Anda di halaman 1dari 11

apriliani nur hidayah

Learn from yesterday, Live for today, and hope for tomorrow!

Rabu, 05 Februari 2014

Komunikasi Terapeutik Pada Anak Usia Sekolah


TUGAS
Komunikasi Dalam Keperawatan

“Penerapan Komunikasi Terapeutik Pada Anak Usia Sekolah”

 
Disusun oleh :

Apriliani Nur Hidayah (P17420213085)

Kelas : 1C
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

TAHUN AJARAN 2013/2014

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “

Penerapan Komunikasi Terapeutik Pada Anak Usia Sekolah ” ini dengan lancar. Penulisan
ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu

mata kuliah Komunikasi Dalam Keperawatan.

Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang saya peroleh dari

informasi media massa yang berhubungan dengan “Komunikasi Dalam Keperawatan”.


Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada pengajar matakuliah “KOMDAK” atas

bimbingan dan arahan dalam penulisan tugas, juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang

telah mendukung sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya harap makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca. Memang makalah

ini masih jauh dari sempurna, maka saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca

demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.

                                                               

                                                                    Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

.    Latar Belakang


Komunikasi pada usia anak sekolah merupakan suatu proses penyampaian dan

transfer informasi yang melibatkan anak usia sekolah, baik sebagai pengirim pesan
maupun penerima pesan. Dalam proses ini melibatkan usaha - usaha untuk

mengelompokkan, memilih, dan mengirimkan lambang - lambang sedemikian rupa yang


dapat membantu seorang pendengar atau penerima berita mengamati dan menyusun
kembali dalam pikirannya arti dan makna yang terkandung dalam pikiran komunikator.

Komunikasi pada anak usia sekolah yang terjadi mempunyai perbedaan bila
dibandingkan dengan yang terjadi pada usia bayi, balita, remaja maupun orang dewasa.

Komunikasi pada anak usia sekolah sangat penting karena pada proses tersebut mereka
dapat saling mengekspresikan perasaan dan pikiran, sehingga dapat diketahui oleh orang

lain.
Keterlibatan perawat dalam berkomunikasi sangat penting karena dengan demikian
perawat mendapat informasi dan dapat membina rasa percaya anak pada perawat serta

membantu anak agar dapat mengekspresikan perasaannya sehingga dapat dicari solusinya
Sehubungan dengan itu perawat dituntut untuk memiliki kemampuan komunikasi

dalam memberikan askep pada anak usia sekolah, menguasai teknik - teknik komunikasi
yang cocok bagi anak usia sekolah sesuai dengan perkembangannya.

.     Rumusan Masalah


     Apa pengertian Komunikasi terapeutik pada anak usia sekolah ?
     Bagaimana sikap seorang perawat yang harus diperhatikan dalam komunikasi dengan

anak usia sekolah ?


     Apa model komunikasi terapeutik yang cocok dilakukan seorang perawat terhaap anak

usia sekolah ?

.    Tujuan
Pembaca dapat mengetahui bagaimana cara komunikasi yang baik pada anak usia sekolah

7 - 12 tahun.
.    Manfaat

Mendapatkan wawasan dan informasi tentang cara berkomunikasi pada usia sekolah 7 - 12
tahun dengan baik.

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Komunikasi anak pada usia sekolah ( 7 - 12 tahun )


Komunikasi terapeutik pada anak usia sekolah adalah
Komunikasi yang dilakukan antara perawat dan klien (anak usia sekolah ), yang

direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan

klien.

  Tahap ini merupakan masa awal anak - anak yang penuh imajinasi, mereka
mengarahkan energy mereka pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan

intelektual, Tertarik pada bagaimana sesuatu diciptakan dan bagaimana sesuatu itu

bekerja. Usia sekolah merupakan periode kritis perkembangan konsep diri, terdapat
kematangan yang stabil dalam perkembangan fisik, mental dan sosial, fokus pada

perkembangan kompetensi, keterampilan, kerja sama dan perkembangan moral.

Perkembangan komunikasi pada anak usia ini dapat dimulai dengan kemampuan

mencetak, menggambar, membuat huruf atau tulisan yang besar. Apa yang dilakukan oleh
anak mencerminkan pikiran anak. Pada usia kedelapan biasanya anak sudah mampu

membaca dan sudah mulai berpikir terhadap kehidupan.

Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia sekolah ini adalah tetap masih
memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak yaitu gunakan kata sederhana yang

spesifik, jelaskan sesuatu yang membuat ketidakjelasan pada anak atau sesuatu yang tidak

diketahui. pada usia ini keingintahuan pada aspek fungsional dan prosedural dari objek

tertentu sangat tinggi, maka jelaskan arti fungsi dan prosedurnya, maksud dan tujuan dari
sesuatu yang ditanyakan secara jelas dan jangan menyakiti atau mengancam sebab ini

akan membuat anak tidak mampu berkomunikasi secara efektif.

Anak berusia 5 - 8 tahun kurang mengandalkan pada apa yang mereka lihat tetapi
lebih pada apa yang mereka ketahui bila dihadapkan pada masalah baru. Mereka butuh

penyelesaian untuk segala sesuatu tetapi tidak membutuhkan pengesahan dari tindakan

yang dilakukan. Pada masa ini anak sudah dapat memahami penjelasan sederhana dan

mampu mendemonstrasikannya. Anak perlu diijinkan untuk mengekspresikan rasa takut


dan keheranan yang dialaminya.

B.     Sikap komunikasi terapeutik

Sikap komunikasi terapeutik merupakan cara berprilaku seseorang selama dalam


komunikasi yang dapat memberikan dampak terapi psikologis, sehingga masalah-masalah

psikologis anak (usia sekolah) dapat teratasi. Dalam praktik keperawatan sikap komunikasi

terapeutik itu terdiri dari :


1.    Sikap kesejatian

Merupakan sikap dalam pengiriman pesan pada anak menunjukan tentang gambaran diri
kita sebenarnya, sikap yang dimaksud antara lain menghindari membuka diri yang terlalu

dini sampai dengan anak (usia sekolah) menunjukan kesiapan untuk berespons positif

terhadap keterbukaan, sikap kepercayaan yang digunakan untuk menumbuhkan rasa


percaya kita dengan anak dan harus lebih terbuka, sikap menghindari membuka diri

terlalu dini dalam rangka manipulasi, sikap dengan memberikan nasihat atau

mempengaruhi anak untuk mendapatkan apa yang menjadi tujuan kita dalam

berkomunikasi.
2.    Sikap empati

Merupakan bentuk sikap dengan cara menempatkan diri kita pada posisi anak dan orang

tua. Sikap empati ini dapat ditunjukan dengan mendengarkan apa yang disampaikan oleh
komunikan dengan maksud dimengerti, mengatakan pada diri komunikan bahwa kita

ingin mendengar apa darinya, menyampaikan respons empati seperti keakuratan,

kejelasan, kehangatan dan menunjukan empati secara verbal.

3.    Sikap hormat


Merupakan bentuk sikap yang menunjukan adanya suatu perhatian, rasa suka dan

menghargai klien. Sikap hormat dalam komunikasi ini dapat ditunjukan dengan melihat

kearah anak saat berkomunikasi, memberikan perhatian yang tidak terbagi dalam
komunikasi, memelihara kontak mata dalam komunikasi, senyum pada saat yang tepat,

bergerak kearah anak saat komunikasi, menentukan sapaan saat komunikasi, melakukan

jabatan tangan atau sentuhan yang lembut dengan ijin komunikan.

4.    Sikap konkret


Merupakan bentuk sikap dengan menggunakan terminologi yang spesifik dan bukan

abstrak pada saat komunikasi dengan anak. Sikap konkret dapat ditunjukan dengan

menggunakan sesuatu yang nyata seperti menunjukan pada hal yang nyata, melalui orang

ketiga dalam hal ini adalah orang tua dan dapat menggunakan alat bantu seperti gambar,
mainan dan lain-lain.

C.    Model-model Komunikasi Terapeutik Pada Anak Usia Sekolah

     Shannon-Weaver Model


Dalam model Shannon, komunikasi dipresentasikan sebagai suatu system,
dimana memilih sumber informasi yang diformulasi ke dalam suatu pesan. Pesan

kemudian ditransmisikan dengan signal melalui chanel ke receiver. Penerima/receiver


menginterpretasikan pesan dan mengirimkan ke tujuan . Bentuk unik dari konsep ini

adalah adanya noise/gangguan. Noise adalah faktor-faktor yang mempengaruhi atau

mengganggu transfer pesan dari sumber ke tujuan yang akan dicapai. Dalam model

komunikasi manusia, noise dapat berupa distorsi persepsi misalnya: interpretasi


psikologis, suara yang tidak terdengar.

Salah satu keunggulan dari model ini adalah kesamaan jalur dalam pengiriman

komunikasi yaitu dari sumber ke penerima. Kekurangannya adalah tidak menunjukkan

hubungan transaksi antara sumber dan receiver. Model ini sifatnya linear yang berarti

jalurnya satu arah. Model ini dibatasi oleh omitting komponen feed back dan tidak secara
jelas mengilustrasikan fungsi proses.

     Leary Model

Dalam komunikasi transaksional dan model multidimensional, menguatkan aspek

interaksional dalam komunikasi. Dimana komunikasi manusia adalah proses dua orang

dimana satu dan lainnya saling dipengaruhi dan mempengaruhi. Leary mengembangkan

teori ini dari hasil pengalamannya sebagai terapis pada pasien psikoterapi. Tingkah laku

Leary berbeda saat menghadapi tiap pasien dan Leary menemukan bahwa pasien juga
terpengaruh tingkah laku Leary. Leary menyimpulkan bahwa tingkah laku orang

merupakan respon dari tingkah laku yang kita tampilkan, misalnya bila kita bertingkah

dominan maka kita kondisikan orang lain bertingkah submisive. Dalam perspektif Leary,

setiap pesan komunikasi dapat dilihat melalui dua dimensi : Dominan-Submision dan

Hate-Love.

Ada dua aturan yang mengatur fungsi dimensi ini dalam interaksi manusia.

Aturan pertama : Tingkah laku komunikatif dominan atau submisive biasanya menstimuli
tingkah laku sebaliknya pada orang lain, berlaku autokratik (dominan) biasanya akan

menstimuli orang lain untuk berlaku submisive dan sebaliknya.

Aturan kedua : Tingkah laku membenci/mencintai biasanya akan menstimuli tingkah laku

yang sama dari orang lain, artinya dengan bertingkah laku yang baik pada orang lain,

orang lain akan berlaku baik juga dan sebaliknya.

Leary menyatakan bahwa aturan-aturan ini berlaku secara reflek, respon kita

terhadap perilaku orang lain secara involuntary dan immediate sehingga komunikasi kita
otomatis akan distimulasi oleh reaksi dominan - submisive atau hate-love dari yang lain.

     Health communication model.

Transaksi

Transaksi adalah elemen mayor ke-dua dalam model komunikasi kesehatan.

Transaksi merupakan suatu interaksi antara partisipan yang terlibat.Transaksi ini


melibatkan individu tentang informasi yang mencakup verbal dan non verbal. Transaksi

kesehatan merupakan bentuk kesepakatan bagaimana klien itu mencari dan

mempertahankan kesehatannya sepanjang hidup.

Transaksi kesehatan merupakan suatu proses yang berkesinambungan ,dinamis dan

bukan suatu yang statis, dimana terdapat feed back yang continue yang partisipan mampu

untuk menempatkan diri dalam berkomunikasi.

Konteks
Elemen ke-tiga model komunikasi kesehatan adalah konteks, yaitu setting/tempat

dimana proses terjadi yang punya pengaruh besar dalam komunikasi antara health

professional - client - anggota keluarga dan orang lain yang terlibat dalam konteks. Salah

satu unsur konteks adalah tempat dimana perawatan kesehatan dilaksanakan, seperti :

rumah sakit, klinik, ruang rawat jalan, atau ruang intensive yang mempengaruhi pola

komunikasi didalamnya. Unsur yang lain adalah jumlah partisipan yang terlibat dalam

komunikasi (lingkungan perawatan ) misalnya dalam bentuk group kecil atau interaksi
antar individu atau kelompok besar. Jumlah partisipan yang ada mempengaruhi situasi

yang ada di dalamnya.

Dari berbagai macam model komunikasi, yang sesuai untuk diterapkan pada klien

anak usia sekolah adalah model komunikasi kesehatan (Health Communication Model)

karena pada model ini penekanan pada proses relationship terdapat empat tipe

relationship yang ada, yaitu hubungan antara: professional-professional, profesional-

client, professional-significant others, dan client-significant others.


Sesuai dengan teori perkembangan Jean Peaget, pada fase ini anak dapat mengetahui

konsep baru ( merasakan sakit) tetapi belum dapat berpikir tentang hal-hal yang abstrak

sehingga untuk mencapai proses perawatan diperlukan significant othes / keluarga / teman

untuk membantu profesional kesehatan mengekspresikan hal abstrak yang dirasakan oleh

klien.
Sedangkan menurut teori Erickson, pada fase ini anak belajar untuk dilibatkan

dalam aktifitas dan berusaha untuk menyelesaikan tugasnya, mulai belajar aturan-aturan

baru melalui proses belajar dan berhubungan dengan orang lain sehingga mendukung

profesional kesehatan untuk melakukan tindakan – tindakan keperawatan pada klien.

Konteks adalah tempat/situasi dimana pelayanan kesehatan diberikan berdasarkan :


tempat/ruang, jenis pelayanan, dan jumlah personel, hal ini berkaitan dengan peran

significant others (keluarga, teman dll.) dan profesional kesehatan untuk menyiapkan

lingkungan yang terapeutik bagi kesembuhan klien. Hal ini berkaitan dengan proses

tumbang yang diungkapkan oleh Erickson yakni anak sudah mulai berpikir logis dan

terarah, dapat memilih, menggolongkan, mengorganisasikan fakta, disamping itu mampu

berpikir dari sudut pandang orang lain sedangkan jumlah partisipan yang terlibat dalam

komunikasi (group kecil / interaksi antar individu) akan membantu klien untuk

mengekspresikan tentang perasaan.


Transaksi, kesepakatan interaksi antar partisipan didalam proses komunikasi

meliputi verbal, nonverbal yang terjadi secara kontinyu, ini menunjukkan bahwa

komunikasi tidak hanya bersifat satu arah dan terdapat umpan balik, ini terkait dengan

teori Erickson dimana anak siap menjadi pekerja dan ingin dilibatkan dalam aktifitas.

Seorang perawat dalam melakukan komunikasi terapeutik pada anak usia sekolah

tentu mengalami banyak hambatan. Hambatan tersebut bisa dipengaruhi dari beberapa

faktor, diantaranya adalah:


1) Faktor yang bersifat teknis, yaitu kurangnya penguasaan teknik berkomunikasi.

Teknik komunikasi mencakup unsur-unsur yang ada dalam komunikator dalam

mengungkapkan pesan, menyandi lambang-lambang, kejelian dalam memilih saluran, dan

metode penyampaian pesan.

2) Faktor yang sifatnya perilaku

Bentuk dari perilaku yang dimaksud adalah perilaku komunikasi yang bersifat:

a. Pandangan bersifat apriori


b. Prasangka yang didasarkan atas emosi

c. Suasanayangotoriter

d. Ketidakmampuan untuk berubah walaupun salah

e. Sifat yang egosentris

3) Faktor yang bersifat situasional


Kondisi dan situasi yang menghambat komunikasi, misalnya: situasi ekonomi, sosial,

politik, dan keamanan.

    Komunikasi yang efektif dapat tercapai bila kita mengetahui dan memahami

tekhnik komunikasi pada anak sesuai tahapan tumbuh kembang anak.

Komunikasi pada anak usia sekolah (7-12 tahun) gunakan kata sederhana yang spesifik,

jelaskan sesuatu yang membuat ketidakjelasan pada anak atau sesuatu yang tidak
diketahui, jelaskan arti fungsi dan prosedurnya, maksud dan tujuan dari sesuatu yang

ditanyakan secara jelas dan jangan menyakiti atau mengancam, sebab ini akan membuat

anak tidak mampu berkomunikasi secara efektif.

BAB III

PENUTUP

.     Kesimpulan
Komunikasi terapeutik sangat penting diterapkan pada anak usia sekolah, dengan

demikian perawat dapat membina hubungan saling percaya pada anak dan anak dapat

mengekspresikan perasaannya. Komunikasi teraputik mempunyai

tujuan, prinsip, sikap, teknik-teknik/model dan hambatan yang perlu diketahui dan

disadari sehingga memudahkan dalam penerapan. Dari model konsep komunikasi yang

ada adalah model komunikasi kesehatan yang dapat digunakan dalam berinteraksi dengan

pasien anak usia sekolah.


.     Saran

Untuk mencapai komunikasi yang efektif hendaknya kita mengetahui tehnik maupaun

model komunikasi pada anak dan memahami psikologis sesuai tahapan tumbuh kembang

anak.

DAFTAR PUSTAKA

http://rikajulyners.blogspot.com/2010/12/komunikasi-terapeutik-pada-anak-usia.html

http://dessycariya14.blogspot.com/2013/06/keperawatan-anakkomunikasi-pada-usia.html

Nurse April di 03.15

Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar
KATA-KATA ANDA ADALAH KUALITAS DIRI ANDA
‹ Beranda ›
Lihat versi web

About Me
Nurse April
Ikuti 0

Selamat datang di www.aprilianihidayah.blogspot.com , blog yang memberikan informasi dan edukasi


seputar kesehatan. Panggil saja saya April, saya sedang duduk di bangku kuliah jurusan Keperawatan, dan
sedang belajar menjadi perawat profesional serta menjadi role mode bagi masyarakat. terimakasih :)
Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai