Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PERSIAPAN DALAM PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK DALAM KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN

PENDAHULUAN
Pemeriksaan Diagnostik adalah hasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa, memantau perjalan
penyakit serta menentukan pragnosa, karena itu perlu diketahui faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium ( Ambarwati,2010)
Persiapan Pemeriksaan Diagnostik
Hasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa, memantau perjalanan penyakit serta menentukan prognosa.
Karena itu perlu diketahui faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium.
Sehingga penulis menyusun makalah satuan acara penyuluhan dengan tema persiapan dalam pemeriksaan diagnostik dalam keterampilan
dasar kebidanan agar mahasiswa mampu memahami.

(Satuan Acara Penyuluhan)

Pokok bahasan : KDK (KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN)


Sub pokok bahasan : persiapan dalam pemeriksaan diagnostik dalam keterampilan dasar kebidanan
Hari/Tanggal :
Waktu : 30 menit
Tempat :
Sasaran : Mahasiswa
A. Tujuan umum
Setelah dilakukan demonstrasi, mahasiswa mengerti tentang persiapan dalam pemeriksaan diagnostik dalam keterampilan dasar kebidanan

B. Tujuan khusus
Setelah dilakukan demonstrasi, mahasiswa dapat mengetahui tentang :
1. Pengertian Diagnostik
2. Menyiapkan PX diagnostik
3. Melakukan pengambilan specimen
4. Menyiapkan pemeriksaan USG Rontgen Laparaskopi
C. Materi
1. Pengertian Diagnostik
2. Menyiapkan PX diagnostik
3. Melakukan pengambilan specimen
4. Menyiapkan pemeriksaan USG Rontgen Laparaskopi

D. Metode
Ceramah dan Tanya jawab

E. Media
1. Leaflet
2. Satuan Acara Pembelajaran (SAP)
F. Kegiatan penyuluhan
No Tahap/waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran
1. Pembukaan-: Memberi salam - Menjawab
3 menit pembuka salam
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan pokok -
bahasan dam Memperhat
tujuan demonstrasi ikan
- -
Memperhat
ikan
-
Memperhat
ikan
2. Pelaksanaan 1. Menjelaskan -
: Pengertian Memperhat
20 menit Diagnostik ikan
2. Menyiapkan PX
diagnostik
3. Melakukan
pengambilan -
specimen Memperhat
4. Menyiapkan ikan
pemeriksaan
USG Rontgen
Laparaskopi -
Memperhat
ikan

-
Memperhat
ikan
-
3. Evaluasi : Menanyakan kepada Menjawab
10 menit peserta tentang materi pertanyaan
yang telah diberikan.
4. Terminasi : - Mengucapkan -
2 menit terimakasih atas peran Mendengar
serta dan peserta kan
- Mengucapkan salam
penutup

- Menjawab
salam

G. Evaluasi
1. Jelaskan pengertian diagnostic?
2. Jelaskan pengambilan specimen?
3. Menjelaskan USG Rontgen Laparaskopi ?

H. Hasil
1. Mahasiswa bisa menjelaskan pengertian diagnostic
2. Mahasiswa bisa menjelaskan pengambilan specimen
3. Mahasiswa mampu menjelaskan USG Rontgen Laparaskopi

