ALOKASI
Standar Kompetensi / Kompetensi
SEMESTER WAKTU KET
Dasar
(JAM)
Melakukan Pembesaran udang windu
12
Melakukan Pembesaran udang putih
III 12
JUMLAH 60
Melakukan Pembesaran Ikan Bandeng
6
Melakukan Pembesaran Ikan
Kakap 6
V
JUMLAH 36
Mengetahui,
Kepala SUPM Waiheru
A. Kompetensi Dasar
Melakukan Pembesaran Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis)
B. Indikator
1. Media /lahan Pembesaran disiapkan sesuai dengan prosedur yang benar
2. Benih diseleksi sesuai dengan prosedur yang benar
3. Penebaran benih dilakukan sesuai prosedur
4. Proses pemeliharaan dilakukan sesuai prosedur yang benar
5. Panen dilakukan sesuai dengan prosedur yang benar
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat melakukan teknik persiapan lahan
2. Siswa dapat melakukan penyeleksian benih yang berkualitas
3. Siswa dapat melakukan penebaran benih dilakukan sesuai prosedur
4. Siswa dapat melakukan proses pemeliharaan sesuai prosedur yang benar
5. Siswa dapat melakukan panen sesuai dengan prosedur yang benar
E. Metode Pembelajaran
- Mendengarkan penjelasan guru mata pelajaran
- Mengamati materi yang diproyeksi di LCD
- Tanya jawab
- Diskusi
- Praktek
F. Kegiatan pembelajaran
1. Kegiatan Awal
- Mempersiapkan Siswa
- Salam Pembukaan
- Berdoa
- Mengabsensi Siswa
- Pengaturan Tempat Duduk
- Pemberian Apersepsi
- Pemberian Motivasi
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
- Menyampaikan tujuan pembelajaran
- Menyampaikan teknik persiapan KJA untuk ikan Kerapu
- Menyampaikan proses seleksi benih ikan kerapu
- Menyampaikan teknik penebaran benih ikan kerapu
- Menyampaikan proses pembesaran ikan kerapu
- Menyampaikan prosedur pemanenan ikan kerapu
Elaborasi
- Siswa Memberikan atau menyumbang pendapat mengenai teknik Persipan KJA,
seleksi benih, penebaran benih, proses pembesaran, dan prosedur pemanenan ikan
kerapu bebek
- Diskusi
- Tanya jawab
Konfirmasi
- Guru meminta siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dibahas
- Memberikan latihan soal
- Mengumpulkan hasil latihan soal dan membahasnya bersama-sama
H. Sumber Pembelajaran
- Buku Pembenihan dan pembesaran ikan kerapu (Pt. Penebar Swadaya)
- Buku Pembesarab Kerapu dengan KJA (Pramu sunyoto)
- Buku Budidaya ikan Laut di KJA ( M. Ghufron H. Kordi. K)
- Buku Pembenihan ikan Laut Ekonomis Kerapu, Kakap Baronang)
- Buku Pencemaran Lingkungan (Rineka Cipta)
- Penuntun Diagnosa Penyakit Ikan II ( Balai Penelitian Laut Gondol), 2001. Buku Beberapa
hasil Laut ( Deptan), 1992.
I. Evaluasi Pembelajaran
1. Jelaskan persyaratan lokasi KJA untuk pemeliharaan ikan Kerapu
2. Sebutkan ciri-ciri benih yang berkualitas
3. Sebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat penebaran benih
4. Sebutkan kegiatan-kegiatan yang perlu diperhatikan pada pemeliharaan ikan kerapu
dalam hal Pembesaran di KJA
5. Jelaskan pengelolaan panen.
J. . KUNCI JAWABAN
2. – Ukurannya seragam
_ Tidak cacat
_ Gerakannya lincah dan aktif
_ Warnanya cerah
- Napsu makannya tinggi
3. Padat penebaran
- Sebelum ditebar sebaiknya benih didesinfektan berupa larutan formalin.
- Padat penebaran di wadah pembesaran berkisar antara 50 -60 ekor/m3 dengan
ukuran 20 -50 g/ekor
- Padat penebaran di wadah pembesaran berkisar antara 25 -35 ekor/m3, untuk
ukuran 100-200 g/ekor
B. Perawatab KJA
Jarring yang kotor harus dicuci dan dikeringkan untuk dapat dipakai lagi dan
biasanya dilakukan setiap 2 minggu sekali untu mata jarring 1 inchi dan untuk
mata jarring 2 inchi setiap 3-4 minggu sekali.
