Anda di halaman 1dari 76

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

DI BENGKEL MOBIL KUDA MAS

OVERHAUL DAN ANALISIS HASIL PEMERIKSAAN SISTEM

SUSPENSI MOBIL TOYOTA HARRIER

Disusun Oleh

Nama : Angga Tribuana

NIM : 5202415055

Jurusan/Prodi : Teknik Mesin/Pendidikan Teknik Otomotif S1.

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

TAHUN 2018

i
ii
ABSTRAK

Angga Tribuana
OVERHAUL DAN ANALISIS HASIL PEMERIKSAAN SISTEM
SUSPENSI MOBIL TOYOTA HARRIER
BENGKEL MOBIL KUDA MAS

Pendidikan Teknik Otomotif S1 – Teknik Mesin


Universitas Negeri Semarang
Tahun 2018

Laporan PKL ini mengangkat judul Overhaul dan Analisis Kerusakan


Sistem Suspensi. Karena praktik kerja lapangan yang saya lakukan di Bengkel
Mobil Kuda Mas Anjasmoro Semarang melayani berabagai jenis perbaiakan
kerusakan pada mobil pelanggannya salah satu yang paling sering saya praktekkan
disana adalah membongkar pasang sistem suspensi. Tujuan dari Laporan PKL ini
adalah untuk menengatahui bagaimana prosedur overhaul pada sistem suspendi
yang benar dan dapat melakukan pemeriksaan analisis kerusakan pada sistem
suspensi terutama pada mobil Toyota Harrier. Manfaat yang didapat dari
pembuatan laporan PKL ini adalah menambah pengetahuan mahasiswa PKL
terhadap praktik overhaul komponen chasis terutama pada sistem suspensi Toyota
Harrier.
Metode penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam melakukan penelitian
meliputi studi lapangan dan studi pustaka. Studi lapangan meliputi wawancara dan
pengamatan. Studi pustaka dilakukan dengan penelitian kepustakaan yang relevan
dengan masalah yang dihadapi penulis.
Dalam laporan ini, penulis menjelaskan bagaimana proses pekerjaan
berlangsung. Penulis mengambil topik tentang sistem suspensi pada Toyota Harrer.
Hal ini dikarenakan overhaul sistem suspensi merupakan hal yang paling sering
dilaksanakan praktikan selama Praktik Kerja Industri
Suspensi merupakan komponen pada kendaraan yang terlatak diantara body
kendaraan dan roda-roda, dirancang untuk menyerap kejutan dari permukaan jalan
sehingga menambah kenyamanan dan stabilitas kendaraan serta memperbaiki
kemampuan cengkram roda terhadap jalan. Suspensi terdiri darai pegas, shock
absorber, stabilizer, dan sebagainya. Pada umumnya suspensi dapat digolongkan
menjadi dua yaitu Suspensi Tipe Rigid ( Rigid Axle Suspension ) dan Tipe Bebas (
Independent Suspention ).

Kata kunci : Praktik Kerja Lapangan ( PKL), Suspensi.

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan rahmat dan

hidayah sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan

Di Bengkel Mobil Kuda Mas Anjasmoro Semarang. Laporan ini dibuat guna untuk

memenuhi tuntunan mata kuliah praktik kerja lapangan yang berbobot 4 sks dengan

judul “Overhaul dan Analisis Hasil Pemeriksaan Sistem Suspensi Mobil

Harrier”.

Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Nur Qudus, S.Pd, M.Pd Dekan Fakultas Teknik Universitas

Negeri Semarang.

2. Bapak Rusiyanto, S.Pd, M.T Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas

Negeri Semarang.

3. Bapak Dr. Hadromi S.Pd., MT. dosen pembimbing yang telah membimbing

dalam menyelesaikan penulisan laporan ini.

4. Bapak Wibowo pimpinan dari Bengkel Mobil Kuda Mas Anjasmoro

Semarang

5. Bapak Muhammad Fadluwoh Pembimbing lapangan yang telah

membimbing selama melaksanakan PKL di Bengkel Mobil Kuda Mas

Anjasmoro Semarang

6. Seluruh pegawai Bengkel Mobil Kuda Mas Anjasmoro Semarang yang

telah memberikan pengarahan dan bimbingan selama melaksanakan Praktik

Kerja Lapangan.

iv
v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...........................................................Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PENGESAHAN .............................................Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ........................................................................................................................ iii

KATA PENGANTAR .......................................................................................................iv

DAFTAR ISI ..........................................................................................................................vi

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................................ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1


B. Tujuan dan Manfaat ............................................................................................. 3
C. Tempat dan Pelaksanaan ..................................................................................... 4
D. Pengumpulan Data................................................................................................ 5
BAB II PEKERJAAN/KEGIATAN ................................................................................ 7

A. Pekerjaan Secara Umum ...................................................................................... 7


1. Gambaran umum perusahaan......................................................................... 7
2. Sejarah perusahaan .......................................................................................... 8
3. Denah lokasi bengkel mobil kuda mas semarang .......................................... 9
4. Visi dan misi perusahaan ................................................................................. 9
5. Struktur organisasi bengkel mobil kuda mas semarang ............................. 10
6. Fasilitas yang disediakan ............................................................................... 12
7. Keselamatan dan kesehatan kerja ................................................................ 12
8. Kepegawaiaan / tenaga kerja......................................................................... 13
B. Pekerjaan Secara Spesifik .................................................................................. 13
1. Sejarah toyota harrier .................................................................................... 13
1.1 Spesifikasi toyota harrier ............................................................................ 14
2. Sistem suspensi................................................................................................ 21

vi
2.1 Fungsi suspensi pada kendaraan ................................................................ 21
2.2 Persyaratan suspensi .................................................................................... 22
2.3 Kompnen utama suspensi ............................................................................ 22
2.4 Model dan karakteristik suspensi ............................................................... 30
3 Overhaul sistem suspensi ............................................................................... 33
4 Pemeriksaan dan gangguan pada sistem suspensi ....................................... 52
5 Hasil pemeriksaaan sistem suspensi mobil toyota harrier .......................... 55
C. Analisis Hasil Pemeriksaan Sistem Suspensi .................................................... 56
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 61

A. Kesimpulan .......................................................................................................... 61
B. Saran .................................................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 64

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Praktik Kerja Industri

Tabel 2.1 Tabel Hasil Pemeriksaan Sistem Suspensi

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bengkel Mobil Kuda Mas Semarang

Gambar 2.2 Peta Lokasi Bengkel Mobil Kuda Mas Semarang

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Bengkel Kuda Mas Semarang

Gambar 2.3 Toyota Harrier/Lexus

Gambar 2.4 Mesin Toyota Harrier

Gambar 2.5 Dimensi/Ukuran Toyota Harrier

Gambar 2.6 Transmisi Toyota Harrier

Gambar 2.7 Suspensi Toyota Harrier

Gambar 2.8 Rem Toyota Harrier

Gambar 2.9 Ban Toyota Harrier

Gambar 2.10 Kemudi Toyota Harrier

Gambar 2.11 Eksterior Toyota Harrier

Gambar 2.12 Interior Toyota Harrier

Gambar 2.13 Pegas Daun

Gambar 2.14 Pegas Coil

Gambar 2.15 Pegas Torsi

ix
Gambar 2.16 Shock Absorber Kerja Tunggal

Gambar 2.17 Shock Absorber Kerja Gnada

Gambar 2.18 Ball Joint

Gambar 2.19 Stabilizer Bar

Gambar 2.20 Strut Bar

Gambar 2.21 literal Control Rod

Gambar 2.22 U-bolt

Gambar 2.23 Suspensi Model Rigid

Gambar 2.24 Suspensi Tipe Indepentdent

Gambar 2.25 Melepas baut Stsbilisator

Gambar 2.26 Pemeriksaan Visual Batang Stabilisator

Gambar 2.27 Memasang Batang Stabilisator

Gambar 2.28 Mengangkat / Mendongrak Mobil

Gambar 2.29 Melepas Baut Pengikat Nakel Kemudi

Gambar 2.30 Melepas Tiga Mur Pengikat Peredam Getaran

Gambar 2.31 Melepas Mur Pengikat Naf Suspensi

Gambar 2.32 Terlepas Pegas dengan Shock Absorber

Gambar 2.33 Pemeriksaan Shock Absorber / Peredam Getaran

x
Gambar 2.34 Pelepasan Peredam Getaran

Gambar 2.35 Pemeriksaan Pemegang Nakel

Gambar 2.36 Kondisi Karet Penahan

Gambar 2. 37 Pemasangan Pegas Koil

Gambar 2.38 Pemasangan Dudukan pegas Koil

Gambar 2.39 Merakit komponen Suspensi

Gambar 2.40 Pemasangan Peredam Getaran

Gambar 2.41 Pemasangan Baut Pengikat Nakel Kemudi

Gambar 2.41 Cara Mengganti Busing Karet

Gambar 2.42 Pemeriksaan Visual Batang Stabiliser

Gambar 2.43 Sambungan Stabilizer Bar

Gambar 2.44 Pemasangan Mur Pengikat Shock Absorber

Gambar 2.45 Penyetel Toe in Toe out

Gambar 2.46 Plat Penahan

Gambar 2.47 Penyetelan Toe In Toe Out

xi
DAFTAR LAMPIRAN

xii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumber daya manusia merupakan modal utama dalam suatu usaha, maka

