Anda di halaman 1dari 15

Analisis Audit Delay

(Studi empiris perusahaan perkebunan pada bursa efek Indonesia)


Anggy Rizki Pradewa
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur
Dr. Hero Priono, SE, M.si, AK, CA
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap
audit delay pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
(2) mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap audit delay pada perusahaan
perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, (3) mengetahui pengaruh opini
auditor terhadap audit delay pada perusahaan perkebunan yang terdaftar do Bursa
Efek Indonesia. Sampel yang digunakan pada penelitian ini diambil menggunakan
Teknik purposive sampling. Dengan variabel bebas yaitu ukruan perusahaan,
profitabilitas, dan opini auditor. Untuk variabel terkait yaitu audit delay. Sampel
berjumlah 13 perusahaan dari 16 perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (www.idx.co.id). Data yang diperoleh tersebut dianalisis
menggunakan Teknik analisi Regresi Linier Berganda dengan menggunakan
program SPSS 23.0. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh terhadap audit delay, profitabilitas dan opini auditor tidak
berpengaruh terhadap audit delay perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2015-2017.
Kata Kunci: Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Opini Auditor, Audit Delay
Abstract
This study aims to (1) determine the effect of firm size on audit delay on
plantation companies listed on the Indonesia Stock Exchange, (2) determine the
effect of profitability on audit delay on plantation companies listed on the
Indonesia Stock Exchange, (3) find out the influence of auditor opinion against
audit delays in listed plantation companies in the Indonesia Stock Exchange. The
sample used in this study was taken using purposive sampling technique. With the
independent variables namely company size, profitability, and auditor opinion.
For related variables namely audit delay. A sample of 13 companies from 16
plantation companies listed on the Indonesia Stock Exchange (www.idx.co.id).
The data obtained were analyzed using Multiple Linear Regression Analysis
technique using SPSS 23.0 program. Based on the results of the analysis it can be
concluded that the size of the company affects the audit delay, profitability and
auditor opinion does not affect the audit delay of plantation companies listed on
the Indonesia Stock Exchange for the 2015-2017 period.
Keywords: Company Size, Profitability, Auditor Opinion, Audit Delay
Pendahuluan
Laporan keuangan adalah suatu bentuk instrumen yang wajib dibuat oleh suatu
perusahaan demi mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Perusahaan harus
menyajikan laporan keuangan secara akurat dan tepat waktu. Laporan keuangan
juga merupakan sarana bagi perusahaan untuk menyampaikan berbagai informasi
dan pengukuran secara ekonomi mengenai sumber daya yang dimiliki serta
kinerjanya kepada berbagai pihak yang memiliki kepentingan atas informasi
tersebut.
Keterlambatan dalam penyajian laporan keuangan dapat menimbulkan
ketidakpastian dan berpengaruh terhadap keputusan investor. Pada umumnya
investor menganggap keterlambatan pelaporan keuangan merupakan pertanda
buruk bagi kondisi kesehatan perusahaan. Perusahaan dengan kondisi kesehatan
yang uruk biasanya cenderung, melakukan kesalahan manajemen. Tingkat laba dan
keberlangsungan hidup perusahaan terganggu, pada akhirnya memerlukan tingkat
ketelitian dan kecermatan pada saat pengauditannya. Hal ini menybabkan audit
delay semakin meningkat.
Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) menetapkan lampiran
keputusan ketua BAPEPAM dan LK Nomer: Kep-364/BL/2011 peraturan nomer
X.K.2 tentang penyampaian laporan tahunan emiten atau perusahaan publik.
Laporan keuangan tahunan wajib disampaikan kepada BAPEPAM dan diumumkan
kepada masyarakat paling lambat pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal
laporan keuangan tahunan.
Jika perusahaan tidak mematuhi peraturan tersenut maka akan dikenakan
sanksi administratif. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 45 Tahun 1995
tentang Peyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Midal Bab XII pasal 63 huruf e
bahwa bagi setiap perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
akan dikenakan sanksi denda Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah) atas setiap hari
keterlambaan penyampaian laporan keuangan dengan total keseluruhan denda
paling banyak sebesar Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Perusahaan besar lebih konsisten untuk tepat waktu dalam dibandingkan
perusahaan kecil dalam menginformasikan laporan keuangannya. Hal tersebut
disebabkan karena perusahaan besar biasanya memiliki sistem pengendalian
internal yang baik, sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam
penyusunan laporan keuangan yang memudahkan auditor dalam melakukan audit
laporan keuangan.
Profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan yang
menunjukkan tingkat keefektifan dan menilai sejauh mana kinerja perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan bagi investor. Semakin tinggi tingkat profitabilitas
maka keinginan perusahaan untuk mempublikasikan laporan keuangan juga akan
semakin cepat, dikarnakan akan memberikan nilai tambah bagi perusahaan kepada
investor.
Opini Audior merupakan bagian dari laporan audit yang merupakan
informasi utama dari laporan audit tersebut. Auditor menyatakan pendapat
berdasarkan hasil audit yang dilaksanakan pada perusahaan daengan standar audit
dan atas temuan-temuannya pada perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitin ini adalah
Apakah ukuran perusahaan, profitabilitas, dan opini auditor berpengaruh terhadap
