Antropologi
Antropologi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah antropologi budaya terdiri dari dua patah kata yaitu : antropolgi dan
budaya atau kebudayaan. Istilah Antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti
manusia ; dan logos yang berarti ilmu atau teori. Jadi Istilah antropologi berarti ilmu
tentang manusia.
Kebudayaan berhubungan dengan kebudayaan manusia itu sendiri. Segi – segi
tersebut masing – masing menjadi obyek khusus yang dipelajari atau diselidiki oleh
ilmu tertentu. Sedangkan manusia dengan segala seginya tersebut merupakan obyek
umum yang dipelajari atau diselidiki berbagai ilmu. Jadi yang membedakan
antropologi budaya dari ilmu lain yang juga mempelajari masalah manusia, ialah
obyek khusus yang diselidikinya. Antropologi budaya yang obyek khusus
penyelidikannya ialah kebudayaan juga perlu mengetahui anak – anak cabang
ilmunya. Bahkan antropologi budaya dengna anak – anak cabang ilmunya itu juga
harus berhubungan dengan ilmu – ilmu lain seperti sosiologi,sejarah, ilmu hukum ,
geografi,ekologi dan sebagainya.
Kegunaan antropolgi budaya adalah untuk menunjukkan perbedaan dan
persamaan dalam berbagai hal yang terdapat pada berbagai suku bangsa atau bangsa
di dunia ini. Dalam kehidupan sehari – hari kita dapat dengan mudah melihat hal – hal
yang berbeda sedangkan hal – hal yang sama atau bersamaan sulit atau bahkan tidak
dapat diketahui.seperti itulah adanya budaya dalam mengatasi masalah kesehatan
dalam kehidupan kita sehari- hari.semua terjadi akibat adanya pengaruh budaya.
kesehatan adalah kebutuhan setiap individu dari berbagai kalangan status
kesehatan (sakit–sehat), ekonomi(kaya-miskin), sosial (elit-wong
alit), geografik (desa-kota) dan psikologi perkembangan (bayi, anak, remaja, dewasa,
manula).
1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian antropologi?
2. Bagaimanaka pengertian antropologi kesehatan?
3. Bagaimanakah ruang lingkup dan peranan antropologi kesehatan?
4. Bagaimanakah hubungan antara budaya dan kesehatan?
5. Bagaimanakah perkembangan budaya kesehatan manusia?
6. Hubungan antara social budaya dan biologi yang merupakan dasar dari
perkembangan antropologi kesehatan?
7. Apakah kegunaan antropologi kesehatan?
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui masalah tentang antropologi budaya dalam lingkup kesehatannya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Antropologi
Menurut bahasa Yunani, Antropologi berasal dari bahasa latin; Antrhopos
yang berarti manusia, dan Logos yang berarti akal. Dengan begitu Antropology
dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang berusaha mencapai pengertian tentang
makhluk manusia dengan mempelajari aneka warna bentuk fisik, kepribadian,
masyarakat, serta kebudayaannya.
Antropology adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari umat manusia
sebagai makhluk masyarakat. Perhatian ilmu pengetahuan ini di tujukan pada sifat
khusus badani dan cara produksi, tradisi, dan nilai – nilai yang membuat
pergaulan hidup yang satu berbeda dari pergaulan hidup lainnya. Di dalam
antropologi memang terdapat banyak ilmu yang membahas tentang manusia,
seperti ekologi, biologi, anatomi, psikologi, dan sebagainya.
B. Antropologi Kesehatan
Kajian antropologi kesehatan mengarah pada manusia dan perilaku seputar
masalah kesehatan. Bagaimana perilaku masyarakat yang sampai saat ini masih
bertahan dengan pengobatan tradisional, pelaksanaan keluarga berencana,
pembukaan praktik klinik pengobatan medis, dan sebagainya.
Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-
unsur budayaterhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan
kesehatan. Definisi yang dibuat Solita ini masih sangat sempit karena antropologi
sendiri tidak terbatas hanya melihat penghayatan masyarakat dan pengaruh unsur
budaya saja.
Antropologi lebih luas lagi kajiannya dari itu seperti Koentjaraningrat
mengatakan bahwa ilmu antropologi mempelajari manusia dari aspek fisik, sosial,
budaya .
Pengertian Antropologi kesehatan yang diajukan Foster/Anderson
merupakan konsep yang tepat karena termaktub dalam pengertian ilmu
antropologi seperti disampaikan Koentjaraningrat di atas. Menurut
Foster/Anderson, Antropologi Kesehatan mengkaji masalah-masalah kesehatan
3
dan penyakit dari dua kutub yang berbeda yaitu kutub biologi dan kutub sosial
budaya.
