Anda di halaman 1dari 26

PENGARUH LINGKUNGAN BISNIS EKSTERNAL, FORMULASI STRATEGI, DAN

PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN


(Survei pada PT BPR/BKK Milik Pemerintah dan Swasta di Wilayah Kabupaten Banyumas dan
Purbalingga)

Dr. Eko Suyono, MSi, Ak


email : ekyo75@yahoo.com
(Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman)

ABSTRACT

The aim of this research is to examine the effect of external business environment,
strategic formulation, and internal control to the firm performance. The population of this
research are public and private PT BPR/BKK in Banyumas and Purbalingga with sampling
techniques using simple random sampling. Total population were 48 Small and Medium
Banking Firms and with using simple random sampling were collected 31 samples. The type of
data in this research is primary data that could be gathered by quesionair dissemination to the
all respondents, that are head of BPR/BKK. All of the data were analyzed using multiple
lienear regression analysis with SPSS PROGRAM.
Exogenous variables were the external business environment, strategic formulation, and
internal control. Meanwhile endogenous variables was the firm performance. This research
showed that the more certain external business environment, strategic formulation, and effective
internal control implementation have positive and significant effect simultaneously and partially
to the firm financial performance. It means that when BPR/BKK have more certain external
business environment, good strategic formulation, and effective internal control implementation
would increase the firm performance.

Key words : External business environment, strategic formulation, internal control , firm
performance