kualitas tenaga kerja harus dikembangkan dengan baik. Proses dalam menciptakan

kualitas tenaga kerja yang harus di kembangkan yaitu merupakan suatu keahlian

atau skill yang di punyai oleh tenaga kerja tersebut dalam hal ini terjadi di industri

bengkel servis dan perbaikan mobil yang menuntut para pekerjanya untuk berpikir

kreatif untuk servis dan memperbaiki mobil, oleh karena itu Praktik Kerja

Lapangan (PKL) merupakan salah satu cara efektif untuk memperkenalkan

mahasiswa untuk mengetahui kondisi langsung dilapangan.

Kajian istilah asing di bidang otomotif termasuk bidang ilmu terapan di

samping istilah-istilah di bidang ilmu murni, seperti kimia, fisika, matematika, dan

biologi, asal mula peristilahan di bidang otomotif dikemukakan oleh Boentarto

(1996:9). Ia menyatakan bahwa otomotif berasal dari bahasa Inggris, yakni

automotive yang artinya mesin pembangkit tenaga atau yang dapat bergerak

sendiri. Otomotif ini membahas mesin-mesin yang digunakan pada mobil dan

sepeda motor saja. Di samping itu, Alwi, dkk., (2007:77 dan 805) menjelaskan

bahwa, ―Aotomotif (dengan penyesuaian ejaan) adalah berkenaan dengan

kendaraan bermesin (misalnya mobil dan motor)‖. Oleh karena itu, otomotif adalah

hal-hal yang berhubungan dengan sesuatu yang berputar dengan sendirinya,


2

misalnya motor dan mobil. Dunia otomotif berawal dari ditemukannya

/diciptakannya mesin oleh seorang ahli yang bernama Alphans Beau de Rahas

(1960). Kemudian, perkembangan dunia otomotif menjadi lebih pesat setelah tahun

1877 berhasil menciptakan mesin 4-tak oleh Otto. Kini bidang permesinan lebih

dikenal dengan istilah otomotif (Rudatin, 1996:6).

Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah sebagai suatu bentuk nyata dari mata

kuliah pengenalan lapangan yang merupakan mata kuliah wajib dilaksanakan oleh

mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif S1 Universitas Negeri Semarang, untuk

itu kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) menjadi salah satu cara yang efektif

untuk memperkenalkan mahasiswa secara langsung untuk terjun ke lingkungan

kerja. Kegiatan PKL mahasiswa diharapkan mampu menyerap ilmu yang

didapatkannya dalam dunia kerja sehingga memahami permasalahan yang terjadi

didunia kerja dan mampu menumbuhkan ide-ide baru yang nantinya berguna bagi

kemajuan perkembangan iptek (Ilmu Pengetahuan dan teknologi) di Indonesia.

Untuk menunjang kegiatan akademik sesuai dengan disiplin ilmu perlu adanya

kerja sama dengan suatu perusahaan atau industri. Dalam hal ini melaksankan PKL

di Bengkel Mobil Kuda Mas Semarang yang dalam pelaksanaannya penulis salah

satunya melakukan proses overhaule / bongkar pasang shock absorber . Metode

pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah metode interview, metode

dokumentasi, metode praktik dan metode kepustakaan.

Bengkel Mobil Kuda Mas merupakan bengkel yang bergerak di bidang jasa

perbaikan dan servis kendaraan roda empat. Untuk menunjang berjalannya kegiatan

pekerjaan di Bengkel Mobil Kuda Mas bekerja dengan maksimal Terdiri dari
3

beberapa divis antara lain yaitu Divisi Bengkel, Divisi Salon, Divisi Cuci, Divisi

Variasi, Divisi stiker, Divisi jok, dan Devisi Ganti Oli .

B. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan

Tujuan dari Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini adalah mahasiswa dapat

melakukan :

1.) Overhaul Sistem Suspensi Mobil.

2.) Analisis Hasil Pemeriksaan Sistem Suspensi Mobil.

2. Manfaat

Beberapa manfaat dari dilaksanakannya PKL antara lain:

a. Bagi Mahasiswa

1. Menerapkan ketrampilan kerja mahasiswa yang diperoleh dari

kampus dengan praktik langsung dilapangan.

2. Mahasiswa memperoleh pengetahuan kondisi yang ada di dunia

industry.

3. Memantapkan sifat professional, disiplin, dan tanggung jawab

mahasiswa.

4. Mahasiswa memperoleh pengalaman baru tentang proses Overhaule

dan Analisis Kerusakan Shock Absorber pada Mobil.

b. Bagi Lembaga Pendidikan

1) Lembaga pendidikan memperoleh masukan penyelenggaraan PKL

yang berguna untuk pengembangan jurusan.


4

2) Dapat menilai kompetensi mahasiswa setelah mendapatkan

pengalaman dari PKL.

3) Meningkatkan, memperluas dan memperkuat jaringan kerjasama

dengan industri.

c. Bagi Industri

1) Dapat memperkenalkan industrinya kepada mahasiswa.

2) Meningkatkan kerjasama dengan lembaga pendidikan.

3) Mendapatkan masukan dari mahasiswa yang dapat diterapkan oleh

lembaga industri.

C. Tempat dan Pelaksanaan

1. Tempat Pelaksanaan

Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan di Bengkel Mobil Kuda Mas

Semarang yang beralamat di Jl. Anjasmoro Raya No.36, Karangayu,

Semarang Barat, Kota Semarang.

2. Waktu Pelaksanaan

Praktik Kerja Lapangan dimulai pada hari senin tanggal 8 Januari 2018

sampai dengan hari Jumat tanggal 16 Februari 2018, dengan pelaksanaan

enam(6) hari kerja tiap minggunya dari hari senin sampai dengan hari sabtu,

dari jam 08.00 s/d 17.00 setiap harinya.


5

Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Praktik Kerja Industri

No. Kegiatan Waktu

1 Pembekalan PKL 17 November 2017

2 Penerjunan PKL 8 Januari 2018

3 Pelaksanaan PKL 8 Januari 2018 - 16 Februari 2018

4 Penarikan PKL 16 Februari 2018

D. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penyusunan laporan praktik kerja lapangan ini

ada beberapa cara antara lain:

1. Metode Praktik

Metode ini dilakukan untuk mengumpulkan data pada bahan laporan praktik

kerja lapangan dengan jalan mengoperasikan beberapa alat yang ada,

menganalisa dan mengamati secara langsung dan dibimbing oleh mekanik.

2. MetodeInterview (wawancara)

Metode dengan mengadakan tanya jawab secara langsung kepada

pembimbing lapangan dan mekanik. Data dari metode ini adalah tentang teknik

proses dempul

3. Metode Kepustakaan Literatur (buku panduan)

Metode ini dilakukan dengan cara mencari buku-buku manual secara resmi

dan prosedur-prosedur tentang teknik proses dempul


6

4. Metode Dokumentasi

Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data atau informasi kepada

pembimbing lapangan dengan mengumpulkan data dengan cara

mendokumentasikan yang akan diperbaiki saat melakukan pekerjaan praktik

dilapangan guna untuk memperkuat data dalam bentuk gambar.


7

BAB II

PEKERJAAN/KEGIATAN

A. Pekerjaan Secara Umum

1. Gambaran Umum Perusahaan

Nama Bnegkel : Bengkel Mobil Kuda Mas

Alamat : Jl. Anjasmoro Raya No 36, Karangayu, Semarang

Barat, Kota semarang.