Penelitian oleh drg. Yulia Maria dari pascasarjana UI, misalnya yang di
lakukan di daerah manggala, kabupaten Tulang Bawang, provinsi lampung
menunjukkan bahwa terdapat konstribusi yang sangat menentukan antara seorang
dukun beranak dan seorang petugas puskesmas dalam menangani proses kelahiran
seorang anak. Hal ini berkaitan dengan kepercayaan masyarakat terhadap peran
roh yang bersifat gaib di satu pihak yang masih melekat dan telah di terimanya
pemahaman penting kesehatan dan gizi di lain pihak .
Antropologi juga dapat memberi kepada para dokter kesehatan
masyarakat yang akan bekerja dan hidup di berbagai daerah dengan aneka warna
kebudayaan, metode-metode, dan cara untuk mengerti serta menyesuaikan diri
dengan kebudayaan dan adat istiadat setempat.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Antropologi Kesehatan adalah
disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budya dari
tingkahlaku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya
disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan
penyakit pada manusia.
1. Menurut Weaver :
Antropologi Kesehatan adalah cabang dari antropologi terapan yang
menangani berbagai aspek dari kesehatan dan penyakit.
2. Menurut Hasan dan Prasad
Antropologi Kesehatan adalah cabang dari ilmu mengenai manusia yang
mempelajari aspek-aspek biologi dan kebudayaanmanusia (termasuk
sejarahnya) dari titik tolak pandangan untuk memahami kedokteran
(medical), sejarah kedokteran (medico-historical), hukum kedokteran
(medico-legal), aspek sosial kedokteran (medico-social) dan masalah-
masalah kesehatan manusia.
3. Menurut Hochstrasser
Antropologi Kesehatan adalah pemahaman biobudaya manusia dan karya-
karyanya, yang berhubungan dengan kesehatan dan pengobatan.
4. Menurut Lieban :
Antropologi Kesehatan adalah studi tentang fenomena medis .
5. Menurut Fabrega
4
Antropologi Kesehatan adalah studi yang menjelaskan:
Berbagai faktor, mekanisme dan proses yang memainkan peranan
didalam atau mempengaruhi cara-cara dimana individu-individu dan
kelompok-kelompok terkena oleh atau berespons terhadap sakit dan
penyakit.Mempelajari masalah-masalah sakit dan penyakit dengan
penekanan terhadap pola-pola tingkah laku.
Dari definisi-definisi yang dibuat oleh ahli-ahli antropologi
mengenai Antropologi Kesehatan seperti tersebut di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa Antropologi Kesehatan mencakup:
a) Mendefinisi secara komprehensif dan interpretasi berbagai macam
masalah tentang hubungan timbal-balik biobudaya, antara tingkah laku
manusia dimasa lalu dan masa kini dengan derajat kesehatan dan
penyakit, tanpa mengutamakan perhatian pada penggunaan praktis dari
pengetahuan tersebut.
b) Partisipasi profesional mereka dalam program-program yang bertujuan
memperbaiki derajat kesehatan melalui pemahaman yang lebih besar
tentang hubungan antara gejala bio-sosial-budaya dengan kesehatan,
serta melalui perubahan tingkah laku sehat kearah yang diyakini akan
meningkatkan kesehatan yang lebih baik.
5
Anthropology dari tulisan Scotch dan Paul dalam artikel tentang
pengobatan dan kesehatan masyarakat. Atas dasar ini kemudian di
Amerika lahirlah antropologi kesehatan.
Ahli-ahli antropologi tertarik untuk mempelajari faktor-faktor
biologis, dan sosio-budaya yang mempengaruhi kesehatan dan
munculnya penyakit pada masa sekarang dan sepanjang sejarah
kehidupan manusia dipengaruhi oleh keinginan untuk memahami
perilaku sehat manusia dalam manifestasi yang luas dan berkaitan segi
praktis.
a) Antropologi fisik
1. Ahli-ahli antropologi fisik, belajar dan melakukan penelitian di sekolah-
sekolah kedokteran (anatomi).
2. Ahli-ahli antropologi fisik adalah ahli antropologi kesehatan
3. Sejumlah besar ahli antropologi fisik adalah dokter
6
dari faktor-faktorbudaya, misal: migrasi, kolonisasi dan meluasnya
urbanisasi ).
