Makalah CA Tiroid
Makalah CA Tiroid
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kanker Tiroid adalah sutu keganasan pada tiroid yang memiliki 4 tipe yaitu: papiler,
folikuler, anaplastik dan meduler. Kanker tiroid jarang menyebabkan pembesaran kelenjar,
lebih sering menyebabkan pertumbuhan kecil (nodul) dalam kelenjar.Sebagian besar nodul
tiroid bersifat jinak, biasanya kanker tiroid bisa disembuhkan.
Nodul tiroid sangat sering ditemukan, dengan incidence rate setiap tahunnyaberkisar
antara 4-8%. Menurut data WHO 2004, karsinoma tiroid jarang terjadidilaporkan hanya 1,5%
dari keganasan seluruh tubuh. Karsinoma tiroid biasanyamerupakan keganasan sistem
endokrin. Dijumpai secara primer pada usia dewasamuda dan pertengahan, dengan sekitar
122.000 kasus baru per tahun di seluruhdunia (WHO,2004).
Radiasi merupakan salah satu faktor etiologi kanker tiroid. Banyak kasus kanker pada
anak-anak sebelumnya mendapat radiasi pada kepala dan leher karena penyakit lain. Biasanya
efek radiasi timbul setelah 5-25 tahun, tetapi rata-rata 9-10 tahun.Stimulasi TSH yang lama juga
merupakan salah satu faktor etiologi kanker tiroid.Faktor resiko lainnya adalah adanya riwayat
keluarga yang menderita kanker tiroid dan gondok menahun.
Peran perawat terhadap kangker tiroid ini sangat penting, yaitu untuk memberikan
informasi sebelum jalannya oprasi dan memberikan perawatan setelah dilaksanakan oprasi
demi mempercepat penyembuhan pasien.
Setalah melihat tentang keganasan dan patofisiologi dari kanker tiroidmaka kelompok
kami tertarik untuk membahas mengenai kanker tiroid tersebut.
B. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Tujuan umum
Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang penyakit ca tiroid.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa/i mampu memahami konsep patofisiologi ca tiroid
b. Mahasiswa/i mampu menerapkan konsep asuhan keperawatan ca tiroid
1
BAB II
TINJUAN TEORITIS
2
trunkus brakiosefalika. Sistem vena terdiri atas vena tiroidea superior yang berjalan bersama
arteri, vena tiroidea media di sebelah lateral, dan vena tiroidea inferior. Terdapat dua
macam saraf yang mensarafi laring dengan pita suara (plica vocalis) yaitu nervus rekurens
dan cabang dari nervus laringeus superior.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid utama yaitu tiroksin (T4) yang kemudian
berubah menjadi bentuk aktifnya yaitu triyodotironin (T3). Iodium nonorganik yang diserap
dari saluran cerna merupakan bahan baku hormon tiroid. Zat ini dipekatkan kadarnya
menjadi 30-40 kali sehingga mempunyai afinitas yang sangat tinggi di dalam jaringan tiroid.
T3 dan T4 yang dihasilkan ini kemudian akan disimpan dalam bentuk koloid di dalam tiroid.
Sebagian besar T4 kemudian akan dilepaskan ke sirkulasi sedangkan sisanya tetap di dalam
kelenjar yang kemudian mengalami daur ulang. Di sirkulasi, hormon tiroid akan terikat oleh
protein yaitu globulin pengikat tiroid (thyroid binding globulin, TBG) atau prealbumin
pengikat albumin (thyroxine binding prealbumine, TBPA). Hormon stimulator tiroid (thyroid
stimulating hormone, TSH) memegang peranan terpenting untuk mengatur sekresi dari
kelenjar tiroid. TSH dihasilkan oleh lobus anterior kelenjar hipofisis. Proses yang dikenal
sebagai negative feedback sangat penting dalam proses pengeluaran hormon tiroid ke
sirkulasi. Pada pemeriksaan akan terlihat adanya sel parafolikuler yang menghasilkan
kalsitonin yang berfungsi untuk mengatur metabolisme kalsium, yaitu menurunkan kadar
kalsium serum terhadap tulang.
3. Etiologi
Etiologi dari penyakit ini belum pasti, yang berperan khususnya untuk terjadi well
differentiated (papiler dan folikuler) adalah radiasi dan goiter endemis, dan untuk jenis
meduler adalah factor genetic. Belum diketahui suatu karsinoma yang berperan untuk
kanker anaplastik dan meduler. Diperkirakan kanker jenis anaplastik berasal dari perubahan
kanker tiroid berdiferensia baik (papiler dan folikuler), dengan kemungkinan jenis folikuler
dua kali lebih besar. Sedangkan limfoma pada tiroid diperkirakan karena perubahan-
perubahan degenerasi ganas dari tiroiditis Hashimoto. (Sudoyo.dkk,2009).
Faktor risiko seseorang menderita karsinoma tiroid antara lain :
1. Pengaruh usia dan jenis kelamin, resiko pada usia dibawah 20 tahun dan diatas
50 tahun. Demikian pula dengan jenis kelamin, penderita laki – laki memiliki
resiko keganasan lebih tinggi dari pada penderita perempuan.
2. Pengaruh radiasi di daerah leher dan kepala pada masa lampau
3. Kecepatan tumbuh tumor
3
4. Riwayat gangguan mekanik di daerah leher
5. Riwayat penyakit serupa dalam keluarga (American Cancer Society, 2014).
Radiasi merupakan salah satu faktor etiologi kanker tiroid. Banyak kasus kanker pada
anak-anak sebelumnya mendapat radiasi pada kepala dan leher karena penyakit lain.
Biasanya efek radiasi timbul setelah 5-25 tahun, tetapi rata-rata 9-10 tahun. Stimulasi TSH
yang lama juga merupakan salah satu faktor etiologi kanker tiroid. Faktor resiko lainnya
adalah adanya riwayat keluarga yang menderita kanker tiroid dan gondok menahun.
(Barbara,1996).
4. Klasifikasi
Berdasarkan histopatologinya karsinoma tiroid dibagi menjadi 4 jenis, yaitu : karsinoma
papilar, karsinoma folikular, karsinoma medular, dan karsinoma anaplastik (American Thyroid
Association, 2005)
a. Karsinoma Papilar
Karsinoma papilar adalah jenis keganasan tiroid yang paling sering ditemukan (75-
85%) yang timbul pada akhir masa kanak-kanak atau awal kehidupan dewasa. Merupakan
karsinoma tiroid yang terutama berkaitan dengan riwayat terpapar radiasi pengion. Tumor
ini tumbuh lambat, penyebaran melalui kelenjar limfe dan mempunyai prognosis yang lebih
baik diantara jenis karsinoma tiroid lainnya. Faktor yang mempengaruhi prognosis baik
adalah usia dibawah 40 tahun, wanita dan jenis histologik dominan papilar. Sifat biologik
daripada tumor jenis papilar ini yakni tumor atau tumor primer yang kecil bahkan mungkin
tidak teraba tetapi metastasis ke kelenjar getah bening dengan massa atau tumor yang besar
atau nyata. Tumor ini sering tampil sebagai nodul tiroid soliter dan biasanya diagnosis dapat
ditegakkan dengan pemeriksaan sitologi biopsi jarum halus, dengan angka ketahanan hidup
10 tahun mencapai 95% (Medscape, 2014).
Secara mikroskopis, karsinoma papilar berupa tumor yang tidak berkapsul dengan
struktur berpapil dan bercabang. Sel karakteristik dengan inti sel yang berlapis-lapis dan
sitoplasma yang jernih. Ada beberapa varian dari karsinoma papilar yaitu microcarcinoma,
encapsulated, folikular, tall-cell, columnar-cell, clear-cell dan diffuse 27 sclerosing
carcinoma. Dua puluh sampai delapan puluh persen berupa tumor yang multisentrik dan
bilateral pada 1/3 kasus (Livolsi, 2004).
b. Karsinoma Folikular
4
Karsinoma folikular meliputi sekitar 10-20% keganasan tiroid dan biasa ditemukan
pada usia dewasa pertengahan atau diatas 40 tahun. Pada kasus yang jarang, tumor ini
mungkin hiperfungsional (tirotoksikosis). Insiden karsinoma folikular meningkat di daerah
dengan defisiensi yodium (Livolsi,2004).
Diagnosis tumor ini secara sitologi sulit dibedakan dengan adenoma folikular,
diagnosis pasti dengan pemeriksaan frozen section pada durante operasi atau dengan
pemeriksaan histopatologi untuk melihat adanya invasi ke kapsul atau pembuluh darah.