Bengkel Mobil Kuda Mas adalah Bengkel swasta milik pribadi yang bergerak

dibidang jasa khususnya bidang otomotif yang dipersiapkan secara professional,

baik dari sisi kualitas bengkel, SDM, maupun produk/layanan yang disediakan,

dengan mengedepankan pada kepuasan pelanggan.

Gambar 2.1 Bengkel Mobil Kuda Mas Semarang


8

2. Sejarah Perusahaan

Berdiri sejak April 1995, berawal dari usaha kecil-kecilan hanya sebatas

bengkel ganti oli biasa. Dengan seiring berjalannya waktu karena permintaan dari

pelanggan dikembangkanlah bengkel dengn berbagai bentuk jasa dibidang otomitif

seperti perbaikan dan servis mobil, servis jok, variasi, ganti oli, salon mobil, stiker,

dan cuci mobil dengan diberi nama Bengkel Mobil Kuda Mas. Bengkel Mobil

Kuda Mas waktu ke waktu selalu berusaha memberikan yang terbaik kepada semua

pelanggannya, didukung oleh perangkat, sarana serta Sumber Daya Manusia yang

profesional dan berpengalaman di berbagai bidang terutama Otomotif.

Bengkel Mobil Kuda Mas mampu meraih kepercayaan dari berbagai

pelanggan maupun perusahaan pengguna jasa dibidang otomotif di karisedenan

Semarang khususnya dan dari berbagai kota-kota lain di Indonesia. Citra positif

pelayanan kami ini akan menjadi bahan pertimbangan Anda dalam memutuskan

untuk bermitra dengan Bengkel Mobil Kuda Mas.

Adapun bidang jasa yang mampu kami berikan adalah meliputi kegiatan yang

terkait dengan perbaikan dan servis, servis jok, salon mobil, variasi / modifikasi

mobil, cuci mobil, stiker, dan ganti oli.

Jasa pelayanan yang disediakan, disiapkan dan diberikan oleh Para Tenaga

Ahli dan Praktisi yang sangat berpengalaman di bidangnya, serta didukung

kerjasama dengan beberapa supplier-suplier terpercaya seKota Semarang.


9

3. Denah Lokasi Bengkel Mobil Kuda Mas semarang

Gambar 2.2 Peta Lokasi Bengkel Mobil Kuda Mas Semarang

4. Visi dan Misi Perusahaan

VISI

“Menjadi bengkel mobil yang profesional dan terpercaya”

MISI

 Memberikan jasa pelayanan bidang otomotif yang profesional dan

berkualitas tinggi.

 Memfasilitasi keinginan pelanggan dengan memberikan pelayanan yang

berkualitas dan sesuai dengan perkembangan teknologi serta kebutuhan

konsumen.

 Memberikan layanan yang terbaik dengan mengedepankan kepuasan

pelanggan.

 Menggunakan tenaga yang memiliki kemampuan tenaga ahli.


10

5. Struktur Organisasi Bengkel Mobil Kuda Mas Semarang

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Bengkel Kuda Mas Semarang

a) Owner Bengkel Kuda Mas Semarang

Owner Bengkel Kuda Mas merupakan pendiri Bengkel Kuda Mas

Semarang sekaligus Investor utama di semua bidang usaha dari Bengkel Kuda

Mas Semarang.
11

b) Manager Bengkel Kuda Mas Semarang

Manager merupakan salah seorang pendiri juga dari Bengkel Kuda Mas

Semarang, bertugas memanagemen semua usaha dari Bengkel Kuda Mas

Semarang.

c) Admin

Admin bertugas mengurusi segala sesuatu administrasi bengkel seperti

keuangan, keluar masuk mobil cutomer, dan keluar masuk spearpart bengkel.

d) Divisi

Divisi pada bengkel kuda mas merupakan suatu kelompok yang sudah di

bagi untuk mengerjakan suatu perkrjaan sesuai dengan masing-masing job. Di

bengkel kuda mas di bagi menjadi 7 divisi seperti:

 Divisi Ganti Oli

Yaitu divisi yang bertugas khusus mengganti oli kendaraan dari pelanggan.

Berbagai macam oli yang bisa diganti misalkan oli mesin, oli

gardan/differensial, oli transmisi, oli power steering, dan oli rem.

o Divisi Variasi

Yaitu divisi yang bertugas melayani beragam variasi mulai dari interior dan

eksterior pada mobil pelanggan.

 Divisi Servis Jok

Yaitu divisi yang bertugas memperbaiki atau mengganti jok yang

kondisinya sudah tidak baik atau sesuai permintaan pelanggan.


12

 Divisi Stiker

Yaitu divisi yang bertugas memasang stiker untuk perlindungan cat mobil

atau pemasangan stiker sesuai keinginan pelanggan guna meningkatkan style

mobil pelanggan.

 Divisi Salon Mobil

Yaitu divisi yang bertugas membersihkan semua debu yang ada di dalam

kabin mobil dan juga bodi mobil.

 Divisi Cuci Mobil

Yaitu divisi yang bertugas mencuci kendaraan pelanggan.

 Divisi Bengkel

Yaitu divisi yang bertugas untuk memperbaiki berbagai permasalahan

mobil pelanggan.

6. Fasilitas yang Disediakan

Untuk menunjang pelaksanan pekerjaan Kupu-Kupu Malam Auto Custom

telah di lengkapi dengan peralatan-peralatan dan fasilitas, yang menunjang jadwal

dan kegiatan pekerjaan lebih efektif dan efisien, sehingga lebih tepat waktu dan

tepat guna. peralatan penunjang ini bertujuan untuk memaksimalkan target

pekerjaan dan meminimalkan complain dari customer.

7. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Keselamatan dan Kesehatan Kerjan (K3) adalah bidang yang terkait

dengan kesehatan,keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah


13

institusi maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan

keselamatan lingkungan kerja. K3 juga melindungi rekan kerja, keluarga pekerja,

konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja.

Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting bagi moral, legalitas, dan

finansial. Semua organisasi memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa pekerja dan

orang lain yang terlibat tetap berada dalam kondisi aman sepanjang waktu. Praktek K3

(keselamatan kesehatan kerja) meliputi pencegahan, pemberian sanksi, dan kompensasi,

juga penyembuhan luka dan perawatan untuk pekerja dan menyediakan perawatan

kesehatan dancuti sakit. Selain itu kupu-kupu malam auto custom juga menyediakan

BPJS kesehatan dan Ketenaga kerjaan untuk para karyawannya untuk menunjang

kesejahteraan para karyawan.

8. Kepegawaiaan / Tenaga Kerja

Adapun jam kerja yang berlaku di bengkel yaitu:

Hari : Senin – Sabtu

Waktu : Pukul 08.00 – 17.00 WIB

B. Pekerjaan Secara Spesifik

1. Sejarah Toyota Harrier

Toyota Harrier adalah sebuah SUV ukuran menengah yang diproduksi

oleh Toyota Motor Corporation. Di pasar Amerika Utara, dia dijual dalam merk

Lexus dengan model RX (seperti RX300, RX330, dan RX350). Dia dibuat

berdasarkan platform Camry, yang berbagi dengan Kluger/Highlander. Harrier

diperkenalkan di Jepang pada 1997 dan RX300 di Amerika pada North American
14

International Auto Show 1998. Dengan cepat dia menjadi model penjualan-terbaik

Lexus. Dia merupakan salah satu crossover SUV pertama di pasar.

Gambar 2.3 Toyota Harrier/Lexus

Di Indonesia, Toyota Harrier masuk melalui jalur importir umum (IU). Karena

model ini tadinya diperuntukan untuk pasar lokal Jepang, maka banyak menu dan

informasi pada kendaraan masih menggunakan bahasa dan huruf Jepang.

1.1 Spesifikasi Toyota Harrier

a) Mesin

Gambar 2.4 Mesin Toyota Harrier


15

Mesin yang digunakan Toyota Harrier 2003 menggunakan dua tipe mesin.

Pertama mesin 2AZ-FE 4 silinder segaris 16 katup berkapasitas 2.400 cc yang

mampu menghasilkan tenaga maksimum hingga 164 Ps pada putaran 5.600 rpm

dan torsi maksimum sebesar 221 Nm pada putaran 4.000 rpm.