I. Pendahuluan pengelolaan perusahaan. Lingkungan bisnis


eksternal merupakan lingkungan yang
1.1 Latar Belakang Penelitian berada di luar organisasi, namun perlu
dipertimbangkan dalam pengambilan
Terdapat banyak faktor yang
keputusan bisnis.
mempengaruhi kinerja perusahaan
Perubahan dalam bidang teknologi
diantaranya faktor lingkungan bisnis
juga mempengaruhi perusahaan, karena
eksternal seperti kebijakan pemerintah,
perusahaan akan mengoptimalkan teknologi
kekuatan hukum dan politik, teknologi,
yang ada untuk mendukung tata kelola
sumber daya, pesaing, selera pelanggan, dan
perusahaan yang baik yang pada akhirnya
akan mengoptimalkan kinerja mereka. masa depan untuk membawa perusahaan ke
Lingkungan industri juga berperan dalam arah pencapaian tujuan dengan
mempercepat perubaan lingkungan bisnis memformulasikan berbagai strategi sebagai
eksternal. Lingkungan industri yang bentuk pertanggung jawaban kepada para
dimaksud adalah bargaining power pembeli, pemodal.
bargaining power penjual, masuknya Selanjutnya berbagai strategi yang
pendatang baru yang potensial, adanya telah diformulasikan tersebut
barang substitusi, dan intensitas persaingan diimplementasikan oleh jenjang manajemen
perusahaan dalam industri. Kelima faktor lainnya yang lebih rendah. Untuk
tersebut dikenal dengan lima kekuatan memantau dan memberikan keyakinan
bersaing dalam industri dari Porter (1996). bahwa strategi telah dilaksanakan searah dan
Dari sudut pandang perusahaan selaras dengan yang telah diformulasikan,
semua faktor di atas merupakan faktor yang manajemen memerlukan pengendalian
berada di luar kendali perusahaan (faktor interen, termasuk dewan komisaris yang
eksternal). Semua faktor eksternal mengandalkan reliabilitas pengendalian
memberikan peluang dan ancaman bagi interen untuk memberikan keyakinan bahwa
perusahaan untuk mewujudkan visi, misi, apa yang telah diarahkan oleh dewan
dan tujuan perusahaan. Faktor eksternal komisaris kepada manajemen benar
tersebut tidak akan dapat dikendalikan dilaksanakan.
perusahaan tanpa adanya strategi yang tepat Pencapaian tujuan perusahaan
sesuai dengan situasi perubahan lingkungan. divisualisasikan dalam kinerja bisnis.
Manajemen sebagai pengelola Manajemen masa kini dalam era informasi
sumber daya modal yang diberikan oleh banyak memberikan perhatian pada aspek
pemegang saham bertanggung jawab untuk non keuangan yang sesungguhnya justru
mengelola perusahaan mencapai tujuannya. mendorong dan membangun keberhasilan
Dalam manajemen perusahaan yang aspek keuangan, terlebih dalam situasi bisnis
berskala besar, manajemen mendelegasikan yang semakin kompetitif saat ini dan masa
sebagian wewenangnya kepada jenjang depan.
manajemen yang lebih rendah untuk
Keberhasilan kinerja tidak saja dari
bersama-sama mengelola perusahaan.
aspek keuangan yang bersifat historis,
Tugas manajemen puncak berorientasi ke
namun lebih dari itu, faktor-faktor non
keuangan kenyataannya mempunyai diperlukan untuk menjabarkan sejumlah
kontribusi jauh lebih besar, seperti perencanaan yang telah dirumuskan.
peningkatan kualitas produk dan jasa, Tindakan dalam melaksanakan program
peningkatan efisiensi usaha, keterlibatan yang telah direncanakan tersebut selanjutnya
karyawan dengan berbagai kemampuan dan dikuantifikasikan dalam bentuk budget.
inovasinya serta akhirnya bermuara pada Formulasi dan implementasi strategi
bagaimana memberikan pelayanan yang berikutnya perlu dievaluasi dan dikendalikan
prima kepada pelanggan. sebagai suatu proses yang
Dengan demikian pengukuran berkesinambungan untuk memantau kinerja
kinerja yang bersifat strategis akan mampu sesuai dengan perencanaan semula. Jika
menterjemahkan, mengkomunikasikan dan terjadi penyimpangan-penyimpangan dari
menselaraskan visi dan misi perusahaan yang sudah direncanakan perlu dikoreksi
kedalam operasi dan fungsi perusahaan. sebelum penyimpangan tersebut menjadi
Bahkan lebih jauh dari itu akan memberikan lebih besar. Proses demikian dikenal
umpan balik (feedback) sebagai dengan manajemen strategic, yaitu proses
pembelajaran strategis dalam pencapaian tindakan manajerial yang dapat memberikan
tujuan perusahaan. keyakinan bahwa formulasi strategi telah
Dengan perubahan lingkungan yang diimplementasikan untuk mencapai tujuan
begitu pesat dan turbulen serta yang diharapkan.
perkembangan teknologi informasi yang Setelah rencana diimpelentasikan
begitu radikal, manajemen harus organisasi juga perlu melakukan sebuah
memberikan respon dan mampu mengelola proses pengendalian. Pengendalian
perubahan-perubahan tersebut. Hal ini merupakan media yang dapat menghindari
diantaranya bisa dilakukan dengan terjadinya kekeliaruan dan penyimpangan.
mengupayakan revitalisasi dan melibatkan Hal ini diturunkan dalam bentuk kebijakan,
secara proaktif peran dewan komisaris dan metode, prosedur, program, dan alat agar
para pemegang saham. dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan
Formulasi strategi selanjutnya dengan cara memantau dan mengevaluasi
diimpelemtasikan kedalam sejumlah apakah informasi yang diberikan dapat
program, budget dan prosedur. Program diandalkan, serta apakah operasi telah
merupakan berbagai tindakan yang berjalan secara efektif dan efisien.
Hasil penelitian yang menunjukkan Cih (2007) menemukan bukti
bahwa tingkat kepastian lingkungan bisnis empiris bahwa penerapan pengendalian
eksternal berpengaruh positif terhadap intern yang baik berhubungan positif dengan
kinerja perusahaan telah banyak dilakukan, kinerja perusahaan. Penelitian sejenis juga
diantaranya oleh Covin and Stevin, 1991; dilakukan oleh Kinney, 2000; Bowling dan
Dess et al, 1997; dan Rauch et al, 2004 ( Rieger, 2005; Lin dan Wu, 2006; Shenkir
dalam Alarape dan Aderimi, 2009). dan Walker, 2006, Hoyt et al, 2006; serta
Penelitian serupa juga telah dilakukan oleh Noco dan Stuls, 2006 (dalam Cih, 2007).
Zuboff dan Maxim, 2000; Becker et al, Berdasrkan latar belakang di atas,
2001; Hammonds, 2003 (dalam Neblett, sebagai judul penelitian ini adalah
2006). Sedangkan Commander et al (2010) “Pengaruh Lingkungan Bisnis Eksternal,
menemukan bukti empiris bahwa Formulasi Strategi, dan Pengendalian
lingkungan bisnis eksternal yang meliputi Intern Terhadap Kinerja Perusahaan
peraturan pemerintah, hokum, lembaga (Survey pada BPR/BKK di Wilayah
keuangan, serta sistem kenegaraan yang bisa Kabupaten Banyumas dan Purbalingga)”
mewujudkan kepastian lingkungan
berkontribusi positif terhadap kinerja 1.2 Perumusan Masalah
perusahaan. Berdasarkan uraian dalam latar
Miller dan Cardinal, 1994; Foster belakang penelitian di atas, permasalahan
dan Brown, 1996; Rogger et al, 1999, Miller dalam penelitian ini dirumuskan sebagai
dan Faughan, 2001; serta Hill dan Gavin, berikut :
2004 (dalam Prevos, 2005) menemukan (1) Seberapa besar pengaruh lingkungan
bukti empiris bahwa keberadaan formulasi bisnis eksternal, formulasi strategi
strategi yang dirancang secara formal dan dan pengendalian intern secara
teratur berpengaruh positif terhadap kinerja simultan terhadap kinerja
perusahaan. Campbel et al (2008) perusahaan.
menemukan bukti empiris bahwa balanced (2) Seberapa besar pengaruh lingkungan
scorecard sebagai pengukuran dan lingkungan bisnis eksternal,
pengevaluasian strategi perusahaan formulasi strategi dan pengendalian
