Anda di halaman 1dari 102

ht

tp
://
jab
ar
.b
ps
.g
o.
id
ht
tp
://
jab
ar
.b
ps
.g
o.
id
STATISTIK DAERAH
PROVINSI JAWA BARAT
2015

id
o.
.g
ps
.b
ar
abj
://
tp
ht
STATISTIK DAERAH PROVINSI JAWA BARAT 2015

ISSN: 0215.2169
Nomor Publikasi: 32.000.15.02
Katalog BPS: 1101002.32

Ukuran Buku: 17,6 cm x 25 cm


Jumlah Halaman: ii + 94 halaman

Naskah:
Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

id
Gambar Kulit:
Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik

o.
Diterbitkan oleh:
.g
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat
ps
.b
ar
ab

Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya


j
://
tp
ht
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kami sampaikan kepada Allah SWT atas
penerbitan publikasi Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 tepat pada waktunya. Ini
sesuai dengan komitmen BPS Provinsi Jawa Barat untuk menepati penerbitan setiap
publikasi sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dalam Senarai Rencana Terbit atau
lebih dikenal sebagai Advance Release Calendar (ARC).

Publikasi Statistik Daerah ini atau lebih dikenal dengan singkatan STATDA
memberikan gambaran umum data dan informasi terpilih seputar Jawa Barat. Penerbitan

id
publikasi ini dimaksudkan untuk melengkapi publikasi-publikasi lain yang telah terbit

o.
setiap tahun, yang memuat berbagai indikator kegiatan ekonomi dan sosial lainnya di
Jawa Barat. Dengan analisis sederhana publikasi Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat
.g
diharapkan dapat membantu pengguna data untuk memahami perkembangan
ps
pembangunan seputar Jawa Barat.
.b

Buku publikasi STATDA ini sangat bermanfaat untuk evaluasi kegiatan-kegiatan


yang telah dilaksanakan dan bisa menjadi landasan pemikiran untuk pengambilan
ar

keputusan dalam melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan di Jawa Barat. Kritik


ab

dan saran sangat kami harapkan guna perbaikan pada masa yang akan datang.

Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
j
://

membantu hingga terselesaikannya publikasi Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015.
tp

Bandung, 30 Oktober 2015


ht

Kepala Badan Pusat Statistik


Provinsi Jawa Barat

Gema Purwana

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 i


DAFTAR ISI

1. Geografi & Iklim 1 11. Industri Pengolahan 33

2. Pemerintahan 4 12. Konstruksi 37

3. Penduduk 8 13. Hotel & Pariwisata 39

id
o.
4. Ketenagakerjaan 12 14. Transportasi & Komunikasi
.g 42
ps
5. Pendidikan 15 15. Perbankan & Investasi 46
.b

6. Kesehatan 18 16. Harga-Harga 50


ar

7. Perumahan 21 17. Pengeluaran Penduduk 53


ab
j

8. Pembangunan Manusia 24 18. Perdagangan 57


://
tp

9. Pertanian 26 19. Pendapatan Regional 60


ht

10. Pertambangan & Energi 31 20. Perbandingan Regional 63

ii Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


GEOGRAFI & IKLIM
Luas wilayah dataran Jawa Barat mencapai 54,03 persen
terletak di bagian utara dengan ketinggian 0-10m dpl.

Provinsi Jawa Barat secara Gambar 1.1 Peta Provinsi Jawa Barat

geografis terletak di antara 5º50'-7º50'


Lintang Selatan dan 104º48'-108º48'
Bujur Timur, dengan batas wilayah:

 sebelah Utara, berbatasan dengan


Laut Jawa dan DKI Jakarta;
 sebelah Timur, berbatasan dengan
Provinsi Jawa Tengah;
 sebelah Selatan, berbatasan dengan

id
Samudera Indonesia;

o.
 sebelah Barat, berbatasan dengan .g
Provinsi Banten. Tabel 1.1 Statistik Geografi Jawa Barat
ps
Tahun 2014
Luas wilayah Provinsi Jawa Barat
.b

meliputi wilayah daratan seluas Uraian Satuan 2014


ar

3.710.061,32 hektar. Sebagian besar Desa di Pesisisr Desa 227


ab

wilayah kabupaten/kota di Jawa Barat


Desa Bukan Pesisir Desa 5.735
j

berbatasan dengan laut sehingga


://
tp

wilayah Jawa Barat memiliki garis pantai Jumlah Desa 5.962


cukup panjang, yaitu 755,83 KM.
ht

Desa di Lembah Desa 190


Daratan Jawa Barat dapat dibedakan
Desa di Lereng Desa 1.559
atas wilayah pegunungan curam
Desa di Dataran Desa 4.213
(9,5% dari total luas wilayah Jawa
Barat) terletak di bagian Selatan Jumlah Desa 5.862
dengan ketinggian lebih dari 1.500 m di
Sumber: Podes 2014
atas permukaan laut (dpl). Wilayah
lereng bukit yang landai (36,48%)
terletak di bagian tengah dengan
ketinggian 10-1.500 m dpl, dan wilayah
dataran luas (54,03%) terletak di bagian
utara dengan ketinggian 0-10 m dpl.

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 1


GEORAFI & IKLIM
Tahun 2013 tercatat potensi adanya peningkatan curah hujan dengan intesitas tinggi
terjadi pada bulan Maret yaitu mencapai 419 mm.

Tabel 1. Statistik Curah Hujan Jawa Barat Berdasarkan data Potensi Desa
Tahun 2013-2015
(Podes) tahun 2014 desa yang ada di
Bulan Curah Hujan wilayah pesisir sebanyak 227, sebagian
2013 2014 2015
wilayah Jawa Barat merupakan desa
Januari 216,9 309,0 189,1
bukan pesisir yang jumlahnya mencapai
Februari 250,0 89,0 318,6
5.735 Selain tersebar di wilayah pesisir
Maret 305,0 419,0 285,0
April 286,0 218,0 322,0 dan bukan pesisir, desa di Jawa Barat pun
Mei 171,0 177,0 58,0 tersebar di lembah, lereng dan dataran
Juni 231,5 196,0 0,0 dengan jumlah sebanyak 5.862 masing
Juli 159,0 181,0 masing sebaran desa di lembah sebanyak

id
Agustus 74,0 120,0 *)
190 desa, desa di lereng sebanyak 1.559

o.
September 172,0 1,0
desa, dan desa di dataran sebanyak 4.213
.g
Oktober 234,0 65,0 *)
desa. Selain itu, Jawa Barat yang memiliki
November 164,0 297,0
ps

Desember 418,0 316,0 *) lahan yang subur berasal dari endapan


.b

*) Data tidak tersedia vulkanis serta banyaknya aliran sungai


ar

menyebabkan sebagian besar dari luas


Tabel 1. 2 Statistik Temperatur Udara di
ab

Kota Bandung Tahun 2014 tanahnya digunakan untuk pertanian.


j
://

Bulan Temperatur (0C) Curah hujan adalah ketinggian air


tp

Rata- Maksimum Minimum hujan yang jatuh pada tempat yang datar.
Rata
ht

Sedangkan curah hujan bulanan adalah


Januari 22,5 27,0 20,2
Februari 22,9 27,8 20,2 jumlah curah hujan yang terkumpul
Maret 23,3 29,0 20,0 selama 28 atau 29 hari untuk bulan
April 23,7 29,6 20,4 Februari, dan 30 atau 31 hari untuk bulan-
Mei 23,5 29,4 20,0
bulan lain.
Juni 23,5 28,9 19,9
Juli 23,0 28,7 19,3
Berdasarkan pantauan BMKG di Kota
Agustus 23,1 29,0 18,8
September 23,7 30,6 18,3 Bandung sebagai ibu kota Provinsi Jawa
Oktober 24,2 30,9 19,5 Barat, untuk tahun 2014 tercatat potensi
November 23,6 29,6 19,9
adanya peningkatan curah hujan dengan
Desember 23,7 29,1 20,7
intesitas tinggi terjadi pada bulan Maret,
Rata-rata 23,4 23,4 23,4
yaitu mencapai 419.0 mm. Pada bulan
Desember tercatat sebesar 316.0 mm,

2 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


GEOGRAFI & IKLIM
Temperatur Udara tertinggi tertinggi terjadi pada bulan
Oktober dan September masing- masing mencapai 30.9 ºC
dan 30.6 ºC.

sedangkan curah hujan terendah pada Gambar 1.2. Statistik Iklim Jawa Barat
bulan September yaitu 1.0 mm. Tahun 2014

Suhu atau temperatur udara di Kota


Bandung pada tahun 2014 cenderung
Kecepatan
stabil. Perubahan temperatur yang terjadi angin Rata- •3 (Knot)
tidak menimbulkan temperatur yang rata
ekstrim. Rata–rata temperatur udara di Kecepatan
Angin •30 (Knot)
Kota Bandung tahun 2014 adalah 23.4oC. Terbesar
Sedangkan udara dengan temperatur
Penguap •3,6

id
tertinggi terjadi pada bulan Oktober dan an (mm)

o.
September masing – masing mencapai
30.9 ⁰c dan 30.6 ⁰c.
.g
ps

Sementara itu BMKG mencatat Tabel 1.1 Lama Penyinaran Matahari,


.b

Tekanan Udara dan kelembaban Nisbi


kecepatan angina rata –rata mencapai 3 Di Kota Bandung Tahun 2014
ar

Knot, Kecepatan angin terbesar 30 Knot


ab

dan penguapan 3,6 mm. untuk lama


•Lama
j

penyinaran matahari sebesar 59 (LPM),


://

59 (LPM) Penyinaran
tekanan udara mencapai 923,7 (mb) dan Matahari
tp

lembab nisbi sebesar 77 (%).


ht

923.7 (mb) •Tekanan Udara

77 (%) •Lembab Nisbi

Sumber: DDA Jawa Barat Tahun 2014

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 3


PEMERINTAHAN
Selama kurun waktu 3 tahun Provinsi Jawa Barat tidak mengalami pemekaran
wilayah, baik tingkat Kabupaten/Kota, Kecamatan ataupun tingkat kelurahandan
desa.

Desentralisasi menjadi factor penting Tabel 2.1. Statistik Pemerintahan Jawa Barat
Tahun 2012-2014
dalam hal percepatan pembangunan di
suatu daerah, penyerahan kewenangan
pemerintahan pusat ke pemerintahan Wilayah
2012 2013 2014
daerah otonom merupakan langkah yang Administrasi

tepat dan epektif, kebijakan tersebut


diharapkan berimplikasi terhadap daerah
yang tertinggal, dan diharapkan daerah Kabupaten 18 18 18
tersebut mampu untuk mengidentifikasi
kebutuhannya dan membuat strategi untuk

id
keperluan daerahnya serta menggali Kota 9 9 9

o.
potensi sumber daya alam dan sumber .g
daya manusia.
ps

Kecamatan 626 626 626


Mengingat jumlah penduduk Jawa
.b

Barat sudah diatas angka 43 juta jiwa.


ar

Maka kebutuhan pemekaran di sejumlah Desa dan


5 962 5 962 5962
ab

Kelurahan
daerah Kabupaten/Kota sudah
j
://

Sumber: Jawa Barat Dalam Angka 2014


seharusnya dilaksanakan. Selama kurun
tp

waktu 2012 sampai tahun 2014 Provinsi


ht

Jawa Barat tidak mengalami pemekaran


wilayah baik tingkat Kabupaten/Kota
Gambar 2.1. Jumlah Anggota DPRD Provinsi
maupun Kecamatan ataupun desa dan
Jawa Barat Tahun 2014
Kelurahan. Provinsi Jawa Barat memiliki
18 Kabupaten dan 9 Kota. Banyaknya
kecamatan berjumlah 626, sedangkan
desa dan kelurahan berjumlah 5.962

Meskipun di Provinsi Jawa Barat


tidak terjadi pemekaran wilayah
diharapkan pembangunan di Jawa Barat
akan lebih merata.

4 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


PEMERINTAHAN
Hasil PEMILU 2014, posisi wakil rakyat terbanyak adalah dari Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan sebanyak 20 orang.

Gambar 2.2. Jumlah Anggota DPRD pemilu. Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Jawa Barat Berdasarkan Jenis Kelamin
selaku lembaga yang diberi wewenang
Tahun 2014
sebagai penyelenggara pemilu sudah
• Laki -laki memutuskan hanya ada 12 partai politik
77 yang lolos sebagai peserta pemilu 2014.
Hasil PEMILU tahun 2014 banyak

• Perempuan mengalami perubahan dalam perolehan


22 suara seperti yang terlihat pada Gambar
2.1. Hasil PEMILU 2014 posisi wakil
Sumber: Jawa Barat Dalam Angka 2014 rakyat terbanyak adalah dari partai PDI

id
Perjuangan sebanyak 20 orang. Urutan

o.
kedua
.g ditempati oleh Partai Golkar
Gambar 2.2. Jumlah Anggota DPRD Jawa Barat
dengan jumlah anggota dewan sebanyak
ps

Menurut Kabupaten/Kota
17 orang. Partai Demokrat dan Gerindra
.b

menempati urutan ketiga dan keempat


ar

dengan jumlah anggota dewan masing-


ab

masing 12 orang. Partai Gerindra dan


gabungan Hanura dan PKB dengan
j
://

memperoleh kursi di dewan sebanyak 7.


tp

Partai PPP, Nasdem, dan PAN masing-


ht

masing mendapatkan kursi 9, 8, dan 3.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat


Tingkat Provinsi periode tahun 2009-
20014 terdiri dari laki-laki sebanyak 77
orang dan perempuan sebanyak 22 orang.
Sedangkan jumlah anggota dewan
Kabupaten / Kota Pada periode 2009-
2014 jumlah anggota dewan laki-laki
Pesta demokrasi lima tahunan pada
menjadi 1.034 orang dan perempuan
pemilu tahun 2014 di Provinsi Jawa Barat
sebanyak 181 orang.
banyak mengalami perubahan terutama
pada perolehan suara partai peserta

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 5


PEMERINTAHAN
Keberadaan PNS di Jawa Barat masih didominasi oleh laki-laki yaitu sebanyak 176.355
orang atau 51,70 persen dari PNS Perempuan.

Keberhasilan penyelenggaraan
tugas-tugas pemerintahan, pelaksanaan
Tabel 2.2. Jumlah Pegawai Negeri Sipil
pembangunan, dan pelayanan
masyarakat akan banyak ditentukan oleh
Jumlah
keberadaan PNS yang merupakan 2012 2013 2014
PNS
aparatur negara, abdi negara, dan abdi
masyarakat dalam rangka menciptakan Laki-Laki 191 513 181 905 176 355
Good Governance dan Clean
Government.
Perempuan 172 675 166 674 164 707

id
Berdasarkan komposisi pegawai

o.
menurut jenis kelamin, jumlah pegawai
Total
.g 364 188 337 888 341 062
laki-laki jauh lebih besar dari pada
ps

jumlah pegawai perempuan. Fenomena


ini mungkin juga dijumpai di provinsi- Golongan I 10 109 6 275 5 853
.b

provinsi lain. Jumlah PNS laki-laki pada


ar

tahun 2014 sebanyak 176.355 orang


ab

Golongan II 98 684 60 667 61 377


atau 71,71%, PNS perempuan sebanyak
j
://

164.707 orang atau 48,29% dari total


tp

PNS yang ada di Jawa Barat (Tabel 2.2), Golongan III 161 074 168 572 179 146
ht

Bila dilihat berdasarkan golongan,


jumlah PNS terbanyak pada golongan III Golongan IV 94 321 102 374 83 590
dengan jumlah 179.146 orang.
Sumber: Jawa Barat Dalam Angka 2014
Terbanyak kedua adalah golongan IV
dengan jumlah PNS sebanyak 83.590
orang, Golongan II mencapai 61.377
orang PNS, sedangkan yang paling
sedikit terdapat pada golongan I
sebanyak 5.853 orang.

6 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


PEMERINTAHAN
Dari jumlah PNS yang berpindidikan S1 banyak mendominasi yaitu sekitan 45%.

Gambar 2.3. Tingkat Pendidikan PNS SLTA yaitu sebanyak 19 %, D-II


Jawa Barat Tahun 2014
sebanyak 19 %, D-III 8 %, sedangkan
lainnya 5 % yang terdiri dari pendidikan
S1 SLTP, SD, D1, DIV, dan S3 dengan
SLTA rincian SLTP 2 % SD 1 %, D1 1%, D IV
S2 1 % dan S3 kurang dari 1 %.
4%
D2
19%
2%
19% 8% D3
5% 1% SLTP
1%
SD

id
45% 1%
0% D1
DIV
o.
.g
S3
ps
.b
ar

Keberadaan PNS sejatinya adalah


ab

untuk memberikan pelayanan terbaik


bagi seluruh masyarakat dan hal ini tidak
j
://

dapat dipisahkan dari SDM Pegawai


tp

Negeri Sipil tersebut. Tingkat pendidikan


ht

PNS menjadi hal yang terpenting untuk


mewujudkan tercapainya tugas-tugas
pemerintahan. Dari jumlah PNS yang
tersebar di seluruh kabupaten/kota di
Jawa Barat tercatat ada 341.062 orang
dengan beragam disiplin ilmu
pendidikan.

Dari jumlah PNS tersebut yang


berpindidikan S1 banyak mendominasi
yaitu sekitan 45 %, tertinggi kedua
adalah mereka yang berpendidikan

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 7


PENDUDUK
Penduduk merupakan modal dasar pembangunan. Jumlah penduduk yang besar
disertai dengan kualitas yang baik akan memberikan suatu keuntungan, namun jika
sebaliknya maka akan menjadi masalah yang besar.

Data kependudukan merupakan data kependudukan sampai tingkat lapangan


yang sangat strategis dan bersifat lintas menjadi faktor kunci keberhasilan
sektor. Integrasi berbagai aspek pelaksanaan program-program
kependudukan dalam perencanaan kependudukan.
pembangunan dan bagaimana
Proyeksi penduduk bertujuan
pembangunan kependudukan itu sendiri
sebagai informasi untuk pengambilan
akan dicapai, akan menjadi pekerjaan
kebijakan di masa datang untuk
besar yang harus diwujudkan. Dalam hal
memperoleh informasi penduduk dengan
ini, upaya mewujudkan keterkaitan
mengasumsikan tahun mendatang.
perkembangan kependudukan, sebagai

id
Proyeksi Penduduk Jawa Barat lima
wujud dinamika penduduk dengan

o.
tahunan yaitu dari tahun 2010 sampai
berbagai kebijakan pembangunan .g
dengan tahun 2035 mencatat bahwa
haruslah menjadi prioritas penting agar
ps

tahun 2010 penduduk Jawa Barat


ke depan pengelolaan perkembangan
sebanyak 43.227,1 orang hasil proyeksi
.b

kependudukan dapat mewujudkan


tahun 2035 tercatat sebanyak 57.137,3
ar

keseimbangan yang serasi antara


orang (Tabel 3.1).
ab

kuantitas dan kualitas penduduk,


pengarahan mobilitas penduduk dan
j

Tabel 3.1. Proyeksi Penduduk Jawa Barat


://

Tahun 2010-2035
penataan persebarannya yang didukung
tp

oleh upaya-upaya perlindungan dan


ht

Proyeksi Penduduk
pemberdayaan penduduk dan Tahun
(Ribu Orang)
peningkatan pemahaman dan
2010 43 227,1
pengetahuan tentang wawasan
kependudukan bahkan sejak usia dini. 2015 46 709,6

Data kependudukan memegang 2020 49 935,7

peranan penting dalam menentukan 2025 52 785,8


kebijakan, perencanaan pembangunan,
2030 55 193,8
dan evaluasi hasil-hasil pembangunan,
baik bagi pemerintah maupun pihak lain 2035 57 137,3

termasuk dunia usaha. Oleh karena


ituketersediaan data perkembangan

8 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


PENDUDUK
Tiga wilayah dengan penduduk terbanyak di Jawa Barat meliputi Kabupaten Bogor
5.331.149 (11,58%),Kabupaten Bandung 3.470.393 (7,54%), dan Kabupaten Bekasi
Bekasi 3.122.698 (6,78%).

Tabel 3.2. Jumlah Penduduk Menurut Jawa Barat merupakan provinsi


Kabupaten/Kota dan
Jenis Kelamin di Jawa Barat terpadat penduduknya di Indonesia.
Tahun 2014
Pada tahun 2014 penduduk Jawa Barat
Penduduk (000) orang tercatat sebanyak 46.029.668 orang
Kabupaten/Kota
Laki-laki Perempuan yang tersebar di seluruh kabupaten/kota
Kabupaten
dengan komposisi 23.345.033 penduduk
Bogor 2 728,4 2 602,8
Sukabumi 1 229,2 1 192,9
laki-laki dan 22.684.635 penduduk
Cianjur 1 151,4 1 084,0 perempuan. Tiga wilayah dengan
Bandung 1 761,4 1 708,9 penduduk terbanyak di Jawa Barat
Garut 1 274,1 1 252,1
meliputi Kabupaten Bogor sebanyak
Tasikmalaya 857,6 870 9

id
Ciamis 574,4 587,7 5.331.149 (11,58%), Kabupaten

o.
Kuningan 527,5 521,6 Bandung
.g 3.470.393 (7,54%), dan
Cirebon 1 081,3 1 028,3
Kabupaten Bekasi Bekasi 3.122.698
ps
Majalengka 587,9 588,4
Sumedang 564,3 567,2 (6,78%). Jumlah penduduk terkecil
.b

Indramayu 866,1 815,9 terdapat di Kota Banjar sebanyak


ar

Subang 764,2 748,9


180.515 Jiwa atau 0,39% dari total
Purwakarta 463,5 446,5
ab

Karawang 1 154,9 1 095,1


penduduk Jawa Barat.
j

Bekasi 1 592,6 1,530,1


://

Bandung Barat 817,8 791,7


Jika diperhatikan menurut jenis
tp

Kota 194,9 kelamin, terlihat bahwa penduduk laki-


ht

Bogor 523,5 507,2 laki lebih banyak dibanding jumlah


Sukabumi 159,7 155,3
penduduk perempuan. Gambaran ini
Bandung 1 248,5 1 222,3
Cirebon 152,7 151,9 terlihat dihampir seluruh wilayah, kecuali
Bekasi 1 333,7 1 308,7 Kabupaten Tasikmalaya (laki-laki
Depok 1 025,8 1 007,7
49,61%, perempuan 50,39%),
Cimahi 292,0 286,9
Tasikmalaya 329,8 324,9 Kabupaten Ciamis (laki-laki 49,43%,
Banjar 89,3 91,2 perempuan 50,57%), Kabupaten
Jawa Barat 23 345,0 22,684,6 Majalengka (laki-laki 49,98%,

Sumber: Jawa Barat Dalam Angka 2014


perempuan 50,02%), Kabupaten
Sumedang (laki-laki 49,87%, perempuan
50,13%), Kabupaten Pangandaran (laki-
laki 49,80%, perempuan 50,20%), dan

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 9


PENDUDUK
Sebaran penduduk di Jawa Barat tidak merata, ini terlihat dari hampir setengah
penduduk Jawa Barat tinggal di wilayah ibukota provinsi (Bandung Raya) dan wilayah
penyangga ibukota (Jakarta).

Kota Banjar (laki-laki 49,47%, Jika dijumlahkan penduduk yang


perempuan 50,53%). tinggal di penyangga ibu kota dan
Bandung Raya, maka didapat jumlah
Penduduk Jawa Barat belum merata
penduduk di kedua daerah tersebut
dan tersebar dengan baik. Hal ini erat
sebanyak 22.290.305 jiwa atau 48,43%
kaitannya dengan kemampuan wilayah
dari total jumlah penduduk Jawa Barat.
dalam mendukung kehidupan
Terlihat bahwa hampir separuh
perekonomian penduduknya. Sebaran
penduduk Jawa Barat tinggal di kedua
penduduk banyak mengelompok di
daerah tersebut.
wilayah kabupaten/kota penyangga Ibu

id
Kota. Jumlah penduduk di daerah Gambar 3.1. Distribusi Penduduk
Berdasarkan Wilayah

o.
penyangga ibu kota, yaitu di Kabupaten Tahun 2014
Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Bekasi,
.g
ps

Kota Bekasi, dan Kota Depok sebanyak


14.160.583 jiwa atau 30,76% dari jumlah
.b

penduduk Jawa Barat atau seperempat


ar

penduduk Jawa Barat tinggal di daerah


ab

penyangga ibu kota.


j
://

Jumlah penduduk yang tinggal di


tp

Bandung Raya (Kabupaten Bandung,


ht

Kabupaten Bandung Barat, Kota


Bandung, dan Kota Cimahi) sebanyak
8.129.722 jiwa atau 17,66 % dari total
penduduk Jawa Barat, artinya hampir
seperlima penduduk Jawa Barat tinggal
di Bandung Raya/ibu kota provinsi.
Selebihnya penduduk yang
dikelompokkan pada wilayah lainnya
mencapai 23.739.363 jiwa atau 51,57%
yang tersebar di kabupaten/kota di luar
wilayah Bandung Raya dan penyangga
ibu kota.