C. Pengendalian penyakit
Penyebab penyakit :
1. Stress, Ikan yang baru ditangkap kemudian dipelihara akan menyebabkan
stress. Pengendaliannya adalah penebaran nharus dilakukan secara hati-
hati dengan cara aklimatisasi.
2. Mikroorganisme,berupa : Crustaceae, Cacing, Protozoa, jamur, bakteri
dan virus. Semuanya dapat ditanggulangi dengan melakukan
perendaman menggunakan nformalin serta acrivlavin.
5. Panen, dilakukan pada saat ukuran ikan kerapu minimal 400 gram. Tetapi ada yang
dieksport dengan ukuran 1 - 2 kg. Biasanya ikan kerapu dipanen dalam keadaan
hidup. Dengan cara mengangkat jarring kemudian diserok atau diseser. Oleh karena
itu pada saat panen tetap dijaga agar ikan tidak terluka, karena dapat menurunkan
harga.
Mengetahui,
Kepala SUPM Waiheru
A. Kompetensi Dasar
Melakukan Pembesaran Ikan Kakap (Lates calcalifer)
B. Indikator
1. Media /lahan Pembesaran disiapkan sesuai dengan prosedur yang benar
2. Benih diseleksi sesuai dengan prosedur yang benar
3. Penebaran benih dilakukan sesuai prosedur yang benar
4. proses pemeliharaan dilakukan sesuai dengan prosedur yang benar
5. Panen dilakukan sesuai dengan prosedur yang benar
C. Tujuan Pembelajaran
1.Siswa dapat melakukan teknik persiapan lahan
2.Siswa dapat melakukan penyeleksian benih yang berkualitas
3.Siswa dapat melakukan penebaran benih dilakukan sesuai prosedur
4.Siswa dapat melakukan proses pemeliharaan sesuiai prosedur
5.Siswa dapat melakukan pro ses pemanenen sesuai dengan prosedur yang benar
D. Materi Ajar
1.Teknik persiapan lahan
2.Seleksi benih
3.Penebaran benih
4.Proses pemeliharaan
5. Panen
E. Metode Pembelajaran
- Mendengarkan penjelasan guru mata pelajaran
- Mengamati materi yang diproyeksi di LCD
- Tanya jawab
- Diskusi
- Praktek
F. Kegiatan Pembelajaran
1). Kegiatan Awal
- Mempersiapkan siswa
- Salam Pembukaan
- Berdoa
- Mengabseni Siswa
- Pengaturan Tempat Duduk
- Pemberian Apersepsi
- Pemberian Motivasi
Elaborasi
- Siswa Memberikan atau menyumbang pendapat mengenai teknik Persipan Lahan
seleksi benih, penebaran benih, proses pembesaran, dan prosedur pemanenan ikan
kakap
- Diskusi
- Tanya jawab
H. Sumber Pembelajaran
- Buku Budidaya Ikan kakap, Biologi dan teknik (M. Gufran H. Kordi K)
- Buku Pembenihan ikan Laut Ekonomis Kerapu, kakap, baronang (Pramu sunyoto,
Mustahal)
- Buku Pencemaran Lingkungan (Rineka Cipta).
- Buku Budidaya Ikan Kakap ( Penebar Swadaya), 1985.
I. Evaluasi Pembelajaran
1. Jelaskan persyaratan lokasi KJA untuk pemeliharaan ikan kakap
2. Sebutkan 2 sisitem pengangkutan benih ikan kakap
3. Sebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat penebaran benih
4. Sebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan saat pemeliharaan di KJA
5. Jelaskan proses pemanenan ikan kakap pada KJA
J Kunci Jawaban
1 . - Kedalaman air paling rendah 10 meter dari pasang surut terendah
- Lokasi Harus terlindungidari arus dan angin yang kuat
- Fluktuasi pasang surut tertinggi dan terendah antara 2 – 4 meter.
- Salinitas 15-33 ppt, suhu 25-31 °C, Do tidak kurang dari 4ppm, dan pH 6,5 – 8,5.
- Lokasi bukanlah lalulintas kapal laut
- Jauh dari sumber pencemaran limbah industry, limbah rumah tangga, dan limbah
pertanian.
