Nutritional Influence
Nutritional Influence
STAMBUK : J035171009
MAKASSAR
2018
PENDAHULUAN
Nutrisi adalah senyawa atau unsur-unsur kimia yang terkandung dalam makanan dan diperlukan
untuk metabolisme di dalam tubuh secara normal. Nutrisi adalah hasil akhir dari semua interaksi
antara organisme dan makanan yang dikonsumsinya. Nutrien adalah zat organik, zat anorganik
dan zat yang memproduksi energi yang ditemukan dalam makanan dan dibutuhkan untuk fungsi
tubuh antara lain seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin dan air. Manusia
memerlukan nutrient yang penting dalam makanan untuk pertumbuhan dan mempertahankan
semua jaringan tubuh serta fungsi normal dari seluruh proses tubuh.1
Kondisi kesehatan jaringan periodontal, seperti halnya jaringan lainnya sangat bergantung pada
suplai nutrisi yang adekuat dan proses metabolik yang tepat. Diet makanan yang adekuat sangat
DEFINISI NUTRISI
Istilah nutrisi bisa digambarkan sebagai suatu proses bagaimana seseorang memanfaatkan
penyimpanan, metabolisme dan eliminasi berbagai nutrisis yang dapat ditemukan di dalam
berbagai macam diet yang kita sebut makanan. Semua komponen ini memiliki fungsi masing-
masing terhadap pemeliharaan tubuh, perkembangan, reproduksi dan fungsi organ-organ tubuh.1
Kesehatan jaringan periodontal sangat dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti kesehatan mulut,
genetik, faktor epigenetik, kondisi kesehatan sistemik, dan nutrisi. Berbagai penelitian telah
meneliti bahwa keseimbangan diet memiliki peran dalam memeprtahankan kesehatan jaringan
periodontal. Selain itu, pengaruh suplemen nutrisi dan komponen makanan telah diketahui
memiliki efek terhadap proses penyembuhan terutama setelah proses bedah periodontal. Beberpaa
penelitian mencoba untuk mencari hubungan antara kehilangan gigi, kesehatan jaringan
periodontal, dan nutrisi. Lebih jelas lagi, formasi tulang dan proses regenerasi jaringan periodontal
juga dipengaruhi oleh faktor sepereti vitamin, mineral, dan beberapa elemen lainnya. Efek nutrisi
1. Pertumbuhan
Nutrisi memiliki efek yang sangat besar terhadap jaringan periodontal. Nutrisi terdiri dari dua tipe,
Makronutrien :
Karbohidrat
Protein
Lemak
Mikronutrien :
Vitamin :
Mikronutrien adalah sejumlah komponen dalam jumlah kecil yang diperlukan tubuh. Makanan
kita biasanya mengandung sejumlah antioksidan yang terdapat dalam mikronutrien. Antioksidan
Makronutrien adalah sejumlah nutrisi yang diperlukan tubuh dalam jumlah besar seperti mineral,
protein, karbohidrat dan lemak, selain oksigen dan air. Asupan karbohidrat yang tinggi
Karbohidrat
Glukosa dan karbohidrat telah kita ketahui bersama sebagai faktor yang dapat meningkatkan karies
pada gigi, namun juga dapat menyebabkan perdarahan pada gingiva. Sebanyak 7 penelitian
Peningkatan perdarahan gingiva ini juga bahkan terjadi pada dokter gigi dan mahasiswa
kedokteran gigi yang tentunya memiliki kesehatan mulut yang baik. Sebuah penelitian dilakukan
untuk melihat perdarahan ginigva pada populasi yang mengkonsumsi makanan selama 4
minggu.tanpa menyikat gigi atau menggunakan dental floss. Sebagian peneliti menduga bahwa
kondisi gingiva mereka akan mengalami kerusakan, namun pada kenyataannya tidak terjadi
kerusakan sama sekali. Meskipun terjadi peningkatan plak gigi, terjadi penurunan perdarahan
gingiva. 3
Lemak
Jenis lemak dalam makanan ada hubungannya dengan kesehatan secara umum dan kesehatan
jaringan periodontal. Sebagian besar omega-6 terdapat dalam minyak sayur, yang dapat
meningkatkan kesehatan jantung dan darah. Pernyataan ini biasanya tidak pernah terjadi terutama
dalam hal pencegahan serangan jantung atau kematian. Sebuah penelitian sistematik review baru-
baru ini telah melaporkan hal yang sebaliknya. Peningkatan konsumsi omega-6 ada hubungannya
dengan peningkatan resiko henti jantung dan penyakit jantung koroner. Konsumsi minyak sayur
yang tinggi ada hubungannya dengan peningkatan penyakit periodontal oleh karena itu kesehatan
periodontal yang buruk ada hubungannya dengan kesehatan jantung dan darah.3
Protein
Kesehatan jaringan periodontal merupakan salah satu hal yang penting dalam kesehatan manusia,
dan protein memegang peran dalam mempertahankannya. Salah satu gejala penyakit Kwashiorkor
yang merupakan penyakit karena kekurangan protein adalah kehilangan gigi dan lesi pada jaringan
periodontal.3
Perubahan gen
Penyakit periodontal
Kekurangan protein dapat menyebabkan :
Maloklusi
Hypoplasia email
Malnutrisi adalah keadaan kelainan berbagai macam nutrisi yang dapat dikategorikan ke dalam
beberapa jenis.
Klasifikasi Malnutrisi :
1 Sumber: Primer
Sekunder
2 Tipe: Berlebihan, keracunan (kelebihan nutrisi)
Kekurangan (kekurangan nutrisi)
3 Nutrisi: Vitamin, elemen, protein, sumber energi
Hubungan antara nutrisi dan kesehatan rongga mulut hingga saat ini telah diketahui. Sebagai
contoh, diet makanan manis dapat meningkatkan pembentukan plak dan menyebabkan gigi
berlubang sehingga terjadi kesehatan mulut yang buruk. Hubungan yang kuat antara kegemukan
dan penyakit periodontal juga telah dilaporkan. Tentu saja, badan yang gemuk sangat berhubungan
dengan peningkatan perdarahan gingiva pada pasien lanjut usia. Selain itu juga, polyunsaturated
fats seperti omega-3 telah diteliti memiliki efek positif terhadap jaringan periodontal.2
Intake vitamin B sangat berpengaruh terhadap pembentukan clinical attachment setelah bedah
periodontal. Defisiensi vitamin D memberikan efek yang buruk setelah operasi bedah. Terdapat
penelitian pada binatang yang menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara supelemen
Kekurangan dua nutrisi utama muncul sebagai peran utama dalam faktor etiologi penyakit
periodontal. Malnutrisi protein kalori adalah maslaah utama yang dapat menyebabkan lesi
yang relative diabandingkan dengan fosfor dala diet bisa menjadi peran utama dalam
Malnutrisi protein kalori (Kwashiorkor) sudah dikenal luas sebagai gangguan nutrisi pada negara-
patologi periodontal jika dibandingkan dengan anak-anak dengan umur yang sama dengan
Proses regenerasi epitel gingiva terdapat pada lapisan basal. Lesi-lesi pada organ dengan sel-sel
yang padat mengalami pembaharuan dan tingginya protein adalah karakteristik malnutrisi protein-
kalori. Faktor etiologi lokal pada penyakit periodontal, jaringan periodontal dipercaya akan
sel-sel, kolagen, dan mukopolisakarida. Sangat tidak terduga, jaringan periodontal rentan terhadap
defisiensi nutrisi.1
kapiler. Sirkulasi gingiva dapat meningkat disebabkan oleh makanan dengan konsistensi keras
secara mekanik meningkatkan perubahan nutrisi antara darah dan jaringan. Sehingga hal ini akan
Sel Epitel
Derajat keratinisasi dari stratified squamous epitelium yang memberikan perlindungan terhadap
trauma atau luka lainnya sangat dipengatuhi oleh perubahan asupan makanan. Tanpa perlindungan
ini, iritasi kimia dan bakteri dapat menyebabkan inflamasi pada jaringan periodontal.
Ligamen Peridontal
Proses mengunyah, yang merupakan suatu aksi mekanik, menghasilkan kompresi dan ekspansi
jaringan periodontal antara gigi dimana satu persatu menstimulasi pembersihan sisa-sisa produk
melalui sistem pembuluh darah besar dan limfe dan sebagai jalan masuk nutrisi ke dalam jaringan
Tulang Alveolar
Keseimbangan antara resorpsi tulang alveolar dan pembentukan tulang baru secara material
dibantu oleh asupan makanan dengan konsistensi keras. Gangguan keseimbangan oleh fungsi yang
tidak adekuat ini dipengaruhi oleh makanan lunak akan menyebabkan atrofi pada aktivitas tulang.1
Plak adalah lapisan biofilm yanag mengandung glikoprotein, mucin, dan bakteri yang melekat
pada permukaan gigi. Jika plak tetap ada pada permukaan gigi dalam beberapa hari, maka terjadi
mineralisasi dan terbentuklah kalkulus. Kalkulus adalah tempat potensila bagi bakteri pathogen
denticola. Suplai gula merupakan faktor terbentuknya plak. Telah dilakukan penelitian bahwa
sukrosa memiliki efek kariogenik dibandingkan fruktosa dan glukosa. Sugar berpengaruh terhadap
pembentuk an karies gigi dan penyakit periodontal disebabkan oleh fermentasi bakteri dan
produksi asam, yang menyebabkan demineralisasi pada permukaan gigi. Beberapa penelitian telah
memperlihatkan bahwa terdapat hubungan langsung antara karies gigi dan jumlah asupan gula.
Xylitol, alcohol yang mengandung gula dihasilkan oleh hidrogenasi xylose sugar yang merupakan
pemanis buatan yang digunakan sebagai bahan alternatif gula. Mungkin karena efek antibakteri
yang dapat melawan bakteripatogen sepereti yang disebutkan di atas. Tentu saja, kebersihan mulut
dan terapi non bedah sangat berpengaruh terhadap peningkatan kesehatan jaringan periodontal.
Sebab itu, asupan gula, scaling, root planning dan penggunaan xylitol memiliki efek potensial
Pada tubuh manusia, sekitar 19% total organisme anaerobik pada krevikuler gingiva adalah
metabolisme energi dari bakteri Streptococci ini. Mikroorganisme ini tidak hanya terdapat pada
krevikuler gingiva namun juga pada populasi bakteri yang terdapat dalam plak. Organisme pada
plak ini dapat merubah karbohidrat menjadi cairan ekstraseluler dan glikogen intraseluler seperti
polisakarida yang dapat memproduksi massa plak gigi, sehingga menyebabkan iritasi gingiva.
Terdapat beberapa bukti dimana asupan karbohidrat dalam jumlah banyak berpengaruh terhadap
Lemak
Pengetahun tentang pengaruh lemak terhadap jaringan periodonsium sangat kurang. Pada suatu
penelitian didapatkan bahwa terjadi perubahan inflamasi pada kelompok individu gemuk yang
ditandai terjadinya inflamasi gingiva yang dilapisi oleh epitel yang tipis, jaringan fibrosis tidak
beraturan, resorpsi tulang dan adanya proliferasi jaringan. Pada suatu penelitian tentang tingkat
Vitamin
Vitamin adalah substansi organik yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil yang diperlukan
dalam proses metabolisme. Jika tidak terdapat dalam asupan makanan akan menyebabkan penyakit
defisiensi. Tubuh manusia tidak mampu memproduksinya oleh karena itu hanya bisa didapatkan
dalam makanan. Vitamin secara umum dibagi dua tipe, larut dalam air, dan larut dalam lemak.
