Anda di halaman 1dari 1

Wilayah ini pertama kali diperkenalkan dengan Naqsyabandiyah pada akhir abad ke-18, tetapi

kedatangan Khalidiyah yang membuat wilayah itu menjadi daerah Naqsyabandi semasa hidup
Maulana Khalid. Penekanan ganda Khalidiyah di Daghestan adalah penggantian hukum-
kebiasaan (cotumary law) non Islam menjadi syari'at dan perlawanan terhadap pemerintah Rusia.
Pemimpin Naqsyabandiyah pertama untuk orang Daghestan adalah Ghazi Muhammad, yang
meninggal dibunuh oleh orang Rusia pada 1832, dan penggantinya dua tahun kemudian
mengalami nasib yang sama. Sebaliknya Syamil, yang kemudian mengambil kepemimpinan
gerakan itu, mampu menahan Rusia hingga 159, salah satu perlawanan Muslim terhadap
imperialisme Eropa yang terlama dan terkenal. Pengaruh Naqsyabandiyah di Daghestan ternyata
sulit dicabut; kaum Naqsyabandiyah aktif dalam pemberontakan 1877 oleh Daghestan dan
Chechenia yang berjaya pada rentang waktu antara runtuhnya tsar Rusia dan pembentukan
pemerintahan Soviet.

Wilayah populasi Muslim lain yang diperintah oleh Rusia yang ternyata menerima Khalidiyah
adalah Volga-Ural (sekarang Tatarstan dan Baskira).

Anda mungkin juga menyukai