audit delay perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? Dengan
demikian, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh ukuran
perusahaan, profitabilitas, dan opini auditor terhadap audit delay. Hasil penelitian
membuktikan bahwa profitabilitas dan opini auditor tidak berpengaruh terhadap
audit delay sedangkan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay pada
perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat untuk beberapa pihak, diantaranya bagi
auditor , hasil ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan oleh auditor dalam
melaksanakan auditnya agar dapat menyelesaikan laporan auditnya tepat waktu
sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Bagi perusahaan, hasil ini diharapkan dapat
mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi audit delay. Bagi
penulis, penelitian ini dapat menambah wawasan dan teori yang diterima dengan
kenyataan yang terjadi di lapangan sehingga memperoleh gambaran yang dapat
dipercaya tentang audit delay
Artikel ini ditulis dengan urutan sebagai berikut; bagian selanjutnya
membahas tentang kajian teori dan pengembangan hipotesis, diikuti dengan
pembahasan tentang metode penelitian mengenai penentuan sampel, pengumpulan
data, dan metode pembuktian hipotesis. Analisa dan pembahasan hasil penelitian
ditulis pada bagian berikutnya. Bagian akhir, membahas kesimpulan, saran,
keterbatasan, dan implikasi penelitian.
Kajian Literatur
Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2013:7) dalam pengertian yang sederhana, laporan keuangan
adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau
dalam suatu periode tertentu. Maksud laporan keuangan yang menunjukkan kondisi
keuangan perusahaan saat ini adalah merupakan kondisi terkini. Kondisi
perusahaan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu
(untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi). Laporan keuangan
menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan yang diperoleh dalam suatu
periode.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2016:2), laporan keuangan yang
lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas,
laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
Audit Delay
Audit delay menurut Kartika (2011:4) merupakan rentang waktu untuk
menyelesaikan suatu laporan audit atas laporan keuangan, yang diukur dari
penutupan tahun buku pada 31 Desember sampai diterbitkannya laporan audit.
Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen
(stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya. Pengguna yang ingin menilai apa yang telah dilakukan
atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat
membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mungkin mencakup, misalnya,
keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau
keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen (Ikatan Akuntan
Indonesia, 2015).
Pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit delay
Menurut Brigham & Houston (2010:4) ukuran perusahaan adalah sebagai
berikut: “Ukuran perusahaan merupakan ukuran besar kecilnya sebuah perusahaan
yang ditunjukan atau dinilai oleh total asset, total penjualan, jumlah laba, beban
pajak dan lain-lain”.
Hubungan ukuran perusahaan terhadap audit delay adalah, perusahaan yang
besar lebih konsisten untuk tepat waktu dibandingkan perusahaan yang kecil dalam
menginformasikan laporan keuangannya. Pengaruh ini ditunjukkan dengan
semakin besar nilai aktiva perusahaan maka semakin pendek audit delay dan
sebaliknya (Hani Kartika Sari dan Maswar Patuh Priyadi, 2016; Rizki Yuniar
Rosalina dan Kurnia, 2017).
Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis pertama dari penelitian ini
adalah:
H1: Diduga Terdapat Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Delay
Pengaruh profitabilitas terhadap audit delay
Menurut Kasmir (2016:196) rasio profitabilitas yakni rasio yang menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode
tertentu.
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama
periode tertentu. Semakin tinggi tingkat profitabilitas maka keinginan perusahaan
untuk mempublikasikan laporan keuangan juga akan semakin cepat, dikarenakan
akan memberikan nilai tambah bagi perusahaan kepada investor maka akan
mempengaruhi audit delay pada laporan keuangan perusahaan tersebut menjadi
semakin pendek atau cepat dan sebaliknya (Hani Kartika Sari dan Maswar Patuh
Priyadi, 2016; Rizki Yuniar Rosalina dan Kurnia, 2017).
Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis pertama dari penelitian ini
adalah:
H2: Diduga Terdapat Pengaruh Profitabilitas terhadap Audit Delay
Pengaruh opini auditor terhadap audit delay
Opini auditor merupakan pendapat yang diberikan oleh auditor tentang
kewajaran penyajian laporan keuangan lembaga/perusahaan tempat auditor
melakukan audit (Sukrisno Agoes, 2012: 74).
Pemberian opini audit terhadap laporan keuangan menjadi keadalan bagi
laporan keuangan perusahaan. Opini audit seringkali juga dijadikan pedoman atas
penilaian singkat dalam informasi yang disajikan oleh perusahaan. Perusahaan yang
memperoleh opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) atas laporan
audit akan mempercepat publikasi laporan keuangan dan memiliki hubungan yang
negatif terhadap audit delay. Sedangkan, perusahaan yang memperoleh opini selain
wajar tanpa pengecualian atas laporan audit akan memiliki hubungan yang positif
terhadap audit delay, karena akan memerlukan waktu yang lama bagi auditor untuk
berdiskusi sehingga perusahaan dimungkinkan mengalami audit delay (Wariyanti
dan Bambang Suryono,2017 ; Rizki Yuniar Rosalina dan Kurnia,2017)
Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis pertama dari penelitian ini
adalah:
H3: Diduga Terdapat Pengaruh Opini Auditor terhadap Audit Delay