Materi Penyuluhan
”PERSIAPAN DALAM PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK DALAM KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN”
DIAGNOSTIK
Hasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa, memantau perjalanan penyakit serta menentukan prognosa.
Karena itu perlu diketahui faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium.
Jenis – jenis persiapan diagnostik pemahaman instruksi dan pengisian formulir,persiapan penderita ( puasa, obat ),waktu pengambilan,posisi
pengambilan,persiapan untuk pemeriksaan ( alat ,bahan , tempat ).
Contoh pemeriksaan diagnostik :
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan USG
Pemeriksaan Rontgen
C. PERSIAPAN UNTUK PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan USG
USG kehamilan adalah sebuah tes yang menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk menggambarkan perkembangan janin dan juga
organ reproduksi ibu hamil. Saat Anda melakukanUSG, perut Anda akan dioleskan gel, dan kemudian dokter akan menggerakkan transduser di
atas perut Anda.
Perkembangan Ultrasonografi (USG) sudah dimulai sejak kira-kira tahun 1960, dirintis oleh Profesor Ian Donald. Sejak itu, sejalan dengan
kemajuan teknologi bidang komputer, maka perkembangan ultrasonografi juga maju dengan sangat pesat, sehingga saat ini sudah dihasilkan
USG 3 Dimensi dan Live 3D (ada yang menyebut sebagai USG 4D).
a. Indikasi
1) Dalam bidang obstetri, indikasi yang dianut adalah melakukan pemeriksaan USG dilakukan begitu diketahui hamil, penapisan USG pada
trimester pertama (kehamilan 10 – 14 minggu), penapisan USG pada kehamilan trimester kedua (18 – 20 minggu), dan pemeriksaan tambahan
yang diperlukan untuk memantau tumbuh kembang janin.
2) Dalam bidang ginekologi onkologi pemeriksaannya diindikasikan bila ditemukan kelainan secara fisik atau dicurigai ada kelainan tetapi pada
pemeriksaan fisik tidak jelas adanya kelainan tersebut.
3) Dalam bidang endokrinologi reproduksi pemeriksaan USG diperlukan untuk mencari kausa gangguan hormon, pemantauan folikel dan terapi
infertilitas, dan pemeriksaan pada pasien dengan gangguan haid.
4) Sedangkan indikasi non obstetrik bila kelainan yang dicurigai berasal dari disiplin ilmu lain, misalnya dari bagian pediatri, rujukan pasien
dengan kecurigaan metastasis dari organ ginekologi dll.
b. Cara Pemeriksaan
Pemeriksaan USG dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1) Pervaginam
a) Memasukkan probe USG transvaginal/seperti melakukan pemeriksaan dalam.
b) Dilakukan pada kehamilan di bawah 8 minggu.
c) Lebih mudah dan ibu tidak perlu menahan kencing.
d) Lebih jelas karena bisa lebih dekat pada rahim.
e) Daya tembusnya 8-10 cm dengan resolusi tinggi.
f) Tidak menyebabkan keguguran.
2) Perabdominan
a) Probe USG di atas perut.
b) Biasa dilakukan pada kehamilan lebih dari 12 minggu.
c) Karena dari atas perut maka daya tembusnya akan melewati otot perut, lemak baru menembus rahim.
c. Jenis Pemeriksaan USG
1) USG 2 Dimensi
Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang). Kualitas gambar yang baik sebagian besar keadaan janin dapat ditampilkan.
2) USG 3 Dimensi
Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut koronal. Gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan
suatu benda (dalam hal ini tubuh janin) dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi yang berbeda. Ini dimungkinkan karena
gambarnya dapat diputar (bukan janinnya yang diputar).
3) USG 4 Dimensi
Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat bergerak (live 3D). Kalau gambar yang diambil dari USG 3
Dimensi statis, sementara pada USG 4 Dimensi, gambar janinnya dapat “bergerak”. Jadi pasien dapat melihat lebih jelas dan membayangkan
keadaan janin di dalam rahim.
4) USG Doppler
Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama aliran tali pusat. Alat ini digunakan untuk menilai
keadaan/kesejahteraan janin. Penilaian kesejahteraan janin ini meliputi: Gerak napas janin (minimal 2x/10 menit), Tonus (gerak janin), Indeks
cairan ketuban (normalnya 10-20 cm), Doppler arteri umbilikalis, Reaktivitas denyut jantung janin.
2. Pemeriksaan Rontgen

