Anda di halaman 1dari 10

Herpes Simpleks

Definisi

Suatu lesi akut berupa vesikel berkelompok di atas daerah yang eritemosa dapat satu

atau beberapa kelompok terutama pada atau dekat sambungan muko-kutan.

Penyebab dan epidemiologi

1. Penyebab : herpes virus hominis (HVH) dengan diameter 150 µ merupakan

virus DNA

2. Umur : dapat menyerang semua umur.

3. Jenis kelamin : frekuensi sama pada pria dan wanita.

4. Keturunan : virus herpes dapat menyerang janin in utero.

5. Lingkungan : makin rendah status ekonomi makin banyak jumlah karier.

6. Faktor pemcetus : menstruasi, emosional, trauma, senggama.

Gejala singkat penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: awitan penyakit

didahului perasaan gatal, rasa terbakar dan eritema selama beberapa menit sampai beberapa

jam, kadang-kadang timbul nyeri saraf. Pada infeksi primer gejala-gejala lebih berat dan lebih

lama bila dibandingkan dengan infeksi rekuren yaitu berupa malaise, demam dan nyeri otot.

Pemeriksaan kulit

1. Lokalisasi : paling sering pada/dekat sambungan mukotan.

2. Efloresensi/sifat-sifatnya : vesikel-vesikel miliar berkelompok, bila pecah

membentuk ulkas yang dangkal dengan kemerahan pada daerah di sekitar.


Gambaran hispatologi

Tampak vesikel intraepidermal, infiltrat leukosit dan akantolisis akibat degenerasi

balon sel-sel epidermis. Dapat terlihatbadan inklusi asidofilik intranuklear yang dikelilingi

halo.

Pemeriksaan laboratorik

1. Pemeriksaan sel raksasa dengan percobaan Tzanck

2. Pemeriksaan antibodi dengan teknik fluoresensi langsung.

3. Kultur jaringan.

Diagnosis pembanding

1. Impetigo: cairan serosa dan kusta menonjol pada impetigo

2. Herpes zoster sekitar bibir : lesi sepanjang perjalanan saraf

3. Ulkus durum: pemeriksaan lapangan gelap dapat ditemukan spiroketa.

Penatalaksanaan

Pengobatan bersifat simtomatis, bila vesikel pecah:

1. Kompres dengan sol. Kalium-permanganas 1/5000.

2. Obat-obat antiseptik seperti: povidon yodium.

3. Idoksuridin (IDU) 5-40% untuk menekan dan desinfeksi.

4. Alkohol 70% untuk mengeringkan dan desinfeksi.


Herpes genitalis

Definisi

Adalah infeksi akut pada genitalia dengan gambaran khas berupa vesikel

berkelompok pada dasar eritematos dan cenderung bersifat rekuren.

Penyebab dan epidemiologi

1. Penyebab : umumnya disebabkan oleh herpes simpleks virus tipe 2 (herpes

virus hominis tipe 2) tetapi sebagian kecil dapat pula tipe 1.

2. Umur : dewas muda/ masa seksual aktif.

3. Jenis kelamin: insidens yang sama pada pria dan wanita.

4. Faktor yang mempengaruhi rekurensi penyakit atau trigger factor, antara lain:

menstruasi, koitus, gangguan pencernaan, stres emosi, kecapaian dan obat-

obatan.

Gejala singkat penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan umum dan keluhan tambahan: umumnya

kelainan klinis/keluhan utama adalah timbulnya sekumpulan vesikel pada kulit atau mukosa

dengan rasa terbakar dan gatal pada tempat lesi, kadang-kadang disertai gejala konstitusi

seperti malaise, demam dan nyeri otot. Masa inkubasi sukar ditentukan biasanya berkisar

antara 2-12 hari.

Pemeriksaan kulit

1. Lokalisasi : pada wanita biasanya pada labia mayora, labia minora, klitoris

dan introitus vagina. Pada pria vesikel biasanya terdapat pada prepusium,

glans penis dan korpus penis.\


2. Efloresensi/sifat-sifatnya: vesikel berkelompok di atas daerah eritematosa

pada alat kelamin. Vesikel mudah pecah, meninggalkan ulkus-ulkus kecil,

dangkal dan bila sembuh tidak menimbulkan jaringan parut.