Metode Penelitian
Definisi oprasional dan pengukuran variabel
a. Audit delay (Y)
Audit Delay merupakan selisih waktu antara akhir tahun laporan keuangan
dengan tanggal penyelesaian proses audit yang tertera dalam laporan keuangan.
Lamanya waktu audit dihitung dari selisih tanggal laporan keuangan tahunan
perusahaan yaitu mulai 1 Januari sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor
independen.

Audit Delay = Tanggal Laporan Audit – Tanggal Laporan Keuangan

b. Ukuran perusahaan (X1)


Ukuran perusahaan merupakan suaatu skala dimana dapat diklasifikasikan
besar kecilnya peusahaan. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur
menggunakan total aset yang terdapat dalam laporan keuangan khususnya laporan
posis keuangan (neraca). Ukuran perusahaan dapat dirumusjan sebagai berikut:

Ukuran Perusahaan = Log Natural (Total aset)

c. Profitabilitas (X2)
Profitabilitas merupakan rasio yang menilai kemampuan perusahaan dalam
mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Dalam penelitian ini
profitabilitas diukur menggunakan Return on Asset (ROA), dengan rumus:
Laba Bersih
ROA = X 100%
Total Aset

d. Opini Auditor (X3)


Opini auditor merupakan pernyataan standart dari kesimpulan auditor yang
didapatkan berdasarkan kesimpulan dari proses audit. Dalam laporan audit terdapat
temuan-temuan auditor uang diekspresikan melalui bentuk pendapat (opini) audit
mengenai kewajaran laporan keuangan. Opini audit diukur dengan ketentuan yaitu
untuk opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) diberi kode 1 dan opini
selain wajar tanpa pengecualian) diberi kode 0.
Populasi dan penentuan sempel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek / subyek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015:117). Dalam penelitian
ini populasi yang digunakan sebagai obyek penelitian adalah laporan keuangan
yang rutin diterbitkan setiap tahunnya dalam bentuk ringkasan kinerja oleh
perusahaan perkebunan yang go publik di Indeks Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode tahun 2015-2017 sebanyak 16 perusahaan
Pemilihan sampel penelitian dilakukan dengan metode purposive sampling dengan
tujuan untuk mendapatkan sampel yang representative sesuai dengan kriteria yang
ditentukan. Adapun kriteria tersebut adalah:
1) Perusahaan yang selalu menerbitkan Laporan Keuangan selama periode
penelitian tahun 2015-2017.
2) Perusahaan yang menerbitkan Laporan Keuangan dengan mata uang
Rupiah.
Perusahaan perkebunan yang memenuhi kriteria sebanyak 13 perusahaan,
yaitu:
1. Astra Agro Lestari Tbk. (AALI)
2. Eagle High Plantions Tbk. (BWPT)
3. Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG)
4. Golden Plantation Tbk. (GOLL)
5. Gozco Plantation Tbk. (GZCO)
6. Jaya Agra Wattie Tbk. (JAWA)
7. PP London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP)
8. Provident Agro Tbk. (PALM)
9. Sampoerna Agro Tbk. (SGRO)
10. Salim Ivomas Pratama Tbk. (SIMP)
11. Sinar Mas Agro Resources and Tehnology Tbk. (SMAR)
12. Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (TBLA)
13. Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA)
Jadi ukuran sampel yang akan dianalisis pada penelitian ini sejumlah 39 data
(13 perusahaan selama 3 tahun).
Teknik analisis dan pengujian hipotesis
Dalam penelitian ini menggunakan metode regresi linear berganda. Dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e


