan tersebut.
Telah jelas di dalam hadits dikatakan “ Kebersihan itu adalah sebagian dari
Iman”. Disini tampak jelas bahwa kita sebagai umat manusia dianjurkan untuk
menjaga kebersihan lingkungan, tetapi pada zaman sekarang ini malah sebaliknya.
Kebanyakan tidak bisa menjaga lingkungan hidup sehingga akibatnya manusia
itu sendiri yang menderita berbagai macam penyakit. Padahal jika mereka sadari
itu adalah akibat ulah mereka sendiri.
Pelestarian alam dan lingkungan hidup ini tak terlepas dari peran manusia,
sebagai khalifah di muka bumi, sebagaimana yang disebut dalam Al-Qur’an surat
Al-Baqarah ayat 30 yang berbunyi:1

             

           

    


Artinya:“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat:
"Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."
mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di

1
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan
khalifah di bumi.”…
3

bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan


menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan
memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Arti khalifah di sini adalah: “seseorang yang diberi kedudukan oleh Allah
untuk mengelola suatu wilayah, ia berkewajiban untuk menciptakan suatu
masyarakat yang hubungannya dengan Allah baik, kehidupan masyarakatnya
harmonis, dan agama, akal dan budayanya terpelihara.”2
Salah satu tujuan pendidikan agama Islam adalah membentuk peserta didik
mempunyai pengetahuan, sikap dan perilaku mampu menjaga keseimbangan,
keserasian, keharmonisan hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dan alam
semesta.3Tujuan pendidikan tersebut merupakan faktor penting terciptanya
kehidupan yang bahagia, tenteram, aman dan damai di muka bumi.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa pendidikan agama Islam harus
mampu menciptakan manusia yang beriman, takwa, soleh, arif, cerdas, sekaligus
mampu menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan alam di muka bumi.
Munculnya permasalah lingkungan hidup pada hakikatnya dimulai dari
interaksi manusia dengan alam. Bila terjadi ketidakseimbangan hubungan
antara manusia dengan lingkungan disitulah terjadi permasalahan.
Permasalahan manusia dalam teori lingkungan dikatakan bahwa manusia
terkadang bersikap baik terhadap lingkungan terkadang sebaliknya.
Sehingga terjadi kerusakan lingkungan dan sumber daya alam.4

Dalam proses pembelajaran banyak faktor yang mempengaruhi prestasi siswa.


Salah satunya yaitu kebersihan lingkungan sekolah, baik kebersihan di dalam
kelas maupun di luar kelas. Kebersihan sangat mempengaruhi konsentrasi belajar
siswa. Jika kelas bersih, indah dan tertata rapi maka kemungkinan besar
kenyamanan dalam proses pembelajaran akan tercapai. Selain itu konsentrasi pun
bisa lebih fokus, dengan begitu sistem kerja otak akan semakin meningkat. Tetapi
sebaliknya, jika lingkungan sekolah terutama kelas terlihat kotor dan kumuh,

2
Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran, Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan
Masyarakat, (Jakarta: Penerbit Mizan,1996)
3
Lihat Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Islam untuk semua
Tingkat Satuan Pendidikan (Jakarta; BNSP, 2007), 3.
4
Rahmat. K. Dwi Susilo, Sosiologi Lingkungan, (Jakarta: Raja Grafindo, 2008), 16.
4

pelajaran atau materi yang akan diberikan oleh guru akan sulit diterima oleh
siswa, hal ini disebabkan karena pecahnya konsentrasi akibat situasi kelas yang
tidak nyaman. Suasana kelas yang seperti ini juga menyebabkan siswa bosan atau
mengantuk. Maka dari itu kelas harus selalu dalam keadaan bersih agar siswa bisa
meningkatkan prestasinya. Kebersihan di luar kelas, seperti halaman dan makanan
harus terpelihara kebersihannya. Halaman sekolah yang bersih dan makanan yang
sehat akan membuat para siswa merasakan kenyamanan ketika berada di
lingkungan sekolah.
Dalam menjaga kebersihan sekolah, dibutuhkan kerja sama antara siswa, guru,
dan petugas kebersihan sekolah. Siswa adalah salah satu pendukung kebersihan
sekolah, karena jumlah siswa yang sangat banyak jika dibandingkan dengan
warga sekolah lainnya. Siswa yang memiliki IQ dan EQ tinggi pasti memiliki
kecerdasan dan kecekatan dalam berfikir. Maka jika diingatkan untuk tidak
membuang sampah sembarangan ataupun mencorat-coret bangku, siswa akan
mematuhi hal tersebut.
Demi tercapainya lingkungan yang indah, sehat dan bersih kita sebaliknya
melakukan tindakan yang bersifat mengatasi tersebut, tindakan yang perlu
dilakukan diantaranya melarang siswa membuang sampah pada tempatnya, guru
selalu memberi contoh membuang sampah pada tempatnya, guru wajib
menasehati siswa yang membuang sampah sembarangan, memberi sanksi
tersendiri kepada siswa yang membuang samapah sembarangan. Dengan
tindakan-tindakan ini diharapkan mampu menyadarkan siswa untuk selalu
menjaga kebersihan lingkungan sekolah SMP Negeri 6 Tangerang-Selatan.
Kebersihan sangat berpengaruh terhadap kesehatan maka hendaknya untuk selalu
menjaga kebersihan.
Proses kegiatan belajar mengajar pendidikan agama Islam yang berintegrasi
dengan pembelajaran bidang studi lain serta seluruh aspek kehidupan, baik di
kelas maupun luar kelas atau pada jam pelajaran atau di luar jam pelajaran, maka
peserta didik dapat melaksanakan tugas pokoknya sebagai hamba Allah sekaligus
dapat melaksanakan tuganya sebagai khalifah di bumi (makhluk sosial).
5

Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan di atas mendorong penulis merasa


tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: “HUBUNGAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM DENGAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMPN
6 TANGERANG-SELATAN”.

A. Identifikasi Masalah
Masalah yang dapat diidentifikasikan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Adanya kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
2. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dalam hal kebersihan lingkungan
sekolah cukup optimal.
3. Proses pembelajaran pendidikan agama Islam cukup menyentuh aspek
sikap dan pengalaman.
4. Keteladanan guru terhadap siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan
sekolah katagori cukup.

B. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, maka pembatasan
masalah pada skripsi ini adalah :
Hubungan Pendidikan Agama Islam dengan Kebersihan Lingkungan di
Sekolah SMPN 6 Tangerang-Selatan.

C. Perumusan Masalah
Berdasarkan penbatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
“ Adakah hubungan antara Pendidikan Agama Islam dengan kebersihan
lingkungan di sekolah SMPN 6 Tangerang-Selatan?”.

D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui peran guru Pendidikan Agama Islam tentang
kebersihan lingkungan sekolah SMP Negeri 6 Tangerang-Selatan
6

2. Untuk mengetahui keadaan kebersihan lingkungan sekolah SMP Negeri 6


Tangerang-Selatan
3. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan Pendidikan Agama Islam
dengan kebersihan lingkungan sekolah SMP Negeri 6 Tangerang-Selatan

E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat lebih meningkatkan perhatian
siswa dalam menerapkan kebersihan lingkungan disekolah
2. Bagi Sekolah dapat berdaya guna, terutama bagi pihak pengelola
pendidikan dalam mengembangkan kebersihan lingkungan dalam
menanggulagi pencemaran lingkungan di sekolah yang lebih baik di masa
yang akan datang
3. Sedangkan manfaat bagi peneliti sendiri adalah untuk menambah
pengetahuan peneliti tentang hubungan Pendidikan Agama Islam dengan
kebersihan lingkungan di sekolah.
BAB II
DESKRIPSI TEORITIK

A. Pendidikan Agama Islam


1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Agama Islam adalah agama yang universal. Yang mengajarkan kepada umat
manusia mengenai berbagai aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrawi.
Salah satu di antara ajaran Islam tersebut adalah mewajibkan kepada ummat Islam
untuk melaksanakan pendidikan. Karena ajaran Islam, pendidikan adalah juga
merupakan kebutuhan hidup manusia mutlak harus dipeuhi, demi untuk mencapai
kesejahteraan dan kebahagiaan dania dan akhirat. Dengan pendidikan itu pula
manusia akan mendapatkan berbagai macam ilmu pengetahuan untuk bekal dan
kehidupannya.1
Masalah pendidikan tidak akan pernah selesai untuk dibicarakan. Karena soal
pendidikan akan selalu terkait dengan kontekstualitas kehidupan umat manusia
sepanjang zaman. Dalam lingkungan hidup, pendidikan di sini juga sangat

1
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.98

7
8

membahas mengenai lingkungan dan kaitannya dengan pendidikan


sebelumnya akan dipaparkan terlebih dahulu pengertian pendidikan itu sendiri.
Pendidikan dalam pengertian yang luas adalah meliputi semua perbuatan atau
semua usaha dari generasi tua untuk mengalihkan (melimpahkan)
pengetahuannya, pengalamannya, kecakapan serta keterampilannya kepada
generasi muda, sebagai usaha untuk menyiapkan mereka agar dapat memenuhi
fungsi hidupnya, baik jasmaniah maupun rohaniah.
Di samping itu pendidikan sering juga diartikan sebagai suatu usaha manusia
untuk membimbing anak yang belum dewasa ketingkat kedewasaa, dalam arti
sadar dan mampu memikul tanggung jawab atas segala perbuatannya dan dapat
berdiri di atas kaki sendiri.1
Dalam khazanah keilmuan dikenal dua istilah yang cukup pouler yaitu
pendidikan dan pengajaran. Umumnya para pemerhati ilmu menyatakan bahwa
pendidikan lebih menekankan aspek dalam diri manusia. Sedangkan pengajaran
lebih banyak bersentuhan dengan aspek luar. Dengan perkataan lain, bila
pendidikan lebih berkaitan erat dengan dimensi rohani atau kemanusiaan maka
pengajaran lebih banyak berbicara tentang sarana dan pra sarana dalam upaya
memanusiakan manusia.2
Definisi pendidikan agama Islam dikemukakan para ahli dalam rumusan yang
beraneka ragam, antara lain sebagai berikut:
Ahmad D. Marimba mengemukakan bahwa pendidikan agama Islam adalah
bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum Agama Islam
menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran
Islam. Kepribadian utama disini adalah kepribadian muslim; ialah
keprribadian yang memiliki nilai-nilai agama Islam, memilih dan
memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam.3

Tayar Yusuf menyebutkan bahwa “Pendidikan Agama Islam adalah usaha


sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan, dan

1
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.9
2
Yunahar Ilyas & Muhammad Azhar, Pendidikan dalam Prespektif Al-Qur’an, (Yogyakarta:
Lembaga Pengkajian & Pengamalan Islam (LPPI), 1990) Cet ke-1, h.1
3
Ahmad. D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT, Al-Ma’rif,
1989) Cet.6 22-24
9

ketrampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia bertaqwa kepada
Allah SWT”.4
Menurut Zakiah Daradjat “Pendidikan Agama Islam ialah usaha berupa
bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai
pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta
menjadikannya sebagai pandangan hidup (Way of Life)”.5
Sedangkan menurut Rumayulis “pengertian dari pendidikan agama Islam
adalah upaya sadar dan terencana menyiapkan peserta didik untuk mengenal,
memahami, menghayati, mengimani, bertaqwa, mengamalkan ajaran agama Islam
dari sumbernya yaitu kitab suci Al-Qur’an dan Al-Hadits, melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran dan latihan, serta penggunaan dan pengalaman”.
Dari beberapa definisi di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa
pendidikan adalah usaha yang dilakukan oleh orang dewasa secara sadar terhadap
terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya
kepribadian yang utama dan adapun mengenai pendidikan agama islam adalah
para peserta didik di masa yang akan datang bisa mengamalkan ajaran-ajaran
agama Islam dan betaqwa kepada Allah SWT yang bersumber terhadap Al-
Qur’an dan Hadits terutama melalui kegiatan kependidikan dan pengajaran serta
pengamalannya.

1. Tujuan Pendidikan Agama Islam


Tujuan artinya sesuatu yang dituju, yaitu yang akan dicapai dengan suatu
kegiatan atau usaha. Sesuatu kegiatan akan berakhir bila tujuannya sudah dicapai.
Kalau tujuan itu bukan tujuan akhir, kegiatan berikutnya akan langsung dimulai
untuk mencapai tujuan selanjutnya dan terus begitu sampai kepada tujuan akhir.
Menurut Ramayulis (2005) “pendidikan agama Islam bertujuan untuk
meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta
didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan

4
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: konsep dan
Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2004), hlm. 30.
5
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Buni Aksara, 1996), Cet-3, h. 86
10

bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”.6
Pendidikan Agama Islam di sekolah bertujuan untuk meningkatkan keyakinan,
pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa tentang agama Islam tentang
agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa
kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta untuk melanjutkan pendidikan pada
jenjang yang lebih tinggi.
M. Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa: “ Tujuan Pendidikan adalah
membawa anak kepada kedewasaannya, yang berarti bahwa ia harus dapat
menentukan dirinya sendiri dan bertanggung jawab sendiri” .7
Menurut Zakiah Darajat, tujuan Pendidikan Agama Islam ialah kepribadian
muslim, yaitu suatu kepribadian yang seluruh aspeknya dijiwai oleh ajaran
Islam. Orang yang berkepribadian muslim dalam al-Qur’an disebut “
Muttaqin”. Karena itu Pendidikan Agama Islam berarti juga pembentukan
manusia yang bertakwa. Ini sesuai benar dengan pendidikan nasional kita
yang dituangkan dalam tujuan pendidikan nasional yang akan membentuk
manusia Pancasialis yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.8

Pendidikan Islam mempunyai tujuan-tujuan yang berintikan tiga aspek yaitu


aspek iman, ilmu dan sosial, yang dasarnya berisi:
a. Menambah suburkan dan mengembangkan serta membentuk sikap positif
dan disiplin serta cinta terhadap agama dalam berbagai kehidupan anak
yang nantinya diharapkan menjadi manusia yang bertakwa kepada Allah
SWT taat kepada perintah Allah SWT dan Rasul-Nya.
b. Tujuan pada aspek ilmu ini adalah pengembangan pengetahuan agama,
yang dengan pengetahuan itu dimungkinkan pembentukan pribadi yang
berakhlak mulia, yang bertakwa kepada Allah SWT, sesuai dengan ajaran
agama Islam dan mempunyai keyakinan yang mantap kepada Allah SWT.

6
Rumayulis, Metedologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), Cet.4, h. 21
7
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 1985), h. 19
8
Zakiah Darajat, Metedologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), Cet.1,
h.72
11

c. Menumbuhkan dan membina keterampilan beragama dalam semua


lapangan hidup dan kehidupan serta dapat memahami dan menghayati
ajaran agama Islam secara mendalam dan sifat menyeluruh, sehingga
dapat digunakan sebagai pedoman hidup, baik dalam hubungan dirinya
dengan Allah swt manusia yang tercermin dalam akhlak perbuatan serta
dalam hubungan dirinya dengan alam sekitar melalui cara pemeliharaan
dan pengelolaan alam serta pemanfaatan hasil usahanya.9
Di setiap lembaga pendidikan (umum dan keagamaan), pendidikan agama
merupakan bagian dari bidang studi yang disajikan kepada peserta didik. Di dalam
pendidikan agama sendiri diajarkan bebagai macam materi yang kesemuanya
dilandaskan kepada ajaran agama.
Khusus di lembaga pendidikan umum, pendidikan agama disajikan pada
dataran memperkenalkan ajaran -ajaran agama yang ada di indonesia. Namun
ketika ada hal-hal yang dipandang dapat menyentuh permasalahan aqidah
(keyakinan) maka diambil kebijaksanaan dengan menyajikan hal tersebut secara
terpisah sesuai dengan kondisi peserta didik dilihat dari keyakinnanya masing-
masing.
Hal terpenting yang perlu di ingat adalah, pendidikan agama yang dilaksanakan
di sekolah-sekolah bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada
peserta didik sesuai dengan konsep kebaikan agama masing-masing. Lebih jauh
lagi diharapkan dengan mengikuti program pendidikan agama di sekolah, peserta
didik mampu menerapkan ajaran agamanya di dalam kehidupan sehari-hari.10
Jadi, dapat dipahami bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah untuk
meningkatkan pemahaman kita terhadap ajaran-ajaran agama Islam dan
meningkatkan pengamalan ajaran agama Islam itu dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tujuan utama pendidikan agama Islam
ialah keberagaman, yaitu menjadi seorang muslim dengan instensitas
keberagamaan yang penuh kesungguhan dan didasari oleh keimanan yang kuat.

