OLEH :
SUPERVISOR PEMBIMBING :
dr. Nurindah Kadir, Sp.KJ
Telah menyelesaikan tugas refarat pada Juni 2018 dan telah mendapatkan
perbaikan. Tugas ini dalam rangka kepaniteraan klinik pada departemen psikiatri
Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.
Co-Assistant Supervisor
Pembimbing
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang....................................................................................4
Kesimpulan ...................................................................................................24
3
BAB I
PENDAHULUAN
suatu kondisi yang ditandai dengan adanya pengulangan pikiran obsesif atau
kompulsif, dimana membutuhkan banyak waktu (lebih dari satu jam per hari) dan
sebesar 2-2.4% populasi. sebagian besar gangguan mulai pada saat remaja atau
dewasa muda (umur 18-24 tahun), tetapi bisa terjadi pada masa kanak.3
dinilai memiliki usia awitan lebih awal. Orang lajang lebih banyak terkena OCD
daripada yang menikah dan orang kulit hitam lebih sedikit terkena OCD daripada
pikiran, perasaan, ide, impuls yang berulang dan intrusif. Kompulsi adalah pola
perilaku tertentu yang berulang dan disadari seperti menghitung, memeriksa dan
4
yang berhubungan dengan obsesi namun tidak selalu berhasil meredakan
yang signifikan.5
Gejala obsesi yang paling banyak terjadi berkaitan dengan pola gejala
seperti kegiatan yang berulang-ulang, tidak berarti, dan sulit untuk diatasi. Orang-
orang yang mengalami ini menyadari bahwa yang mereka lakukan merupakan hal
yang tidak biasa dan tidak beralasan, tetapi mereka merasa dipaksa untuk
Obsesi dan kompulsif merupakan sumber penderitaan dan rasa malu bagi
orang yang minder dan merasa dirinya tidak aman, yang kaku dan mudah merasa
bersalah dan yang mudah merasa terancam. Merupakan salah satu gangguan yang
hingga satu titik tertentu, walaupun dalam kontrol yang lebih besar dan dengan
Oleh karena hal tersebut diatas, maka makalah ini bertujuan untuk
5
definisi, epidemiologi, etiologi, diagnosis, diagnosis banding, gejala klinis,
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Obsesi adalah pikiran, perasaan, gagasan, atau sensasi yang berulang dan
yang dicoba ditolak atau dieliminasi oleh individu, sedangkan kompulsi adalah
gangguan obsesif kompulsif dengan yang tidak adalah dalam hal kemampuan
7
2.2 Epidemiologi
Sebagian besar gangguan mulai pada saat remaja atau dewasa muda (umur
18-24 tahun), tetapi bisa terjadi pada masa kanak. Perbandingan antara laki-laki
2.3 Etiologi
a. Faktor Biologis
kompulsi pada gangguan ini dan ada juga yang melibatkan adanya
8
b. Faktor perilaku
stimulus yang relatif netral diasosiasikan dengan rasa takut atau cemas
c. Faktor Psikososial
kompulsif premorbid dan ciri kepribadian seperti itu tidak cukup untuk
obsessional premorbid.4
atau perawatan anak oleh orang tua. Dengan mengetahui stressor, dapat
9
membantu klinisi dalam perencaan terapi keseluruhan yang mengurangi
Stresor keluarga yakni berkaitan dengan pola asuh orang tua yang
Suatu ide atau impuls yang memaksakan dirinya secara paksa dan
Suatu ketakutan dan rasa cemas yang disertai manifestasi sentral dan
Obsesi dan kompulsi adalah asing bagi ego (ego-alien), yaitu dialami
10
Gejala klinis pasien gangguan obsesif kompulsif kadang tumpang tindih dan
1. Kontaminasi
bahkan dari kontak kecil. Objek yang ditakuti biasanya sulit untuk
2. Keraguan Patologis
11
4. Simetri
Status Mental:
12
OBSESI KOMPULSI
13
2.5 Diagnosis
penderita.
(unpleasantly repetitive).