Dimana:

Y = Audit Delay
α = Konstanta
β1-3 = Koefisien Regresi
X1 = Ukuran Perusahaan
X2 = Profitabilitas
X3 = Opini Auditor
e = Residu atau error
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu data diuji dengan uji
normalitas dan uji asumsi klasik untuk mendapatkan nilai yang efisien dan tidak
bias atau BLUE (Best Linear Unbias Estimator) dari satu persamaan regresi
berganda (Ghozali, 2013). Hasil dari uji normalitas dan uji asumsi klasik
membuktikan bahwa data berdistribusi normal dan terbebas dari asumsi klasik.
Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel
terikat (Y) dapat dilihat dengan prosedur sebagai berikut:
- Uji kecocokan model (Uji statistik F)
Menurut Ghozali (2013) Untuk memprediksi keakuratan atau kecocokan
model regresi yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan
menggunakan uji F, dengan prosedur sebagai berikut:
1. Hipotesis Statistik:
H0: βi = 0 artinya model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna melihat
pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas dan opini auditor terhadap audit
delay;
H1: βi ≠ 0 artinya model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat
pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, dan opini auditor terhadap audit
delay;
2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05 atau 5%
3. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
Apabila tingkat signifikan (sig) > 0,05, Maka H0 diterima, dan H1 ditolak
Apabila tingkat signifikan (sig) < 0,05, Maka H0 ditolak, dan H1 diterima.
- Uji parsial (Uji t)
Menurut Ghozali (2013) uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa
jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan
variabel dependen. Pengujian ini dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel individu secara individual (parsial) dalam menerangkan
variabel dependen. Dengan prosedur sebagai berikut:
1. Hipotesis Statistik:
H0: βi = 0 artinya variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, dan opini
auditor secara parsial tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap audit
delay.
H1: βi ≠ 0 artinya variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, dan opini
auditor secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap audit delay.
2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05 atau 5%
3. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :
Apabila tingkat signifikan (sig) > 0,05, maka H0 diterima, dan H1 ditolak
Apabila tingkat signifikan (sig) < 0,05, maka H0 ditolak, dan H1 diterima.
Hasil dan Pembahasan
Stasitik deskriptif variabel penelitian
Tabel 1
Hasil perhitungan ukuran perusahaan perkebunan yang terdaftar pada
Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2017
No Nama Tahun Max Min Mean
2015 2016 2017
1 Astra Agro Lestari 13,33 13,38 13,40 13,40 13,33
13.34
Tbk
2 Eagle High Plantions 13,24 13,21 13,20 13,24 13,20
13.21
Tbk
3 Dharma Satya 12,90 12,91 12,92 12,92 12,90
12.91
Nusantara Tbk
4 Golden Plantation Tbk 12,34 12,38 12,39 12,34 12,38 12.37
5 Gozco Plantation Tbk 12,70 12,55 12,55 12,70 12,55 12.60
6 Jaya Agra Wattie Tbk 12,53 12,52 12,52 12,53 12,52 12.52
7 PP London Sumatra 12,95 12,98 12,99 12,99 12,95
12.97
Indonesia Tbk
8 Provident Agro Tbk 12,67 12,59 12,45 12,67 12,45 12.57
9 Sampoerna Agro Tbk 12,86 12,92 12,92 12,92 12,86 12.90
10 Salim Ivomas Pratama 13,50 13,51 13,52 13,52 13,51
13.51
Tbk
11 Sinarmas Agro 13,38 13,42 13,43 13,43 13,38
Resources and 13.41
Tehnology Tbk
12 Sawit Sumbermas 12,71 12,86 12,98 12,98 12,71
12.85
Sarana Tbk
13 Tunas Baru Lampung 12,97 13,10 13,15 13,15 12,97
13.07
Tbk