Rontgen adalah tindakan menggunakan radiasi untuk mengambil gambar bagian dalam dari tubuh seseorang. Utamanya, rontgen
digunakan untuk mendiagnosa masalah kesehatan dan yang lainnya untuk pemantauan kondisi kesehatan yang ada. Terdapat berbagai
jenis rontgen, masing-masing dengan kegunaan yang spesifik. Rontgen dilakukan oleh spesialis terlatih yang sangat berpengalaman dan
terampil dalam menggunakan teknologi pencitraan dan menerjemahkan hasilnya. Dokter umum sering merujuk pasien ke spesialis
tersebut, dan kemudian spesialis tersebut melaporkan hasilnya kembali kepada dokter umum.
Ketika dilakukan rontgen, tindakan akan tergantung pada bagian tubuh mana yang akan dilakukan pemindaian. Anda mungkin diminta
untuk berdiri tegak pada permukaan yang datar atau berbaring di atas meja. Setelah Anda siap, piringan fotografi akan ditempa tkan pada
bagian tertentu dari tubuh yang perlu dipindai. Dalam sepersekian detik, Anda akan diminta untuk tetap diam dan piringan fotografi akan
mengambil gambar sinar-x, mengirimkan ke komputer, dan kemudian dicetak. Melakukan rontgen ini sangat aman dan tidak
menimbulkan rasa saki
Teknologi rontgen sudah digunakan lebih dari satu abad yang lalu. Tepatnya sejak 8 November 1890 ketika fisikawan terkemuka berkebangsaan
Jerman, Conrad Roentgen, menemukan sinar yang tidak dikenalinya, yang kemudian diberi label sinar X. Sinar ini mampu menembus bagian
tubuh manusia, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memotret bagian-bagian dalam tubuh. Berkat jasanya bagi dunia kedokteran, banyak nyawa
bisa diselamatkan, hingga ia mendapat penghargaan Nobel di tahun 1901.
Pada prinsipnya sinar yang menembus tubuh ini perlu dipindahkan ke format film agar bisa dilihat hasilnya. Seiring dengan kemajuan teknologi,
kini foto rontgen juga sudah bisa diproses secara digital tanpa film. Sementara hasilnya bisa disimpan dalam bentuk CD atau bahkan dikirim ke
berbagai belahan dunia menggunakan teknologi e-mail.
a. Persiapan pemeriksaan
1) Radiografi konvensional tanpa persiapan.
Maksudnya, saat anak datang bisa langsung difoto. Biasanya ini untuk pemeriksaan tulang atau toraks.
2) Radiografi konvensional dengan persiapan.
Pemeriksaan radiografi konvensional yang memerlukan persiapan di antaranya untuk foto rontgen perut. Sebelum pelaksanaan, anak diminta
untuk puasa beberapa jam atau hanya makan bubur kecap. Dengan begitu ususnya bersih dan hasil fotonya pun dapat dengan jelas
memperlihatkan kelainan yang dideritanya.
3) Pemeriksaan dengan kontras
Sebelum dirontgen, kontras dimasukkan ke dalam tubuh dengan cara diminum, atau dimasukkan lewat anus, atau disuntikkan ke pembuluh
vena.
b. Indikasi pemeriksaan
1) Sesak napas pada bayi.
Untuk memastikan ada tidaknya kelainan di toraksnya (rongga dada), dokter membutuhkan foto rontgen agar penanganannya tepat.
2) Bayi muntah hijau terus-menerus.
Bila dokter mencurigai muntahnya disebabkan sumbatan di saluran cerna, maka pengambilan foto rontgen pun akan dilakukan. Pertimbangan
dokter untuk melakukan tindakan ini tidak semata-mata berdasarkan usia, melainkan lebih pada risk and benefit alias risiko dan manfaatnya.
3) Deteksi masalah pada tulang, paru-paru, usus, dan organ dalam lainnya.
Bagi balita sampai kalangan dewasa, foto rontgen lazimnya dimanfaatkan untuk mendeteksi masalah pada tulang, paru-paru, usus, dan organ
dalam lainnya.

3.Laraskopi

SEJARAH LAPAROSKOPI
Sulit menyebutkan siapa penemu alat laparoskopi pertama kali. Pada tahun 1902, Georg Keling, di Dresden, Saxony melakukan tindakan
laparoskopi pertama pada anjing. Tahun 1910, Hans Christian Jacobaeus di Swedia melaporkan operasi laparoskopi dilakukan pertama kalinya
terhadap manusia. Dengan ditemukannya chip komputer pada kamera TV, innovasi laparoskop lebih berkembang lagi. Dengan adanya alat ini,
dapat dilakukan pembesaran lapangan operasi yang terlihat di monitor.

KEUNTUNGAN
Laparoskopi, yang merupakan revolusi besar di bidang ilmu bedah, kini banyak dipilih karena prosedurnya yang mudah serta waktu
operasi yang relatif singkat dan lama pemulihan pasca operasi yang lebih singkat ketimbang konvensional. Ukuran lubang yang diperlukan
untuk operasi hanya kurang lebih 0,5-1,5 cm, jauh lebih kecil dibandingkan ukuran lubang untuk operasi konvensional. Karena alasan inilah
maka operasi laparoskopi disebut juga bandaid surgery atau keyhole surgery. Operasi ini disebut juga minimal invasive, karena bagian tubuh
dibuka dengan sedikit sayatan saja. Alhasil, kerusakan pada jaringan tubuh dan jumlah perdarahan pun dapat diminimalisir, pasien pun dapat
pulih dengan lebih cepat. Di samping itu, nyeri pasca operasi, komplikasi terhadap peristaltik usus dan luka operasi (infeksi luka operasi atau
terbukanya luka operasi) juga lebih rendah. Khusus mengenai pemulihan peristaltik usus, laparoskopi memungkinkan hal ini lebih cepat terjadi
mengingat organ (usus) tidak perlu dikeluarkan dari perut atau pun dipegang dokter. Peristaltik usus lebih akrab ditandai dengan buang angin
pasca operasi, dan ini merupakan salah satu tanda telah pulihnya fungsi alat pencernaan. Bila bising ususnya sudah positif, pasien boleh
langsung minum. Oleh karena itu, rata-rata setelah dua hari pasca operasi laparoskopi, pasien boleh pulang.

Perlengketan pasca operasi yang dapat menyebabkan nyeri berulang setelah operasi, sumbatan usus, dan infertilitas juga lebih jarang
terjadi. Pasien yang sudah menjalani operasi besar apapun, kemungkinan mengalami pelengketan 20 hingga 40 persen. Hanya nanti manifesnya
akan sangat tergantung kepada individu. Secara kosmetik / estetik, laparoskopi lebih unggul dibandingkan laparotomi. Bekas luka operasi relatif
tidak terlihat karena kecilnya luka irisan yang dilakukan. Kemungkinan terjadinya keloid pada bekas operasi juga minimal. Transmisi mikroba
amat minimal karena tidak ada kontak langsung antara organ tubuh pasien dan tangan operator. Akibatnya, kemungkinan infeksi pasca operasi
dapat diminimalisir.