3. Ada kaitan erat antara gejala obsesif, terutama pikiran obsesif, dengan
14
meningkat atau menurunnya gejala depresif umumnya dibarengi secara
paralel dengan perubahan gejala obsesif. Bila terjadi episode akut dari
hanya bila tidak ada gangguan depresif pada saat gejala obsesif
Pedoman Diagnostik:
Pedoman Diagnostik:
15
bahwa suatu situasi yang dianggap berpotensi bahaya terjadi, atau
Pedoman Diagnostik
demikian.
dalam diagnosis F42.0 atau F42.1. hal ini berkaitan dengan respon
sebagai berikut :
16
1. Pikiran, dorongan atau gambaran yang berulang terus menerusyang
dialami pada suatu waktu selama gangguan yang sifatnya mengganggu dan
1. Keadaan Media
2. Gangguan Tourette
Gejala khas gangguan Tourette adalah tik motorik dan vokal yang
17
Pertimbangan psikiatri utama di dalam diagnosis banding OCD adalah
yaitu tidak adanya gejala skizrofrenik lain. Sifat gejala yang kurang
dengan OCD. Fobia dibedakan yaitu tidak ada hubungan antara pikiran
disertai gejala obsesif tetapi pasien yang hanya dengan OCD gagal
2.7 Penatalaksanaan
terapi dan terapi perilaku. Studi yang terkontrol dengan baik menemukan bahwa
18
a. Farmakoterapi
1. SSRI
gangguan tidur, mual dan diare, sakit kepala, dan kegelisahan. Namun
efek samping ini sering bersifat semetara dan umumnya tidak terlalu
Dosis tinggi dapat diberikan untuk memberikan efek yang lebih efektif,
2. Clomipramine
Dari semua obat trisiklik dan tetrasiklik, clomipramine adalah obat yang
dan dalam hal ini hanya dilebihi oleh SSRI. Potensi reuptake serotonin
19
terapi OCD. Clomipramine biasanya dimulai dengan dosis 25 sampai
sehari setiap dua sampai tiga hari, sampai dosis maksimum 250 mg
Clomipramine adalah suatu obat trisiklik, obat ini disertai dengan efek
3. Obat lain
perilaku.
b. Psikoterapi
20
simpatik, dan memberi semagat, pasien mungkin mampu berfungsi dengan
bantuan ini.4
terhadap perbaikan.4
prevention.12
namun mereka cegah untuk tidak melakukan ritual itu. Jika pasien dapat
modeling.13
21
c. Terapi lain
beberapa pasien.4
2.8 Prognosis
memiliki onset gejala setelah suatu peristiwa yang menyebabkan stres, seperti
kehamilan, masalah seksual, dan kematian seorang sanak saudara. Karena banyak
tersebut diantara orang awam dan profesional. Perjalanan penyakit biasanya lama
memiliki gangguan depresif berat, dan bunuh diri adalah risiko bagi semua pasien
kompulsi yang aneh (bizzare), perlu perawatan di rumah sakit, gangguan depresif
berat yang menyertai, kepercayaan waham, adanya gagasan yang terlalu dipegang
22
(overvalued)-yaitu penerimaan obsesi dan kompulsi, dan adanya gangguan
ditandai oleh penyesuaian sosial dan pekerjaan yang baik, adanya peristiwa
pencetus, dan suatu sifat gejala yang episodik. Isi obsesional tampaknya tidak
23
BAB III
KESIMPULAN
seseorang dipenuhi oleh gagasan-gagasan yang menetap dan tidak terkontrol, dan
Prevalensi penderita gangguan ini adalah sekitar 2-3% dari populasi, dengan
kompulsif, atau kedua-duanya harus ada hampir setiap hari selama sedikitnya dua
bila tidak ada gangguan depresi pada saat gejala obsesif kompulsif tersebut
timbul. Bila dari keduanya tidak ada yang menonjol, maka lebih baik menganggap
dan
lainnya. Prognosis pasien gangguan obsesif kompulsif dapat baik dan buruk.