Berdasarkan tabel 1 dapat disimpulakn bahwa perusahaan perkebunan yang


memiliki nilai rata-rata ukuran perusahaan tertinggi adalah perusahaan Salim
Ivomas Pratama Tbk dengan nilai 13,51. Sedangkan perusahaan perkebunan yang
memiliki nilai rata-rata ukuran perusahaan terendah adalah perusahaan Golden
Plantation Tbk dengan nilai 12,37.
Tabel 2
Nilai profitabilitas perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2015-2017
Tahun
No Nama Max Min Mean
2015 2016 2017
Astra Agro Lestari
1 3.23 8.73 8.48 8.73 3.23 6.81
Tbk
Eagle High
2 1.33 1.51 2.56 2,56 1.33 1.80
Plantions Tbk
Dharma Satya
3 3.85 3.08 7.05 7.05 3.08 4.66
Nusantara Tbk
Golden Plantation -0.76
4 0.34 -1.41 0,34 -1.41 -0.61
Tbk
Gozco Plantation
5 -0.64 -43.63 -4.79 -0.64 -43.63 -16.35
Tbk
Jaya Agra Wattie
6 -0.35 -6.84 -6.04 -0,35 -6.84 -4.41
Tbk
PP London Sumatra
7 7.04 6.27 7.83 7.83 6.27 7.05
Indonesia Tbk
8 Provident Agro Tbk -1.18 5.49 2.39 5.49 -1.18 2.24
Sampoerna Agro
9 3.10 5.52 3.66 5.25 3.10 4.09
Tbk
Salim Ivomas
10 1.15 1.87 2.08 2.08 1.15 1.70
Pratama Tbk
Sinarmas Agro
11 Resources and -1.61 9.94 4.34 9.94 -1.61 4.23
Tehnology Tbk
Sawit Sumbermas
12 10.46 8.26 8.22 10.46 8.22 8.98
Sarana Tbk
Tunas Baru
13 2.16 4.93 6.80 6.80 2.16 4.63
Lampung Tbk

Berdasarkan tabel 2 dapat disimpulakan bahwa perusahaan perkebunan yang


mempunyai nilai rata-rata ROA tertinggi adalah perusahaan Sawit Sumbermas
Sarana Tbk dengan nilai 8,98. Sedangkan perusahaan yang mempunyai nilai rata-
rata ROA terrendah adalah perusahaan Gozco Plantation Tbk dengan nilai -16,35.
Tabel 3
Nilai opini auditor pada perusahaan perkebunan yang terdaftar pada Bursa
Efek Indonesia tahun 2015-2017
Keterangan Jumlah Persentase
Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) 38 97%
Opini Selaian Wajar Tanpa Pengecualian (Non-WTP) 1 3%
Jumlah 39 100%

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa perusahaan perkebunan yang


mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) sebesar 97%. Sedangkan
perusahaan perkebunan yang mendapatkan opini selain Wajar Tanpa
Pengecualian (Non-WTP) sebesar 3%.
Tabel 4
Perhitungan audit delay pada perusahaan perkebunan yang terdaftar pada
Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2017

Tahun
Noq Nama Perusahaan Mean
2015 2016 2017
1 Astra Agro Lestari Tbk 51 51 51 51.0
2 Eagle High Plantations Tbk 89 83 85 85.7
3 Dharma Satya Nusantara Tbk 68 54 54 58.7
4 Golden Plantation Tbk 89 90 87 88.7
5 Gozco Plantation Tbk 88 86 72 82.0
6 Jaya Agra Wattie Tbk 88 83 86 85.7
PP London Sumatera
7 40 52 50 47.3
Indonesia Tbk
8 Provident Agro Tbk 62 53 66 60.3
9 Sampoerna Agro Tbk 84 82 80 82.0
10 Salim Ivomas Pratama Tbk 40 52 50 47.3
Sinar Mas Agro Resources and
11 49 51 67 55.7
Technology Tbk
12 Sawit Sumbermas Sarana Tbk 91 88 74 84.3
Tunas Baru Lampung Tbk
13 84 69 78 77.0
(TBLA)

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat disimpulkan Perusahaan perkebunan yang mempunyai


rata-rata audit delay terendah adalah perusahaan PP London Sumatra Indonesia Tbk
yang mempunyai nilai rata-rata sebesar 47.3. Sedangkan perusahaan yang
mempunyai rata-rata audit delay tertinggi adalah perusahaan Golden Plantation Tbk
yang mempunyai nilai rata-rata sebesar 88.7.
Pengujian kecocokan model
Dari hasil pengujian dengan menggunakan persamaan regresi berganda,
dari output SPSS diperoleh hasil persamaan sebagai berikut:
Y=395,617-24,232X1-0,207X2-12,198X3
Dari model persamaan regresi linier tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Konstanta (β0)
Nilai konstanta (β0) sebesar 395,617 menunjukan bahwa, apabila variabel
Ukuran perusahaan, Profitabilitas, Opini Auditor konstan maka besarnya nilai audit
delay naik sebesar 395.617 satuan

Konstanta (β1) untuk variabel Ukuran Perusahaan (X1)


Besarnya nilai koefisien regresi (β1) sebesar -24.232, nilai (β1) yang
negative menunjukkan adanya hubungan yang berlawanan arah antara audit delay
(Y) dengan ukuran perusahaan (X1) yang artinya jika nilai ukuran perusahaan (x1)
naik sebesar satu satuan, maka besarnya nilai Audit delay (Y) akan turun sebesar
24.232 satuan dengan asumsi bahwa bariabel bebas lainnya bersifat konstan.
Konstanta (β2) untuk Variabel Profitabilitas (X2)
Besarnya nilai koefisien regresi (β2) sebesar -0.207, nilai (β2) yang negative
menunjukkan adanya hubungan yang berlawanan arah antara audit delay (Y)
dengan Profitabilitas (X2) yang artinya jika nilai Profitabilitas (X2) naik sebesar
satu satuan, maka besarnya nilai audit delay (Y) akan turun sebesar 0,207 satuan
dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya bersifat konstan.
Konstanta (β3) untuk Variabel Opini Auditor (X3)
Besarnya nilai koefisien regresi (β3) sebesar -12.198, nilai (β3) yang
negative menunjukkan adanya hubungan yang berlawanan arah antara audit delay
(Y) dengan Opini Auditor (X3) yang artinya jika nilai Profitabilitas (X3) naik
sebesar satu satuan, maka besarnya nilai audit delay (Y) akan turun sebesar 12.198
satuan dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya bersifat konstan.
Berdasarkan hasil uji kecocokan model menunjukan bahwa besarnya nilai
F hitung sebesar 6.206 dengan tingkat taraf signifikan sebesar 0.002 (lebih kecil
dari 0.05), maka H0 ditolak H1 diterima, yang berarti bahwa model regresi yang
dihasilkan sesuai guna melihat pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, dan
opini audit terhadap audit delay pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dari hasil pengujian juga diperoleh nilai R square (R Square/R2 ) sebesar
0,347, hal ini menunjukkan bahwa audit delay (Y) mampu dijelaskan oleh variabel
Ukuran Perusahaan (X1), Profitabilitas (X2), dan Opini Auditor (X3) sebesar
34.7% sedangkan sisanya 65,3% dijelaskan oleh faktor lainnya yang tidak
dimasukkan dalam model penelitian ini.
Pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit delay
Berdasarkan hasil “Uji Analisis Regresi Linier Berganda” besarnya nilai koefisien
regresi Ukuran Perusahaan sebesar -24.232, nilai koefisien yang negatif
menunjukan adanya hubungan yang berlawanan arah antara ukuran perusahaan
dengan audit delay dan berdasarkan hasil “Uji t (Uji Parsial)” menunjukan besarnya
t hitung sebesar -3.528, dengan tingkat signifikansi sebesar 0.001 (lebih kecil dari
0.05) yang berarti ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap audit delay.
Hasil perhitungan tersebut tdapat membuktikan hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay.
Ukuran perusahaan dalam penelitian ini berpengaruh terhadap audit delay
dikarnakan perusahaan yang skala besara memiliki kecenderungan melaporkan
lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan yang skala kecil. Dikarnakan
perusahaan besar memiliki system pengendalian internal yang baik, sehingga dapat
mengurangi tingkat kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan yang
memudahkan auditor dalam melakukan audit laporan keuangan dan perusahaan
besar diawasi secara ketat oleh investor, pengawasan pemodalan, dan
pemerintahaan sehingga manajemen sering mengalami tekanan eksternal yang
lebih tinggi untuk menyampaikan laporan audit lebih awal
Pengaruh profitabilitas tehadap audit delay
Berdasarkan hasil “Uji Analisis Regresi Linier Berganda” besarnya nilai koefisien
regresi profitabilitas sebesar -0.207, nilai koefisien yang negatif menunjukan
adanya hubungan yang berlawanan arah antara profitabilitas dengan audit delay dan
berdasarkan hasil “Uji t (Uji Parsial)” menunjukan besarnya t hitung sebesar -0.726,
dengan tingkat signifikansi sebesar 0.473 (lebih besar dari 0.05) yang berarti
profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hasil perhitungan
tersebut tidak dapat membuktikan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay.
Profitabilitas pada penelitian ini tidak berpengaruh terhadap audit delay, hal
ini dikarnakan proses audit perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas rendah
tidak berbeda dengan proses audit yang dilakukan oleh perusahaan dengan tingkat
profitabilitas yang tnggi, dimana baik perusahaan yang mengalami tingkat
keuntungan besar ataupun kecil akan cenderung mempercepat proses audit. Hal ini
dikarnakan tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian
laporan keuangan tahunan perusahaan public di Indonesia yang telah diatur dalam
penjelasan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) menetapkan lampiran
keputusan ketua BAPEPAM dan LK Nomer. Kep-364/BL/2011 berkaitan dengan
kewajiban laporan berkala bahwa laporan keuangan audit yang bersifat wajib