Kedua mesin 1MZ-FE 4 silinder segaris 16 katup berkapasitas 3.000 cc yang

mampu menghasilkan tenaga maksimum hingga 222 Ps pada putaran 5.600 rpm

dan torsi maksimum sebesar 304 Nm pada putaran 4.000 rpm. Tenaga yang

dihasilkan oleh mobil ini akan disalurkan melalui tranmisi otomatis Triptonic 4

percepatan.

b) Dimensi / Ukuran

Gambar 2.5 Dimensi/Ukuran Toyota Harrier


16

Panjang 4.580 mm

Lebar 1.815 mm

Tinggi 1.670 mm

Jarak Sumbu Roda 2.615 mm

c) Transmisi

Gambar 2.6 Transmisi Toyota Harrier

Transmisi A/T Triptonic 4 percepatan


17

d) Sistem Suspensi

Gambar 2.7 Suspensi Toyota Harrier

Suspensi Depan Double Wishbone

Suspensi Belakang Quad Link

e) Sistem Rem

Gambar 2.8 Rem Toyota Harrier


18

Rem Depan Ventilated 4-wheel disc

Rem Belakang Solid 4-wheel disc

f) Ban

Gambar 2.9 Ban Toyota Harrier

Ban 225/70 R16

g) Sistem Kemudi

Gambar 2.10 Kemudi Toyota Harrier


19

Sistem Rack and Pinion

Power Steering ada

h) Eksterior

Gambar 2.11 Eksterior Toyota Harrier

Toyota Harrier hadir dengan penampilannya yang garang dan gagah. Hal

ini dapat dilihat dari bumper yang berukuran ekstra dan ditambah dengan adanya

grill berukuran besar. Pada bagian depan terdapat pula LED Strip yang membawa

fitur DRL. Serta, terdapat pula headlamp yang terpasang dan dilengkapi

dengan triple-bulb LED yang akan memberikan pencahayaan secara maksimal

waktu malam hari. Selain itu, terdapat spion yang dilengkapi pula dengan LED

pada setiap sisi samping.


20

Melihat kebagian belakangnya, terpasang stop lamp bergaya modern dan

menariknya, antara stoplamp yang berteknologi LED Strip berwarna merah ini

terhubung dengan logo Toyota. Tidak hanya itu, adapula kaca belakang dan rear

wiper. Bila dilihat secara jelas memang desain luar yang diusung pada New

Toyota Harrier ini menerapkan konsep desain yang modern dan juga gagah.

i) Interior

Gambar 2.12 Interior Toyota Harrier

Pada desain interiornya, New Toyota Harrier memiliki ruang kabin yang cukup

luas sehingga dapat menampung hingga 5 orang penumpang. Melihat ke bagian

dashboardnya, mobil ini dirancang dengan desain yang mewah dan dilengkapi

dengan material wood dan beberapa konsol yang tersusun rapi tepat pada bagian

tengah dashboard. Sementara, untuk bagian setir kemudi dibuat lebih modern

yang ditambah dengan tombol kendali yang dapat memudahkan si pengemudi

dalam mengatur fitur-fitur yang terdapat pada bagian sekitar setir kemudi.

Tidak hanya itu, terdapat pula fitur MID yang berdesain elegan dan cukup

informatif. Terakhir, pada bagian jok tidak perlu diragukan dan akan membuat si
21

penumpan akan merasa nyaman karena menggunakan bahan material yang

berkualitas yakni Nappa Premium sehingga akan terasa lembut dan empuk bila

diduduki.

2. Sistem Suspensi

2.1 Fungsi Suspensi Pada Kendaraan

Sistem suspensi menghubungkan axle dan body dan mencegah penyaluran

getaran dan impact secara langsung dari permukaan jalan ke kendaraan selama

beroperasi, sehingga mencegah kerusakan terhadap body dan cargo, dan juga

membantu menyamankan pengendaraan .

Sistem suspensi berperan meneruskan gaya gerak dari roda – roda

penggerak atau daya pengereman ke masing – masing roda atau gaya centrifugal,

dan sebagainya, pada belokan , ke body , an menstabilkan kondisi perjalanan

terhadap keadaan permukaan jalan yang beragam .

Sistem suspensi terletak diantara kendaraan dan roda – roda , dan dirancang

untuk menyerap kejutan dari permukaan jalan sehingga menambah kenikmatan dan

stabilitas berkendaraan serta memperbaiki kemampuan cengkram roda terhadap

jalan. Suspensi terdiri dari pegas , shock arbsorber , stabilizer dan sebagainya . Pada

umumnya suspensi dapat digolongkan menjadi suspensi tipe rigrid ( rigid axle

suspension ) dan tipe bebas ( independent suspension ) .

Suspensi menghubungkan body kendaraan dengan roda – roda dan

berfungsi sebagai berikut :

1. Selama berjalan , kendaraan secara bersama – sama dengan roda , menyerap

getaran , oskilasi dan kejutan dari permukaan jalan , hal ini untuk melindungi
22

penampung dan barang agar aman , serta menambah kenyamanan dan stabilitas

2. Memindahkan gaya pengereman dan gaya gerak ke body melalui gesekan

antara jalan dengan roda – roda .

3. Menopang body pada axle dan memelihara letak geometris antara body dan

roda- roda.

2.2 Persyaratan Suspensi

1. Dapat mengurangi vibrasi dan tumbukan .

2. Dapat melindungi body, penumpang dan muatan

3. Dapat menyalurkan tenaga dorong dan tenaga pengereman .

4. Dapat menjaga roda agar posisinya benar selaras denagn bodynya seperti

ditentukan sebelumnya.

5. Dapat menjaga kemampuan untuk bergerak .

2.3 Kompnen Utama Suspensi

2.3.1 Pegas

Penggunaan pegas pada sistem suspensi adalah untuk menahan secara langsung

kejutan yang diterima kendaraan pada saat berjalan. Hal ini dikarenakan pegas

memiliki sifat elastisitas untuk menahan kejutankejutan. Jenis-jenis pegas yang

digunakan pada sistem suspensi adalah sebagai berikut :

 Pegas Daun (Leaf Spring)


23

Konstuksi pegas ini terdiri dari plat baja yang diikat atau disusun menjadi

satu.keuntungan pegas daun adalah mampu meredam pembebanan yang besar, oleh

karena itu penggunaannya terdapat pada kendaraan angkutan, dan biasanya

digabungkan dengan pegas koil.

Gambar 2.13 Pegas Daun

 Pegas Coli (Coil Spring)

Pegas coil berfungsi meredam kejutan dari jalan sehingga tidak langsung

diterima body. Pegas coil memiliki tahanan atau redaman kejutan yang lebih baik

dibandingkan dengan pegas daun dan tidak terjadi gesekan antara pegas (defleksi)

yang menyebabkan getaran pada body. Sebaliknya pegas koil memiliki kekurangan

saat menerima kejutan, maka secara langsung kejuan tersebut dilendutkan sehingga

menyebabkan kejutan balik yang cepat pada body. Oleh karena pada umumnya

pegas koil di kombinasikan dengan shock absorber.


24

Gambar 2.14 Pegas Coil

 Pegas Torsi (Torsion Spring)

Pegas ini pada umumnya igunakan pada mobil-mobil kecil pada suspensi

depan. Pegas batang torsi ini bahannya terbuat dari baja elastis yang mampu

manahan puntiran yang terjadi.

Gambar 2.15 Pegas Torsi


25

2.3.2 Shock Absorber

Apabila pada suspensi hanya terdapat pegas, kendaraan akan cenderung

beroskilasi naik turun pada waktu menerima kejutan dari jalan. Akibatnya

berkendaraan menjadi tidak nyaman . Untuk itu shock absorber dipasang untuk

meredam oskilasi dengan cepat agar memperoleh kenikmatan berkendaraan dan

kemampuan cengkeram ban terhadap jalan.

Pemasangan pegas pada sistem suspensi kendaraan biasanya dilengkapi dengan

shock absorber. Hal ini dikarenakan pegas tidak mampu menahan gaya naik turun

(oksilasi) pada saat menerima beban dari jalan Shock absober dirancang untuk

merdam oksilasi pegas akibat kejutan sehingga kendaraan akan terasa nyaman saat

berjalan.

 Jenis – Jenis Shock Absorber

Pembagian shock absorber pengolongannya didasarkan pada :

o Kerja Tunggal.