Vitamin C
Fungsi vitamin C adalah sebagai antioksidan dalam tubuh manusia. Sebagai co-enzim, vitamin C
juga berperan dalam proses metabolisme. vitamin C sangat penting dalam pembentukan kolagen
(protein yang tidak dapat larut dari jaringan ikat, kartilago, dan tulang), yang berperan dalam
proses penyembuhan luka. Vitamin C dapat memperkuat jaringan dan meningkatkan keutuhan
pembuluh darah kapiler. Vitamin C berperan dalam pembentukan sel darah merah dengan
mengubah absorpsi dan kegunaan besi. Vitamin C juga membantu tubuh dengan menyediakan
asam folat dan vitamin B12. Berdasarkan bukti epidemologi, mengkonsumsi asam askorbik atau
vitamin C dihubungkan dengan rendahnya risiko penyakit pada lambung dan kanker esofagus.
Scurvy , yang disebabkan oleh kekurangan vitamin C dapat terjadi dalam 20 hari. Penyakit ini
ditandai oleh perdarahan gingiva spontan, adanya petekiae, hyperkeratosis, diare, fatigue, depresi
dan terhentinya pertumbuhan tulang. Lesi pada tulang dan pembuluh darah diduga ada
Kekurangan vitamin C pada masa perkembangan gigi bisa menyebabkan perubahan dengan gejala
yang mirip dengan Scurvy yang disebabkan perubahan ameloblas dan odontoblas. Atrofi
ameloblas dan odontoblas juga dapat terjadi karena kekurangan vitamin C. Gingivitis yang
disebabkan oleh kekurangan vitamin C, juga mempengaruhi jaringan periodontal, yang pada
akhirnya menyebabkan kegoyangan gigi. Efek ini diduga ada hubungannya dengan sedikitnya
kolagen karena kekurangan vitamin C yang bisa menyebabkan resorpsi tulang alveolar.5
Dalam tubuh terdapat asam askorbik jika tubuh dalam kondisi sehat, pada laki-laki dalam keadaan
sehat terdapat sekitar 1500mg asam askorbik dan sekitar 3% digunakan untuk aktivitas sehari-hari
seperti berenang. Efek asam askorbik terhadap jaringan periodontal telah diteliti pada penelitian-
penelitian sebelumnya.
5. Level optimal asam askorbik sangat dibutuhkan untuk mempertahankan keutuhan jaringan
periodontal demikian juga dengan respon vascular terhadap iritasi bakteri dan proses
penyembuhan luka.
6. Tidak adanya asam askorbik dapat mengganggu keseimbangan ekologi bakteri pada plak
Vitamin B kompleks termasuk tiamin, riboflavin, niacin, pyridoxin, biotin, asam folat, dan
kobalamin (B12).
Thiamin
Juga dikenal sebagai “antineurotic factor” karena aksi farmakologik antagonistik melawan
acethylcholine. Defisiensi thiamin dapat menyebabkan penyallit “beri-beri” suatu kondisi yang
ditandai oleh multiple neuritis, edema, dan efusi cairan. Manifestasi klinik pada mukosa mulut
antara lain :
Aphthous ulcerations
Riboflavin
cheilitis.
Asam Folat
Nekrosis gingiva
Defisiensi Vitamin A
Vitamin D
Vitamin D diperlukan dalam absorpsi kalsium dari gastrointestinal dan berperan dalam
keseimbangan kalsium dan fosfor. Efek defisiensi terhadap jaringan periodontal antara lain :
Vitamin E
Vitamin K
Mineral
Kalsium dan fosfor berperan dalam hyperparathyroidism. Defisiensi kalsium dan fosfor antara lain
dapat menyebabkan :
Rongga mulut seperti halnya jaringan lainnya, mengalami inflamasi dan luka yang bisa disebabkan
oleh penyakit atau trauma. Proses inflamasi melibatkan produksi ROS ( reactive oxidative species)
oleh sel imun yang dstimulasi oleh bakteri patogen. ROS dan reaktif radikal bebas mampu
menimbulkan kerusakan jaringan dengan mengubah struktur kimia molekul. Khususnya merusak
lemak dengan cara menginisiasi rantai peroksida lipid. Normalnya, respirasi aerob menyebabkan
produksi ROS. Namun, enzim antioksidan mengurangi produksi ROS untuk mengurangi
kerusakan sel. Di satu sisi, jika produksi ROS berlebihan karena proses inflamasi atau kerusakan
jaringan, maka sistem antioksidan tidak mampu untuk mengatasi kerusakan oksidasi. Jika
keseimbangan produksi ROS dan enzim antioksidan terganggu, maka terjadi tekanan terhadap
oksidasi. Antioksidan dapat membantu mengurangi keparahan penyakit dengan adanya ROS.