Karsinoma folikular bermetastasis terutama melalui pembuluh darah ke paru, tulang, hati
dan jaringan lunak. Karsinoma folikular diterapi dengan tiroidektomi total diikuti pemberian
iodin radioaktif. Juga karena sel karsinoma ini menangkap yodium maka radioterapi dengan
Y 131 dapat digunakan dengan pengukuran kadar TSH sebagai follow up bahwa dosis yang
digunakan bersifat supresif dan untuk memantau kekambuhan tumor. Angka ketahanan
hidup 10 tahun mencapai 85% (Livolsi, 2004).
c. Karsinoma Medular
Karsinoma medular meliputi sekitar 5% keganasan tiroid dan berasal dari sel
parafolikular atau sel C yang memproduksi kalsitonin. Karsinoma ini timbul secara sporadik
(80%) dan familial (20%), dimana tumor ini diturunkan sebagai sifat dominan autosom yang
berhubungan dengan MEN-2a atau MEN-2b atau endokrinopati lainnnya (Livolsi,2004).
Massa tumor berbatas tegas dan keras pada perabaan, pada tumor yang lebih luas
tampak daerah nekrosis dan perdarahan dan dapat meluas sampai ke kapsul. Mikroskopis
tampak kelompokan sel-sel bentuk poligonal sampai lonjong dan membentuk folikel atau
trabekula. Tampak adanya deposit amiloid pada stromanya yang merupakan gambaran khas
pada karsinoma tipe medular ini (Livolsi,2004).
d. Karsinoma Anaplastik
Karsinoma anaplastik tiroid merupakan salah satu keganasan pada manusia yang
paling agresif dan jarang dijumpai yaitu kurang dari 5%. Karsinoma anaplastik ini
berkembang dengan menginfiltrasi ke jaringan sekitarnya. Tumor ini terutama timbul pada
usia lanjut, terutama didaerah endemik gondok dan lebih banyak pada wanita. Sebagian
besar kasus muncul dengan riwayat pembengkakan yang cepat membesar pada leher,
disertai dengan adanya kesulitan bernafas dan menelan, serta suara serak karena infiltrasi ke
nervus rekurens. Pertumbuhannya sangat cepat walaupun diterapi. Metastasis ke tempat
jauh sering terjadi, tetapi umumnya kematian terjadi dalam waktu kurang dari setahun.
Angka ketahanan hidup 5 tahun <5% (Endocrine Surgery,2014).
5
Tampak massa tumor yang tumbuh meluas ke daerah sekitarnya. Gambaran
mikroskopis, tampak sel-sel anaplastik (undifferentiated) dengan gambaran morfologi yang
sangat pleomorfik, serta tidak terbentuknya gambaran folikel, papil maupun trabekula
(Livolsi,2004).
5. Manifestasi Klinis
Adapun tanda dan gejala umum dari ca tiroid, yaitu :
1) Sebuah benjolan, atau bintil di leher depan (mungkin cepat tumbuh atau keras) di dekat
jakun. Nodul tunggal adalah tanda-tanda yang paling umum kanker tiroid.
2) Sakit di tenggorokan atau leher yang dapat memperpanjang ke telinga.
3) Serak atau kesulitan berbicara dengan suara normal.
4) Pembengkakan kelenjar getah bening, terutama di leher. Mereka dapat ditemukan selama
pemeriksaan fisik.
5) Kesulitan dalam menelan atau bernapas atau sakit di tenggorokan atau leher saat menelan.
Ini terjadi ketika mendorong tumor kerongkongan Anda.
6) Batuk terus-menerus, tanpa dingin atau penyakit lain.
(Arif Mansjoer, 2000 ; 288)
6
Kunjungan pertama dari mayoritas pasien, terutama rasa sakit nodul keras di
kelenjar tiroid, kelenjar getah bening regional.
