Anda di halaman 1dari 13

Pengertian proteksi transmisi tenaga listrik adalah adalah proteksi yang dipasang pada

peralatan-peralatan listrik pada suatu transmisi tenaga listrik sehingga proses penyaluran tenaga
listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik(Power Plant) hingga Saluran distribusi listrik
(substation distribution) dapat disalurkan sampai pada konsumer pengguna listrik dengan aman.

Proteksi transmisi tenaga listrik diterapkan pada transmisi tenaga listrik agar jika terjadi
gangguan peralatan yang berhubungan dengan transmisi tenaga listrik tidak mengalami kerusakan.
Ini juga termasuk saat terjadi perawatan dalam kondisi menyala. Jika proteksi bekerja dengan baik,
maka pekerja dapat melakukan pemeliharaan transmisi tenaga listrik dalam kondisi bertegangan.
Jika saat melakukan pemeliharaan tersebut terjadi gangguan, maka pengaman-pengaman yang
terpasang haurus bekerja demi mengamankan sistem dan manusia yang sedang melaukukan
perawatan.

Tujuan dari sistem proteksi adalah

1. untuk mengidentifikasi gangguan, memisahkan bagian instalasi yang terganggu dari


bagian lain yang masih normal dan sekaligus mengamankan instalasi dari
kerusakan atau kerugian yang lebih besar, serta memberikan informasi / tanda
bahwa telah terjadi gangguan, yang pada umumnya diikuti dengan membukanya
PMT.
2. Pemutus Tenaga ( PMT ) untuk memisahkan / menghubungkan satu bagian instalasi
dengan bagian instalasi lain, baik instalasi dalam keadaan normal maupun dalam
keadaan terganggu. Batas dari bagian-bagian instalasi tersebut dapat terdiri dari satu
PMT atau lebih Sedangkan untuk syarat yang harus dimiliki oleh sebuah sistem
proteksi adalah Sensitif : yaitu mampu merasakan gangguan sekecil apapun

Proteksi ini berbeda dengan pengaman. Jika pengaman suatu sistem berarti system tersebut
tidak merasakan gangguan sekalipun. Sedangkan proteksi atau pengaman sistem, sistem
merasakan gangguan tersebut namun dalam waktu yang sangant singkat dapat diamankan.
Sehingga sistem tidak mengalami kerusakan akibat gangguan yang terlalu lama.
c. load break switch
Saklar Pemisah [PMS]
Pada umumnya pemisah tidak dapat memutuskan arus, tidak dapat memutuskan arus yang
kecil, misalnya arus pembangkitan trafo atau arus pemuat riil, tetapi pembukaan dan penutupannya
harus dilakukan setelah pemutus tenaga lebih dulu dibuka.
Untuk menjamin bahwa kesalahan urutan operasi tidak terjadi, maka harus ada keadaan
saling mengunci (interlock), antara pemisah dan pemutus beban. Seperti pemisah yang terdapat di
GI dalam rangkaian kontrolnya terdapat rangkaian interlock yang akan mencegah bekerjanya
saklar pemisah apabila pemutus tenaganya masih tertutup. Jika dikerjakan dengan tangan
(manual), maka untuk mencegah kesalahan kerja, dipakai lampu sebagai tanda “boleh kerja” di
dekat kontak operasi kontrol dari ruangn kontrol. Cara lain adalah dengan menggunakan kunci
untuk masing-masing kontak kontrol atau kunci rangkap (doublet).
Dalam pemakaiannya PMS ini berfungsi untuk memisahkan perlengkapan sistem dan
perlengkapan sistem rel-rel yang bertegangan sewaktu ada perbaikan.
Contoh pemisah adalah load break switch (LBS), dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Dapat digunakan sebagai pemisah ataupun pemutus tenaga dengan beban nominal.
2. Tidak dapat memutuskan jaringan dengan sendirinya pada waktu ada gangguan listrik.
3. Dibuka dan ditutup hanya untuk memanipulasi beban.