Prognosis buruk bila terjadi pada usia anak-anak, terdapat depresi berat serta
adanya kepercayaan waham. Sedangkan baik bila kehidupan sosial dan pekerjaan
24
25
DAFTAR PUSTAKA
4. Kaplan H. I, Saddock B.J, Grabb J.A. (2014). Buku Ajar Psikiatri Klinis.
5. Nevid, J.S. Rathus, S.A. & Green, E.B. (2003). Psikologi abnormal. Edisi
6. Sadock B.J. and Sadock V.A (eds). (2003). Kaplan and Sadock’s Synopsis
26
10. Kadir, Rusdi. (2013). Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan
Ringkas dari PPDGJ III dan DSM-V. FK UNIKA Atma Jaya. Jakarta.
11. Wright J.H. (2006). Cognitive Behavior Therapy: Basic Principles and
No. 2.
12. Holmes, D.S. (1997). Abnormal psychology. Third Edition. New York:
York: McGraw-Hill.
27
LAPORAN KASUS
SKIZOFRENIA PARANOID (F20.0)
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. DS
Umur : 54 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/ tanggal Lahir : 31 Desember 1964
Agama : Islam
Suku : Bugis
Status Pernikahan : Menikah
Pendidikan Terakhir : SD kelas 3
Pekerjaan : IRT
Diagnosis Sementara : Skizofrenia Paranoid (F20.0)
Pasien datang ke UGD Jiwa RSKD pada tanggal 21 Juni 2018 untuk pertama
kalinya diantar oleh keluarga.
28
keluarganya ingin membunuhnya dan meracuninya sehingga pasien
tidak ingin makan makanan yang sudah dimasakkan. Pasien kesulitan
untuk tidur, saat malam pasien mengoceh sendiri terkadang berdzikir
dengan histeris.
Pasien merasa ada yang mengikutinya dan berniat untuk
membunuhnya. Pasien juga sering menyebut nama tetangganya yang
juga merupakan keponakannya, mengatakan tetangganya tersebut
berniat untuk membunuhnya. Pasien merasa diguna-gunai oleh
tetangganya. Pasien pernah menumpang listrik namun tetangganya
mencabutnya hingga saat itu, pasien mulai jengkel dengan
tetangganya. Pasien mengatakan tetangganya harus mati.
Awal perubahan perilaku dimulai sejak ± 3 bulan yang lalu. Saat
itu pasien mulai bicara tidak jelas, mudah tersinggung dan sering
marah-marah. Setelah itu pasien mulai keluyuran namun masih bisa
pulang sendiri. Sebelumnya, suami pasien harus di operasi
pengangkatan tumor kelenjar yang menghabiskan banyak uang hingga
bangkrut demi pengobatan suaminya. Pasien akhirnya dibawa ke
mamuju selama dua minggu dirumah keponakan. Saat itu pasien mulai
membaik dan gelisah yang dirasakannya tidak separah sebelumnya.
Namun, awal bulan puasa pasien kembali gelisah dan berbicara
sendiri. Pasien mengatakan mendengar suara nabi musa dan nabi
Muhammad.
Keluarga pasien memutuskan untuk membawa pasien kembali ke
mamuju namun saat berada di Mamuju tidak mengalami perubahan.
Pasien belum pernah berobat ke dokter sebelumnya tapi pernah
berobat ke dukun namun tidak ada perbaikan.
Sebelum tiba di Makassar, pasien mendapat pengobatan diazepam
1 tablet dan CPZ ¼ tablet.
b. Hendaya dan disfungsi
Hendaya sosial (+)
Hendaya pekerjaan (+)
29
Hendaya gangguan waktu senggang (+)
c. Faktor stress psikososial
Suami pasien harus di operasi pengangkatan tumor kelenjar yang
menghabiskan banyak uang hingga bangkrut demi pengobatan
suaminya.
d. Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat fisik dan psikis
sebelumnya :
Riwayat infeksi (+) tifoid hingga keluar darah dari anus.