4. Kanker tiroid anaplastik
sebagian besar pasien datang dengan benjolan leher progresif sebelum timbulnya
gondok tidak ada, benjolan keras yang meningkat pesat,
gondok mungkin berhubungan dengan metastasis jauh,
bertahun-tahun sejarah tiroid , tapi benjolan tiroid tiba-tiba meningkat pesat, dan
menjadi keras seperti batu. (Arif Mansjoer, 2000 ; 288)
6. Komplikasi
1) Paralisis pita suara
2) Metastasis jauh
3) Pendarahan
4) Trauma nervus langerhan
5) Abses
6) Hipokalsemia
7) Infeksi sebsis
7. Patofisiologi
Adenokarsinoma papiler biasanya bersifat multisentrik dan 50% penderita dengan
ada sarang ganas dilobus homolateral dan lobus kontralateral. Metastasis mula-mula ke
kelenjar limfe regional, dan akhirnya terjadi metastasis hematogen. Umumnya
adenokarsinoma follikuler bersifat unifokal, dengan metastasis juga ke kelenjar limfe
leher, tetapi kurang sering dan kurang banyak, namun lebih sering metastasisnya secara
hematogen. Adenokarsinoma meduller berasal dari sel C sehingga kadang mengeluarkan
kalsitonin (sel APUD). Pada tahap dini terjadi metastasis ke kelenjar limfe regional.
Adenokarsinoma anaplastik yang jarang ditemukan, merupakan tumor yang tumbuh
agresif, bertumbuh cepat dan mengakibatkan penyusupan kejaringan sekitarnya
terutama trakea sehingga terjadi stenosis yang menyebabkan kesulitan bernafas. Tahap
dini terjadi penyebaran hematogen. Dan penyembuhan jarang tercapai. Penyusupan
karsinoma tiroid dapat ditemukan di trakea, faring, esophagus, N.rekurens, pembuluh
darah karotis, struktur lain dalam darah dan kulit. Sedangkan metastasis hematogen
ditemukan terutama di paru, tulang, otak dan hati.
7
8
9
9. Pemeriksaan diagnostik
1) Skin test : menggunakan radio isotop
2) Lab : pemeriksaan T3& T4
3) Kadar kalsitonin
4) USG : menentukan kadar nodul padat, keras, dan kistis
5) MRI
6) Pemeriksaan fungsi tiroid
7) Pemeriksaan potongan beku : untuk membedakan tumor ganas atau jinak sebelum
dilakukan pembedahaan.
8) SGOT & SGPT
9) Foto X-Ray
10) Ultrasound
11) CT-Scan : melihat perluasan tumor
12) Biopsy aspirasi
13) Pemeriksaan sidik tiroid
14) Pemeriksaan Histopatologi
10. Penatalaksanaan
Terapi pilihan untuk karsinoma tiroid adalah pembedahan untuk mengangkat tumor
tersebut. Tiroidektomi total atau hampir total dilakukan bila keadaan memungkinkan.
Tindakan diseksi leher yang dimodifikasi atau diseksi radikal leher yang lebih luas
dilakukan jika metastase telah mencapai kelenjar limfe. Jaringan paratiroid diupayakan
untuk tidak terangkat guna mengurangi resiko hipokalsemia pascaoperatif dan tetanus.
Sesudah pembedahan, tindakan ablasi dilaksanakan dengan I131 untuk melenyapkan jaringan
tiroid yang tersisa bila tumor tersebut bersifat radiosensitif. Iodium radioaktif juga
meningkatkan peluang untuk menemukan metasstasis tiroid dikemudian hari bila
pemeriksaan pemindai seluruh tubuh (whole body scan) dilakukan.
Sesudah pembedahan, hormon tiroid diberikan dengan dosis supresif untuk
menurunkan kadar TSH hingga tercapai keadaan eutiroid. Jika jaringan tiroid yang tertinggal
tidak cukup untuk menghasilkan hormon tiroid dengan jumlah memadai, maka preparat
tiroksin dibutuhkan secara permanen.
Radiasi pada kelenjar tiroid atau jaringan leher dapat dilakukan lewat beberapa jalur
: pemberian I131 per otal dan lewat pemberian eksternal terapi radiasi. Pasien yang
mendapat sumber – sumber eksternal terapi radiasi menghadapi resiko untuk mengalami
10
mukositis, kekeringan mulut, disfagia, kemerahan kulit, anoreksia dan keletihan. Kemoterapi
jangan digunakan dalam pengobatan kanker tiroid. (Suzanne C. Smeltzer, 2001)
11
Bagaimana tanggapan klien terhadap penyakitnya dan tata cara
perawatannya serta baimana tanggapan klien mengenai kebiasaan hidup
sehat.