Power Circuit Breaker (CB)


Circuit Breaker (CB) atau Pemutus Tenaga (PMT) merupakan peralatan saklar/switching
mekanis, yang mampu menutup, mengalirkan dan memutus arus beban dalam kondisi normal serta
mampu menutup, mengalirkan (dalam periode waktu tertentu) dan memutus arus beban dalam
spesifik kondisi abnormal/gangguan seperti kondisi short circuit/hubung singkat.
Fungsi utamanya adalah sebagai alat pembuka atau penutup suatu rangkaian listrik dalam
kondisi berbeban, serta mampu membuka atau menutup saat terjadi arus gangguan (hubung
singkat) pada jaringan atau peralatan lain.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu PMT agar dapat melakukan hal-hal diatas,
adalah sebagai berikut:
1. Mampu menyalurkan arus maksimum sistem secara terus-menerus.
2. Mampu memutuskan dan menutup jaringan dalam keadaan berbeban maupun terhubung
singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada pemutus tenaga itu sendiri.
3. Dapat memutuskan arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi agar arus hubung
singkat tidak sampai merusak peralatan sistem, membuat sistem kehilangan kestabilan, dan
merusak pemutus tenaga itu sendiri.
Setiap PMT dirancang sesuai dengan tugas yang akan dipikulnya, ada beberapa hal yang
perlu dipertimbangkan dalam rancangan suatu PMT, yaitu:
1. Tegangan efektif tertinggi dan frekuensi daya jaringan dimana pemutus daya itu akan dipasang.
Nilainya tergantung pada jenis pentanahan titik netral sistem.
2. Arus maksimum kontinyu yang akan dialirkan melalui pemutus daya. Nilai arus ini tergantung
pada arus maksimum sumber daya atau arus nominal beban dimana pemutus daya tersebut
terpasang
3. Arus hubung singkat maksimum yang akan diputuskan pemutus daya tersebut.
4. Lamanya maksimum arus hubung singkat yang boleh berlangsung. hal ini berhubungan dengan
waktu pembukaan kontak yang dibutuhkan.
5. Jarak bebas antara bagian yang bertegangan tinggi dengan objek lain disekitarnya.
6. Jarak rambat arus bocor pada isolatornya.
7. Kekuatan dielektrik media isolator sela kontak.
8. Iklim dan ketinggian lokasi penempatan pemutus daya.
Klasifikasi Pemutus Tenaga dapat dibagi atas beberapa jenis, antara lain berdasarkan
tegangan rating/nominal, jumlah mekanik penggerak, media isolasi, dan proses pemadaman busur
api jenis gas SF6.

Berdasarkan besar/kelas tegangan (Um)


 PMT tegangan rendah (Low Voltage) Dengan range tegangan 0.1 s/d 1 kV
 PMT tegangan menengah (Medium Voltage) Dengan range tegangan 1 s/d 35 kV
 PMT tegangan tinggi (High Voltage) Dengan range tegangan 35 s/d 245 kV
 PMT tegangan extra tinggi (Extra High Voltage) Dengan range tegangan lebih besar dari 245
kV
Berdasarkan jumlah mekanik penggerak/tripping coil
 PMT Single Pole, PMT type ini mempunyai mekanik penggerak pada masing-masing pole,
umumnya PMT jenis ini dipasang pada bay penghantar agar PMT bisa reclose satu fasa.
 PMT Three Pole PMT jenis ini mempunyai satu mekanik penggerak untuk tiga fasa, guna
menghubungkan fasa satu dengan fasa lainnya di lengkapi dengan kopel mekanik, umumnya
PMT jenis ini di pasang pada bay trafo dan bay kopel serta PMT 20 kV untuk distribusi.
Berdasarkan media isolasi
 PMT Gas SF6
 PMT Minyak
 PMT Udara Hembus (Air Blast)
 PMT Hampa Udara (Vacuum)
Disconnecting Switch adalah peralatan proteksi pada saluran distribusi atau disebut sebagai sakelar
pemisah (PMS) yang berfungsi untuk mengisolasikan peralatan listrik dari peralatan lain atau
instalasi lain yang bertegangan. PMS ini boleh dibuka atau ditutup hanya pada rangkaian yang
tidak berbeban.

Saklar pemisah atau PMS adalah suatu saklar yang digunakan untuk memisahkan atau
menghubungkan bagian-bagian yang bertegangan satu sama lain tanpa beban. Pada saat
penyulangan mengalami masalah, maka pemisah ini akan bekerja untuk memindahkan penyulang
tersebut ke rel yang lain, agar penyulang tersebut tetap teraliri arus listrik. PMS ini ada
yang bergerak secara otomatis dan manual.

e. automatic circuit recloser


Recloser adalah pemutus balik otomatis secara fisik mempunyai kemampuan sebagai
pemutus beban yang dapat bekerja secara otomatis untuk mengamankan sistem dari arus lebih
yang diakibatkan adanya gangguan hubung singkat.
Recloser atau Penutup balik otomatis (PBO) digunakan sebagai pelengkap untuk
pengaman terhadap gangguan temporer atau permanen dan membatasi luas daerah yang padam
akibat gangguan.
Urutan operasi Recloser:
1. Pada saat terjadi gangguan, arus yang meng alir melalui Recloser sangat
besar sehingga menyebabkan kontak Recloser terbuka (trip) dalam operasi cepat
(fast trip) Saklar dan Pengaman.
2. Kontak Recloser akan menutup kembali setelah melewati waktu reclose
sesuai setting. Tujuan memberi selang waktu ini adalah untuk memberikan waktu
pada penyebab gangguan agar hilang, terutama gangguan yang bersifat temporer.
3. Jika gangguan bersifat permanen, Recloser akan membuka dan menutup
balik sesuai dengan settingnya dan akan lock-out (terkunci).
4. Setelah gangguan dihilangkan oleh petugas, baru Recloser dapat dimasukkan
kesistem

Fuse cut out


Fuse cut out (sekring) adalah suatu alat pengaman yang melindungi jaringan terhadap arus
beban lebih (over load current) yang mengalir melebihi dari batas maksimum, yang disebabkan
karena hubung singkat (short circuit) atau beban lebih (over load). Konstruksi dari fuse cut out ini
jauh lebih sederhana bila dibandingkan dengan pemutus beban(circuit breaker) yang terdapat di
Gardu Induk (sub-station). Akan tetapi fuse cut out ini mempunyai kemampuan yang sama dengan
pemutus beban tadi. Fuse cut out ini hanya dapat memutuskan satu saluran kawat jaringan di dalam
satu alat. Apabila diperlukan pemutus saluran tiga fasa maka dibutuhkan fuse cut out sebanyak
tiga buah.
Penggunaan fuse cut out ini merupakan bagian yang terlemah di dalam jaringan distribusi.
Sebab fuse cut out boleh dikatakan hanya berupa sehelai kawat yang memiliki penampang
disesuaikan dengan besarnya arus maksimum yang diperkenankan mengalir di dalam kawat
tersebut. Pemilihan kawat yang digunakan pada fuse cut out ini didasarkan pada faktor lumer yang
rendah dan harus memiliki daya hantar (conductivity)yang tinggi. Faktor lumer ini ditentukan oleh
temperatur bahan tersebut.
Jika arus beban lebih melampaui batas yang diperkenankan, maka kawat perak di dalam
tabung porselin akan putus dan arus yang membahayakan dapat dihentikan. Pada waktu kawat
putus terjadi busur api, yang segera dipadamkan oleh pasir yang berada di dalam tabung porselin.
Karena udara yang berada di dalam porselin itu kecil maka kemungkinan timbulnya ledakan akan
berkurang karena diredam oleh pasir putih. Panas yang ditimbulkan sebagian besar akan diserap
oleh pasir putih tersebut.
Apabila kawat perak menjadi lumer karena tenaga arus yang melebihi maksimum, maka
waktu itu kawat akan hancur. Karena adanya gaya hentakan, maka tabung porselin akan terlempar
keluar dari kontaknya. Dengan terlepasnya tabung porselin ini yang berfungsi sebagai saklar
pemisah, maka terhidarlah peralatan jaringan distribusi dari gangguan arus beban lebih atau arus
hubung singkat. Umur dari fuse cut out initergantung pada arus yang melaluinya. Bila arus yang
melalui fuse cut out tersebut melebihi batas maksimum, maka umur fuse cut out lebih pendek.