9
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet.7, h. 88-90
10
Armai Arief, Reformulasi Pendidikan Islam, ( Jakarta: CRSD PRESS, 2005), Cet 1, h.80-81
12

2. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam


Dalam buku Ilmu Pendidikan Islam H. M. Arifin mengatakan bahwa “ ruang
lingkup pendidikan agama Islam itu mencakup segala bidang kehidupa di dunia
dimana manusia mampu memanfaatkannya seagai tempat menanam benih
amaliah yang buahnya akan dipetik di akhirat nanti, maka pembentukan nilai dan
sikap amaliah Islamiyah dalam pribadi manusia baru akan tercapai dengan efektif
bila mana dilakukan dengan proses kependidikan yang berjalan diatas kaidah-
kaidah Ilmu pengetahuan kependidikan”.11

3. Objek Pendidikan Agama Islam


Sejalan dengan misi agama Islam yang bertujuan memberikan rahmat bagi
sekalian makhluk di alam ini, pendidikan Islam mengidentifikasikan sasarannya
pada empaat pengembangan fungsi manusia, yaitu:
1. Menyadarkan manusia sebagai makhluk hidup di tengah makhluk-makhluk
lain, manusia harus busa memerankan fungsi dan tanggung jawabnya,
manusia akan mampu berperan sebagai makhluk Allah yang paling utama di
antara makhluk lainnya dan memfungsikan sebagai khalifah di muka bumi
ini. Malaikat pun bersujud kepadanya, karena manusia sedikit lebih tinggi
kejadiannya dari malaikat, yang hanya terdiri dari unsur-unsur rohaniah,
yaitu nur Illahi. Manusia adalah makhluk yang terdiri dari perpaduan unsur-
unsur rohani dan jasmani. Firman Allah menunjukkan kedudukan manusia
tersebut sebagai berikut:

           

       


Artinya: “(ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: "Sesungguhnya
aku akan menciptakan manusia dari tanah". Maka apabila telah

11
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Isam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), Cet ke 1, h.13
13

Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku;


Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadaNya".
2. Menyadarkan fungsi manusia sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk
sosial manusia harus mengadakan interrelasi dan interaksi dengan
sesamanya dalam kehidupan bermasyarakat. Itulah sebabnya Islam
mengajarkan tentang persamaan, persaudaraan, gotong royong, dan
musyawarah sebagai upaya membentuk masyarakat menjadi suatu
persekutuan hidup yang utuh. Prinsip hidup bermasyarakat demikian
dikehendaki oleh Allah dalam firmannya:

           

Artinya:“orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu


damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan
takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat”.
3. Meyadarkan manusia sebagai hamba Allah SWT. Manusia makhluk yang
berketuhanan, sikap dan watak religiusnya perlu dikembangkan
sedemikian rupa sehingga mampu menjiwai dan mewarnai kehidupannya.
Dalam fitrah manusia telah diberi kemampuan untuk beragama. Firman
Allah yang menyadarkan manusia sebagai hamba-Nya yang harus
beribadah kepada-Nya antara lain:

              

          

    


Artinya:”(yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu;
tidak ada Tuhan selain dia; Pencipta segala sesuatu, Maka sembahlah
dia; dan Dia adalah pemelihara segala sesuatu. Dia tidak dapat dicapai
14

oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan;
dan Dialah yang Maha Halus lagi Maha mengetahui”.
Dengan kesadaran demikian, manusia sebagai kahlifah di atas bumi dan yang
terbaik di antara makhluk lain akan mendorong untuk melakukan pengelolaan
serta mendayagunakan ciptaan Allah untuk kesejahteraan hidup bersama-sama
dengan lainnya. Pada akhirnya, kesejahteraan yang diperolehnya itu digunakan
sebagai sarana untuk mencapai kebahagian hidup di akhirat.12

4. Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam


Sebagai aktivitas yang bergerak dalam proses pembinaan kepribadian
muslim, maka pendidikan islam memerlukan asas atau dasar yang dijadikan
landasan kerja. dengan dasar ini akan memberikan arah bagi peleksana pendidikan
yang telah diprogramkan. Dalam konteks ini, dasar yang menjadi acuan
pendidikan Islam hendaknya merupakan sumber nilai kebenaran dan kekuatan
yang dapat karena itu, dasar yang menghantarkan peserta didik kearah pencapaian
pendidikan. Oleh karena itu, dasar yng terpenting dari pendidikan Islam adalah
Al-Quran dan Sunnah (Hadis).
MenetapkanAl- Quran dan Hadis sebagai dasar pendidikan Islam bukan
hanya dipandang sebagai kebenaran yng didasarkan pada keimanan semata.
Namun justru terdapat kebenaran yang terdapat dalam kedua tersebut dapat
diterima oleh nalar manusia dan dapat dibuktikan dalam sejarah atau pengalaman
kemanusiaan. Sebagai pedoman, Al-Quran tidak ada keraguan padanya QS. Al-
Baqarah ayat : 2.

         

Artinya : “ Kitab (Al-Qur’an)ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi


mereka yang bertakwa”.

12
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Isam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), Cet ke 1, h.23-26
15

Ia tetap terpelihara kesuciannya dan kebenarnnya.QS. Ar-Rad ayat: 9.

     

Artinya: “yang mengetahui semua yang ghaib dan yang nampak; yang Maha
besar lagi Maha tinggi”.
Baik dalam pembinaan aspek kehidupan spritual maupun aspek sosial budaya
dan pendidikan. Demikian pula dengan kebenaran hadis sebagai dasar kedua bagi
pendidikan Islam. Secara umum, hadis dipahami sebagai segala sesuatu yang
disandarkan pada Nabi saw, baik berupa perkataan, perbuatan, serta ketetapannya.
Kepribadian Rasul sebnagai uswat al-hasanah yaitu contoh tauladan yang baik. 13

5. Fungsi Pendidikan Agama Islam


Pendidikan agama Islam di sekolah berungsi sebagai berikut:
a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan ketaqwaan peserta didik
kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga.
Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban menanamkan keimana dan
ketaqwaan dilakukan oleh setiap orang ta dalam keluarga. Sekolah
berfungsi untuk menumbuh kembangkan lebih lanjut dalam diri anak
melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan
ketaqwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan
tingkat perkembangannya.
b. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan peserta didik yang memiliki bakat
khusus dibidang agama agar bakat tersebut dapat berkembang secara
optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan dapat pula
bermanfaat bagi orang lain.

13
Syamsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam; Pendekatan Historis, Teoritis, Praktis, (Jakarta:
Ciputat Pers, 2002), h.34-35
16

c. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-


kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik alam keyakinan,
pemahaman dan pengalaman ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
d. Pencegahan, yaitu menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari
budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat
perkembangannya menuju manusia indonesia seutuhnya.
e. Penyesuaian, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah
lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam.
f. Sumber lain, yaitu memberikan pedoman hidup untuk mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.14
6. Pola Pembinaan Pendidikan Agama Islam
Pembinaan pendidikan agama Islam dikembangkan dengan menekankan
keterpaduan antara tiga lingkungan pendidikan yaitu lingkungan keluarga, sekolah
dan masyarakat. Untuk itu Guru Agama perlu mendorong dan memantau kegiatan
pendidikan agama Islam yang dialami oleh peserta didiknya di dua lingkungan
pendidikan lainnyan kesatuan (keluarga dan masyarakat), sehingga terwujud
keselarasan dan kesatuan tindak dalam pembinaan.15

A. Pengertian Kebersihan Lingkungan Sekolah


1. Pengertian kebersihan
Kata bersih sering digunakan untuk menyatakan keadaan lahiriyah suatu
benda, seperti air bersih, lingkungan bersih, tangan bersih dan sebagainya.
Terkadang bersih digunakan untuk ungkapan sifat batiniyah, seperti jiwa suci.
Dalam hukum Islam, setidaknya ada tiga ungkapan yang menyatakan
“kebersihan”, yaitu:
1. Nazafah, atau nazif, yaitu meliputi bersih dari kotoran dan noda secara
lahiriyah dengan alat pembersihnya benda yang bersih seperti air.

14
Rumayulis, Metedologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), Cet.4, h.
21-22
15
Rumayulis, Metedologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), Cet.4, h. 23
17

2. Taharah, yaitu mengandung pengertian yang lebih luas meliputi


kebersihan lahiriyah dan batiniyah.
3. Tazkiyah, mengandung arti ganda yaitu membersihkan dari sifat atau
perbuatan tercela dan menumbuhkan atau memperbaiki jiwa dengan sifa-
sifat yang terpuji.16
Sedangkan dalam istilah fiqaha taharah berarti kebersihan dari sesuatu yang
khusus yang di dalamnya terkandng makna ta’abbud (menghambakan diri)
kepada Allah. Ia merupakan salah satu perbuatan yang dicintai Allah.17
Thaharah ialah suatu kalimat bahasa Arab yang berarti bersuci, bersih atau
kebersihan. Islam ataupun syara’ menuntut umatnya supaya bersuci dan bersih,
sama halnya bersih di dalam diri ataupun di luar diri. Tiada satu agama pun di
dunia ini yang lebih banyak menitikberatkan tentang kebersihan ini selain dari
Islam. Islam sangat menitikberatkan kebersihan jasmani dan rohani.18
Sebagaimana Allah menyatakan pijian-Nya pada sekelompok orang. Allah
berfirman dalam surat al-Taubah: 108, yaitu:

         

Artinya: “ Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan


diri. dan Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih
Kebersihan yang dimaksud adalah baik kebersihan inderawi (yang bisa
diindera/dirasakan) yakni kebersihan pribadi kebersihan umum, maupun
kebersihan maknawi yang hanya diketahui oleh nurani, yaitu bersih dari sifat
syirik, munafik, dengki dan sifdat tercela lainnya.19

16
Tim Lembaga Penelitian UIJ, Konsep Agama Tentang Bersih dan Implikasi dalam
Kehidupan Masyarakat Islam, (Jakarta: Universitas Universitas Islam Jakarta, 1993), h. 14
Pustaka Al-Kautsar, 2004), terj. Samson Rahman, MA. h.3
17
Yusuf Al-Qardhawi, Fiqh Thaharah, (Jakarta:  Pustaka Al-Kautsar, 2004), terj. Samson
Rahman, MA. h.3
25
Abu Muhammad Izzuddin, Beberapa Permasalah Hukum Dalam Islam, (Kuala Lumpur: PT.
Batu Caves, 1996), Cet.1, h. 292
19
Al-Qardhawi, Fiqh Peradaban Sunnah Sebagai Paradigma Ilmu Pengetahuan, h. 365
18

Kebersihan merupakan suatu kegiatan atau kebiasaan membersihkan sesuatu


yang dianggap kotor, supaya menjadi bersih. hanya standar bersih ini tidak sama
tergantung pada tingkat pendidikan, kebiasaan dan mungkin juga dana yang
dimiliki. kebersihan pada masa ini, bukan hanya sekedar untuk menghindari
menjangkitkan suatu penyakit tetapi kebersihan sudah merupakan suatu
kebutuhan hidup yang erat hubungannya, ketertiban untuk mencapai hidup sehat,
bersih indah, nyaman dan tenteram.20
Kebersihan adalah upaya manusia untuk memelihara diri dan lingkungan dari
segala yang kotor dan keji dalam rangka mewujudkan dan melestarikan kehidupan
yang sehat dan nyaman. Kebersihan merupakan syarat bagi terwujudnya
kesehatan dan sehat adalah salah satu faktor yang dapat memberikan kebahagiaan.
Sebaliknya, kotor tidak hanya merusak keindahan tetapi, juga menyebabkan
timbulnya berbagai penyakit.
Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan higienis yang baik.
Kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal, tempat kerja, dan
berbagai sarana umum. 21
Memperhatikan masalah kebersihan adalah merupakan salah satu unsur
penting dalam perilaku beradab. Hal ini tidak pernah diajarkan dalam agama dan
falsafah apapun. Islam menganggap kebersihan sebagi suatu sistem peradaban dan
ibadah. Karena itu kebersihan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari seorang
muslim.22
Demi terciptanya lingkungan yang indah dan sehat adapun cara mengatasinya
yaitu sebagai berikut:

1. Membuang sampah pada tempatnya

2. Mengadakan lomba kebersihan

20
Yusuf Al-Qardhawi, Fiqh Thaharah, (Jakarta:  Pustaka Al-Kautsar, 2004), terj. Samson
Rahman,, MA. h.3
21
http://hendrariahdo.wordpress.com/2011/12/08/penelitian-tentang-kebersihan-lingkungan-
sekolah/
22
Yusuf Al-Qardhawi, Fiqh Peradaban Sunnah Sebagai Paradigma Ilmu Pengetahuan,
(Jakarta:  Pustaka Al-Kautsar, 2004), hal. 361
19

3. Memberi sanksi bagi siswa yang membuang sampah sembarangan.

4. Menyiram air seni kalau setelah buang air kecil.

2. Kebersihan dalam Pandangan Islam

Islam menganjurkan agar kita mengartikan kebersihan sebagai salah satu cara
untuk menjaga kesehatan. Dalam masalah kebersihan, Islam memiliki sikap yang
tidak dapat ditandingi oleh agama apapun. Islam memandang kebersihan sebagai
ibadah dan sekaligus cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Bahkan
Islam mengkatagorikan kebersihan sebagai salah satu kewajiban bagi setiap
muslim.

Dalam kitab-kitab Syariah selau diawali dengan bab al-thaharah yakni


kebersihan. Dengan demikian fikih pertama yang dipelajari umat Islam ialah
masalah kebersihan. Bagi umat Islam kebersihan adalah kunci harian yang disebut
shalat, dan dalam Islam shalat adalah kunci surga. Shalat seorang muslim tidak
sah selama ia tidak menghilangkan hadas kecil dengan wudhu dan menghilangkan
hadas besar dengan mandi. Dalam sehari, wudhu’ dilakukan babarapa kali dengan
maksud untuk membersihkan anggota tubuh yang terkena kotoran, keringat, da
dan debu; minsalnya adalah wajah juga mulut dan hidung dan kepala, serta kedua
tangan, kaki dan . telinga. Allah SWT berfirman:

        

        

             

          
20

         

        

  

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan


shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan
sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki,
dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit[403] atau
dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau
menyentuh[404] perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka
bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan
tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi
Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya
bagimu, supaya kamu bersyukur. (Al-Maidah: 6).

Lebih dari itu semua, Qur’an dan Sunnah telah menggalakkan kebersihan dan
menganjurkan umat Islam agar menjadi umat yang membiasakan hidup bersih.
Allah SWT berfirman:

      

Artinya:“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan


menyukai orang-orang yang mensucikan diri”. (Al-Baqarah: 222).
21

Dan Allah memuji penghuni masjid Quba’ dalam firman-Nya: “ Di dalamnya


ada orang-orang yang ingin mebersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang
yang bersih (Al-Taubah: 108).23

Agama-agama lain tidak memiliki konsern yang sedemikian hebat dan


melebihi Islam terhadap kebersihan. Islam sangat peduli dengan kebershan
manusia, kebersihan rumah, kebersihan jalan, kebersihan masjid dan yang
lainnya. hingga tersebar kata-kata seperti hadits di atas “Kebersihan itu sebagian
dari Iman”. Padahal para pemuka agama di abad pertengahan seperti pendeta di
Barat melakukan taqarrub kepada Allah dengan cara yang kotor dan menghindari
menggunakan air. Samapai di antara mereka ada yang mengatakan; semoga Allah
memberikan rahmatnya pada sang pebdeta fulan, sebab dia telah hidup selama
lima puluh tahun dengan tidak pernah membasuh kedua kakinya.

Ajaran kebersihan tidak hanya sekedar slogan, motto atau teori belaka. Tetapi
harus juga dijadikan pola hidup praktis yang mendidik manusia hidup bersih
sepanjang masa. Ajaran kebersihan dalam Islam antara lain terlihat dari
persyariatan ibadah shalat yang dilakukan setiap hari. Shalat dapat menyucikan
lahiriyah melalui wudhu yang merupakan syarat sah sebelum melaksanakannya.
Di samping itu juga, dapat pula menyucikan batiniyah melalui pengesaan Allah
SWT.24

Islam juga memperhatikan masalah kebersihan makanan dan minuman.


Kebersihan memiliki dampak keindahan dengan bersihnya pakaian juga
kebersihan lingkungan atau apa yang diistilahkan oleh para dokter sebagai
kesehatan lingkungan termasuk kebersihan sumber air, rumah dan jalan
merupakan persoalan mendapatkan perhatian serius dari Rasulullah dan dijadikan

23
Yusuf Al-Qardhawi, Fiqh Peradaban Sunnah Sebagai Paradigma Ilmu Pengetahuan,
(Jakarta:  Pustaka Al-Kautsar, 2004), hal. 190-191
24
A. Rahman Ritonga dan Zainuddin, Fiqh Ibadah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), h.
18
22

prinsip dasar bagi penjagaan tubuh dari penyakit-penyakit menular ataupun dari
hal-hal yang tidak semestinya akan menimbulkan bebagai macam penyakit.