dengan batas waktu 90 hari dari akhir tahun sampai dengan tanggal diserahkannya
laporan keuangan yang telah diaudit kepada BAPEPAM
Pengaruh opini auditor terhadap audit delay
Berdasarkan hasil “Uji Analisis Regresi Linier Berganda” besarnya nilai koefisien
regresi Opini Auditor sebesar -12,198, nilai koefisien yang negatif menunjukan
adanya hubungan yang berlawanan arah antara opini auditor dengan audit delay dan
berdasarkan hasil “Uji t (Uji Parsial)” menunjukan besarnya t hitung sebesar -0,849,
dengan tingkat signifikansi sebesar 0.402 (lebih besar dari 0.05) yang berarti opini
auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hasil perhitungan
tersebut tidak dapat membuktikan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
bahwa opini Auditor berpengaruh terhadap audit delay
Opini auditor dalam penelitian ini tidak berpengaruh terhadap audit delay,
hal ini dikarnakan opiini auditor merupakan hasil akhir dalam proses audit. Jenis
opini audit apapun yag diberikan tidak akan mempengaruhi lamanya audit delay.
Selain itu, auditor akan melakukan tugasnya dengan tanggung jawab dan
profesional. Sehingga opini audit tidak dapat dijadikan tolak ukur dalam
pengambilan keputsan, karena hal tersebut merupakan bagian kewenangan KAP
untuk memberikan pernyataan. Dalam hasil penelitian ini, pemberian opini audit
tidak dapat dipengaruhi oleh pihak internal perusahaan, karena pemberian opini
audit merupakan wewenang KAP yang mengaudit perusahaan tersebut untuk
memberikan pernyataan tanpa dipengaruhi negosiasi selama rentang waktu dalam
mengaudit. Sehingga tidak berpengaruhnya opini audit terhadap audit delay.
Kesimpulan
Penelitian ini berfungsi untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas,
dan opini auditor terhadap audit delay. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh terhadap audit delay, sedangkan profitabilitas dan opini
auditor tidak berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan perkebunan yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2017
Meskipun dalam penelitian ini sudah secara optimal masih banyak
keterbatasan yang mungkin dapat menimbulkan bias, seperti peneliti hanya menguji
faktor yang mempengaruhi audit delay yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, dan
opini auditor sehingga peneliti tidak menguji faktor-faktor lain yang mempengaruhi
audit delay. Peneliti hanya melakukan penelitian selama tiga tahun terakhir pada
periode 2015-2017 sehingga kurang mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
Dari hasil pengujian hipotesis dan keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki
maka implikasi dari penelitian ini adalah : berpengaruhnya ukuran perusahaan
terhadap audit delay menunjukkan bahwa perusahaan yang skala besar memiliki
kecenderungan melaporkan lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan yang
skala kecil. Dikarnakan perusahaan besar memiliki system pengendalian internal
yang baik, sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyusunan laporan
keuangan yang memudahkan auditor dalam melakukan audit laporan keuangan dan
perusahaan besar diawasi secara ketat oleh investor, pengawasan pemodalan, dan
pemerintahaan sehingga manajemen sering mengalami tekanan eksternal yang lebih
tinggi untuk menyampaikan laporan audit lebih awal, tidak berpengaruhnya
profitabilitas terhadap audit delay dikarnakan proses audit perusahaan yang
memiliki tingkat profitabilitas rendah tidak berbeda dengan proses audit yang
dilakukan oleh perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tnggi, dimana baik
perusahaan yang mengalami tingkat keuntungan besar ataupun kecil akan
cenderung mempercepat proses audit. Hal ini dikarnakan tuntutan akan kepatuhan
terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan tahunan
perusahaan public di Indonesia yang telah diatur dalam penjelasan Badan Pengawas
Pasar Modal (BAPEPAM) menetapkan lampiran keputusan ketua BAPEPAM dan
LK Nomer. Kep-364/BL/2011 berkaitan dengan kewajiban laporan berkala bahwa
laporan keuangan audit yang bersifat wajib dengan batas waktu 90 hari dari akhir
tahun sampai dengan tanggal diserahkannya laporan keuangan yang telah diaudit
kepada BAPEPAM, dan tidak berpengaruhnya opini auditor terhadap audit delay
dikarnakan opiini auditor merupakan hasil akhir dalam proses audit. Jenis opini
audit apapun yag diberikan tidak akan mempengaruhi lamanya audit delay. Selain
itu, auditor akan melakukan tugasnya dengan tanggung jawab dan profesional.
Sehingga opini audit tidak dapat dijadikan tolak ukur dalam pengambilan keputsan,
karena hal tersebut merupakan bagian kewenangan KAP untuk memberikan
pernyataan. Dalam hasil penelitian ini, pemberian opini audit tidak dapat
dipengaruhi oleh pihak internal perusahaan, karena pemberian opini audit
merupakan wewenang KAP yang mengaudit perusahaan tersebut untuk
memberikan pernyataan tanpa dipengaruhi negosiasi selama rentang waktu dalam
mengaudit. Sehingga tidak berpengaruhnya opini audit terhadap audit delay.
Untuk penelitian selanjutnya yang akan melakukan penelitian dengan tema
sejenis atau meneliti mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perubahan
yang terjadi pada kebijakan hutang perusahaan, peneliti mengharapkan untuk dapat
memperbanyak jumlah sampel dengan cara menambah jumlah maupun jenis
perusahaan yang diteliti sehingga hasil penelitian yang diperoleh dapat lebih kuat
serta dapat digeneralisasikan serta dengan menambah jumlah varabel yang diteliti,
serta periode pengamatan yang diamati hendaknya juga diperpanjang.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing Petunjuk Praktis Pemerksaan Akuntan Oleh
Akuntan Publik. Jilid 1. Edisi Keempat. Selemba Empat. Jakarta