Riwayat trauma (-)
Riwayat kejang (-)
Riwayat merokok (-)
Riwayat alkohol (-)
Riwayat NAPZA (-)
30
keterlambatan dalam perkembangan. Pasien mendapatkan ASI hingga
usia 6 bulan.
3. Riwayat Masa Remaja
Pasien bersekolah hingga kelas 3 SD berhenti bersekolah karena
ingin membantu orang tuanya disawah.
4. Riwayat Masa Dewasa
a. Riwayat pekerjaan : IRT
b. Riwayat pernikahan : Menikah
c. Riwayat Agama : Islam
Keterangan :
: Laki-laki : Tinggal Serumah
: Perempuan : Meninggal
: Gangguan Jiwa : Pasien
Hubungan dengan keluarga sebelum sakit baik. Pasien saat ini tinggal
bersama suami dan anaknya (♂, 17). Tidak ada riwayat penyakit yang
sama dalam keluarga.
31
F. Situasi Sekarang
Pasien seorang ibu rumah tangga tinggal bersama suami dan
anaknya yang mengalami retardasi mentaal, sebelum sakit pasien berjualan
sembako. Sekarang pasien tidak berjualan lagi.
32
2. Kesadaran
Berubah
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Saat wawancara, pasien gelisah.
4. Pembicaraan
Spontan, lancar , intonasi biasa.
5. Sikap terhadap pemeriksa
Tidak kooperatif
B. Keadaan Afektif
1. Mood : Sulit dinilai
2. Afek : Hostile
3. Empati : Tidak dapat dirabarasakan
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : Halusinasi auditorik ada, pasien seringkali
mendengar suara bisikan Nabi Muhammad
dan Nabi Musa yang berkomentar,
mengejek, mengancam dan menyeluruh
33
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Pasien merasa dikakinya ada kekuatan
mengendalikan sinar matahari kemudian
menjalar ke dadanya. Pasien merasa sakit
pada kaki, badan dan lehernya saat
kekuatan itu mumcul
4. Derealisasi : Tidak ada
E. Proses Berpikir
1. Arus Pikiran
Produktivitas : Agak berlebih
Kontinuitas : cukup relevan, namun lama
kelamaan asosiasi longgar
Hendaya berbahasa : Tidak ada hendaya dalam berbahasa
2. Isi Pikiran
Preokupasi : Tidak ada
Gangguan isi pikiran :
o Waham persekutorik (+), pasien meyakini dirinya akan
dibunuh dan diracuni oleh keluarganya.
G. Daya Nilai
1. Norma sosial : Terganggu
2. Uji daya nilai : Terganggu
3. Penilaian realitas : Terganggu
H. Tilikan (Insight)
Pasien tidak menyadari penyakitnya (Tilikan 1)
34
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Seorang wanita 54 tahun datang ke RSKD untuk yang pertama
kalinya, diantar oleh keponakannya dengan keluhan gelisah sejak ± 2 minggu
yang lalu. Pasien juga sering berjalan mondar-mandir, pernah beberapa kali
memanjat-manjat pohon. Pasien juga mencurigai keluarganya ingin
membunuhnya dan meracuninya sehingga pasien tidak ingin makan makanan
yang sudah dimasakkan. Pasien kesulitan untuk tidur, saat malam pasien
mengoceh sendiri terkadang berdzikir dengan histeris.
Pasien merasa ada yang mengikutinya dan berniat untuk
membunuhnya. Pasien juga sering menyebut nama tetangganya yang juga
merupakan keponakannya, mengatakan tetangganya tersebut berniat untuk
membunuhnya. Pasien merasa diguna-gunai oleh tetangganya. Pasien pernah
menumpang listrik namun tetangganya mencabutnya hingga saat itu, pasien
mulai jengkel dengan tetangganya. Pasien mengatakan tetangganya harus
mati.
Awal perubahan perilaku dimulai sejak ± 3 bulan yang lalu. Saat itu
pasien mulai bicara tidak jelas, mudah tersinggung dan sering marah-marah.