- Tersedia transportasi yang cukup untuk pengangkutan benih dan hasil panen.
- Lokasi merupakan habitat ikan kakap.
- Tersedia tenaga kerja local yang cukup.
2. a. Sistem terbuka : digunakan wadah yang dilengkapi dengan aerasi dan dapat
diangkut melalui darat atau
Laut, dengan kepadatan benih 100.000 ekor dalam 100 liter air untuk benih
berumur 2-3 hari.
b. Sistem tertutup : digunakan wadah plastic kapasitas 15-20 liter dengan volume 3-4
liter, dengan kapadatan
50 ekor benih/liter untuk benih berukuran 1-2 cm dan 2-3 ekor benih/ liter untuk
ukuran 13-15 cm.
3 . - Benih yang dipelihara harus disesuaikan dengan ukuran mata jaring
- Padat penebaran untuk benih ukuran 10 cm yaitu 8-10 ekor/m2.
4. - Pemberian pakan
- Pakan berupa ikan rucah segar sebanyak 7-10 kg /kg ikan kakap, diberikan sehari
sekali.
- Pembersihan KJA yang dilakukan 2 minggu sekali untuk membersihkan kotoran2
yang menempel pada
jarring sehingga dapat mengganggu proses pemeliharaan
- Pengendalian Hama dan penyakit
Mengetahui,
Kepala SUPM Waiheru
A. Kompetensi Dasar
Melakukan Pembesaran Ikan Baronang (Siganus guttatus)
B. Indikator
1. Media /lahan Pembesaran disiapkan sesuai dengan prosedur yang benar
2. Benih diseleksi sesuai dengan prosedur yang benar
3. Penebaran benih dilakukan sesuai prosedur yang benar
4. proses pemeliharaan dilakukan sesuai dengan prosedur yang benar
5. Panen dilakukan sesuai dengan prosedur yang benar
C. Tujuan Pembelajaran
1.Siswa dapat melakukan teknik persiapan lahan
2.Siswa dapat melakukan penyeleksian benih yang berkualitas
3.Siswa dapat melakukan penebaran benih dilakukan sesuai prosedur
4.Siswa dapat melakukan proses pemeliharaan sesuiai prosedur
5.Siswa dapat melakukan pro ses pemanenen sesuai dengan prosedur yang benar
D. Materi Ajar
1.Teknik persiapan lahan
2.Seleksi benih
3.Penebaran benih
4.Proses pemeliharaan
5. Panen
E. Metode Pembelajaran
- Mendengarkan penjelasan guru mata pelajaran
- Mengamati materi yang diproyeksi di LCD
- Tanya jawab
- Diskusi
- Praktek
F. Kegiatan Pembelajaran
1). Kegiatan Awal
- Salam Pembukaan
- Absensi Siswa
- Pengaturan Tempat Duduk
- Pemberian Apersepsi
- Pemberian Motivasi
- Eksplorasi
- Menyampaikan teknik persiapan lahan ikan baronang
- Menyampaikan proses seleksi benih ikan baronang
- Menyampaikan teknik penebaran benih ikan baronang
- Menyampaikan proses pemeliharaan ikan baronang
- Menyampaikan proses pemanenan ikan baronang
Elaborasi
- Siswa Memberikan atau menyumbang pendapat mengenai teknik Persipan Lahan,
seleksi benih, penebaran benih, proses pembesaran, dan prosedur pemanenan ikan
baronang
- Diskusi
- Tanya jawab
H. Sumber Pembelajaran
- Buku Budidaya Ikan baronang , Biologi dan teknik (M. Gufran H. Kordi K),
- Buku Pembenihan ikan Laut Ekonomis Kerapu, kakap, baronang (Pramu sunyoto,
Mustahal),
- Buku Pencemaran Lingkungan (Rineka Cipta).
I. Evaluasi Pembelajaran
1. Jelaskan persyaratan lokasi KJA untuk pemeliharaan ikan baronang
2. Sebutkan 2 sisitem pengangkutan benih ikan baronang
3. Sebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat penebaran benih
4. Sebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan saat pemeliharaan di KJA
5. Jelaskan proses pemanenan ikan baronang pada KJA
J. Kunci Jawaban
1. - Kedalaman air paling rendah 10 meter dari pasang surut terendah
- Lokasi Harus terlindungidari arus dan angin yang kuat
- Fluktuasi pasang surut tertinggi dan terendah antara 2 – 4 meter.