Andi Kartika. 2011. Faktor -Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei. Universitas Stikubank.

BAPEPAM. 1997. Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-11/PM/1997 Tentang


Perubahan No. IX.C.7 Tentang Pedoman Mengenai Bentuk & Isi
Pernyataan Pendaftaran dalam Rangka Penawaran Umum oleh
Perusahaan Menengah atau Kecil.

Bapepam-LK. 2006. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan


Lembaga Keuangan Nomor: Kep-134/BL/2006 tentang Kewajiban
Penyampaian Laporan Tahunan bagi Emiten atau Perusahaan Publik.
Jakarta.

Bapepam-LK. 2011. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan


Lembaga Keuangan Nomor: Kep-620/BL/2011 tentang Pedoman
Peneilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Aset Terwujud di Pasar
Modal. Jakarta.

Brigham, E. F. dan J. F. Houston. 2011. Dasar-dasar Manajemen Keuangan.


Jakarta: Salemba Empat.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM


SPSS 21. Semarang: Badan Penerbiit Universitas Diponogoro.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2016. Standar Akuntansi Keuangan Revisi 2016.
Jakarta : Selemba Empat.

Kasmir. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2015. METODE PENELITIAN PENDIDIKAN (PENDEKATAN


KUANTITATIF, KUALITATIF DAN R&D). Penerbit CV, Alfabeta :
Bandung.

www.idx.co.id

Anda mungkin juga menyukai