berkontribusi positif terhadap peningkatan intern secara parsial terhadap kinerja
kinerja perusahaan. perusahaan.
keseharian organisasi mencakup interaksi
1.3 Tujuan Penelitian : dengan lingkungan kerja (Dill, 1958 dalam
Brooks 1997). Hal ini termasuk
(1) Untuk menganalisis besarnya
hubungannya dengan pelanggan, suplier,
pengaruh lingkungan bisnis
serikat dagang dan pemegang saham.
eksternal, formulasi strategi, dan
Lingkungan organisasi dapat
pengendalian intern secara simultan
dibedakan menjadi lingkungan intern dan
terhadap kinerja perusahaan
lingkungan eksternal. Lingkungan intern
(2) Untuk menganalisis besarnya
terdiri dari struktur (structure), budaya
pengaruh lingkungan bisnis
(culture), sumber daya (resources).
eksternal, formulasi strategi, dan
(Wheelen dan Hunger, 2005). Lingkungan
pengendalian intern secara parsial
intern perlu dianalisis untuk mengetahui
terhadap kinerja perusahaan
kekuatan (strength) dan kelemahan
(weaknesses) yang ada dalam perusahaan.
II. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Struktur adalah bagaimana perusahaan
2.1. Kerangka Pemikiran
diorganisasikan yang berkenaan dengan
Lingkungan adalah segala sesuatu
komunikasi, wewenang, dan arus kerja.
yang berada di luar organisasi. Lingkungan
Struktur sering juga disebut dengan rantai
yang paling dekat dengan organisasi atau
komando dan digambarkan secara grafis
disebut juga task environment, industry
dengan menggunakan bagan organisasi.
environment, atau specific environment yaitu
Norma-norma organisasi secara khusus
lingkungan yang langsung mempengaruhi
memunculkan dan mendefinisikan perilaku
strategi, yang mencakup pesaing, pemasok,
yang dapat diterima anggota dari
pelanggan, dan serikat dagang. Sedangkan
manajemen puncak sampai level karyawan
lingkungan yang tidak secara langsung
operasional. Sumber daya adalah aset yang
mempengaruhi organisasi disebut dengan
merupakan bahan baku bagi produksi barang
general environment atau remote
dan jasa organisasi. Aset ini dapat meliputi
environment (Robbins, 2009).
keahlian seseorang, kemampuan, dan bakat
Lingkungan bisnis merupakan
manajerial seperti aset keuangan dan
lingkungan yang dihadapi organisasi dan
fasilitas pabrik dalam wilayah fungsional
harus dipertimbangkan dalam pengambilan
(Peter at al., 1996).
keputusan-keputusan perusahaan. Aktivitas
Lingkungan eksternal adalah anggota organisasi dalam pengambilan
lingkungan yang berada di luar organisasi keputusan (Clark at al., 1994).
dan perlu dianalisis untuk menentukan Kaitan lingkungan eksternal dengan
kesempatan (opportunities) dan ancaman organisasi dapat dijelaskan dengan teori-
(threath) yang akan dihadapi perusahaan. teori seperti : teori ekologi populasi
Terdapat dua perspektif untuk (population ecology theory), teori
mengkonseptualisasikan lingkungan contingensi (contngency theory), dan teori
eksternal.Pertama, perspektif yang ketergantungan pada sumber daya (resource
memandang lingkungan eksternal sebagai dependence theory). Teori ekologi populasi
wahana yang menyediakan sumber daya mejelaskan bahwa kelangsungan hidup dan
(recources) (Clark et al., 1994; Tan dan keberhasilan perusahaan ditentukan oleh
Litschert, 1994). Perspektif kedua karakteristik lingkungan dimana perusahaan
memandang lingkungan eksternal sebagai berada (Child, 1997). Model pendekatan ini
sumber informasi. Perspektif pertama membawa implikasi bahwa lingkungnan
berdasar pada premis bahwa lingkungan eksternal mempunyai pengaruh lngsung
eksternal merupakan wahana yang terhadap kinerja perusahaan tanpa
menyediakan sumber daya yang kritikal bagi memandang pilihan strategi yang dijalankan
kelangsungan hidup perusahaan. Perspektif perusahaan (Wiklund, 1999).
ini juga mengandung makna potensi Teori kontingensi menyatakan
eksternal dalam mengancam sumber daya bahwa keselarasan antara strategi dengan
intern yang dimiliki perusahaan. lingkungan bisnis eksternal menentukan
Pemogokan, deregulasi, perubahan undang- kelangsungan hidup dan kinerja perusahaan
undang, misalnya, berpotensi merusak (Child, 1997; Lee & Miller, 1996). Teori
sumber daya intern yang dimiliki kontingensi juga bermakna bagaimana
perusahaan (Clark at al., : 1994). Perspektif bagaimana perencanaan strategi mampu
kedua mengaitkan informasi dengan ketidak memenuhi tuntutan lingkungan, yang mana
pastian lingkungan (environmental jika tidak tercipta keselarasan antara
uncertainty). Ketidak pastian lingkungan perencanaan strategi dengan lingkungan
mengacu pada kondisi lingkungan eksternal bisnis eksternal dapat berakibat turunnya
yang sulit diramalkan perubahannya. Hal kinerja sehingga memunculkan krisis
ini berhubungan dengan kemampuan organisasi.
Analisis terhadap lingkungan bisnis mencapai sustainable advantages.
eksternal dimaksudkan untuk mencoba Perencanaan perusahaan sebagai suatu
mengidentifikasikan peluang (opportunities) proses yang sistematis harus mampu
yang perlu dengan segera mendapat mengantisipasi adanya ancaman dan
tanggapan dan perhatian eksekutif, dan kesempatan, serta mampu mengidentifikasi
disaat yang sama diarahkan untuk kekuatan dan kelemahan yang ada
mengetahui ancaman (threats) yang perlu Manajemen strategik merupakan
diantisipasi. Untuk itu dalam analisis ini serangkaian keputusan dan tindakan
manajemen perlu mengidentifikasi sejumlah manajerial yang dapat membntu
variabel pokok yang berada di luar kendali memberikan keyakinan bahwa formulasi
perusahaan yang diperkirakan memiliki organisasi dan penyelenggaraan yang
pengaruh nyata. bermanfaat sesuai dengan lingkungannya.
Strategi merupakan suatu pola dalam Manajemen strategik ini mencakup
membuat keputusan tersusun. Strategi juga penelaahan lingkungan (baik intern maupun
diartikan sebagai perencanaan menyeluruh eksternal), formulasi strategi, implementasi
yang didesain untuk memberikan keyakinan starategi, evaluasi dan pengendalian
bahwa tujuan perusahaan dapat tercapai (Hunger dan Wheelen, 2005).
(Hill dan Jones, 1995). Strategi berarti Berdasarkan hasil penelaahan
berfikir secara menyeluruh dan jangka lingkungan dengan pendekatan kekuatan,
panjang ke depan untuk memenuhi harapan kelemahan, kesempatan, dan ancaman
pihak yang berkepentingan. Strategi adalah berbagai faktor intern dan ekstern
arah dan jangkauan suatu organisasi dengan berikutnya menetapkan formulasi strategi
berbekal sumber daya yang tersedia di mengenai misi, tujuan, dan kebijakan.
dalam lingkungan yang berubah-ubah untuk Dengan formulasi strategi, memungkinkan
memenuhi pasar dan harapan-harapan pihak manajemen melakukan penelaahan terhadap
yang berkepentingan (Johnson dan Scholes, kecenderungan perubahan lingkungan
1997). makro dan lingkungan industri yang
Dengan berfikir strategik diharapkan diperkirakan akan berdampak pada
perusahaan mampu menghadapi kompetisi perusahaan. Hasil penelaahan tersebut
berdasarkan kemampuan sumber daya yang digunakan untuk menggambarkan kondisi
dimiliki (core competencies), sehingga dapat masa depan perusahaan yang akan
diwujudkan, agar seiring dengan pengukuran keuangan, juga termasuk
kecenderungan perubahan lingkungan pengukuran non keuangan yang mendorong
bisnis. kinerja keuangan dimasa depan melalui
Setelah perumusan strategi, pengukuran kepuasan pelannggan, proses