Setelah itu pasien mulai keluyuran namun masih bisa pulang sendiri.
Sebelumnya, suami pasien harus di operasi pengangkatan tumor kelenjar
yang menghabiskan banyak uang hingga bangkrut demi pengobatan
suaminya. Pasien akhirnya dibawa ke Mamuju selama dua minggu dirumah
keponakan. Saat itu pasien mulai membaik dan gelisah yang dirasakannya
tidak separah sebelumnya. Namun, awal bulan puasa pasien kembali gelisah
dan berbicara sendiri. Pasien mengatakan mendengar suara nabi musa dan
nabi Muhammad.
Keluarga pasien memutuskan untuk membawa pasien kembali ke
mamuju namun saat berada di Mamuju tidak mengalami perubahan. Pasien
belum pernah berobat ke dokter sebelumnya tapi pernah berobat ke dukun
namun tidak ada perbaikan.
Sebelum tiba di Makassar, pasien mendapat pengobatan diazepam 1
tablet dan CPZ ¼ tablet. Pada pemeriksaan status mental, pasien ditemukan
35
halusinasi auditorik (+), waham persekutorik, depersonalisasi. Ditemukan
hendaya dalam sosial, pekerjaan dan waktu senggang. Pasien memiliki
riwayat infeksi (tifoid hingga keluar darah dari anus). Pasien juga pernah
mengalami mulut mencong sekitar 20 tahun yang lalu namun sembuh sendiri
setelah dua minggu. Pasien terlihat gelisah dan nampak tidak kooperatif saat
diwawancara. Produktivitas arus pikir membanjir, cukup relevan namun
lama-kelamaan asosiasi longgar.
36
paranoid, sehingga pasien ini dapat didiagnosis berdasarkan PPDGJ
III sebagai Skizofrenia paranoid (F20.0)
2. Aksis II
Ciri kepribadian tidak khas.
3. Aksis III
Tidak ada diagnosis.
4. Aksis IV
Stressor psikososial : Masalah keluarga
(Suaminya mengalami tumor kelenjar dan harus segera dioperasi,
pasien bangkrut karena membantu biaya pengobatan suaminya)
5. Aksis V
GAF Scale 50-41 (Gejala berat, disabilitas berat).
37
2. Psikoterapi
Ventilasi: Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan
keluhan dan isi hati serta perasaan sehingga pasien merasa lega.
3. Konseling
Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien agar memahami
penyakitnya dan bagaimana cara menghadapinya.
4. Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada pasien, keluarga pasien dan orang-
orang di sekitarnya. Sehingga dapat menerima dan menciptakan
suasana lingkungan yang mendukung
IX. PROGNOSIS
Ad Vitam : Bonam
Ad Functionam : Dubia ad malam
Ad Sanationam : Dubia ad malam
X. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien serta perkembangan penyakitnya, selain itu
menilai efektivitas dan kemungkinan efek samping obat yang diberikan.
22 Juni 2018
S : Pasien tenang, tidur (+), makan (+), Pasien mengatakan terkadang masih
mendengar suara bisikan.
O : Kontak mata (+), Verbal (+)
Psikomotor : Masih gelisah
Verbalisasi : Spontan, lancar, intonasi meningkat
Afek : Meningkat
Gangguan persepsi : Halusinasi auditorik ada
Arus pikir : Cukup Relevan
Gangguan isi pikir : Waham persekutorik ada
A : Skizofrenia Paranoid (F20.0)
38
P : Haloperidol 1.5 mg/8 jam/oral
Chlorpromazine 100 mg/24 jam/oral (0-0-1)
XI. PEMBAHASAN
Psikosis adalah kumpulan gejala yang terjadi bersama-sama selama
periode waktu. Kebanyakan gejala yang menonjol dari psikosis adalah delusi
dan halusinasi di mana seseorang kehilangan sentuh dengan realitas, dan
memiliki kesulitan mengatakan perbedaan antara apa yang nyata dan apa
yang tidak. Psikosis dapat mempengaruhi cara seseorang berpikir, merasa dan
berperilaku5.