Efek meredam hanya terjadi pada waktu shock absorber berekspansi.

Sebaliknya pada waktu kompresi tidak terjadi efek meredam Pada jenis ini saat

piston menekan (melakukan proses kompresi) maka tidak terjadi efek redam

sedangkan pada saat ekspansi terjadi efek redam.


26

Gambar 2.16 Shock Absorber Kerja Tunggal

o Kerja Ganda

Baik saat ekspansi maupun kompresi selalu bekerja meredam. Pada umumnya

kendaraan sekarang menggunakan tipe ini. Pada jenis ini mekanisme redaman

terjadi pada saat kompresi maupun ekspansi, tentunya hal ini menguntungkan

karena secara otomatis mampu meredam kejutan lebih baik dari kerja tunggal.

Gambar 2.17 Shock Absorber Kerja Gnada

2.3.3 Ball Joint

Ball Joint menerima beban vertikal maupun lateral. Disamping itu juga

berfungsi sebagai sumbu putaran roda pada saat kendaraan membelok.


27

Gambar 2.18 Ball Joint

2.3.3 Stabilizer Bar

Stabilizer Bar berfungsi untuk mengurangi kemiringan kendaraan akibat gaya

sentrifugal pada saat kendaraan membelok. Didamping itu untuk meningkatkan

traksi ban . Untuk suspensi depan , stabilizer biasanya dipasang pada kedua lower

arm melalui bantalan karet dan linkage. Pada bagian tengah di ikat ke frame atau

body pada dua tempat melalui bushing.

Gambar 2.19 Stabilizer Bar


28

2.3.5 Strut Bar

Strut Bar/lengan penahan berfungsi untuk menahan lower arm agar tidak

bergerak maju atau mundur pada saat menerima kejutan dari permukaan jalan yang

tidak rata atau dorongan akibat terjadinya pengereman.

Gambar 2.20 Strut Bar

2.3.6 Literal Control Rod

Lateral Control Rod dipasang diantara axle dan body kendaraan. Fungsinya

untuk menahan axle pada posisinya terhadap beban dari samping.

Gambar 2.21 literal Control Rod


29

2.3.7 Bumper

Bumper berFungsi adalah sebagai pelindung frame, axle, shock absorber dan

lain-lain yang bekerja pada saat pegas coil mengerut dan mengembang diluar batas.

Bahan utama pembuat bumper adalah karet. Bumper di bagi dua yaitu Rebounding

Bumper dan Bounding Bumper. Rebounding Bumper adalah Bumper yang bertugas

menahan tumbukan saat suspensi mengembang. Bounding Bumper adalah bumper

yang bertugas menahan tumbukan saat suspensi mengerut.

2.3.8 Bushing Karet

Bushing karet berfungsi untuk meredam getaran, memudahkan pergerakan

komponen lainnya. Bushing karet sering dipakai sebagai landasan komponen

lainnya oleh karena itulah bushing karet dapat mengalami kerusakan. Kerusakan

bushing karet antara lain sobek, retak, kehilangan sifat elastisnya, berubah bentuk.

Bushing karet tidak dapat diperbaiki, bushing karet yang sudah rusak harus diganti

dengan yang baru.

2.3.9 Shackle

Shackle berfungsi sebagai pengimbang panjang pegas daun saat pegas daun

mengalami perubahan bentuk akibat menerima gaya tekan. Dengan shackle, pegas

daun dapat berdefleksi dengan lancar dan mengurangi resiko pegas daun patah.

Umumnya shackle dipasang pada bagian ujung belakang pegas daun.


30

2.3.10 Hanger Pin

Hanger pin berfungsi sebagai penahan suspensi belakang agar suspensi belakang

mampu menahan gaya dari arah bujur. Hanger pin dipasang pada kerangka mobil

melalui bushing karet.

2.3.11 U-Blot

U-bolt adalah baut yang menahan poros roda pada pegas daun. U-bolt mengikat

poros roda dan pegas daun dengan cara di mur pada spring seat. Pegas daun

memerlukan perawatan, perawatannya yaitu dengan cara membersihkan lembar

pegas daun lalu memberikan pelumas diantara lembar pegas daun satu dengan yang

lainnya. Pelumasan ini bertujuan untuk mengurangi gesekan yang terjadi saat pegas

daun tertekan sehingga pegas daun akan lebih awet.

Gambar 2.22 U-bolt

2.4 Model Dan Karakteristik Suspensi

Konstruksi suspensi digolongkan menjadi dua tipe:


31

2.4.1 Suspensi Model Rigid.

Gambar 2.23 Suspensi Model Rigid

Pada suspensi tipe rigid, roda kiri dan roda kanan dihubungkan oleh axle tunggal.

Karakteristik suspensi tipe rigid adalah sebagai berikut :

5.1.1.1 Konstruksi sederhana dan kuat dan biaya produksi rendah karena leaf spring

assembly digunakan untuk menempatkan axle.

5.1.1.2 Mudah untuk mendapatkan karakteristik pemegasan non-linear dengan

menggunakan helper spring, dan lain-lain.

5.1.1.3 Sulit untuk menggunakan pegas dengan konstanta yang lebih rendah karena

leaf spring assembly digunakan untuk menempatkan axle. Pada tipe ini, getaran

seperti judder mungkin terjadi dikarenakan oleh gesekan antara spring leave,

sehingga mempengaruhi kualitas pengendaraan.

5.1.1.4 Suara mendecit dan aksi wind-up dan getaran mungkin terjadi karena variasi

dalam torsi penggerak dan gaya pengereman. Axle akan terlepas jika leaf spring

patah.
32

2.4.2 Suspensi Model Bebas/Independen

Gambar 2.24 Suspensi Tipe Indepentdent

Pada suspensi model bebas, masing – masing pada roda kiri dan kanan bergerak

bebas (independen) tanpa saling mempengaruhi. Karakteristik suspense

independent adalah sebagai berikut :

1. Unsprung weight yang lebih rendah menghasilkan kontak roda dengan jalan

yang lebih baik, memperbaiki stabilitas pengemudian.

2. Dengan absennya axle yang menghubungkan roda-roda pada setiap sisi,

posisi mesin dan lantai dapat diperendah. Pengaturan ini juga menaikkan

ruang penumpang dan bagasi.

3. Kemungkinan terjadi shimmy pada roda depan kecil.

4. Rumit dalam desain dan mahal.

5. Penyetelan wheel alignment dipengaruhi oleh gerakan vertikal dari roda-

roda, sehingga mempengaruhi umur ban.


33

3 Overhaul Sistem Suspensi

3.4 Pelepasan dan Pemasangan Stabilisator

o Pembongkaran

 Angkat mobil dan beri penyangga pada rangka / bodi

 Lepas baut penahan batang stabilisator pada lengan bawah suspensi

Gambar 2.25 Melepas baut Stsbilisator

 Keluarkan bantalan karet dan ring penahan

 Beri tanda pada batang stabilisator, agar tidak terbalik

 Lepas klem batang stabilisator

 Keluarkan batang stabilisator dan bantalan karet

o Pemeriksaan

Batang Stabilisator
34

Gambar 2.26 Pemeriksaan Visual Batang Stabilisator

 Keausan pada bagian ujungnya, aus yang berlebihan, ganti!

 Keretakan dan kebengkokan batang stabilisator

Bantalan karet dan baut penahan

 Bantalan karet yang retak, aus, sobek, ganti!

 Baut penahan bengkok dan ulirnya rusak, ganti!

o Petunjuk pemasangan

 Beri sedikit vet silikan pada busing bantalan karet

 Kembalikan tanda batang stabilisator seperti semula

 Batang stabilisator harus tegak lurus dengan baut penahan pada lengan

bawah suspensi.
35

Gambar 2.27 Memasang Batang Stabilisator

 Lakukan langkah pemasangan sesuai urutan kebalikan pembongkaran dan

Jangan memanaskan batang stabilisator

3.5 Overhaul Suspensi Tipe Mc. Pherson

o Pembongkaran

 Angkat mobil (bagian bodi) dengan dongkrak atau lift.

Gambar 2.28 Mengangkat / Mendongrak Mobil


36

 Lepas roda depan.

