Hukum Pidana
Hukum Pidana
Pidana
PENDAHULUAN
A. Pengertian hukum pidana
Hukum pidana adalah aturan-aturan hukum yang mengatur tentang:
1. Perbuatan-perbuatan yang tidak boleh dilakukan, perbuatan-perbuatan yang
dilanggar dengan disertai ancaman/sanksi berupa pidana tertentu bagi siapa yang
melanggarnya.
2. Aturan-aturan hukum yang menentukan kapan dan dimana dalam hal apa saja
mereka yang melanggar hal itu dapat di jatuhi pidana.
3. Menentukan dengan cara bagaimana pidana itu dapat dilaksanakan apabila ada
orang yang melanggar.
C. Zaman jepang
Pada zaman kepang dikeluarkan UU No. 1/1942 yang mengatur tentang bahwa semua
badan pemerintahannya dan kekuasaannya baik aturan-aturan hukum dan UU dari
pemerintah yang terdahulu tetapi diakui secara sah buat sementara waktu asal saja tidak
bertentangan dengan aturan pemerintah militer jepang.
Hal ini disebabkan pemerintah jepang tidak sempat membuat peratura-peraturan baru
karena mareka sibuk mempertahankan dari serangan musuh. Maka diperlukan hukum
yang telah ada, tetapi pasal-pasal yang diubah. Contoh penyebutan raja atau ratu tidak
digunakan lagi.
Teori ini muncul pada akhir abad ke 18, penganut nya adalah Immanuel Khan, Leo
Rolak, Hegel. Menurut teori absolut ini setiap penjahat atau orang yang melakukan
kejahatan atau pelanggaran harus dijatuhi hukuman karena mereka telah melakukan
suatu perbuatan yang merugikan orang lain atau mungkin masyarakat, dan pidana itu
bersifat pembalasan.
Ciri-ciri nya:
· Bahwa pidana bersifat paksa yang diberikan oleh negara kepada sipelaku
· Pidana merupakan pembalasan apabila kejahatan tidak dibalas dengan pidana maka
timbul rasa tidak puas dari masyarakat.
· Pidana dijatuhkan tidak melihat masa depan sipelaku tetapi melihat masa lalu atau
apa-apa yang telah dilakukan oleh si penjahat.
· Teori absolut ini merupakan pembalasan terhadap apa-apa yang telah dilakukan
oleh sikorban, pembalasan ada 2:
1) Pembalasan Subjektif
Yaitu pembalasan terhadap kesalahan sipelaku
2) Pembalasan Objektf
Yaitu pembalasan terhadap apa-apa yang telah diciptakan oleh sipelaku di dunia luar.
B. Teori Relatif atau tujuan (DOEL THEORIEN)
Artinya: Bahwa penjatuhan pidana bertujuan mencari dasar hukum dalam
menyelenggarakan tertib masyarakat, tujuan akhrirnya ialah untuk mencegah kejahatan
menurut teori relatif, wujud pidana itu berbeda-beda:
· Melakukan
· Memperbaiki
· Membina
· Membinasakan
Dalam kamus bahasa inggris tujuan pidana disingkat dengan 3R+1D
ü Retribution (pembalasan)
Mambalas kejahatan yang dilakukan oleh sipenjahat sesuai dengan kejahatan yang telah
dilakukan.
ü Restraint (mengasingkan)
Memisahkan si penjahat pada suatu tempat tertentu sehingga masyarakat menjadi aman
dan tidak terganggu lagi oleh si penjahat.
ü Reformation (memperbaiki)
Orang-orang yang telah salah jala, mereka itu di perbaiki,dibimbing,dibina atau
diarahkan agar ia kembali kejalan yang benar. Dengan diperbaiki nya sipenjahat maka
masyarakat memperoleh keuntungan karena telah tercipta keamanan dan ketertiban
dalam masyarakat.
ü Detterrence (mencegah)
o Detterrence general (umum)
Suatu pencegahan yang ditujukan kepada masyarakat umum supaya masyarakat tidak
mencontoh, meniru, tingkah laku sipenjahat.
o Detterrence specialis (khusus)
Pencegahan yang dilakukan terhadap orang-orang tertentu atau mencegah niat jahat
sipelaku supaya tidak mengulangi kejahatan lagi.
Menurut VAN HAMEL, prevasi khusus bertujuan:
û Pidana harus membuat suatu unsur menakutkan, mencegah penjahat yang mempunyai
kesempatan untuk tidak melaksanakan niat buruknya.
û Pidana harus mempunyai unsur memperbaikin terpidana.
û Pidana mempunyai unsur membinasakan penjahat yang tidak mungkin diperbaiki.
û Tujuan satu-satunya pidana adalah mempertahankan tata tertib hukum.
b) Pidana Tambahan
· Pengumuman putusan hakim
· Perampasan barang-barang tertentu
· Pencabutan hak-hak tertentu.