KERUGIAN
Biaya yang dibutuhkan untuk operasi ini relatif lebih mahal karena operasi ini memerlukan peralatan-peralatan yang canggih seperti
sistim kamera, sistim lampu dsb. Selain itu operasi laparoskopi ini relatif lebih lama dibandingkan laparotomi tetapi jika dilakukan oleh seorang
operator laparoskopi yang terlatih dan terampil maka lama operasi tidak berbeda jauh dengan laparotomi.
.
KEGUNAAN LAPAROSKOPI
Beberapa kegunaan laparoskopi secara umum dapat dibagi dalam dua kelompok yakni untuk mengetahui penyebab dari suatu penyakit
(diagnosis) dan untuk mengatasi masalah tersebut (terapi). Sebagai alat diagnostik, laparoskopi seringkali digunakan untuk mendiagnosis
penyebab dari ketidaksuburan (infertilitas), terutama untuk pasangan yang telah lama mencoba berbagai cara untuk mendapatkan anak.
Penyebab infertilitas yang dapat diketahui oleh laparoskopi antara lain adalah gangguan pada saluran telur, yang bisa terjadi akibat proses
perlekatan dengan daerah sekitar atau penekanan oleh tumor atau proses infeksi, adanya endometriosis (suatu penyakit yang erat kaitannya
dengan infertilitas), adanya tumor kandungan atau tumor pada indung telur. Berbagai penyebab infertilitas yang dapat diatasi melalui
laparoskopi antara lain adalah membebaskan saluran telur dari perlengketan atau penekanan oleh tumor, mematikan sarang-sarang
endometriosis, atau mengangkat tumor kandungan/tumor pada indung telur.
Selain itu, laparoskopi juga merupakan salah satu cara untuk mengetahui dan mengatasi kehamilan di luar kandungan. Kehamilan di luar
kandungan merupakan hal yang bila dibiarkan dapat membahayakan bagi penderita. Laparoskopi unggul dalam hal diagnostik karena dokter
akan melihat secara langsung kelainan yang ada, di samping dapat melakukan berbagai tindakan untuk mengatasinya. Laparoskopi juga
merupakan salah satu cara untuk melakukan tubektomi (seringkali dikenal sebagai penutupan kandungan), yakni bagi mereka yang telah merasa
cukup memiliki anak. Pengangkatan miom / kista indung telur / kandungan sendiri juga dapat dilakukan melalui laparoskopi. Miom ukuran
besarpun dapat dioperasi dengan menggunakan moselator, suatu alat untuk mengikis tumor menjadi ukuran yang lebih kecil, sehingga tumor
tersebut dapat dikeluarkan melalui lubang kecil yang dibuat. Laparoskopi, di tangan ahli, dapat melakukan berbagai tindakan yang dilakukan
secara laparotomi.

INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI OPERASI LAPAROSKOPI


Dengan telah berkembangnya inovasi instrumentasi dan tekhnik operasi seperti yang telah di utarakan diatas,maka indikasi untuk melakukan
operasi dengan teknik laparoskopi menjadi lebih luas.tindakan operasi diagnostik dengan hasil diagnosis yang jelas, dan yang telah didiskusikan
dengan pasien sebelumnya, dapat dilanjutkan dengan tindakan operatif tertentu.
INDIKASI
Indikasi Diagnostik
Diagnosis diferensiasi patologi genetalia interna
Infertilitas primer dan atau sekunder
Second look operation,apabila diperlukan tindakan berdasarkan operasi sebelumnya
Mencari dan mengangkat translokasi AKDR.
Pemantauan pada saat dilakukan tindakan histeroskopi
Indikasi terapi
Kistektomi ,miomektomidan histerektomi
Hemostasis perdarahan pada perforasi uterus akibat tindakan sebelumnya.
Indikasi operatif terhadap adneksa
Fimbrioplasti ,salpingostomi,salpingolisis
Koagulasi lesi endometriosis.
Aspirasi cairan dari suatu konglomerasi untuk diagnostik yang terapeutik.
Salpingektomi pada kehamilan ektopik
Kontrasepsi mantap (oklusi tuba)
Rekontruksi tuba atau reanastromosis tuba pascatubectomi
Indikasi operatif terhadap ovarium
Pungsi folikel matang pada program fertilisasi in-vitro
Biopsi ovarium pada keadaan tertentu( kelainan kromosom atau bawaan , curiga keganasan).
Kistektomi antara lain ada kista coklat( endometrioma), kista dermoid, dan kista ovarium lain
Ovariolisis, pada perlekatan periovarium
Indikasi operatif terhadap organ dalam rongga pelvis
Lisis perlekatan oleh omentum dan usus.