Skizofrenia adalah gangguan psikotik menetap yang mencakup
gangguan pada perilaku, pikiran, emosi dan persepsi. Skizofrenia adalah
gangguan psikotik yang kronik, pada orang yang mengalaminya tidak dapat
menilai realitas dengan baik dan pemahaman diri buruk. Orang-orang dengan
Skizofrenia menunjukkan kemunduran yang jelas dalam Pungsi pekerjaan
dan sosial. Mereka mungkin mengalami kesulitan mempertahankan
pembicaraan, membentuk pertemanan, mempertahankan pekerjaan, atau
memperhatikan kebersihan pribadi mereka. Namun demikian tidak ada satu
pola perilaku yang unik pada skizofrenia, demikian pula tidak ada satu pola
perilaku yang selalu muncul pada penderita skizofrenia. 1
Penderita skizofrenia mungkin menunjukkan waham, masalah dalam
pikiran asosiatif, dan halusinasi, pada satu atau lain waktu, namun tidak selalu
semua tampil pada saat bersamaan. Dalam beberapa kasus, Skizofrenia
menyerang manusia usia muda antara 15 hingga 30 tahun, tetapi serangan
kebanyakan terjadi pada usia 40 tahun ke atas. Skizofrenia bisa menyerang
siapa saja tanpa mengenal jenis kelamin, ras, maupun tingkat sosial ekonomi.
Skizofrenia tidak bisa disembuhkan sampai sekarang. Tetapi dengan
bantuan Psikiater dan obat-obatan, skizofrenia dapat dikontrol. Pemulihan
memang kadang terjadi, tetapi tidak bisa diprediksikan. Dalam beberapa
kasus, penderita menjadi lebih baik dari sebelumnya. Keringanan gejala
selalu nampak dalam 2 tahun pertama setelah penderita diobati, dan
39
berangsur-angsur menjadi jarang setelah 5 tahun pengobatan. Pada umur yang
lanjut, di atas 40 tahun, kehidupan penderita skizofrenia yang diobati akan
semakin baik, dosis obat yang diberikan akan semakin berkurang, dan
Prekuensi pengobatan akan semakin jarang.Peranan Psikolog juga sangat
penting dan mendukung penanganan penderita skizofrenia melalui
psikotherapy dengan CBT : Cognitive Behavior Therapy yang menggunakan
berbagai teknik.
Skizofrenia paranoid merupakan salah satu tipe dari enam jenis
Skizofrenia dalam Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa III
(PPDGJ-III) diberi kode diagnosis F20.0. Skizofrenia Paranoid merupakan
gangguan psikotik yang merusak yang dapat melibatkan gangguan yang khas
dalam berpikir (delusi), persepsi (halusinasi), pembicaraan, emosi dan
perilaku. Keyakinan irasional bahwa dirinya seorang yang penting (delusi
grandeur) atau isi pikiran yang menunjukkan kecurigaan tanpa sebab yang
jelas, seperti bahwa orang lain bermaksud buruk atau bermaksud
mencelakainya. Para penderita Skizofrenia tipe paranoid secara mencolok
tampak berbeda karena delusi dan halusinasinya, sementara keterampilan
kognitif dan afek mereka relatif utuh. Mereka pada umumnya tidak
mengalami disorganisasi dalam pembicaraan atau afek datar. Mereka
biasanya memiliki prognosis yang lebih baik dibandingkan penderita tipe
Skizofrenia lainnya.
Ciri utama skizofrenia tipe paranoid ini adalah adanya waham yang
mencolok atau halusinasi auditorik dalam konteks terdapatnya fungsi kognitif
dan afek yang relatif masih terjaga, sedangkan katatonik relatif tidak
menonjol. Waham biasanya adalah waham kejar atau waham kebesaran, atau
keduanya, tetapi waham dengan tema lain (misalnya waham cemburu,
keagamaan, atau somatisasi) mungkin juga muncul. Halusinasi juga biasanya
berkaitan dengan tema wahamnya.