10 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


PENDUDUK
Banyaknya Rumah Tangga di Jawa Barat Meningkat
Banyaknya rumah tangga tahun 2011 sebesar 11.722.729, sedangkan tahun 2014
menjadi 12.267.977 atau mengalami penambahan 545.2480 rumah tangga.

Tabel 3.3. Statistik Kependudukan Banyaknya rumah tangga pada tahun


Provinsi Jawa Barat 2011 11.722.729. Pada tahun 2012
Tahun 2011-2014
menjadi 11.906.596 atau mengalami
penambahan 704.790 rumah tangga.
Rata-rata anggota rumah tangga dari

Rata-Rata tahun 2011 hingga tahun 2014


Jumlah Jumlah Rumah
Tahun Anggota
Penduduk Tangga
Rumah Tangga cenderung stabil yaitu 3,75, dengan
jumlah rumah tangga pada tahun 2013
2011 43.938.796 11.722.729 3,75 dan 2014 masing-masing sebanyak
12.088.799 dan 12.267.977 rumah
2012 44.643.586 11.906.596 3,75

id
tangga.

o.
2013 45.340.799 12.088.799 3,75 .g
ps

2014 46.029.668 12.267.977 3,75


.b

Sumber: Jawa Barat Dalam Angka 2014


ar
j ab
://
tp
ht

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 11


KETENAGAKERJAAN
Pada Tahun 2014 Jumlah angkatan kerja dan jumlah penduduk bekerja terus
mengalami peningkatan, hal ini menunjukkan indikasi ke arah yang lebih baik.

Gambar 4.1. Jumlah Angkatan Kerja dan Provinsi Jawa Barat merupakan
Penduduk Usia 15 Tahun Yang Bekerja Tahun
provinsi dengan jumlah penduduk lebih
2011-2014 (Juta Orang)
dari 31 juta orang yang berumur 15
tahun ke atas pada tahun 2011. Selama
• Angkatan Kerja =
2011 19,36
• Bekerja = 17,45
kurun waktu 4 tahun terakhir ini yaitu
dari Agustus 2011-Agustus 2014,
• Angkatan Kerja = penduduk yang bekerja menunjukkan
2012 20,15
• Bekerja = 18,32
indikasi signifikan kearah yang lebih
baik.
• Angkatan Kerja =
2013 20,62
• Bekerja =18,73

id
Jumlah penduduk yang bekerja

o.
• Angkatan Kerja = pada tahun 2011 sebanyak 17,45 juta
2014 21,00
.g orang dari jumlah angkatan kerja
• Bekerja =19,23
ps

sebesar 19,36 juta orang. Pada tahun


Sumber : Jawa Barat dalam Angka, 2014 2012 meningkat menjadi 18,32 juta
.b

orang dari jumlah angkatan kerja


ar

sebesar 20,15 juta selanjutnya pada


ab

Gambar 4.2.Tingkat Pengangguran Terbuka


tahun 2014 meningkat menjadi 19,23
Jawa Barat Tahun 2012-2014 (%)
j
://

juta orang dari jumlah angkatan kerja


tp

sebesar 21,00.
ht

Pada Tahun 2014 tingkat


2012 2013 2014
pengangguran terbuka di Jawa Barat
9,08 9,16 8,45
sebesar 8,45 setelah tahun sebelumnya
sempat mengalami peningkatan menjadi
9,16 pada tahun 2013.

12 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


KETENAGAKERJAAN
TPAK Jawa Barat Tahun 2014 menurun.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja pada tahun 2014 mencapai 62,77 persen, leboh rendah
dibandingkan tahun 2013 yang sebesar 62,82 persen.

 TPT (Tingkat Pengangguran tenaga kerja yang hampir sama yaitu


Terbuka) memberikan indikasi kisaran 3 juta jiwa
tentang penduduk usia kerja yang
termasuk dalam kelompok Gambar 4.3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
pengangguran. Jawa Barat Tahun 2012-2014 (%)

 TPAK (Tingkat partisipasi angkatan


kerja) mengindikasikan besarnya
penduduk usia kerja yang aktif
secara ekonomi.

id
 TPAK menunjukkan besaran relatif

o.
dari pasokan tenaga kerja (labour Sumber : Statistik Indonesia, 2015
.g
supply) yang tersedia untuk
ps

memproduksi barang-barang dan Tabel 4.1


Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang
.b

jasa dalam suatu perekonomian.


Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan
Utama Agustus 2013 – Agustus 2014
ar

(Dalam Jutaan)
TPAK di Provinsi Jawa Barat pada
ab

tahun 2014 mengalami penurunan dari Lapangan Agustus


j
://

tahun sebelumnya, yaitu menjadi 62,77 Pekerjaan


Utama 2013 2014
tp

persen. Itu artinya penduduk usia kerja


(1) (2) (3)
ht

yang aktif di Provinsi Jawa Barat pada


tahun 2014 sebesar 62,77 persen. Pertanian 3,80 3,82
Selama periode Agustus 2013 Industri 3,94 3,90
Perdagangan 4,80 4,93
hingga Agustus 2014 sektor
Jasa-jasa 3,12 3,29
perdagangan tetap memiliki kontribusi
Lainnya 3,07 3,29
terbesar terhadap penyerapan tenaga
Total 18,73 19,23
kerja di Provinsi Jawa barat. Sektor ini
menyerap tenaga kerja sebesar 4,80 juta
jiwa pada tahun 2013 dan mengalami
peningkatan menjadi 4,93 juta jiwa pada
tahun 2014. Sedangkan sektor lain
memiliki kontribusi dalam penyerapan

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 13


KETENAGAKERJAAN
Sebagian besar pencari kerja di Jawa Barat adalah Sarjana.
Jumlah Pencari Kerja pada tahun 2014 ini paling banyak adalah yang berpendidikan Sarjana
yaitu sebesar 33 persen.

Penduduk yang mencari pekerjaan


Gambar 4.4. Jumlah Pencari Kerja Menurut
Tingkat Pendidikan Yang Ditamatkan pada tahun 2014 sebagian besar yang
Di Jawa Barat Tahun 2014 (%)
berpendidikan sarjana, seperti terlihat
dari Gambar 4.4 yaitu sebesar 33
persen. Kemudian diikuti yang
SD SLTP berpendidikan Sarjana Muda sebesar 26
Sarjana 3% 15%
33% dan yang berpendidikan SLTA sebesar
SLTA 23 persen.
23%
Sarjana
Muda
26%
Pada tahun 2014 Penduduk usia

id
15 tahun ke atas yang masuk dalam

o.
angkatan kerja berjumlah 21.006.139
Sumber : Jawa Barat dalam Angka, 2014
.g
jiwa yang terdiri dari yang bekerja
ps

sebanyak 19.230.943 jiwa dan


pengangguran terbuka sebanyak
.b

1.775.196 jiwa. Dari total angkatan kerja


ar

Tabel 4.2
Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas
tersebut jumlah laki-laki lebih banyak
ab

menurut Jenis Kegiatan Utama Seminggu


yang Lalu di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014
dari pada jumlah perempuan.
j
://

Sedangkan yang bukan angkatan kerja


tp

di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2014


Uraian Laki-Laki Perempuan Total
ht

ini mencapai 12.459.207 jiwa, dengan

Angkatan Kerja 14,000,986 7,005,153 21,006,139 jumlah perempuan lebih banyak jika
dibandingkan jumlah laki-laki.

Bekerja 12,871,114 6,359,829 19,230,943


Pengangguran Terbuka 1,129,872 645,324 1,775,196
Bukan Angkatan Kerja 2,905,236 9,553,971 12,459,207
Sumber: Jawa Barat Dalam Angka 2014

14 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


PENDIDIKAN
Terdapat 12 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat yang memiliki MYS atau rata-rata
lama sekolah di atas angka MYS Provinsi Jawa Barat pada tahun 2014.

Gambar 5.1 Mean Years of Pendidikan merupakan salah


Schooling (MYS) Provinsi Jawa Barat
satu aspek yang sangat penting
Tahun 2012-2014
terhadap kemajuan suatu bangsa.
Semakin bagus kualitas pendidikan akan
2011 2012 2013 2014
•7.46 •7.52 •7.58 •7.71 semakin menentukan arah perbaikan
kualitas sumber daya manusianya. Pada
penghitungan IPM Metode baru Rata-
rata Lama Sekolah dan angka Harapan
Gambar 5.2 Mean Years of Schooling
(MYS) Kabupaten/Kota di Provinsi Lama Sekolah, dapat memberikan
Jawa Barat Tahun 2014 gambaran yang lebih relevan dalam

id
pendidikan dan perubahan yang terjadi

o.
.g Rata-rata lama sekolah atau
BEKA SI
ps

Mean years of Schooling (MYS)


KAR AW AN G
KOT A D EPO K
IN D R AM A YU
BOG O R SU BAN G
KO T A B O G O R Pu rw a ka rta
CI R EBO N

merupakan jumlah tahun yang


.b

KOT A C IR EB ON
SU M ED AN G
KO T A C I MA H I M AJA LE N GK A
BAN D U N G BA R AT
KOT A SU KAB U M I KOT A BAN D U N G
KU N IN G AN
SU KAB UM I CI AN JU R

digunakan oleh penduduk dalam


ar

BAN D U N G
CI AM I S

KOT A TA SIK M AL AYA


KOT A BAN J AR

GAR U T TAS IKM AL AYA


menjalani pendidikan formal. Di Jawa
ab

PAN G AN D AR AN

Barat rata-rata seseorang mengenyam


j
://

40 0 40 80 Miles
pendidikan sekitar 7-8 tahun atau
tp

MYS 2014 N kisaran Tamat SLTP.


Di Bawah MYS Jabar
ht

Di Atas MYS Jabar W E

S
MYS Tahun 2014 di Provinsi
Jawa Barat adalah sebesar 7,71.
Gambar 5.3 Expected Years of
Apabila kita bandingkan dengan rata-
Schooling (EYS) Provinsi Jawa Barat
Tahun 2011-2014 rata lama sekolah di kabupaten/kota di
Jawa, terdapat 12 kabupaten/kota yang
memiliki MYS di atas angka provinsi
(Gambar 5.2). Dari 12 kabupaten/kota
Taukah Anda :
tersebut merupakan daerah perkotaan
 1990: UNDP merilis IPM → Human
Development Report (HDR) atau disekitar daerah perkotaan .
 2010: UNDP menyempurnakan
metode IPM (Metode Baru)

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 15


PENDIDIKAN
EYS di Provinsi Jawa Barat Pada tahun 2014 diatas 12. Artinya harapan seorang anak
di Jawa Barat untuk bersekolah yaitu lebih dari 12 tahun.

Angka Harapan Lama Sekolah 4.776 sekolah dan tingkat Perguruan Tinggi
(HLS) atau Expected Years of Schooling ada sebanyak 631 sekolah.
(EYS) didefinisikan sebagai lamanya
Gambar 5.4 Expected Years of
sekolah (dalam tahun) yang diharapkan Schooling (EYS) Kabupaten/Kota di
akan dirasakan oleh anak pada umur Provinsi Jawa Barat Tahun 2014
tertentu di masa mendatang. EYS di
Provinsi Jawa Barat sejak tahun 2011
hingga tahun 2014 terus mengalami BEKA SI

KARAW ANG
KOT A DEPO K

peningkatan. Pada tahun 2011 EYS BOG O R SUBANG


INDRAMA YU

KO TA B O G O R Purwakarta
CIREBO N

sebesar 10,91 tahun, meningkat menjadi SUMEDANG


KOT A CIREB ON

id
KO TA CI MA HI MAJA LE NGK A
BANDUNG BA RAT
KOT A SUKAB UMI KOT A BANDUNG

12,08 pada tahun 2014. Artinya harapan SUKAB UM I CIANJUR


KUNING AN

o.
BANDUNG
CIAMIS

seorang anak di Jawa Barat untuk .g KOT A TA SIK MALAYA


KOT A BANJ AR

GARUT TAS IKM ALAYA

bersekolah semakin membaik


ps
PANG ANDARAN

Secara umum masyarakat Jawa


.b

40 0 40 80 Miles

Barat sudah sadar akan pentingnya


ar

pendidikan terlihat dari banyaknya daerah


ab

N
EYS 2014
di Jawa Barat yang memiliki harapan lama Di Bawah EYS Jabar
Di Atas EYS Jabar
W E
j
://

sekolah atau EYS di atas angka EYS Jawa S


tp

Barat. Ada 13 Kabkot yang memiliki EYS di


ht

atas 12 tahun
Gambar 5.5 Jumlah Sekolah Menurut
Fasilitas pendidikan yang lengkap Tingkat Pendidikan di Provinsi Jawa Barat
Tahun 2014
merupakan salah satu kesadaran
pemerintah daerah maupun pusat akan
pentingnya pendidikan. Salah satunya bisa
kita lihat dengan penambahan jumlah
sekolah baik swasta maupun negeri yang SD SLTP SLTA PT
ada di daerah tersebut. Jumlah sekolah 23.647 7.066 4.776 631
menurut tingkat pendidikan di Provinsi Jawa
Barat pada tahun 2014, untuk tingkat SD
ada sebanyak 23. 647 sekolah, SLTP
sebanyak 7.066 sekolah, SLTA sebanyak

16 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


PENDIDIKAN
Angka Partisipasi Sekolah atau APS di Provinsi Jawa Barat paling besar berada
pada usia 7-12 tahun yaitu berpendidikan SD.

Tabel 5.3 Angka Partisipasi Sekolah Angka partisipasi sekolah


di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2014 menggambarkan penduduk usia sekolah
yang sedang bersekolah. Angka
partisipasi sekolah bisa kita lihat
perjenjang usia yaitu usia SD usia SLTP,
usia SLTA dan usia perguruan tinggi. Di
Provinsi Jawa Barat Angka Partisipasi
Sekolah paling tinggi yaitu pada usia SD
yaitu 7-12 tahun, dengan APS di atas 98
persen, artinya hampir semua penduduk

id
Sumber : BPS Jawa Barat, diolah usia sekolah SD atau yang berusia 7-12

o.
tahun sedang mengenyam pendidikan di
.g
Gambar 5.6 Jumlah Perguruan Tinggi
Swasta di Lingkungan Kopertis Wilayah IV SD.
ps

Jawa Barat Tahun 2014


Dan angka partisipasi sekolah
.b

Sekolah Tinggi paling rendah di Provinsi Jawa Barat


ar

•191
yaitu usia 19-24 tahun atau Perguruan
ab

Akademi Tinggi. Pada tahun 2012 usia Perguruan


j

•109
://

tinggi APS sebesar 12,25 terus


tp

Universitas mengalami peningkatan menjadi 19,27


•43
ht

tahun 2014. Hal ini mengindikasikan


Politeknik bahwa dari tahun ke tahun jumlah
•27
penduduk yang mengenyam pendidikan
Institut Perguruan Tinggi di Jawa Barat secara
•6
persentase mengalami peningkatan.
Sumber : Jawa Barat Dalam Angka, 2014
Jumlah perguruan tinggi di Jawa
Barat baik negeri maupun swasta cukup
banyak sehingga Jawa Barat salah satu
Provinsi tujuan masyarakat luar untuk
kuliah. Jumlah Perguruan Tinggi Swasta
di Jawa Barat paling banyak adalah
Sekolah Tinggi yaitu sebanyak 191 dan

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 17


KESEHATAN
Sarana Kesehatan di Jawa Barat sampai ke pelosok Pedesaan
Dalam menjangkau kesehatan ke pelosok pedesaan Pemerintah Jawa Barat menyediakan
sarana Puskesmas keliling sebanyak 4.461 unit, balai pengobatan 3.111 unit, dan Posyandu
sebanyak 20.663 unit.

Dalam rangka pengembangan Gambar 6.1. Jumlah Sarana Kesehatan


di Jawa Barat Tahun 2014
pelayanan kesehatan bagi masyarakat,
pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui
Puskesmas Keliling
Dinas Kesehatan terus berupaya
4 461
meningkatkan layanannya, baik berupa
sarana maupun prasarana kesehatan.
Balai Pengobatan
Dari gambar 6.1 terlihat bahwa 3.111
sarana kesehatan selain rumah sakit,
ada beberapa sarana kesehatan yang Posyandu

id
dapat menjangkau sampai kepelosok 20.663

o.
pedesaan seperti puskesmas keliling
yang cara kerjanya mampu menjangkau
.g
Sumber: Jawa Barat Dalam Angka 2014
ps

ke pelosok pedesaan dan mampu Tabel 6.1. Statistik Balita di Jawa Barat
menjangkau daerah daerah yang sulit Tahun 2014
.b

mendapatkan akses ke rumah sakit.


ar

Bayi
950.541
Jumlah puskesmas keliling di Jawa Lahir Hidup
ab

BBLR
Barat pada tahun 2014 adalah 4.461 (Bayi Berat 20.465
j
://

Lahir Rendah)
unit.
tp

Jumlah Balita 4.435.523


Penunjang kesehatan lainnya
ht

Balita dengan
3.126
adalah balai pengobatan sebanyak Gizi Buruk
Sumber: Jawa Barat Dalam Angka 2014
3.111 unit. Terdapat pula program
khusus untuk pelayanan balita, ibu
hamil, dan lansia melalui program
posyandu dengan jumlah 20.663 yang
tersebar diselurh Kabupaten Kota di
Jawa Barat. Cara kerja dan
penyelenggaraan serta pemanfaatan
posyandu memerlukan peran serta aktif
masyarakat dalam bentuk partisipasi
penimbangan balita setiap bulannya,

18 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


KESEHATAN
Di Jawa Barat masih terdapat bayi lahir dengan berat badan rendah
Bayi lahir dengan berat badan rendah di Jawa Barat tahun 2014 sebanyak
2,07 dan balita yang mengalami gizi buruk sebanyak 0,72 persen dari total
balita yang ada di Jawa Barat.

sehingga dapat meningkatkan status gizi sudah cukup. Untuk menekan populasi
balita. penduduk pemerintah melalui
programnya Keluarga Berencana telah
Posyandu dibentuk oleh
memfasilitasi masyarakat terutama usia
masyarakat desa/kelurahan dengan
produktif untuk berperan aktif jadi
tujuan untuk mendekatkan pelayanan
peserta KB. Di Jawa Barat sarana KB
kesehatan dasar, terutama Kesehatan
selama tahun 2014 meliputi KKB
Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana
sebanyak 3.656, pos KB sebanyak 7.762
(KB), imunisasi, gizi, dan
unit dan PKBRS sebanyak 139 unit.
penanggulangan diare kepada

id
masyarakat setempat. Gambar 6.2. Jumlah sarana Pelayanan KB
di Jawa Barat Tahun 2014

o.
Tabel 6.1 menunjukkan bahwa .g
pada tahun 2014 di Provinsi Jawa Barat
ps

bayi lahir hidup mencapai 950.541 KKB PKBRS


.b

3.656 139
orang, namun sangat disayangkan
ar

masih banyak bayi lahir hidup dengan


ab

berat lahir rendah yaitu mencapai 20.465 Pos KB Desa


7.762
j

orang atau 2.07% dari total bayi lahir


://

hidup . Balita yang mengalami gizi buruk


tp

sebanyak 3.126 orang atau 0.72% dari


ht

total 3.346.574 orang balita. Diharapkan Gambar 6.3. Jumlah Petugas Pelayanan KB
yang dihubungi oleh Akseptor
dengan banyaknya pos yandu bayi di Jawa Barat Tahun 2014
dengan gizi buruk dan Bayi lahir dengan
berat badan rendah bisa diberantas. PLK •1.562

Keluarga Berencana merupakan


Dokter •1.781
suatu program pemerintah yang
dirancang untuk menyeimbangkan
antara kebutuhan manusia dan populasi Bidan •7.251

penduduk, tujuan umumnya adalah


untuk membentuk keluarga kecil yang
sejahtera dengan jumlah dua anak

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 19


KESEHATAN
Proses persalinan di Jawa Barat sebagian besar ditolong oleh tenaga medis.
Sebanyak 97,70 persen ibu melahirkan ditolong oleh tenaga medis dalam hal ini bidan
dan dokter.

Gambar 6.4. Penolong Kelahiran Dalam menanggulangi tingginya


di Jawa Barat Tahun 2014
angka kematian ibu dan anak di Jawa
Barat pemerintah setempat melakukan
Ibu Bersalin
berbagai upaya antara lain dengan
936 113
menempatkan tenaga medis seperti
bidan terlatih atau dukun beranak yang
Pertolongan persalinan
olehtenaga medis sudah mendapatkan pelatihan dengan
914 653 standar kesehatan yang memadai.
Dari gambar 6.2 terlihat bahwa ibu
Ibu Hamil melahirkan yang ditolong oleh tenaga

id
980 688 medis sebanyak 914.653 orang dari total

o.
Ibu bersalin yaitu sebanyak 936.113.
.g
ps

Dalam mendapatkan pelayanan dari


.b

petugas KB, masyarakat lebih


ar

cenderung melakakukannya di bidan


ab

yaitu sebanyak 7.251 orang atau lebih


j
://

dari 68% dari total akseptor yang


tp

mendatangi petugas KB. Sedangkan


ht

yang mempercayakan ke dokter dan


PLKB berjumlah masing-masing
sebanyak 1.781 dan 1.562 orang.
Keselamatan ibu dan bayi dalam
proses melahirkan menjadi perhatian
khusus di negara berkembang seluruh
dunia, tidak terkecuali di Indonesia
persalinan yang ditangani oleh tenaga
medis dan terlatih berperan untuk
menyelamatkan nyawa ibu dan anak
juga sebagai indikator kemajuan suatu
daerah.

20 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


PERUMAHAN
Rumah Tangga dengan luas lantai lebih dari 6,68 persen rumah tangga
di Jawa Barat menempati luas lantai <20 M².

Rumah merupakan kebutuhan yang rumah sehat dan layak huni sudah mulai
sangat mendasar bagi setiap manusia. dirasakan oleh masyarakat Jawa Barat.
Banyak kriteria agar rumah tersebut
Tabel 7.1. Statistik Perumahan Jawa Barat
dikatakan sehat dan layak huni, menurut Tahun 2013-2014
Kementrian Kesehatan RI rumah harus
memenuhi empat kriteria yaitu dapat Rumah
Tangga
memenuhi kebutuhan fisologis yakni, 2013 2014
dengan Luas
pencahayaan, penghawaan dan ruang Lantai (%)
<20 M2 7,14 6,68
gerak; privacy; memenuhi persyaratan
20-49 2 39,44 39,28
pencegahan penularan penyakit dengan
>50 M2 53,41 54,04

id
penyediaan air bersih, pengelolaan tinja Rumah

o.
dan limbah rumah tangga; tempat Tangga
.g
Menurut 2013 2014
berlindung. Menurut WHO salah satu Jenis Lantai
ps

Terluas (%)
indikator rumah sehat adalah rumah
Lantai Bukan
.b

tinggal yang memiliki luas lantai per 87,66 88,38


Tanah
ar

kapita minimal 10 M² Tanah 3,54 3,14


ab

Pada tabel 7.1 bisa kita cermati


Bambu 8,82 8,48
bahwa rumah tangga yang menempati
j
://

Sumber: Susenas Tahun 2013


luas lantai dari kurang dari 20 m 2
tp

sebanyak 7,14 % pada tahun 2013, Gambar 7.2. Banyaknya Rumah Tangga
ht

Berdasarkan Jenis Atap Terluas


terjadi sedikit penurunan pada tahun di Provinsi Jawa Barat
Tahun 2014
2014 menjadi 6,68 %. Kelompok yang
menempati luas lantai 20-49 M²
mengalami sedikit penurunan dari 39,44
8.3 3.3 0.69
% pada tahun 2013 menjadi 39,28% Genteng
pada tahun 2014. Kenaikkan terjadi Asbes
pada kelompok masyarakat yang
Beton
menempati luas lantai diatas 50 m 2 yaitu 87.71
Lainnya
53,41% pada tahun 2013 menjadi
54,04% pada tahun 2014. Hal ini
mengindikasikan bahwa kesadaran akan

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 21


PERUMAHAN
Sebagian besar masyarakat Jawa Barat sudah menempati rumah layak huni
dengan standar rumah sehat yang memadai.

Gambar 7.2. Persentase Jenis Dinding Jika dilihat berdasarkan jenis lantai,
Terluas di Jawa Barat
atap dan dinding, maka sebagian besar
Tahun 2013
masyarakat Jawa Barat sudah
menempati rumah layak huni dengan
standar rumah sehat yang memadai.