KONTRAINDIKASI
Kontraindikasi absolut
Kondisi pasien yang tidak memungkinkan dilakukannya anestesi
Diatese hemoragik sehingga mengganggu funsi pembekuan darah
Peritonitis akut terutama yang mengenai abdomen bagian atas , disertai dengan distensi dinding perut ,sebab kelainan ini merupakan
kontraindikasi untuk melakukan pneumoperitonium.
Kontraindikasi relatif
Tumor abdomen yang sangat besar,sehingga sulit untuk memasukkan trokar kedalam rongga pelvis oleh karena trokar dapat melukai tumor
tersebut
Hernia abdominalis, dikawatirkan dapat melukai usus pada saat memasukkan trokar ke dalam rongga pelvis, atau memperberat hernia pada
saat dilakukan pneumoperitonium.kini kekhawatiran ini dapat di hilangkan dengan modifikasi alat pneumoperitonium otomatic
Kelainan atau insufisiensi paru paru, jantung,hepar,atau kelainan pembuluh darah vena porta,goiter atau kelainan metabolisme lain yang sulit
menyerap gas CO2.
PROSEDUR LAPAROSKOPI OPERATIF
Tiga atau lebih sayatan kecil (5-10 mm) dibuat di perut untuk memungkinkan port akses untuk dimasukkan. Para laparoskop dan
instrumen bedah yang akan dimasukkan melalui port ini. Ahli bedah kemudian menggunakan laparoskopi, yang mentransmisikan gambar organ-
organ perut pada monitor video, yang memungkinkan operasi untuk dilakukan. Operasi Laparoskopi usus dapat digunakan untuk melakukan
operasi berikut:
1. Proctosigmoidectomy. Operasi pengangkatan bagian rektum dan kolon sigmoid yang sakit. Digunakan untuk mengobati kanker dan
pertumbuhan non-kanker atau polip, dan komplikasi diverticulitis.
2. Right colectomy atau Ileocolectomy. Selama kolektomi kanan, sisi kanan usus besar akan dibuang. Selama ileocolectomy, segmen terakhir
dari usus kecil - yang melekat pada sisi kanan usus besar, yang disebut ileum, juga dibuang. Digunakan untuk mengangkat kanker, pertumbuhan
non-kanker atau polip, dan peradangan dari penyakit Crohn.
3. Total abdominal colectomy. Operasi pengangkatan usus besar. Digunakan untuk mengobati radang borok usus besar, penyakit Crohn,
poliposis familial dan mungkin sembelit.
4. Fecal diversion. Bedah pembuatan saluran baik sementara atau permanentileostomy (pembukaan antara permukaan kulit dan usus kecil) atau
(kolostomi (pembukaan antara permukaan kulit dan usus besar). Digunakan untuk mengobati masalah dubur dan dubur kompleks, termasuk
kontrol buang air besar yang buruk .
5. Abdominoperineal resection. Operasi pengangkatan anus, rektum dan kolon sigmoid.Digunakan untuk membuang kanker di rektum bawah
atau di anus, dekat dengan sfingter (kontrol) otot.
6. Rectopexy. Suatu prosedur dimana jahitan digunakan untuk mengamankan rektum pada posisi yang tepat. Digunakan untuk memperbaiki
prolaps rektum.
7. Total proctocolectomy. Ini adalah operasi usus paling luas dilakukan dan melibatkan pembuangan rektum dan usus besar. Jika ahli bedah dapat
meninggalkan anus dan bekerja dengan benar, maka kadang-kadang kantong ileum dapat diciptakan sehingga Anda bisa pergi ke kamar mandi.
Sebuah kantung ileum adalah ruang operasi yang dibuat terdiri dari bagian terendah dari usus kecil (ileum). Namun, kadang-kadang, suatu
ileostomy permanen (pembukaan antara permukaan kulit dan usus kecil) diperlukan terutama jika anus harus dibuang, lemah, atau telah rusak.