Gambaran histopatologi

Vesikel-vesikel pada lapisan prickle (stratum spinosum) berisi cairan yang

mengandung sel-sel epitel akantolitik, leukosit, sel raksasa dan fibrin. Vesikel mukosa

berbeda dengan vesikel kulit, dimana vesikel mukosa relatif tak berisi cairan, jumlah fibrin

lebih banyak serta sel-sel diatas vesikel lebih tebal dan edema.

Pemeriksaan laboratorik

1. Menemukan badan inklusi pada sediaan apus cairan vesikel yang dicat dengan

Giemsa (percobaan Tzanck)

2. Biakan virus pada membran koriolantois ayam atau kultur jaringan

3. Inokulasi pada binatang.

4. Mikroskop elektron untuk melihat morfologi virus.

5. Pemeriksaan serologik :

a. Menentukan jenis antibodi spesifik

b. Imunofluoresensi untuk menentukan antigen virus dan jenis

imunoglobulonnya.

6. Pemeriksaan histopatologik

Diagnosis banding

semua ulkus pada genetalia seperti:

1. Sifilis : ulkus lebih besar, bersih dan ada indurasi.

2. Ulkus mole : ulkus kotor, merah dan nyeri.


3. Limfogranuloma venereum : ulkus sangat nyeri didahului pembengkakan

kelenjar inguinal.

4. Balanopostitis : biasanya disertai tanda-tanda radang yang jelas.

5. Skabies : rasa gatal lebih berat, kebanyakan pada anak-anak.

6. Lesi septik dan trauma : didahului riwayat trauma.

Penatalaksanaan

Sampai sekarang belum ada obat yang dapat memuaskan untuk terapi herpes genitalis

namun pengobatan secara umum perlu diperhatikan

1. Menjaga kebersihan lokal

2. Menghindari trauma atau faktor pencetus.

3. Obat-obat topikal sering dipakai adalah: povidon yodium, idoksuridin (IDU),

sitosin arabinosida/sitarabin, adenin arabinosida/vidarabin, pelarut organik:

alkohol 70%, eter, timol 40% dalam kloroform. Dapat pula dengan inaktivasi

fotodinamik dan larutan zat warna seperti biru metilen, merh netral atau flavin.

Zidovidin, asiklovir dapat menolong mengurangi rekurensi.

Herpes Zoster

Definisi

Adalah radang kulit akut, mempunyai sifat khas yaitu vesikel-vesikel yang tersusun

berkelompok sepanjang persarafan sensorik kulit sesuai dermatom

Penyebab dan epidemiologi

1. Penyebab : virus V-Z kelompok virus herpes termasuk virus sedang berukuran

140-200 µ dan berinti DNA.


2. Umur : biasanya dewasa, kadang-kadang juga pada anak-anak.

3. Jenis kelamin : insidens pada pria dan wanita sama banyaknya

4. Musim/iklim : tidak tergantung musim.

Gejala singkat penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan : biasanya ada

neuralgia beberapa hari sebelum atau bersam-sama dengan kelainan kulit. Adakalanya

sebelum timbul kelainan kulit didahului oleh demam. Kelainan kulit tersebut mula-mula

berupa eritema kemudian berkembang menjadi papula dan vesikela yang dengan cepat

membesar dan menyatu sehingga terbentuk bula. Isi vesikel mula-mula jernih setelah

beberapa hari menjadi keruh dan dapat pula bercampur darah. Bila absorbsi terjadi vesikula

dan bula akan menjadi krusta.

Pemeriksaan kulit

1. Lokalisasi : bisa di semua tempat, paling sering pada servikal IV dan lumbal

II

2. Efloresensi/sifat-sifat : lesi biasanya berupa kelompok- kelompok vesikel

sampai bula di atas daerah yang eritematosa. Lesi yang khas bersifat unilateral

pada dermatom yang sesuai dengan letak saraf yang terinfeksi virus.

Gambaran histopatologi

1. Tampak vesikula bersifat unilokular, biasanya pada stratum granulosum,

kadang-kadang subepidermal. Yang penting adalah temuan ‘sel balon’ yaitu

sel stratum spinosum yang mengalami degenerasi dan membesar juga badan

inklusi (‘lipschutz’) yang tersebar dalam inti sel epidermis dalam jaringan ikat
dan endotel pembuluh darah. Dermis : dilatasi pembuluh darah dan sebukan

limfosit.

2. Bila menyerang wajah, daerah yang dipersarafi N. V cabang atas disebut

herpes zoster frontalis.

3. Bila menyerang cabang oftalmikus N. V disebut herpes zoster oftalmik.

4. Bila menyerang saraf interkostal disebut herpes zozter torakalis.

5. Bila menyerang daerah lumbal disebut herpes zoster abdominal/lumbalis.

Diagnosis banding

1. Herpes simpleks: hanya dapat dibedakan dengan mencari virus herpes

simpleks dalam embrio ayam, kelinci, dan tikus.

2. Varisela : biasanya lesi menyebar sentrifugal, selalu disertai demam.

3. Impetigo vesikobulosa : lebih sering pada anak-anak dengan gambaran

vesikel dan bula yang cepat pecah dan menjadi krusta.

Penatalaksanaan

1. Istirahat

2. Untuk mengurangi neuralgia dapat diberikan analgetik

3. Usahakan supaya vesikel tidak pecah untuk menghindari infeksi sekunder,

yaitu dengan bedak salisil 2%. Bila terjadi infeksi sekunder dapat diberikan

antobiotik lokal misal salep kloramfenikol 2%.

4. Pengobatan spesifik belum ada. Beberapa penulis menganjurkan vitamin B1,

suntikan pituitari 0,5-1 cc/hari, antibiotik spektrum luas misalnya

kloramfenikol, tetrasiklin untuk mengurangi infeksi sekunder. Untuk

mengurangi neuralgia pascaherpetika dapat diberikan kortikosteroid seperti

prednison dan deksametason, asiklofin dapat menolong.


Prognosis

Pada orang muda dan anak-anak umumnya baik.

Herpes zoster oftalmik

Definisi

Infeksi virus herpes zoster yang mengenai bagian ganglion gasseri yang menerima serabut

saraf dari cabang oftalmikus saraf trigeminus (N. V), ditandai oleh erupsi herpetik unilateral

pada kulit.

Penyebab dan epidemiologi

1. Penyebab : virus varisela-zoster, kelompok virus herpes tergolong virus

sedang dengan inti DNA.

2. Umur : sering pada usia tua.

3. Insidens pada pria dan wanita sama

Gejala singkat penyakit

Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tembahan: infeksi diawali dengan

nyeri kulit pada satu sisi kepala dan wajah disertai gejala konstitusi seperti lesu, demam

ringan. Gejala prodromal berlangsung 1-4 hari sebelum kelainan kulit timbul fotofobia,

banyak keluar air mata, kelopak mat bengkak dan sukar dibuka.

Pemeriksaan kulit

1. Lokalisasi : di atas daerah yang dipersarafi cabang oftalmikus N. Trigeminus.

2. Efloresensi/sifat-sifat : daerah eritematos dan edematosa, di atasnya terdapat

vesikel, pustula, krusta kekuningan dan jaringan parut. Kelainan pada mata:
kemasis, vesikel dikonjungtiva, nodula episklera, ulkus kornea, iridosiklitis,

paresis saraf dan otot.

Gambaran histopatologi.

Reaksi peradangan pada ganglion gasseri. Infiltrasi limfosit. Kerusakan sel ganglion.

Degenerasi cabang oftalnikus N. Trigeminus.

Pemeriksaan laboratorik

1. Biakan jaringan

2. Imunofluresensi

3. Apusan Tzanck

Diagnosis banding

Impetigo vesikobulosa : tidak begitu nyeri dan banyak pada anak-anak, vesikel mudah

pecah karena dinding vesikel lebih tipis.

Penatalaksanaan

Penderita harus dirawat dirumah sakit dengan pengawasan yang hati-hati terutama

untuk kelainan-kelainan mata.

1. Sistemik : penisilin; tetrasiklin bila infeksi sekunder. Dapat pula digunakan

antibiotik lain, kortikosteroid, analgetik. Bila perlu sedativa.

2. Topikal : talk bismuth subgalat, zincum oksida 10%; lotiokalamin: salep

tetrasiklin 1%, gentamisin 0,1%


Prognosis

Baik pada anak dan orang muda pada orang tua dapat menimbulkan sekuele neuralgia

herpetika.

Anda mungkin juga menyukai