Bambu Pada tabel 7.1 terlihat bahwa rumah


Tembok
81,34 % 14,72% tangga yang menempati lantai bukan
tanah 88,38% yang sebelumnya
sebanyak 87,66%. Penduduk yang
Lainnya Kayu menggunakan lantai dari tanah dan

id
0,90% 3,04% bambu masing-masing sebesar 3,14%

o.
dan 8,48% pada tahun 2014 sedangkan
.g
tahun sebelumnya masing – masing
ps

3,54% dan 8,82%.


.b

Jenis atap yang banyak digunakan


ar

oleh rumah tangga di Jawa Barat adalah


ab

PLN
atap genteng sebanyak 87.71%.
99,34
j
://

Pemakaian asbes dan beton masing-


tp

masing sebesar 8,3% dan 3,33%


ht

sedangkan lainnya hanya 0,69% yang


Lainnya
Non PLN terdiri dari sirap, seng, ijuk/rumbia
0,18
0,47 (Gambar 7.1). Jenis dinding yang
banyak digunakan oleh masyarakat
Jawa Barat adalah jenis tembok sebesar
81,34%, tembok dari jenis bambu
sebanyak 14,72% dari jenis kayu 3,04%
dan lainnya 0,90%.

Jenis penerangan yang banyak


di gunakan di Provinsi Jawa Barat
adalah penerangan dari PLN sebanyak
99,34 persen, non PLN sebanyak 0,47,

22 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


PERUMAHAN
Sebagian besar masyarakat Jawa Barat menggunakan air untuk kebutuhan minum
adalah air isi ulang atau air kemasan sebanyak 35,11 persen.

dan lainnya yang terdiri dari petromak, terlindung, mata air tak terlindung, air
obor dan yang tidak bisa digategorikan sungai, air hujan, dan yang tidak bisa
kepada kelompok diatas sebanyak 0,03. dimasukan pada kategori diatas
mencapai 9,31%.
Air merupakan sumber kehidupan
bagi semua mahluk hidup, tidak
terkecuali manusia yang dalam
Gambar 7.3. Persentase Sumber Air Minum
kehidupan sehari-harinya banyak Penduduk Jawa Barat
membutuhkan air mulai dari mandi, Tahun 2014

minum mencuci dan sebagainya.

id
Ironisnya sumber air bersih mulai sulit

o.
didapatkan terutama di kota-kota besar.
Kebanyakan masyarakat Jawa Barat
.g
ps

yang hidup di perkotaan dalam


pemenuhan kebutuhan air minum
.b

banyak menggunakan air minum dalam


ar

kemasan atau isi ulang serta air ledeng.


j ab

Dari gambar 7.3 dapat dilihat bahwa


://

sumber air minum yang banyak


tp

digunakan oleh masyarakat Jawa Barat


ht

adalah air kemasan bermerk dan isi


ulang sebanyak 35,11% banyak tersebar
di kota-kota besar. Urutan kedua adalah
sumber air minum dari sumur pompa
sebanyak 20,50% sumber air ini banyak
tersebar di kota-kota kecil dan
pedesaan. Ketiga adalah sumur
terlindung sebanyak 17,28%, kemudian
mata air terlindung dan sumber air
minum dari ledeng masing masing
sebesar 10,51% dan 6,5%. Sumber air
lainnya yang mencakup sumur tak

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 23


PEMBANGUNAN MANUSIA
Indeks Pembangunan Manusia di Jawa Barat pada Tahun 2010-2014 masuk pada
kategori IPM sedang yaitu antara 60-70.

Gambar. 8.3. Angka Indeks Pembentuk IPM Pembentuk IPM terdiri dari 3 Indeks,
Provinsi Jawa Barat Tahun 2014
antara lain Indeks Pendidikan, Indeks
Kesehatan dan Pengeluaran perkapita.
Indeks Pendidikan terdiri dari angka
melek huruf (AMH) dan rata-rata lama
sekolah (RLS), Indeks Kesehatan terdiri
dari Angka Harapan Hidup (AHH) dan

Indeks
Indeks Pengeluaran perkapita per tahun
pendidikan
yang disesuaikan (PPP).
EYS = 12,08
MYS = 7,71

id
Di Provinsi Jawa Barat pada

o.
Indeks tahun 2013 memiliki angka melek huruf
Kesehatan .g
AHH = 72,23 (AMH) sebesar 96,87 yang artinya
ps

sebesar 96,87 persen penduduk di


Indeks Provinsi Jawa Barat yang bisa membaca
.b

Pengeluaran
PPP = 9,447 dan menulis, RLS sebesar 8,11 yang
ar

artinya rata-rata sekolah penduduk di


ab

provinsi Jawa Barat selama 8,11 tahun.


j
://

Angka Harapan Hidup (AHH)


tp

sebesar 68,84 yang artinya rata-rata


ht

penduduk di Provinsi Jawa Barat dapat


bertahan hidup selama 68,84 tahun.
Taukah Anda :
Komponen terakhir yang
“Indeks Pembangunan Manusia di
Jawa Barat pada Tahun 2010 – menjadi pembentuk IPM adalah PPP
2014 masuk pada kategori IPM /Pengeluaran Perkapita, sebesar 641,63
Sedang, antara 66 – 70” ribu rupiah. Ini artinya pada tahun 2013
pengeluaran perkapita penduduk Jawa
Barat rata-rata sebesar 641.630 rupiah.

24 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


PEMBANGUNAN MANUSIA
Provinsi Jawa Barat masuk pada katergori ketimpangan pendapatan rendah.

Tabel 8.1 Garis kemiskinan di Provinsi


Statistik Kemiskinan Provinsi Jawa Barat
Jawa Barat sejak tahun 2012 hingga
Tahun 2012-2014
(Keadaan Bulan September) tahun 2014 mengalami peningkatan.
Dengan jumlah penduduk miskin
sebanyak 4.238,960 ribu jiwa pada
tahun 2014. Indeks kedalaman
kemiskinan sebesar 1,625 pada
tahun 2012 menjadi 1,393 pada
tahun 2014.

id
o.
.g Menurut kriteria Bank dunia,
di Provinsi Jawa barat pada tahun
ps

2013 persentase pengeluaran


.b

terbesar berada pada pengeluaran


ar

20 % tertinggi dengan persentase


ab

Gambar 8.4 Persentase Pengeluaran sebesar 48,50 persen. Kemudian


Menurut Kriteria Bank Dunia Tahun diikuti oleh pengeluaran 40 %
j
://

2013*
menengah dengan persentase
tp

20 % 40 % sebesar 34,25 persen. Selanjutnya


tertinggi
ht

terendah
48.5 17.25 pada pengeluaran 40 % terendah

40 %
dengan persentase sebesar 17,25
meneng persen. Berdasarkan data tersebut,
ah
34.25 bisa disimpulkan bahwa Provinsi
Jawa Barat masuk pada katergori
ketimpangan pendapatan rendah
karena 40 % pengeluaran
*Tahun 2013 merupakan data Susenas Triwulan III terendahnya terhadap total
(September )
pendapatan seluruh penduduk lebih
Sumber : Statistik Indonesia
dari 17 persen.

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 25


PERTANIAN
Selain penghasil padi Jawa Barat juga memiliki potensi palawija, dengan produktivitas
tertinggi pada tanaman ubi kayu yaitu sebesar 23,96 ton/ha.

Gambar 9.1. Luas Panen, Produksi Pada tahun 2014 peran sektor
dan Produktivitas Padi di Jawa Barat pertanian terhadap perekonomian Jawa
Tahun 2012-2014
Barat adalah sebesar 8,73 persen. Dari
8,73 persen tersebut terdapat 5
•Luas Panen (Ha) 1.918.799
2012 •Produksi (Ton) 11.271.861
subsektor yang menjadi penopang di
sektor pertanian, yaitu tanaman bahan
makanan, tanaman perkebunan,
peternakan dan hasil-hasilnya,
•Luas Panen (Ha) 2.029.891 kehutanan dan –perikanan.
2013 •Produksi (Ton) 12.083.162

id
Berdasarkan gambar 9.1, luas

o.
panen tanaman padi di Jawa Barat pada
.g
tahun 2014 seluas 1.979.799 Ha.
•Luas Panen (Ha) 1.979.799
2014 •Produksi (Ton) 11.644.899
ps

Apabila dilihat dari tahun sebelumnya,


luas panen di Jawa Barat pada tahun
.b

2014 ini mengalami sedikit penurunan.


ar

Sumber : Jawa Barat Dalam Angka, 2015


Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap
ab

produksi padi yang juga mengalami


j

Gambar 9.2.Produktivitas
://

Tanaman Palawija penurunan dari 12.083.162 ton pada


tp

di Jawa Barat Tahun 2014


tahun 2013 menjadi 11.644.899 ton
ht

pada tahun 2014.


Ubi
Kayu Selain penghasil padi Jawa Barat
23.96
juga memiliki potensi palawija. Untuk
Ubi tanaman palawija pada tahun 2014,
Jalar
produktivitas tertinggi pada tanaman ubi
Jagung 18.4
7.32 Kedelai kayu yaitu sebesar 22,96 ton/ha
1.63Kacang
Kacang kemudian diikuti oleh tanaman ubi jalar
Hijau
Tanah sebesar 18,4 ton/ha.
1.25
1.48

26 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


PERTANIAN
Pada tahun 2014 produksi jamur merupakan produksi sayuran terbesar di Jawa barat
yaitu sebesar 25.194.471 ton.

Jawa Barat terkenal akan sayur- Tabel 9.1


Luas Panen dan Produksi Komoditas
sayurannya, karena Jawa Barat memiliki Sayuran di Jawa Barat Tahun 2014
kesuburan tanah yang baik untuk
Luas Panen Produksi
komoditas sayuran. Komoditas ini Kabupaten/Kota
(Ha) (Ton)
sangat bergantung pada faktor musim Bawang Daun 13,651 1,723,274
Bawang Merah 12,532 1,300,822
dan cuaca. Pada tahun 2014 produksi
Kentang 11,618 2,453,319
jamur merupakan produksi terbesar di Kubis 13,287 296,943
Jawa Barat yaitu sebesar 25.194.471 ton Lobak 1,044 199,172
Petsai 14,105 2,104,934
dengan luas panen sebesar 3.969.012

id
Kacang Panjang 9,927 1,166,681

o.
ha. Kemudian diikuti oleh produksi cabe Wortel 6,772 1,256,459
.g Buncis 6,111 946,225
rawit sebanyak 11.583.077 Ton dengan
ps
Bayam 4,033 210,832
luas panen seluas 9.210 hektar.
Ketimun 9,766 1,558,820
.b

Produksi bawang putih dan Cabe 16,901 2,532,961


ar

blewah pada tahun 2014 di Jawa Barat Tomat 10,875 3,046,870


ab

Terung 4,910 929,990


memiliki produksi paling sedikit
Labu Siam 1,471 1,223,919
j
://

dibandingkan dengan produksi bahan Kangkung 5,285 605,094


tp

sayuran yang lainnya, tentunya hal ini Bawang Putih 143 15,929
ht

Kembang Kol 1,648 262,839


sangat tidak mencukupi kebutuhan
Cabe Rawit 9,210 11,583,077
penduduk Jawa Barat. Kecilnya produksi Blewah 158 26,239

komoditas ini mengakibatkan arus Jamur 3,969,012 25,194,471


Melinjo 2,297,848 383,627
impor dari daerah penghasil bawang
Petai 1,833,421 453,825
putih. Kacang Merah 9,210 751,381

Sumber: Jawa Barat Dalam Angka 2014

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 27


PERTANIAN
Luas areal perkebunan rakyat merupakan areal yang paling luas di Jawa Barat Tahun
2014.

Tabel 9.2 Luas Areal dan Produksi Komoditas perkebunan besar di


Perkebunan Menurut Jenis Perkebunan Di Jawa Barat berupa perkebunan besar
Jawa Barat Tahun 2014
Negara dan perkebunan besar swasta
dan perkebunan rakyat. Komoditas teh
Perkebunan Negara
• Luas Areal 60.880 Ha merupakan komoditas yang memiliki
• Produksi 132.764 Ton
produksi terbesar di Jawa Barat baik
yang dimiliki oleh Negara maupun
Perkebunan Besar Swasta
• Luas areal 54.764 Ha
swasta. Pada Tahun 2014 luas areal
• Produksi 97.150 Ton
terluas dimiliki oleh perkebunan rakyat
yaitu seluas 365.492 hektar dengan

id
Perkebunan Rakyat produksi yang juga lebih besar yaitu

o.
• Luas Areal 365.492 Ha
• Produksi 278.226 Ton .g278.226 ton.
Jawa Barat merupakan provinsi
ps

Sumber : Dinas peternakan provinsi Jawa Barat,


dengan jumlah penduduk yang besar.
2015 Gambar 9.3
.b

Kebutuhan konsumsi penduduk akan


Jumlah Ternak Menurut Jenis
ar

di Jawa Barat semakin besar seiring dengan


ab

pertumbuhan jumlah penduduk dan


pertumbuhan ekonominya. Dengan
j

2012 2013 2014


://

demikian produksi hasil ternak perlu


tp

Sapi Sapi Sapi


Potong Potong Potong terus dikembangkan, sehingga mampu
ht

429.637 382.949 419.077


memenuhi kebutuhan penduduk.
Sapi Perah Sapi Perah Sapi Perah
136.054 103.832 123.140
Berdasarkan data dinas
Kerbau Kerbau Kerbau
121.854 108.303 113.869 peternakan provinsi Jawa Barat,

Kuda Kuda Kuda


populasi ternak besar di Jawa Barat
14.418 14.193 13.750
sejak tahun 2012 hingga 2014 yang
Kambing Kambing Kambing mengalami peningkatan adalah kambing
2.303.256 2.559.699 2.599.380
dan domba. Sedangkan ternak lain
Domba Domba Domba
8.249.844 9.391.590 10.612.726 jumlahnya mengalami penurunan pada
tahun 2014. Jumlah ternak terbanyak
Babi Babi
Babi 6.839
7.620 7.296 yang ada di Jawa Barat adalah ternak

Sumber: Dinas Perikanan Provinsi Jawa Barat


Domba sebanyak 10.612.726 ekor dan

28 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


PERTANIAN
Ras potong merupakan unggas yang jumlahnya paling banyak di Jawa Barat yaitu
sebanyak 106.077.918 ekor pada tahun 2014.

yang melakukan penangkapan di


jumalh ternak paling sedikit adalah babi
sebanyak 6.839 ekor. perairan umum sebanyak 24.532.
Sedangkan yang melakukan budidaya
Ayam Ras potong merupakan
ikan sebagian besar penduduk lebih
unggas yang jumlahnya paling banyak di
memilih budidaya ikan di laut dan kolam
Jawa Barat yaitu sebanyak 106.077.918
masing-masing sebanyak 376.142 kk
ekor pada tahun 2014. Selain jenis ini
dan 267.750 kk.
banyak diminati masyarakat dari sisi
peternak juga jenis ras potong lebih Gambar 9.4
menjanjikan dari sisi keuntungannya Jumlah Unggas Menurut Jenis
di Jawa Barat Tahun 2014

id
karena lebih gampang dalam
•27.630.194

o.
pemeliharaannya. Sedangkan itik sangat Ayam Buras
sedikit peminatnya di Jawa barat hanya
.g
Ayam Ras •13.290.146
ps

sebanyak 8.452.264 ekor. Petelur


.b

Dari sektor perikanan produksi Ayam Ras •106.077.918


Potong
ar

ikan terbanyak berasal dari budidaya


ikan di kolam yaitu sebanyak Itik •8.452.264
ab

466.638,06 ton dengan nilai produksi


j
://

sebesar Rp. 7.609.974.149. Produksi


Tabel 9.3
tp

ikan yang berasal berasal dari Produksi dan Nilai Produksi Ikan Menurut
ht

penangkapan, terbanyak berasal dari Tempat Penangkapan di Jawa Barat tahun


2014
laut sebanyak 206.156,68 ton dengan
nilai produksi sebesar 3.347.090.436 Tempat Produksi Nilai Produksi
Penangkapan/Pemeliharaan (Ton) (Rupiah)
rupiah.
Laut 206.156,68 3.347.090.436
Jika dilihat dari jumlah Rumah Penangkapan Perairan
Umum 12.848,15 326.089.316
tangga perikanan, terdapat 2 cara yang Tambak 310.481,09 7.883.789.402
dilakukan yaitu dengan cara Kolam 466.638,06 7.609.974.149
Sawah 30.531,67 490.157.315
penangkapan dan dengan budidaya. Budidaya Laut 1.014,84 1.929.795
Berdasarkan data dari dinas perikanan Keramba 226,91 3.884.654
Kolam Air 12.119,64 240.608.842
provinsi Jawa Barat pada tahun 2014
Jaring Apung 185.004,77 2.593.442.092
yang melakukan penangkapan ikan
dilaut sebanyak 18.265 orang/kk dan

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 29


PERTANIAN
ST2013 mencatat bahwa jumlah RTUP kategori ikan hias, Kabupaten Bogor
merupakan wilayah yang terbanyak membudidayakan ikan hias.

Gambar 9.5
Jumlah Rumah Tangga Perikanan Luas areal pemeliharaan ikan
di Jawa Barat Tahun 2014 (orang/kk) sangat mempengaruhi produksi yang
dihasilkan, semakin luas diharapkan
semakin banyak produksi ikan yang
akan dihasilkan. Tempat pemeliharaan
ikan yang paling luas di Provinsi Jawa
Barat Tahun 2014 adalah jenis tambak
dengan luas 64.264,56 hektar kemudian
sawah dan kolam dengan luas masing-

id
masing 43.782,60 hektar dan 20.767,54

o.
hektar, sedangkan laut hanya kisaran
.g563 unit
ps

Sumber: Dinas Perikanan Provinsi awaBarat,


.b
ar
ab

Gambar 9.6
Luas Areal Tempat Pemeliharaan Ikan
j

Menurut Jenis di Provinsi Jawa Barat


://

Tahun 2014
tp
ht

Tambak Sawah
64.264,56 Ha 43.782,60 Ha

Karamba Kolam
11.917,15 M 20.767,54 Ha

KAD Laut
1.730 Unit 563 Unit

Sumber: Dinas Perikanan Provinsi Jawa Barat

30 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


PERTAMBANGAN & ENERGI
Secara geografis beberapa tempat di Jawa Barat terdapat gugusan
gunung api.

Kontribusi sektor pertambangan


Tabel 10.1. Produksi Bahan Galian Tambang
dan penggalian terhadap PDRB Jawa di Jawa Barat (Ton) 2013-2014
Barat masih sangat rendah yaitu
Jenis Produksi
sebesar 2,43% pada tahun 2014. Bahan Galian
2013 2014
Namun demikian pertambangan di
Andesit, Andesit
8 024 317 855 1.942.740.675
Provinsi Jawa Barat masih sangat Batu Hias
Batu Kapur 7 550 957 620 480.362.996
berpotensi untuk terus digali dan
Bentonit 5 454 310 209.096
menjadikan sumber pendapatan. Secara
Feldspar 4 149 431 121.873

geografis beberapa tempat di Jawa Fosfat - -

Barat terdapat gugusan gunung Marmer 148 837,50 156.279,38

id
terutama gunung api sehingga bahan Pasir/Pasang 8 715,00 11.285,40

o.
galian tambangpun yang paling banyak .g Sirtu 1 772 545 365 935.042

Pasir Kuarsa, Batu


3 514 137 167 180.151.586
ditemukan adalah jenis batu andesit Urug, Pasir Kerikil
ps

Tanah Liat 5 335 714 130 58.560.153


yang banyak terdapat di lereng gunung
.b

Pasir/Tanah Urug 59 929 574 10.9843.796


api. Batu jenis ini masih jadi primadona
Trass 1 534 774 448 1.095.987
ar

dan banyak diminati oleh para kontraktor


Zeolit 12 003 12 2.703.719
ab

karena harganya jauh lebih murah dari Batu Bulat / Kali,


46 492 530 580.055
Alam, Split. Ades
batu granit.
j

Pasir Besi 679 178 091 16.060.005


://

Gipsum - 857,14
tp

Selama tahun 2014 produksi bahan


Bijih Besi -
ht

galian batu andesit sebanyak


1.942.740.675 ton, meskipun keadaan Tabel : 10.2. Penyediaan Penjualan dan
ini jauh menurun dibandingkan tahun Susut Energi Listrik di Jawa Barat Tahun
sebelumnya yaitu sebanyak 8 024 317 2014
855 ton, terbanyak kedua adalah jenis
Energi Siap Jual
bahan galian pasir kuarsa sebanyak 46.462.450.822
180.151.586 ton, pasir tanah urug
Penjualan
sebanyak 10.9843.796 , selain itu Jawa 42.885.919.543
Barat juga merupakan sumber tanah liat
sebagai bahan untuk membuat bata Susut
2.855.017.848
merah dan genting pada tahun 2014
mencapai 58.560.153 ton, (Tabel 10.1).

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 31


PERTAMBANGAN & ENERGI

Gambar 10.2. Jumlah Pelanggan, Daya Data energi listrik selama dua tahun
Tersambung, dan Energi
Listrik Terjual di Jawa Barat terakhir yaitu tahun 2013-2014, berturut-
Tahun 2013- 2014 turut menunjukkan peningkatan baik
jumlah pelanggan, daya tersambung,
Uraian 2013 2014 maupun energi yang terjual. Hal ini
sebagai respon dari kebutuhan energi
Jumlah
Pelanggan
10 276 128 10 969 431 listrik yang semakin meningkat, baik
pelanggan rumah tangga, pabrik,
Daya 19 411 289 638
Tersambung
7 998 810 968 ataupun usaha lainnya. Ketersediaan
energi listrik yang memadai dan

id
Energi yang
37 013 071 021 42 885 919 543 berkesinambungan menjadi hal yang
Terjual

o.
penting
.g untuk menggerakkan roda
perekonomian terutama sektor industri.
ps

Pada tahun 2014 jumlah pelanggan


.b

Tabel 10.3. Jumlah Pelanggan, Daya berdasarkan kelompok pemakai tercatat


ar

Tersambung, dan Energi Listrik


yang paling tinggi adalah pada pemakai
ab

Terjual Menurut Jenis Tarif


di Jawa Barat Tahun 2014 rumah tangga yaitu 10.354.331
j
://

pelanggan, begitu pun daya tersambung


tp

Jenis Jumlah Daya Energi yang


Tarif Pelanggan Tersambung Terjual sebesar 8.749.862.550 VA, sedangkan
ht

energi terjual lebih didominasi oleh


S (Sosial) 216.444 465.913.970 709.103.897
kelompok pelanggan industri sebesar
R (Rumah
tangga)
10.354.331 8.749.862.550 15.897.744.962 20.910.417.283 KWH, untuk rumah
B (Bisnis) 326.801 2.695.895.510 4.048.005.576 tangga energi yang terjual sebesar
15.897.744.962 KWH. Dari total
I (Industri) 12.926 6.696.942.150 20.910.417.283
keseluruhan energy listrik yang terjual
P (Publik) 57.092 320.862.358 628.774.285
hamper mencapai 43 miliar VA.
T,C,L 1.837 481.813.100 691.873.540

Jumlah 10.969.431 19.411.289.638 42.885.919.543

32 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


INDUSTRI PENGOLAHAN
Pada tahun 2014 laju pertumbuhan sektor industri sebesar 5,11 persen dengan
peranan sebesar 43,61 persen.

Tabel 11.1. PDRB dan LPE Sektor Sektor industri merupakan


Industri Provinsi Jawa Barat sektor utama dalam perekonomian
Indonesia yang memberikan kontribusi
terbesar dalam pertumbuhan ekonomi di
Jawa Barat. Provinsi Jawa Barat
mengalami pasang surut pertumbuhan
sektor industri, laju pertumbuhan sektor
industri tumbuh 5,11 persen pada tahun
2014 setelah sebelumnya sempat
mencapai 7,19 persen pada tahun 2013.

id
Sektor industri pengolahan penting bagi

o.
perekonomian
.g Jawa Barat, karena
secara struktur sektor ini berperan
ps

sebesar 43,23 persen pada tahun 2013


.b

dan mengalami sedikit peningkatan


Gambar 11.1 Peranan Lapangan
ar

Usaha Terhadap PDRB Kategori menjadi 43,61 persen pada tahun 2014.
ab

Industri Pengolahan Provinsi Jawa


Barat Tahun 2014 (Persen) Peranan sektor industri
j
://

pengolahan terhadap PDRB di Provinsi


tp

Jawa Barat sebesar 43,61 persen. Pada


ht

kategori industri pengolahan industri


yang memiliki peranan terbesar adalah
industri barang logam, computer, barang
eletronik, optic dan peralatan listrik yaitu
sebesar 22,6 persen kemudian diikuti
oleh industri alat angkutan dan industri
tekstil dan pakain jadi masing-masing
sebesar 19,7 persen dan 14,7 persen.