Automatic Line Sectionalizer


Automatic Line Sectionalizer atau yang disebut saklar seksi otomatis (SSO) adalah
Pengaman cadangan dari CB atau bekerja tidak sendirian merupakan sebuah alat pemutus beban
yg secara otomatis dapat dibebankan, seksi-seksi yang tergantung dari suatu sistem distribusi atau
dapat melokalisasi gangguan pada seksi yang terganggu, sehingga sistem yang tidak mengalami
gangguan tetap mendapat energi listrik.
Karakteristiknya PBO yang terpenting dalam pemakaianya :
1. Penginderaan : berdasarkan tegangan (AVS) atau berdasarkan Arus (Sectionlizer).
2. Media pemutus : minyak, vacuum, gas SF6.
3. Kontrol : Hidraulik ataiu elektronik.
4. Phase : fasa tunggal atau fasa tiga.

Keuntungan penggunaan automatic line sectionalizers adalah: 1. Bila digunakan sebagai


pengganti recloser, mempunyai harga awal yang rendah dan kurangnya permintaan perawatan 2.
Bila digunakan sebagai pengganti untuk fuse cutout, dari pengalaman tidak menunjukkan kesulitan
koordinasi dengan fuse cutout 3. Dapat digunakan untuk mengintrupsi atau sakelar beban didalam
ratingnya
Kerugian menggunakan automatic line sectionalizers adalah: 1. Bila digunakan sebagai
pengganti untuk fuse cutout, harganya mahal dan perawatan kurang 2. Secara umum, rate
kegagalannya lebih besar dari pada fuse cutout.
Bushing
Hubungan antara kumparan transformator ke jaringan luar melalui sebuah bushing, yaitu
sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat
antara konduktor tersebut dengan tangki transformator.

Pada bushing dilengkapi fasilitas untuk pengujian kondisi bushing yang sering disebut center
tap.

LIGHTNING ARRESTER

Lightning arrester adalah suatu alat pengaman yang melindungi jaringan dan peralatannya
terhadap tegangan lebih abnormal yang terjadi karena sambaran petir (flash over) dan karena surja
hubung (switching surge) di suatu jaringan. Lightning arrester ini memberi kesempatan yang lebih
besar terhadap tegangan lebih abnormal untuk dilewatkan ke tanah sebelum alat pengaman ini
merusak peralatan jaringan seperti tansformator dan isolator. Oleh karena itu lightning arrester
merupakan alat yang peka terhadap tegangan, maka pemakaiannya harus disesuaikan dengan
tegangan sistem.
Arrester petir atau disingkat arrester adalah suatu alat pelindung bagi peralatan system
tenaga listrik terhadap surya petir. Alat pelindung terhadap gangguan surya ini berfungsi
melindungi peralatan system tenaga listrik dengan cara membatasi surja tegangan lebih yang
dating dan mengalirkannya ketanah. Disebabkan oleh fungsinya, Arrester harus dapat menahan
tegangan system 50 Hz untuk waktu yang terbatas dan harus dapat melewatkan surja arus ke tanah
tanpa mengalami kerusakan.
Jenis-jenis pengaman Ligntning arrester:
a. Lightning Arrester Jenis Oksida Film
b. Lightning Arrester Jenis Thyrite
c. Lightning Arrester Jenis Katup (Valve)
d. Lightning Arrester Jenis Expulsion
GROUNDING
Definisi grounding adalah sistem pentanahan yang berfungsi untuk meniadakan beda potensial
sehingga jika ada kebocoran tegangan atau arus akan langsung dibuang ke bumi.

Perlindungan dari tegangan tinggi


Grounding dalam sistem instalasi listrik berungsi untuk mengurangi atau menghindari
bahaya yang disebabkan oleh tegangan tinggi.misalnya bahaya petir dengan tegangan tinggi
Penstabil tegangan
Grounding dapat berfungsi untuk menstabilkan tegangan pada banyak sumber tegangan.
Jika tidak terdapat titik referensi umum untuk semua sumber tegangan, akan terjadi
kesulitan antar masing-masing hubungan
Mengatasi arus yang lebih
Grounding juga berfungs untuk mengatasi arus yang berlebih, karena sistem grounding ini
menyediakan level keselamatan baik kerusakan peralatan atau manusia

Fungsi grounding :Dalam sistem elektronika ground berarti sebuah titik referensi umum atau
tegangan potensial sama dengan “tegangan nol”. Ground bersifat relatif, karena dapat memilih titik
dimana saja dalam sirkuit untuk dijadikan ground untuk mereferensi semua tegangan dalam
rangkaian.Ground juga berfungsi untuk menetralisir cacat (noise) yang disebabkan baik oleh daya
yang kurang baik, ataupun kualitas komponen yang tidak standar.Sistem grounding pada peralatan
kelistrikan dan elektronika adalah untuk memberikan perlindungan pada seluruh sistem.

Relay Differensial
Relay differensial merupakan suatu relay yang prinsip kerjanya berdasarkan kesimbangan
(balance), yang membandingkan arus-arus sekunder transformator arus (CT) terpasang pada
terminal-terminal peralatan atau instalasi listrik yang diamankan. Penggunaan relay differensial
sebagai relay pengaman, antara lain pada generator, transformator daya, bus bar, dan saluran
transmisi. Relay differensial digunakan sebagai pengaman utama (main protection) pada
transformator daya yang berguna untuk mengamankan belitan transformator bila terjadi suatu
gangguan. Relay ini sangat selektif dan sistem kerjanya sangat cepat.
Dalam kondisi normal, arus mengalir melalui peralatan listrik yang diamankan (generator,
transformator dan lain-lainnya). Arus-arus sekunder transformator arus, yaitu I1 dan I2 bersikulasi
melalui jalur IA. Jika relay pengaman dipasang antara terminal 1 dan 2, maka dalam kondisi
normal tidak akan ada arus yang mengalir melaluinya.

Jika terjadi gangguan diluar peralatan listrik peralatan listrik yang diamankan (external
fault), maka arus yang mengalir akan bertambah besar, akan tetapi sirkulasinya akan tetap sama
dengan pada kondisi normal, sehingga relay pengaman tidak akan bekerja untuk gangguan luar
tersebut. Jika gangguan terjadi didalam (internal fault), maka arah sirkulasi arus disalah satu sisi
akan terbalik, menyebabkan keseimbangan pada kondisi normal terganggu, akibatnya arus ID akan
mengalir melalui relay pengaman dari terminal 1 menuju ke terminal 2.

Relay Buscholz
RELE BUCHOLTZ ini berfungsi untuk mendeteksi adanya gas yang ditimbulkan oleh
loncatan (bunga) api dan pemanasan setempat dalam minyak transformator.
Penggunaan rele deteksi gas (Bucholtz) pada Transformator terendam minyak yaitu untuk
mengamankan transformator yang didasarkan pada gangguan Transformator seperti:arcing, partial
discharge, overheating yang umumnya menghasilkan gas.
Timbulnya gas dapat diakibatkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah:
• Hubung singkat antar lilitan pada atau dalam phasa
• Hubung singkat antar phasa
• Hubung singkat antar phasa ke tanah
• Busur api listrik antar laminasi
• Busur api listrik karena kontak yang kurang baik.

Bila terjadi gangguan yang kecil didalam tangki transformator, misalnya hubung singkat
dalam kumparan, maka akan menimbulkan gas. Gas yang terbentuk akan berkumpul dalam relai
pada saat perjalanan menuju tangki konservator, sehingga level minyak dalam relai turun dan akan
mengerjakan kontak alarm (kontak pelampung atas). Bila level minyak transformator turun secara
perlahan-lahan akibat dari suatu kebocoran, maka pelampung atas akan memberikan sinyal alarm
dan bila penurunan minyak tersebut terus berlanjut, maka pelampung bawah akan memberikan
sinyal trip. Bila terjadi busur api yang besar, kerusakan minyak akan terjadi dengan cepat dan
timbul surja tekanan pada minyak yang bergerak melalui pipa menuju ke relai Bucholz.

