Laporan Mikrobiologi Morfologi Koloni Bakteri
Laporan Mikrobiologi Morfologi Koloni Bakteri
PENDAHULUAN
A. Judul
Morfologi Koloni Bakteri
B. Latar belakang
Koloni bakteri tiap spesies berbeda, koloni bakteri sendiri
merupakan kumpulan bakteri sehingga terbentuk suatu kelompok. Dewasa
ini, bakteri sering digunakan sehingga penting untuk mempelajari
morfologi koloni bakteri, karena bila bakteri dinokulasikan dan
ditumbuhkan pada suatu media maka bakteri itu akan menunjukkan sifat-
sifatnya. Sehingga bila sudah diketahui morfologi bakteri maka sel-sel
bakteri dapt dipisahkan sehingga sel tumbuh menjadi koloni pada
mediumnya masing-masing.
Pada percobaan yang dilakukan, mmorfologi yang diamati adalah
Eschericia coli dan Bascillus subtilis. Bakteri tersebut diamati pada 4
medium yaitu petri dish, agar miring, agar cair (broth), agar tegak.
Parameter yang diamati adalahan pertumbuhan, bentuk koloni, pergerakan,
elevasi, kilat, topografi, warna koloni, warna pigmen,bau.
C. Tujuan
1. Mengetahui fungsi agar tegak, medium agar miring, dan medium agar
cair
2. Mengetahui perbedaan koloni Eschericia coli dan Bascillus subtilis
pada medium agar tegak, medium agar miring, medium agar cair, dan
medium agar petridish.
I. TINJAUAN PUSTAKA
Koloni bakteri adalah kumpulan dari bakteri yang membentuk
suatu kelompok. Bentuk koloni berbeda-beda tiap spesies dan merupakan
ciri khas bagi suatu spesies tertentu. Sifat-sifat yang diperlukan dalam
menentukan identifikasi suatu spesies misalnya seperti besar kecilnya
koloni, mengkilat tidaknya, halus kasarnya permukaan, dan warna koloni.
Kebanyakan bakteri mempunyai warna yang keputih-putihan, kelabu,
kekuning-kuningan, atau hampir bening, tetapi ada juga spesies yang
mempunyai pigmen warna yang lebih tegas. Keberadaan warna
dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti temperatur, pH, dan oksigen
bebas. Ada beberapa spesies yang memerlukan fosfat, ada juga yang
memerlukan sulfat untuk menimbulkan pigmentasi (Dwidjoseputro, 1987).
Menurut Jutono, dkk. (1980), berikut ini merupakan sifat-sifat khas
koloni dalam beberapa jenis medium, yaitu:
1. Medium agar lempengan (streak plate dan pour plate)
3. Tekstur Permukaan
Permukaan koloni juga bervariasi, tergantung kepada spesiesnya
dan tekstur permukaan ini ada yang licin (smooth), kasar (rough),
granuler, atau mukoid (berlendir). Koloni spesies tertentu ada
permukaanya yang keriput (wrinkled). Semua koloni-koloni kultur
murni pada piring petri, mempunyai persamaan jenis permukaan, akan
tetapi kita harus mengingat bahwa beberapa kultur murni dapat
menunjukkan variasi permukaan. Pada umumnya prmukaan koloni
memiliki 3 macam bentuk yaitu: S (smooth), licin, bundar, konveks; R
(rough), kasar, datar, bergerigi; dan M (Mucoid), berlendir, basah,
kadang-kadang bersatu, lembut, dan tebal.
4. Elevasi (elevation)
Elevasi koloni juga bervariasi, tergantung pada spesiesnya, bisa
tipis sampai tebal. Permukaannya dapat merata atau bisa menunjukkan
adanya variasi kesinambungan.
5. Konsistensi
Konsistensi koloni dapat diketahui dengan menyentuhkan jarum
ose ke permukaan koloni. Beberapa spesies bakteri dapat membentuk
koloni yang bersifat viscous, ada juga spesies bakteri yang membentuk
koloni yang kering, atau berbetuk seperti tepung yang akan terpecah
bila tersentuh jarum.
6. Pigmentasi
Beberapa spesies bakteri dapat menghasilkan zat warna di dalam
sel yang tidak larut dalam air, sehingga menyebabkan koloninya
berwarna, contoh : Flectobacillus major berwarna merah muda.