- Salinitas 15-33 ppt, suhu 25-31 °C, Do tidak kurang dari 4ppm, dan pH 6,5 – 8,5.
- Lokasi bukanlah lalulintas kapal laut
- Jauh dari sumber pencemaran limbah industry, limbah rumah tangga, dan limbah
pertanian.
- Tersedia transportasi yang cukup untuk pengangkutan benih dan hasil panen.
- Lokasi merupakan habitat ikan baronang.
- Tersedia tenaga kerja local yang cukup.
2. a. Sistem terbuka : digunakan wadah yang dilengkapi dengan aerasi dan dapat
diangkut melalui darat atau
Laut, dengan kepadatan benih 100.000 ekor dalam 100 liter air untuk benih
berumur 2-3 hari.
b. Sistem tertutup : digunakan wadah plastic kapasitas 15-20 liter dengan volume 3-4
liter, dengan kapadatan
50 ekor benih/liter untuk benih berukuran 1-2 cm dan 2-3 ekor benih/ liter untuk
ukuran 13-15 cm.
3 . - Benih yang dipelihara harus disesuaikan dengan ukuran mata jaring
- Padat penebaran untuk benih ukuran 10 cm yaitu 8-10 ekor/m2.
4. - Pemberian pakan
- Pakan berupa ikan rucah segar sebanyak 7-10 kg /kg ikan kakap, diberikan sehari
sekali.
- Pembersihan KJA yang dilakukan 2 minggu sekali untuk membersihkan kotoran2
yang menempel pada
jarring sehingga dapat mengganggu proses pemeliharaan
- Pengendalian Hama dan penyakit
- Panen dilakukan sesuai ukuran ikan yang akan dikonsumsi, biasanya telah mencapai
ukuran 1 kg, dan yang kecil dikembalikan lagi kedalam KJA.
A. Kompetensi Dasar
Melakukan Pemeliharaan rumput laut (Eucheuma sp)
B. Indikator
1. Prinsip pemeliharaan rumput laut dipahami dengan benar
2. Teknik seleksi bibit ditangani sesuai prosedur yang benar
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat memahami Prinsip pemeliharaan rumput laut dengan benar
2. Siswa dapat menangani teknik seleksi bibit rumput laut sesuai dengan prosedur
D. Materi Ajar
1. Prinsip pemeliharaan
2. Teknik seleksi bibit rumput laut
E. Metode Pembelajaran
- Mendengarkan penjelasan guru mata pelajaran
- Mengamati materi yang diproyeksi di LCD
- Tanya jawab
- Diskusi
- Praktek
F. Kegiatan Pembelajaran
1). Kegiatan Awal
- Mempersiapkan siswa
- Salam Pembukaan
- berdoa
- Absensi Siswa
- Pengaturan Tempat Duduk
- Pemberian Apersepsi
- Pemberian Motivasi
2). Kegiatan Inti
Eksplorasi
- Menyampaikan prinsip pemeliharaan rumput laut
- menyampaikan teknik seleksi bibit dengan benar
- Latihan soal
Elaborasi
H. Sumber Pembelajaran
- Buku Kiat sukses budi daya rumput laut di laut dan di tambak ( M. Gufran H. Kordy K)
- Buku Budidaya, pengolahan dan Pemasaran Rumput laut ( PT, Penebar Swadaya)
- Buku Budidaya & Pengolahan Rumput Laut (Agromemedia) 2006
- Buku Pedoman Budidaya Tambak Udang ( Tim Karya Tani Mandiri) ,Buku Pencemaran
Lingkungan (Rineka Cipta) .
-
I. Evaluasi Pembelajaran
1. Sebutkan Prinsip pemeliharaan rumput laut jenis eucheuma sp .
2. Jelaskan teknik seleksi bibit rumput laut
J. Kunci Jawaban
Mengetahui,
Kepala SUPM Waiheru
A. Kompetensi Dasar
Melakukan Pemeliharaan rumput laut (Eucheuma sp)
B. Indikator
1. Metode pemeliharaan rumput laut dipahami dengan benar
2. Proses pemeliharan rumput laut di lakukan sesuai dengan prosedur yang benar
C. Tujuan Pembelajaran
1.Siswa dapat memahami metode pemeliharan rumput laut dengan benar.