3. Fiennes ( penyakit yang ditemukan dalam populasi manusia adalah
suatu konsekuensi yang khusus dari suatu cara hidup yang beradab,
dimulai dari pertanian yang menjadi dasar bagi timbulnya dan
berkembangnya pemukiman penduduk yang padat).
4. Kedokteran forensik, ( suatu bidang mengenai masalah-masalah
kedokteranhukum yang mencakup identifikasi misal: umur, jenis
kelamin, dan peninggalan ras manusia yang
didugamati karena unsur kejahatan serta masalah penentuan orang tua
dari seorang anak melalui tipe darah, bila terjadi keraguan mengenai
siapa yang menjadi bapaknya).
5. Dalam usaha pencegahan penyakit ( penelitian mengenai penemuan
kelompok-kelompok penduduk yang memiliki risiko tinggi, yakni
orang-orang yang tubuhnya mengandung sel sabit (sickle-cell) dan
pembawa penyakit kuning (hepatitis).
b) Etnomedisin
Cabang dari etnobotani atau antropologi kesehatan yang mempelajari
pengobatan tradisional, tidak hanya yang berhubungan dengan sumber-sumber
tertulis (contohnya pengobatan tradisional cina) tetapi terutama pengetahuan
dan praktek yang secara oral diturunkan selama beberapa abad.
7
Dalam ilmu pengetahuan, etnomedisin pada umumnya ditandai dengan
pendekatan antropologi yang kuat atau pendekatan biomedikal yang kuat,
terutama dalam program penemuan obat.
Kepercayaan dan praktek-praktek yang berkenaan dengan penyakit,
yang merupakan hasil dari perkembangan kebudayaan asli dan yang eksplisit
tidak berasal dari kerangka kedokteran modern, merupakan urutan langsung
dari kerangka konseptual ahli-ahli antropologi mengenai sistem medis non-
barat. Rivers, (Medicine, Magic, and Religion).
Sistem pengobatan asli adalah pranata-pranata sosial yang harus
dipelajari dengan cara yang sama seperti mempelajari pranata-pranata sosial
umumnya, dan bahwa praktek-praktek pengobatan asli adalahrasional bila
dilihat dari sudut kepercayaan yang berlaku mengenai sebab-akibat.
Setelah antropologi kesehatan berkembang, terutama dalam bidang-
bidang yang luas, konsep kesehatan internasional dan psikiatri lintas budaya
(psikiatri transkultural), kepentingan pengetahuan praktis maupun teoritis
mengenai sistem pengobatan non-Barat semakin tampak.
Pengakuan tersebut telah memperbaharui perhatian dalam penelitian
etnomedicine, dan mengangkatnya sebagai salah satu pokok penting dalam
antropologi kesehatan.
8
Kumpulan data pokok mengenai kepercayaan dan praktek pengobatan
primitif dan petani yang telah diperoleh ahli antropologi kebudayaan pada
tahun-tahun sebelumnya, informasi mengenai nilai-nilai budaya dan bentuk-
bentuk sosial, serta pengetahuan mereka mengenai dinamika stabilitas sosial
dan perubahan, telah memberikan kunci yang dibutuhkan bagi masalah-
masalah yang dijumpai dalam program-program kesehatan masyarakat awal
tersebut.
Para ahli antropologi dapat menjelaskan pada petugas kesehatan
mengenai bagaimana kepercayaan tradisional serta prakteknya bertentangan
dengan asumsi pengobatan Barat, bagaimana faktor sosial mempengaruhi
keputusan perawatan kesehatan, dan bagaimana kesehatan dan penyakit
semata-mata merupakan aspek dari keseluruhan pola kebudayaan, yang
berubah bila ada perubahan sosial budayanya yang mencakup banyak hal.
9
2. Partisipasi profesional dalam program- program yang bertujuan
memperbaiki derajat kesehatan melalui pemahaman yang mendalam
mengenai hubungan antara gejala biososiobudaya dan kesehatan, dan
melalui perubahan perilaku sehat dalam arah yang dipercaya dapat
memperbaiki kesehatan dalam arah yang lebih baik.
10
masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi,
kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai
kebudayaan yang mana akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi
sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam
kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan
kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk
yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya
pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan
lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam
melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Mengacu pada esensi budaya, nilai budaya sehat merupakan bagian yang
tak terpisahkan akan keberadaanya sebagai upaya mewujudkan hidup sehat dan
merupakan bagian budaya yang ditemukan secara universal. Dari budaya pula,
hidup sehat dapat ditelusuri. Yaitu melalui komponen pemahaman tentang sehat,
sakit, derita akibat penyakit, cacat dan kematian, nilai yang dilaksanakan dan
diyakini di masyarakat, serta kebudayaan dan teknologi yang berkembang di
masyarakat.