 Lepas kaliper rem dan ikat dengan kawat pada bodi

 Lepas pipa rem, bila perlu

 Lepas ball joint tie – rod dari lengan nakel kemudi

 Lepas pin pengunci dan mur poros penggerak

 Lepas mur pengikat ball joint lengan bawah

 Beri tanda pemasangan pada pemegang nakel kemudi dengan eksenter

penyetel camber

Gambar 2.29 Melepas Baut Pengikat Nakel Kemudi

 Lepas kedua baut pengikat nakel kemudi

 Lepas nakel kemudi dari poros penggerak, (ikat dengan kawat poros

penggerak pada bodi).


37

Gambar 2.30 Melepas Tiga Mur Pengikat Peredam Getaran

 Lepas ketiga mur pengikat peredam getaran pada bodi

 Lepas unit peredam getaran

 Jepit unit peredam getaran pada ragum

Terlebih dulu pasang baut dan dua mur diantara pemegang nakel kemudi.

Gambar 2.31 Melepas Mur Pengikat Naf Suspensi


38

 Tekan pegas koil dengan alat pengetes sampai karet penahan bebas

 Lepas mur pengikat naf suspensi dari poros peredam getaran.

 Gunakan alat khusus pemegang dudukan pegas koil, agar mur pengikat

tidak ikut berputar bersama – sama poros

 Lepas naf suspensi, dudukan pegas, karet penahan dan bemper.

 Perhatikan posisi dan susunannya komponen tersebut.

 Lepas pegas koil bersam – sama alat pengepres

Gambar 2.32 Terlepas Pegas dengan Shock Absorber

 Periksa peredam getaran lihat J.S 62 20 25 25

 Bila peredam getaran bocor atua rusak, jangan memperbaiki dengan

mengisi cairan lagi

 Ganti peredam getaran yang bocor dengan satu unit peredam getaran

baru.
39

 Peredam getaran berisi gas

Gambar 2.33 Pemeriksaan Shock Absorber / Peredam Getaran

1. Ciri peredam getaran berisi gas, 2.Batang torak selalu terentang, 3. Gaya

tekan sangat kuat dibanding dengan peredam getaran berisi cairan, 4. Habis ditekan

1batang torak akan kembali terentang perlahan – lahan, 5. Pada tabung pengantar

tidak terdapat baut penahan batang torak, 6. Bila bocor / rusak harus diganti dalam

satu unit.

Cara Pemeriksaan

 Saat batang torak ditekan tahanannya sangat berat danbila dilepas batang

torak secara perlahan – lahan kembali terentang sampai batas maksimum,

berarti baik

 Saat batang torak ditekan tahanannya ringan dan bila dilepas tidak kembali,

berarti ada kebocoran gas dan harus diganti.

 Jika peredam getaran diganti atau dibuang buatlah lubang diameter 2 – 3

mm diatas pemegang nakel kemudi dengan jarak 10 mm.


40

 Hati – hati saat membuat lubang pada tabung penghantar, karena serpihan

logam dapat terbang oleh tekanan gas didalamnya.

Cara memperbaiki peredam getaran berisi cairan

Gambar 2.34 Pelepasan Peredam Getaran

 Lepas baut penahan poros dengan kunci pas khusus.

 Lepas sil, poros dan keluarkan cairan dari dalam tabung penghantar.

(Bersihkan bagian dalam tabung!)

 Masukkan unit peredam getaran baru ke dalam tabung penghantar.

 Pasang dan kencangkan baut penahan dengan kunci pas khusus.

o Pemeriksaan

 Periksa keretakan di sekitar lubang baut pemegang nakel kemudi

Gambar 2.35 Pemeriksaan Pemegang Nakel


41

Bila pemegang nakel retak, jangan di las. Tetapi ganti pemegang nakel bersama –

sama tabung penghantar

 Periksa keretakan dudukan pegas koil, bila retak ganti.

 Periksa keretakan / kerusakn akibat korosi pada bodi tempat tiga baut

penunjang naf suspensi, bila retak / rusak perbaiki dengan las.

Gambar 2.36 Kondisi Karet Penahan

 Kondisi karet penahan, karet penutup debu dan bemper, bila rusak ganti.

 Kondisi bantalan naf suspensi, bila macet atau aus ganti.

o Pemasangan

 Langkah pemasangan adalah kebalikan pembongkaran. Komponen –

komponen yang diperhatikan.

 Komponen – komponen yang dipasang harus bersih.


42

 Komponen kanan dan kiri jangan sampai tertukar.

 Pasang pegas koil yang masih dipres pada tabung pengantar dan perhatikan

ujung pegas koil harus berpasangan dengan alur pada dudukan bawah.

Gambar 2. 37 Pemasangan Pegas Koil

 Pasang dudukan pegas koil

Gambar 2.38 Pemasangan Dudukan pegas Koil


43

Gambar 2.39 Merakit komponen Suspensi

Momen pengencangan mur pengikat naf suspensi: 47,5 Nm

 Tanda “out” mengarah ke bagian luar kendaraan

 Lubang alur dudukan pegas harus berpasangan dengan poros peredam

getaran

 Posisi pemasangan peredam getaran pada bodi

Gambar 2.40 Pemasangan Peredam Getaran


44

Momen pengencangan mur pengikat 17,5 Nm.

 Tiga baut penahan peredam getaran terpasang pada tiga lubang pada bodi

bagian depan.

 Satu lubang pada bodi disumbat

 Beri vet secukupnya pada bantalan dan jangan lupa memasang karet

penutup debu

 Kembalikan tanda pemasangan penyetel camber pada posisi semula

 Pasang semua baut ke posisi semula sesuai tanda/posisi sebelumnya

 Momen pengencangan

Gambar 2.41 Pemasangan Baut Pengikat Nakel Kemudi

 Baut pengikat nakel kemudi : 145 Nm.

 Baut pengikat kaliper : 90 Nm.


45

 Mur Ball Joint tie – rod : 50 Nm.

 Periksa sudut camber dan caster lihat JS. 62 20 15 05 dan 62

 Bila melepas pipa rem lakukan pembuangan udara!

o Komponen lengan bawah dan batang stabilisator

o Pembongkaran

 Lepas Ball Joint dari nakel kemudi

 Lepas mur dan baut pengantar stabilisator pada lengan bawah

 Perhatikan! Susunan bantalan karet dan cincin penahan stabilisator.

 Lepas klem pengikat bushing karet lengan bawah.

 Lepas baut engsel lengan bawah pada bodi bagian depan.

 Lepas lengan bawah.

o Cara mengganti bushing karet

Gambar 2.41 Cara Mengganti Busing Karet

 Lepas pin lengan bawah


46

 Congkel dan lepas bushing karet yang rusak menggunakan obeng (-) dan

palu

 Bersihkan pin dan lubang tempat pin

 Beri vet pada pin dan lubang pin

 Pasang bushing yang baru menggunakan alat khusus dan pukul

menggunakan palu / atau dengan alat SST.

o Pemeriksaan

 Keausan atau kerusakan bushing karet dapat diketahui saat melakukan

pemeriksaan awal sebelum dibongkar atau sudah dibongkar, bila bushing

karet aus atau rusak ganti.

 Periksa keausan baut engsel, bila aus ganti

 Periksa keausan / keretakan lengan bawah, bila rusak akibat korosi atau

retak disekitar batang engsel ganti.

 Perhatikan! Jangan memperbaiki lengan bawah dengan las

 Periksa stabilisator, bila retak ganti

 Periksa keausan dan kemacetan ball joint, bila aus ganti

 Periksa baut penahan, bila bengkok atau ulir rusak ganti

 Periksa bantalan – bantalan karet dan karet penahan, bila aus atau rusak

ganti.
47

Gambar 2.42 Pemeriksaan Visual Batang Stabiliser

 Periksa keausan baut engsel, bila aus ganti

 Periksa keausan / keretakan lengan bawah, bila rusak akibat korosi atau

retak disekitar batang engsel ganti.

 Perhatikan! Jangan memperbaiki lengan bawah dengan las

 Periksa stabilisator, bila retak ganti

 Periksa keausan dan kemacetan ball joint, bila aus ganti

 Periksa baut penahan, bila bengkok atau ulir rusak ganti

 Periksa bantalan – bantalan karet dan karet penahan, bila aus atau rusak

ganti.

o Pemasangan

 Langkah pemasangan kebalikan dari pembongkaran


48

 Perhatikan, susunan pemasangan bantalan karet stabilisator

Gambar 2.43 Sambungan Stabilizer Bar

1. Batang stabilisator

2. Baut penahan

3. Lengan Suspensi

4. Bantalan karet

 Momen pengencang: Mur ball joint nakel kemudi

 Periksa toe – in dengan standar 0 1 mm, bila tidak sesuai lakukan

penyetelan lihat JS. 60 45 10 82.