selanjutnya strategi tersebut perlu bisnis intern,dan aktivitas pembelajaran dan
diimplementasikan oleh seluruh jajaran pertumbuhan. Proses pengukuran ini
organisasi melalui sejumlah aktivitas dan selanjutnya dikenal dengan balanced
pilihan dalam melaksanakan rencana scorecard (Hunger dan Wheelen, 2005)
strategik tersebut. Proses ini dilakukan Penetapan tiga strategi, yaitu
dengan serangkaian tindakan melalui operating strategies, investment strategies,
pengembangan program, anggaran (budget), dan financial strategies dimaksudkan untuk
dan prosedur. Kelemahan dalam mencapai tujuan perusahaan dan
mengimplementasikan strategi menunjukan memaksimalkan kesejahteraan para
kegagalan berbagai strategi. Melalui sistem pemegang saham (Dockery, Herbert, dan
implementasi, perusahaan Taylor : 2000). Penetapan strategi operasi
mengimplementasikan rencana kedalam yaitu suatu cara untuk memperbaiki tingkat
tindakan nyata, untuk memanfaatkan efisiensi ekonomis, mengurangi biaya
berbagai sumber daya perusahaan secara operasi melalui perbaikan efisiensi faktor-
bertanggung jawab untuk mewujudkan misi, faktor masukan untuk memperoleh
tujuan, strategi, dan kebijakan. profitabilitas. Penerapan strategi investasi
Secara periodik implementasi melalui penyesuaian kapasitas produksi,
strategi dievaluasi dan dikendalikan untuk proses teknologi, atau dengan restrukturisasi
melihat sejauh mana kinerja perusahaan korporasi, diversifikasi atau divestasi untuk
telah dicapai dan jika terjadi perbedaan tak memperbaiki kinerja perusahaan. Penetapan
segan-segan untuk ditindak lanjuti dan strategi keuangan meliputi pemilihan
dijadikan umpan balik pada periode alternatif ekuitas atau pinjaman, pembayaran
berikutnya. Evaluasi dan pengendalian deviden, dan restrukturisasi model keuangan
dalam manajemen strategik melalui sistem dalam rangka meningkatkan nilai
pelaporan informasi yang berisi data kinerja perusahaan.
dan aktivitas pelaporannya. Pengukuran Pengendalian merupakan
kinerja selain menggunakan pendekatan serangkaian metode dan alat yang digunakan
oleh anggota organisasi untuk melakukan Pengendalian intern terdiri dari
pengawasan dalam pencapaian tujuan. disain dan operasi, seperti yang dinyatakan
Untuk memberikan keyakinan dalam dalam standar profesional intern audit
pencapaian kinerja, seorang manajer bahwa kecukupan pengendalian menunjukan
membutuhkan dan menyelenggarakan jenis- manajemen telah merencanakan dan
jenis pengendalian yang cukup efektif, yang mengorganisir (mendisain) bisnis sehingga
terdiri dari preventif, detektif, korektif dan dapat memberikan keyakinan yang memadai
direktif, serta pengendalian kompensasi bahwa tujuan dan sasaran organisasi dapat
(Ratliff, 1988; Atkinson, 1997) dicapai secara efisien, efektif, dan ekonomis.
Pengendalian preventif ialah Sehingga pengendalian intern melekat pada
pengendalian yang didasarkan untuk setiap siklus bisnis.
mencegah terjadinya kesalahan sebelum Menurut Committee of Sponsoring
transaksi terjadi. Pengendalian detektif Organization (COSO, 2009), pengendaian
yaitu pengendalian yang didesain untuk intern didefinisikan sebagai proses yang
mendeteksi adanya kesalahan setelah terjadi dijalankan oleh dewan komisaris,
suatu transaksi. Pengendalian korektif yaitu manajemen dan personal lainnya yang
pengendalian yang dirancang untuk didesain untuk memberikan keyakinan
mengoreksi kesalahan-kesalahan yang telah memadai tentang pencapaian ketiga
terjadi yang telah teridentifikasi dari golongan tujuan sebagai berikut : efektivitas
pengendalian detektif. Sedangkan dan efisiensi operasi, dapat dipercayanya
pengendalian direktif yaitu pengendalian laporan keuangan, dan ketaatan terhadap
yang dirancang untuk mengarahkan dan peraturan perundang-undangan.
menempatkan hasil yang lebih positif dari Dari definisi di atas dapat kita
jenis pengendalian sebelumnya. simpulkan bahwa pengendalian intern
Pengendalian kompensasi adalah merupakan serangkaian tindakan yang
pengendalian yang dirancang untuk menembus ke seluruh organisasi.
mengganti jenis pengendalian yang Pengendalian intern ada dalam proses
seharusnya dengan pengendalian lain manajemen, baik perencanaan, pelaksanaan
berdasarkan perimbangan biaya dan dan pemantauan, yang melibatkan dewan
manfaat. komisaris, manajemen dan personal lainnya.
Manajemen sebagai agen yang telah strategi dalam mencapai tujuan perusahaan.
menerima wewenang penuh dalam Sebaliknya jika manajemen mengalami
mengendalikan sumber daya yang dimiliki kesulitan keuangan juga menjadi tanggung
dari prinsipal, secara periodik harus jawab bersama antara pengelola dan
memberikan pertanggung jawaban atau pengawas.
akuntabilitasnya secara penuh. Pertanggung Pengukuran kinerja pada awalnya
jawaban suatu bisnis merupakan kewajiban memusatkan pada masalah keuangan yang
untuk melaporkan sejauh mana pelaksanaan dihasilkan oleh sistem akuntansi dan
program sesuai dengan apa yang telah kejadian-kejadian masa lalu yang berjangka
direncanakan. Laporan tersebut berupa pendek. Kinerja non keuangan yang
sebuah laporan kinerja bisnis yang berupa menjadi penyebab terwujudnya kinerja
laporan keuangan maupun laporan tahunan. keuangan masih relatif diabaikan. Pendorng
Kinerja berarti prestasi kerja, kinerja keuangan seperti pelanggan,
sedangkan prestasi kerja adalah hasil kerja produktivitas dan efektivitas biaya, proses
yang dicapai dalam melaksanakan tugas yang digunakan untuk menghasilkan produk
yang dibebankan kepada seseorang. Hasil dan jasa, serta potensi kemampuan
upaya manajemen dari yang direncanakan, karyawan dalam menghasilkan untuk
dilaksanakan dan hasil yang dicapai kepentingan pelanggan. Pengukuran kinerja
merupakan sebuah kinerja bisnis. Kinerja selain dari aspek keuangan juga dapat
(performance) adalah hasil akhir atau dilakukan dengan pendekatan non keuangan.
capaian atas suatu kegiatan. Jika hasilnya Pengukuran kinerja non keuangan
menunjukan kesesuaian dengan yang telah dikenal dengan balanced scorecard, dimana
direncanakan, hal ini menunjukan prestasi pengukuran ini menyajikan kerangka yang
manajemen dalam menjalankan pekerjaan menyeluruh bagi pemimpin dalam
tersebut. mewujudkan visi dan strategi ke dalam
Kinerja keuangan sebagai hasil seperangkat pengukuran yang berbeda, yaitu
upaya manajemen yang menunukan suatu : keuangan, perlanggan, proses bisnis
keberhasilan. Keberhasilan ini dapat dicapai internal, serta pembelajaran dan
karena kesesuaian antara pengarahan dan pertumbuhan. (Kaplan dan Norton, 1996).
pengawasan yang ditentukan oleh dewan Selanjutnya Anthony dan
komisaris dengan formulasi manajemen Govindarajan (2010) menjelaskan pula
bahwa balanced sco
orecard merrupakan satu
u orgaanisasi yangg lebih bessar lebih baanyak
contoh dari sistem
m pengukurran kinerja.. mennggunakan bbalanced sccorecard, karena
Setiap un
nit bisnis daapat menetaapkan tujuan
n mam
mpu mendukkung keputuusan strategikk dan
dan keemudian diukur
d darri keempatt lebihh komprehennsif dalam m
mengukur kiinerja
perspektiif, yaitu : keuangan, pelanggan,, orgaanisasi.
proses bisnis
b intern
nal, serta pembelajaran
p n Berdasarrkan uraian di atas keraangka
dan pertu
umbuhan. Hoque
H dan Jaames (2000)) pikirr dalam ppenelitian iini digambaarkan
menyamp
paikan hasiil penelitian
nnya bahwaa sebaagai berikut :

2. Lingkkungan biisnis eksteernal,


form
mulasi strateegi dan penngendalian iintern
2.2 Hipo
otesis secaara parsial bberpengaruh terhadap kiinerja
peruusahaan
Hipotesis
H yaang dirumusskan dalam
m
penelitian
n ini adalah :
III. Metode Pen
nelitian
1. n
Lingkungan bisnis eksternal,,
3.1 Objek Peneelitian
formulasi sttrategi dan pengendalian
p n
3.2
intern secarra simultan berpengaruh
b h
Obyek ppenelitian addalah lingkuungan
terhadap kin
nerja perusah
haan
bisnnis eksterrnal, form
mulasi strategi,
pennerapan penggendalian inntern dan kiinerja
perusahaan. Sebagai unit analisis dalam 3.2 Populasi dan Sampel
penelitian ini adalah PT Bank Perkreditan Sebagai responden dalam penelitian
Rakyat (BPR/BKK) milik swasta maupun ini, yaitu PT BPR/BKK dan PT BPR/S
pemerintah di Wilayah Kabupaten Swasta di Wilayah Banyumas dan
Banyumas dan Purbalingga. Purbalingga, sebagai berikut :

Tabel 1
Data BPR/BKK di Wilayah Kabupaten Banyumas dan Purbalingga
No. Nama Bank Alamat
1 PT BPR Gunung Simping Artha Jl. Jend. Soedirman No. 98 Sokaraja, Banumas
2 PT BPR Wangon Artha Kencana Jl. Raya Utara Wangon No. 73, Banyumas
3 PT BPR Baligema Mandiri Jl. Raya Pancasan No. 99 Ajibarang, Banyumas
4 PT BPR Danamitra Sokaraja Jl. Jenderal Soedirman No. 3 Sokaraja,
Banyumas
5 PT BPR Soka Panca Artha Jl. Suparjo Rustam Sokaraja, Banyumas
6 PT BPR Artha Mekar Sokaraja Jl. Jend Gatot Subroto No. 604 Sokaraja,
Banyumas
7 PT BPRS Khasanah Umat Jl. Sunan Bonang, Tambak Sari Kidul, Kec.
Kembaran, Banyumas
8 PT BPRS Bina Amanah Satria Jl. Pramuka No. 219 Purwokerto
9 PT BPRS Artha Leksana Ruko No. 7, Pasar Wangon, Wangon, Banyumas
10 BPR/BKK Karang Lewas Jl.Kertawibawa No. 51 Karang Lewas,
Banyumas
11 BPR/BKK Pekuncen Jl.Raya Banjaranyar No. 354 Pekuncen,
Banyumas
12 BPR/BKK Kalibagor Jl. Raya Kalibagor No. IV Kalibagor, Banyumas
13 BPR/BKK Sokaraja Jl.Jenderal Soedirman No. 153 Sokaraja,
Banyumas
14 BPR/BKK Wangon Jl. Raya Utara No. 17 Wangon, Banyumas
15 BPR/BKK Gumelar Jl. Raya Gumelar No. 364 Gumelar, Banyumas
16 BPR/BKK Purwokerto Barat Jl. H. Mashuri No. 6 Purwokerto Barat
17 BPR/BKK Purwokerto Timur Jl. Dr. Suparno No. 770 Purwokerto Timur
18 BPR/BKK Kebasen Jl. Raya PUK No. 50 Kebasen, Banyumas
19 BPR/BKK Lumbir Jl. Raya Lumbir No. 1 Lumbir, Banyumas
20 BPR/BKK Jatilawang Jl. Raya Jatilawang No. 7 Jatilawang, Banyumas
21 BPR/BKK Baturaden Jl. Raya Rempoah Timur No. 37 Baturaden,
Banyumas
22 BPR/BKK Purwokerto Utara Jl. Prof. Bunyamin No. 3 Purwokerto
23 BPR/BKK Rawalo Jl. Raya Rawalo No. 9 Rawalo, Banyumas
24 BPR/BKK Kembaran Jl. Raya Kembaran No. 20 Kembaran, Banyumas
25 BPR/BKK Sumbnag Jl. Raya Kebanggan, Sumbang, Banyumas
26 BPR/BKK Somagede JL.Raya Somagede No. 290 Somagede,
Banyumas
27 BPR/BKK Kemranjen Jl.Raya Kemranjen No. 27 Kemranjen,
Banyumas
28 BPR/BKK Kedung Banteng Jl. Raya Kedung Banteng No. 13, Banyumas
29 BPR/BKK Ajibarang Jl. Raya Ajibarang No. 5 Ajibarang, Banyumas
30 BPR/BKK Sumpyuh Jl. Raya Timur No. 4 Sumpyuh, Banyumas
31 BPR/BKK Purwojati Jl. Raya Impres No. 8 Purwojati, Banyumas
32 BPR/BKK Cilongok Jl. Raya Cilongok No. 17 Cilongok, Banyumas
33 BPR/BKK Tambak Jl. Raya Tambak No. 15, Tambak, Banyumas
34 BPR/BKK Banyumas Jl. Jend. Gatot Subroto No. 2 Banyumas
35 PT BPR Arta Perwira Purbalingga
36 PT BPRS Buana Mitra Perwira Jl. MT. Haryono No. 267 Purbalingga
37 BPR/BKK Purbalingga Jl. Let. Kol. Isdiman No. 103, Purbalingga
38 BPR/BKK Kalimanah Jl. M. Jend. Sungkono, Kalimanah, Purbalingga
39 BPR/BKK Mrebet Jl. Mangunegara No. 2, Mrebet, Purbalingga
40 BPR/BKK Bobotsari Jl.RS. Yosomihardjo No. 1, Bobot Sari,
Purbalingga
41 BPR/BKK Bukateja Jl. Purwandaru 165 Bukateja, Purbalingga
42 BPR/BKK Karang Reja Jl. Raya Karang Reja, Purbalingga
43 BPR/BKK Kutasari Jl. Raya Tobong No. 17, Kutasari, Purbalingga
44 BPR/BKK Kaligondang Jl. Raya Kaligondang No. 304 Purbalingga
45 BPR/BKK Karanganyar Jl. Raya Karanganyar, Purbalingga
46 BPR/BKK Rembang Jl. Lapangan Utara No. 3, Rembnag, Purbalingga
47 BPR/BKK Kemangkon Jl.Raya Panican No. 1, Kemangkon, Purbalingga
48 BPR/BKK Kejobong Jl. Raya Kejobong, Purbalingga
Sumber : BI, 2010
Dari sebanyak 48 PT BPR/BKK maka jumlah sampel minimal adalah 20 %.
milik pemerintah maupun swasta seperti Dalam penelitian ini ukuran populasinya
dalam tabel di atas, diambil beberapa sampel berjumlah 48 BPR/BKK, termasuk dalam
melalui teknik penarikan sampel acak kategori populasi kecil sehingga dengan
sederhana (simple random sampling). pendapat tersebut sampel minimalnya adalah
Namun sebelumnya terlebih dahulu 9,6 (dibulatkan menjadi 10) BPR/BKK.
ditentukan jumlah sampel minimal dari total
3.3 Operasionalisasi Variabel
populasi yang tersedia, jumlah sampel
Pengukuran terhadap variabel
dihitung menggunakan pendapat Gay dan
penelitian dengan cara menguraikan lebih
Diehl (1992) yang menyatakan bahwa untuk
lanjut variabel penelitian ke dalam
populasi besar maka jumlah sampel minimal
operasionalisasi variabel sebagai berikut :
adalah 10% sedangkan untuk populasi kecil
Tabel 2
Operasionalisasi Variabel
Variabel Indikator Skala Pengukuran
Lingkungan bisnis eksternal 1. Lingkungan makro Ordinal
(X1) 2. Lingkungan industri

Formulasi Strategi 1. Strategi operasional


(X2) 2. Strategi investasi Ordinal
3. Strategi modal
Pengendalian Intern 1. Sistem Pemantauan dan
(X3) Pengendalian Ordinal
2. Masalah agensi
3. Iklim organisasi
Kinerja Bisnis 1. Perspektif keuangan Ordinal
(Y) 2. Perspektif pelanggan Ordinal
3. Perspektif proses bisnis internsl Ordinal
4. Perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan Ordinal

3.4 Analisis Data statistik korelasi dwiserial pilah (point


Data penelitian dari para responden biserial correlation) dan statistik uji t (t-test)
selanjutnya akan dianalisis dengan (Sutrisno Hadi, 1995). Penulis
menggunakan analisis regresi berganda menggunakan product moment correlation
(multiple linier regression). Berhubung dalam menyelesaikan permasalahan dalam
pertanyaan terhadap setiap responden penelitian ini.  
menggunakan skala pengukuran likert yang Secara statistik, angka korelasi yang
masing-masing terdiri dari lima pilihan diperoleh harus dibandingkan dengan angka
jawaban yang bersifat ordinal, maka kritis tabel korelasi nilai r. Dengan tingkat
sebelum data hasil penelitian tersebut kepercayaan pada 95% (α = 0,05), maka
dianalisis, perlu diuji terlebih dahulu kaidah keputusannya adalah :
instrumen penelitian melalalui uji validitas • Jika rhitung > rtabel maka
dan reliabilitas. penelitian menghasilkan data
3.4.1 Uji Kesahihan (Test of Validity) yang mempunyai tingkat
Terdapat beberapa teknik statistik validitas yang tinggi.
yang dapat digunakan untuk uji validitas, • Jika rhitung < rtabel berarti data
diantaranya adalah statistik korelasi momen yang diteliti tidak menghasilkan
tangkar (product moment correlation), tingkat validitas yang tinggi.
yang mempunyai tingkat
3.4.2 Test of Reliability (Uji Keandalan) reabilitas yang tinggi.
Penerapan test ini untuk mengetahui • Jika rhitung < rtabel berarti data
apakah pengumpulan data pada dasarnya yang diteliti tidak menghasilkan
menunjukan tingkat ketepatan, keakuratan, tingkat reabilitas yang tinggi.
kestabilan dan konsistensi alat tersebut Untuk skor yang mempunyai tingkat
dalam mengungkapkan gejala tertentu dari pengukuran ordinal, sebelum dianalisis,
sekelompok individu, walaupun dilakukan indikator-indikator variabel tersebut akan
pada waktu-waktu yang berbeda. Dengan ditransformasikan dari skala ordinal ke skala
kata lain test ini digunakan untuk interval menggunakan Method of Succesive
mengetahui sejauh mana hasil pengukuran Interval (MSI). Setelah skala pengukuran
tetap konsisten apabila dilakukan dua kali berubah menjadi skala interval kemudian
atau lebih, terhadap gejala yang sama, dilakukan analisis terhadap data yang ada.
dengan alat pengukur yang sama.
Salah satu teknik pengujian 3.4.3 Uji asumsi klasik
reliabilitas adalah dengan menggunakan Salah satu syarat untuk
teknik belah dua (Singarimbun dan Effendi, menggunakan persamaan regresi berganda
1989), dengan rumus sebagai berikut : agar model regresi yang diperoleh dari
2 (r.tt) metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary
r.tot = –––––––––– Least Square) menunjukkan persamaan yang
1 + r.tt valid atau BLUE (Best Linear Unbiasted
dimana : Estimator) adalah dengan terpenuhinya
r.tot = angka reliabilitas keseluruhan asumsi klasik. Persyaratan asumsi klasik
item yang harus dipenuhi :
r.tt = angka korelasi belahan pertama a. Normalitas
dan belahan kedua b. Multikolinearitas
Sehingga dengan tingkat kepercayaan 95% c. Heteroskedastisitas
(α = 0,05), maka kaidah keputusannya
adalah : 3.4.4 Analisis Regresi Berganda
• Jika rhitung > rtabel maka Analisis regresi ini bertujuan untuk
penelitian menghasilkan data mengetahui ada tidaknya pengaruh antara
variabel independen terhadap variabel intern secara simultan berpengaruh
dependen dengan persamaan sebagai berikut signifikan kinerja perusahaan)
(Gujarati, 1995) b. Menentukan kriteria pengujian
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Dengan derajat kepercayaan sebesar
Keterangan : 95% dan derajat kebebasan (k-1) dan
Y = Kinerja Perusahaan (n-k) maka kriteria pengujian dapt
X1 = Lingkungan Bisnis Eksternal ditentukan sebagai berikut :

X 2 = Formulasi Strategi 1). Jika F hitung ≤ F tabel, maka H0


diterima dan Ha ditolak.
X3 = Pengendalian Intern
2). Jika F hitung > F tabel, maka H0
b0 = konstanta
ditolak dan Ha diterima
b1-3 = koefisien regresi
c. Mencari besarnya nilai F hitung
e = kesalahan (error)
dengan rumus (Gujarati, 1995)
R2
(k − 1)
3.5 Pengujian Hipotesis Fhitung =
(1 − R ) 2

5.1. Pengujian Hipotesis Pertama (n − k )

Untuk mengetahui signifikansi Keterangan :


pengaruh variabel independen terhadap R2 = koefisien determinasi
variabel dependen secara simultan dilakukan n = besar kecil
dengan langkah sebagai berikut: k = besar variabel
a. Merumuskan hipotesis Sedangkan besarnya
1). H0 : β1 = β2 = β3 = 0 koefisien detrminasi (R2) dapat dicari
(lingkungan bisnis eksternal, dengan menggunakan rumus sebagai
formulasi strategi, dan pengendalian berikut (Gujarati, 1995):
intern secara simultan tidak β 2 ∑ y i x 2 i + β 3 ∑ y i x 3i
R2 =
∑y
2
berpengaruh signifikan kinerja i

perusahaan) d. Menarik kesimpulan mengenai


2). Ha : β1 ; β2 ; β3 ≠ 0 diterima atau tidaknya hipotesis
(lingkungan bisnis eksternal, dengan cara membandingkan hasil
formulasi strategi, dan pengendalian pada langkah (b) dan (c).
5.2 Pengujian Hipotesis Kedua 1). Jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka H0
Untuk mengetahui signifikansi diterima dan Ha ditolak.
pengaruh variabel independen terhadap 2). Jika thitung > ttabel atau thitung < -
variabel dependen secara parsial dilakukan ttabel, maka H0 ditolak dan Ha
dengan langkah-langkah berikut : diterima
a. Merumuskan hipotesis c. Mencari besarnya nilai t hitung
1). H0 : β1 = 0 (lingkungan dengan rumus (Gujarati, 1995)
bisnis eksternal tidak berpengaruh β1
thitung =
signifikan terhadap kinerja S e (β1 )
perusahaan) Keterangan :
Ha : β1 ≠ 0 (lingkungan bisnis βi : koefisien regresi
eksternal berpengaruh signifikan masing-masing variabel independen
terhadap kinerja perusahaan) Se ( β i ) : standar deviasi dari
2). H0 : β1 = 0 (formulasi strategi
koefisien regresi
tidak berpengaruh signifikan
masing-masing variabel
terhadap kinerja perusahaan)
independen
Ha : β1 ≠ 0 (formulasi strategi
d. Menarik kesimpulan mengenai
berpengaruh signifikan terhadap
diterima atau tidaknya hipotesis
kinerja perusahaan)
dengan cara membandingkan pada
3). H0 : β1 = 0 (pengendalian
langkah (b) dan (c)
intern tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja perusahaan)
Ha : β1 ≠ 0 (pengendalian intern IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
berpengaruh signifikan terhadap 4.1 Hasil Penelitian
kinerja perusahaan) 4.1.1 Hasil Pengujian Validitas dan
b. Menentukan kriteria pengujian Reliabilitas
Dengan derajat kepercayaan sebesar Semua koefisien korelasi butir
95% dan derajat kebebasan (n-k) pernyataan dalam penelitian ini dengan skor
maka kriteria pengujian dapat total ≥ 0,30 maka semua data adalah valid.
ditentukan sebagai berikut : Koefisien reliabilitas menunjukkan angka
yang lebih besar dari 0.70 maka secara
keseluruh
han pernyataan dinyattakan andall (1) Normalitas
(reliabel)). Uji malitas
norm deengan annalisis
kolmogoroff-Smirnov ddapat kita lihat
4.1.2 Ujii Asumsi Klasik dari hasil output ppengolahan data
sebagai beriikut :

Tabel 3

Terliihat dari hasil analisis baahwa nilai (2) Heteroskeddastisitas


Asym
mp. Sig sebeesar 0,966 yaang lebih Hasil outpuut analisis unntuk pengujiaan
besaar dari 0,05 menunjukan
m bahwa heteroskedaastisitas denggan pendekaatan
norm
malitas data terpenuhi.
t Park Gleysser dapat diliihat sebagai
berikut:
Tabel 4 

Co
oefficients a

Unstanddardized Standardize
ed
Coeffic
cients Coefficientss
Model  B Std. Error Beta t  Sig.
1  (Constant)  11.917 13.159 906 
.9 .3
373
Lingkungan n Bisnis 
Eksternal  7.269E-02 .058 .2
220 258 
1.2 .2
219
Formulasi Strategi
S   6.44E-02 .078 .143 821 
.8 .4
419
 Pengendalian Intern  -.140 .074 .3
334 903 
1.9 .0
068
a. Dependent
D D 
Variable: ABRESID
 
Pengujian di atas menunjukkan nilai
probabilitas semua variabel independen (3) Multikolinearitas
yang mempunyai signifikansi lebih Hasil output analisis untuk pengujian
besar dari 0,05, yang berarti asumsi multikolinearitas dapat dilihat sebagai
model tidak mengandung berikut:
heteroskedastisitas terpenuhi.
Tabel 5 

Coefficients a

Collinearity Statistics 
Model  Tolerance VIF 
1  Lingkungan Bisnis 
Eksternal  .993 1.007
Formulasi Strategi  .992 1.008
 Pengendalian Intern .985 1.015
a.   Dependent Variable: Kinerja Perusahaan

