Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diare adalah buang air besar dengan konsistensi cair (mencret) sebanyak 3

kali atau lebih dalam satu hari (24 jam). Terdapat dua kriteria penting yang ada

pada diare yaitu cair dan sering buang air besar sehari tiga kali tapi tidak cair

maka tidak bisa disebut diare, begitu pula kebalikannya apabila buang air besar

dengan tinja cair tapi tidak sampai tiga kali dalam sehari, bukanlah penyakit

diare. Penyakit diare merupakan gejala yang diakibatkan oleh bakteri, parasit,

dan organisme infeksi lainnya yang dapat berada pada makanan atau minuman,

terinfeksi dari orang ke orang yang lain, akibat kurangnya kebersihan pribadi

(WHO, 2017).

Diare dalam dekade terakhir menjadi salah satu penyebab dari kematian

anak terutama pada usia dibawah lima tahun yang dapat mencapai angka

kematian sebanyak 525.000 setiap tahunnya di dunia. Diare yang diakibatkan

oleh infeksi khususnya Asia Tenggara dan Afrika dengan tingkat masing-masing

persentase mortalitas sebesar 8,5% dan 7,7% dari semua angka kematian (WHO,

2017). Angka mortalitas diare di Indonesia, berdasarkan pola penyebab kematian

semua umur, diare merupakan penyebab kematian peringkat ke-13 dengan

1
2

proporsi 3,5%, namun berdasarkan penyakit menular, diare merupakan penyebab

kematian peringkat ke-3 setelah TB dan pneumonia (Kemenkes RI, 2011).

Penyakit diare di negara berkembang menjadi masalah kesehatan yang

utama karena masih buruknya sanitasi lingkungan. Keadaan sanitasi lingkungan

yang kurang baik berakibat meningkatnya angka kejadian diare yang menjadi

faktor utama kematian pada balita. Survei morbiditas yang dilakukan oleh

Kementrian kesehatan tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 di dapatkan jumlah

kasus penyakit diare sebesar 18.093 dengan jumlah kematian sebanyak 412

kemudian ditahun 2011 sampai dengan tahun 2016 menjadi 5.585 kasus dengan

jumlah kematian sebanyak 72 jiwa (Kemenkes RI, 2016). Provinsi Kalimantan

Barat menempati urutan ke empat belas dari tiga puluh empat provinsi yang ada

di Indonesia dengan angka prevalensi 3,9% kasus diare (Riskesdas, 2016).

Kejadian diare terkait dengan pengelolaan lingkungan atau sanitasi pada

rumah sebagai sanitasi dasar yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap

berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia.

Sanitasi dasar rumah sangat erat kaitannya dengan angka kesakitan penyakit

menular terutama diare. Lingkungan perumahan sangat berpengaruh pada

terjadinya dan tersebarnya diare yang diakibatkan oleh sanitasi yang buruk, kotor

kondisi lingkungan yang buruk, kepadatan penduduk yang tinggi dan persediaan

air bersih yang kurang memadai (Lindayani&Azizah, 2013).

Hasil penelitian oleh Smits, Jong dan Komarulzaman (2017), menunjukkan

bahwa dampak sanitasi yang buruk ini sering kali terjadi pada anak dan balita
3

dan tak jarang juga terjadi pada bayi. Hasil penelitian lain juga menunjukkan

bahwa fasilitas sanitasi yang buruk, kurang bersihnya tempat santasi, tingginya

angka jumlah penduduk yang menempati sekitar wilayah, banyaknya sampah di

sekitar rumah menjadi faktor utama terjadinya diare (Adane et al, 2017).

Penggunaan dan penyediaan air bersih sangatlah penting untuk mencegah

timbulnya penyakit diare. Peran sanitasi lingkungan seperti saluran air bersih dan

sanitasi yang baik pada rumah tangga seperti WC pribadi berpengaruh pada

penurunan resiko terjadinya diare (Jung, 2017).

Lingkungan dan sanitasi rumah tangga yang tidak memenuhi syarat

kesehatan berpengaruh besar terhadap angka morbilitas dan mortalitas diare.

Ketersediaan sarana air bersih, saluran pembuangan limbah dan jamban

merupakan perilaku masyarakat yang dilakukan sehari-harinya. Perilaku

masyarakat yang buruk turut memberikan kontribusi terhadap kejadian diare

seperti kebiasaan mencuci tangan, penyediaan air minum dan sterilisasi botol

susu anak. Perilaku masyarakat yang kurang dalam sanitasi memerlukan upaya

dalam peningkatan pola hidup bersih dan sehat. Upaya promosi kesehatan oleh

tenaga kesehatan hendaknya selalu dilakukan guna merubah perilaku dan sikap

masyarakat ke arah yang lebih baik (Lindayani & Azizah, 2013).

Promosi kesehatan mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang diare

sebagai bagian dari program Dinas Kesehatan. Data dari Dinas Kesehatan

Kabupaten Sambas mendapatkan kasus kejadian diare tahun 2014 sebesar 9.618

kasus sedangkan tahun 2015 kejadian ini meningkat menjadi 10.399 kasus dan
4

merupakan urutan kedua pada kasus masalah kesehatan tertinggi di Kabupaten

Sambas. Sementara itu, angka kejadian kasus diare pada Desa Balai Gemuruh di

Wilayah kerja Puskesmas Subah Kabupaten Sambas sebesar 162 orang, dan

merupakan angka kejadian diare tertinggi dari lima Desa binaan Wilayah kerja

Puskesmas Subah. Angka kesakitan diare yang cukup tinggi menggambarkan

pengetahuan dan tingkat sanitasi lingkungan yang masih rendah pada kecamatan

Subah di Desa Balai Gemuruh RT 003/RW 002 (Profil Pukesmas, 2015).

Kejadian Luar Biasa (KLB) diare masih sering terjadi dengan jumlah penderita

dan kematian yang banyak. Rendahnya cakupan higiene sanitasi dan perilaku

yang rendah sering menjadi faktor risiko terjadinya KLB diare (Kemenkes RI,

2011).

Program penyehatan lingkungan dan kebersihan individu menjadi sangat

penting untuk mereduksi penyakit diare ini. penyakit diare dapat dikorelasikan

dengan perbaikan higiene sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

dalam kehidupan sehari-hari serta melibatkan kader dalam tatalaksana diare

karena dengan penanganan yang tepat dan cepat ditingkat rumah tangga, maka

diharapkan dapat mencegah terjadinya kasus dehidrasi berat yang dapat

mengakibatkan kematian (Dinas Kesehatan Sambas, 2016).

Berdasarkan data diatas, menunjukan bahwa masih tingginya angka

insiden diare di Kabupaten Sambas, terutama di Desa Balai Gemuruh Wilayah

kerja Puskesmas Subah. Kejadian diare masih sangat dipengaruhi oleh

lingkungan terutama ketersediaan sanitasi dasar dan higiene personal


5

masyarakat, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan

faktor penyediaan sanitasi dasar dengan angka prevalensi diare di Desa Balai

Gemuruh Wilayah kerja Puskesmas Subah Kabupaten Sambas.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “apakah ada hubungan faktor penyediaan

sanitasi dasar dengan prevalensi diare di Desa Balai Gemuruh Wilayah Kerja

Puskesmas Subah Kecamatan Subah Kabupaten Sambas?

C. Tujuan Penelitian.

1. Tujuan Umum

Diketahuinya hubungan penyediaan sanitasi dasar dengan prevalensi

diare di Desa Balai Gemuruh Wilayah Kerja Puskesmas Subah Kecamatan

Subah Kabupaten Sambas.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya penyediaan fasilitas sanitasi dasar (Air Bersih, Fasilitas

Jamban dan Pembuangan sampah) di Desa Balai Gemuruh Wilayah

Kerja Puskesmas Subah Kecamatan Subah Kabupaten Sambas.

b. Diketahuinya prevalensi diare di Desa Balai Gemuruh Wilayah Kerja

Puskesmas Subah Kecamatan Subah Kabupaten Sambas.


6

c. Diketahuinya hubungan penyediaan sanitasi dasar dengan prevalensi

diare di Desa Balai Gemuruh Wilayah Kerja Puskesmas Subah

Kecamatan Subah Kabupaten Sambas.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengalaman peneliti sehingga dapat

dijadikan acuan dalam pembelajaran tentang kesehatan serta mampu

mengaplikasikan ilmu yang telah di dapat kepada masyarakat, penelitian

ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi peneliti selanjutnya.

2. Manfaat bagi masyarakat

Diharapkan penelitian ini dapat memberi informasi kepada masyarakat

tentang pentingnya penyediaan sanitasi dasar sehingga dapat menurunkan

angka kejadian diare.

3. Manfaat bagi pelayanan kesehatan

Sebagai sumber referensi dan acuan bagi petugas kesehatan dalam

meningkatkan upaya promosi kesehatan khususnya pencegahan penyakit

diare di Wilayah kerja masing-masing.

4. Manfaat bagi keilmuan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan referensi dalam

memperkaya wawasan ilmu kesehatan mengenai dampak buruk dari

ketidakperdulian kesehatan lingkungan dan manfaat dari pengelolaan

sanitasi yang benar.

Anda mungkin juga menyukai