Jumlah komponen nutrisi yan dikonsumsi sebagai antioksidan memiliki potensi dalam
Gambar 1: penyakit periodontal adalah suatu proses kompleks dari infeksi dan inflamasi sehingga terjadi produksi
ROS, yang pada akhirnya akan menyebabkan periodontitis. Antioksidan mampu meningkatkan kesehatan jaringan
periodontal dengan mengurangi tingkat oksidasi yang didapat dari ROS.
Penyakit periodontal dihubungkan dengan peningkatan produksi reaktif oksigen yang jika tidak
dipenuhi dengan baik akan menyebabkan kerusakan jaringan host dan sel. Nutrisi yang
mengandung antioksidan, sebagai contoh, asam askorbik (vitamin C), beta karoten dan alfa
tokoperol (vitamin E) sangat penting pada proses reaktif oksigen dan bisa ditemukan pada berbagai
macam buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian. Penelitian terbaru meneliti peran proteksi
Penyakit periodontal dapat berkembang sangat cepat, perjalanan penyakit dimulai dari gingiva,
ligament periodontal hingga tulang alveolar. Faktor risiko terpenting dalam perkembangan
penyalit periodontal terbanyak ditunjukkan oleh kesehatan rongga mulut yang buruk. National
Health and Nutrition Survey pada tahun 2001/2002 melakukan pemeriksaan dan didapat data
bahwa rendahnya asam folat ada hubungannya dengan penyakit periodontal. Tingkat serum asam
Malnutrisi dan kesehatan mulut yang buruk merupakan dua faktor penting yang menjadi penyebab
necrotizing gingivitis. Program pencegahan penyakit sebaiknya meliputi evaluasi sistem imun dan
juga program nutrisi. Tujuan dari dukungan nutrisi terhadap penyakit inflamasi adalah untuk
menyediakan energi yang tepat dan makanan yang tepat untuk merespon sintesis protein pada fase
akut, mediator inflamasi, mekanisme antioksidan, dan juga peningkatan perbaikan jaringan.
Beberapa nutrisi memiliki peran yang penting dalam proses inflamasi. Ada hubungan antara diet
pentingnya diet untuk senyum yang sehat. Di satu sisi, korelasi antara konsumsi kalsium dan
penyakit periodontal dapat disebabkan karena adanya peran kalsium dalam membentuk densitas
tulang alveolar yang menjadi pendukung gigi. Demikian juga konsumsi vitamin C merupakan hal
2. Najeeb S, Zafar MS, Khurshid Z, Zohaib S, Almas K. The role of nutrition in periodontal
health: An update. Nutrients. 2016;8(9):1-18. doi:10.3390/nu8090530.
3. Hujoel PP, Lingström P. Nutrition, dental caries and periodontal disease: a narrative
review. J Clin Periodontol. 2017;44:S79-S84. doi:10.1111/jcpe.12672.
4. Scardina GA, Messina P. Good oral health and diet. J Biomed Biotechnol. 2012;2012(vii).
doi:10.1155/2012/720692.
6. Moynihan PJ. The role of diet and nutrition in the etiology and prevention of oral diseases.
Bull World Heal Organ. 2005;83(4):694-699. doi:S0042-96862005000900015 [pii]
/S0042-96862005000900015.