Pola Nutrisi dan Metabolisme
Pada klien dengan karsinoma tiroid tidak ada panyangan tentang makan,
pada metabolisme terjadi perubahan yaitu terjadi peningkatan nafsu makan
dan penurunan berat badan
Pola Aktivitas
Pada klien pre op tidak ada terbatasan untuk aktivitas semua dilakukan
seperti biasa, mungkin pada post op klien bisa terjadi keterbatasan aktivitas
karena proses pembedahan.
Pola Eliminasi
Dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi baik alvi maupun urine tidak
terdapat gangguan, kalaupun ada mungkin disebabkan faktor lain.
Pola Sensori dan Kognitif
Pada sensori biasanya klien kanker tiroid tidak mengalami gangguan. Pada
kognitif mungkin pengertian klien mengenal penyakitnya masih kurang
bahkan tidak tau cara mengatasinya klien hanya merasa cemas.
Pola Persepsi Diri
Pada klien dengan kanker tiroid biasa juga terjadi perubahan sosial, karena
minder atas penyakitnya.
Pola Hubungan Peran
Dengan adanya penyakit yang diderita klien bisa juga klien merasa malu
berhubungan dengan orang lain.
Pola Reproduksi dan Sexual
Pada klien kanker tiroid tidak ada gangguan pada reproduksinya dan sexual
kalaupun ada disebabkan oleh faktor lain.
Pola Penanggulangan Stress
Pada siapa biasanya klien menceritakan masalahnya, bagaimana kaping yang
digunakannya.
Pola Tata Nilai dan Kepercayaan
Agama apa yang dianut, apakah selama sakit ia masih mampu menjalankan
ibadah atau ada perubahan yang berhubungan dengan penyakit yang
diderita.
12
d. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Kesadaran kompos mentis, tekanan darah dalam batas normal (120/80
mmHg) adapun terjadi peningkatan tekanan darah bisa disebbakan adanya
komplilaso atau adanya riwayat hipertensi.
Kepala
Pada kepala bentuk normo cephalik dan simetris tidak terdapat penonjolan
dan tidak mengalami nyeri kepala.
Leher
Pada insfeksi leher terdapat bukti gaiter yang dibuktikan oleh
pembengkakan pada area leher atau suatu benjolan di bagian depan leher
yang bergerak bila dibuat menelan apabila di palpasi teraba benjolan yang
keras / kenyal.
Rambut
Pada pemeriksaan rambut tidak didapatkan. Suatu kelainan pada kasus
endokrin terjadi kerontokan rambut biasanya pada pasien diabetes melitus
miksedema.
Mata
Pada klien karsinoma tiroid bisa terjadi kelainan kesulitan memfokuskan
mata.
Telingga
Klien karsinoma tiroid tidak dijumpai adanya kelainan pada telinga yaitu
benjolan atau nyeri tekan.
Hidung
Pada hidung tidak ditemukan difarmitus, septum deviasi, apabila ada sekret,
bau, obstruksi dan polip disebabkan komplikasi lain.
Mulut
Pada mulut, gusi tidak didapatkan ulkus perdarahan.
Thorax
Pada daerah thorax pada klien karsinoma tiroid tidak didapatkan kelainan
bentuk thorax.
Kulit
Pada pemeriksaan kulit ada perubahan-perubahan ada kulit yaitu hangat,
kulit lembab, palmar, eritema.
13
Abdomen
Pada klien karsinoma tiroid inspeksi abdomen tidak ada suatu, kelainan
(membuncit, datar, penonjolan, umbilikus menonjol masuk kedalam)
kemampuan didapatkan itu merupakan bawaan klien pada palpasi turgor
kulit, tidak nyeri, hepar tidak teraba, pada auskultasi peristaltik usus normal
(tidak terjadi peningkatan).
Gastrointestinal
Pada sistem gastrointestinal adapun perubahan-perubahan yaitu
peningkatan nafsu makan, diare, penurunan berat badan.
Genetourinaria
Bisa terjadi urin dalam jumlah banyak.
Kardiovaskuler
Bisa terjadi perubahan-perubahan yaitu takikardi, nadi kuat, takipnea.
Neurologis
Bisa terjadi perubahan-perubahan insomnia, peka, agitosi, tremor, gelisah,
hiperrefleksia pada reflek tendam.
Metabolik
Terdapat perubahan-perubahan metabolik (intalerasi ada panas,
peningkatan suhu)
2. Diagnosa Keperawatan
Pre operasi
- Kebersihan jalan nafas b.d dengan obstruksi trachea akibat desakan massa tumor
- Gangguan nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan
- Ansietas b.d faktor kurang pengetahun mengenai proses operasi
Post operasi
- Kebersihan jalan nafas tidak efektif b.d obstruksi akibat adanya edema pada tempat
pembedahan
- Nyeri b.d adanya desakan/pembengkakan oleh nodule tumor
- Gangguan nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan
14
3. Intervensi Keperawatan
Pre operasi
Diagnosa Keperawatan NOC NIC
Kebersihan jalan nafas Status pernafasan : kepatenan Manajemen jalan nafas :
b.d dengan obstruksi jalan nafas Posisikan pasien untuk
trachea akibat desakan memaksimalkan potensi
massa tumor ventilasi
Masukkan jalan nafas
melalui mulut atau
nasofaring yang sesuai
Memonitor pernafasan
dan status oksigenisasi
yang sesuai
Terapi oksigen :
Bersihkan mulut, hidung
dan pengeluaran trakea
dengan tepat
Siapkan peralatan oksigen
dan jalankan setelah
dipanaskan, system
dilembabkan
Berikan oksigen tambahan
sesuai order
Monitor liter oksigen
Monitor posisi alat bantu
oksigen
Intruksikan pasien tentang
pentingnya menghidupkan
alat bantu oksigen
Cek secara berkala alat
bantu oksigen untuk
memastikan bahwa
konsentrasi yang
15
diresepkan lancer
Monitor kemampuan
pasien dalam menghadapi
pelepasan oksigen ketika
makan
Monitor peralatan oksigen
untuk memastikan bahwa
tidak mengganggu usaha
bernafas
Bantuan ventilasi :
Anjurkan dan pertahankan
oksigen tambahan, seperti
yang ditentukan
Berikan obat nyeri yang
tepat untuk mencegah
hipoventilasi
16
mudah ditelan)
Terapi menelan
Bekerja sama dengan
anggota tim pelayanan
kesehatan lainnya ( seperti
: yang berhubungan
dengan terapi, ahli
patologi suara dan ahli
diet)
Tentukan kemampuan
pasien untuk memusatkan
perhatian dalam belajar
makan dan menelan
Menjelaskan dasar cara
menelan pada pasien atau
keluarga
Sediakan/gunakan alat
bantu yang sesuai ketika
dibutuhkan
Bantu pasien untuk
menempatkan makanan
pada punggung mulut dan
pada sisi atas tidak dibuat-
buat
Monitor tanda pada mulut
saat makan, minum dan
menelan
Ansietas b.d factor Klien mengungkapkan ansietas Jelaskan apa yang terjadi
kurang pengetahuan berkurang/hilang 1/3 selama periode pra
mengenai proses Klien melaporkan lebih sedikit operasi dan pasca operasi
operasi perasaan gugup 1/3 Informasikan klien bahwa
mengungkapkan pemahaman ada suara serak &
tentang kejadian pra operasi dan ketidaknyamanan
17
pasca operasi postur tubuh rileks. menelan dapat dialami
1/3 setelah pembedahan,
tetapi akan hilang secara
bertahap
Biarkan klien dan keluarga
mengungkapkan perasaan
tentang pengalaman
pembedahan,
Post operasi
Diagnosa Keperawatan NOC NIC
Bersihan jalan nafas Status pernafasan : Manajemen jalan nafas :
berhubungan kepatenan jalan nafas Posisikan pasien untuk
dengan obstruksi akibat memaksimalkan potensi
adanya edema pada ventilasi
tempat pembedahan Masukkan jalan nafas melalui
mulut atau nasofaring yang
sesuai
Memonitor pernafasan dan
status oksigenisasi yang sesuai
Terapi oksigen :
Bersihkan mulut, hidung dan
pengeluaran trakea dengan
tepat
Siapkan peralatan oksigen dan
jalankan setelah dipanaskan,
system dilembabkan
Berikan oksigen tambahan
sesuai order
Monitor liter oksigen
Monitor posisi alat bantu
oksigen
18
Intruksikan pasien tentang
pentingnya menghidupkan alat
bantu oksigen
Cek secara berkala alat bantu
oksigen untuk memastikan
bahwa konsentrasi yang
diresepkan lancer
Monitor kemampuan pasien
dalam menghadapi pelepasan
oksigen ketika makan
Monitor peralatan oksigen
untuk memastikan bahwa
tidak mengganggu usaha
bernafas
Bantuan ventilasi :
Anjurkan dan pertahankan
oksigen tambahan, seperti yang
ditentukan
Berikan obat nyeri yang tepat
untuk mencegah hipoventilasi
19
Kaji kultur yang
mempengaruhi respon
nyeri
Control lingkungan yang
dapat mempengaruhi
nyeri
Kurangi factor presipitasi
nyeri
Ajarkan tentang teknik
non farmakologi
Gangguan nutrisi b.d Status nutrisi Manajemen nutrisi :
ketidakmampuan Status nutrisi : intake nutrisi Tentukan status gizi pasien
menelan makanan 1/3 dan kemampuan untuk
memenuhi kebutuhan gizi
Tentukan preferensi makanan
pasien
Tentukan jumlah kalori dan
jenis nutrisi yang dibutuhkan
untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi
Atur pola makan yang
diperlukan ( menyediakan
makanan yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh dan mudah
ditelan)
Terapi menelan
Bekerja sama dengan anggota
tim pelayanan kesehatan
lainnya ( seperti : yang
berhubungan dengan terapi,
ahli patologi suara dan ahli
diet)
Tentukan kemampuan pasien
untuk memusatkan perhatian
20
dalam belajar makan dan
menelan
Menjelaskan dasar cara
menelan pada pasien atau
keluarga
Sediakan/gunakan alat bantu
yang sesuai ketika dibutuhkan
Bantu pasien untuk
menempatkan makanan pada
punggung mulut dan pada sisi
atas tidak dibuat-buat
Monitor tanda pada mulut
saat makan, minum dan
menelan
21
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kanker tiroid merupakan salah satu gangguan endokrin. Gangguan ini lebih banyak
terjadi pada wanita dengan distribusi berkisar antara 2:1 sampai 3:1. Insidensinya berkisar
antara 5,4 – 30 %.
Berdasarkan usia, kanker tiroid jenis papiler biasanya terjadi pada pasien berusia kurang
dari 40 tahun. Yang berperan dalam well differentiated carcinoma (papiler dan folikuler) adalah
radiasi dan goiter endemis , dan untuk jenis meduler adalah faktor genetik.
Kanker tiroid jenis meduler dapat diketahui dengan tes laboratorium, yaitu pemeriksaan
kalsitonin dalam serum. Pemeriksaan T3 dan T4 kadang-kadang diperlukan karena pada
karsinoma tiroid dapat terjadi tirotoksitosis walaupun jarang.
Pemeriksaan X-Ray jaringan lunak di leher kadang-kadang diperlukan untuk melihat
obstruksi trakhea karena penekanan tumor dan melihat kalsifikasi pada massa tumor.
Ultrasonografi diperlukan untuk membedakan tumor solid dan kistik, dan cara ini aman serta
tepat.
CT-Scan dipergunakan untuk melihat perluasan tumor, namun tidak dapat membedakan
secara pasti antara tumor ganas dan jinak. Dengan menggunakan radioisotropik dapat
dibedakan hot nodule dan cold nodule.
B. Saran
Makalah sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sebagai kelompok
mengharapkan kritikan dan saran dari dosen pembimbing dan teman-teman sesama mahasiswa.
Selain itu penyakit carsinoma tyroid ini sangat berbahaya dan kita sebagai host harus bisa
menghindari obat-obatan dan etiologi lainnya yang bisa menyebabkan alergi dan timbulnya
penyakit ini.
Selama kelompok menyelesaikan makalah ini kelompok merasa kesulitan karena
kurangnya literature dari perpustakaan. Kelompok mengharapkan peran dari kampus untuk
memperbanyak buku-buku , terutama pada penyakit carsinoma tyroid ini. Sehingga kelompok
dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu dan semaksimal mungkin.
22
DAFTAR PUSTAKA
Sudoyo Aru.W.dkk, 2009. “Ilmu Penyakit Dalam“.Edisi ke.5. Interna Publising, Jakarta
23