JENIS-JENIS LAPAROSKOPY
1. Laparoskopi histerektomi
Jenis Histerektomi yang dilakukan oleh tabung optik standar ramping yang juga dikenal sebagai laparoscopes disebuthisterektomi
laparoskopi. Jenis pengobatan histerektomi terdiri dari sedikit waktu untuk pemulihan dan durasi dari Operasidaripada jenis lain dari operasi
yang dilakukan. Hal ini juga umumnya disukai oleh sebagian besar perempuan sebagai jenis pengobatan karena tidak berakhir memberi Anda
banyak bekas luka seperti metode operasi lain.
Melalui mana prosedur laparoskopi histerektomi dilakukan?
Dasar dari histerektomi laparoskopi mulai dengan sebuah celah kecil di bawah pusar ditarik wanita. Dalam irisan ini, alat laparoskopi
dikirim masuk Para dokter yang melakukan operasi kemudian melihat melalui daerah Panggul wanita itu dan memeriksanya dengan penuh
perhatian dengan instrumen. Selama pemeriksaan ini dokter membuat keputusan di mana untuk melakukan pemotongan lebih tepatnya dengan
instrumen ramping. Menggunakan histerektomi laparoskopi sebagai panduan operasi, bedah menghapus ini rahim dari bagian dalam tubuh
wanita. rahim kemudian dibedah menjadi dua bagian. Bagian-bagian yang membedah mengukur ukuran yang sesuai untuk menghapus mereka
dari perut, itu karena fakta bahwa sangat sedikit jahitan yang diperlukan dalam rangka untuk menutup sayatan dibuat dalam operasi ini.

2. Miomektomi
Jika miom tersebut bertangkai maka tangkai tersebut dengan mudah dapat di insisi. Untuk jenis intramural, resiko perdarahan sangat
besar, kadang diperlukan injeksi vasopressin untuk mempertahankan hemostasis. Jejak bekas miomektomi harus dijahit, ini sesuatu yang mutlak.
Cara pengeluaran massa miom, apabila tersedia alat morselator maka dengan mudah miom dapat dikeluarkan.
Saat ini laparoskopi tidak terbukti lebih baik dari laparotomi untuk pengobatan menoragia atau infertilitas. Sebagai tambahan, ada
kekhawatiran untuk resiko uterus rupture selama kehamilan lebih besar pada miomektomi dengan laparoskopi daripada laparotomi. Namun, pada
tabel dibawah ini terlihat bahwa miomektomi perlaparoskopi relative lebih menguntungkan daripada miomektomi perlaparotomi

Laparoskopi Laparotomi Kemaknaan


Hasil Akhir
(n=20) (n=20)
Kehilangan darah(ml) 200 ± 50 230 ± 44 P >0,05
Waktu operasi(menit) 100 ± 31 93 ± 27 P >0,05
Injeksi analgesic 1,9 ± 0,7 4,1 ± 1,4 P >0,05
Pasien bebas analgetik pada hari ke-2(%) 85 15 P >0,05
Pasien dipulangkan pada hari ke-3(%) 90 10 P >0,05
Pasien kembali bekerja pada hari ke-15(%) 90 5 p>0,05

PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa pemeriksaan diagnostik adalah masalah
kesehatan aktual dan potensial dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya.

Saran
Penulis menyarankan agar petugas kesehatan dapat berkerja profesional dalam menjalankan tugas dan kewajiban sebagai seorang bidan yang
idela dan bertanggung jawab. Sehingga pasien dapat merasakan kepuasan atas asuhan kebidanan yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKA
American College of Radiology: “What Is a Radiologist?
Samba, Suharyati, 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta. EGC

Johnson, Ruth, Taylor. 2005. Buku Ajar Praktek Kebidanan. Jakarta. EGC.

Anda mungkin juga menyukai