RELAY JANSEN

Tap changer adalah alat yang terpasang pada transformator yang berfungsi untuk mengatur
tegangan keluaran (sekunder) akibat beban maupun variasi tegangan pada sistem masukannya
(input). Tap changer umumnya dipasang pada ruang terpisah dengan ruang untuk tempat
kumparan, dimaksudkan agar minyak tap changer tidak bercampur dengan minyak tangki utama.
Untuk mengamankan ruang diverter switch apabila terjadi gangguan pada sistem tap changer,
digunakan pengaman yang biasa disebut rele jansen (buchholtnya tap changer). Rele jansen
dipasang antara tangki tap changer dengan konservator minyak tap changer.
Prinsip kerja rele jansen, yaitu :
1) Rele buchholz tap changer (jansen) untuk mengamankan ruangan beserta isinya dari diverter
switch.
2) Rele jansen akan bekerja apabila ada desakan tekanan yang terjadi akibat flash over antar
bagian bertegangan atau bagian bertegangan dengan body atau ada desakan aliran minyak karena
gangguan eksternal.
3) Prinsipnya ada aliran minyak yang deras, ada tekanan minyak sehingga ada minyak mengalir
ke konservator, goncangan minyak yang cukup besar, dan semua itu menyebabkan katup akan
berayun dan megerjakan kontak triping, akhirnya melepas gangguan.

Current Transformer
Current transformer (CT) atau Trafo Arus adalah peralatan pada sistem tenaga listrik yang
berupa trafo yang digunakan untuk pengukuran arus yang besarnya hingga ratusan ampere dan
arus yang mengalir pada jaringan tegangan tinggi. Di samping untuk pengukuran arus, trafo arus
juga digunakan untuk pengukuran daya dan energi, pengukuran jarak jauh, dan rele proteksi.
Kumparan primer trafo dihubungkan seri dengan rangkaian atau jaringan yang akan dikur arusnya
sedangkan kumparan sekunder dihubungkan dengan meter atau dengan rele proteksi.
Prinsip kerja trafo arus sama dengan trafo daya satu fasa. Bila pada kumparan primer
mengalir arus I1, maka pada kumparan timbul gaya gerak magnet sebesar N1I1. Gaya gerak ini
memproduksi fluks pada inti, dan fluks ini membangkitkan gaya gerak listrik pada kumparan
sekunder. Bila terminal kumparan sekunder tertutup, maka pada kumparan sekunder mengalir arus
I1. Arus ini menimbulkan gaya gerak magnet N2I2 pada kumparan sekunder. Pada trafo arus biasa
dipasang burden pada bagian sekunder yang berfungsi sebagai impedansi beban, sehingga trafo
tidak benar-benar short circuit. Apabila trafo adalah trafo ideal, maka berlaku persamaan :

N1I1 = N2I2

I1/I2 = N2/N1

di mana,

N1 : Jumlah belitan kumparan primer

N2 : Jumlah belitan kumparan sekunder

I1 : Arus kumparan primer

I2 : Arus kumparan sekunder

Dalam pemakaian sehari-hari, trafo arus dibagi menjadi jenis-jenis tertentu berdasarkan
syarat-syarat tertentu pula, adapun pembagian jenis trafo arus adalah sebagai berikut :

§ Jenis Trafo Arus Menurut Jumlah Kumparan Primer


a. Jenis Kumparan (Wound)

Biasa digunakan untuk pengukuran pada arus rendah, burden yang besar, atau pengukuran yang
membutuhkan ketelitian tinggi. Belitan primer tergantung pada arus primer yang akan diukur,
biasanya tidak lebih dari 5 belitan. Penambahan belitan primer akan mengurangi faktor thermal
dan dinamis arus hubung singkat.

b. Jenis Bar (Bar)

Konstruksinya mampu menahan arus hubung singkat yang cukup tinggi sehingga memiliki faktor
thermis dan dinamis arus hubung singkat yang tinggi. Keburukannya, ukuran inti yang paling
ekonomis diperoleh pada arus pengenal yang cukup tinggi yaitu 1000A.