Sumber : Olahan BPS Jawa Barat, 2015

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 33


INDUSTRI PENGOLAHAN

Pada tahun 2014 jumlah unit Tabel 11.2. Jumlah Unit Industri Kecil
usaha industri kecil menengah dan Menengah dan besar di Jawa Barat
Tahun 2014
besar di Jawa Barat sebanyak 206.502
unit. Jumlah unit usaha sangat
mempengaruhi penyerapan tenaga kerja
Unit Usaha = 206.502
dan jumlah investasi. Pada Tahun 2014
sektor ini bisa menyerap tenaga kerja
sebanyak 4.586.920 orang dengan Tenaga Kerja (orang) = 4.586.920

jumlah investasi sebesar 280.064.465,-


juta rupiah. Investasi ( Juta Rp) = 280.064.465

id
o.
Jumlah tenaga kerja adalah Sumber Jawa Barat dalam Angka
Jawa Barat,2015
.g
banyaknya pekerja/karyawan rata-rata
ps

perhari kerja baik pekerja yang dibayar


Tabel 11.3. Jumlah Tenaga Kerja
.b

maupun pekerja yang tidak dibayar, baik


Industri Mikro dan Kecil di Jawa Barat
ar

pekerja Produksi maupun pekerja Tahun 2013-2014


ab

lainnya. Pada industri mikro di Jawa


Barat mengalami peningkatan jumlah
2013 2014
j
://

tenaga kerja dari sebanyak 768.672


tp

orang pada tahun 2013 menjadi 859.857


MIkro Mikro
ht

pada tahun 2014. Dan pada industri kecil 768.672 859.857


mengalami penurunan jumlah tenaga
kerja yaitu dari 909.687 orang pada Kecil Kecil
909.687 473.281
tahun 2013 menjadi 473.281 orang pada
tahun 2014.
Sumber: Statistik Indonesia 2014

34 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


INDUSTRI PENGOLAHAN
Selama tahun 2012 hingga tahun 2014, indeks produksi tahunan Industri Mikro
kecil dan menengah pertumbuhan tertinggi terjadi tahun 2013 yaitu sebesar
11,52 persen

Gambar 11.2. triwulanan selama 3 tahun terakhir ini


Pertumbuhan Produksi Industri Mikro cenderung berfluktuasi.
dan Kecil (2010=100) di Provinsi Jawa
Barat Tahun 2012-2014 Pada tahun 2012 indeks
produksi IMK pertumbuhan tertinggi
terjadi pada triwulan III sebesar 5,08
persen, dan pertumbuhan terendah
pada triwulan II sebesar -6,38 persen
selanjutnya pada tahun 2013 indeks
produksi IMK pertumbuhan tertinggi

id
terjadi di triwulan II sebesar 9,36

o.
persen dan terendah pada triwulan III
.g
sebesar -7,29 persen. Pada triwulan I
ps

dan III tahun 2014 mengalami


Gambar 11.3 Indeks Produksi Tahunan pertumbuhan negatif yaitu sebesar -
.b

Industri Mikro Kecil di Provinsi Jawa


1,68 dan -5,00, sedangkan pada
ar

Barat Tahun 2012-2014


triwulan II dan IV mengalami
ab

pertumbuhan ke arah positf masing-


j
://

masing sebesar 7,67 dan 2,96.


2012 2013 2014
tp

107,73 120,14 121,80 Indeks produksi tahunan


ht

industri mikro kecil di Provinsi Jawa

Sumber : Sumber : BPS RI


Barat sejak tahun 2012 hingga tahun
2014 mengalami pertumbuhan yang
cukup signifikan. Pada tahun 2012
Indeks produksi merupakan salah satu
indeks produksi mengalami
indikator untuk melihat perkembangan
pertumbuhan sebesar 1,73 persen dari
produksi sektor industri pengolahan
tahun sebelumnya, kemudian
secara periodek maupun secara
mengalami pertumbuhan yang cukup
tahunan. Berdasarkan gambar 11.2
besar pada tahun 2013 dengan
terlihat bahwa pertumbuhan produksi
pertumbuhan sebesar 11,52 persen
IMK (Industri Mikro dan Kecil)
dengan indeks sebesar 120,14. Pada
tahun 2014 indeks produksi tahunan

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 35


INDUSTRI PENGOLAHAN

mengalami pertumbuhan sebesar 1,38


persen. Pertumbuhan ini disebabkan
terjadinya beberapa peningkatan
produksi dari beberapa jenis industri di
Jawa Barat.

id
o.
.g
ps
.b
ar
j ab
://
tp
ht

36 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


KONSTRUKSI
Nilai konstruksi yang diselesaikan provinsi Jawa Barat selama periode 2013 hingga
2014 mengalami peningkatan.

Tabel 12.1 Sektor konstruksi merupakan


Indeks Pekerja Tetap, Hari Orang,
salah satu sektor penting dalam
Balas Jasa & Upah Serta Nilai
Konstruksi yang diselesaikan Tahun perekonomian di Jawa Barat. Indeks
2013 dan 2014
kegiatan konstruksi di Jawa Barat
selama 2013-2014 menunjukkan adanya
peningkatan indeks baik pada jumlah
pekerja, hari orang, balas jasa & upah
serta nilai konstruksi nya.

Penyerapan pekerja tetap

id
meningkat menjadi 116,00 pada tahun

o.
2014, dan pada pekerja harian juga
.g
mengalami peningkatan dari indeks
Sumber : Statistik Indonesia BPS RI
ps

sebesar 144,40 menjadi 145,55. Balas


jasa yang dibayarkan kepada sektor
.b

Gambar 12.1
konstruksi pada tahun 2014 sebesar
ar

NIlai Konstruksi yang diselesaikan


164,04 dengan indeks nilai konstruksi
ab

Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013


(Juta Rupiah) sebesar 179,55.
j
://

2009
Nilai konstruksi yang
tp

=
28.817.581,33
diselesaikan provinsi Jawa Barat selama
ht

2010
=
periode 2009 hingga 2014 mengalami
36.730.174,74 peningkatan. Dari nilai konstruksi
2011
sebesar 28.817.581,33 juta rupiah
=
42.304.805,00 meningkat menjadi 65.987.116 juta
2012 rupiah pada tahun 2014. Hal ini
=
50.400.626,00 menggambarkan bahwa Provinsi Jawa
2013* Barat mengalami peningkatan
=
58.053.300,00 pembangunan yang cukup signifikan
2014 karena terlihat peningkatan nilai
=
65.987.116 konstruksinya dari tahun ke tahun.
Sumber: Statistik Indonesia

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 37


KONSTRUKSI
Provinsi Jawa Barat merupakan 3 besar provinsi yang memiliki perusahaan konstruksi
terbanyak di Indonesia.

akhirnya pada tahun 2014 jumlah


Dari sisi kondisi dan prospek
perusahaan konstruksi ada sebanyak
bisnis secara para pengusaha optimis
9.551.
pada kemajuan sektor konstruksi, Hal ini
bisa kita lihat dari perkembangan jumlah Gambar 12.2 Jumlah Pekerja Tetap,
Jumlah OH Pekerja Harian Lepas dan
pekerja tetap dan peningkatan balas
Jumlah Balas Jasa Pekerja Tetap &
jasa yang diberikan kepada pekerja. Upah Pekerja Tahun 2013-2014
Karena pada dasarnya semakin banyak
pekerjaan yang harus diselesaikan maka Uraian 2013 2014
semakin banyak pula pekerja yang Pekerja Tetap (orang) 73.465 74.541

id
dibutuhkan. Jumlah pekerja tetap pada
Hari orang Pekerja

o.
tahun 2013 sebanyak 73.465 orang harian Lepas (hari 127.534.297 141.859.822
meningkat mejadi 74.541 orang pada
.g
Orang)
ps

tahun 2014, peningkatan yang sama Balas Jasa Pekerja


8.287.710 9.380.215
juga pada pekerja harian lepas. Balas Tetap& Upah Pekerja
.b

jasa yang dikeluarkan juga mengalami


ar

Sumber : Statistik Indonesia BPS RI


peningkatan yaitu sebesar 8.287.710
ab

juta rupiah pada tahun 2013 menjadi Gambar 12.3


j
://

9.380.215 juta rupiah pada tahun 2014 Jumlah Perusahaan Konstruksi


tp

di Provinsi Jawa Barat


Peningkatan jumlah perusahaan Tahun 2011-2014
ht

konstruksi menggambarkan banyaknya


pekerjaan kosntruksi di suatu daerah 2011 2012 2013 2014
tertentu. Provinsi Jawa Barat merupakan = = = =
10.262 9.602 9.892 9.551
3 besar provinsi yang memiliki
perusahaan konstruksi terbanyak di
Indonesia. Sejak tahun 2011 hingga Sumber: Statistik Indonesia BPS RI

tahun 2014 jumlah perusahaan


konstruksi mengalami fluktuasi. Terjadi
penurunan dari 2011 hingga 2012
menjadi 9.602 perusahan. Selanjutnya
terjadi sedikit penambahan sekitar 290
perusahan pada tahun 2013 hingga

38 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


HOTEL & PARIWISATA
Jumlah Wisatawan ke objek wisata tahun 2014 turun sebesar 30,69 persen
sedangkan jumlah wisatawan ke akomodasi naik 52,54 persen.

Jawa Barat merupakan salah satu


provinsi di Indonesia yang memiliki alam
dan pemandangan yang indah serta
memiliki berbagai potensi yang dapat Tabel 13.1. Statistik Hotel dan Pariwisata
diberdayakan, antara lain menyangkut Jawa Barat Tahun 2012-2014

sumber daya alam dan pemanfaatan Uraian 2012 2013 2014


lahan, sumber daya hutan, sumber daya
Jumlah Pengunjung ke Objek Wisata
pesisir dan laut, serta sumber daya
Jumlah 28 679 423 - 15.276.824
perekonomian yang ditandai dengan
Wisatawan
454 408 - 902.735
semakin menggeliatnya di sektor Mancanegara

id
perdagangan juga keragaman budaya Wisatawan
28 679 423 - 14.374.089

o.
Nusantara
yang tidak kalah menarik untuk Jumlah Pengunjung Hotel & ke Akomodasi Lainnya
.g
dikunjungi oleh wisatawan. Letak Jumlah 10 788 199 - 34.677.903
ps

geografis yang berbatasan dengan DKI Wisatawan


666 830 - 1.059.904
.b

Mancanegara
Jakarta dan sebelah timur dengan
Wisatawan
ar

10 121 289 - 33.617.999


Provinsi Jawa Tengah, membuat Nusantara
ab

Provinsi Jawa Barat merupakan wilayah


Gambar 13.1. Persentase Tingkat
strategis untuk mengembangkan sektor Penghunian Kamar Hotel
j
://

dan akomodasi Lainnya


pariwisata. di Jawa Barat Tahun 2014
tp

Hal tersebut terbukti dengan


ht

meningkatnya jumlah pengunjung ke Hotel •47,02


Hotel dan akomodasi lainnya di Jawa Berbintang

Barat mengalami kenaikan yang cukup


signifikan yaitu dari 10.788.199 pada Hotel •35,68
Non Bintang
tahun 2012 menjadi 34.677.903 pada
tahun 2014 atau mengalami kenaikan
serlama kurun waktu 2 tahun sebesar Akomodasi •17,30
Lainnya
68,89 % dengan proporsi kenaikan
terbanyak adalah wisatawan nusantara Sumber: Jawa Barat Dalam Angka

yaitu sebanyak 33.617.999 orang atau


naik sebesar 69,89 Persen .

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 39


HOTEL & PARIWISATA
Keberadaan hotel di Jawa barat terus mengalami peningkatan selama tahun 2014
jumlah hotel bertambah baik bintang maupun non bintang sebanyak 285 unit.

Tabel 13.2. Statistik hotel Bintang dan Wisatawan manca Negara sebanyak
Non Bintang di Jawa Barat
Tahun 2011-2013 1.059.904 orang pada tahun 2014 atau
naik sebanyak 37,08 persen selama
Uraian 2012 2013 2014 kurun waktu 2 tahun.
Jumlah Hotel Namun peningkatan wisatawan
Hotel Berbintang 210 253 terhadap hotel dan akomodasi lainnya
1 649
Hotel Non
1 442 1 681
tidak dibarengi dengan peningkatan
Bintang
wisatawan terhadap objek wisata, hal ini
Jumlah Kamar
terlihat pada table 13.1 jumlah
Hotel Berbintang 18 643
wisatawan yang berkunjung ke objek

id
52 493 56.156
Hotel Non
31 721 wisata pada tahun 2012 sebanyak

o.
Bintang
28.679.423 orang,
.g menurun drastis
Jumlah Tempat Tidur
pada tahun 2014 yang hanya mencapai
ps
Hotel Bintang &
82 603 85 861 91 109
Non Bintang 15.276.824 orang, penurunan ini terjadi
.b

pada wisatawan lokal dari 28.679.423


ar

Gambar 13.3. Rata-rata Lama Menginap orang pada tahun 2012 menjadi
ab

Tamu Asing dan Domestik 14.374.089 ditahun 2014 atau terjadi


di Provinsi Jawa Barat
penurunan sebesar 49,88 persen .
j

Tahun 2014 (Hari)


://

Kondisi ini merupakan pekerjaan rumah


tp

Desember 1.49 1.19


bagi pemerintah Provinsi Jawa Barat
ht

November 1.55 1.22


Oktober 1.59 1.23 khususnya Dinas Pariwisata dan
September 1.54 1.28 Kebudayaan untuk lebih gencar dalam
Agustus 1.62 1.19 mempromosikan tempat wisata di Jawa
Juli 1.63 1.36
Barat.
Juni 1.6 1.24
Dalam rangka mendukung
Mei 1.68 1.31
April 1.57 1.3
perkembangan sektor pariwisata di
Maret 1.62 1.37 Provinsi Jawa Barat maka keberadaan
Februari 1.69 1.33 hotel menjadi hal yang penting untuk
Januari 1.54 1.32 memfasilitasi para wisatawan yang
0% 20% 40% 60% 80% 100%
berkunjung.
Hotel Bintang Hotel Non Bintang Dari keseluruhan tingkat hunian
hotel pada tahun 2014 menunjukan

40 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


HOTEL & PARIWISATA
Rata-rata tamu menginap selama 2014 kurang dari 2 hari.

tingkat hunian hotel berbintang sebesar terjadi pada bulan Maret yaitu 1,37 hari
47,02%, hotel non bintang sebanyak terendah terjadi pada bulan Agustus
35,68%, dan tingkat hunian akomodasi dan bulan desember yaitu 1,19 hari.
lainnya sebanyak 17,30% (Gambar
13.1).
Berdasarkan data Statistik
perhotelan pada tahun 2014, terjadi
penambahan jumlah hotel sebanyak 32
unit yaitu dari 1.649 unit hotel pada
tahun 2013 menjadi 1.681 unit hotel

id
pada tahun 2014. Jumlah kamar hotel

o.
untuk tahun 2014 terjadi penambahan .g
sebanyak 3.663 yaitu dari 52.493 unit
ps

kamar menjadi 56.156 unit kamar hotel.


.b

Penambahan jumlah unit kamar diikuti


ar

juga dengan penambahan tempat tidur.


ab

Pada tahun 2014 terjadi penambahan


tempat tidur sebanyak 5.248 buah dari
j
://

85.861 tahun 2013 menjadi 91.109


tp

buah.
ht

Dari Tabel 13.3 terlihat bahwa rata-


rata lama menginap pada hotel di Jawa
Barat selama tahun 2014 adalah kurang
dari 2 hari, pada hotel berbintang rata-
rata tamu menginap tertinggi terjadi
pada bulan Februari yaitu 1,69 hari.
yang terendah pada bulan Desember
yaitu 1,39 hari, begitu pula yang terjadi
pada hotel non bintang rata-rata lama
tamu menginap adalah kurang dari 2
hari, rata rata lama meninap tertinggi

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 41


TRANSPORTASI & KOMUNIKASI
Tahun 2013 kondisi jalan di Jawa Barat 45,27% dengan kondisi baik
dan hampir 85,02% sudah beraspal.

Pengembangan transportasi Gambar 14.1. Statistik Jenis Permukaan


Jalan di Jawa Barat 2013
beserta infrastrukturnya sangat penting
dalam menunjang dan menggerakkan
1000
dinamika pembangunan, karena
transportasi berfungsi sebagai
katalisator dalam mendukung 100
pertumbuhan ekonomi dan
pengembangan wilayah.
10

Jenis permukaan jalan akan sangat

id
mempengaruhi kinerja sektor angkutan. 1 Aspal Kerikil Tanah Tidak

o.
Pada tahun 2013 jenis permukaan jalan dirinci
2012 19090.67 1994.79 317.8 1345.34
yang beraspal sudah mencapai
.g
2013 19344.85 1916.25 295.54 1194.51
ps

19.344.85 km atau mencapai 85,02% ini


mengindikasikan bahwa infrastruktur
.b

jalan raya di Jawa Barat sudah Gambar 14.2. Statistik Kondisi Jalan
ar

di Jawa Barat 2013


membaik. Dari gambar 14.1 dapat
ab

12000
terlihat bahwa jenis permukaan jalan 10000
j
://

yang masih kerikil sepanjang 1.916.25 8000


tp

6000
km atau 8,42%, tidak dirinci sepanjang
4000
ht

1.194 atau 5,2%, dan sisanya masih 2000


tanah sebesar sepanjang 295.54 atau 0
Rusak
Baik Sedang Rusak
Berat
1,29%.
2012 10033.67 5071.39 4406.06 3237.47
2013 10299.74 4999.02 4163.72 3288.67
Jika dilihat secara spasial, jalan
terpanjang dengan permukaan aspal
pada tahun 2013 berada di Kabupaten
Karawang yaitu sepanjang 2.537,27 Km,
sedangkan yang terpendek ada di Kota
Cimahi yaitu sepanjang 118,96 Km. Hal
ini tentu saja akan sejalan dengan luas
wilayahnya.

42 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


TRANSPORTASI & KOMUNIKASI
Selama tahun 2014 puncak penumpang tertinggi pada bulan Mei yaitu sebanyak 3,8
juta orang penumpang yang diangkut.

Tabel 14.1. Lalu Lintas Penumpang dan kabupaten/kota sepanjang 22.751,55


Barang Kereta Api di Wilayah
Jawa Barat Tahun 2014 KM dengan kondisi jalan kategori baik
Penumpang Penumpang sepanjang 10.299,74 KM atau 45,27%,
Bulan Diangkut /Km
(Orang) 000 Orang kategori yang sebelumnya mencapai
01. Januari/January 3 270 566 459 586
02. Februari/February 2 606 789 337 084 10.033,67 atau 44,10%, kategori sedang
03. Maret/March 3 481 843 654 829 mencapai 4.999,02 KM atau 21,97% dari
04. April/April 3 552 258 648 872
total panjang jalan yang ada. Jalan
05. Mei/May 3 823 019 738 558
06. Juni/June 3 379 181 593 177 dengan kondisi rusak sepanjang
07. Juli/July 3 124 783 501 402
4.163,72 KM atau sebesar 18,30% dan
08. Agustus/August 3 371 461 649 342
09. September/September 2 865 777 543 513
kondisi jalan rusak berat sepanjang

id
10. Oktober/October 3 141 511 615 438 3.288,67 km atau sebesar 14,45%.

o.
11. Nopember/November 3 119 418 564 891
.g Trend pertumbuhan angkutan
12. Desember/December 3 271 651 569 352
Jumlah/Total 39 008 257 6 876 043 kereta api dari tahun-ketahun terus
ps

mengalami pertumbuhan, hal ini sejalan


.b

dengan semakin tingginya tingkat


Tabel 14.2. Lalu Lintas Barang Angkutan
ar

Kereta Api di Wilayah Jawa Barat, 2014 mobilitas penduduk baik yang masuk
ab

Barang
Jarak-Berat/
maupun keluar Jawa Barat, didukung
Bulan Diangkut/
Ton/Km (000)
oleh kepercayaan masyarakat terhadap
j

(Ton)
://

01. Januari/January 63 828 10 942


transportasi ini, karena merasa lebih
tp

02. Februari/February 50 250 12 133


03. Maret/March 52 316 12 488 aman nyaman bebas dari kemacetan.
ht

04. April/April 55 725 13 244 Dari data penumpang yang berangkat


05. Mei/May 69 961 15 562
06. Juni/June
dari tiap stasiun yang ada di Jawa Barat,
68 170 14 674
07. Juli/July 48 072 10 609 pada tahun 2014 ada sekitar 39.008.257
08. Agustus/August 55 747 12 517 orang penumpang yang diangkut.
09. September/September 77 724 17 575
10. Oktober/October
Selama tahun 2014 puncak penumpang
101 823 23 130
11. Nopember/November 94 149 22 418 tertinggi pada bulan Mei yaitu sebanyak
12. Desember/December 80 731 18 671 3,8 juta orang penumpang yang
818 497 183 964
Jumlah/Total diangkut, sedangkan yang terendah ada
pada bulan Februari sebanyak 2,6 juta
orang penumpang. Penumpang per kilo

Total panjang jalan di Jawa Barat meter pada tahun 2014 sebanyak

pada tahun 2013 yang tersebar di 6.846.043 (Tabel 14.1).

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 43


TRANSPORTASI & KOMUNIKASI
penerbangan tertinggi yaitu pada bulan Maret dengan intensitas penerbangan
sebanyak 1.035 sedangkan penerbangan yang datang 1.043 kali.

Salah satu bandar udara di Jawa Tabel 14.3. Jumlah Surat yang Dikirim Lewat
Pos Dalam dan luar Negeri
Barat yang merupakan pintu gerbang Tahun 2011-2013
akses ke Jawa Barat, khususnya kota
Bandung adalah Bandara Husein
Sastranegara. Dari data penerbangan
lalulintas penumpang baik domestik
maupun internasional tercatat bahwa
selama tahun 2014 penumpang yang
berangkat sebanyak 1.002.161 orang.
Bila kita cermati tabel 14.2, intensitas

id
penumpang terbanyak ada pada bulan

o.
Juni untuk penumpang datang sebanyak .g
91.426 untuk berangkat sebanyak Gambar 14.3. Jumlah Pos Paket yang
ps

91.957 orang. Sedangkan intensitas Dikirim & Diterima Menurut


Pengiriman Dalam dan Luar
.b

penumpang terendah pada bulan Negeri di Jawa Barat 2014


ar

Februari sebanyak 73.345 orang untuk


ab

berangkat sedangkan penumpang


Jenis Paket Pengiriman Penerimaan
datang sebanyak 76.486 orang.
j
://

Sedangkan untuk penerbangan


tp

tertinggi yaitu pada bulan Maret dengan Biasa 4.439.101 4.499.555


ht

intensitas penerbangan sebanyak 1.035


sedangkan penerbangan yang datang Kilat 3.257.454 3.316.291
1.043 kali.
Luar
35.021 52.884
Negeri

44 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


TRANSPORTASI & KOMUNIKASI

Dalam perekonomian suatu Pos untuk paket biasa 4.499.55 paket


wilayah, teknologi informasi mempunyai kilat 3.316.291 dan paket luar negeri
peran yang penting dalam perekonomian sebanyak 52.884 paket.
karena dengan berkembangnya
teknologi informasi, perekonomian suatu
wilayah akan mengalami perubahan
yang sangat signifikan. Banyak hal yang
dirasa berbeda dan berubah dibanding
dengan cara yang berkembang
sebelumnya, saat ini jarak dan waktu

id
bukanlah masalah yang berarti untuk

o.
mendukung pertumbuhan ekonomi. .g
Berbagai aplikasi tercipta untuk
ps

memfasilitasinya. Media surat sebagai


.b

alat komunikasi yang pada eranya


ar

merupakan alat utama dalam melakukan


ab

komunikasi, kini pada era digital surat


sudah mulai tergantikan oleh media
j
://

lainnya seperti: e-mail, telepon, dan


tp

bentuk media digital lainnya. Namun


ht

demikian keberadaan Pos dalam hal


surat menyurat masih banyak diminati
terbukti pada tahun 2013 terkirim surat
biasa sebanyak 4.549.454, kilat khusus
dan express masing masing 5.489.623
dan 3.186.287. Demikian juga dengan
pos paket yang dikirim dan diterima oleh
PT. Pos Bandung tahun 2014. Jenis
pengiriman paket biasa 4.439.101 paket
kilat sebanyak 3.257.454 dan paket luar
negeri sebanyak 35.021 paket
sedangkan penerimaan paket oleh PT

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 45


PERBANKAN & INVESTASI
Pada tahun 2013 masyarakat lebih memilih simpanan dalam bentuk tabungan jika
dibandingkan dalam bentuk giro atau simpanan berjangka.