Perhatian Sunnah terhadap masalah kebersihan, sebagaimana juga perhatian


Al-Qur’an adalah karena beberapa sebab:

Pertama, Allah suka kebersihan. Allah berfirman: “Sesungguhnya Allah


menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan
diri.” (Al-Baqarah: 222). Allah memuji penghuni masjid Quba’ dan memuji
kebiasaan mereka yang mencintai kebersihan. Allah berfirman: “Sesungguhnya
masjid yang didirikan atas dasar takwa (masjib Quba’), sejak hari pertama
adalah lebih patut kamu sembahyang di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang
yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang
membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih.” (al-Taubah:
108).

Karena itu kebersihan dianggap sebagai salah satu bukti keimanan. Sampai
ada kata-kata yang terkenal di kalangan umat Islam yang mengatakan: “Al-
nazhafat min al-iman (kebersihan itu sebagian daripada iman).” Sebagian orang-
orang Islam menganggap kata-kata ini sebagai hadis, padahal ini bukan hadis.
Sebenarnya hadis yang sahih berbunyi: “Al-thuhur syathr al-iman (Rowahul
Muslim).”

Kebersihan yang dimaksud adalah berkaitan dengan kebersihan maknawi,


yakni kebersihan dari syirik, munafi, dan akhlak yang tidak baik dan juga
kebersihan inderawi, yakni kebersihan perorangan dan kebersihan umum.

Kedua, Kebersihan adalah cara untuk menuju kesehatan dan kekuatan. Islam
sangat menggalakkan kesehatan badan dan kekuatan jasmani. Sebab kesehatan
adalah bekal individu dan kekayaan bagi anggota masyarakat. Orang mukmin
yang kuat itu lebih baik dan dicintai Allah daripada orang mukmin yang melemah.
Di samping itu mengingat badan adalah amanat, maka seorang muslim tidak boleh
bersikap sembrono atau lengah terhadap kewajiban yang harus diberikan kepada
23

badannya agar badan itu bisa tahan terhadap penyakit. Rasulullah SAW bersabda:
“ Sesungguhnya kamu mempunyai hak terhadap badanmu.”25 Adapun manfaat
menjaga kebersihan pada dasarnya kembali kepada beberapa sebab, antara lain:

1. Menjaga kebersihan itu sendiri lebih efektif dalam mencegah timbulnya


berbagai penyakit, seperti: kolera, tipus, penyakit kuning daripada
mencegah atau memberantas setelah berkembang menjadi wabah.
Umumnya di negara-negara berkembang tidak begitu kualitasnya dalam
pelayanan makanan umum (misalnya kantin), lebih mudah dijumpai jika
meloncong ke berbagai negara terbelakang dan mudah dijumpai tempat
kotor dan berbagai wabah berjangkit di dalamnya.
2. Sesungguhnya kantin-kantin seperti itu tidak akan menarik pembeli dan
tidak higienis serta tidak steril (terbebas dari penyakit). Jika setiap
makanan tertentu sebagai penyebar penyakit maka menjaga kebersihan
dari lingkungan kotor adalah suatu keharusan.
3. Sekalipun sains modern begitu pesat perkembangannya, faktanya
lingkungan kotor seperti jamban kotor dan sarang-sarang penyakit lainnya
dengan mudah kita jumpai. Suatu masalah bagi Depertemen Kesehatan
untuk mengentaskannya.26

Demikian halnya dengan kebersihan lingkungan (sumber air, rumah dan


jalan) yang merupakan kebutuhan manusia dan digunakan setiap harinya.
Kebersihan perkara itu semua mempengaruhi tingkat kehigienisan atau kesehatan
kehidupan manusia. Lingkungan yang kotor disamping tidak sedap dipandang
mata, juga memungkinkan terjadi sarang penyakit. Sebaliknya, lingkungan yang
bersih akan memberikan keindahan dan memungkinkan memberikan kesehatan

25
Yusuf Al-Qardhawi, Fiqh Peradaban Sunnah Sebagai Paradigma Ilmu Pengetahuan,
(Jakarta:  Pustaka Al-Kautsar, 2004), hal. 366
26
Al-Fanjari, Nilai Kesehatan dalam Syariat Islam, h.202
24

bagi para penghubi lingkungan. Oleh karena itu, kebersihan lingkungan menjadi
sangat penting untyk terwujudnya kesehatan bersama.27

4. Lingkungan Sekolah

Istilah ekologi mula-mula digunakan oleh Erns Haeckal seorang pakar ilmu
hayat. Istilah ini berasal dari Yunani, oikos artinya rumah dan logos artinya ilmu.
Dengan demikian secara etimologi ekologi berarti ilmu tentang makhluk hidup
dan rumahnya, atau diartikan sebagai ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup
atau sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dengan lingkungnnya.28
Orang sering mengartikan lingkungan secara sempit, seolah-olah lingkungan
hanyalah alam sekitar di luar diri manusia/individu. Lingkungan itu sebenarnya
mancakup segala mateil dan stimuli di dalam dan di luar individu manusia. oleh
karena itu lingkungan dapat diartikan secara psikologis dan sosio-kultural.

Secara psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulasi yang di terima


oleh individu sejak dalam kelahiran sampai kematian. Stimulasi ini misalnya
berupa: interaksi, selera, keinginan, perasaan, tujuan-tujuan, minat, kebutuhan,
kemauan, emosi dan kapasitas intelektual.

Secara sosio-kultural, lingkungan mencakup segenap stimulasi, interaksi dan


kondisi eksternal dalam hubungannya dengan pelakuan ataupun karya orang lain.
Pola hidup masyarakat, latuhan, belajar, pendidikan, pengajaran, bimbingan dan
penyuluhan adalah termasuk dalam lingkungan ini.29

27
Hario Tilarso, Pandan Peningkatan Kesehatan Santri, (Jakarta: CV. Kuta Boloh
Manunggal, 2005), h. 30
28
Otto Sumarwotto, Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan, (Jakarta: Jamabatan, 1999)
22.
29
Wasty Soemanto, M. Pd., Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan),
(Jakarta: PT. Rneka Cipta, 2003), Cet. Ke-4, h. 84
25

Pengertian lingkungan menurut psikologi ialah segala sesuatu yang ada di


dalam atau diluar individu bersifat mempengaruhi sikap, tingkah laku atau
perkembangan.30
Menurut Sartain, (ahli psikologi Amerika), sebagaimana di kutip oleh
Hasbullah yang dimaksud lingkungan meliputi kondisi dan alam dunia ini, yang
dengan cara-cara tertentu memprngaruhi tingkah laku, pertumbuhan, dan
perkembangan.31
Pada dasarnya lingkungan mencakup:
a. Tempat (lingkungan fisik), yaitu keadaaan iklim, keadaan tanah, dan
keadaan alam
b. Kebudayaan (lingkungan budaya), dengan warisan budaya tertentu, seperti
bahasa, seni, ekonomi, ilmup pengetahuan, pandangan jidup, dan
keagamaan
c. Kelompok hidup bersama (lingkungan sosial atau masyarakat), seperti
keluarga, kelompok bermain, desa dan perkumpulan.
Dalam kegiatan pendidikan, kita melihat adanya unsur pergaulan dan unsur
lingkungan yang keduanya tidak terpisahkan tetapi dapat dibedakan. Dalam
pergaulan tidak selalu berlangsung pendidikan walaupun di dalamnya terdapat
faktor-faktor yang berdaya guna untuk mendidik. Pengaulan merupakan unsur
lingkungan yang turut serta mendidik seseorang. Pengaulan semacam itu dapat
terjadi dalam:
1. Hidup bersama orang tua, nenek, kakek atau adik dan saudara-sudara
lainnya dalam suatu keluarga.
2. Berkumpul dengan teman sebaya.
3. Bertempat tinggal dalam suatu lingkungan kebersamaan di kota, di desa
atau dimana saja.32
Lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses
pendidikan (pakaian, keadaan, rumah, alat permainan, buku-buku, dan alat

30
M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu
Jaya, 1993), Cet. Ke-1, h.34
31
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), h.32
32
Daradjat Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), h.63
26

peraga) dinamakan lingkungan pendidikan. Menurut Ki Hajar Dewantara,


lingkungan-lingkungan tersebut terdiri dari dari lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, dan lingkungan lingkungan organisasi pemuda yang disebut dengan Tri
Pusat Pendidikan.
Lingkungan pendidikan atau lingkungan sekolah dapat diartikan sebagai
segala sesuatu yang ada di dalam atau di luar individu yang bersifat
mempengaruhi sikap, tingkah laku atau perkembangannya. Lingkungan yang
bersifat fisik dapat berupa tempat tinggal, tempat ibadah, tempat berolahraga,
tempat bermain, dan sabagainya. Sedangkan lingkungan yang bersifat non-fisik
dapat berupa adat istiadat, pola hubungan, pola komunikasi, pola pergaulan, dan
lain sebagainya.33
Di sekolah berkumpul anak-anak dengan umur yang hampir sama, dengan
taraf pengetahuan yang kurang lebih sederajat dan secara sekaligus manerima
pelajaran yang sama.
Lingkungan sosial lingkungan pergaulan antara manusia, antara pendidik dan
peserta didik serta orang-orang lainnya yang terlibat dalam interaksi pendidikan.
Interaksi pendidikan dipengaruhi oleh karakteristik pribadi dan corak pergaulan
antara orang-orang yang terlibat dalam interaksi tersebut, baik pihak paserta didik
(siswa) maupun para pendidik (guru), dan pihak lainnya. Tiap orang memiliki
karakteristik masing-masing sebagai individu maupun sebagai anggota
kelompok. karateristik ini meliputi karateristik fisik, seperti tinggi dan berat
badan, nada suara, roman muka, gerak-gerik dan lain-lain. Sedangkan karateristik
psikis seperti sifat sabar, marah, jujur, kemampuan intelektual seperti jenius,
cerdas, bodoh serta kemampuan psikomotorik, seperti cekatan dan terampil.34
Lingkungan intelektual merupakan kondisi dan iklim sekitar yang mendorong
dan menunjang pengembangan kemampuan berfikir. Lingkungan ini mencakup
perangkat lunak seperti sistem dan perangkat-perangkat lunak, perangkat keras
seperti media dan sumber belajar, serta aktifitas-aktifitas pengembangan dan
penerapan kemampuan berfikir. Tetapi aktivitas manusia dalam memenuhi
33
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), h.33
34
Nana Syaodih Sukkmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Jakarta: Remaja
Resdokarya, 2003), h. 4
27

kebutuhan dan segala keinginannya yang sangat variatif, pada umumnya tidak
mempertimbangkan kemampuan dan daya dukung lingkungan terhadap aktivitas
kehidupan. Hal inilah yang menimbulkan pencemaran dan kerusakan, yang pada
giliran berikutnya mengundang timbulnya berbagai bencana yang menghimpit
kehidupan.
Sekolah adalah tempat anak belajar. Ia berhadapan dengan guru yang tidak
dikenalnya. Guru itu selalu berganti-ganti. Kasih guru kepada murid tidk
mendalam seperti kasih sayang orang tua kepada anaknya, sebab guru dan murid
tidak terikat oleh tali kekeluargaan. Guru tak mungkin dapat menyelami jiwa anak
itu sedalam-dalamnya. Ia tak mungkin dapat mencurahkan perhatiannya kepada
seorang anak saja. Baginya anak isstu tak lain daripada seorang murid di antara
sekian banyak murid yang lain, yang diserahkan kepadanya. Ia mengajarkan
dalam satu atau beberapa tahun, dan muridnya itupun selau berganti-ganti dari
tahun ke tahun.
Di sekolah guru merasa bertanggung jawab tertama tehadap pendidikan otak
murid-muridnya. Ia merasa telah memenuhi kewajibannya dan mendapat nama
baik, jika murid-muridnya sebagian besar naik kelas atau lulus dalam ujian. Akan
tetapi ajaran Islam memerintahkan bahwa guru tidaklah hanya mengajar, tetapi
juga mendidik. Ia sendiri harus memberi contoh dan menjadi teladan bagi murid-
muridnya dan dalam segala mata pelajaran ia dapat menanamkan rasa keimanan
dan akhlak sesuai dengan ajaran Islam. Malahan di luar sekolah juga ia hars
betindak sebagai pendidik.35
Pelaksanaan pendidikan agama Islam pada umumnya di sekolah, khususnya
pembelajaran di kelas/jam pelajaran sangat sedikit dan singkat, sedangkan porsi
yang ada pada ruang lingkupnya sangat luas. Mengingat pentingnya beragama
bagi semua orang, dalam pembentukan manusia yang berakhlak mulia, kehidupan
yang seimbang antara pemenuhan kebutuhan jasmani dan ruhani di era global di
mana batas budaya, wilayah negara, transformasi informasi yang begitu cepat
mendunia yang tidak dapat dibendung dan dibatasi oleh batas ruang dan waktu.
Hal ini yang akan berdampak pada semua aspek kehidupan, khususnya di bidang

35
Daradjat Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), h. 73
28

pendidikan. Maka tugas guru agama dalam dunia pendidikan harus berperan aktif
untuk mewujudkan cita-cita bangsa.
Langkah berikutnya adalah, mendidik siswa bersifat dan berjiwa bersih.
Dalam kehidupannya siswa diharapkan selalu menjaga kebersihan lingkungan
nya dengan tidak membuang sampah atau limbah sembarangan, sehingga dapat
menimbulkan pencemaran di di daratan, laut maupun udara. Konsep ini
merupakan integrasi ajaran Islam dengan pendidikan lingkungan yang bisa
diterapkan di sekolah.
Hal lain yang bisa dilakukan, melalui pendidikan agama, memberikan
pengetahuan tentang penanggulangan pencemaran baik di darat, air atau udara.
Seperti:
1. Pencegahan lebih baik dari pada pengobatan
2. Menyebarkan kesadaran pada masyarakat yang dapat meringankan beban
hidup.
3. Merencanakan riset, sehingga dapat menemukan kegunaan limbah dan
pengurangan pencemmaran terhadap lingkungan.
4. Memperbaiki lahan kritis serta lahan yang tidak produktif menjadi
produktif melalui penanaman tanaman.
5. Menghindari penebangan pohon dan merusak lingkungan.
6. Menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
Lingkungan-lingkungan di atas sangat berpengaruh dalam berlangsungnya
proses belajar mengajar. Semakin baik suatu lingkungan yang ada dalam suatu
lembaga pendidikan atau sekolah, maka akan mempermudah suatu kagiatan
belajar mengajar. Lingkungan dapat diciptakan oleh orang-orang yang ada pada
suatu lembaga pendidikan di mana saja, asalkan adanya kerjasama yang baik dari
semua pihak yang terkait, termasuk katerlibatan aktif para siswa didik, karena
lingkunga sekolah merupakan lingkungan pendidikan utama yang kedus. Sisea-
siswi, guru-guru, dan administator hidup bersama dan melaksanakn pendidikan
secara teratur dan terencana dengan baik.
29

5. Sifat dan Ciri-ciri Sekolah


Pada dasarnya pendidikan di sekolah merupakan bagian dari pendidikan
dalam keluarga, yang sekaligus merupakan lanjutan dalam keluarga. Dilihat dari
karakterisriknya, sekolah mempunyai ciri-ciri, antara lain:
1. Sekolah mempersiapkan anak untuk suatu pekerjaan
2. Sekolah memberikan keterampilan dasar
3. Sekolah membuka kesempatan memperbaiki nasib
4. Sekolah menyediakan tenaga pembangunan
5. Sekolah membantu memecahkan masalah-masalah sosial
6. Sekolah mentransmisi kebudayaan
7. Sekolah membentuk manusia yang sosial.36
Di samping itu, pendidikan sekolah juga mempunyai ciri-ciri khusus sebagai
berikut:
a. Diselenggarakan secara khusus dan dibagi atas jenjang pendidikan
b. Usia siswa (anak didik) di suatu jenjang relatif beragam
c. Waktu pendidikan relatif lam, sesuai dengan program pendidikan yang
harus diselesaikan
d. Isi pendidikan (materi) lebih banyak yang bersifat pengetahuan umum
e. Mutu pendidikan sangat ditekankan sebagai jawaban terhadap kebutuhan
di masa yang akan datang.
Berkenaan dengan sumbangan sekolah terhadap pendidikan itulah, maka
sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
a. Tumbuh sesudah keluarga
b. Lembaga pendidikan formal
c. Lembaga pendidikan yang tidak bersifat alami.37

36
Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Pekembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,
1993), Cet.1, h. 34
37
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), h.34-35
30

6. Tujuan Pendidikan Terhadap Lingkungan Hidup


Pendidikan Lingkungan Hidup adalah agar siswa memiliki pengetahuan,
sikap dan perilaku rasional dan bertanggung jawab terhadap masalah
kependudukan dan lingkungan hidup. PLH bukan mata pelajaran yang berdiri
sendiri melainkan mata pelajaran yang di integrasikan keberbagai mata pelajaran
dalam kurikulum. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan
pelaksanaan PLH dalam program sekolah melalui pendekatan terpadu. Agar ini
berhasil maka perlu memperhatikan factor-faktor sebagai berikut:
1. Perpaduan harus dilakukan secara tepat agar pengetahuan mata pelajaran
yang dijadikan perpaduan tidak mengalami perubahan susunan.
2. Susunan pengetahuan yang jadi perpaduan berdasarkan kurikulum yang ada
pada system persekolahan yang sedang berlaku.
3. Mata pelajaran induk yang dipilih sebagai wadah perpaduan memiliki daya
serap yang cukup. Adapun mata pelajaran yang utama sebagai wadah
perpaduan adalah Pendidikan Agama, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, PENJAS
dan Pendidikan Kewarga Negaraan.38

Lingkungan belajar yang efektif adalah sebuah lingkungan belajar yang


produktif, dimana sebuah lingkungan belajar yang didesain atau dibangun untuk
membantu pelajar meningkatkan produktifitas belajar mereka sehingga proses
belajar mengajar tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini dapat
digambarkan dengan, kemudahan para pelajar dalam berfikir, berkreasi juga
mampu secara aktif dikarenakan lingkungan belajar yang bersih sangat
mendukung sehinggatimbul ketertiban dan kenyamanan pada saat proses belajar
mengajar berlangsung. Berbeda halnya dengan pelajar yang memiliki sebuah
lingkungan belajar yang kotor, tentunya akan menimbulkan kesan malas dan
membosankan sehingga tidak timbul rasa semangat pada proses belajar mengajar
dikarenakan lingkungan yang kotor dan tidak konduktif dan efektif.