40
Kriteria Diagnostik Skizofrenia Paranoid :
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia yaitu harus ada
sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau
lebih, bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas) :
1) “Thought echo” = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema
dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya.
“Thought insertion or withdrawal” = isi pikiran yang asing dari luar masuk ke
dalam pikirannya (insertion) atau pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari
luar dirinya (withdrawal), dan “Thought broadcasting” = isi pikirannya tersiar
ke luar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya.
2) “Delusion of control” = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar, atau “delusion of influence” = waham tentang
dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar, atau “delusion of
passivity” = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap sesuatu
kekuatan dari luar, (tentang “dirinya” = secara jelas merujuk ke pergerakan
tubuh atau anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus).
“Delusional perception”= pengalaman inderawi yang tak wajar, yang
bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat.
3) Halusinasi auditorik : suara halusinasi yang berkomentar secara terus
menerus terhadap perilaku pasien, atau mendiskusikan perihal pasien di antara
mereka sendiri (di antara berbagai suara yang berbicara), atau jenis suara
halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.
4) Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat
dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan
agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia
biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan
mahluk asing dari dunia lain).
Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:
5) Halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja, apabila disertai baik
oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa
kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-
41
valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-
minggu atau berbulan-bulan terus menerus.
6) Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
(interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak
relevan, atau neologisme.
7) Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi tubuh
tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor.
8) Simtom-simtom “negatif”, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang,
dan respon emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang
mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja
sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh
depresi atau medikasi neuroleptika.
Adanya gejala – gejala khas tersebut di atas telah berlangsung selama
kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik
prodromal)
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal
behaviour), bermaniPestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak
berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri( self absorbed attitude), dan
penarikan diri secara sosial.
Sebagai tambahan :
a. Halusinasi atau waham harus menonjol :
suara-suara halusinasi yg mengancam pasien atau memberi perintah,
atau halusinasi auditorik.
Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual,
atau lain-lain perasaan tubuh, halusinasi visual mungkin ada tetapi
jarang menonjol.
Waham hampir setiap jenis, seperti ; waham dikendalikan, waham
kejar, waham curiga yang paling khas.
b. Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala
katatonik secara relatif tidak menonjol.
42
DAFTAR PUSTAKA
43
Kamis 22/06/2018
Wawancara pasien
DM : Selamat siang, Bu. Saya dr. Arni, Siapa namata Bu?
P : Dg. S
DM : Berapami umurta?
P : Kulupaimo lebihmi 50 tahun barangkali.
DM : Kita tau dimanaki ini sekarang Bu?
P : Dirumah sakit tapi mirip mamuju.
DM : Sama siapaki kesini?
P : Sama mamanya Zaki, sama Haeruddin, sama kakakku juga.
DM : Siapata itu mamanya Zaki?
P : anakna kakakku sama suaminya juga nekasih masukka disini.
P : keluargaku dimamuju tinggal. Tapi saya di jenepontoka saya.
DM : Pernah meki kesini sebelumnya?
P : belum pernah
DM : Kenapaki dibawa kesini?
P : Tidak kutahu dokter, dikiraka sakit, kenapaka dikurung disini padahal
tidak adaji kuganggu orang.
DM : Dibilangiki sakit apa?
P : Dibilangika sakit gila
DM : Menurutta, sakit gilaki memang?
P : Tidak gilaka saya, saya ini selalu dibisik sama karaeng nabi muhammad
sama karaeng nabi Musa.
DM : Apa dia bisikkanki sama Nabi Muhammad sama Nabi Musa?
P : Nabi Muhammad ada dihati saya dalam diri saya, dia harus diikuti kalau
Nabi Musa suka jalan dikampungku di Jeneponto
DM : Ada didirita nabi Muhammad atau kita sebagai Nabi Muhammad?
P : Tidak. Saya bukan Nabi. Nabi Muhammad selalu ada dihatiku, Nabi
Musa tidak.