Menurut definisi Bank Indonesia, Tabel 15.1. Jumlah Perbankan di


Jawa Barat 2011-2013 (Unit)
bank merupakan lembaga keuangan
dengan fungsi sebagai lembaga
Uraian 2011 2012 2013
intermediasi, yang membantu
kelancaran sistem pembayaran, serta Bank Umum 66 66 57

merupakan lembaga yang menjadi Bank BPR 321 307 307


sarana dalam pelaksanaan kebijakan
Bank Syariah 39 38 43
pemerintah yaitu kebijakan moneter.
Pembiayaan 43 43 43
Kebijakan perbankan dirumuskan dan
Sumber: Bank Indonesia, 2014
dilaksanakan oleh BI pada dasarnya

id
merupakan bagian dari upaya untuk Gambar 15.1. Posisi Simpanan Masyarakat

o.
Rupiah dan Valuta Asing
menciptakan, menjaga, dan memelihara .g Bank Umum dan BPR
sistem perbankan yang sehat. di Provinsi Jawa Barat
Tahun 2011-2013
ps

(trilyun rupiah)
Perkembangan dan kemajuan
.b

perbankan terutama di wilayah Jawa


ar

Barat salah satunya dapat diamati dari


ab

sisi kuantitas dalam suatu periode.


j
://

Jumlah bank di Jawa Barat pada kurun


tp

dua tahun 2011-2013 yaitu meliputi Bank


ht

Umum, Bank BPR, Bank Syariah, dan


Pembiayaan menunjukkan perubahan,
yaitu jumlah Bank Umum berkurang
menjadi 57 dan Bank Syariah bertambah
menjadi 43 unit seperti terlihat pada
Tabel 15.1.
Sumber: Bank Indonesia, 2014

46 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


PERBANKAN & INVESTASI
Realisasi total investasi PMA pada tahun 2013 meningkat tetapi peningkatan itu tidak
diikuti oleh penambahan jumlah tenaga kerja.

Tabel 15.2. Realisasi Investasi PMA Dalam kurun tiga tahun (2011-2013)
di Jawa Barat Tahun 2011-2013
minat masyarakat untuk menyimpan

Uraian
Tenaga Investasi (Juta dana pada lembaga perbankan masih
Kerja (TK) Rupiah)
tinggi. Hal ini terbukti dari pertumbuhan
2011 280 713 41 445 630,519 yang signifikan dari ketiga bentuk
simpanan masyarakat di lembaga
2012 344 383 36 656 553,903
perbankan yaitu giro, tabungan, dan
2013 290 907 67 500 904, 581 simpanan berjangka. Untuk Giro,

Sumber: BKPPMD, 2014


tabungan dan simpanan berjangka,
posisi simpanan masyarakat tertinggi

id
Tabel 15.3. Realisasi Investasi PMDN
di Jawa Barat Tahun 2011-2013 terjadi pada tahun 2013. Masyarakat

o.
pada tahun 2013 paling banyak memilih
.g
Tenaga Investasi (Juta
Uraian simpanan dalam bentuk tabungan yaitu
Kerja (TK) Rupiah)
ps

sebesar 135,613 trilyun rupiah,


2011 115 997 7 305 546,091
.b

kemudian diikuti dalam bentuk simpanan


ar

2012 93 007 16 023 966,764 berjangka sebesar 220,937 triyun rupiah,


ab

dan sebesar 54,703 trilyun rupiah.


2013 88 223 26 018 005,187
Secara umum perekonomian
j
://

Sumber: BKPPMD, 2014 Provinsi Jawa Barat selama kurun waktu


tp

2011-2013 tumbuh di atas 6%. Hal ini


ht

menjadi pendorong bagi perkembangan


iklim investasi dalam kurun tiga tahun
terakhir (2011-2013). Upaya perbaikan
dan penambahan infrastruktur, efisiensi
birokrasi, dan kebijakan yang
mendukung merupakan beberapa kunci
peningkatan investasi. Potensi konsumsi
domestik yang besar merupakan daya
tarik tersendiri bagi investor untuk
berinvestasi di Indonesia khususnya
potensi pasar di Jawa Barat.

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 47


PERBANKAN & INVESTASI
Realisasi total investasi PMDN tahun 2013 meningkat tipis dan terjadi
pengurangan jumah tenaga kerja.

ealisasi investasi PMA (penanaman Berkembangnya keadaan


modal asing) di Provinsi Jawa Barat perekonomian juga mempengaruhi
mengalami fluktuasi sejak tahun 2011 posisi pinjaman baik berupa valuta asing
hingga 2013. Pada tabel 15.3 terlihat maupun rupiah. Apabila kita lihat jenis
terjadinya penurunan investasi asing ke penggunaanya, menurut data dari Bank
Jawa Barat sebesar 11,55% atau Indonesia jenis penggunaanya ada yang
menurun sebesar 4.789.076,616 juta berupa modal kerja, investasi dan juga
rupiah. Kemudian terjadi peningkatan untuk konsumsi.
investasi yang cukup signifikan pada Pinjaman dalam bentuk rupiah, di
tahun 2013, dengan kenaikan investasi Provinsi Jawa Barat, sejak tahun 2011

id
sebesar 84,14% atau sebesar hingga tahun 2013 terus mengalami

o.
30.844.350,68 juta rupiah. peningkatan jumlah pinjaman. Apabila
.g
Peningkatan investasi pada tahun kita amati lebih cermat dari tahun ke
ps

2013 tidak diikuti dengan penyerapan tahun paling banyak digunakan untuk
.b

tenaga kerja yang besar pula, hal ini bisa konsumsi, yaitu sebesar 113.092.435
ar

terjadi karena adanya peningkatan upah juta rupiah terus berkembang hingga
ab

minimum tenaga kerja yang meningkat menjadi 161.268.419 juta rupiah pada
sehingga banyak perusahaan yang tidak tahun 2013. Kemudian penggunaan
j
://

melakukan penambahan jumlah tenaga pinjaman juga banyak yang digunakan


tp

kerja. untuk modal kerja sebesar 96.031.788


ht

Sedangkan pada PMDN juta rupiah pada tahun 2011, meningkat


(penanaman modal dalam negeri) menjadi 122.682.888 juta rupiah pada
terlihat terjadinya peningkatan investasi tahun 2012 dan menjadi 140.278.954
dari tahun 2011 hingga tahun 2013 ini, juta rupiah pada tahun 2013. Pinjaman
terjadi peningkatan sebesar 119,34% rupiah yang digunakan untuk investasi
pada tahun 2012 dan sebesar 62,37% paling kecil yaitu sebesar 64.432.180
pada tahun 2013. Tetapi peningkatan juta rupiah pada tahun 2013.
investasi ini tidak diikuti dengan
peningkatan penyerapan tenaga kerja,
jumlah tenaga kerja mengalami
penurunan terus dari tahun 2011 hingga
tahun 2013.

48 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


PERBANKAN & INVESTASI
Masyarakat Jawa Barat lebih banyak menggunakan pinjaman untuk keperluan
konsumsi jika dibandingkan untuk investasi dan modal kerja..

Tabel 15.5. Posisi Pinjaman Rupiah dan 36.521.142 juta rupiah dan investasi
Valuta asing yang Diberikan sebesar 21.767.308 juta rupiah.
Bank Umum dan BPR Menurut Pinjaman dalam bentuk valas yang
Jenis Penggunaan Berdasarkan
digunakan untuk konsumsi terbesar
di Provinsi Jawa Barat
pada tahun 2012 yaitu sebesar
(Juta Rupiah)
1.287.980 juta rupiah kemudian
mengalami penurunan kembali pada
tahun 2013 menjadi sebesar 372.492
juta rupiah

id
o.
.g
ps
.b
ar
j ab
://

Sumber: Bank Indonesia, 2014


tp
ht

Masyarakat Jawa Barat banyak


melakukan pinjaman dalam bentuk valas
untuk digunakan sebagai modal kerja
dan investasi, hanya sedikit yang
digunakan untuk konsumsi. Terus terjadi
peningkatan pinjaman dalam bentuk
valas sejak tahun 2011 hingga tahun
2013 yang digunakan sebagai modal
kerja dan investasi. Pada tahun 2013
pinjaman dalam bentuk valas yang
digunakan untuk modal kerja sebesar

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 49


HARGA-HARGA
Secara umum komoditi lima bahan pokok di Jawa Barat terus mengalami kenaikan
selama periode 2012-2014.

Perkembangan harga barang dan Tabel 16.1 Pertumbuhan Harga Lima


jasa di suatu wilayah dalam suatu Bahan Pokok di Kota Bandung Tahun
2012-2014 (Persen)
periode dapat memberikan gambaran
perekonomian wilayah tersebut.
Pemantauan harga barang dan jasa
secara berkala di beberapa pasar
konsumen dilakukan untuk menjaga
keseimbangan harga dan antisipasi
adanya permainan harga di pasaran

id
Perkembangan lima harga

o.
bahan pokok di Kota Bandung yaitu
beras, minyak goreng, gula pasir, telur
.g
ps

ayam ras dan daging ayam ras selama


Selama tiga tahun terakhir (2012-2014)
Tahun 2014 menunjukkan peningkatan.
.b

komoditas gula pasir mengalami


Hal ini terindikasi dari kenaikan rata-rata
ar

penurunan harga menjadi 11.474 rupiah


harga.
ab

pada tahun 2014 setelah sebelumnya


j

Selama tiga tahun berturut-turut mencapai kisaran harga 12.351 pada


://

komoditas beras secara umum tahun 2013. Harga komoditas telur ayam
tp

mengalami peningkatan harga. Pada ras selama tiga tahun terakhir (2012-
ht

tahun 2014 harga beras 9.003 rupiah per 2014) mengalami peningkatan secara
kg . Komoditas minyak goreng juga berturut-turut, peningkatan pada tahun
mengalami peningkatan harga dari tahun 2013 lebih besar jika dibandingkan tahun
2013 menjadi 11.613 rupiah pada tahun 2014
2014. Kenaikan yang signifikan ini
Harga komoditas daging ayam
disebabkan karena adanya kebijakan
ras pada Tahun 2014 mengalami
pemerintah mengenai kenaikan harga
kenaikan sebesar 1,15 persen, harga
bahan bakar minyak yang
daging ayam ras mencapai sebesar Rp.
mempengaruhi pada kenaikan harga
29.512 per kg.
bahan pokok. permintaan ekspor yang
meningkat, ditambah dengan

50 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


HARGA-HARGA
Selama periode 2013-2014 angka inflasi 7 Kota di Jawa Barat
menembus angka lebih dari 10 persen.

Tabel 16.2.
Inflasi di Tujuh Kota Jawa Barat selama Inflasi merupakan kenaikan
Tahun 2012-2014 (Persen)
harga barang dan jasa secara umum
yang dikonsumsi oleh masyarakat pada
suatu periode tertentu. Tingkat inflasi
yang terjadi secara terus menerus akan
menyebabkan menurunnya daya beli
masyarakat.

Pada tahun 2012 tingkat inflasi

id
di tujuh kota di Jawa Barat berada di

o.
kisaran 3-4 persen setahun. Tetapi hal
.g
itu tidak terjadi di Tahun 2013 dan tahun
ps

2014 tingkat inflasi di tujuh kota di Jawa


.b

Barat terjadi pada kisaran 6-10,97


ar

Sumber : Jawa Barat Dalam Angka 2015 persen setahun.


ab

Gambar 16.2. Inflasi Gabungan Pada tahun 2013, Inflasi


Tujuh Kota di Jawa Barat Tahun
j

tertinggi terjadi di 3 Kota di Jawa Barat,


://

2011-2014 (Persen)
tp

yaitu Kota Depok, Kota Bekasi dan Kota


Bogor masing-masing sebesar 10,97;
ht

2011 2012 2013 2014 9.46 dan 8,55.


3.10 3.86 9.15 7.60
Tingkat inflasi di Jawa Barat dari
tahun ke tahun mengalami perubahan.
Sumber: Jawa Barat Dalam Angka 2014, diolah
Inflasi (Y-o-Y) tahun 2013 tercatat paling
besar selama empat tahun terakhir yaitu
sebesar 9,15 persen.

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 51


HARGA-HARGA

Apabila kita lihat untuk inflasi bulanan


dari Januari 2014 hingga Desember 2014 Gambar 16.3. Inflasi Bulanan
gabungan tujuh kota di Jawa Barat, terlihat Gabungan Tujuh Kota di Jawa
Barat Tahun 2014 (Persen)
pergerakan inflasi tertinggi pada bulan
Desember 2014 yaitu sebesar 2,14 persen.
Pada tahun 2014 sempat mengalami deflasi
pada bulan April yaitu sebesar 0,32 perse

id
o.
.g
ps
.b
ar
j ab
://
tp
ht

52 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


PENGELUARAN PENDUDUK
Pengeluaran penduduk Jawa Barat mengalami transformasi orientasi konsumsi
menjadi dominan pada kelompok komoditi bukan makanan.

Pengeluaran penduduk dalam pengeluaran seratus ribu hanya


pengertian yang lebih luas adalah mencapai 4%.
seluruh pengeluaran yang dilakukan
Gambar 17.1. Perbandingan Konsumsi
oleh penduduk atau masyarakat untuk perkapita Makanan dan
Non Makanan Tahun 2013
memenuhi kebutuhannya, dalam hal ini
di Provinsi Jawa Barat
pengeluaran konsumsi rumahtangga dan
investasi. Pendapatan penduduk sangat
berpengaruh terhadap pola
konsumsinya, semakin besar Non
Makanan
pendapatan semakin besar 50.20

id
konsumsinya. Pada tahun 2013

o.
pengeluaran konsumsi rumahtangga di .g Makanan
Jawa Barat untuk makanan lebih kecil 49.80
ps

daripada non makanan. Kecenderungan


.b

konsumsi penduduk suatu wilayah


ar

dengan perekonomian yang lebih baik


ab

dan maju, maka proporsi konsumsi


Gambar 17.2. Konsumsi Perkapita Makanan
makanan akan menjadi lebih kecil Menurut Golongan
j
://

Pengeluaran Perkapita
daripada non makanan. di Provinsi Jawa Barat 2013
tp
ht

Perubahan tersebut sangat


4% 6%
dipengaruhi oleh konsumsi makanan 100.000-149.999
8%
penduduk pada golongan pengeluaran 150.000-199.999
32% 200.000-299.999
perkapita di atas satu juta rupiah per 11% 300.000-499.999
bulan. Konsumsi perkapita pada
17% 500.000-749.999
golongan tersebut sangat tinggi 22% 750.000-999.999
mencapai 32% atau sebesar Rp. >1000.000

687.592, begitu pun dengan kelompok


pengeluaran 750 ribu ke atas mencapai
22% jauh melebihi konsumsi rata-rata
penduduk yang hanya sebesar Rp.365
ribu. Sedangkan golongan kelompok

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 53


PENGELUARAN PENDUDUK
Persentase jumlah penduduk terbesar berada pada golongan pengeluaran
perkapita antara Rp.300 ribu-Rp.499 ribu yaitu sebesar 32,43 persen.

Tabel 17.1. Konsumsi Perkapita Seperti halnya konsumsi


Non Makanan Menurut Golongan
Pengeluaran Perkapita masyarakat terhadap makanan, untuk
di Provinsi Jawa Barat 2013 kebutuhan non makananpun terlihat
Jenis Barang I 2 3 4 pada golongan pengeluaran 750 ribu ke
1.Perumahan dan Fasilitas 24 471 33 822 48 742 74 313 atas. Dari kelompok tersebut yang lebih
Rumah Tangga
2.Aneka Barang dan Jasa 16 629 22 261 34 443 52 410
besar nilainya pengeluarannya adalah
untuk kebutuhan aneka barang dan jasa
3.Pakaian Alas kaki dan 3 866 3 454 5 526 9 959
Tutup Kepala yaitu sebesar 411.757 rupiah, disusul
4. Barang-barang tahan lama 76 443 972 3 176
dengan perumahan dan fasilitas rumah
5. Pajak Pemakaian dan 407 703 1 481 2 733
tangga sebesar 399.738 rupiah dengan
Premi

id
6. Keperluan Pesta dan 45 449 20 243 699 total pengeluaran kelompok ini adalah

o.
Upacara
133.001 60.703 91.406 143.289 diatas
.g 1 juta perorang per tahun.
Jumlah
Keadaan ini melebihi angka rata-rata
Lanjutan
ps

Rata- perkapita yang hanya 363.995 rupiah.


.b

Jenis barang 5 6 7 rata Per


Kapita Sedangkan rata-rata pengeluaran paling
ar

1.Perumahan dan Fasilitas 125 425 181 208 399 738 154 684
kecil ada pada kelompok pengeluaran
Rumah Tangga
ab

2.Aneka Barang dan Jasa 93 100 144 348 411 757 136 734 150 ribu keatas yaitu dengan total
3.Pakaian Alas kaki dan 18 824 26 444 56 636 21 822
60.703 rupiah dengan penyumbang
j

Tutup Kepala
://

4. Barang-barang tahan lama 7 351 15 985 122 010 27 862


pengeluaran terbesar ada pada
tp

5. Pajak Pemakaian dan 6 191 10 801 47 723 12 747


kebutuhan perumahan dan fasilitas
ht

Premi
6. Keperluan Pesta dan 1 724 4 881 46 896 10 146 rumah tangga yaitu sebesar 33 ribu
Upacara
Jumlah 252 615 383 667 1 084 760 363 995 perorang perbulannya. Jika dilihat rata-
Sumber: Jawa Barat Dalam Angka 2014 rata perkapita untuk kebuhan non
makanan, penyumbang yang paling
Keterangan Golongan Pengeluaran: besar adalah perumahan dan fasilitas
1: 100 000 s.d.149 999 5. 300 000 s.d. 499 999 rumah tangga sebesar 154.684 rupiah.
2: 150 000 s.d. 199 999 6: 500 000 s.d. 749 999
3: 200 000 s.d. 299 999 7: 750 000 s.d. 999 999
4: 300 000 s.d. 499 999 8: > 1 000 000

54 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


PENGELUARAN PENDUDUK
Konsumsi terhadap sayur-sayuran dan buah-buahan masih sangat minim,
hanya sekitar 2 persen.

Konsumsi kelompok padi-padian Gambar 17.3. Persentase Konsumsi


Makanan Perkapita Menurut
mendominasi pada golongan 1 Golongan dan Kelompok
(pengeluaran perkapita 100 ribu atau Komoditi di Jawa Barat 2013

lebih), yaitu mencapai 33,00%.


Persentase tersebut semakin menurun
seiring dengan semakin meningkatnya
golongan. Sebaliknya untuk pengeluaran
makanan dan minuman yang sudah jadi
semakin meningkatnya golongan
pengeluaran semakin tinggi pengeluaran

id
untuk kebutuhan tersebut, dari Gambar

o.
17.4 terlihat bahwa pengeluaran untuk .g
makanan dan minuman jadi tertinggi ada
ps

pada kelompok pengeluaran golongan 6


.b

atau kelompok pengeluaran 750 ribu Gambar 17.4. Peranan Konsumsi Perkapita
Makanan dan Non Makanan
ar

atau lebih sebanyak 16,97%. Kebutuhan Menurut Golongan


ab

tembakau yang paling dominan ada Pengeluaran Tahun 2012

pada kelompok pengeluaran 4 yaitu


j
://

pengeluaran 300 ribu sampai dengan


tp

499 ribu mencapai 9,43%. Sedangkan


ht

jika dilihat dari rata-rata perkapita


pengeluaran untuk makanan dan
minuman sudah jadi masih
mendominasi yaitu sebesar 15,01%.
Diurutan kedua adalah konsumsi padi
padian sebesar 7,86% barang dan jasa.

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 55


PENGELUARAN PENDUDUK

Gambar 17.5. Konsumsi Perkapita Menurut membeli makanan dan minuman jadi
Kelompok Komoditi di
Jawa Barat Tahun 2013 atau siap santap. Dampak positifnya
adalah terhadap pertumbuhan sektor
industri makanan dan minuman serta
sektor restoran, terutama wilayah
perkotaan. Konsumsi kelompok komoditi
padi-padian sebesar 8%, Berikutnya
adalah konsumsi tembakau dan sirih
yang mempunyai porsi cukup besar yaitu
Pada golongan 8 (pengeluaran 6% melebihi porsi konsumsi terhadap

id
perkapita di atas Rp.1 juta), proporsi pakaian dan alas kaki yang hanya 3%.

o.
pengeluaran untuk barang tahan lama Konsumsi terhadap barang tahan lama
.g
cukup besar yaitu mencapai lebih dari 18 mempunyai porsi sebesar 5%,
ps

persen. Orientasi konsumsi penduduk selebihnya adalah konsumsi kelompok


.b

Jawa Barat pada tahun 2013 didominasi komoditi yang besarnya kurang dari 4%.
ar

kelompok komoditi perumahan dan Konsumsi bahan makanan lainnya


ab

fasilitas rumahtangga yang mencapai mencapai 15% yang terdiri dari umbi,
21%. Kebutuhan akan tempat tinggal daging, kacang buah, dan sebagainya.
j
://

merupakan kebutuhan mendasar


tp

penduduk dengan tingkat harga yang


ht

cukup tinggi, terutama pada wilayah


pusat kegiatan ekonomi. Berikutnya
adalah konsumsi untuk barang dan jasa,
termasuk didalamnya kebutuhan untuk
pendidikan dan kesehatan, dengan porsi
mencapai 18%.
Konsumsi untuk makanan dan
minuman jadi juga memiliki proporsi
yang cukup besar yaitu mencapai 14%.
Hal ini menggambarkan kecenderungan
penduduk untuk memenuhi kebutuhan
pangan secara instan dengan cara

56 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


PERDAGANGAN
kontribusi ekspor di atas 35% terhadap total PDRB Jawa Barat.

Selama tiga tahun terakhir (2012- tahun 2013 ekspor di Jawa Barat
2014) ekspor mempunyai peranan menunjukkan kinerja yang cukup
penting bagi perekonomian Jawa Barat. signifikan dengan pertumbuhan sebesar
Tercatat selama periode tersebut 10,06%.
kontribusi ekspor di atas 35% terhadap
total PDRB Jawa Barat. Perlambatan
ekonomi global berlangsung hingga Gambar 18.1. Peranan Ekspor
dan Impor Menurut PDRB
tahun 2012, hal ini mempengaruhi
pengeluaran Jawa Barat
kinerja ekspor di Indonesia pada Tahun 2012-2014
(Persen)
umumnya dan Jawa Barat pada

id
khususnya.

o.
Pertumbuhan komponen ekspor 50
.g 42.54
40 34.93 39.44 Ekspor
sepanjang tahun 2014 didorong oleh
ps

30 35
meningkatnya permintaan barang dan 38.2 38.17
20
.b

jasa dari luar negeri. Kontribusi Impor


10
ar

komponen ekspor terhadap


0
ab

perekonomian Jawa Barat pada tahun 2012 2013 2014


2014 berhasil meningkat di atas 38%,
j
://

yaitu 38,17% setelah sebelumnya Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat


tp

berada di bawah 36%.


ht

Gambar 18.2. Laju Pertumbuhan Ekspor dan


Namun kebutuhan akan barang dari Impor menurut PDRB Pengeluaran
Jawa Barat Tahun 2012-2014
luar negeri pada tahun 2014 jauh lebih
besar lebih besar ekspor hal ini terlihat 40
dari gambar 18.1 kebutuhan impor 14.82
20 9.51
Provinsi Jawa Barat mencapai 39,44 9.23
Impor
persen. -3.28 7.56 Ekspor
0
Selama periode 2012-2014 kinerja 2012 2013 2014

ekspor mengalami pertumbuhan. Pada -20 -13.07

tahun 2014 pertumbuhan ekspor


Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat
sebesar 9,51%. Kinerja ekspor ekspor
yang menurun terjadi tahun 2013
dengan pertumbuhan (3,28)%. Pada

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 57


PERDAGANGAN
Tahun 2014 ketergantungan terhadap impor kembali menguat dengan pertumbuhan
positif sebesar 9,51%.

Gambar 18.3. Volume dan Nilai Ekspor Impor periode tersebut terjadi pada tahun 2012
Provinsi Jawa Barat
Tahun 2012-2014 sebesar 14,82%, namu memasuki tahun
2013 kinerja impor mengalami
Ekspor Impor
Tahun penurunan sebesar (13,07 %) kemudian
Volume Nilai (US $) Volume Nilai (US$)
(Ton) (Ton) pada Tahun 2014 ketergantungan
[1] [2] [3] [4] [5]
terhadap impor kembali menguat
2012 6.314.534 26.635.061 2.473.638.70 2 406 731.76
dengan pertumbuhan positif sebesar
2013 7.785.953 26.379.858 3.881.481.96 3 584 954.40
9,51%.
2014 8.172.393.47 27.401.072 4.305.490 13 742 099
Secara nilai total ekspor di Jawa
Jawa Barat Dalam Angka tahun 2014

id
Barat, dari tahun 2012 mengalami

o.
Gambar 18.4. Nilai Ekspor Non Migas fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun
Menurut Negara Tujuan .g
di Provinsi Jawa Barat 2012 nilai ekspor sebesar 26,63 juta
Tahun 2011-2013 (Ribu USD)
ps

US$, kemudian pada tahun 2013 terjadi


sedikit penurunan mencapai 26,37 juta
.b

US$ memasuki tahun 2014kekuatan


ar

ekspor kembali meningkat yaitu sebesar


ab

27.401.072 US$.
j
://

Empat negara tujuan ekspor utama


tp

Jawa Barat berdasarkan kontribusinya


ht

terhadap nilai ekspor total pada tahun


2013 adalah Amerika Serikat, Jepang,
Thailand, dan China. Pengaruh krisis
finansial global terhadap perekonomian
negara tujuan ekspor Jawa Barat masih
Sumber: Bank Indonesia 2014, diolah
berlangsung hingga Tahun 2013. Hal ini
secara langsung memukul permintaan
Kinerja impor Jawa Barat ekspor dari negara tersebut. Hal ini
mengalami pertumbuhan positif selama terlihat dari penurunan permintaan
tahun (2010-2012). Tercatat ekspor dari Amerika Serikat sebesar
pertumbuhan impor tertinggi selama 1,53% dan RRC sebesar 2,70%.
Permintaan ekspor dari negara utama

58 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


PERDAGANGAN
Empat komoditas unggulan ekspor selama tahun 2011-2013 adalah pakaian
jadi, audio visual, alat listrik, dan tekstil lainnya

tujuan ekspor Jawa Barat tercatat masih Gambar 18.5. Nilai Ekspor Non Migas
Berdasarkan Klasifikasi
mengalami pertumbuhan positif. 4 Komoditas Unggulan
di Provinsi Jawa Barat
Empat komoditas unggulan ekspor (Ribu USD)

selama tahun 2011-2013 adalah pakaian


jadi, audio visual, alat listrik, dan tekstil •Pakaian Jadi 3.527.907
lainnya. Tercatat pada Tahun 2013 dari •Audio Visual 3.019.026
2011 •Alat Listrik 2.884.156
keempat komoditas utama tersebut, dua
•Tekstil Lainnya
komoditas mengalami penurunan nilai 2.185.115
ekspor dari tahun 2012 yaitu audio visual

id
dan alat listrik dan ada dua komoditas

o.
pakaian jadi dan tekstil lainnya yang
.g •Pakaian Jadi 3.317.425
mengalami kinerja ekspor yang positif. •Audio Visual 3.336.385
2012 •Alat Listrik 2.274.305
ps

•Tekstil Lainnya
.b

1.953.829
ar
j ab

•Pakaian Jadi 3.508.781


://

•Audio Visual 3.104.730


tp

2013 •Alat Listrik 2.098.569


ht

•Tekstil Lainnya
2.024.958

Sumber: Bank Indonesia 2014, diolah

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 59


PENDAPATAN REGIONAL
Tradable sector mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 42 persen
dari total jumlah tenaga kerja di Jawa Barat.

Pergeseran peranan Tradable sector Grafik 19.1.Perkembangan Peranan


Tradable Sektor di Provinsi Jawa Barat
menyebabkan dampak social ekonomi Tahun 2012-2014
yang kurang baik. Sebagaimana diketahui
tradable sector mampu menyerap tenaga
kerja lebih banyak dan pihak yang
memperoleh pendapatan/keuntungan
lebih banyak dan mencapai seluruh
wilayah. Peranan tradable sector
diharapkan selalu meningkat demi
tercapainya pemerataan pendapatan

id
serta meningkatnya kesejahteraan

o.
masyarakat. Pada periode tiga tahun .g
terakhir peranan tradable sector semakin
ps

menurun. Peranan tradable sector lebih Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat, Diolah
.b

kecil daripada non tradable sector.


ar

Peranan Tradable sector di Provinsi


ab

Jawa Barat dari tahun ke tahun terus


terjadi penurunan. Pada tahun 2012
j
://

peranan tradable sector sebesar 55,43


tp

persen menjadi 55,05 persen pada


ht

tahun 2013 dan pada tahun 2014


menjadi 54,77 persen. Atau dengan kata
lain peranan non tradable sector yang
semakin besar terhadap perekonomian
Jawa Barat.

Tradable sector adalah sector dengan output


berupa barang yang erat kaitannya dengan produksi
dalam pengertian konvensional yaitu sector
pertanian, pertambangan serta industry pengolahan.

60 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


PENDAPATAN REGIONAL
Laju pertumbuhan Tradable sector masih di bawah Laju Pertumbuhan
Ekonomi (LPE).

Laju pertumbuhan Tradable Dari sisi pinjaman pada tahun 2011


sector selama periode 2012-2014 masih dan tahun 2013 untuk tradable sector
di bawah Laju Pertumbuhan Ekonomi lebih kecil daripada Non tradable sector.
(LPE). Pada tahun 2012 sebesar 3,24 Sedangkan pada tahun 2012 pinjaman
persen meningkat menjadi 6,34 sebesar untuk tradable sector lebih besar daripada
pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 non tradable sector. Apabila pinjaman ke
menurun dengan laju sebesar 4,23 tradable sector lebih kecil, hal ini kurang
persen. Non-tradable sector terus produktif dalam penyerapan tenaga kerja
mengalami penurunan. Penurunan yang karena tradable sector bisa menyerap
cukup signifikan terjadi pada tahun 2013 lebih banyak tenaga kerja jika

id
dari sebesar 10, 7 persen pada tahun dibandingkan non tradable sector.

o.
2012 menjadi sebesar 6,33 persen pada .g
tahun 2013 dan pada tahun 2014
ps

mengalami sedikit penurunan menjadi


Grafik 19.3. Posisi Pinjaman
.b

6,06 persen. Rupiah dan Valas di Provinsi Jawa Barat


Tahun 2011-2013
ar
ab

Grafik 19.2. Laju Pertumbuhan Tradable • Pinjaman untuk tradable


j

201
://

sector (44,37%)
Sector di Provinsi Jawa Barat
1 • Pinjaman untuk Non
tp

Tradable sector (55,63%)


Tahun 2012-2014
ht

• Pinjaman untuk tradable


sector (51,18%)
2012 • Pinjaman untuk Non
Tradable sector (48,82%)

• Pinjaman untuk tradable


201 sector (30,42 )
3 • Pinjaman untuk Non
Tradable sector (69,58%)

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 61


PENDAPATAN REGIONAL
LPE tahun 2014 lebih banyak didukung oleh andil laju pertumbuhan sector industry
pengolahan dan perdagangan.

Jika dilihat struktur perekonmian turut sebesar 8,69; 9,87; dan 8,44
Jawa Barat secara rinci (Grafik 19.4.) persen pada tahun 2012-2014.
terlihat bahwa dominasi sektor industri
pengolahan masih terlihat, yaitu Grafik 19.4.Struktur Perekonomian Jawa
mencapai 43,61 persen. Sektor Barat Tahun 2014
perdagangan besar dan eceran, reparasi
mobil dan sepeda motor juga
memberikan peranan yang cukup
signifikan mencapai 15,25 persen,
berikutnya adalah sektor pertanian yaitu

id
sebesar 8,73 persen. Sektor konstruksi

o.
juga menunjukkan peranan yang berarti .g
yaitu 8,12 persen, sedangkan sektor
ps

lainnya memiliki peranan di bawah 5


.b

persen.
ar

PDRB per kapita seringkali


ab

digunakan sebagai indikator pendapatan


per kapita penduduk. Pada periode
j
://

2011-2014 memperlihatkan bahwa


tp

PDRB perkapita Provinsi Jawa Barat


ht

terus mengalami peningkatan.


Peningkatan PDRB perkapita ADHB
masih belum menggambarkan kenaikan Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat,

daya beli masyarakat, karena masih Diolah


Grafik 19.5. PDRB Perkapita Atas Dasar
mengandung faktor harga,. PDRB Per Harga Berlaku dan Pertumbuhan PDRB
Perkapita Provinsi Jawa Barat
kapita atas dasar harga berlaku
Tahun2010-2014
menunjukkan nilai PDRB per kepala
atau per satu orang penduduk. Pada Uraian
PDRB Per Kapita Pertumbuhan PDRB
(Juta Rupiah) Per Kapita (%)
tahun 2014, PDRB per kapita Jawa 2010 21,0 -
Barat mencapai 30.110,1 juta Rupiah 2011 23,3 10,85
2012 25,3 8,69
dengan pertumbuhan sebesar 10,85 2013* 27,8 9,87
2014** 30,1 8,44
persen pada tahun 2011 dan berturut-

62 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


PERBANDINGAN REGIONAL
Provinsi Jawa Barat merupakan penyumbang terbesar ketiga di pulau Jawa terhadap
total PDRB 33 Provinsi Tahun 2014.

Tidak dapat dipungkiri bahwa Gambar.20.1 Kontribusi PDRB Pulau Jawa

perekonomian Indonesia masih berpusat dan Luar Jawa Terhadap PDRB 34


Provinsi Tahun 2014 (Persen)
di Pulau Jawa, Jawa Barat merupakan
salah satu provinsi yang mempunyai
kontribusi yang cukup signifikan
Luar
terhadap perekonomian Indonesia. Jawa
Jawa
Kontribusi atau peranan menunjukkan 42.59
57.37
kemampuan daerah tersebut dalam
menciptakan nilai tambah.
Pada tahun 2014 Pulau Jawa

id
Sumber : BPS RI 2015
masih dominan dengan menyumbang 2014** angka sementara

o.
57,37 persen bagi perekonomian
Gambar.20.2 Kontribusi PDRB Pulau
.g
nasional, sedangkan sisanya dari luar Jawa, Luar Jawa dan Provinsi-provinsi di
ps

Pulau Jawa Terhadap Total PDRB 34


Jawa menyumbang sebesar 42,59 Provinsi Tahun 2014 (Persen)
.b

persen.
ar

Pada tahun 2014 diantara 6


ab

Jawa
provinsi yang ada di Pulau Jawa, DKI Timur Banten
DI 4.04 Luar
Jakarta adalah provinsi dengan share 14.4
j

Yogyaka Jawa
://

rta 0.87 42.59


terbesar (16,46 persen). Disusul oleh Jawa
tp

Tengah
Jawa Timur dengan peranan sebesar 8.65
ht

14,44 persen. Sedangkan Jawa Barat


berada pada posisi ketiga dengan share Jawa
Barat
sebesar 12,95 persen. Share terkecil
12.95
adalah Provinsi Banten dan DIY masing- DKI
Jakarta
masing sebesar 4,04 persen dan 0,87 16.46

persen.
peranan menunjukkan kemampuan
daerah tersebut dalam menciptakan nilai
tambah.

Pada tahun 2013 Pulau Jawa masih


dominan dengan menyumbang 57,99%

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 63


PERBANDINGAN REGIONAL
DKI Jakarta, Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Jawa Barat memiliki
kontribusi paling besar terhadap perkenomian Indonesia.

Tabel.20.1. Perbandingan Kontribusi PDRB Tabel 20.1 menggambarkan


Provinsi-provinsi di Pulau Jawa Terhadap seberapa besar kontribusi provinsi-
Total PDRB 33 Provinsi Atas Dasar Harga
provinsi di Pulau Jawa terhadap
Berlaku Tahun 2012-2014 (Persen)
perekonomian Indonesia. Terlihat dari
Provinsi 2012 2013* 2014**
tahun ke tahun DKI Jakarta, Provinsi
DKI Jakarta 15.79 16.09 16.46
Jawa Timur dan Provinsi Jawa Barat
Jawa Barat 13.01 13.1 12.95
Jawa Tengah 8.7 8.67 8.65 memiliki kontribusi paling besar terhadap
DI Yogyakarta 0.89 0.88 0.87 perkenomian Indonesia. Terlihat tren nya
Jawa Timur 14.4 14.38 14.4
Banten 3.9 3.95 4.04 mengalami peningkatan dari tahun 2012
Pulau Jawa 56.69 57.07 57.37 kontribusi pulau Jawa sebesar 56,69

id
Sumber : BPS RI 2015 persen kemudian mengalami

o.
2014** angka sementara
peningkatan pada tahun 2013 menjadi
.g
Tabel.20.2. Perbandingan Kontribusi PDRB 57,07 persen. Pada tahun 2014
ps

Provinsi-provinsi di Pulau Jawa Terhadap


Pulau Jawa Atas Dasar Harga Berlaku kontribusi pulau Jawa terhadap
.b

Tahun 2012-2014 (Persen) perekonomian Indonesia menjadi


ar

sebesar 57,37 persen. Tetapi tidak


ab

Provinsi 2012 2013* 2014** demikian dengan Jawa Barat, dimana


DKI Jakarta 27.85 28.19 28.69 kontribusinya terhadap perekonomian
j
://

Jawa Barat 22.95 22.95 22.57 Indonesia mengalami sedikit penurunan


tp

Jawa Tengah 15.35 15.19 15.08 dari tahun ke tahun.


ht

DI Yogyakarta 1.57 1.54 1.52 Tabel 20.2 memperlihatkan


Jawa Timur 25.40 25.20 25.10 perbandingan kontribusi PDRB atas

Banten 6.88 6.92 7.04 dasar harga berlaku provinsi-provinsi di

Pulau Jawa 100.00 100.00 100.00 pulau Jawa terhadap pulau Jawa. Tiga
Sumber : BPS RI 2015 Provinsi yang memiliki share terbesar
2014** angka sementara
adalah DKI Jakarta, Jawa Timur dan
Jawa Barat. Pada Tahun 2014 DKI
bagi perekonomian nasional, Jakarta menyumbang sebesar 28,69
sedangkan sisanya darin luar Jawa persen, kemudian Provinsi Jawa Timur
menyumbang sebesar 42,01%. menyumbang sebesar 25,10 persen.
dan di tahun 2014 menjadi 5,21 persen.

64 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


PERBANDINGAN REGIONAL
Sebagian besar provinsi-provinsi di Jawa Barat didominasi oleh sektor industri
pengolahan

Apabila kita tinjau berdasarkan Tabel.20.4 Laju Pertumbuhan


pertumbuhan ekonomi masing-masing Provinsi-provinsi di Pulau Jawa,
provinsi yang ada di Pulau Jawa, pada Pulau Jawa, Luar Pulau Jawa
tahun 2013 terdapat 3 provinsi yang dan Indonesia
perekonomiannya tumbuh di atas 6 Tahun 2012-2014
persen yaitu Jawa Barat sebesar 6,06 Tahun
Provinsi
2012 2013* 2014**
persen, DKI Jakarta sebesar 6,11
DKI Jakarta 6.53 6.11 5.95
persen dan Jawa Timur sebesar 6,55 Jawa Barat 6.5 6.34 5.06
Jawa tengah 5.34 5.14 5.42
persen, sedangkan 3 provinsi yang lain
DI Yogyakarta 5.37 5.49 5.18
perekonomiannya tumbuh di bawah 6 Jawa Timur 6.64 6.08 5.86

id
Banten 6.83 7.13 5.47
persen.

o.
Pulau Jawa 6.37 6.07 5.59
Apabila kita lihat dari struktur .gLuar Pulau Jawa 5.88 5.30 4.68
Indonesia (PDB) 6.16 5.74 5.21
ekonominya sebagian besar provinsi-
ps

provinsi di Jawa Barat didominasi oleh Sumber : BPS RI 2014


.b

2014** angka sementara


sektor industri pengolahan, seperti
ar

Banten sebesar 45,58 persen, Jawa


ab

Barat sebesar 34,56 persen dan Jawa Tabel. 20.3 Perbandingan


Struktur Ekonomi Provinsi-Provinsi di
tengah sebesar 32,56 persen. Kemudian
j

Pulau Jawa Tahun 2013** (persen)


://

dari sektor perdagangan hotel dan


tp

restoran, antara lain Jawa timur sebesar


ht

31,34 persen, Jawa Barat sebesar 24,44


persen dan juga Jawa Tengah dan Jawa
Timur masing-masing sebesar 20,73
persen dan 20,65 persen.

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 65


PERBANDINGAN REGIONAL
DI Yogyakarta adalah provinsi dengan pembentukan nilai tambah bruto terkecil
di Pulau Jawa.

Gambar. 20.3 Nilai PDRB Provinsi- Apabila diurutkan dari nilai-nilai


provinsi di Pulau Jawa Atas Dasar PDRB yang ada di Pulau Jawa seperti
Harga Berlaku Tahun 2012-2014
yang terlihat pada gambar 20.3 terlihat 3
(triliun rupiah)
provinsi dengan nilai terbesar adalah
DKI Jakarta, Jawa Timur dan Jawa
Barat. Di tahun 2014 PDRB DKI Jakarta
mencapai 1.761,41 triliun rupiah, PDRB
Jawa Timur tahun 2014 mencapai
1.540,70 triliun rupiah. PDRB Jawa
Barat mencapai 1.385,96 triliun rupiah.

id
Dari enam provinsi yang ada di

o.
Pulau Jawa, DI
.g Yogyakarta adalah
provinsi dengan pembentukan nilai
ps

tambah bruto terkecil. PDRB Jawa


.b

Tengah mencapai 925,66 triliun rupiah.


ar

PDRB Banten mencapai 432,76 triliun


ab

rupiah. Dan PDRB DIY mencapai 93,45


triliun rupiah.
j
://
tp
ht

66 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


LAMPIRAN

Lampiran 1.1 Curah Hujan Temperatur dan Hari Hujan di Bandung Tahun 2014/2015

Hari
Temperatur (°C) Curah Hujan
Hujan
Bulan
Rata-rata Maksimum Minimum (mm) (Hari)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Tahun 2014
Januari 22,5 27,0 20,2 309,0 27
Februari 22,9 27,8 20,2 88,9 17
Maret 23,3 29,0 20,0 418,7 25
April 23,7 29,6 20,4 216,6 22
Mei 23,5 29,4 20,0 176,7 23

id
Juni 23,5 28,9 19,9 195,5 20
Juli 23,0 28,7 19,3 181,0 15

o.
Agustus 23,1 29,0 18,8
.g 120,0 12
September 23,7 30,6 18,3 1,0 3
ps

Oktober 24,2 30,9 19,5 65,0 11


November 23,6 29,6 19,9 297,0 26
.b

Desember 23,7 29,1 20,7 316,0 25


ar

Rata-rata 23,4 23,4 23,4 199,0 188


Tahun 2015
ab

Januari 23,1 28,5 20,3 189,1 17


j

Februari 23,4 28,9 20,2 318,6 26


://

Maret 23,6 29,1 20,5 285,0 25


tp

April 23,4 29,6 19,4 322,0 15


ht

Mei 23,1 29,8 18,6 58,0 6


Juni 23,1 29,7 18,3 00 5
Rata-rata 23,3 29,3 19,6 195,5 16

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 67


LAMPIRAN

Lampiran 2.1 Jumlah Wilayah Administrasi Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Barat 2014

Kabupaten/Kota Jumlah Kecamatan Perkotaan Pedesaan

(1) (2) (3) (4)


Kabupaten
01. Bogor 40 291 143
02. Sukabumi 47 120 266
03. Cianjur 32 73 287
04. Bandung 31 211 69
05. G a r u t 42 162 280
06. Tasikmalaya 39 76 275

id
07. C i a m i s 26 65 200

o.
08. Kuningan 32 .g 123 253
09. Cirebon 40 312 112
10. Majalengka
ps
26 123 220
11. Sumedang 26 77 206
.b

12. Indramayu 31 110 207


ar

13. Subang 30 53 200


14. Purwakarta 17 73 119
ab

15. Karawang 30 126 183


16. B e k a s i
j

23 101 86
://

17. Bandung Barat 16 81 84


tp

18. Pangandaran 10 12 81
Kota
ht

18. Bogor 6 68 -
19. Sukabumi 7 33 -
20. Bandung 30 151 -
21. Cirebon 5 22 -
22. Bekasi 12 56 -
23. Depok 11 63 -
24. Tasikmalaya 3 15 -
25. Cimahi 10 61 8
26. Banjar 4 13 12

Jawa Barat 626 2 671 3 291

68 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


LAMPIRAN

Lampiran 2.2 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Tingkat
Pendidikan Formal dan Jenis Kelamin di lingkungan Dinas/Badan/Lembaga
2014

Tingkat pendidikan Formal menurut jenis kelamin


Kabupaten/Kota Education Level by Sex
SD SLTP SLTA Dilploma S1 S2 & S3
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kabupaten
01. Bogor 303 522 3 668 6 248 8 231 940
02. Sukabumi 190 339 2 598 4 829 6 366 536
03. Cianjur 141 333 2 231 4 222 4 010 517
04. Bandung 441 492 4 986 8 024 8 541 607

id
05. G a r u t 263 376 3 269 6 449 8 155 718
06. Tasikmalaya 136 226 1 749 5 383 6 637 495

o.
07. C i a m i s 110 210 2 059 4 070 5 634 439
08. Kuningan 107 110
.g
2 512 3 292 7 441 559
09. Cirebon 148 282 2 499 5 232 6 977 470
ps

10. Majalengka 130 243 2 413 3 975 6 534 342


11. Sumedang 118 351 2 002 4 409 5 623 402
.b

12. Indramayu 153 221 3 417 4 391 6 072 420


ar

13. Subang 180 228 2 900 4 221 6 074 529


14. Purwakarta 140 194 2 258 2 456 3 894 312
ab

15. Karawang 174 274 2 527 4 348 5 835 352


16. B e k a s i 179 233 2 084 3 100 7 611 895
j
://

17. Bandung Barat 82 143 984 1 453 4 135 362


20 45 488 1 574 1 727 131
tp

18. Pangandaran
Kota
ht

71. Bogor 249 225 2 198 2 033 3 915 435


72. Sukabumi 102 100 1 054 1 310 2 366 272
73. Bandung 321 462 4 576 4 417 10 587 782
74. Cirebon 48 79 1 301 1 067 3 370 350
75. Bekasi 197 286 2 760 2 493 6 215 795
76. Depok 46 79 1 457 2 205 3 529 404
77. Cimahi 54 76 986 1 593 2 550 329
78. Tasikmalaya 68 107 1 743 2 526 3 867 322

79. Banjar 17 57 764 689 1 433 151


410 442 4 294 1 632 4 748 1 439
Jawa Barat
4 527 6 735 65 777 97641 152077 14 305
Total

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 69


LAMPIRAN

Lampiran 3.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Hasil Sensus Penduduk (SP) di Jawa Barat
(1980-2010*)

Kabupaten/Kota SP1980 SP1990 SP2000 SP2010

(1) (2) (3) (4) (5)


Kabupaten
01. Bogor 2 493 843 3 736 897 5 508 826 4 763 209
02. Sukabumi 1 517 631 1 848 282 3 508 826 2 339 348
03. Cianjur 1 387 578 1 662 089 1 946 405 2 168 514
04. Bandung 2 669 200 3 201 357 2 470 909 3 174 499
05. G a r u t 1 483 035 1 748 634 2 051 092 2 401 248

id
06. Tasikmalaya 1 593 189 1 814 980 1 535 859 1 675 544

o.
07. C i a m i s 1 367 578 1 478 476 1 462 197 1 531 359
08. Kuningan 786 414
.g
892 294 984 792 1 037 558
09. Cirebon 1 331 690 1 649 483 1 931 066 2 065 142
ps

10. Majalengka 897 722 1 032 032 1 121 641 1 166 733
.b

11. Sumedang 723 627 831 835 968 848 1 091 323
12. Indramayu 1 237 450 1 447 877 1 590 030 1 663 516
ar

13. Subang 1 065 251 1 206 715 1 329 838 1 462 356
ab

14. Purwakarta 457 973 563 102 700 104 851 566
15. Karawang 1 236 604 1 491 992 1 787 319 2 125 234
j
://

16. B e k a s i 1 143 463 2 104 459 1 668 494 2 629 551


17. Bandung Barat - - 1 245 097 1 513 634
tp

Kota
ht

18 Bogor 246 946 271 711 750 819 949 066


19 Sukabumi 109 898 119 981 252 420 299 247
20. Bandung 1461 407 2 058 649 2 136 260 2393 633
21. Cirebon 223 504 254 878 272 263 295 764
22. Bekasi - - 1 663 802 2336 489
23. Depok - - 1 143 403 1 736 565
24. Cimahi - - 442 077 541 139
25. Tasikmalaya - - 528 216 634 424
26. Banjar - - 156 555 175 165

Jawa Barat 23 434 003 29 415 723 35 723 473 43 021 826

70 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


LAMPIRAN

Lampiran 3.1 Proyeksi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Jawa Barat, 2010-2020
Projection of Population by Age Group in Jawa Barat, 2010-2014

Kelompok Umur/ 2010 2011 2012 2013 2014


Age Group (000) (000) (000) (000) (000)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

0-4 4 141 650 4 209 823 4 277 335 4 344 120 4 410 105

5-9 3 944 011 4 008 927 4 073 214 4 136 806 4 199 634

10-14 3 926 093 3 990 719 4 054 720 4 118 031 4 180 584

id
15-19 3 913 454 3 997 880 4 041 681 4 104 795 4 167 154

o.
20-24 3 761 762 3 823 696
.g3 885 028 3 945 702 4 005 650
ps

25-29 3 637 478 3 697 367 3 756 675 3 815 347 3 873 316
.b

30-34 3 603 959 3 663 308 3 722 082 3 780 225 3 837 673
ar

35-39 3 445 940 3 502 674 3 558 858 3 614 439 3 669 355
ab

40-44 3 106 338 3 157 472 3 208 110 3 258 204 3 307 698
j

45-49 2 641 493 2 684 976 2 728 037 2 770 635 2 812 723
://
tp

50-54 2 158 354 2 193 886 2 229 071 2 263 879 2 298 269
ht

55-59 1 671 987 1 699 503 1 726 752 1 753 707 1 780 339

60-64 1 190 609 1 210 207 1 229 614 1 248 813 1 267 782

65-69 844 703 858 624 872 411 886 050 899 528

70-74 597 901 607 762 617 528 627 190 636 737

75+ 641 375 651 972 662 470 672 856 683 121

Jawa Barat 43 227 107 43 938 796 44 643 586 45 340 799 46 029 668

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 71


LAMPIRAN

Lanjutan
Tabel 3.1.11
Continued

Kelompok
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Umur/
(000) (000) (000) (000) (000) (000)
Age Group
(1) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
0-4 4 475 229 4 539 387 4 602 453 4 664 331 4 829 470 4 784 243

5-9 4 261 650 4 322 743 4 382 795 4 441 711 4 610 404 4 555 892

10-14 4 242 322 4 303 143 4 362 930 4 421 590 4 571 244 4 535 267

id
15-19 4 228 700 4 289 334 4 348 937 4 407 416 4 536 954 4 520 746

o.
20-24 4 064 816 4 123 106 4 180 404
.g 4 236 624 4 345 626 4 345 577
ps

25-29 3 930 531 3 986 897 4 042 307 4 096 671 4 194 900 4 202 031
.b

30-34 3 894 374 3 950 235 4 005 149 4 059 029 4 121 130 4 163 450
ar

35-39 3 723 554 3 776 951 3 829 440 3 880 942 3 978 302 3 980 748
ab

40-44 3 356 546 3 404 669 3 451 975 3 498 389 3 612 870 3 588 334
j
://

45-49 2 854 262 2 895 185 2 935 412 2 974 881 3 070 442 3 051 368
tp

50-54 2 332 213 2 365 651 2 398 522 2 430 773 2 506 188 2 493 273
ht

1 931 335
55-59 1 806 623 1 832 517 1 857 969 1 882 942 1 966 648

60-64 1 286 503 1 304 946 1 323 076 1 340 863 1 389 030 1 375 334

65-69 912 830 925 936 938 821 951 464 932 308 975 970

70-74 646 161 655 448 664 576 673 536 638 334 690 902

75+ 693 255 703 241 713 061 722 699 621 552 741 388

Jawa Barat 46 709 569 47 379 389 48 037 827 48 683 861 49 925 402 49 935 858

72 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


LAMPIRAN

Lampiran 4.1 Penduduk Berumur 15*) Tahun ke Atas Menurut Kabupaten/Kota


dan Jenis Kegiatan Utama Seminggu yang Lalu Tahun 2013

Jenis Kegiatan

Kabupaten/Kota Angkatan Kerja

Bekerja Pengangguran Terbuka Jumlah

(1) (4)
(2) (3)
Kabupaten
01. Bogor 2 131 478 182 128 2 313 606

id
02. Sukabumi 944 618 109 416 1 054 034

o.
03. Cianjur 880 713 145 532 1 026 245
04. Bandung 1 407 503 158 494 1 565 997
.g
05. G a r u t 922 194 81 722 1 003 916
ps

06. Tasikmalaya 786 927 53 820 840 747


07. C i a m i s 723 640 44 938 768 578
.b

08. Kuningan 444 359 39 814 484 173


ar

09. Cirebon 763 934 133 553 897 487


10. Majalengka 550 134 43 631 593 765
ab

11. Sumedang 483 648 33 138 516 786


12. Indramayu 717 696 76 501 794 197
j
://

13. Subang 656 787 52 004 708 791


14. Purwakarta 360 398 37 598 397 996
tp

15. Karawang 888 592 96 586 985 178


ht

16. B e k a s i 1 268 648 97 922 1 366 570


17. Bandung Barat 599 870 63 266 663 136
Kota
18 Bogor 403 628 43 856 447 484
19 Sukabumi 118 252 14 888 133 140
20 Bandung 1 055 422 130 052 1 185 474
21 Cirebon 129 208 12 811 142 019
22 Bekasi 1 063 637 111 702 1 175 339
23 Depok 836 688 69 702 906 390
24 Cimahi 231 379 29 856 261 235
25 Tasikmalaya 289 166 20 174 309 340
26 Banjar 73 424 5 563 78 987
Jawa Barat 18 731 943 1 888 667 20 620 610

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 73


LAMPIRAN

Lampiran 4.1 (lanjutan)

Jenis Kegiatan
Bukan Angkatan Kerja
Kabupaten/Kota
Sekolah Mengurus rumah Tangga Lainnya

[1] [2] [3] [4]


Kabupaten
01. Bogor 289 724 855 855 178 721
02. Sukabumi 105 560 470 096 68 328
03. Cianjur 84 799 367 367 84 458
04. Bandung 153 290 365 481 119 680
05. G a r u t 143 395 417 995 141 504

id
06. Tasikmalaya 83 830 248 384 65 811

o.
07. C i a m i s 56 735 281 814 52 651
08. Kuningan 55 445 .g 181 572 45 934
09. Cirebon 126 446 389 030 103 032
ps
10. Majalengka 46 903 188 471 42 957
11. Sumedang 75 137 201 822 52 319
.b

12. Indramayu 98 336 277 074 69 150


13. Subang 59 475 296 260 56 353
ar

14. Purwakarta 34 461 171 528 36 339


ab

15. Karawang 154 543 424 597 62 996


16. B e k a s i 206 787 544 969 55 238
j

17. Bandung Barat 104 812 297 809 58 565


://

Kota
tp

18 Bogor 90 961 183 042 27 544


19 Sukabumi 21 798 57 836 14 472
ht

20 Bandung 193 151 395 532 101 948


21 Cirebon 24 436 44 492 12 564
22 Bekasi 247 534 436 897 66 910
23 Depok 128 654 371 691 48 329
24 Cimahi 44 933 96 417 23 400
25 Tasikmalaya 48 712 94 307 20 564
26 Banjar 10 234 35 235 8 996
Jawa Barat 2 690 091 7 895 573 1 618 763

74 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


LAMPIRAN

Lampiran 4.2 Penduduk Berumur 15*) Tahun Keatas yang Bekerja Menurut
Kabupaten/Kota dan Lapangan Pekerjaan Utama di Jawa Barat tahun 2013

Lapangan Pekerjaan Utama

Kabupaten/Kota Perdaga
Pertanian Industri Jasa-jasa Lainnya Total
ngan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Kabupaten
01. Bogor 259 020 545 895 571 620 396 546 358 397 2 131 478
02. Sukabumi 286 116 213 357 188 513 86 400 170 232 944 618
03. Cianjur 369 529 84 636 210 759 101 268 114 521 880 713

id
04. Bandung 243 504 484 843 280 166 190 331 208 659 1 407 503
05. G a r u t 310 115 89 504 192 922 204 737 124 916 922 194

o.
06. Tasikmalaya 277 217 154 656 161 131 .g 105 693 88 230 786 927
07. C i a m i s 253 164 137 933 156 171 93 882 82 490 723 640
08. Kuningan 148 057 29 090 137 034 65 219 64 959 444 359
ps

09. Cirebon 177 122 72 712 286 891 90 526 136 683 763 934
.b

10. Majalengka 193 831 80 836 109 018 67 518 98 931 550 134
11. Sumedang 161 818 57 167 113 721 77 193 73 749 483 648
ar

12. Indramayu 284 003 38 358 192 813 135 527 66 995 717 696
ab

13. Subang 281 517 101 391 154 598 55 544 63 737 656 787
14. Purwakarta 83 787 82 566 63 822 56 424 73 799 360 398
j

15. Karawang 145 861 214 359 269 625 160 004 98 743 888 592
://

16. B e k a s i 102 692 517 881 282 222 186 557 179 296 1 268 648
tp

17. Bandung 145 989 107 729 119 967 88 692 137 493 599 870
Barat
Kota
ht

18. Bogor 8 325 62 147 134 076 100 559 98 521 403 628
19. Sukabumi 4 989 17 301 41 455 23 442 31 065 118 252
20. Bandung 7 460 259 268 392 918 199 134 196 642 1 055 422
21. Cirebon 1 589 13 014 59 643 33 299 21 663 129 208
22. Bekasi 2 078 283 934 235 469 278 670 263 486 1 063 637
23. Depok 16.061 111 713 285 035 203 454 220 425 836 688
24. Cimahi 3 737 73 597 65 773 55 343 32 929 231 379
25. Tasikmalaya 27 666 91 155 69 985 52 807 47 553 289 166
26. Banjar 9 077 10 568 23 842 15 837 14 100 73 424

Jawa Barat 3 804 324 3 935 610 4 799 189 3 124 606 3 068 214 18 731 943

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 75


LAMPIRAN

Lampiran 5.1 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Kabupaten/Kota


di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

Kelompok Umur

Kabupaten/Kota
7-12 13-15 16-18 19-24

(1) (2) (3) (4) (5)


Kabupaten
01. Bogor 99.23 86.90 58.51 17.79
02. Sukabumi 99.64 92.00 61.32 18.99
03. Cianjur 99.13 90.96 61.36 18.71

id
04. Bandung 99.51 95.02 53.70 15.87
98.91 86.47 58.47 19.45

o.
05. G a r u t
06. Tasikmalaya 99.25 95.68 .g 62.63 17.59
07. C i a m i s 99.74 95.91 73.60 24.00
ps
08. Kuningan 99.58 93.90 74.26 18.18
09. Cirebon 98.60 88.03 64.26 15.15
.b

10. Majalengka 99.23 95.44 66.78 13.31


99.80 94.47 73.04 25.37
ar

11. Sumedang
12. Indramayu 99.68 93.33 67.38 22.52
ab

13. Subang 99.59 94.05 57.94 11.44


14. Purwakarta 99.63 92.06 71.31 10.32
j
://

15. Karawang 99.00 93.03 69.98 7.46


16. B e k a s i 99.87 95.59 70.08 11.46
tp

17. Bandung Barat 97.81 91.29 49.28 10.56


ht

Kota
18. B o g o r 100.00 97.06 74.31 21.25
19. Sukabumi 98.95 97.65 74.13 23.07
20. Bandung 99.57 97.52 73.62 29.97
21. Cirebon 98.76 96.09 75.71 27.66
22. Bekasi 99.41 98.70 78.75 29.52
23. Depok 99.16 98.57 72.82 30.52
24. Cimahi 99.66 96.97 83.74 33.89
25. Tasikmalaya 98.30 96.71 74.15 27.78
26. Banjar 98.80 97.30 82.40 17.64

99.30 92.84 65.48 19.27


Jawa Barat

76 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


LAMPIRAN

Lampiran 6.1 Jumlah Lahir Hidup, Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR),
Jumlah Balita dan Jumlah Gizi Buruk Balita Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

Kabupaten/Kota Bayi lahir Hidup BBLR Jumlah Balita Gizi Buruk Balita

(1) (2) (3) (4) (5)


Kabupaten
01. Bogor 120 372 1 737 536.337 108
02. Sukabumi 51 710 1 962 246.117 446
03. Cianjur 46 658 1 185 231.867 190
04. Bandung 64 849 838 352.414 98

id
05. G a r u t 58 137 998 272.275 80

o.
06. Tasikmalaya 32 935 924 163.573 88
07. C i a m i s 21 324 1 171 93.265 63
.g
08. Kuningan 21 020 1 101 100.192 50
ps

09. Cirebon 47 732 1 420 200.669 128


10. Majalengka 21 390 889 109.201 48
.b

11. Sumedang 20 875 909 100.002 81


ar

12. Indramayu 34 663 1 086 153.243 19


13. Subang 30 325 288 133.467 168
ab

14. Purwakarta 23 054 726 91.567 85


15. Karawang 57 044 1 073 216.599 395
j
://

16. B e k a s i 67 610 235 303.293 149


tp

17. Bandung Barat 28 900 532 161.837 14


18. Pangandaran 6 678 262 41.463 47
ht

Kota
18. Bogor 19 729 147 95.218 79
19. Sukabumi 6 895 292 30.670 21
20. Bandung 42 181 939 222.488 407
21. Cirebon 5 455 195 28.740 48
22. Bekasi 46 961 260 232.822 137
23. Depok 46 679 441 183.845 75
24. Cimahi 10 539 320 54.180 25
25. Tasikmalaya 13 427 410 63.589 70
26. Banjar 3 399 125 16.590 7
950 541
Jawa Barat 20 465 4 435 523 3 126

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 77


LAMPIRAN

Lampiran 6.2 Jumlah Kasus HIV/AIDS, IMS, DBD,Diare, TB dan Malaria


Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

Kabupaten/Kota HIV/AIDS IMS DBD Diare TB-PARU Malaraia

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Kab/Reg.
01. B o g o r 94 - 1 834 109 820 29.368 -
02. Sukabumi - - 704 53 885 2.694 -
03. Cianjur - - 338 49 970 12.580 -
04. Bandung - - 995 73 150 16.981 4
05. G a r u t - - 499 55 328 12.457 74

id
06. Tasikmalaya - - 247 38 564 8.445 213
2 - 307 27 153 9.774 3

o.
07. C i a m i s
08. Kuningan 6 - 545 .g 23 833 9.280 -
09. Cirebon 31 - 865 47 574 15.745 -
ps
10. Majalengka 5 - 182 26 845 16.446 -
11. Sumedang 8 - 540 25 168 6.276 7
.b

12. Indramayu - - 323 38 289 2.363 1


- - 1 108 33 719 13.875 1
ar

13. Subang
14. Purwakarta 37 - 228 19 620 4.881 10
ab

15. Karawang - - 752 48 969 12.723 -


16. B e k a s i - - 660 60 536 11.284 -
j

31 890 34 757 2.683 -


://

17. Bandung Barat -


18. Pangandaran - - 13 8 116 2.907 9
tp

Kota/City
ht

17. B o g o r 21 - 670 21.871 8.809 2


18. Sukabumi - - 705 6.874 3.041 8
19. Bandung 850 - 3 132 55.115 18.771 -
20. Cirebon 20 - 318 6.821 5.153 -
21. Bekasi - - 821 53.734 12.501 9
22. Depok 82 - 980 40.011 2.168 -
23. Cimahi 32 - 514 12.455 5.458 22
24. Tasikmalaya - - 839 14.624 7.096 8
25. Banjar - - 129 4 031 1 070 -
Jawa Barat 1 219 - 19 138 990 832 254 829 371

78 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


LAMPIRAN

Lampiran 7.1 Banyaknya Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Status


Penguasaan Bangunan Tempat Tinggal di Provinsi Jawa Barat
Tahun 2014

Hak Guna
Bangunan/
Hak Milik/ Hak Guna Usaha/ Hak Pakai/
Kabupaten/Kota Used
Property Rights Concession Rights to Used
Construction
Rights
(1) (2) (3) (4) (5)
Kab/Reg.
01. B o g o r 248 458 334 219 356 3 025
02. Sukabumi 194 707 546 16 792 7 056

id
03. Cianjur 64 432 77 7 600 305

o.
04. Bandung 493 488 352 133 062 1 058
05. G a r u t 161 362 204
.g 9 092 1 052
06. Tasikmalaya 185 301 76 2 922 1 005
ps

07. C i a m i s 185 480 41 4 462 838


08. Kuningan 101 013 21 5 144 526
.b

09. Cirebon 188 125 5 48 268 1 852


ar

10. Majalengka 94 223 1 5 527 1 741


11. Sumedang 164 067 4 12 049 894
ab

12. Indramayu 100 174 62 7 536 1 376


13. Subang 215 973 21 15 627 1 792
j
://

14. Purwakarta 130 975 29 9 018 702


15. Karawang
tp

11 102 0 8 307 42
16. B e k a s i 360 967 0 280 977 867
ht

17. Bandung Barat 85 498 64 24 612 423


Kota/City
17. B o g o r 95 774 1 31 280 550
18. Sukabumi 49 374 0 8 483 466
19. Bandung 492 266 0 102 141 2 545
20. Cirebon 63 840 0 14 324 539
21. Bekasi 353 500 28 86 248 1 063
22. Depok 330 277 0 55 798 662
23. Cimahi 52 215 0 4 290 223
24. Tasikmalaya 84 239 3 8 853 794
25. Banjar 30 480 4 447 234
Jawa Barat 4 537 310 1 873 1 122 215 31 630

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 79


LAMPIRAN

Lampiran 7.1: Lanjutan

Hak Milik
Atas Satuan
Hak
Rumah
Pengelolaan/ Hak Wakaf/ Jumlah/
Kabupaten/Kota Susun/
Management Rights Endowments Total
Property for
Rights
Apartement
Units
(1) (2) (3) (4) (5)
Kab/Reg.

id
01. B o g o r 28 1 031 1 017 473 249
02. Sukabumi 4 189 0 219 294

o.
03. Cianjur 0 106
.g 0 72 520
04. Bandung 22 2 197 12 056 642 235
05. G a r u t 6 242 572 172 530
ps

06. Tasikmalaya 0 318 0 189 622


.b

07. C i a m i s 2 6 315 0 197 138


08. Kuningan 0 252 0 106 956
ar

09. Cirebon 28 1 704 0 239 982


ab

10. Majalengka 3 1 311 0 102 806


11. Sumedang 2 418 1 003 178 437
j

12. Indramayu 3 1 374 0 110 525


://

13. Subang 8 358 0 233 779


tp

14. Purwakarta 15 30 40 140 809


15. Karawang
ht

0 70 0 19 521
16. B e k a s i 5 73 2 633 645 522
17. Bandung Barat 1 197 0 110 795
Kota/City
17. B o g o r 32 102 1 585 129 324
18. Sukabumi 4 377 736 59.440
19. Bandung 46 2 160 10 966 610 124
20. Cirebon 126 202 0 79 031
21. Bekasi 30 88 7 274 448 231
22. Depok 10 1 125 6 473 394 345
23. Cimahi 1 115 1 036 57 880
24. Tasikmalaya 3 236 0 94 128
25. Banjar 0 489 0 31 654
Jawa Barat 379 21 079 45 391 5 759 877

80 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


LAMPIRAN

Lampiran 8.1 Indeks Pembangunan Manusia dan Komponen Pembentuknya


Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2014

Angka Pengeluaran
EYS
Harapan Hidup MYS (Tahun) Perkapita IPM
(Persen)
Kabupaten/ Kota (Tahun) Disusaikan
2013 2014 2013 2014 2013 2014 2013 2014 2013 2014
(1) (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
Kabupaten
01. Bogor 70.47 70.49 11.68 11.81 7.40 7.74 9,041 9,066 66.74 67.36
02. Sukabumi 69.70 69.73 11.80 12.12 6.32 6.36 7,800 7,824 63.63 64.07
03. Cianjur 69.04 69.08 11.54 11.82 6.50 6.52 6,694 6,733 61.68 62.08
04. Bandung 72.96 72.97 11.50 11.74 8.18 8.34 8,978 8,999 68.58 69.06
05. Garut 70.47 70.49 11.17 11.62 6.80 6.83 6,355 6,372 61.67 62.23
06. Tasikmalaya 67.90 67.96 12.29 12.41 6.69 6.87 6,818 6,830 62.40 62.79

id
07. Ciamis 70.29 70.34 13.46 13.57 7.20 7.44 8,147 8,162 67.20 67.64
08. Kuningan 72.21 72.24 11.70 12.01 6.98 7.04 8,348 8,393 66.16 66.63

o.
09. Cirebon 71.25 71.28 11.48 11.60 6.08 6.31 9,002 9,013 65.06 65.53
10. Majalengka 68.60 68.66 11.38 11.61 6.72 6.75 8,194 8,233 63.71 64.07
.g
11. Sumedang 71.86 71.89 12.83 12.89 7.51 7.66 8,828 8,844 68.47 68.76
ps
12. Indramayu 70.25 70.29 11.36 11.62 5.29 5.45 8,644 8,668 62.98 63.55
13. Subang 71.19 71.22 11.38 11.44 6.29 6.44 9,266 9,287 65.48 65.80
14. Purwakarta 69.95 69.96 11.22 11.33 7.11 7.17 10,492 10,521 67.09 67.32
.b

15. Karawang 71.44 71.45 11.31 11.64 6.73 6.78 9,755 9,768 66.61 67.08
16. Bekasi 73.13 73.16 11.42 11.73 8.34 8.38 10,207 10,232 70.09 70.51
ar

17. Bandung Barat 71.56 71.56 11.00 11.06 7.39 7.51 7,112 7,188 63.93 64.27
18. Pangandaran 69.79 69.84 11.48 11.89 7.01 7.05 8,200 8,232 64.73 65.29
ab

Kota
19. Bogor 72.57 72.58 12.10 12.23 9.96 10.01 10,488 10,532 72.86 73.10
j

20. Sukabumi 71.75 71.76 13.08 13.18 8.52 8.70 9,609 9,641 70.81 71.19
://

21. Bandung 73.79 73.80 13.13 13.33 10.37 10.51 14,957 15,048 78.55 78.98
tp

22. Cirebon 71.75 71.77 12.58 12.93 9.33 9.53 10,563 10,606 72.27 72.93
23. Bekasi 74.17 74.18 13.20 13.28 10.49 10.55 14,475 14,558 78.63 78.84
ht

24. Depok 73.94 73.96 13.24 13.30 10.43 10.58 14,161 14,239 78.27 78.58
25. Cimahi 73.56 73.56 13.70 13.71 10.66 10.78 10,622 10,681 75.85 76.06
26. Tasikmalaya 70.93 70.96 13.11 13.36 8.44 8.51 8,158 8,210 68.63 69.04
27. Banjar 70.20 70.24 12.29 12.42 7.66 7.77 9,402 9,439 68.01 68.34

Jawa Barat 72.09 72.23 11.81 12.08 7.58 7.71 9,421 9,447 68.25 68.80

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 81


LAMPIRAN

Lampiran 9.1 Luas Panen, Hasil Perhektar, dan Produksi Padi Jawa Barat Tahun 2014

Hasil /Hektar
Kabupaten/Kota Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)
(Kw/Ha)

(1) (2) (3) (4)


Kabupaten
01. Bogor 86.492 59,83 517.442
02. Sukabumi 155.042 57,89 897.485
03. Cianjur 151.890 54,68 830.545
04. Bandung 79.141 58,50 462.977
05. G a r u t 160.668 60,55 972.890
06. Tasikmalaya 131.069 67,22 881.026
07. C i a m i s 73.605 60,95 448.641

id
08. Kuningan 59.365 60,06 356.550

o.
09. Cirebon 85.346 60,93 520.017
10. Majalengka 105.558 60,09 634.260
.g
11. Sumedang 77.867 61,03 475.190
ps

12. Indramayu 225.983 60,24 1.361.374


13. Subang 171.190 56,36 964.845
.b

14. Purwakarta 38.060 52,28 198.964


15. Karawang 189.533 59,23 1.122.582
ar

16. B e k a s i 85.616 51,28 439.054


ab

17. Bandung Barat 42.999 59,70 256.687


18. Pangandaran 33.398 47,02 157.035
j

Kota
://

19. B o g o r 515 48,85 2.516


tp

20. Sukabumi 3.506 62,67 21.971


21. Bandung 1.715 56,73 9.729
ht

22. Cirebon 505 44,97 2.271


23. Bekasi 625 56,35 3.522
24. Depok 358 56,73 2.031
25. Cimahi 472 71,04 3.353
26. Tasikmalaya 12.882 51,56 66.423
27. Banjar 6.399 55,51 35.519
Jawa Barat 1.979.799 58,82 11.644.899

82 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


LAMPIRAN

Lampiran 11.1 Jumlah Unit Industri Kecil Menengah dan Besar di Jawa Barat, 2014

Kabupaten/Kota Unit Usaha Tenaga Kerja Investasi (Rp Juta)