38
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2188650-tujuan-pendidikan-lingkungan-
hidup
31

B. Hasil Penelitian yang Relavan


Setelah penulis mengkaji relavan dengan melihat skripsi yang telah lalu
tentang kebersihan penulis menemukan dengan menggunakan penelitian kualitatif
bahwa Ahmad Erwan dengan skripsi yang berjudul “Kajian Hadits-hadits Tentang
Kebersihan Makanan, Sumber Air, Rumah dan Jalanan” menyimpulkan bahwa
Nabi menganjuran bahwa segala aspek kehidupan harus selalu bersih. Kebersihan
atau hegienitas dalam tinjauan hadits adalah sebagai ibadah sekaligus cara untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT serta cara untuk menjaga kesehatan. Ummat
manusia hendaknya tidak menggangap ajaran kebersihan hanya sekedar slogan
atau motto tetapi dijadikan pola hidup yang mendidik manusia hidup bersih dan
sehat.
Skripsi yang disusun oleh Abdul Hakim dengan judul skripsi Hubungan
Prestasi Belajar Siswa dengan Kesadaran Terhadap Lingkungan menyimpulkan
bahwa “ Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan korelasi
product moment menyatakan bahwa prestasi belajar terdapat hubungan yang
positif dan signifikan antara prestasi belajar dengan kesadaran terhadap
lingkungan” .
Skripsi yang disusun oleh Faizatul Ulwiyah dengan judul skripsi Hubungan
Antara Pengetahuan Siswa Tentang Air Bersih dengan Sikap Hidup Sehat
menyimpulkan bahwa “ Kontribusi pengetahuan dalam pembentukan sikap,
koefisien determinasi diperoleh 70,56%, hal ini berarti cukup besar kontribusi
yang diberikan pengetahuan siswa tentang air bersih dalam pembentukan sikap
hidup sehat siswa, sedangkan 29,44%, pembentukan sikap siswa untuk hidup
sehat didukung oleh faktor lain, minsalnya: kebiasaan, tempat, dan keadaan.”
Pengetahuan siswa tentang air bersih yang didapat siswa di sekolah
mendukung pembentukan sikap siswa dalam hidup sehat, tetapi tidak menutup
kemungkinan faktor lain juga berperan dalam pembentukan sikap hidup sehat.
32

C. Kerangka Berfikir
Berdasarkan penjelasan mengenai pendidikan agama Islam dan kebersihan
lingkungan sekolah di atas, dapat diketahui bahwa kebersihan sekolah sangat
penting, di dalam Hadits telah di jelaskan bahwa kebersihan itu adalah sebagian
dari Iman. Di dalam salah satu mata pelajaran pendidikan agama Islam yaitu fiqih
juga telah diajarkan oleh guru agama terhadap muridnya untuk selalu menjaga
kebersihan.
Allah SWT sangat menyukai segala sesuatu yang bersih, apabila di dalam
kehidupan seseorang itu selalu menjaga kebersihan maka ia akan selalu hidup
sehat dan nyaman serta terhindar dari segala macam penyakit.
Di lembaga pendidikan juga sangat berpengaruh kepada seluruh pendidik dan
peserta didik untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan sekolah, karena apabila
disekolah tersebut kotor maka ketika sedang berlansungnya proses belajar
mengajar tidak pernah merasa kenyamanan dan optimal serta akan menggaggu
proses mengajar menjarkan dan akan mengakibatkan rugi bagi orang yang
disekitarnya karena mereka tidak pernah akan konsentrasi dalam belajar. Dan
adapun yang menjaga kebersihan bukan hanya Tanggung jawab seorang petugas
kebersihan sekolah saja, akan tetapi tanggung jawab seluruh orang yang ada di
lingkungan tersebut.
Jadi, menurut penulis, jika kebersihan dalam lingkungan terpelihara , maka
kenyamanan dan keharmonisan masyarakat seseorang yang berada di lingkungan
sekitarnya akan tercipta. Terutama di lingkungan sekolah karena jika di sekolah
kebersihannya terjaga maka proses belajar mengajar akan optimal dan berjalan
sesuai apa yang diiginkan.

D. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu anggapan teoriritis yang dapat dipertegas atau ditolak
secara empiris39. Dapat juga dipandang sebagai konklusi, suatu konklusi yang
sifatnya sangat sementara.40

39
Amudi Pasaribu, Pengantar Statistik, (Jakarta: Galia Indonesia, 1983), Cet.6, h. 274
33

Berdasarkan kerangka berfikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis


sebagai berikut:
Ho : Tidak terdapat hubungan yang di signifikan antara pendidikan agama Islam
dan kebersihan lingkungan sekolah.
Ha : Terdapat hubungan yang di signifikan antara pendidikan agama Islam
dengan kebersihan lingkungan sekolah.

40
Sutrisno Hadi, Metedologi Research 1, (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas UGM.
1980), H. 63
BAB III
METEDOLOGI PENELITAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


1. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November tahun 2012 hingga selesai
pada semester ganjil tahun ajaran 2012/2013
2. Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 6 Tangerang-Selatan yang terletak di
jalan komplek Villa Bintaro Indah Jombang, Tangerang-Selatan.

B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis adalah penelitian deskriftif kuantitatif.
Penelitian deskriftif lebih menitikberatkan pada pengumpulan data empiris,

34
35

kemudian diolah menggunakan statistik guna menjawab permasalahan yang


ada atau tidak adanya hubungan dua variabel yang diteliti dan prediksi tentang
berapa besar kontribusi variabel bebas terhadap veriabel terikat. Jenis penelitian
ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang memerlukan angka-angka
dalam meneliti variabel namun data dan angka tersebut dijelaskan secara
deskriftif.
Sedangkan jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
korelasional yang bertujuan untuk mencari hubungan antara dua variabel dan
menjelaskan hasil penelitian secara deskriftif. hal ini agar penulis dapat
memperoleh data yang lengkap dan gambaran yang sebenarnya mengenai objek
yang diteliti yaitu gambaran tentang hubungan pendidikan agama Islam dengan
kebersihan lingkungan sekolah

A. Populasi Dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek
penulisan yang memiliki kualitas dan karakteristikan tertentu yang ditetapkam
penulis untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun dalam
penulisan ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Tangerang-Selatan.
Populasi dalam penelitian ini terdiri atas populasi target dan populasi
terjangkau. Populasi SMP Negeri 6 adalah seluruh siswa kelas VIII yang
berjumlah 245 siswa.
2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki karakter sama dengan
populasi. Dalam penulisan ini, penulis menggunakan teknik pengambilan sampel,
yaitu Probability Sampling, adalah teknik pengambilan sampel yang memberi
peluang sama pada seluruh anggota populasi untuk menjadi anggota sampel.
Adapun dalam penelitian ini adalah 50 orang siswa dari kelas VIII yang dijadikan
sampel untuk mewakili seluruh kelas VIII yang ada di SMP Negeri 6 Tangerang
Selatan. Jumlah dari keseluruhan responden adalah 50 orang siswa. Teknik yang
36

digunakan adalah penentuan sampel secara simple random sampling, yakni teknik
pengambilan sampel secara acak sederhana.

B. Instrumen Pengumpulan Data


Instrumen atau alat pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Dan instrument dalam penelitian
dalam bentuk non tes yaitu menggunakan wawancara dan angket.
Instrumen non tes dalam bentuk wawancara yakni cara menghimpun bahan-
bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara
sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.
Dalam wawancara ini terdapat pertanyaan-pertanyaan mengenai seputar sekolah
dan masalah yang berhubungan dengan penelitian ini. Metode ini digunakan
untuk melengkapi data yang dianggap perlu sehingga lebih meyakinkan data yang
diperoleh dari sumber lainnya.
Kemudian angket ini dalam bentuk quesioner yang diperuntukkan kepada
siswa, untuk mendapatkan informasi mengenai sikap siswa terhadap kebersihan
lingkungan sekolah. Adapun kisi-kisi angket sebagai berikut:

Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Angket Variabel (X) yaitu Pendidikan Agama Islam
Dimensi Indikator No. Item ∑ Item
Pendidikan 1) Religius 1, 2 2
Agama Islam (X) 2) Disiplin
3) Mengingatkan arti kebersihan 3 1
4) Memberikan contoh atau suri 4, 6, 7 3
teladan terhadap anak murid 5, 8, 12 3
5) Menerapkan arti kebersihan
9, 10. 11, 6
13, 14, 15
37

Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Angket Variabel (Y) yaitu Kebersihan Lingkungan
Sekolah

Dimensi Indikator No.Item ∑ Item


Kebersihan 1) Keadaan lingkungan sekolah dan 16, 19, 21, 4
Lingkungan sekitarnya 25
Sekolah (Y) 2) Menjaga kebersihan 17, 23, 3
3) Tanggung jawab 26 3
4) Disiplin 22, 18, 3
30 2
20, 24,
28
27, 29

C. Teknik Pengumpulan Data


Adapun penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian lapangan (field
research), yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke objek
penelitian. Untuk memperoleh data-data lapangan ini penulis menggunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
1. Angket
Dengan metode angket ini penulis mempersiapkan sejumlah pertanyaan
tertentu, kemudian disebarkan kepada responden, untuk mendapatkan jawaban
secara langsung. Angket diberikan kepada siswa untuk di isi untuk dijadikan
sampel dalam penelitian untuk mengetahui pengaruh pendidikan agama Islam
terhadap kebersihan lingkungan di sekolah. Angket yang digunakan penulis
adalah angket tertutup yang berisi pertanyaan yang disertai jawaban terikat pada
sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan. Angket tersebut disusun
dengan 4 alternatif jawaban, yang terdiri atas selalu, sering, kadang-kadang, dan
tidak pernah.
38

2. Dokumentasi
Suatu usaha aktif baik suatu badan atau lembaga dengan menyajikan hasil
pengolahan bahan-bahan dokumen yang bermanfaat bagi badan atau lembaga
yang mengadakan. Dokumen ini dilakukan untuk memperoleh data sejarah
didirikannya SMPN 6 Tangerang Selatan, keadaan saran dan prasarana dan juga
data-data guru SMPN 6 Tangerang Selatan.
3. Wawancara atau Interview

Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara dialog (face to
face atau calling) untuk mengetahui informasi yang mendalam. Dalam hal ini,
penulis mengadakan wawancara atau interview langsung kepada Guru bidang
Studi pendidikan agama Islam dan petugas kebersihan sekolah untuk memperoleh
informasi seputar masalah kebersihan lingkungan sekolah.

D. Teknik Analisis Data


Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap, tahap berikutnya adalah
analisa data yaitu:
1. Editing
Mengedit adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh
para responden. Jadi setelah angket dan tes di isi oleh responden dan diserahkan
kembali kepada penulis, kemudian penulis memeriksa satu-persatu angket dan tes
tersebut. Bila ada jawaban yang diragukan atau tidak dijawab maka penulis
menghubungi responden yang bersangkutan untuk menyempurnakan jawabannya.
Tujuan editing ini yang penulis lakukan adalah untuk mengurangi kesalahan-
kesalahan atau kekurangan yang ada pada daftar pertanyaan yang diselesaikan.
2. Skorsing
Setelah meneliti tahap editing, maka selanjutnya penulis memberikan skor
terhadap pertanyaan yang ada pada angket
3. Tabulating
Yaitu mentabulating data jawaban yang telah diberikan ke dalam bentuk tabel
untuk kemudian diketahui hasil perhitungannya. Dan adapun tabulasi bertujuan
39

untuk mendapatkan gambarab frekuensi dalam setiap item yang penulis


kemukakan. Untuk itu dibuatlah suatu tabel yang mempunyai kolom setiap bagian
konsioner, sehingga terlihat jawaban yang satu dengan yang lainnya.
teknik analisa data merupakan suatu cara yang digunakan untuk menguraikan
data-data yang diperoleh agar dapat dipahami oleh peneliti dan juga orang lain
yang ingin mengetahui hasil penelitian.
4. Uji Normalitas
Uji normalitas sebagai uji pesyaratan analisis data bertujuan untuk
mengetahui apakah data bertrisbusi normal atau tidak. Pengujian normalitas ini
dilakukan dengan menggunakan Chi Kuadrat.
Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus
korelasi Product Moment (rxy), agar dapat diketahui ada atau tidaknya hubungan
yang significant antara Pendidikan Agama Islam dengan kebersihan lingkungan
sekolah. Adapun rumus korelasi Product Moment (ryx) adalah sebagai berikut:1

( )( )
√* ( ) +* ( ) +

Keterangan:
rxy : Angka indeks korelasi “r” Product Moment
N : Jumlah Sampel
X : Variabel Pendidikan Agama Islam
Y : Variabel kebersihan lingkungan sekolah
Setelah nilai rxy diketahui, maka untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel yang diteliti, penulis berpatokan pada tingkat koefisien korelasi (r), yang
dikemukakan oleh Anas Sudjono dalam bukunya, seperti tercantum dibawah ini:2
Tabel 3.3

1
Subana, Moersetyo Ruhadi- Sudrajat, Statistik Pendidikan, ( Bandung, CV Pustaka Setia,
2005) Cet.2, h.148
2
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003). Cet
Ke-12 h. 180
40

Tabel korelasi product moment


Korelasi Interprestasi
0,900-1,00 Sangat tinggi
0,700-0,900 Tinggi
0,400-0,700 Cukup/sedang
0,200-0,400 Rendah
0,00-0,200 Sangat rendah
Untuk memberikan interprestasi pada hasil product moment serta menarik
kesimpulan, maka dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
a) Memberikan interprestasi secara kasar/sederhana dengan pedoman:

Tabel 3.4

Tabel pedoman interprestasi

Besarnya “r” product moment (rxy) Interprestasi


0,00-0,20 Antara variabel x dan variabel y
memang terdapat korelasi, akan tetapi
korelasi itu sangat lemah/sangat rendah
0,20-0,40 Antara variabel x dan variabel y
terdapat korelasi yang lemah/rendah
0,40-0,70 Antara variabel x dan variabel y
terdapat korelasi yang sedang/cukup
0,70-0,90 Antara variabel x dan variabel y
terdapat korelasi kuat/tinggi
0,90-1-00 Antara variabel x dan variabel y
terdapat korelasi sangat kuat/tinggi

b) product moment.

Untuk lebih memudahkan interprestasi terhadap angka indeks korelasi “r”


dapat ditempuh dengan jalan berkonsultasi sebagai berikut:
41

1) Merumuskan hipotesa alternatif (Ha) dan hipotesa nihil (Ho).