Langkah pembongkaran, pemeriksaan dan pemasangan suspensi belakang sam

halnya dengan suspensi depan yang menggunakan model “Mc. Pherson”

Adapun komponen – komponen yang perlu diperhatikan adalah:

1. Saat mengatasi peredam getaran belakang

 Kebanyakan suspensi belakang menggunakan peredam getaran berisi gas.


49

 Cara mengatasi perhatikan petunjuk pada halaman 4

 Posisi pemasangan antara naf suspensi dengan pemegang nakel kemudi.

Gambar 2.44 Pemasangan Mur Pengikat Shock Absorber

 Sebelum pengencangan mur pengikat, atur dulu posisi naf suspensi dengan

pemegang nakel

 Baut pada naf suspensi yang paling menonjol harus berada di tengah –

tengah pemegang nakel.

 Kebebasan naf suspensi yang sudah terpasang 50 dari garis sumbu

2. Saat mengatasi dua lengan bawah suspensi belakang

 Sebelum membongkar lengan bawah, terlebih dulu catat posisi atau beri

tanda pada eksenter penyetel toe – in dengan bodi.


50

Gambar 2.45 Penyetel Toe in Toe out

Eksenter penyetel toe – in hanya terpasang pada lengan bawah bagian belakang.

 Bila baut atau mur pengikat menggunakan cincin plat penahan, maka

kaitkan cincin plat penahan pada bodi atau bagian ujung cincin yang

menonjol dikaitkan dengan lubang yang ada pada bodi atau lengan.

Gambar 2.46 Plat Penahan

Tujuannya cincin plat penahan, agar mur pengikat tidak ikut berputar saat

dikencangkan.
51

 Bila semua komponen telah terpasang, turunkan mobil dari lift atau

penyangga. Kemudian goncangkan mobil untuk menstabilkan suspensi.

 Ukur jarak antara setiap pelek roda dengan garis sumbu baut eksenter lengan

bawah suspensi belakang.

Gambar 2.47 Penyetelan Toe In Toe Out

Kesalahan jarak antara lengan kanan dan kiri tidak boleh lebih 3 mm.

 Lakukan pemeriksaan toe – in dengan standart 3,8 2 mm, bila toe – in

tidak sesuai lakukan penyetelan.

 Jangan lupa mengontrol pengencangan mur pengikat roda, momen

pengencangan baut / mur roda: 100 Nm.


52

4 Pemeriksaan dan Gangguan Pada Sistem Suspensi

Keamanan dan kenyamanan berkendara sangat dipengaruhi oleh kondisi

sistem suspensi. Kondisi sistem suspensi itu dipengaruhi oleh kondisi komponen-

komponennya, jika salah satu kondisi komponen buruk maka akan mempengaruhi

seluruh kinerja dari sistem suspensi. Oleh karena itulah akan dibahas kerusakan apa

saja yang dapat terjadi dan cara pemeriksaan tiap komponen utama dari sistem

suspensi.

7.1 Suspensi Depan

a). Pegas

Kerusakan yang dapat terjadi pada pegas spiral adalah pegas patah dan

pegas mengalami pengerutan sehingga ketinggian mobil mobil akan berkurang.

Pemeriksaannya dengan cara melihat kondisi fisik pegas apakah ada keretakan atau

bahkan sudah patah. Pengerutan pegas dapat diperiksa dengan cara mengukur

ketinggian kendaraan lalu membandingkan dengan spesifikasi standarnya atau juga

bisa dilakukan dengan mengukur panjang pegas.

b). Shock Absorber

Pemeriksaan manual terhadap shock absorber diantaranya adalah

pemeriksaan kebocoran minyak dan pemeriksaan kinerja. Pemeriksaan kebocoran

minyak dilakukan secara visual dengan melihat ada atau tidaknya ceceran minyak

pada bodi shock absorber. Pemeriksaan kinerja dilakukan dengan cara merasakan

tahanan shock absorber saat langkah kompresi dan langkah ekspansi. Pada shock

absorber kerja ganda langkah kompresi dan langkah ekspansi sama sama memiliki
53

tahanan. Baik ketika ditekan atau ditarik dengan tangan, shock absorber akan

menahan gaya yang ditimbulkan dari tangan kita. Hal-hal yang harus diperhatikan

dalam uji kinerja ini adalah posisi shock absorber harus vertikal dan lakukan uji ini

berkali-kali sampai tahanan shock absorber konstan.

c). Lengan Suspensi (suspension Arm)

Pemeriksaan manual yang bisa dilakukan yaitu pemeriksaan keretakan,

pemeriksaan kekencangan baut-baut dan mur-mur, pemeriksaan kondisi bushing,

pemeriksaan pergerakan lengan suspensi dari kekocakan dan kelancaran

pergerakan.

d). Ball Joint

Keausan ball joint mengakibatkan kekocakan, adanya kekocakan akan

menambah gerak bebas pada roda kemudi, menimbulkan suara pada system

suspensi, berubahnya wheel alignment. Pemeriksaan kekocakan ball joint dapat

dilakukan dengan cara melihat reaksi ball joint saat roda kemudi digerak-gerakkan

atau dengan cara menggoyangkan ball joint. Ball joint yang masih baik tidak

memilki gerak bebas dan stud ball joint tidak bisa digerakan dengan mudah oleh

jari. Dibutuhkan tenaga yang lebih dari tenaga jari untuk Memperbaiki Sistem

Suspensi menggerakan stud ball joint. Pemeriksaan ball joint pada upper arm dan

lower arm juga dapat dilakukan dengan cara menggerak-gerakkan roda seperti

gambar Pengecekan tersebut dilakukan sambil menginjak pedal rem. Jika terasa ada

kelonggaran maka terjadi kerusakan pada ball joint.


54

e). Bushing Karet

Kerusakan bushing karet antara lain sobek, retak, kehilangan sifat

elastisnya, berubah bentuk. Bushing karet tidak dapat diperbaiki, bushing karet

yang sudah rusak harus diganti dengan yang baru.

f). Stabilizer Bar

Kerusakan yang dapat terjadi pada stabilizer bar adalah stabilizer bar

mengalami kebengkokan atau bahkan patah. Pemeriksaan kebengkokan stabilizer

bar dilakukan dengan cara meletakan stabilizer bar pada bidang datar lalu melihat

apakah stabilizer bar mengalami puntiran atau tidak.

g). Bumper

Sama seperti bushing karet, bumper juga terbuat dari karet. Pemeriksaan

bumper juga sama seperti bushing karet.


55

5 Hasil Pemeriksaaan Sistem Suspensi Mobil Toyota Harrier

Tabel 2.1 Tabel Hasil Pemeriksaan Sistem Suspensi Toyota Harrier

Nama Standar
No Hasil Pemeriksaan keterangan
Komponen Pemeriksaan

Visual : Masih
Normal tidak patah Limit standar : standar
1. Pegas Spiral
Tinggi bebas : 273mm Tidak perlu
280mm diganti

Visual :
Masih baik
Tidak ada kebocoran Tidak bocor dan
Shock tidak perlu
2. Kinerja : tahanan kedua
Absorber diservis
Tahanan kompresi dan langkah sama
atau diganti
ekspansi Sama

Visual :
Tidak ada retak Ganti
Tidak ada retak
Kinerja : Bushing
Lengan baut kencang
3. Baut masih kencang Karet
Suspensi dan bushing
Mengalami kekocakan Lengan
bagus
akibat bushing karet Suspensi
yang retak dan rusak

Kinerja :
Tidak terjadi Tidak longgar Masih
kekocakan ataupun dan kocak serta normal
4. Ball Joint
kelonggaran. tidak dapat tidak perlu
Terdapat tahanan bergerak bebas diganti
ketika digerakkan
56

Nama Standar
No Hasil Pemeriksaan keterangan
Komponen Pemeriksaan

Tidak retak,
Visual : Bushing
sobek dan
5. Bushing Karet Karet retak dan sobek Karet perlu
berubah bentuk
Kurang elastis diganti baru
serta elastis

Visual :
Tidak bengkok Masih baik
Normal masih baik
6. Stabilizer Bar Tidak retak tidak
tidak bengkok retak
Tidak patah diganti
atau patah

Visual :
Tidak retak Tidak perlu
Masih baik tidak ada
7. Bumper Tidak sobek dilakukan
retak atau sobek
Elastisitas baik penggantian
Masih elastis

C. Analisis Hasil Pemeriksaan Sistem Suspensi

Dari hasil pemeriksaan tersebut bahwa dapat diperoleh kesimpulan hampir

seluruh komponen sistem suspense pada mobil Toyota Harrier masih normal dalam

standard dan masih mungkin untuk digunakan. Berukut adalah analisis hasil

pemeriksaa masing-masing komponen :

1. Pegas Spiral

Hasil pemeriksaan pegas spiral bahwa panjang dari pegas spiral masih dalam

standar pemakaian yaitu 280mm dari limit 273mm. sehingga pegas ini masih bisa

bekerja memberikan daya baik suspensi atau shock absorber dan menahan,
57

membatasi maksimal gaya kompresi dari shock absorber, jadi komponen pegas

spiral masih bagus unruk digunakan dan tidak perlu dilakukan penggantian.

2. Shock Absorber

Hasil pemerikasaan shosck absorber secara visual dan kinerja bahwa shock

absorber tidak terdapat kebocoran oli dan tahanan kompresi maupun ekspansi shock

absorber masih baik. Jadi shock absorber masih mampu meredam getaran atau

guncangan dari jalan dengan supaya tidak diteruskan kebody baik sehingga

pengemudi nyaman dalam berkendara.

3. Lengan Suspensi

Hasil pemeriksaan lengan suspensi bahwa lengan suspensi tidak mengalami

retak atau patah bahkan masih mampu bergerak dengan bebas tidak mengalami

kekockan. Maka dapat disimpulakan bahwa kinerja lengan suspense masih baik dan

masih mampu bekerja dengan baik gunu memberikan gerk bebas roda ketika

menerima guncangan dan tidak sampai diteruskan kebody kendaraan.

4. Ball Joint

Hasil pemeriksaan ball joint bahwa tidak terdapat kekocakan ataupun

kelonggaran kerika digerakkan. Jadi dapat disimpulkan ball joint masih dapat

bekerja untuk menjaga bentuk wheell aligment dan mencegah timbul bunyi akibat

pergerakan roda yang spontas ketika menerima guncangan.


58

5. Stabilizer Bar

Hasil pemeriksaan stabilizer bar bahwa tidak terdapat retak atai patah maupun

bengkok pada stabilizer bar. Jadi dengan hasil tersebut stabilizer bar masih dapat

menjaga atau mengurangi kemiringan roda atau kendaraan dengan baik akibar gaya

sentrifugal saat kendaraan berbelok.

6. Bumper

Hasil pemeriksaan bumper bahwa tidak mengalami retakan, sobekan atau

kelonggaran sama sekali, jadi bumper dapat dilihat secara visual masih mampu

dengan baik melindungi axle, frame, dan shock absorber dari benturan akibat

goncangan dan getaran pada sistem suspense.

7. Bushing karet

Dari hasil pemeriksaan bahwa bushing suspense depan dan belakang

mengalami sobek retak dan renggang atau tidak elastis lagi. Jadi jika komponen ini

mengalami kerusakan maka perlindungan antara komponen yang bergerak akan

bergurang alias tiap komponen akan bergesekan sehingga nanti akan menimbulkan

keausan pada komponen lainnya dan akan mengurangi kinerja dari komponen

tersebut serta membuat komponen lainya cepat rusak akibat pergerakan antar

komponen yang diberi bushing kurang bebas.

Kerusakan bushing karet juga akan berakibat timbulnya bunyi pada komponen

yang diberi bushing karena gesekan yang terjadi saat kendaraan berjalan dan bunyi

ini akan sangat mengganggu pengendara saat mengemudi, yang lama kelamaan

akan semakin keras jika terjadi keruskan yang semakin parah akibat gesekan.
59

 Perbaikan Bushing Karet :

Maka bushing karet ini harus cepat segera diganti jika sudah mengalami

kerusakan karena akan berdampak pada komponen lainya.

o Penggantian bushing karet depan

 Lepas mur dan baut pengikat pin bagian depan pegas daun

 Tahan aksel belakang dengan dongkrak

 Keluarkan pin dan satu sisi bushing karet

 Turunkan aksel belakang dan keluarkan satu sisi bushing karet pegas daun

 Beri sedikit vet silikon pada bushing pegas daun dan pin

 Pasang bushing karet yang baru, lanjutkan sesuai langkah kebalikan

pembongkarannya.
60

o Penggantian bushing karet belakang

 Lepas mur klem gantungan dan keluarkan plat penahan

 Tahan aksel belakang dengan dongkrak

 Keluarkan pin gantungan dan perhatikan posisinya, bila perlu beri tanda!

 Keluarkan bushing karet

 Beri sedikit vet silikon pada bushing pegas daun dan pin

 Pasang bushing karet yang baru, sesuai langkah kebalikan

pembongkarannya
61

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data-data yang telah penulis peroleh dan sesuai dengan hasil

pelaksanaan PKL di Bengkel Mobil Kuda Mas Anjasmoro Semarang maka

penulis dapat menyimpulkan:

1. Setelah penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di Bengkel Mobil

Kuda Mas Anjasmoro Semarang, penulis mendapatkan pengalaman dalam

mantainance kendaraan ringan terutama mobil. Salah satunya adalah

Overhaule Suspuensi, yaitu dilatih mampu membongkar, masang, serta

memperbaiki seluruh komponen suspensi pada mobil sesuai dengan standar

reparasi dan standar operasional pekerjaan yang berlaku.

2. Bahwa dari data hasil pemerikasaan yang penulis dapatkan hampir seluruh

komponen suspense pada mobil Toyota Harrier masih dalam kondisi baik

dan normal. namun terjadi kerusakan pada bushing karet dari suspense

depan dan belakang mobil. Dan bushing yang rusak ini dapat menimbulkan

keausan pada komponen lainnya dan mengurangi kinerja dari komponen

tersebut serta membuat komponen lainya cepat rusak akibat pergerakan

antar komponen yang diberi bushing kurang bebas. Yang juga berakibat

timbulnya bunyi pada komponen yang diberi bushing karena gesekan yang

terjadi saat kendaraan berjalan. sehingga disimpukan untuk segera

melakukan penggantian bushing karet pada setiap komponen, agar tidak


62

terjadi kerusakan yang berdampak pada komponen lainnya dan

menghilangkan bunyi yang timbul untuk menjaga kenyamanan sang

pengemudi.

B. Saran

Bagi Mahasiswa

1. Diharapkan mahasiswa kedepannya mampu berbagi ilmu atau tukar

informasi apa yang diperoleh mahasiswa di bangku kuliah dengan pihak

bengkel.

2. Mahasiswa lebih dapat menerapkan ilmu yang didapat di tempat PKL

kedalam kehidupan sehari-hari.

3. Kedepannya mampu menunjukan sikap disiplin dan sopan santun yang baik

saat melaksanakan PKL.

4. Mahasiswa lebih dapat menggali ilmu lagi selain Overhaul Suspensi Mobil.

Bagi Lembaga Pendidikan

1. Mampu mengembangkan lagi sistem peneylenggaraan PKL agar lebih baik

lagi.

2. Lembaga Pendidikan dapat mengevaluasi pelaksanaan PKL yang telah

berlalu.

3. Memperbanyak atau memperluas jaringan kerjasama dengan perusahaan-

perusahaan dalam pelaksanaan PKL.


63

Bagi Industri

1. Mampu memberikan pengalaman yang baru selain bidangnya yang

berhubungan dengan bengkel / perusahaan kepada mahasiswa PKL.

2. Dapat menjalin kerjasama yang lebih dengan pihak lembaga pendidikan

3. Mampu membimbing lebih baik lagi bagi mahasiswa PKL.


64

DAFTAR PUSTAKA

NOVRIZA, 2014, Modul SMK Memperbaiki Sistem Suspensi, Creativity Theacher

Community.

New Step 1, Training Manual 2000, PT. ASTRA MOTOR, TRAINING

CENTRE.

Ketut Sumita, Sasongko Leksono A.P, ST, 2000, Memperbaiki Kerusakan Pada

Sistem Suspensi, PPPGT VEDC Malang

Anda mungkin juga menyukai