Pemahaman terhadap keadaan sehat dan keadaan sakit tentunya berbeda
di setiap masyarakat tergantung dari kebudayaan yang mereka miliki. Pada masa
lalu, ketika pengetahuan tentang kesehatan masih belum berkembang,
kebudayaan memaksa masyarakat untuk menempuh cara “trial and error” guna
menyembuhkan segala jenis penyakit, meskipun resiko untuk mati masih terlalu
besar bagi pasien. Kemudian perpaduan antara pengalaman empiris dengan
konsep kesehatan ditambah juga dengan konsep budaya dalam hal kepercayaan
merupakan konsep sehat tradisional secara kuratif.
Sebagai contoh pengaruh kebudayaan terhadap masalah kesehatan adalah
penggunaan kunyit sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit kuning
(hepatitis) di kalangan masyarakat Indonesia. Masyarakat menganggap bahwa
warna penyakit pasti akan sesuai dengan warna obat yang telah disediakan oleh
alam. Kemudian contoh lainnya adalah ditemukannya system drainase pada tahun
3000 SM di kebudayaan bangsa Kreta, dan bangsa Minoans. Ini menunjukkan
bahwa kebudayaan dan pengetahuan serta teknologi sangat berpengaruh terhadap
kesehatan.
11
G. Perkembangan Budaya Kesehatan Manusia
Budaya adalah hasil cipta, karya, dan karsa manusia. Budaya lahir akibat
adanya interaksi dan pemikiran manusia. Manusia akan selalu berkembang seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mereka hasilkan.
Budaya manusia pun juga akan ikut berkembang dan berubah dari waktu ke
waktu. Hal yang sama terjadi budaya kesehatan yang ada di masyarakat. Budaya
kesehatan akan mengalami perubahan. Dengan kemajuan ilmu pengethuan yang
pesat dan teknologi yang semakin canggih, budaya kesehatan di masa lalu berbeda
dengan kebudayaan kesehatan di masa sekarang dan mendatang.
Salah satu contoh budaya kesehatan adalah tentang cara menjaga
kesehatan personal, seperti mandi, keramas, atau sikat gigi. Pada zaman dahulu
sebelum ditemukannya formula untuk membuat sabun oleh Al-Razi, kimiawan
Persia, manusia di berbagai daerah di belahan bumi ini memiliki cara yang
berbeda dalam membersihkan badan. Penggunaan yang lazim pada masa itu
diantaranya adalah minyak, abu, atau batu apung sesuai dengan kebudayaan
mereka.
Masyarakat Mesir Kuno melakukan ritual mandi dengan menggunakan
kombinasi minyak hewani dan nabati ditambah garam alkali. Ini adalah bahan
pengganti sabun. Ramuan ini pun berfungsi untuk menyembuhkan penyakit kulit
sekaligus untuk membersihkan. Orang Yunani Kuno mandi untuk alasan
kecantikan dan tidak menggunakan sabun. Mereka membersihkan tubuh dengan
menggunakan balok lilin, pasir, batu apung dan abu. Mereka juga mengoleskan
tubuh dengan minyak dan kadang dicampur abu. Sedangkan orang Sunda kuno
biasa menggunakan tanaman wangi liar sebagai alat mandi mereka.
Ketika peradaban Romawi mulai maju, penduduk jadi sering mandi.
Tempat mandi Romawi yang pertama sangat terkenal. Di pemandian yang
dibangun tahun 312 SM itu terdapat saluran air. Sejak saat itu mandi menjadi hal
yang mewah dan populer.
Di abad-ke 2 Masehi, dokter Yunani, Galen menganjurkan sabun untuk
pengobatan dan pembersih. Akhirnya, mandi dengan memnggunakan sabun
menjadi sebuah kegiatan rutin hingga saat ini.
Bukan hanya cara mandi yang berbeda dari masa dahulu dan sekarang, tapi
juga budaya gosok gigi. Pada zaman dahulu masyarakat Jazirah Arab
12
menggunakan kayu siwak untuk menggosok gigi. Orang Roma menggunakan
pecahan kaca halus sebagai bagian dari pembersih mulut mereka. Sedangkan
masyarakat Indonesia menggunakan halusan genting dan bata. Namun saat ini
manusia beralih menggunakan pasta gigi untuk menggosok gigi. Begitu juga
dengan shampoo yang secara luas digunakan. Dahulu, secara luas masyarakat
menggunakan merang untuk keramas.
Tidak hanya tentang budaya kesehatan individu atau personal yang
mengalami perubahan. Budaya kesehatan masyarakat pun saat ini telah
mengalami perubahan jika dibandingkan dengan masa lalu. Dahulu masyarakat
lebih ke arah paradigma sakit. Namun saat ini seiring dengan perkembangan
zaman, masyarakat cenderung berparadigma sehat dalam memaknai kesehatan
mereka. Penilaian individu terhadap status kesehatan merupakan salah satu faktor
yang menentukan perilakunya, yaitu perilaku sakit jika mereka merasa sakit dan
perilaku sehat jika mereka menganggap sehat.
Perilaku sakit yaitu segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh individu
yang sedang sakit agar memperoleh kesembuhan, contohnya mereka akan pergi ke
pusat layanan kesehatan jika sakit saja, karena mereka ingin sakitnya menjadi
sembuh. Sedangkan perilaku sehat adalah tindakan yang dilakukan individu untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatannya, misalnya: pencegahan
penyakit, personal hygiene, penjagaan kebugaran dan mengkonsumsi makanan
bergizi. Masyarakat akan selalu menjaga kesehatannya agar tidak menjadi sakit.
Masyarakat menjadi rajin berolah raga, fitness, chek up ke pusat layanan
kesehatan, membudayakan cuci tangan menggunakan sabun, menghindari
makanan berkolesterol tinggi dan lain-lain.
Perkembangan teknologi menjadi salah satu faktor perubahan budaya
kesehatan dalam masyarakat. Contohnya masyarakat dahulu saat persalinan minta
bantuan oleh dukun bayi dengan peralatan sederhana, namun saat ini masyarakat
lebih banyak yang ke bidan atau dokter kandungan dengan peralatan yang serba
canggih. Bahkan mereka bisa tahu bagaimana keadaan calon bayi mereka di
dalam kandungan melalui USG.
Saat ini masyarakat lebih memaknai kesehatan. Banyaknya informasi
kesehatan yang diberikan melalui penyuluhan dan promosi kesehatan membuat
masyarakat mengetahui pentingnya kesehatan. Dengan kesehatan kita bisa
13
melakukan berbagai macam kegiatan yang bermanfaat, baik untuk diri sendiri
maupun orang lain.
Sekarang pola pikir masyarakat kebanyakan lebih ke arah preventif
terhadap adanya suatu penyakit. Yaitu pola pikir bahwa mencegah datangnya
penyakit itu lebih baik daripada mengobati penyakit.
H. Hubungan Antara Social Budaya Dan Biologi Yang Merupakan Dasar Dari
Perkembangan Antropologi Kesehatan
Anthropologi berkaitan dengan kebudayaan dan biologi, dimana keduanya
sama-sama meneliti berbagai obyek fisik kebudayaan yang tercipta baik di masa
sekarang maupun di masa lampau sebagai sebuah sarana pemahaman nilai-nilai
budaya.
Sejumlah sub bidang terletak multi bidang (interface) dalam berbagi divisi
di atas, sebagai contoh medical anthropology sering dipandang sebagai sub bidang
anthropologi social budaya ; namun banyak anthropolog yang mempelajari topic
kesehatan sering harus mengambil materi keragaman biologis disamping harus
memperhatikan berbagai interaksi antara budaya dan biologi.Biocultural
anthropology adalah sebuah sub bidang yang digunakan untuk mendeskripsikan
sintesa antara perspektif cultural dan biologi.
14
Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan
faktor yang paling besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya
derajat kesehatan masyarakat.
15
a. Memberikan suatu cara untuk memandang masyarakat secara
keseluruhan termasuk individunya.
b. Memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk
menguraikan proses sosial budaya bidang kesehatan.
c. Sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dari hasil makalah yang telah dibuat, penulis menyarankan agar kita
lebih mengetahui apa sebenarnya antropolgi itu dalam sistem budaya untuk
meningkatkan cara penanganan kesehatan. Hendaknya kita peduli akan
pentingnya materi ini dalam sistem budaya kita.
Semoga makalah ini menjadi rujukan bagi kita untuk bisa memberikan
layanan pendidikan bagai masyarakat.
17
DAFTAR PUSTAKA
18