2) Menguji kebenaran/kepalsuan dari hipotesa yang telah diajukan, dengan
jalan membandingkan besarnya “r” product moment (r hitung) dengan “r”
yang tercantum dalam table nilai (r tabel), dengan terlebih dahulu mencari
derajat bebasnya (db) dengan rumus sebagai berikut:

df = N – nr
Keterangan:
df = degrees of freedom
N = Number of Cases
Nr = banyaknya variabel yang dikorelasikan.
Untuk mencari kontribusi variabel x terhadap variabel y penulis
menggunakan rumus sebagai berikut:
KD = 100%
Keterangan:
KD : kontribusi variabel x terhadap variabel y.
: koefisien korelasi antara variabel x terhadap variabel y.3

E. Hipotesis Statistik
Jika terdapat hubungan positif insentif pendidikan agama Islam dengan
kebersihan lingkungan sekolah atau makin tinggi insentif maka makin
berpengaruh pendidikan agama Islam terhadap kebersihan lingkungan sekolah.
HO : Ᵽ ≤ 0
H1 : Ᵽ ≥ 0
Jika r hitung lebih besar daripada r tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Begitupula sebaliknya, jika r hitung lebih kecil daripada r tabel, maka Ho diterima dan
Ha ditolak.

3
Sudjana, Metode Statistik, (Bandung: Tarsito, 19S96), Cet.6. h. 371
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum SMP Negeri 6 Tangerang-Selatan

Pada awal tahun 80-an, masyarakat Desa Jombang dan sekitarnya mengalami
kesulitan dalam hal kelanjutan sekolah anak-anaknya, terutama saat anaknya akan
melanjutkan ke SMP atau yang sederajat. Hal itu terjadi karena di wilayah Desa
Jombang dan sekitarnya belum ada SMP yang dapat menampung alumni SD yang
jumlahnya cukup banyak. Alternatifnya, mereka melanjutkan sekolah ke SMP
yang letaknya jauh dari tempat tinggalnya, yaitu ke wilayah Ciputat, Ciledug dan
Serpong, bahkan tidak sedikit mereka melanjutkan sekolah ke wilayah DKI
Jakarta.
Perkembangan wilayah Desa Jombang dan sekitarnya dari tahun ke tahun
semakin bertambah, terutama dalam hal pertambahan jumlah penduduk, baik

42
43

Kabupaten Tangerang dan Provinsi Jawa Barat (waktu itu), didirikanlah 2 ruang
kelas di atas tanah bekas perkebunan karet di sebelah Barat Kampung Gedong
Desa Jombang.
Setelah meluluskan angkatan pertama, tepatnya pada tahun 1987 secara
resmi berdiri SMP Negeri Jombang secara definitif dengan Kepala Sekolah
Bapak Drs. Tatang Ruchijat. Dengan demikian, statusnya bukan lagi sebagai
SMP Fillial dari SMP Negeri Cireundeu, tapi secara resmi berdiri sebagai SMP
Negeri Jombang.
Pada masa kepemimpinan Bapak Drs. Tatang Ruchijat ini pula, dengan
bantuan pemerintah didirikan Unit Gedung Baru (UGB) SMP Negeri Jombang
dan selesai pada bulan September 1989 dan diresmikan pada tanggal 14 Oktober
1989.
Pada tahun 1997, dengan berdasarkan SK. Mendikbud RI Nomor:
034/O/1997 tentang perubahan Nomenklatur SMP menjadi SLTP serta Organisasi
dan Tata Kerja, SLTP Negeri Jombang berubah menjadi SLTP Negeri 3 Ciputat.
Berikutnya pada tahun 2000 menjadi SMP Negeri 3 Ciputat. Selanjutnya, seiring
dengan pemekaran wilayah dan terbentuknya Kota Tangerang
Selatan, berdasarkan Peraturan Wali Kota (PERWAL) no 10 Tahun 2009 tanggal
25 Mei 2009 sampai sekarang SMP Negeri 3 Ciputat menjadi SMP Negeri 6 Kota
Tangerang Selatan.

1. Visi Sekolah

Terwujudnya lulusan yang cerdas, kompetitif, kreatif, religious, berbudi


pekerti luhur dan lingkungan yang asri .

2. Misi Sekolah

Mewujudkan lulusan SMP Negeri 6 Kota Tangerang Selatan yang unggul


Mewujudkan kemampuan olah raga yang tangguh dan kompetitif
Mewujudkan kemampuan di bidang seni yang tangguh dan kompetitif
44

Mewujudkan Osis yang tangguh dalam bidang keorganisasian dan kegiatan.


Mewujudkan pendidik dan tenaga kependidikan yang mampu dan tangguh.
Mewujudkan warga sekolah yang aktif dalam pengamalan ajaran agamanya
masing-masing.
Mewujudkan warga sekolah yang berkarakter dan berbudi pekerti luhur.
Mewujudkan ekstrakurikuler yang tangguh dan menampung bakat dan minat
siswa.
Meningkatkan layanan bimbingab pribadi, sosial, pembelajaran dan karier yang
efektif, sehingga setiap siswa dapat berkembang secara optimal sesuai dengan
potensi yang dimiliki.
Meningkatkan kemampuan siswa, guru dan tenaga kependidikan dalam
mengoptimalkan penggunaan media teknologi informasi dan komunikasi.
Mewujudkan lingkungan sekolah yang tertata rapi, indah, rindang dan nyaman.

3. Struktur organisasi SMP Negeri 6 Kota Tangerang Selatan

Kepala Sekolah : Ikbal, S.Pd.MM

Wakil Kepala Sekolah

1. Bidang Ketata Usahaan : Fada Aro Daely, SE.

2. Bidang Kurikulum : 1. Saprudin, S.Pd.

2. Arief Rizza Dachlan, S.Pd.

3. Bidang Kesiswaan : 1. Asep Kusdiawan Wihendra, S.Ag.

2. Yayat Ruhiat, S.Pd.

4. Bdang Sarana Prasarana : Drs, Herman Triharjo


45

5. Bidang Humas : Ukun Kurnia, S.Pd.Bio.

6. Bidang Peningkatan Mutu : Yana Maryana

4. Sarana dan Prasarana


1. Masjid/ Mushola
2. Perpustakaan
3. Lapangan Olah Raga
4. Alat-alat Kesenian
5. Alat-alat Keterampilan
6. Laboraturium M-IPA
7. Laboraturium Komputer

5. Kegiatan Ekstrakurikuler
1. Pramuka
2. Palang merah
3. Pengajian siswa/Rohis
4. Buletin/Majalah Sekolah
5. Seni Musik
6. Olah Raga (Termasuk Bela Diri)
7. Paskibra
8. PMR

A. Deskripsi Data
Seperti yang telah penulis kemukakan pada bab III, bahwa penulis
melakukan penelitian di SMPN 6 Jombang Tengerang Banten, berjumlah
50 orang siswa dari kelas 8.
Pada penelitian ini penulis langsung terjun kelapangan untuk
mendapatkan data akurat dengan melakukan survei dan menyebarkan
angket.
46

1. Data Pendidikan Agama Islam


Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat diperoleh data
sebagai berikut:

Tabel 4.1
Deskripsi Data Pendidikan Agama Islam
Min 42
Max 60
Mean 53,18
Modus 51,8
Median 57,2
Standar Deviasi 7,36
Range 21
Varian 54,2

Berdasarkan data Pendidikan Agama Islam tersebut, diperoleh nilai -


nilai penting seperti mean hitung dari nilai skor sebesar 53,18, nilai
median sebesar 57,2 yang menujukkan nilai pertengahan dari nilai skor,
nilai modus (mode) sebesar 51,8 dengan menunjukkan nilai yang
mempunyai frekuensi sedang dari nilai skor, nilai range sebesar 21 yang
menujukkan ukuran yang menunjukkan jarak penyebaran antara skor yang
terendah sampai skor yang tertinggi atau sering disebut sebagai ukuran
penyebaran data yng paling kasar dari nilai skor, 1 nilai standar deviasi
sebesar 7,36 yang menunjukkan selisih atau simpangan dari masing-
masing skor, nilai varians sebesar 54,2 yang menunjukkan nilai selisih
atau simpangan yang dikaudratkan dari masing-masing skor. Setelah data

1
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004),
h. 144
47

diperoleh, maka diketahui nilai skor tertingginya sebesar 57,2 adalah dari
50 sampel.
Dari data pendidikan agama Islam terhadap kebersihan lingkungan
sekolah diperoleh rentangan nilai antara 42 sampai dengan 60 dengan nilai
skor rata 53,18 dan jumlah varian sebesar 54,5 dengan jumlah sampel 50
siswa.
Penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi dan histogram dapat
dilihat pada tabel dan gambar berikut ini:

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Pendidikan Agama Islam

Interval Batas Batas xi fi fk fi x i fixi2 (fixi)2


Baw Atas
ah
42-45 41,5 45,5 43,5 2 2 87,0 3784,5 7569,0
46-49 45,5 49,5 47,5 5 7 237,5 11281,25 564062,5
50-53 49,5 53,5 51,5 21 28 1081,5 55697,25 1169642,25
54-57 53,5 57,5 55,5 14 42 777,0 43123,5 603729,0
58-61 57,5 61,5 59,5 8 50 476,0 28322,0 226576,0
50 2659 142208,5 2571578,75
48

25

20

15

10

0
42-45 46-49 50-53 54-57 58-61

Histogram 1.1 Pendidikan Agama Islam

Berdasarkan histogram di atas menjelaskan bahwa responden yang


menjawab skor nilai yang berjumlah antara 42-45 sebanyak 2 orang siswa,
responden yang menjawab antara 46-46 sebanyak 5 orang siswa,
responden yang menjawab 50-53 sebanyak 21 orang siswa, responden
yang menjawab 54-57 sebanyak 14 orang siswa, dan responden yang
menjawab 58-61 sebanayak 8 orang siswa. Jadi, setelah dihitung secara
keseluruhan berjumlah 50 responden.
49

2. Data Kebersihan Lingkungan Sekolah


Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat diperoleh data
sebagai berikut:
Tabel 4.3
Deskripsi Data Kebersihan Lingkungan Sekolah
Min 45
Max 60
Mean 51,82
Modus 54,5
Median 53,82
Standar Deviasi 1,88
Range 26
Varian 3,57

Berdasarkan data Kebersihan Lingkungan Sekolah tersebut, diperoleh


nilai-nilai penting seperti mean hitung dari nilai skor sebesar 51,82, nilai
median sebesar 53,82 yang menujukkan nilai pertengahan dari nilai skor,
nilai modus (mode) sebesar 54,5 dengan menunjukkan nilai yang
mempunyai frekuensi sedang dari nilai skor, nilai range sebesar 26 yang
menujukkan ukuran yang menunjukkan jarak penyebaran antara skor yang
terendah sampai skor yang tertinggi atau sering disebut sebagai ukuran
penyebaran data yng paling kasar dari nilai skor, 2 nilai standar deviasi
sebesar 1,88 yang menunjukkan selisih atau simpangan dari masing-
masing skor, nilai varians sebesar 3,57 yang menunjukkan nilai selisih
atau simpangan yang dikaudratkan dari masing-masing skor. Setelah data

2
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004),
h. 144
50

diperoleh, maka diketahui nilai skor tertingginya sebesar 54,5 adalah dari
50 sampel.
Dari data kebersihan lingkungan sekolah diperoleh rentangan nilai
antara 45 sampai dengan 60 dengan nilai skor rata 51,82 dan jumlah varian
sebesar 3,57 dengan jumlah sampel 50 siswa.
Penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi dan histogram dapat
dilihat pada tabel dan gambar berikut ini:
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Kebersihan Lingkungan Sekolah
Interval Batas Batas xi fi fk fi x i fixi2 (fixi)2
Bawah Atas
45-48 44,5 48,5 46,5 10 10 465,0 21622,5 216225,0
49-53 48,5 53,5 50,5 26 36 1313,0 66306,5 1723969,0
54-57 53,5 57,5 55,5 5 41 277,5 15401,25 77006,25
58-61 57,5 61,5 59,5 9 50 535,5 31862,25 286760,25
212,0 50 2591 135192,5 2303960,5

30

25

20

15

10

0
45-48 49-53 54-57 58-61
51

Histogram1.2 Kebersihan Lingkungan Sekolah


Berdasarkan histogram di atas menjelaskan bahwa responden yang
menjawab skor nilai yang berjumlah antara 45-48 sebanyak 10 orang
siswa, responden yang menjawab antara 49-53 sebanyak 26 orang siswa,
responden yang menjawab 54-57 sebanyak 5 orang siswa, responden yang
menjawab 58-61 sebanyak 9 orang siswa, dan responden yang menjawab
58-61 sebanayak 8 orang siswa. Jadi, setelah dihitung secara keseluruhan
berjumlah 50 responden.

B. Pengujian Persyaratan Analisa Data dan Pengujian


Hipotesis
Sebelum dilakukan pengujian hipotesa perlu pemeriksaan terlebih dahulu
terhadap data penelitian. Adapun persyaratan analisa data yang perlu dipenuhi
yaitu uji normalitas .

1) Uji Normalitas
Untuk mengetahui apakah data yang akan diteliti berasal dari populasi
berdtrisbusi normal atau tidak, maka dalam penelitian ini dilakukan uji Chi
Kuadrat pada taraf sugnifikasikan ᾳ = 0,5. Kriteria uji normalitas adalah Ho
ditolak jika Xhitung lebih besar dari Xtabel dan Ha diterima, jika Xhitung lebih kecil
dari Xtabel. Dengan diterimanya Ha, berarti data penelitian antara variabel X dan
variabel Y dari populasi berdistribusi normal, sedangkan jika Ho ditolak berarti
penelitian berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.
a. Variabel X (Pendidikan Agama Islam)
Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh Xhitung dari Xtabel setelah
dikonsultasikan dengan tabel Chi Kaudrat dengan taraf signifikasi ᾳ = 0,5 dan n
=15. Sehingga data pendidikan agama Islam terhadap kebersihan lingkungan
sekolah berdristribusi dan diperoleh tabel sebagai berikut:
52

Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas Variabel Pendidikan Agama Islam (X)
Variabel Banyak X2 Hitung X2 Tabel Kesimpulan
Sampel Data
Pendidikan
Agama Islam 50 13,92 34,8 Normal

Dari hasil tabel uji normalitas di atas, didapat X2hitung = 13,92, X2tabel = 34,8 n
= 50 pada taraf signifikasi 0,5. dan pada taraf signifikasi 1% yaitu X2hitung =
13,92, X2tabel = 29,7 Didapat X2hitung ≤ X2tabel, sehingga HO diterima dan Ha
ditolak, dan dapat disimpulkan bahwa populasi bertrisbusi Normal.

b. Variabel Y ( Kebersihan Lingkungan Sekolah)


Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh Xhitung dari Xtabel setelah
dikonsultasikan dengan tabel Chi Kaudrat dengan taraf signifikasi ᾳ = 0,5 dan n
=15. Sehingga data pendidikan agama Islam terhadap kebersihan lingkungan
sekolah berdristribusi normal dan diperoleh tabel sebagai berikut:

Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas Variabel Kebersihan Lingkungan Sekolah (Y)
Variabel Banyak X2 Hitung X2 Tabel Kesimpulan
Sampel Data
Pendidikan
Agama Islam 50 19,93 34,8 Normal

Dari hasil tebel uji normalitas di atas, didapat X2hitung = 19,93, X2tabel = 34,5 n
= 50 pada taraf signifikasi 0,5. Didapat X2hitung ≤ X2tabel, sehingga HO diterima dan
Ha ditolak, dan dapat disimpulkan bahwa populasi bertrisbusi Normal.
53

= 0,9808

Dari perhitungan di atas, telah diperoleh rxy sebesar 0,9808, jika diperhatikan,
maka angka indeks yang telah diperoleh itu bertanda positif. Ini berarti korelasi
antara variabel X (Pendidikan Agama Islam) dan variabel Y (Kebersihan
Lingkungan Sekolah) terdapat hubungan yang searah atau terdapat korelasi
positif antara kedua variabel tersebut. Hal ini dapat diperhatikan dengan
berpedoman kepada nilai “ r ” product moment yaitu rxy = 0,9808 yang berkisar
antara 0,90-1,00, dan berarti korelasi yang positif antara variabel X dan variabel
Y yang termasuk korelasi yang positif dengan kategori tinggi atau sangat baik.
Setelah korelasi diketahui maka dilakukan pengujian korelasi atas “ r “ untuk
mengetahui hubungan antara kedua variabel tersebut signifikan atau tidak dengan
cara sebagai berikut:
a) membuat hipotesis alterlative (Ha) dan hipotesis nihil (Ho)
Ha = Ada korelasi positif yang signifikan antara variabel X dan variabel
Y
Ho = Tidak ada korelasi positif yang signifikan antara variabel X dan
variabel Y
54

b) Interprestasi dengan mengkolsutasikal “ r “ hitung dengan “ r “ tabel yang


terlebih dahulu dicari df = N-nr

Dengan nilai df sebesar df = 50-2=48, maka dipakai df = 50, maka diperoleh


rtabel pada taraf signifasi 5 % = 0,284 dan pada taraf signifikasi 1 % = 0,372
ternyata rxy pada taraf signifasi 5 % lebih kecil dari r tabel (0,9808 ≥ 0,284),
maka pada taraf signifikasi 5 % itu hipotesis alternatif diterima dan hipotesis nihil
ditolak. Dan pada taraf signifikasi 1% rxy juga lebih kecil dari r tabel ( 0,9809 ≥
0,372 ) maka pada taraf signifikasi 1% hipotesis alternatif diterima dan hipotesis
nihil ditolak, sehingga pada taraf ini juga terlihat bahwa memang terdapat korelasi
positif (searah) yang signifikan antara variabel x dengan variabel y. Maka
kesimpulan yang dapat ditarik adalah adanya hubungan pendidikan agama Islam
dengan kebersihan lingkungan sekolah.
Untuk melihat berapa besar kontribusi hubungan pendidikan agama Islam
dengan kebersiihan lingkungan sekolah disini penulis menghitung dengan rumus
sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
= 0,98082 x 100%
= 0,9619 x 100%
= 96,19 %
Jadi besar kontribusi pendidikan agama Islam dengan kebersihan lingkungan
sekolah dilihat dari koefisien determinasi yang diperoleh yaitu sebesar 96,19%.

