Anda di halaman 1dari 2

ANASTESIA UMUM DAN SPINAL UNTUK SC

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SPO-RSIA-AG /PROGNAS/34/II/2018 00 1/2

RSIA ANUGRAH
Ditetapkan :
Tanggal Terbit: Direktur RSIA Anugrah
STANDAR
PROSEDUR
1 Februari 2018
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Hilmi K Riskawa Sp A, M. Kes
1. Anastesiumum atau pembiusan umum adalah kondisi atau prosedur
ketika pasien menerima obat untuk amnesia, analgesia, melumpuhkan
otot, dan sedasi sedangkan anastesi regional obat yang digunakan untuk
PENGERTIAN
membius sebagian tubuh, seperti tangan atau kaki
2. Anastesi spinal adalah anestesi regional dengan tindakan penyuntikan
obat anestetik lokal ke dalam ruang subaraknoid
TUJUAN Untuk memblokir transmisi sinyal saraf
Keputusan Direktur RSIA Anugrah Nomor : 004/Skep/DIR/AG-
PROGNAS/II/2018 tentang Kebijakan Pelayanan Obstetri Neonatal
KEBIJAKAN
Emergensi Komperhensif dan 011/Skep/DIR/AG-PROGNAS/II/2018 tentang
Pelayanan Maternal Resiko Tinggi di RSIA Anugrah
1. Anestesiumum
a. Letakan pasien terlentang dengan bokong kiri lebih rendah daripada
yang kanan.
b. Berikan pre-oksigenasasi dengan O2 100% selama 3-5 menit sebelum
induksi.
c. Induksi dan intubasi bila operator (Dokter Kebidanan ) sudah siap ,
dengan cara induksi cepat (Crush Induction) dengan penekanan
Cricoid (Selleck Manuver) .
d. Induksi dilakukan dengan menggunakan:
a) Propotol (Safol ) 1-2 ml /Kg BB atau Thiopental (Pentothal): 4-5
mg/kgBB
b) Succinyl choline / Quenlicin : 1 mg /kg BB.
c) Ketamin 1mg /kg BB sebagai pengganti Pentothal pada pasien –
pasien hippovolemi atau asma.
PROSEDUR
e. Mulai operasi setelah intubasi
f. N2O :O2→ 50 %:50% dengan konsentrasi volatile ( Gas ) yang rendah.
g. Gunakankerja pelumpuh otot (muscle relaxant) dengan lama kerja
sedang ( intermediate ), seperti:
a) Vervuronium : 0,05 mg/kgBB
b) ATRACURIUM : 0.05 mg/kgBB.
h. Setelah bayi lahir diberikan :
a) Opipoid ( petidin)1mg/kgBB
b) Oxytosin 10- 20 unit kedalam cairan infus.
i. Setelah plasenta lahir diberikan :
a) Methergin 0,2 mg secara intra vena
b) NGT diangkat dan penderita diekstubasi dalam keadaan sudah
bangun dan napas penderita telah spontan.
ANASTESIA UMUM DAN SPINAL UNTUK SC
No. Dokumen No. Revisi Halaman

SPO-RSIA-AG/PROGNAS/34/II/2018 00 2/2

RSIA ANUGRAH
Ditetapkan :
Tanggal Terbit: Direktur RSIA Anugrah
STANDAR
PROSEDUR
1 Februari 2018
OPERASIONAL
(SPO)
dr. Hilmi K Riskawa Sp A, M. Kes
2. Anestesispinal
a. Letakan pada posisi lateral decubitus ,suntikan larutan :
a) Lidocaine Hyperbarik (5%) 60- 90 mg atau
b) Buvivacaine Hyperbarik 12- 15 mg dengan menggunakan jarum
spinal no. 22 atau yang lebih kecil .
b. Posisi pasien terlentang kembali dengan bokong kiri lebih rendah dari
pada kanan
c. Beri oksigen 2-3 liter /menit dan tekanan darah diukur tiap 1-2 menit
sampai stabil.
d. Beri vasokinstriktor( efedin) bila tekanan darah turun lebih dari 30 %
PROSEDUR
dosis 5- 10 mg intra vena .
e. Monitoring selama anestesi :
a) Periksa nadi dan tekanan darah tiap 3 menit sampai lahir dan 5
menit setelah itu.
b) Monitoring respirasi dan tingkat kesadaran
c) Ukur jumlah kehilanagan darah
d) Bila nadi kurang dari 60 kali / menit → berikan efedrin 5 mg bolus
sampai tekanan darah dapat diperbaiki.
e) Bila penderita mengeluh nyeri dada , berikan oksigen 100 %.
f) Dokumentasi tindakan dalam rekam medis
UNIT TERKAIT Ruang Operasi

Anda mungkin juga menyukai