Gambar 1. Ukuran, Bentuk, Elevasi, dan Margin Koloni Bakteri pada Petri
(Sumber: Ferdiaz, 1992)
1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah jarum ose,
petri dish, tabung reaksi,rak tabung reaksi, bunsen, erlenmeyer,
inkubator, korek api, Laminiar flow, trigalski, jarum enten.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah alkohol 70%,
kapas, kertas payung, biakan Eschericia coli, biakan Bascillus subtilis,
bakteri udara, starbio, medium agar tegak, medium agar miring,
medium agar cair, dan medium agar petri.
B. Cara Kerja
Letak
pertumbuhan Villous Echimulate
Aelorant Aelorant
Sifat anaeron anaeron
E. Streak plate
F. Spread plate
Metode spread plate tujuan dari isolasi dengan metode ini adalah
mendapatkan koloni tunggal dengan teknik penanaman dan penyebaran
suspensi bakteri pada permukaan medium. Pada metode spread plate,
dengan bakteri Bascillus subtilis dapat dilihat bahwa pertumbuhan
bakterinya merata, dan bakteri tersebut diketahui bersifat aerob karena
bakteri akan tumbuh berupa spreader di atas permukaan medium.
Bakteri Eschericia Coli dapat dilihat bahwa pertumbuhan
bakterinya merata, dan bakteri tersebut diketahui bersifat aerob.
Keuntungan dari metode spreed plate adalah akan diperoleh koloni-koloni
bakeri yang terpisah dan tersebar di permukaan medium agarnya dengan
ketentuan pada saat meratakan bakteri arah harus searah, agar bisa
didapatkan koloni bakteri yang baik dan biakan murni bakteri yang
diinginkan. Kelemahannya metode spreed plate yaitu jika bakteri
disemprotkan terlalu banyak maka medium agar akan penuh maka pada
saat perataaan dengan trigalski bisa saja membuat bakteri terpisah dan
tidak tumbuh dengan merata.
KESIMPULAN
Setelah dilakukan beberapa percobaan, didapatkan kesimpulan
sebagai berikut :
Medium yang digunakan dalam percobaan ini antara lain medium
nutrien agar tegak ( metode tusukan), medium nutrien agar miring (metode
goresan), medium nutrien cair (metode adukan), dan medium nutrien agar
dalam petridish (metode spread plate).
Morfologi pada bakteri Escherichia coli yaitu:
Medium cair : terdapat pertumbuhan pada permukaan, tingkat
kekeruhan sedang, bau pesing, dan endapan. Medium agar tegak :
pertumbuhan tidak merata, sepanjang tusukan, tumbuh di bawah
permukaan, bentuk koloni villous. Medium agar miring : pertumbuhan
sedang dengan bentuk pertumbuhan pada bekas goresan berupa effuse,
tipe elevasi raised, mengkilat, warna putih keruh, dan tidak berbau.
Medium agar dalam petridish : pertumbuhan merata, bentuk koloni
circulair, permukaan kasar, elevasi raised, dan bentuk tepi entire.
Morfologi pada bakteri Bacillus subtilis yaitu:
Medium cair : terdapat pertumbuhan pada permukaan, tingkat
kekeruhan sedikit, bau bangkai, dan endapan (relatif lebih banyak daripada
Escherichia coli). Medium agar tegak : pertumbuhan tidak merata,
sepanjang tusukan, tumbuh di bawah permukaan, bentuk koloni rhizoid.
Medium agar miring : pertumbuhannya lebat dengan bentuk
pertumbuhan pada bekas goresan berupa spreading, tipe elevasi low
convex, tidak mengkilat, warna putih keruh, dan berbau busuk.
Escherichia coli bersifat fakultatif anaerob, sedangkan Bacillus
subtilis bersifat fakultatif aerob. Dilihat dari pertumbuhan pada medium
agar tegak, kedua bakteri tersebut bersifat motil karena pertumbuhan
bakteri hanya pada bekas tusukan dan tidak menyebar ke daerah lain.
DAFTAR PUSTAKA
Aulia, I. A. 2008. Uji Aktivitas antibakteri Froksi Etil asetat Ekstrak
Etanolik Daun Arbenan (Duchesna Indica (Andr.) Focke) Terhadap
Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa Multiresisten
Antibiotik Beserta Profil Kromatografi Lapis Tipisnya. Skripsi Fakultas
Farmasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta. hal 10-20.
Bailey and Scott’s. 1994. Diagnostic Microbiology. 8th Edition. Toronto.pp. 313-
328.