D) Pembahasan Hasil Penelitian


Dalam pembahasan ini, penulis akan tafsirkan hasil analisis uji hipotesis yang
telah diajukan yaitu ada hubungan positif antara pendidikan agama Islam dengan
kebersihan lingkungan sekolah. Setelah dilakukan pengujian hipotesis, ternyata
hipotesis yang diajukan diterima atau menunjukkan angka signifikan. Hal ini
berarti bahwa pendidikan agama Islam saling berkaitan dengan kebersihan
lingkungan sekolah.
55

Ajaran agama Islam sangat menganjurkan agar manusia yang ada dimuka
bumi untuk selalu menjaga kebersihan, karena Allah sangat menyukai hambanya
yang suci atau bersih. Apalagi jika ummat Islam khususnya jika ingin menunaikan
shalat wajib baginya dalam keadaan bersih. Apabila dalam kehidupan kita sehari-
hari selalu bersih maka kita juga akan merasakan pola hidup yang sehat dan tidak
ada penyakit yang menghinggapi tubuhnya.
Guru pendidikan agama islam khususnya bukan hanya untuk mengajarkan
arti kebersihan saja, akan tetapi guru tersebut harus mempraktekkan terhadap anak
muridnya untuk selau hidup dengan pola bersih dan sehat.
Memperhatikan masalah kebersihan adalah merupakan salah satu unsur
penting dalam perilaku beradab. Hal ini tidak pernah diajarkan dalam agama dan
falsafah apapun. Islam menganggap kebersihan sebagi suatu sistem peradaban dan
ibadah. Karena itu kebersihan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari seorang
muslim.
Di lembaga pendidikan juga sangat berpengaruh kepada seluruh pendidik dan
peserta didik untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan sekolah, karena apabila
disekolah tersebut kotor maka ketika sedang berlansungnya proses belajar
mengajar tidak pernah merasa kenyamanan dan optimal serta akan menggaggu
proses mengajar menjarkan dan akan mengakibatkan rugi bagi orang yang
disekitarnya karena mereka tidak pernah akan konsentrasi dalam belajar. Dan
adapun yang menjaga kebersihan bukan hanya Tanggung jawab seorang petugas
kebersihan sekolah saja, akan tetapi tanggung jawab seluruh orang yang ada di
lingkungan tersebut.
Di dalam sebuah dunia pendidikan tentunya sangatlah diterapkan sekali pola
hidup bersih, hidup sehat dan hidup damai. Khususnya di sebuah sekolah karena
didalam sekolah merupakan tempat dimana seseorang di didik, di latih dalam
segala aspek kepribadiannya, contih kecilnya menjaga lingkungan sekolahnya
agar bisa tetap bersih, sehat, alami dan subur. Mungkin sekarang ini banyak kita
temukan juga sekolah-sekolah yang predikat kebersihannya belum maksimal dan
terlihat masih di bilang kotor. Itu semua diakibatkan oarang yang menghuni
sekolah tersebut kurang maksimal. Oleh sebab itu sekolah tersebut menjadi
56

terlihat kurang bersih. dan begitu pula sebaliknya banyak sekolah-sekolah yang
selalu menjaga kebersihan lingkungannya sehingga sekolah tersebut
menumbuhkan efek yang bagus orang-orang yang mengunjunginya, bahkan
mereka yang berkunjung di tempat sekolah tersebut akan merasa nyaman,
tentram, merasa betah akan kelestarian sekolah tersebut yang terasa bersih dan
terawat.
Untuk mengetahui hubungan positif pendidikan agama Islam dengan
kebersihan lingkungan sekolah telah dianalisis melalui teknis analisis uji
normalitas dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah menyebarkan angket
kepada responden yaitu siswa kelas VII SMP Negeri 6 Tangerang-Selatan yang
berjumlah 50 siswa, hal ini dilakukan untuk memperoleh data tentang pendidikan
agama Islam dengan kebersihan lingkungan sekolah.
Setelah data terkumpul, kemudian data diolah dan dianalisis dengan
menggunakan analisis uji normalitas. Dengan langkah pertama yaitu memasukkan
data tabel distribusi frekuensi pendidikan agama Islam dan kebersihan lingkungan
sekolah. Selanjutnya dilakukan perhitungan dengan cara mengalikan tiap
alternatif jawaban dengan bobot nilai pada setiap alternatif jawaban responden.
Hal ini untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara variabel X dan variabel
Y.
Dari langkah-langkah tersebut diatas diperoleh hasil nilai perhitungan dan
masing-masing variabel yaitu:
1) Variabel bebas (x) yaitu pendidikan agama Islam.
Dari hasil perhitungan rata-rata variabel pendidikan agama Islam terhadap
kebersihan lingkungan sekolah siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Tangerang-
Selatan. Diketahui rata-rata pendidikan agama Islam sebesar 53,18.
2) Variabel terikat (y) yaitu kebersihan lingkungan sekolah
Dari hasil perhitungan rata-rata kebersihan lingkungan siswa kelas VIII SMP
Negeri 6 Tangerang-Selatan diketahui nilainya 51,82.
Setelah diketahui rata-rata masing-masing variabel, maka langkah selanjutnya
adalah analisis uji hipotesis . Dari analisis uji hipotesis diketahui, ada hubungan
57

positif antara pendidikan agama Islam dengan kebersihan lingkungan sekolah


siswa kelas VIII SMP N egeri 6 Tangerang-Selatan. Hal ini ditunjukkan dari nilai
koefisien korelasi dengan moment tangkar dari Pearson diketahui, bahwa rxy =
0,9808 > rtabel (0,05) = 0,284 dan rxy = 0,9808 > rtabel (0,01) = 0,372. Dengan rxy >
rtabel (0,05 dan 0,01) berarti signifikan dan hipotesis menyatakan ada hubungan
pendidikan agama Islam dengan kebersihan lingkungan sekolah adalah diterima.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan, ada hubungan positif antara pendidikan
agama Islam dengan kebersihan lingkungan sekolah kelas VIII SMP Negeri 6
Tangerang-Selatan. baik dari tabel yang sinifikasi 0,05 dan 0,01 bahwa korelasi
product moment lebih besar dari rtabel, artinya Ha diterima dan Ho ditolak.

E)Keterbatasan Penelitian
Berbagai upaya ditempuh untuk menyempurnakan skripsi ini. Namun ibarat
pepatah “tiada gading yang tak retak”.
1. Keterbatasan pengumpulan data
Pengumpulan data pada kajian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner
yang diisi oleh responden. Keterbatasan prosedur pengumpulan data sikap dengan
menggunakan kuesioner disebabkan oleh ketidak terbukaan responden.
Responden yang bersifat tertutup (covert), cenderung memberikan respon netral
terhadap instrumen pengumpulan data, sehingga kurang dapat mengungkap sikap
yang sebenarnya. Meski telah dilakukan upaya maksimal untuk mengungkap
responden seobjektif mungkin, namun diperkirakan situasi dan kondisi responden
saat menjawab instrumen (karena faktor di luar jangkauan peneliti misalnya:
responden sedang sakit, perasaan responden bahwa pernyataan yang diberikan
akan membawa kesulitan bagi dirinya. Begitu pula dengan adanya pengaruh
norma dan kebiasaan dalam masyarakat untuk bersikap sungkan serta malu untuk
menyatakan apa yang sesungguhnya mereka rasakan), semua situasi dan kondisi
tersebut berpengaruh terhadap pengisian alat pengumpul data.
2.Keterbatasan Kemampuan
Penelitian tidak lepas dari pengetahuan, oleh karena itu peneliti menyadari
keterbatasan kemampuan khususnya pengetahuan ilmiah. Tetapi peneliti sudah
58

berusaha semaksimal mungkin untuk menjalankan penelitian sesuai dengan


kemampuan keilmuan serta bimbingan dari dosen pembimbing.
3. Keterbatasan tempat penelitian
Penelitian yang peneliti laksanakan terbatas pada satu tempat, yaitu
pada siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Tangerang-Selatan, sehingga kalau
penelitian ini dilaksanakan pada tempat lain dimungkinkan hasilnya berbeda.
Namun demikian, tempat ini dapat mewakili siswa-siswi kelas VIII SMP Negeri
6 Tangerang-Selatan, untuk dijadikan tempat penelitian dan kalaupun hasil
penelitian yang berbeda tetapi kemungkinan tidak akan jauh menyimpang dari
hasil penelitian yang peneliti lakukan.
4. Keterbatasan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama pembuatan skripsi,waktu yang singkat
inilah yang dapat mempersempit ruang gerak penelitian, sehingga dapat
berpengaruh terhadap hasil penelitian yang peneliti laksanakan. Tetapi waktu
yang terbatas ini akan berharga sekali apabila digunakan sebaik-baiknya. Oleh
karena itu dalam penelitian, peneliti menggunakan penelitian yang dapat
mempersingkat waktu penelitian, seperti angket dan dokumentasi.
5. Keterbatasan responden
Jumlah responden yang diteliti hanya 20 % dari jumlah siswa-siswi kelas VIII
SMP Negeri 6 Tangerang-Selatan, yaitu sejumlah 40 siswa. Hal ini dilakukan
untuk efesiensi waktu, tenaga dan biaya. Namun demikian karena pengambilan
sample dengan random, maka jumlah responden ini dapat mewakili seluruh
populasi.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian skripsi yang berjudul "Hubungan Pendidikan Agama
Islam dengan Kebersihan Lingkungan Sekolah SMP Negeri 6 Tangerang-
Selatan”. yang peneliti lakukan, mulai dari pengumpulan data, pengolahan data
serta analisa data, maka dapat peneliti tarik beberapa simpulan sebagai berikut:
Hubungan Pendidikan Agama Islam dengan kebersihan lingkungan sekolah
termasuk kategori sangat tinggi yaitu berada pada 0,90-1,00 dengan hasil mean
atau rata-rata Pedidikan Agama Islam adalah 53,18. Sedangkan tentang
kebersihan lingkungan sekolah dengan hasil mean 51,82. setelah diteliti terdapat
hubungan antara pendidikan agama Islam dengan kebersihan lingkungan sekolah,
namun masih dalam kategori sangat baik.
Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis Product Moment yang dicantumkan
pada bab IV, bahwa rxy yang diperoleh dari angket adalah 0,9808, sedangkan rt=
0,284 pada taraf signifikansi 5 %, dan rt = 0,368 pada taraf signifikansi 1 %. Hal
ini menunjukkan bahwa rxy lebih besar dari rt. Dengan demikian maka hipotesis
yang penulis ajukan yakni; ada hubungan positif antara pendidikan agama Islam
dengan kebersihan lingkungan sekolah SMP Negeri 6 Tangerang-Selatan dapat
diterima kebenarannya baik dalam taraf signifikansi 5% maupun

59
60

untuk yang variabel x, dan untuk variabel y yaitu: xhitung = 19,93 ≤ xtabel = 5%
(34,8) dan pada taraf signifikasi 1% (29,7). Maka jelas kedua variabel tersebut
bertrisbusi Normal.

A. Implikasi
Kesimpulan hasil penelitian ini berimplikasi sebagai berikut:
Pertama, setelah diadakan penelitian di SMP Negeri 6 Tangerang-
Selatan dan setelah diolah data-data yang ada bahwa hubungan pendidikan
agama Islam terhadap lingkungan sekolah sangat tinggi, maka hendaknya
kepada sekolah tersebut untuk mempertahankan bahkan lebih
meningkatkan untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan sekolah agar
orang yang ada di sekitarnya akan merasa nyaman, tentram dan damai.
Kedua, bagi masyarakat sekolah baik pendidik, peserta didik, penjaga
Kebersihan, kantin dan sebagainya. Untuk lebih teliti menjaga kebersihan
sekolah dan selalu menginggatkan jika ada diantaranya ada yang ceroboh
atau membuang sampah sembarangan.

B. Saran
Setelah pembahasan tema skripsi ini, sesuai harapan penulis agar pikiran-
pikiran dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Setiap manusia wajib menjaga kebersihan diri dan lingkungannya.


Terlebih bagi umat Islam, yang mana kebersihan merupakan
cerminan dari keimanannya.
2. Alangkah baiknya jika antara siswa dan guru saling bergotong
royong menjaga kebersihan sekolah tempat mereka melaksanakan
kegiatan belajar dan mengajar.
3. Menjaga kebersihan dapat dimulai dari diri sendiri dan dari hal -hal
yang sederhana seperti membuang sampah pada tempatnya.
61

DAFTAR PUSTAKA

Shihab, Quraish, Membumikan Al-Quran, Fungsi dan Peran Wahyu dalam


Kehidupan Masyarakat, (Jakarta: Penerbit Mizan,1996)
Lihat Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Islam
untuk semua Tingkat Satuan Pendidikan (Jakarta; BNSP, 2007)
Dwi Susilo, Rahmat. K., Sosiologi Lingkungan, (Jakarta: Raja Grafindo, 2008)
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008)
Muhammad Azhar & Yunahar Ilyas, Pendidikan dalam Prespektif Al-Qur’an,
(Yogyakarta: Lembaga Pengkajian & Pengamalan Islam (LPPI), 1990) Cet.1
Arief, Armai, Reformulasi Pendidikan Islam ( Jakarta: CRDS PRESS, 2005),
Cet.1
Rumayulis, Metedologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia,
2005), Cet.4
Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. (Bandung: Remaja
Rosda Karya, 1992)
Darajat, Zakiah, Metedologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
1996), Cet.1
Daradjat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet.1
Arifin M, Ilmu Pendidikan Isam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), Cet.1
Maman Abd. Djaliel & Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV P
ustaka Setia 1998). Cet. 2
Nizar, Syamsul, Filsafat Pendidikan Islam; Pendekatan Historis, Teoritis,
Praktis, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002)
Al-Qardhawi, Yusuf, Fiqh Thaharah, (Jakarta:  P ustaka Al-Kautsar, 2004),
terjemahan.
Izzuddin, Abu Muhammad, Beberapa Permasalah Hukum Dalam Islam,
(Kuala Lumpur: PT. Batu Caves, 1996)
Al-Qardhawi, Yusuf, Fiqh Peradaban Sunnah Sebagai Paradigma Ilmu
Pengetahuan, (Jakarta:  P ustaka Al-Kautsar, 2004)
http://hendrariahdo.wordpress.com/2011/12/08/penelitian-tentang-kebersihan-
lingkungan-sekolah
62

Zainuddin dan A. Rahman Ritonga, Fiqh Ibadah, (Jakarta: Gaya Media


Pratama, 1997)
Tilarso, Hario, Pandan Peningkatan Kesehatan Santri, (Jakarta: CV. Kuta
Boloh Manunggal, 2005)
Sumarwotto, Otto, Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan, (Jakarta:
Jamabatan, 1999)
Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin
Pendidikan), (Jakarta: PT. Rneka Cipta, 2003), Cet. Ke-4
Sabri, Alisuf, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, 1993), Cet. Ke-1
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2006)
Sukkmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan,
(Jakarta: Remaja Resdokarya, 2003)
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2188650-tujuan-pendidikan-
lingkungan-hidup
Pasaribu, Amudi, Pengantar Statistik, (Jakarta: Galia Indonesia, 1983), Cet.6
Hadi, Sutrisno, Metedologi Research 1, (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan
Fakultas UGM. 1980)
Subana, Moersetyo Ruhadi- Sudrajat, Statistik Pendidikan, ( Bandung, CV
Pustaka Setia, 2005) Cet.2
Sudjono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2003). Cet Ke-12
Sudjana, Metode Statistik, (Bandung: Tarsito, 19S96), Cet.6
63

ANGKET UNTUK SISWA


HUBUNGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN KEBERSIHAN
LINGKUNGAN SEKOLAH SMPN 6 TANGERANG-SELATAN

PETUNJUK:
1. Bacalah Basmallah sebelum anda mengisi angket penelitian ini !
2. Bacalah cermat dan teliti pertanyaan dibawah ini !
3. Berilah tanda silang (x) diantara jawaban yang sesuai dengan
pendapat anda !
4. Pendapat anda tidak berpengaruh pada nilai, dan kerahasiaan
identitas anda terjamin !
5. Angket ini hanya untuk kepentingan ilmiah, diharapkan jawaban
yang jujur dan obyektif dari anda !
6. Terima kasih atas partisipasi dan kerjasama anda dalam mengisi
angket ini !