Hasil pengujian di atas menunjukkan 4.1.2 Hasil Analisis Regresi Linear


nilai variance inflation factors (VIF) Berganda
masing-masing variabel bebas terhadap
Berdasarkan hasil analisis regresi pada
variabel terikatnya labih kecil dari 10.
hasil penelitian ini dengan menggunakan
Hal ini berarti dalam model ini tidak
paket program SPSS, ditemukan adanya
terdapat multikolinearitas
pengaruh dan variasi arah hubungan antara
variabel bebas dan variabel terikat. Untuk
mengetahui pengaruh dan variasi arah
hubungan dalam penelitian ini dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel 6

ANOVA b

Sum of 
Model  Squares  df Mean Square F  Sig.
1  Regression  11.694 3 3.898 11.027  .003 a

Residual  102.487 27 3.796


Total  114.181 30
a. Predictors: (Constant), Penerapan Pengendalian Intern, Lingkungan Bisnis
Eksternal, Formulasi Strategi 
b. Dependent Variable: Kinerja Perusahaan

Tabel 7

Coefficients a

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model  B Std. Error Beta t  Sig.
1  (Constant)  .048 .609 2.864  .008
Lingkungan Bisnis 
.455 .108 .025 5.139  .021
Eksternal 
Formulasi Strategi  .254 .147 .317 4.729  .005
Penerapan 
.322 .138 .075 4.410  .035
Pengendalian Intern 
a. Dependent Variable: Kinerja Perusahaan

Hasil analisis regresi pada tabel di atas perusahaan (Y), kemudian hasil analisis ini
menunjukkan bahwa variabel lingkungan dimasukan kedalam persamaan regresi
bisnis eksternal (X1), formulasi strategi (X2), menjadi :
dan penerapan pengendalian intern (X3) Y = 0,048 + 0,455X1 + 0,254X2 + 0,322X3 + ε
berpengaruh positif terhadap kinerja

2.3 Pengujian Terhadap Hipotesis bersama-sama) dengan menggunakan uji f


Penelitian dan untuk hipotesis kedua (secara parsial)
Dalam penelitian ini hipotesis yang digunakan uji t. Adapun pembuktian
diajukan sebanyak dua hipotesis, yaitu terhadap hipotesis yang diajukan dapat
secara bersama-sama dan secara parsial. dilihat pada tabel berikut :
Alat analisis untuk hipotesis pertama (secara
 
Tabel 8
Ikhtisar Hasil Uji F dan Uji t

Variabel Analisis Uji F dan Uji t Kesimpulan

Fhitung Ftabel thitung ttabel Signifikan

Pengujian bersama- 11.027 2.69 0,003 Signifikan


sama
Pengujian secara parsial :
- Lingkungan Bisnis Eksternal 5.139 2.042 0.021 Signifikan
- Formulasi Strategi 4.729 2.042 0.005 Signifikan
- Penerapan Pengendalian Intern 4.140 2.042 0.031 Signifikan
Sumber : lampiran hasil pengolahan data dengan analisi regresi Tabel 6 dan Tabel 7

1. Pengujian Hipotesis Pertama (secara variabel dependen. Dari hasil pengujian


bersama-sama) pada tabel di atas dapat dilihat bahwa
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa variabel lingkungan bisnis eksternal
Fhitung sebesar 11.027 sedangkan Ftabel (X1), formulasi strategi (X2), dan
pada α = 0,05 dan df = 30 adalah sebesar penerapan pengendalian intern (X53)
2.69. Jadi Fhitung lebih besar dari Ftabel secara parsial berpengaruh signifikan
(11.027>2.69), sehingga Ho ditolak dan terhadap kinerja perusahaan, sehingga
Ha diterima. Hal ini berarti bahwa hipotesis kedua diterima.
lingkungan bisnis eksternal, formulasi
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
strategi, penerapan pengendalian intern
secara bersama-sama berpengaruh 2.4.1 Pembahasan Hipotesis Pertama
secara signifikan terhadap kinerja
Pengaruh lingkungan bisnis
perusahaan, sehingga hipotesis pertama
eksternal, formulasi strategi, penerapan
diterima.
pengendalian intern secara simultan
2. Pengujian Hipotesis Kedua (secara terhadap kinerja perusahaan ditunjukkan
parsial) oleh koefisien determinasi (R2) analisis
Pengujian secara parsial dengan regresi. Koefisien determinasi (R2) ini
menggunakan uji t bertujuan menunjukan proporsi atau persentase variasi
menentukan variabel independen mana total dalam variabel dependen (Y) yang
yang memiliki pengaruh terhadap
dijelaskan oleh variabel independen (X) Hammonds, 2003 (dalam Neblett, 2006);
secara bersama-sama. Commander et al (2010). Hasil penelitian
juga sejalan dengan temuan Miller dan
Hasil analisis regresi menunjukan
Cardinal, 1994; Foster dan Brown, 1996;
bahwa nilai koefisien determinasi (R2)
Rogger et al, 1999, Miller dan Faughan,
sebesar 0,584. Hal tersebut menunjukan
2001; serta Hill dan Gavin, 2004 (dalam
bahwa besarnya variasi dari variabel kinerja
Prevos, 2005), serta Cih (2007).
keuangan yang dijelaskan oleh variabel
lingkungan bisnis eksternal, formulasi 2.4.2 Pembahasan Hipotesis Ke Dua
strategi, dan penerapan pengendalian intern Untuk pengaruh parsial X1 terhadap
adalah sebesar 0,584. Hal ini berarti bahwa Y, hasil perhitungan menunjukan bahwa
secara bersama-sama variabel independen variabel lingkungan bisnis eksternal
yang digunakan sebesar 58,4% mampu mempunyai nilai koefisien regresi yang
menjelaskan kinerja perusahaan, sedangkan bertanda positif sebesar 0,455, hal ini
sisanya 41,6% disebabkan oleh faktor lain menunjukan bahwa kondisi keuangan klien
yang tidak dimasukan dalam model berpengaruh positif secara parsial terhadap
penelitian. Berdasarkan hasil pengujian kinerja perusahaan sebesar 0,455 dengan
hipotesis seperti tabel di atas menunjukkan hasil pengujian hipotesis menunjukan nilai
bahwa nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel thitung = 5.139 > ttabel = 2.042, ini
(11.027 > 2,69) pada α = 0,05, hal ini menunjukan bahwa variabel lingkungan
menunjukan variabel lingkungan bisnis bisnis eksternal secara parsial berpengaruh
eksternal, formulasi strategi, dan penerapan signifikan terhadap kinerja perusahaan.
pengendalian intern secara simultan Hasil penelitian sejalan dengan
berpengaruh positif signifikan terhadap temuan Covin and Stevin, 1991; Dess et al,
kinerja perusahaan. 1997; dan Rauch et al, 2004 ( dalam Alarape
dan Aderimi, 2009). Penelitian serupa juga
Hasil penelitian ini sejalan dengan
telah dilakukan oleh Zuboff dan Maxim,
Anderlini dan Feli (1994), Agrawal dan
2000; Becker et al, 2001; Hammonds, 2003
Knoeber (1996), Covin and Stevin, 1991;
(dalam Neblett, 2006). Sedangkan
Dess et al, 1997; dan Rauch et al, 2004 (
Commander et al (2010).
dalam Alarape dan Aderimi, 2009); Zuboff
Untuk pengaruh parsial X2 terhadap
dan Maxim, 2000; Becker et al, 2001;
Y, hasil perhitungan menunjukan bahwa
variabel formulasi strategi mempunyai nilai empiris bahwa penerapan pengendalian
koefisien regresi yang bertanda positif intern yang baik berhubungan positif dengan
sebesar 0,254, hal ini menunjukan bahwa kinerja perusahaan. Penelitian sejenis juga
formulasi strategi berpengaruh positif secara dilakukan oleh Kinney, 2000; Bowling dan
parsial terhadap kinerja perusahaan sebesar Rieger, 2005; Lin dan Wu, 2006; Shenkir
0,254 dengan hasil pengujian hipotesis dan Walker, 2006, Hoyt et al, 2006; serta
menunjukan nilai thitung = 4.729 > ttabel = Noco dan Stuls, 2006 (dalam Cih, 2007).
2.042, ini menunjukan bahwa variabel
V. Kesimpulan dan Saran
formulasi strategi secara parsial berpengaruh
5.1 Kesimpulan
signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Temuan dalam penelitian ini sejalan (1) Lingkungan bisnis eksternal yang
dengan penelitian Miller dan Cardinal, 1994; lebih pasti, formulasi strategi yang
Foster dan Brown, 1996; Rogger et al, 1999, direncanakan dengan baik, dan
Miller dan Faughan, 2001; serta Hill dan penerapan pengendalian intern yang
Gavin, 2004 (dalam Prevos, 2005). efektif secara simultan berpengaruh
Untuk pengaruh parsial variabel X3 terhadap kinerja perusahaan
terhadap Y, hasil perhitungan menunjukan BPR/BKK di wilayah Kabupaten
bahwa variabel penerapan pengendalian Banyumas dan Purbalingga.
intern mempunyai nilai koefisien regresi (2) Lingkungan bisnis eksternal yang
yang bertanda positif sebesar 0,322, hal ini lebih pasti, formulasi strategi yang
menunjukan bahwa penerapan pengendalian direncanakan dengan baik, dan
intern berpengaruh positif secara parsial penerapan pengendalian intern yang
terhadap kinerja perusahaan sebesar 0,322. efektif secara parsial berpengaruh
Dengan hasil pengujian hipotesis terhadap kinerja perusahaan
menunjukan nilai thitung = 4.140 > ttabel = BPR/BKK di wilayah Kabupaten
2.042, ini menunjukan bahwa variabel Banyumas dan Purbalingga.
pengendalian intern secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
5.2 Saran
perusahaan.
Temuan dalam penelitian ini sejalan Berdasarkan temuan dalam penelitian
dengan Cih (2007) menemukan bukti ini maka disarankan :
(1) Segenap jajaran pimpinan beserta
seluruh staf BPR/BKK di wilayah
Kabupaten Banyumas dan Purbalingga DAFTAR PUSTAKA
harus terus berupaya mengendalikan
lingkungan bisnis eksternal, karena Agrawal Anup & Knoeber Charles R, 1996.
semakin pasti lingkungan eksternal akan Firm Performance and Mechanism to
mampu mendorong pertumbuhan Control AgencyProblem Between
kinerja perusahaan. Manager and Shareholders, Journal of
(2) Segenap pimpinan beserta seluruh staf Financial and Quantitative Analysis.
BPR/BKK di wilayah Kabupate Vol 34, No. 3, September
Banyumas dan Purbalingga harus terus
menerus memperbaiki strategi yang ada, Alarape, dan Aderemi A, 2009. Assessing
sehingga dengan strategi yang semakin The Relationship Between Perceived
baik akan mampu meningkatkan kinerja Business Environment and Firm’s
perusahaan. Enterprenueral Orientation, Ethiopian
(3) Segenap jajaran pimpinan beserta Journal of Environmental Studies and
seluruh staf BPR/BKK di wilayah Management, Vol. II No. 1.
Kabupaten Banumas dan Purbalingga
harus terus memperbaiki penerapan Anderlini, L & Felli, L., 1994.
pengendalian intern pada seluruh bagian Endogenous Agency Problem.
yang ada, sehingga akan mencegah Economic Theory Disscussion Paper,
inefisiensi dan pada akhirnya akan No. 200. Departemen of Applied
mampu meningkatkan kinerja Economic, University of Cambride.
perusahaan. Corporate and Organizational Control
(4) Bagi peneliti lain yang tertarik untuk in Public and Private Bank. Corporate
mengobservasi tema serupa, dapat Governance 1.1, 2002, pp. 31-38,
dilakukan dengan memperluas skala MCB University Press.
populasi ke jenis usaha yang lain dan
menambahkan variabel lain yang diduga Arens Alvin A, Elder Randal J & Beasley
mempengaruhi kinerja perusahaan, Mark S, 2010. Auditing and
seperti manajemen risiko perusahaan. Assurance Services, An Integrated
Approach. Ninth Edition. PHIPE Commander, Simon., Svejnar, Jan., and
International Edition Prentice Hall. Tinn, Katrin, 2010. Explaining The
Performance of Firms and Countries :
Campbell, D., Srikant, D., Susan, L., and What Role Does The Business
Narayanan, V. G., 2008. Testing Environment Play, paper conference at
Strategy with Multiple Performance University of Michigram, retrived from
Measures, Draft of Working Paper for www.igmort.org/conference/index/php
Discussion at Harvard Business pada tanggal 20 September 2011.
School, retrived from
www.hbs.research.pdf pada tanggal 20 Committee of Sponsoring Organization of
September 2011. The Treadway Commission, 2009.
Intern Control Integrated Framework
Cih, Yang Tseng, 2007. Internal Control,
Enterprise Risk Management and Firm Gay, L., R; and Diehl, P. L, 1999. Research
Performance, Doctoral Thesis at Method for Business and Management,
School of Business, University of Mac. Millan Coll Div Publisher, USA.
Maryland, retrived from
www.drumb.lib.umd.edu pada tanggal Hill, Charles W. L. & Jones, gareth R
20 September 2011. Jhones, 2001. Strategic Management
Theory : An Integrated Approach, 5th
Cooper, Donald R & Pamela, S. Schendler, Edition, Houghton Miffin Company,
2001. Business Research Method, Boston.
Seven Edition. McGraw-Hill,
International Edition, Boston. Jensen & Smith, 1984. Theory of The
Corporate Finance : A Historical
Cohen J & Cohen P, 1983. Applied Multiple Overview in The Modern Theory of
Regression/Corelational Analysis for The Corporate Finance. McGraw-
Behavioral Science. Second Edition. Hill, Series in Finance.
Lawrence Erlbaum Associated
Publishers, New Jersey. Kaen, Fred R, 2003. A Blueprint for
Corporate Governance, Strategy,
Accountability and Preservation of Business Review on Corporate
Shareholders Value, AMACOM. Governance, The Harvard Business
Review
Neblett, James, 2006. Environmental
Factors Affecting Firm’s Ability to Prevos, Petter, 2005. Strategic Management
Compete, Bleckwell Publishing, USA, and Business Performance, sebuah
e-book retrived from essay dalam www.prevos.net, diambil
www.blackwellpublishing.com pada 5 pada 10 oktober 2011.
oktober 2011.
Tricker, Robert I,. 1994. International
Corporate Governance, Text,
Pound, John,. 2000. The Promise of The Reading, and Cases. Simons &
Governed Corporation, Harvard Schuster (Asia) Pte Ltd. London

Anda mungkin juga menyukai