§ Jenis Trafo Arus Menurut Jumlah Rasio


a. Jenis Rasio Tunggal

Rasio tunggal adalah trafo arus dengan satu kumparan primer dan satu kumparan sekunder.

b. Jenis Rasio Ganda

Rasio ganda diperoleh dengan membagi kumparan primer menjadi beberapa kelompok yang
dihubungkan seri atau paralel.

Arching horn
Adalah alat yang dipasang pada tower pada ujung – ujung renteng isolator. Fungsi dari
arching horn antara lain :
1. Media pelepas busur api dari tegangan lebih di kawat penghantar.
2. Pada jarak yang diinginkan berguna untuk memotong tegangan lebih bila terjadi sambaran petir.
3. Pelindung jika terjadi flash-over pada tower.
Arching horn dipasang pada ujung isolator gantung atau batang, agar isolator tidak rusak
bila terjadi lompatan api (flash-over). Arching horn umumnya dipasang tegangan diatas 66 kV.
Missal terjadi sambaran petir pada transmisi, maka petir tidak langsung menyambar isolator namun
mengenai arching horn bila saat itu terjadi flash-over maka flash over tejadi pada arching horn dan
tower transmisi yang kemudian diketanahkan sebab tower pastinya dipasangi grounding
Tanduk api (arching horn) dipasang pada ujung kawat penghantar dan ujung isolator yang
berhubungan langsung dengan ground (tanah) yang dibentuk sedemikian rupa, sehingga busur api
tidak akan mengenai isolator saat terjadi loncatan api. Jarak antara tanduk atas dan bawah diatur
sekitar 75-85 % dari panjang isolator keseluruhan.Tegangan loncatan api untuk isolator gandengan
dengan tanduk api ditentukan oleh jarak tanduk tersebut.
HORN GAP FUSE

Alat pengaman ini terbuat dari dua buah batang besi yang masing-masing diletakkan diatas
isolator. Celah yang dibuat oleh kedua batang besi itu, satu batang dihubungkan langsung dengan
kawat penghantar jaringan sedangkan yang lainnya dihubungkan dengan sebuah resistor yang
langsung terhubung ke ground (tanah). Celah tanduk ini biasanya bekerja pada saat terjadi
tegangan loncatan api pada celahnya. Ketika tegangan surja mencapai 150 – 200 % dari tegangan
nominal jaringan, maka akan terjadi pelepasan langsung pada celah dan langsung diteruskan ke
ground melalui resistor.

Fungsi dari celah tanduk ini untuk pemutus busur api yang terjadi pada saat tegangan lebih.
Busur api cenderung naik akibat panas yang terlalu tinggi, juga disebabkan peristiwa arus loop
sebesar mungkin pada sisi lain membuat tembus rangkaian magnit maksimum. Hanya celah tanduk
sebagai arrester jauh dari memuaskan yang seringkali busur api yang tak perlu. Pengaman ini tidak
cukup karena dapat dibandingkan dari nilai pelepasan yang rendah resistor. Dan ini tidak selalu
menahan secara dinamis busur api yang mengikuti pelepasan peralihan (transient discharge).
Akibatnya salah satu pada keadaan tetap tanduk ground atau dibinasakan oleh celah. Oleh sebab
itu celah tanduk arrester sekarang hampir tidak diapakai lagi sebagai alat pengaman petir.

COUPLING CAPASITOR

Coupling Capacitor Potential Device (CCPD)

CCPD merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tegangan sistem yang tinggi,
biasanya mempunyai rating 230kV/115V,115kV/115V, 134kV/66.7V dan 66.7kV/66.7V.

Peralatan ini berfungsi sebagai penerus sinyal yang membawa frekuensi tinggi ke
konduktor transmisi tegangan tinggi. Suatu kapasitor mempunyai sifat menahan frekuensi rendah
(50 Hz) dan meneruskan frekuensi yang tinggi (frekuensi kerja PLC 40 kHz – 500 kHz)

Anda mungkin juga menyukai