(1) (2) (3) (4)


Kabupaten
01. Bogor 15 141 361 551 15 944 765
02. Sukabumi 15 782 222 966 2 595 235
03. Cianjur 1 250 159 744 380 711
04. Bandung 13 941 228 156 2 972 818
05. G a r u t 9 846 170 250 5 282 984

id
06. Tasikmalaya 1 481 171 904 3 350 136

o.
07. C i a m i s 1 420 190 099 4 044
08. Kuningan 2 457 .g 193 272 722 590
09. Cirebon 10 795 95 176 1 258 238
ps
10. Majalengka 7 401 143 760 3 458 385
11. Sumedang 5 149 159 863 5 331 844
.b

12. Indramayu 2 391 123 573 70 257


ar

13. Subang 3 426 142 688 5 451 851


14. Purwakarta 10 920 145 696 105 555 407
ab

15. Karawang 10 009 405 246 26 928 219


16. Bekasi 10 966 230 321 25 110 318
j
://

17. Bandung Barat 137 6 663 7 657 036


Kota
tp

18. B o g o r 8 319 273 823 23 268 716


ht

19. Sukabumi 9 449 131 053 15 215


20. Bandung 10 890 123 169 25 550 481
21. Cirebon 9 380 158 321 5 598
22. Bekasi 9 985 114 686 8 201 809
23. Depok 10 367 166 434 5 306 009
24. Cimahi 6 138 191 505 3 407 713
25. Tasikmalaya 9 782 119 384 1 042 832
26. Banjar 9 680 157 617 1 191 253
Jawa Barat 206 502 4 586 920 280 064 465

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 83


LAMPIRAN

Lampiran 13.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Akomodasi di Jawa Barat


Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2014

Kabupaten/Kota Wisatawan Mancanegara Wisatawan Nusantara Jumlah

(1) (2) (3) (4)


Kabupaten
01. Bogor 22 952 1 121 808 114 760
02. Sukabumi 2 488 479 656 482 144
03. Cianjur 11 542 1 394 285 1 405 827
04. Bandung 3 948 144 348 148 296
05. G a r u t 1 181 758 702 759 883

id
06. Tasikmalaya - 80 749 80 749
07. C i a m i s 36 773 908 627 945 401

o.
08. Kuningan 43 .g 245 537 245 580
09. Cirebon 84 141 006 141 090
10. Majalengka 4 137 816 137 820
ps

11. Sumedang 4 720 253 170 257 890


.b

12. Indramayu 240 266 944 267 183


13. Subang 9 338 1 086 921 1 096 259
ar

14. Purwakarta 7 829 266 810 274 639


ab

15. Karawang 6 248 116 432 122 680


16. B e k a s i 27 780 107 015 134 795
j

17. Bandung Barat 1 136 580 868 582 004


://

Kota
tp

18. Bogor 32 094 2 020 554 2 052 648


19. Sukabumi 793 202 191 202 984
ht

20. Bandung 192 229 3 741 139 3 933 368


21. Cirebon 13 893 849 671 863 564
22. Bekasi 7 812 253 303 261 115
23. Depok 8 153 541 153 549
24. Cimahi 128 205 655 205 783
25. Tasikmalaya 412 346 712 347 124
26. Banjar 105 95 877 95 982
Jawa Barat 383 778 15 959 338 16 343 115

84 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


LAMPIRAN

Lampiran 14.1 Panjang Jalan Kabupaten/Kota Menurut Jenis Permukaan


di Provinsi Jawa Barat 2013

Kabupaten/Kota Aspal Kerikil Tanah Tidak Dirinci Jumlah

(1) (2) (3) (5) (6) (7)


Kabupaten
01. Bogor 1 530,645 - 20,860 197,410 1 748,915
02. Sukabumi 1 468,480 211,770 50,100 - 1 730,350
03. Cianjur 1 094,077 133,092 11,000 63,378 1 301,547
04. Bandung 236,925 838,861 79,559 - 1 155,345
05. Garut 672,260 154,200 1,600 0,700 828,760

id
06. Tasikmalaya 1 142,973 133,350 27,000 - 1 303,323

o.
07. Ciamis 754,310 18,000 - - 772,310
08. Kuningan 416,100 - .g - - 416,100
09. Cirebon 646,650 - - - 646,650
ps
10. Majalengka 702,800 - - - 702,800
11. Sumedang 796,056 - - - 796,056
.b

12. Indramayu 795,140 18,580 - - 813,720


13. Subang 914,000 42,820 10,150 87,430 1 054,400
ar

14. Purwakarta 607,375 111,701 10,190 - 729,266


ab

15. Karawang 2 363,820 138,160 55,160 82,890 2 640,030


16. Bekasi 321,671 92,760 24,427 403,907 842,765
j
://

17. Bandung Barat 523,630 - - - 523,630


Kota/City
tp

18. Bogor 698,053 17,359 3,973 - 719,385


ht

19. Sukabumi 133,250 - - - 133,250


20. Bandung 1 185,380 - - - 1 185,380
21. Cirebon 140,764 1,448 0,718 - 142,930
22. Bekasi 1 324,560 - - - 134,560
23. Depok 117,350 - - 358,800 476,150
24. Cimahi 120,453 - - - 120,453
25. Tasikmalaya 417,600 - - - 417,600
26. Banjar 220,530 4,150 0,800 - 225,480
Jawa Barat 19 344,852 1 916,251 295,537 1 194,515 22 751,155

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 85


LAMPIRAN

Lampiran 14.2 Panjang Jalan Kabupaten/Kota Menurut Kondisi Jalan


di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013

Kabupaten/Kota Baik Sedang Rusak Rusak Berat Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


Kabupaten
01. Bogor 1 333,785 183,980 12,880 218,270 1 748,915
02. Sukabumi 196,040 447,970 - 1 086,340 1 730,350
03. Cianjur 251,689 253,420 327,880 468,558 1 301 547
04. Bandung 500,780 233,090 213,460 208,015 1 155,345
05. Garut 346,210 188,240 294,310 - 828,760

id
06. Tasikmalaya 435,449 283,513 264,701 319,660 1 303,323

o.
07. Ciamis 268,760 123,260 41,940 338,350 772,310
08. Kuningan 291,000 38,090 46,000 41,010 416,100
.g
09. Cirebon 223,120 272,280 97,550 53,700 646,650
ps

10. Majalengka 563,050 29,850 69,650 40,250 702,800


11. Sumedang 161,539 275,498 278,282 80,737 796,056
.b

12. Indramayu 538,985 138,225 114,638 21,872 813,720


ar

13. Subang 410,600 378,800 265,000 - 1 054,400


ab

14. Purwakarta 424,774 119,112 102,368 83,002 729,266


15. Karawang 903,980 705,840 1 303,210 - 2 640,030
j

16. Bekasi 594,816 19,691 180,641 119,617 842,765


://

17. Bandung Barat 100,810 161,910 130,830 130,080 523,630


tp

Kota
ht

18. Bogor 288,293 331,467 77,817 21,808 719,385


19. Sukabumi 89,140 37,840 4,380 1,890 133,250
20. Bandung 687,690 177,810 319,880 - 1 185,380
21. Cirebon 122,375 16,063 1,362 3,130 142,930
22. Bekasi 1 125,880 - 198,680 - 1 324,560
23. Depok - 429,490 46,660 - 476,150
24. Cimahi 87,661 25,312 7,480 1,765 120,453
25. Tasikmalaya 169,037 97,706 98,469 52,388 417,600
26. Banjar 184,280 30,550 10,650 - 225,480

Jawa Barat 10 299,743 4 999,017 4 163,718 3 288,677 22 751,155

86 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


LAMPIRAN

Lampiran 17.1 Pengeluaran perkapita Penduduk Jawa Barat Menurut Golongan


Tahun 2014

Golongan Pengeluaran Perkapita


Kelompok Barang
100.000-149.999 150.000-199.999 200.000-299.999

(1) (2) (3) (4)

A. Makanan
1. Padi-Padian 45,778 47,036 50,201
2. Umbi-umbian 742 1,083 1,239
3. Ikan 5,982 6,988 9,571
4. Daging 756 1,502 4,112

id
5. Telur dan Susu 2,854 4,405 7,594

o.
6.Sayur-Sayuran 5,992 8,843 12,497
7. Kacang-Kacangan 2,332
.g 5,194 6,172
8. Buah-buahan 581 2,735 4,277
ps

9. Minyak dan Lemak 3,052 4,478 5,916


.b

10. Bahan Minuman 2,967 4,079 5,666


11. Bumbu bumbuan 1,628 2,571 3,449
ar

12. Konsumsi Lainnya 1,363 3,577 4,463


ab

13. Makanan & Minuman jadi 8,080 19,572 29,980


14. Tembakau & Sirih 4,505 10,493 20,238
j
://

Konsumsi Makanan 86,610 122,555 165,376


tp
ht

B. Non Makanan
1. Perumahan & Fasilitas RT 24,213 33,874 51,191
2. Barang & Jasa 20,333 21,438 34,888
3. Pakaian, alas kaki & Tutup Kepala 1,153 3,713 5,947
4. Barang tahan lama 255 244 776
5 Pajak & Asuransi 412 501 1,474
6. Keperluan Pesta - 86 181

Konsumsi Bukan Makanan 46,367 59,856 94,456

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 87


LAMPIRAN

Lampiran 17.1 (lanjutan)

Golongan Pengeluaran Perkapita


Kelompok Barang
300.000-499.999 500.000-749.999 750.000-999.999

(1) (2) (3) (4)

A. Makanan
1. Padi – Padian 51,940 58,380 60,741
2. Umbi – umbian 1,616 2,107 2,707
3. Ikan 14,573 19,892 27,946
4. Daging 7,696 14,553 22,347
5. Telur dan Susu 12,298 18,912 28,704

id
6.Sayur – Sayuran 18,562 25,893 31,507

o.
7. Kacang – Kacangan 8,259 10,924 13,254
8. Buah – buahan
.g7,963 13,421 19,957
9. Minyak dan Lemak 8,559 10,294 12,147
ps

10. Bahan Minuman 8,332 11,633 14,388


.b

11. Bumbu bumbuan 5,289 7,457 9,082


12. Konsumsi Lainnya 6,381 8,749 10,462
ar

13. Makanan & Minuman jadi 59,308 96,052 143,036


ab

14. Tembakau & Sirih 35,895 54,649 68,232


j
://

Konsumsi Makanan 246,672 352,915 464,510


tp
ht

B. Non Makanan
1. Perumahan & Fasilitas RT 77,195 131,253 192,678
2. Barang & Jasa 51,601 92,805 142,730
3. Pakaian, alas kaki & Tutup Kepala 9,163 18,570 27,254
4. Barang tahan lama 2,868 6,815 16,378
5 Pajak & Asuransi 2,748 6,342 10,920
6. Keperluan Pesta 588 1,951 5,864

Konsumsi Bukan Makanan 144,163 257,737 395,825

88 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


LAMPIRAN

Lampiran 17.1 (lanjutan)

golongan pengeluaran perkapita


Kelompok Barang
1.000.000
Rata – rata/ Kapita
dan lebih

(1) (2) (3)

A. Makanan
1. Padi-Padian 59,785 55,861
2. Umbi-umbian 4,200 2,352
3. Ikan 40,197 22,115
4. Daging 41,884 17,709
5. Telur dan Susu 49,068 22,861

id
6.Sayur-Sayuran 36,478 24,759

o.
7. Kacang-Kacangan 14,783 10,565
8. Buah-buahan
.g 38,778 16,631
9. Minyak dan Lemak 14,698 10,333
ps

10. Bahan Minuman 17,356 11,358


.b

11. Bumbu bumbuan 10,859 7,171


12. Konsumsi Lainnya 12,468 8,441
ar

13. Makanan & Minuman jadi 255,452 115,104


ab

14. Tembakau & Sirih 76,257 50,490


j
://

Konsumsi Makanan 672,265 375,749


tp

B. Non Makanan
ht

1. Perumahan & Fasilitas RT 192,678 454,415


2. Barang & Jasa 142,730 415,831
3. Pakaian, alas kaki & Tutup Kepala 27,254 58,371
4. Barang tahan lama 16,378 132,128
5 Pajak & Asuransi 10,920 48,049
6. Keperluan Pesta 5,864 45,401

Konsumsi Bukan Makanan 395,825 1,154,196

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 89


LAMPIRAN

Lampiran 17.2 Rata-rata Pengeluaran Per Kapita Penduduk Jawa Barat


Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Pengeluaran Tahun 2014

Kabupaten/Kota Makanan Non Makanan Total

(1) (2) (3) (4)

Kabupaten
01. B o g o r 381,310 393,039 774,349
02. Sukabumi 332,961 270,988 603,949
03. Cianjur 284,030 202,759 486,789
04. Bandung 348,464 356,440 704,904
05. G a r u t 247,242 197,976 445,218

id
06. Tasikmalaya 251,640 178,441 430,081
07. C i a m i s 308,119 256,288 564,407

o.
08. Kuningan 366,960 .g 316,661 683,622
09. Cirebon 331,749 222,563 554,312
323,094 283,322 606,416
ps
10. Majalengka
11. Sumedang 375,497 303,567 679,064
.b

12. Indramayu 356,505 248,668 605,172


13. Subang 380,594 342,217 722,811
ar

14. Purwakarta 465,487 469,267 934,754


ab

15. Karawang 392,794 331,404 724,197


16. B e k a s i 478,356 463,187 941,543
j

17. Bandung Barat 256,877 237,945 494,822


://

Kota
tp

18 B o g o r 394,104 489,404 883,508


19 Sukabumi 364,689 375,922 740,612
ht

20 Bandung 470,318 1,050,878 1,521,196


21 Cirebon 368,121 474,561 842,682
22 Bekasi 479,802 696,194 1,175,996
23 Depok 581,730 870,248 1,451,977
24 Cimahi 442,239 601,563 1,043,802
25 Tasikmalaya 352,826 336,447 689,273
26 Banjar 353,461 297,556 651,018
Jawa Barat 375,749 405,316 781,066

90 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


LAMPIRAN

Lampiran 19.1 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 2011-2013 (Ribu Rupiah)

Kabupaten/Kota 2012 2013*) 2014**)

(1) (2) (3) (4)


Kabupaten
01. B o g o r 120,328,730.85 136,134,828.75 151,285,109.93
02. Sukabumi 33,945,181.27 37,919,059.76 40,968,436.09
03. Cianjur 23,782,927.23 26,427,884.85 28,683,009.12
04. Bandung 60,045,710.19 67,841,889.23 76,321,676.95
05. G a r u t 30,364,470.83 33,687,510.52 37,085,187.67
06. Tasikmalaya 19,030,091.42 21,305,365.56 23,418,346.20

id
07. C i a m i s 16,772,576.32 18,720,053.06 20,535,707.89

o.
08. Kuningan 11,951,482.16 13,441,997.02 14,955,531.62
09. Cirebon 26,297,826.36 .g29,425,735.09 32,944,211.62
10. Majalengka 15,691,229.38 17,543,188.52 19,203,738.75
ps

11. Sumedang 18,140,278.72 20,260,540.99 22,344,056.44


12. Indramayu 59,376,511.04 63,470,675.62 67,782,189.78
.b

13. Subang 23,052,644.34 24,668,414.98 26,717,853.87


35,592,401.67 40,613,648.39 45,461,042.13
ar

14. Purwakarta
15. Karawang 124,276,539.27 140,816,053.30 155,068,137.87
ab

16. B e k a s i 188,175,426.62 206,362,677.08 227,469,485.60


17. Bandung Barat 24,144,338.54 27,382,963.44 30,660,331.89
j
://

18. Pangandaran 5,984,684.64 6,716,230.42 7,382,256.16


Kota
tp

18 B o g o r 23,254,869.47 26,057,306.66 29,102,228.90


ht

19 Sukabumi 6,510,552.99 7,309,646.73 8,140,751.03


20 Bandung 131,989,539.42 151,772,415.64 172,629,381.91
21 Cirebon 12,284,555.73 13,629,949.01 15,055,619.99
22 Bekasi 51,699,223.76 57,715,000.16 64,126,991.15
23 Depok 33,283,562.38 38,517,096.73 43,675,166.89
24 Cimahi 16,500,266.76 18,385,302.86 20,568,719.92
25 Tasikmalaya 11,081,546.50 12,291,896.54 13,614,780.42
26 Banjar 2,466,189.79 2,759,472.30 3,011,030.73

Jawa Barat 2,466,189.79 2,759,472.30 3,011,030.73

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 91


LAMPIRAN

Lampiran 19.2 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2011-2013 (Ribu Rupiah)

Kabupaten/Kota 2012 2013*) 2014**)

(1) (3) (4) (5)


Kabupaten
01. B o g o r 104,286,980.50 110,706,885.23 117,412,136.24
02. Sukabumi 31,767,699.95 33,420,230.44 35,250,144.84

id
03. Cianjur 21,817,064.39 22,804,951.27 23,952,964.38
04. Bandung 54,468,156.82 57,675,573.71 61,068,514.00

o.
05. G a r u t 27,815,340.92 .g 29,138,481.77 30,541,244.30
06. Tasikmalaya 17,191,752.93 17,941,292.77 18,794,607.12
07. C i a m i s 15,213,674.32 16,014,025.46 16,819,047.38
ps

08 Kuningan 10,962,964.00 11,633,752.80 12,364,916.20


.b

09. Cirebon 23,857,749.63 25,042,254.92 26,305,194.72


10. Majalengka 14,307,426.74 15,012,893.95 15,745,285.62
ar

11. Sumedang 16,400,809.40 17,194,506.28 18,003,094.68


ab

12. Indramayu 51,389,040.61 52,866,332.66 55,012,287.54


13. Subang 20,588,972.89 21,422,377.20 22,497,213.85
j

14. Purwakarta 31,934,339.59 34,186,402.30 36,081,980.38


://

15 Karawang 111,424,083.54 119,484,231.01 125,415,445.92


tp

16. B e k a s i 175,279,801.74 186,479,889.46 197,018,595.08


17. Bandung Barat 21,651,878.96 22,937,169.44 24,246,008.64
ht

18. Pangandaran 5,463,153.64 5,735,151.00 5,971,350.74


Kota
18 B o g o r 21,203,569.63 22,474,658.54 23,815,328.76
19 Sukabumi 5,978,318.72 6,301,682.60 6,643,603.95
20 Bandung 119,632,249.59 128,988,567.03 138,911,063.12
21 Cirebon 11,309,382.97 11,863,884.92 12,541,011.83
22 Bekasi 46,907,332.89 49,739,925.83 52,532,659.96
23 Depok 30,703,249.32 32,710,792.10 35,053,408.09
24 Cimahi 15,212,150.13 16,026,437.38 16,953,226.64
25 Tasikmalaya 10,324,522.76 10,961,866.70 11,637,277.46
26 Banjar 2,250,796.43 2,373,511.76 2,491,583.96
Jawa Barat 1.028.409.739,5 1.093.585.505,0 1.148.948.816,8

92 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


LAMPIRAN

Lampiran 20.1 Penduduk Miskin Menurut Provinsi Tahun 2011-2012 (000)

2011 2012
Provinsi
Kota Desa Jumlah Kota Desa Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
11 Nanggroe Aceh Darussalam 176,02 718,78 894,81 165,40 711,10 876,60
12 Sumatra Utara 691,13 790,18 1 481,31 669,40 709,10 1 378,40
13 Sumatra Barat 140,49 301,59 442,09 124,30 273,60 397,90
14 Riau 141,92 340,13 482,05 156,40 324,90 481,30
15 Jambi 108,17 164,51 272,67 105,30 164,70 270,10

id
16 Sumatera Selatan 409,15 665,66 1 074,81 367,60 674,40 1 042,00

o.
17 Bengkulu 95,28 208,33 .g303,60 92,70 217,80 310,50
18 Lampung 241,94 1 056,77 1 298,71 237,90 981,10 1 219,00
ps
19 Bangka Belitung 25,32 46,74 72,06 24,00 46,20 70,20
21 Kepulauan Riau 106,35 23,21 129,56 106,60 24,60 131,20
.b

31 DKI Jakarta 363,42 0,00 363,42 366,80 - 366,80


ar

32 Jawa Barat 2 654,69 1 993,93 4 648,63 2 560,00 1 861,50 4 421,50


33 Jawa Tengah 2 092,51 3 014,85 5 107,36 1 946,50 2 916,90 4 863,40
ab

34 Jogjakarta 304,34 256,55 560,88 306,50 255,60 562,10


35 Jawa Timur 1 768,23 3 587,98 5 356,21 1 606,00 3 354,60 4 960,50
j
://

36 Banten 335,53 354,96 690,49 333,50 314,80 648,30


tp

51 B a l i 92,95 73,28 166,23 93,20 67,70 161,00


52 Nusa Tenggara Barat 448,14 446,63 894,77 415,40 412,90 828,30
ht

53 Nusa Tenggara Timur 117,04 895,87 1 012,90 117,40 882,90 1 000,30


61 Kalimantan Barat 84,47 295,64 380,11 74,20 281,50 355,70
62 Kalimantan Tengah 29,36 117,54 146,91 32,30 109,60 141,90
63 Kalimantan Barat Selatan 59,47 135,15 194,62 56,50 132,70 189,20
64 Kalimantan Barat Timur 92,14 155,77 247,90 91,50 154,60 246,10
71 Sulawesi Utara 77,25 117,65 194,90 66,80 110,70 177,50
72 Sulawesi Tengah 61,90 361,74 423,63 60,20 349,40 409,60
73 Sulawesi Selatan 137,02 695,89 832,91 133,60 672,30 805,90
74 Sulawesi Tenggara 29,84 300,17 330,00 29,60 274,70 304,30
75 Gorontalo 19,29 178,98 198,27 17,80 169,90 187,70
76 Sulawesi Barat 29,68 135,19 164,86 29,10 131,50 160,60
81 Maluku 59,60 300,72 360,32 51,10 287,80 338,90
82 Maluku Utara 8,09 89,22 97,31 8,70 79,60 88,30
91 Papua Barat 10,78 239,06 249,84 13,30 210,00 223,20
94 Papua 35,27 909,53 944,79 48,10 928,30 976,40
Indonesia 11 046,75 18 046,75 30 018,93 10 507,80 18 086,90 28 594,60

Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015 93


LAMPIRAN

Lampiran 20.2 Indeks Pembangunan Manusia Provinsi dan Nasional Tahun 2009-2012

Provinsi 2010 2011 2012 2013

(1) (2) (3) (4) (5)


Nanggroe Aceh Darussalam 71,70 72,16 72,51 73,05
Sumatra Utara 74,19 74,65 75,13 75,55
Sumatra Barat 73,78 74,28 74,70 75,01
Riau 76,07 76,53 76,90 77,25
Jambi 72,74 73,30 73,78 74,35
Sumatra Selatan 72,95 73,42 73,99 74,36
Bengkulu 72,92 73,40 73,93 74,41

id
Lampung 71,42 74,94 72,45 72,87

o.
Bangka Belitung 72,86 73,37 73,78 74,29
Kepulauan Riau 75,07 .g 75,78 76,20 76,56
DKI Jakarta 77,60 77,97 78,33 78,59
ps
Jawa Barat 72,29 72,73 73,11 73,58
Jawa Tengah 72,49 72,94 73,36 74,05
.b

D ,I , Yogyakarta 75,77 76,32 76,75 77,37


Jawa Timur 71,62 72,18 72,83 73,54
ar

Banten 70,48 70,95 71,49 71,90


Bali 72,28 72,84 73,49 74,11
ab

Nusa Tenggara Barat 65,20 66,23 66,89 67,73


Nusa Tenggara Timur 67,26 67,75 68,28 68,77
j
://

Kalimantan Barat 69,15 69,66 70,31 70,93


Kalimantan Tengah 74,64 75,06 75,46 75,68
tp

Kalimantan Selatan 69,92 70,44 71,08 71,74


ht

Kalimantan Timur 75,56 76,22 76,71 77,33


Kalimantan Utara - - - 74,72
Sulawesi Utara 76,09 76,54 76,95 77,36
Sulawesi Tengah 71,14 71,62 72,14 72,54
Sulawesi Selatan 71,62 72,14 72,70 73,28
Sulawesi Tenggara 70,00 70,55 71,05 71,73
Gorontalo 70,28 70,82 71,31 71,77
Sulawesi Barat 69,64 70,11 70,73 71,41
Maluku 71,42 71,87 72,42 72,70
Maluku Utara 69,03 69,47 69,98 70,63
Papu Barat 69,15 69,65 70,22 70,62
Papua 64,94 65,36 65,86 66,25
Indonesia 72,27 72,77 73,29 73,81

94 Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat 2015


ht
tp
://
jab
ar
.b
ps
.g
o.
id
ht
tp
://
jab
ar
.b
ps
.g
o.
id

Anda mungkin juga menyukai