Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Deman tifoid merupakan penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan

oleh bakteri Salmonella thypi A, B, dan C dengan penularan melalui fekal

maupun oral yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan dan

minuman yang terkontaminasi (Widoyono, 2011 dalam Nuruzzaman &

Syahrul, 2016).

Karakteristik iklim dan dan musim hujan menyebabkan Indonesia rentan

terhadap penyakit tifoid dengan angka kejadian di Indonesia mencapai 1,5

juta per tahun (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2008 dalam

Ramaningrum, 2014). Indonesia merupakan salah satu negara dengan demam

tifoid, pada kelompok umur 5-15 tahun dilaporkan 180,3 per 100,000

penduduk. Pravalensi demam tifoid yang terjadi di Jawa Tengah tahun 2010

dapat dikategorikan tinggi yaitu mencapai 46.142 penderita (Dinkes

Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2010 dalam Ramaningrum, 2016).

Berdasarkan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) Kemenkes

bagian Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2PL), kasus demam tifoid di

Jawa Tengah selama 3 tahun berturut-turut menempati urutan ke-3. Pada

tahun 2014 terdapat 17.606 kasus, pada tahun 2015 terdapat 13.397 kasus,

sedangkan pada tahun 2016 terdapat sebanyak 244.071.

1
2

Berdasarkan data Rekam Medis RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo

Purwokerto Meida (2017) dalam penderita anak dengan typhoid di ruang

Aster dapat dilihat pada tabel.

Tabel 1.1

Data prevalensi tifoid dari triwulan 3 pada tahun 2016

Jumlah Pasien
No Triwulan 3 Presentase
Pasien Thypoid
1 Oktober 29 10 34 %
2 November 31 9 29 %
3 Desember 29 5 17 %
Total 89 24 100 %

Sumber : Data Rekam Medik Ruang Aster RSUD Prof. Dr. Margono

Soekarjo Purwokerto, (2016) dalam Meida (2017)

Berdasarkan data yang diambil dari Ruang Aster RSUD Prof. Dr.

Margono Soekarjo Purwokerto, memang angka kejadian demam tifoid dari

triwulan 3 menurun setiap bulannya. Presentase yang didapat terjadi angka

demam tifoid terendah pada bulan Desember yaitu 17 % dengan jumlah

pasien 5 orang.

Demam yang berarti suhu tubuh di atas normal dapat disebabkan oleh

kelainan yang terdapat pada otak, bahan toksik, atau parasit seperti bakteri

dan virus yang masuk ke dalam tubuh seingga mempengaruhi suhu tubuh

(Handayani, 2013). Sumber penularan utama demam tifoid adalah penderita

itu sendiri dan carrier yang dapat menularkan berjuta-juta bakteri Salmonella
3

typhi dalam tinja yang menjadi sumber penularan. Pada anak sangat rentan

terhadap demam tifoid terutama terutama pada anak usia 7-12 tahun karena

pola makan dan jajan sembarangan (Nuruzzaman, 2016).

Demam tifoid dapat menurunkan produktivitas kerja, meningkatkan angka

ketidakhadiran anak sekolah, karena masa penyembuhan dan pemulihannya

yang lama (Purba, dkk 2016). Komplikasi yang sering terjadi pada demam

tifoid adalah perdarahan usus dan perforasi. Demam, perdarahan usus dan

perforasi merupakan komplikasi serius yang dapat menimbulkan resiko

kekurangan volume cairan (Potts, & Mandleco, 2012 dalam Purnamiasih,

2013). Demam meningkatkan IWL sebanyak 12% setiap 1°C kenaikan suhu

tubuh (Behrman, Kliegman, & Arvin, 2000 dalam Purnamiasih, 2013).

Risiko kekurangan volume cairan merupakan kerentanan mengalami

penurunan volume cairan intravaskuler, intersitial, dan atau intraseluler yang

dapat mengganggu kesehatan (NANDA, 2015). Penurunan asupan cairan

terjadi ketika anak muntah, cuaca panas, demam, takipnea, luka bakar,

perdarahan dan perforasi (Potts, & Mandleco, 2012 dalam Purnamiasih,

2013).

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan

pengelolaa kasus dengan judul “Asuhan keperawatan demam thypoid pada

anak usia 7-12 tahun dengan fokus studi risiko kekurangan volume cairan di

x”
4

B. Rumusan Masalah

Bagaimana cara memberikan asuhan keperawatan demam thypoid pada anak

usia 7-12 tahun dengan fokus studi risiko kekurangan volume cairan?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Melaksanakan asuhan keperawatan demam thypoid pada anak usia 7-12

tahun dengan fokus studi risiko kekurangan volume cairan”

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pegkajian pada pasien demam thypoid

b. Menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien demam thypoid

c. Menyusun perencanaan keperawatan pada pasien demam thypoid

d. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien demam thypoid

e. Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien demam thypoid

D. Manfaat

1. Bagi Profesi Keperawatan Memberikan manfaat praktis dalam

keperawatan yaitu sebagai panduan perawat dalam asuhan keperawatan

demam thypoid pada anak usia 7-12 tahun dengan fokus studi risiko

kekurangan volume cairan setelah dilakukan tindakan keperawatan.

2. Bagi Penulis Menambah pengetahuan tentang pengelolaan asuhan

keperawatan demam thypoid pada anak usia 7-12 tahun dengan fokus

studi risiko kekurangan volume cairan setelah dilakukan tindakan

keperawatan.
5

3. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan menambah referensi tentang

pengelolaan asuhan keperawatan demam thypoid pada anak usia 7-12

tahun dengan fokus studi risiko kekurangan volume cairan setelah

dilakukan tindakan keperawatan.

4. Bagi Masyarakat dan Keluarga Pasien Menambah pengetahuan tentang

asuhan keperawatan demam thypoid pada anak usia 7-12 tahun dengan

fokus studi risiko kekurangan volume cairan setelah dilakukan tindakan

keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai