Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PENGERTIAN KOMUNIKASI KESEHATAN

I. MENGAPA KITA MEMPELAJARI KOMUNIKASI KESEHATAN?

Jika kita bicara mengenai komunikasi kesehatan, kita mau tidak mau harus

mengaitkanya dengan konsep kesehatan masyarakat, terutama bahasan

tentang informasi kesehatan atau promosi kesehatan. Dua isu terakhir ini

secara historis, berkaitan dengan berbagai gerakan (movement) kesehatan

dalam masyarakat. Armstrong (1983) mengemukakan, ada empat bentuk

gerakan kesehatan masyarakat yang terjadi antara tahun 1930-1991:

1. Gerakan Karantina-adalah gerakan untuk melokalisir para penderita

penyakit menular ke suatu tempat tertentu atau tempat tertutup yang

terpisah dari masyarakat (penduduk umum) agar penyakit tersebut tidak

menular kepada orang lain.

2. Gerakan meningkatkan ilmu pengetahuan tentang kebersihan-yakni

gerakan pendidikan yang bertujuan mengajarkan ilmu pengetahuan tentang

kebersihan kepada masyarakat supaya warga masyarakat lebih peduli

terhadap kebersihan lingkungan yang hasilnya dapat menjauhkan sumber

penyakit atau mencegah tubuh terinfeksi atau tertular penyakit dari luar.

3. Gerakan kesehatan individu-merupakan gerakan yang mendorong setiap

individu melakukan pengawasan terhadap kontak antara tubuh ditempat-

tempat umum seperti di sekolah, asrama, pasar, pelabuhan, bahkan di

Rumah Sakit. Gerakan ini umumnya dipelopori oleh pemerintah melalui

regulasi mengenai perlindungan kesehatan individu dari waktu ke waktu.


4. Gerakan memeperkenalkan konsep baru kesehatan masyarakat-gerakan

untuk memperkenalkan konsep-konsep baru dalam bidang kesehatan

masyarakat, antara lain dengan mengadopsi gerakan karantina dan

kebersihan lingkungan yang semula hanya ditujukan kepada individu,

misalnya dengan memperluas agenda kerja maupun ke sasaran masyarakat

umum. Gerakan yang muncul di awal abad 19 itu merupakan gerakan

masyarakat barat untuk mencegah radiasi, pencemaran air, lingkungan

kerja, dan lain-lain. Gerakan ini berkaitan dengan politik hijau, kesehatan

kota, dll, yang tertuang dalam konsep Health For All 2000 [Barbara

Griffin, November 1998].

Berbagai studi sosial terhadap kesehatan melaporkan bahwa kebanyakan

penyakit yang diderita individu maupun “penyakit” masyarakat pada

umumnya bersumber dari ketidaktahuan dan kesalahpahaman atas berbagai

informasi kesehatan yang mereka akses. Oleh karena itu, kita perlu

memperhatikan arus informasi kesehatan yang dikirimkan dan diterima oleh

manusia.

II. PERHATIAN DUNIA TERHADAP MASALAH KESEHATAN

1. Kesepakatan Mengenai Layanan Kesehatan Primer

Pada tahun 1978, di Alma Alta, seluruh negara anggota WHO membuat

kesepakatan mengenai pelayanan kesehatan primer (Primary Health Care)

yang mencakup 8 unsur pokok bidang kesehatan: (1) penyuluhan kesehatan;

(2) gizi; (3) sanitasi dasar dan air bersih; (4) KIA, kesehatan ibu dan anak;
(5) imunisasi terhadap 6 penyakit utama: BCG, difteria, pertusis, tetanus,

polio, dan campak; (6) pencegahan dan pengelolaan penyakit endemik; (7)

pengobatan penyakit yang umum dijumpai, dan (8) tersedianya obat esensial.

2. Konferensi Ottawa

Konferensi ottawa menghasilkan Ottawa Charter For Health Promotion-

Health Promotion (1986) yang antara lain menganjurkan pemberian peluang

bagi usaha peningkatan pengawasan dan pembaharuan kesehatan

masyarakat melalui:

1) Membangun kemampuan personal-yakni kemampuan diri sendiri untuk

menangani kesehatan individu.

2) Menciptakan dukungan dari lingkungan-yakni penciptaan dukungan dari

lingkungan masyarakat yang secara aktif terlibat dalam menangani

kesehatan individu, komunitas, dan masyarakat seluruhnya.

3) Reorientasi layanan kesehatan-yakni mengadakan reorientasi atau

peninjauan kembali berbagai program dan akativitas yang berkaitan

dengan kesehatan masyarakat.

4) Membangun media & advokasi-yakni membangun berbagai kekuatan

dalam masyarakat untuk melakukan mediasi dan advokasi kesehatan

kepada individu, program kesehatan yang melibatkan partisipasi

komunitas dan lingkungan.

5) Memperkuat aksi dan peran komunitas.


3. Deklarasi Jakarta tentang Promosi Kesehatan Abad 21

Latar Belakang

Konferensi internasional ke-4 tentang Promosi Kesehatan yang

berlangsung di jakarta bertemakan: New Players For a New Era:

Leading Health Promotion into the 21st Century-berbicara kritis

mengenai strategi internasional dalam pelayanan kesehatan, khusunya

promosi kesehatan.

Promosi Kesehatan Merupakan Modal yang Bernilai

Konferensi jakarta menegaskan kembali bahwa kesehatan adalah

dasar dari HAM dan esensi bagi pengembangan sosial dan ekonomi

manusia. Oleh karena itu, peningkatan kualitas kesehatan harus didukung

oleh promosi kesehatan, dan hanya dengan ini kita dapat terlibat dalam

pembangunan kesehatan “bagi semua”.

Tujuan utama dari komitmen melakukan melakukan promosi

kesehatan adalah sekurang-kurangnya dapat mengurangi kesenjangan

informasi kesehatan yang diperoleh masyarakat dari berbagai negara

berkembang sendiri maupun antara negara berkembang dengan negara maju

di dunia. Komitmen terbesar yang dilakukan oleh Deklarasi Jakarta adalah

mengemukakan visi dan misi baru tentang promosi kesehatan untuk

menghadapi abad 21!.

Promosi kesehatan harus buat sesuatu yang berbeda !

Masih rendahnya perhatian dalam promosi kesehatan, maka kita

perlu mengubah konsep promosi kesehatan, mengubah strategi promosi


dengan pendekatan praktis yang relevan bagi mencapai kesetaraan kesehatan

manusia, yakni melalui:

1. Pendekatan komprehensif terhadap pembangunan kesehatan yang

efektif. Siapa yang menggunakan 5 strategi (lihat 5 strategi kesehatan

ottawa) jauh lebih efektif dari pada hanya memilih menggunakan satu

strategi saja.

2. Strategi promosi hendaklah diarahkan ke semua tempat yang meliputi:

kota-kota besar, pulau, kota sedang dan kecil, warga kota di semua kota,

komunitas lokal, tempat-tempat umum seperti sekolah, tempat kerja dan

pasar.

3. Partisipasi semua pihak agar kita dapat bersama-sama mendorong semua

orang menjadikan dirinya sendiri atau kelompok dan komunitasnya

menjadi pusat dari aksi promosi kesehatan yang pada giliranya setiap

pihak dapat mengambil keputusan sendiri berkaitan dengan kesehatan.

4. Belajar berpartisipasi agar kita bersama-sama dapat mengakses

informasi kesehatan yang bermanfaat bagi pengetahuan dan pendidikan

demi memperkuat semua orang dalam masyarakat.

Prioritas promosi kesehatan dalam abad 21

1. Mempromosikan tanggung jawab sosial bagi kesehatan

 Menghindari semua bentuk tindakan yang dapat mengancam

kesehatan orang lain.

 Melindungi lingkungan agar menjadi sumber daya kehidupan yang

berkelanjutan
 Membatasi produk barang dan jasa yang mengancam kesehatan

manusia, seperti tembakau, alkohol, alat-alat perang, yang secara

praktis pula dapat menghasilkan persaingan pasar yang tidak sehat.

 Memelihara kesehatan warga dilingkungan mereka masing-masing

terutama di tempat-tempat umum seperti pasar dan di tempat kerja

 Memperbaiki resiko komunikasi sebagai satu dampak tafsir yang tak

benar terhadap informasi kesehatan yang dapat mendatangkan

malapetaka bagi kesehatan manusia.

Anda mungkin juga menyukai