PENDAHULUAN
Struktur bawah sebagai pondasi juga secara umum dapat dibagi dalam dua jenis yaitu
pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pemilihan jenis pondasi ini tergantung kepada jenis
struktur atas, apakah termasuk konstruksi beban ringan atau beban berat dan juga jenis
tanahnya.Untuk konstruksi beban ringan dan kondisi lapisan tanah permukaan cukup baik,
biasanya jenis pondasi dangkal sudah memadai. Tetapi untuk konstruksi beban berat biasanya
jenis pondasi dalam adalah menjadi pilihan, dan secara umum permasalahan perencanaan
pondasi dalam lebih rumit dari pondasi dangkal.
Untuk hal ini penulis mencoba mengkonsentrasikan Tugas Akhir ini kepada
permasalahan pondasi dalam, yaitu tiang pancang dengan Menggunakan Data CPT ( Sondir ),
Kalendering, Loading Test serta perhitungan Penurunan Pondasi Tiang Tunggal pada Proyek
Pembangunan Cargo – Bandara Kualanamu Medan.
Bandar Udara Internasional Kualanamu adalah sebuah Bandar udara baru untuk kota
Medan, Indonesia. Lokasinya merupakan bekas areal perkebunan PT Perkebunan Nusantara
II Tanjung Morawa, terletak di Kualanamu, Kabupaten Deli serdang. Kualanamu akan
menggantikan Bandara Polonia yang sudah 70 tahun. Saat selesai dibangun, Kualanamu yang
diharapkan dapat menjadi bandara pangkalan transit internasional untuk kawasan Sumatera
dan sekitarnya, akan menjadi bandara terbesar kedua di Indonesia setelah Bandara Soekarno
– Hatta.
Pondasi tiang pancang adalah batang yang relative panjang dan langsing yang
digunakan untuk menyalurkan beban pondasi melewati lapisan tanah dengan daya dukung
rendah kelapisan tanah keras yang mempunyai kapasitas daya dukung tinggi yang relative
cukup dalam dibanding pondasi dangkal. Daya dukung tiang pancang diperoleh dari daya
dukung ujung (end bearing capacity) yang diperoleh dari tekanan ujung tiang dan daya
dukung geser atau selimut (friction bearing capacity) yang diperoleh dari daya dukung gesek
atau gaya adhesi antara tiang pancang dan tanah disekelilingnya.
Secara umum tiang pancang dapat diklasifikasikan antara lain: dari segi bahan ada
tiang pancang bertulang, tiang pancang pratekan, tiang pancang baja, dan tiang pancang kayu.
Dari segi bentang penampang, tiang pancang bujur sangkar, segitiga, segi enam, bulat padat,
pipa, huruf H, huruf I, dan bentuk spesifik. Dari segi teknik pemancangan, dapat dilakukan
dengan palu jatuh (drop hammer), diesel hammer, dan hidrolic hammer.
Loading test biasa disebut juga dengan uji pembebanan statik. Cara yang paling dapat
diandalkan untuk menguji daya dukung fondasi tiang adalah dengan uji pembebanan statik.
Dari hasil nilai uji pembebanan statik seorang praktisi dalam rekayasa fondasi dapat
menentukan mekanisme yang terjadi, misalnya dengan melihat bentuk kurva beban
penurunan, besarnya deformasi plastis tiang, kemungkinan terjadinya kegagalan bahan tiang,
dan sebagainya.
Banyak permasalahan yang terjadi pada saat proses pemancangan mulai dari awal
pemancangan sampai akhir pemancangan, sebagai contoh adalah pada saat alat pancang
mengangkat tiang pancang sering terjadi patah dan retak-retak ditengah, ini akibat kurang
baiknya tulangan yang ada pada tiang pancang dalam menahan tegangan tarik yang terjadi.
Pondasi tiang tersebut perlu diperkuat agar kokoh sampai siap dipancang dan harus
diperkuat untuk menahan tekanan selama pemancangan. Dan biasanya panjang pracetak ( pre
cast ) bervariasi, hal ini bertujuan agar dapat disesuaikan dengan keadaan dilapangan.
Untuk menghindari terjadinya kerusakan atau keruntuhan, suatu pondasi tiang pancang
baik tunggal maupun tiang kelompok haruslah mempunyai daya dukung yang cukup untuk
memikul konstruksi yang ada diatasnya.
1.2 Tujuan
1. Menghitung daya dukung pondasi tiang pancang dengan menggunakan data CPT
( sondir ), Kalendering, dan Loading test.
2. Membandingkan hasil daya dukung pondasi tiang pancang dengan menggunakan data
CPT ( sondir ), Kalendering dan Loading test.
3. Menghitung penurunan yang terjadi pada pondasi tiang tunggal tersebut.
1.3 Manfaat
Tetapi demikian, hal ini tidak berarti akan memperkecil arti pokok – pokok masalah,
yang dibahas disini, melainkan hanya karena keterbatasan belaka. Untuk keperluan ini
penulis membatasi pada data yang diperoleh dari hasil penyelidikan dilapangan yaitu data
Dalam penulisan Tugas Akhir ini dilakukan beberapa cara untuk dapat
mengumpulkan data yang mendukung agar Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.
Beberapa cara yang dilakukan antara lain:
a. Metode observasi
Untuk memperoleh data yang berhubungan dengan data teknis pondasi tiang pancang
diperoleh dari hasil survey langsung ke lokasi proyek Pembangunan Cargo Bandara
Kualanamu medan.
b. Pengambilan data