DM : Jadi cuma Nabi Muhammad sama Nabi Musa yang bisikki selalu?
P : Tidak, banyak, bukan cuma Nabi.
44
DM : Siapa lagi bisikki?
P : Tidak kutahuki siapa suara itu nekasih tahuka bilang keluargaku sendiri
mau bunuhka, netaro racun dimakananku. Mauka dia bunuh.
DM : Kenapa mauki dibunuh keluargata? Keluarga itu tidak pernah mau bunuh
keluarganya sendiri.
P : Itu juga tidak kutahuki kenapa begitu, padahal keluargaku.
DM : Kenapa memang bisaki dia bisik Nabi Muhammad? Ada memang
kekuatanta?
P : Ada, dikakiku punya kekuatan, dijempol dijari-jari bisa mengeluarkan
sinar matahari, sudah menjalar sampai didadaku dileherku itu kekuatan.
DM : itu kekuatanta kapan keluar?
P : subuh kalau ada matahari sampai dikasih sakit kakiku dadaku sama
leherku juga.
DM : orang lain disakiti juga?
P : tidak ji, sayaji yang disakiti itu kekuatan. Karaeng Nabi tidak juga
nesakiti.
DM : Sama siapaki sekarang tinggl?
P : saya tinggal dijeneponto tapi saya suka ke mamuju karena dimamuju
saya dikasih makan tapi makanan tidak bisa dicampur-campur karena ada
setan campurki karena bukan dari Tuhan jadi saya pengikut Nabi
Muhammad.
DM : Sama siapaki tinggal dijeneponto?
P : Sama keluarga, suami tapi sakit ada juga anakku tapi anakku sudah besar
jadi bisa ditinggal pergi jauh
DM : Sakit apa suamita?
P : Sudah dioperasi dokter lehernya. Saya ceritakanki Nabi Musa, bantuka
keluar dari sini baru saya ceritakanki Nabi Musa.
DM : Kalau anakta sehat-sehatji?
P : Anak saya sehat tapi pongoroki tapi pergiji sekolah menuntut ilmu
supaya bisa beriman kepada Allah ta’Ala tidak neikuti karaeng Nabi Musa.
Karena didalam diri itu karaeng Nabi Muhammad
45
DM : Jadi kita apa kerjata?
P : Saya menjual bu, saya menjual banyak macam, saya menjual rokok.
Rokok sempurna itu harganya 22 ribu, dulu harganya 16 ribu sekarang
naikmi, sebelumnya juga pernah naik 18 ribu.
DM : Masih menjual jeki sekarang?
P : Tidakmi bu, karena habis modalku tidak bisa mencari barang untuk dijual
lagi. Tidak adami apa-apaku.
DM : Bu seringki manjat pohon?
P : saya suka manjat pohon mencari buah khuldi. Bu itu buah khuldi itu buah
dari arab. Buah haram tapi saya suka. Saya tidak akan dilaknat. Allah tahu
saya mengiikuti rasulnya.
DM : Adakah kita rasa selalu ikutiki?
P : Perasaanku ada tapi tidak ada, dalam hati bicara ada baru mau diracuni
saya bunuh saya padahal saya tidak bersalah saya mau berserah kepada
Allah, karena saya cuma orang kecil baru Allah Tuhan yang maha besar
DM : Bu kita kenal K?
P : Astagfirullah naudzubika min zalik saya tidak suka dengar itu nama. Dia
mau bunuh saya. Dia kirim setan untuk ganggu kehidupan saya. Karena
dia saya seperti ini. Dia itu orang yang jahat kepada saya. Tapi saya akan
memaafkan karena Karaeng Nabi Muhammad ajar kita untuk maafkan.
DM : siapata itu K?
P : tetanggaku tapi ada hubungan keluarga tapi sedikitji. Dia selalu jahat
sama saya selaluka nesinisi nesaya orang miskin tapi dia itu pelit sekali
padahal saya selalu baik. Karaeng nabi Muhammad neajari kita untuk
berbuat baik sesama umat islam.
46