Indentitas diri
Nama :
Kelas :
Umur :
Jenis Kelamin :

1. Guru Pendidikan Agama Islam anda mengucapkan salam ketika masuk


kelas.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
2. Guru membiasakan berdo’a sebelum memulai pelajaran.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
3. Saya mentaati peraturan sekolah secara sadar
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
64

4. Guru Pendidikan Agama Islam anda mengingatkan tentang arti kebersihan


sekolah.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
5. Guru memberikan contoh untuk berpenampilan yang menarik dan bersih.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
6. Apakah di sekolah anda ada lafadz yang berbunyi “ An-Nadzofah Minal
Iman”.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
7. Sudahkah anda menerapkan kata-kata “kebersihan itu sebagian daripada
Iman” dalam kehidupan sehari-hari
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
8. Kuku guru anda rapi dan bersih
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
9. Ruang guru dan sekitarnya bersih
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
10. Guru Agama mengajarkan tentang manfaat kebersihan bagi kehidupan
sehari-hari
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
11. Sekitar mushola (tempat ibadah) dalam keadaan bersih setiap hari
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
65

12. Guru agama memberikan contoh atau cara etika makan dan minum ala
rasulullah
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
13. Apakah guru agama anda sudah mempraktekkan pola gaya hidup sehat
dan bersih
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
14. Apakah siswa-siswi sudah menerapkan hidup yang sehat dan bersih
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
15. Guru agama mengingatkan kepada seuruh siswa-siswi di sekolah untuk
manjaga kebersihan
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
16. Lingkungan sekolah anda bersih
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
17. Keadaan kelas anda bersih.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
18. Keadaan toilet bersih
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
19. Keadaan di sekitar kantin anda bersih
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
20. Makanan yang tersedia di kantin terjamin kebersihannya
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
21. Sekolah menyediakan tempat sampah di setiap ruang kelas
66

a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
22. Sekolah menyediakan alat-alat kebersihan
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
23. Petugas kebersihan mengingatkan membuang sampah pada tempatnya
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
24. Saya selalu membersihkan kelas pada setiap pagi
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
25. Saya menjaga kebersihan lingkungan sekolah
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
26. Sekolah mengadakan kebersihan sekolah
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
27. Sekolah membedakan sampah yang organik dan non organik
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
28. Petugas kebersihan sekolah mendaur ulang sampah
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
29. Petugas sekolah memberi sanksi pada siswa yang membuang sampah
sembarangan
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
30. Guru memberi sanksi pada siswa yang membuang sampah sembarangan
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
67

Penentuan Validitas Item Uji Coba Variabel X

No Item F hitung F table Kesimpulan


1 0,323 0,304 Valid
2 0,250 0,304 Invalid
3 0,519 0,304 Valid
4 0,695 0,304 Valid
5 0,365 0,304 Valid
6 0,367 0,304 Valid
7 0,409 0,304 Valid
8 0,325 0,304 Valid
9 0,419 0,304 Valid
10 0,395 0,304 Valid
11 0,464 0,304 Valid
12 0,417 0,304 Valid
13 0,325 0,304 Valid
14 0,529 0,304 Valid
15 0,341 0,304 Valid

Dari hasil iji coba Insrumen penelitian diperoleh kesimpulan bahwa 15 alat
ukur tersebut, yang dinyatakan valid sebanyak 14 item yaitu: 1; 3; 4; 5; 6; 7; 8; 9;
10; 11; 12; 13; 14; 15. dan yang 14 butir soal yang dipakai, sedangkan yang
dinyatakan tidak valid sebanyak 1 item yaitu: item pernyataan no: 2.
68

Penentuan Validitas Item Uji Coba Variabel Y

No Item F hitung F table Kesimpulan


1 0,558 0,304 Valid
2 0,442 0,304 Valid
3 0,316 0,304 Valid
4 0,529 0,304 Valid
5 0,129 0,304 Invalid
6 0,234 0,304 Invalid
7 0,602 0,304 Valid
8 0,620 0,304 Valid
9 0,291 0,304 Invalid
10 0,205 0,304 Invalid
11 0,641 0,304 Valid
12 0,648 0,304 Valid
13 0,602 0,304 Valid
14 0,440 0,304 Valid
15 0,484 0,304 Valid

Dari hasil iji coba Insrumen penelitian diperoleh kesimpulan bahwa 15 alat
ukur tersebut, yang dinyatakan valid sebanyak 14 item yaitu: 1; 2; 3; 4; 7; 8; 11;
12; 13; 14; 15. dan yang 14 butir soal yang dipakai, sedangkan yang dinyatakan
tidak valid sebanyak 4 item yaitu: item pernyataan no: 5; 6; 9; 10.
69

PEMBUATAN DAFTAR DISTRUBUSI FREKUENSI


INSTRUMEN TENTANG PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

1. Variabel Pendidikan Agama Islam (X)


a. Membuat Distribusi Frekuensi

42 45 45 48 46 48 48 48 50 50
51 51 51 51 52 52 52 52 52 52
52 52 52 52 52 52 53 53 53 53
54 54 54 54 54 54 55 55 55 55
55 56 57 57 58 58 59 60 60 60

b. Menentukan banyak kelas (B) dengan aturan strurgess

Banyak kelas (B) = 1 + 3,3 log n


= 1 + 3,3 log 50
= 1,69 =
c. Menentukan Rentang Kelas (R)

Rentang kelas (R) = data terbesar – data terkecil


= 54 – 42 = 18
d. Menentukan Panjang Kelas Interval (P)

Panjang kelas (P) =

= =9

e. Tabel Frekuensi

Interval Batas Batas xi fi fk fixi fixi2 (fixi)2


Bawah Atas
42-45 41,5 45,5 43,5 2 2 87,0 3784,5 7569,0
46-49 45,5 49,5 47,5 5 7 237,5 11281,25 564062,5
70

50-53 49,5 53,5 51,5 21 28 1081,5 55697,25 1169642,25


54-57 53,5 57,5 55,5 14 42 777,0 43123,5 603729,0
58-61 57,5 61,5 59,5 8 50 476,0 28322,0 226576,0
50 2659 142208,5 2571578,75

f. Mean =

= =53,18

Tabel.1
No. Nilai Tanda Kelas (X) Frekuensi
1. 42-45 43,5 2
2. 46-49 47,5 5
3. 50-53 51,5 21
4. 54-57 55,5 14
5. 58-61 59,5 8
Jumlah 257,5 50

Diket:
50 – 0,5 = 49,5
p=9
b1= 5
b2 = 14
g. Modus = 49,5 + 9 = 49,5 + = 49,5 + 2,3 = 51,3

h. Median = 49,5 + 9 ( = 25- 7) = 49,5 + 9 = 39,5 + = 49,5 + 7,7 =

57,2
71

x-x Ix-xI F Ix-XI Ix-XI2 F Ix-XI2 X2 F.X2 F.X


-7,68 7,68 15,36 58,9824 117,9648 1892,25 3784,5 87,0
-5,68 5,68 28,4 32,2624 161,312 2256,25 11281,25 237,5
-1,68 1,68 35,28 2,8224 59,2704 2652,25 55697,25 1081,5
2,32 2,32 32,48 5,3824 75,3536 3080,25 43123,5 777,0
6,32 6,32 50,56 39,9424 319,5392 3540,25 28322,0 476,0
162,08 142208,5 2659

i. Mencari Varians : S2 = = 54,2

j. Mencari Standar Deviasi = = 7,36


72

PEMBUATAN DAFTAR DISTRUBUSI FREKUENSI


INSTRUMEN TENTANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN
SEKOLAH

1. Variabel Kebersihan Lingkungan Sekolah (Y)

a. Membuat Distribusi Frekuensi

45 45 46 46 46 47 48 48 48 48
49 49 49 49 49 50 50 50 50 50
50 50 50 51 52 52 52 52 52 52
52 53 53 53 54 54 54 56 56 59
59 59 59 59 59 60 60 60 60 60

b. Menentukan banyak kelas (B) dengan aturan strurgess

Banyak kelas (B) = 1 + 3,3 log n


= 1 + 3,3 log 50
= 1,69 = 2
c. Menentukan Rentang Kelas (R)

Rentang kelas (R) = data terbesar – data terkecil


= 60 – 45 = 15
d. Menentukan Panjang Kelas Interval (P)

Panjang kelas (P) =

= = 7,5

e. Tabel Frekuensi

Interval Batas Batas xi fi fk fixi fixi2 (fixi)2


Bawah Atas
45-48 44,5 48,5 46,5 10 10 465,0 21622,5 216225,0
73

49-53 48,5 53,5 50,5 26 36 1313,0 66306,5 1723969,0


54-57 53,5 57,5 55,5 5 41 277,5 15401,25 77006,25
58-61 57,5 61,5 59,5 9 50 535,5 31862,25 286760,25
212,0 50 2591 135192,5 2303960,5

f. Mean =

= = 51,82

Tabel.1
No. Nilai Tanda Kelas (X) Frekuensi
1. 45-48 46,5 10
2. 49-53 50,5 26
3. 54-57 55,5 5
4. 58-61 59,5 9
Jumlah 212,0 50

Diket:
50 – 0,5 = 49,5
p = 7,5
b1= 10
b2 = 5

g. Modus = 49,5 + 7,5 = 49,5 + = 49,5 + 5 = 54,5

h. Median = 49,5 + 7,5 ( - 10) = 39,5 + 7,5 = 49,5 + 7,5 = 49,5 +

= 49,5 + 4,32 = 53,82


74

x-x Ix-xI F Ix-XI Ix-XI2 F Ix-XI2 X2 F.X2 F.X


-5,32 5,32 53,2 28,3024 283,024 2162,25 21622,5 465,0
-1,32 1,32 34,32 1,7424 45,3024 2550,25 66306,5 1313,0
3,68 3,68 18,4 13,5424 67,712 3080,25 15401,25 277,5
7,68 7,68 69,12 58,9824 622,08 3540,25 31862,25 535,5
175,12 135192,5 2591

i. Mencari Varians : S2 = = 3,57

j. Mencari Standar Deviasi = = 1,88


75

Uji Normalitas Distribusi Data Baku

1. Variabel Kemampuan (X1)

Data hasil penelitian variabel X


42 45 45 48 46 48 48 48 50 50
51 51 51 51 52 52 52 52 52 52
52 52 52 52 52 52 53 53 53 53
54 54 54 54 54 54 55 55 55 55
55 56 57 57 58 58 59 60 60 60

Langkah-langkah yang diperlukan sebagai berikut:


Langkah pertama:
Mencari skor terbesar dan skor terkecil.
Skor terbesar : 60
Skor terkecil : 42
Langkah kedua:
Mencari nilai rentangan (R)
R = Skor terbesar – Skor terkecil
R = 60 - 42 =18
Langkah ketiga:
Mencari banyaknya kelas (BK)
BK = 1+3,3 log n
BK = 1+3,3 log (50)
BK = 1=3,3 (1,698) = 1+ 5,6034
BK = 6,6034 = 7
Langkah keempat:
Mencari nilai panjang kelas (i)
I= = = 2,57 = 3
76

Langkah kelima:
Membuat frekuensi variabel kemampuan (Xi) dirtibusi frekuensi variabel
kemampuan (Xi)
Tabel. 1
Distribusi Frekuensi Skor Pendidikan Agama Islam

No Interval F Xi Xi2 FXi Fxi2


1 42-45 2 43,5 2162,25 87,0 3784,5
2 46-49 5 47,5 2550,25 237,5 11281,25
3 50-53 21 51,5 3080,25 1081,5 55697,25
4 54-57 14 55,5 3540,25 777,0 43123,5
5 58-61 8 59,5 476,0 28322,0
50 2659 142208,5

Langkah keenam:
Menentukan rata-rata atau mean

X= = = 53,18

Langkah ketujuh:
Mencari simpangan baku (s)

S= = = = 16,38

Langkah kedelapan:
Membuat daftar frekuensi yang diharapkan
a. Menentukan batas kelas

43,5 47,5 51,5 55,5 59,5

b. Mencari nilai Z- Score dengan rumus:

Z=
77

Z1 = = -0,59

Z2 = = -0,34

Z3 = = -3,24

Z4 = = 0,14

Z5 = = 0,38

Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal 0-Z dengan menggunakan angka-
angka untuk batas kelas, sehingga diperoleh:
-0,59 0,2224
-0,34 0,1331
-3,24 0,4994
0,14 0,0557
0,38 0,1480
c. Menacari luas tiap kelas interval

0,2224 – 0,1331 = 0,0893


0,1331 – 0,4994 = -0,4663
0,4994 + 0,0557 = 0,5551
0,5551 – 0,1480 = -0,0923
d. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe)

0,0893 x 50 = 4,465
-0,4663x 50 = -23,315
0,5551 x 50 = 27,755
-0,0932 x 0 = -4,615
78

Tabel. 2
Frekuensi yang Diharapkan (fe) Dari Hasil Pengamatan (fo)

No Batas Kelas Z 0-Z Luas Kelas Fe Fo


Interval
1 41,5 -0,59 0,2224 0,0893 4,465 2
2 45,5 -0,34 0,1331 -0,4663 -23,315 5
3 49,5 -3,24 0,4994 0,5551 27,755 21
4 53,5 0,14 0,0557 -0,0923 -4,615 14
5 57,5 0,38 0,1480 8
∑ = 50

Langkah kesembilan:
Mencari Chi Kuadrat Xhitung (X2hitung)

X2 hitung = ∑

X1 = = - 4,01

X2 = = 23,1

X3 = = - 6,75

X4 = = -1,58

Xhitung = 4,01+ 23,1+ 6,75 + 1,53= 13,92


Langkah kesepuluh:
Membandingkan Xhitung dengan Xtabel
Dengan membandingkan Xhitung dengan Xtabel untuk Xtabel ᾳ = 0,05 dan derajad
kebebasan (dk) = k -1 = 49, maka dicari pada tabel Chi Kuadrat didapat Xtabel =
34,8 dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika Xhitung ≥ Xtabel artinya Distribusi Data Tidak Normal dan
Jika Xhitung ≤ Xtabel artinya Distribusi Data Normal.
Ternyata Xhitung ≤ Xtabel atau 13,92 ≤ 34,8,maka data pendidikan agama Islam (x)
bertrisbusi Normal.
79

Uji Normalitas Distribusi Data Baku

1. Variabel Kemampuan (Y1)

Data hasil penelitian variabel Y


45 45 46 46 46 47 48 48 48 48
49 49 49 49 49 50 50 50 50 50
50 50 50 51 52 52 52 52 52 52
52 53 53 53 54 54 54 56 56 59
59 59 59 59 59 60 60 60 60 60

Langkah-langkah yang diperlukan sebagai berikut:


Langkah pertama:
Mencari skor terbesar dan skor terkecil.
Skor terbesar : 60
Skor terkecil : 45
Langkah kedua:
Mencari nilai rentangan (R)
R = Skor terbesar – Skor terkecil
R = 60 – 45 = 15
Langkah ketiga:
Mencari banyaknya kelas (BK)
BK = 1+3,3 log n
BK = 1+3,3 log (50)
BK = 1=3,3 (1,698) = 1+ 5,5034
BK = 6,6034= 7
Langkah keempat:
Mencari nilai panjang kelas (i)

I= = = 2,14
80

Langkah kelima:
Membuat frekuensi variabel kemampuan (Xi) dirtibusi frekuensi variabel
kemampuan (Xi)
Tabel. 1
Distribusi Frekuensi Skor Kebersihan Lingkungan Sekolah (Y)
No Interval F Xi Xi2 Fxi Fxi2
1 45-48 10 46,5 2162,25 465,0 21622,5
2 49-53 26 50,5 2550,25 1313,0 66306,5
3 54-57 5 55,5 3080,25 277,5 15401,25
4 58-61 9 59,5 3540,25 535,5 31862,25
50 212,0 2591 135192,5

Langkah keenam:
Menentukan rata-rata atau mean

X= = = 51,82

Langkah ketujuh:
Mencari simpangan baku (s)

S= = = = 18,91

Langkah kedelapan:
Membuat daftar frekuensi yang diharapkan
a. Menentukan batas kelas

46,5 50,5 55,5 59,5

b. Mencari nilai Z- Score dengan rumus:

Z=

Z1 = = -0,28

Z2 = = -0,06
81

Z3 = = 0,19

Z4 = = 0,40

c. Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal 0-Z dengan menggunakan
angka-angka untuk batas kelas, sehingga diperoleh:

-0,28 0,1103
-0,06 0,0239
0,19 0,0754
0,40 0,1554
d. Mencari luas tiap kelas interval

0,1103 – 0,0239 = 0,0864


0,0239 + 0,0754 = 0,0993
0,0754 – 0, 1554 = -0,08
e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe)

0,00864 x 50 = 4,32
0,0993 x 50 = 4,465
-0,08 x 50 = 4
Tabel. 2
Frekuensi yang Diharapkan (fe) Dari Hasil Pengamatan (fo)

No Batas Kelas Z 0-Z Luas Kelas Fe Fo


Interval
1 44,5 -0,28 0,1103 0,0864 4,32 10
2 48,5 -0,06 0,0239 0,0993 4,965 26
3 53,5 0,19 0,0754 -0,08 4 5
4 57,5 0,40 0,1554 9
∑= 50
82

Langkah kesembilan:
Mencari Chi Kuadrat hitung ( X2hitung)

X2 hitung = ∑

X1 = = - 8,66

X2 = = 0,27

X3 = = - 11,0

Xhitung = 8,66+ 0,27+ 11,0 = 19,93


Langkah kesepuluh:
Membandingkan Xhitung dengan Xtabel
Dengan membandingkan Xhitung dengan Xtabel untuk Xtabel ᾳ = 0,05 dan derajad
kebebasan (dk) = k -1 = 49, maka dicari pada tabel Chi Kuadrat didapat Xtabel =
34,8 dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika Xhitung ≥ Xtabel artinya Distribusi Data Tidak Normal dan
Jika Xhitung ≤ Xtabel artinya Distribusi Data Normal.
Ternyata Xhitung ≤ Xtabel atau 19,93 ≤ 34,8,maka data kebersihan lingkungan
sekolah (y) bertrisbusi Normal.
83

KORELASI PEARSON PRODUCT MOMENT

X Xᶻ Y Yᶻ XY
53 2809 49 2401 2891
52 2704 46 2116 2392
55 3025 53 2809 2915
52 2704 52 2704 2704
48 2304 49 2401 2352
51 2601 49 2401 2499
54 2916 53 2809 2862
52 2704 46 2116 2392
57 3249 50 2500 2850
60 3600 60 3600 3600
52 2704 51 2601 2652
52 2704 50 2500 2600
52 2704 50 2500 2600
48 2304 48 2304 2304
48 2304 56 3136 2688
52 2704 52 2704 2704
55 3025 59 3481 3245
42 1764 50 2500 2100
56 3136 59 3481 3304
54 2916 59 3481 3186
52 2704 48 2304 2496
53 2809 54 2916 2862
45 2025 45 2025 2025
52 2704 48 2304 2496
55 3025 50 2500 2750
54 2916 56 3136 3024
51 2601 50 2500 2550
84

51 2601 50 2500 2550


54 2916 49 2401 2646
55 3025 52 2704 2860
55 3025 52 2704 2860
50 2500 53 2809 2650
50 2500 54 2916 2700
57 3249 50 2500 2850
46 2116 47 2209 2162
52 2704 49 2401 2548
49 2401 52 2704 2548
53 2809 52 2704 2756
53 2809 52 2704 2756
60 3600 59 3481 3540
60 3600 60 3600 3600
52 2704 48 2304 2496
54 2916 48 2304 2592
52 2704 46 2116 2392
54 2916 59 3481 3186
58 3364 54 2916 3132
59 3481 60 3600 3540
58 3364 60 3600 3480
60 3600 59 3481 3540
60 3600 60 3600 3600
2659 142169 2617 137969 140027
85

= 0,9808
Dari perhitungan didapat r hitung = 0,9808 lebih besar dari r tabel dengan
N = 48 pada taraf signifikasi 5 % yaitu 0,284, sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan antara pendidikan agama Islam dengan kebersihan lingkungan
sekolah atau Ho ditolak dan Ha diterima. Dan jika dikonsultasikan pada
interpretasi product moment dapat juga disimpulkan bahwa terdapat hubungan
sangat baik antara pendidikan agama Islam dengan kebersihan lingkungan
sekolah.
86

Perhitungan Koefisien Determinasi

Untuk melihat berapa besar kontribusi yang diberikan oleh pendidikan


agama Islam (x) kebersihan lingkungan sekolah (y) maka dicari koefisien
determinasi dengan cara mengkuadratkan korelasi yang sudah didapat.
Rxy = 0,9808
Maka (rxy)2 = (0,9080)2 = 0,9619
Dalam persen (%) = (0,9080)2 x 100%
= 0,9619 x 100 %
= 96,19%
Jadi besar kontribusi pendidikan agama Islam dengan kebersihan
lingkungan sekolah dilihat dari koefisien determinasi yang diperoleh yaitu sebesar
96,19%.
87

PEDOMAN WAWANCARA

Hari / Tanggal : Kamis 10 Januari 2013


Tempat Wawancara : SMPN 6 Tangerang-Selatan
Nama Interview : Asep Kusdiawan Wihendra, S.Ag
NIP : 19650411 1989021 001
Jabatan : Guru Bidang Studi PAI

Tanya: Sudah berapa lamakah bapak mengajar di sekolah ini?


Jawab: Saya mengajar disekolah ini kurang lebih 24 Tahun
Tanya: Bagaimanakah kesan bapak terutama mengenai lingkungan sekolah ini?
Jawab: Baik dan tepat untuk tempat pendidikan, karena berada dalam lingkungan
komplek perumahan, jauh dari pusat keramaian seperti pasar, terminal
dan lain-lainnya.
Tanya: Menurut bapak seberapa besar kepedulian para siswa terhadap kebersihan
lingkungan sekolah?
Jawab : Masih ada beberapa diantara para siswa yang masih membuang sampah
tidak pada tempatnya. kalau diperkirakan lebih kurang 10% berprilaku
seperti itu.
Tanya: Menurut bapak adakah kendala para siswa untuk selalu menjaga
kebersihan lingkungan sekolah?
Jawab : Malas melangkahkan kaki untuk ke tempat sampah dan tempat sampah
kurang banyak.
Tanya: Menurut bapak apakah para siswa di sekolah ini mereka sangat
memperhatikan terutama tentang kebersihan sekolah?
Jawab : Sebagian Besar ya.
Tanya: Menurut bapak setelah menyampaikan pelajaran untuk selalu menjaga
kebersihan apakah para siswa mempunyai sikap yang peduli terhadap
lingkungan sekolah?
Jawab : ya
88

Tanya : Menurut bapak adakah hubungan pendidikan agama Islam dengan


kebersihan lingkungan sekolah?
Jawab: Sangat berhubungan, karena ummat Islam harus suci dari hadats dan najis
sebelum mengerjakan shalat.
Tanya: Apakah pada saat proses belajar mengajar sebelum dimulai proses belajar
mengajar berlangsung selalu memperhatikan keadaan kebersihan kelas
sekitanya terlebih dahulu?
Jawab: Selalu
Ciputat, Januari 2013

Nurul Adyati
Interviewer
No Responden 16 17 18 19 20
1 Adeliana 4 3 3 3 3
2 Agilda Widya 4 3 3 3 3
3 Aini Tajriani 3 4 4 3 3
4 Amrina 3 4 4 3 3
5 Anggi Ginanti 3 3 3 3 3
6 Anisya Nurdiana 4 4 3 3 3
7 Artha Didi Mardian 4 4 3 3 4
8 Aulia Rahman Caniago 4 3 3 4 3
9 Ayu Asmawati 3 4 3 3 3
10 Ayu Mentari 4 4 4 4 4
11 Chahyo Wiguno 4 3 4 2 4
12 Dedi Setiawan 4 4 3 3 3
13 Diana Wulandari 4 4 3 3 3
14 Didan Destya Wardani 3 3 3 4 3
15 Dinah Suryanah 3 4 3 4 3
16 Dyah Ayu Karlina 4 4 4 3 3
17 Eka Hambali 4 4 4 4 4
18 Fadel Ahmad Ath-thariq 4 4 3 4 3
19 Gina Mutiara Putri 4 4 4 4 3
20 Heni Hermawati 4 4 4 4 3
21 Indah Rahmalia 3 3 3 3 3
22 Kasendra A.R 3 3 4 4 4
23 Laela Tri Yuniangga 3 3 4 2 1
24 Laila syarah. R 2 4 3 3 4
25 Maya Aura Titania 4 3 3 3 4
26 Melisa Safitri 4 4 4 3 3
27 Miftahul Jannah 3 4 3 3 3
28 Mitha Safitri 3 4 3 3 3
29 Muhammad Aldi. B 3 3 3 3 4
30 Muhammad Dika Ferdiansyah 4 4 3 3 4
31 Muhammad Iqbal 4 4 3 3 4
32 Muhammad Nur Khahfi 4 4 4 4 3
33 Muhammad Rifal 4 3 3 4 3
34 Muhammad Taufiq Qurrahman 1 4 4 4 4
35 Mutiara Febrahesti 3 3 3 3 3
36 Niken Nadya Putri 4 4 4 3 3
37 Olivia Mumtazah 4 4 3 4 3
38 Raida Parasti 4 3 4 3 3
39 Rahma Yuli Astuti 4 3 4 3 3
40 Rama Mitra Pratama 4 4 4 4 4
41 Rezky Alifia Taufani 4 4 4 4 4
42 Siti Fitri Anna 3 4 4 3 3
43 Siti Sarah 4 3 4 2 3
44 Suci Fitri Ramadhani 4 3 3 3 3
45 Trisna Aprilia 4 4 4 4 3
46 Vega Ramadhani 4 4 4 3 4
47 Via Sasmita Nurdiani 4 4 4 4 4
48 Windi Novitasari 4 4 4 4 4
49 Yogi Alfiana 4 4 4 4 4
50 Zulfikar Pratama 4 4 4 4 4
Jumlah 181 183 176 167 166
21 22 23 24 25 26 27 28 29
2 3 3 4 4 4 1 3 4
2 3 2 3 3 3 3 4 3
2 4 3 4 3 4 4 4 4
2 4 3 4 3 4 4 4 4
3 3 4 4 3 4 4 3 3
2 3 3 4 3 3 4 3 4
2 3 4 4 3 4 4 4 4
3 4 2 2 3 3 4 4 3
3 3 3 4 4 4 4 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 4 4 3 3 3 4 4
3 4 3 1 3 4 4 3 4
3 4 3 1 3 4 4 3 4
2 3 3 4 3 3 3 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 1 4 3 4 3 4 4
3 4 4 4 4 4 4 4 4
2 3 2 3 4 3 3 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 4 4 4 3 3 3 3 4
4 3 4 4 3 4 4 4 3
1 3 3 4 3 3 4 4 4
3 3 2 4 2 4 3 4 3
2 3 4 3 3 3 4 3 4
2 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 3 4 3 3 3 4 4
4 3 3 4 3 3 3 4 4
3 4 2 4 3 4 3 4 3
4 3 4 3 3 4 3 3 4
4 3 4 3 3 4 3 3 4
2 4 4 4 3 3 4 4 3
3 4 4 3 4 4 4 4 4
2 4 4 4 3 4 4 3 3
3 3 4 4 3 3 3 3 3
2 3 3 4 3 3 4 3 3
2 3 3 4 4 4 3 3 4
3 3 3 4 4 4 3 4 3
3 3 3 4 4 4 3 4 3
3 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 1 3 3 4 4 4 3
3 4 1 1 4 4 4 4 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 4 4 3 3 3 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4
148 176 165 180 170 184 180 185 183
30 X1 X2
3 49 2401
4 46 2116
4 53 2809
3 52 2704
3 49 2401
3 49 2401
3 53 2809
1 46 2116
3 50 2500
4 60 3600
3 51 2601
4 50 2500
4 50 2500
4 48 2304
3 56 3136
3 52 2704
4 59 3481
4 50 2500
4 59 3481
4 59 3481
3 48 2304
3 54 2916
3 45 2025
4 48 2304
4 50 2500
4 56 3136
3 50 2500
3 50 2500
3 49 2401
3 52 2704
3 52 2704
3 53 2809
3 54 2916
2 50 2500
3 47 2209
3 49 2401
4 52 2704
4 52 2704
4 52 2704
4 59 3481
4 60 3600
3 48 2304
4 48 2304
3 46 2116
4 59 3481
3 54 2916
4 60 3600
4 60 3600
4 59 3481
4 60 3600
171 2617 137969
Responden 16 17 18 19 20 21 22 23
A1 2 2 2 2 4 4 4 4
A2 2 2 2 2 4 4 2 4
A3 2 2 1 2 4 4 1 4
A4 3 1 2 1 4 4 4 1
A5 2 2 2 1 4 3 1 1
A6 3 3 2 3 4 4 4 4
A7 1 2 1 1 3 3 1 1
A8 2 2 2 2 4 4 4 3
A9 3 3 2 2 4 4 4 4
A10 2 2 2 2 4 4 3 3
A11 2 2 2 2 4 4 4 3
A12 2 2 2 1 4 4 2 4
A13 2 1 1 1 4 4 2 1
A14 2 2 2 2 4 4 1 2
A15 2 2 2 2 4 4 1 2
A16 4 2 2 2 4 4 4 4
A17 3 3 3 2 4 4 3 3
A18 3 2 2 2 4 4 3 3
A19 3 2 2 4 3 3 4 3
A20 2 2 1 1 4 4 2 2
A21 3 2 2 2 4 4 2 3
A22 2 2 2 2 4 4 4 4
A23 2 2 2 1 4 4 1 4
A24 2 2 2 2 4 4 1 3
A25 3 2 2 2 1 4 3 4
A26 3 2 2 2 4 4 2 3
A27 1 2 2 1 4 4 3 3
A28 2 2 2 2 4 4 4 2
A29 2 2 4 3 4 4 3 2
A30 2 2 2 2 4 4 2 2
A31 4 2 2 2 4 4 4 4
A32 2 2 2 2 3 1 3 2
A33 2 2 2 2 4 4 2 2
A34 4 2 1 2 4 4 4 2
A35 2 2 1 1 4 4 2 1
A36 3 2 3 1 4 4 4 1
A37 2 2 2 2 4 4 4 2
A38 2 2 2 2 4 4 3 2
A39 2 2 2 2 4 4 4 2
A40 2 2 2 1 4 4 2 2
Jumlah 94 81 78 73 154 154 111 106
r hit 0.558524 0.442923 0.316882 0.529139 0.129627 0.234087 0.602564 0.620967
r tab 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304
Kesimpulan Valid Valid Valid Valid Invalid Invalid Valid Valid
24 25 26 27 28 29 30 X1 X2
2 4 2 2 1 2 2 39 1521
2 4 2 1 1 1 2 35 1225
2 4 3 1 1 4 4 39 1521
1 4 2 1 1 4 4 37 1369
1 2 3 1 1 3 4 31 961
1 4 4 2 3 4 4 49 2401
1 4 3 1 1 4 3 30 900
4 3 3 4 2 4 4 47 2209
4 4 4 1 2 4 4 49 2401
2 4 3 1 2 2 2 38 1444
1 4 2 1 1 2 4 38 1444
1 4 2 1 1 2 4 36 1296
1 4 2 1 2 4 4 34 1156
2 4 2 1 1 2 2 33 1089
2 4 2 1 1 2 2 33 1089
2 4 4 4 2 4 4 50 2500
2 4 3 2 1 2 3 42 1764
1 3 3 2 2 2 3 39 1521
1 4 2 1 2 4 4 42 1764
2 4 2 1 1 2 3 33 1089
2 4 3 1 1 2 2 37 1369
1 4 3 1 1 1 4 39 1521
2 4 4 1 1 1 4 37 1369
2 4 2 1 1 4 4 38 1444
2 4 2 1 1 2 3 36 1296
2 4 2 1 1 4 4 40 1600
2 4 2 1 1 4 4 38 1444
2 4 3 1 1 2 3 38 1444
2 3 3 3 1 3 4 43 1849
2 3 2 1 1 1 3 33 1089
1 3 4 2 1 4 4 45 2025
2 4 2 1 1 3 3 33 1089
2 3 2 1 1 2 1 32 1024
2 4 3 2 1 1 3 39 1521
2 2 2 1 1 2 2 29 841
1 4 2 1 1 1 3 35 1225
1 4 2 2 1 2 3 37 1369
2 4 3 1 1 2 3 37 1369
1 4 2 2 1 2 3 37 1369
2 3 2 1 1 2 4 34 1156
70 149 103 56 49 103 130 1511 58077
0.291966 0.205944 0.64158 0.648673 0.602242 0.440235 0.484174 6.749527
0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304
Invalid Invalid Valid Valid Valid Valid Valid

Anda mungkin juga menyukai