2. Siswa dapat melakukan proses pemeliharaan rumput laut dengan benar.
D. Materi Ajar
1. Metode pemeliharaan rumput laut
2. Proses pemeliharaan rumput laut
E. Metode Pembelajaran
- Mendengarkan penjelasan guru mata pelajaran
- Mengamati materi yang diproyeksi di LCD
- Tanya jawab
- Diskusi
- Praktek
F. Kegiatan Pembelajaran
1). Kegiatan Awal
- Salam Pembukaan
- Absensi Siswa
- Pengaturan Tempat Duduk
- Pemberian Apersepsi
- Pemberian Motivasi
H. Sumber Pembelajaran
- Buku Kiat sukses budi daya rumput laut di laut dan di tambak ( M. Gufran H. Kordy K
- Buku Budidaya, pengolahan dan Pemasaran Rumput laut ( PT, Penebar Swadaya).
- Buku Budidaya & Pengolahan Rumput Laut (Agromemedia) 2006,
- Buku Pedoman Budidaya Tambak Udang ( Tim Karya Tani Mandiri)
- Buku Pencemaran Lingkungan (Rineka Cipta) . Buku Rumput Laut (Penebar Swadaya)
2006.
I. Evaluasi Pembelajran
1. Sebutkan metode-metode yang digunakan dalam pemeliharaan rumput laut jenis
eucheuma sp.
2. Jelaskan proses pemeliharaan rumput laut jenis eucheuma sp.
J. Kunci Jawaban
b. Mengatasi serangan bulu babi dengan cara mengusirnya dari lokasi budidaya.
Menghindari ikan dan penyu dapat dilakukan dengan memasang jarring disekeliling
lokasi budidaya
Mengetahui,
Kepala SUPM Waiheru
A. Kompetensi Dasar
Melakukan Pemeliharaan rumput laut (Eucheuma sp)
B. Indikator
1. Proses Pemanenan rumput laut dilakukan sesuai dengan prosedur yang benar
C. Tujuan Pembelajaran
1.Siswa dapat melakukan proses pemanenan rumput laut dengan benar.
D. Materi Ajar
1. Panen rumput laut
E Metode Pembelajaran
- Mendengarkan penjelasan guru mata pelajaran
- Mengamati materi yang diproyeksi di LCD
- Tanya jawab
- Diskusi
- Praktek
F. Kegiatan Pembelajaran
1). Kegiatan Awal
- Mempersiapkan siswa
- Salam Pembukaan
- Absensi Siswa
- Pengaturan Tempat Duduk
- Pemberian Apersepsi
- Pemberian Motivasi
Elaborasi
- Siswa Memberikan atau menyumbang pendapat mengenai Proses pemanenan
rumput laut dengan benar.
- Diskusi
- Tanya jawab
Konfirmasi
- Guru meminta siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dibahas
- Memberikan latihan soal
- Mengumpulkan hasil latihan soal dan membahasnya bersama-sama
H. Sumber Pembelajaran
- Buku Kiat sukses budi daya rumput laut di laut dan di tambak ( M. Gufran H. Kordy K),
- Buku Budidaya, pengolahan dan Pemasaran Rumput laut ( PT, Penebar Swadaya).
- Buku Budidaya & Pengolahan Rumput Laut (Agromemedia) 2006,
- Buku Pedoman Budidaya Tambak Udang ( Tim Karya Tani Mandiri)
- Buku Pencemaran Lingkungan (Rineka Cipta) . Rumput Laut (Penebar Swadaya) 2006.
I. Evaluasi Pembelajaran
1. Sebutkan proses pemanenan rumput laut jenis eucheuma sp.
J. Kunci Jawaban
Mengetahui,
Kepala SUPM Waiheru
A. Kompetensi Dasar
Melakukan Pemeliharaan Teripang (Holothuria sp)
B. Indikator
1. Media pembesaran disiapkan sesuai dengan prosedur yang benar.
2. Benih diseleksi sesuai dengan prosedur yang benar
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyiapkan media pembesaran sesuai dengan prosedur yang benar.
2. Siswa dapat menyeleksi benih sesuai dengan prosedur yang benar
D. Materi Ajar
1. Media pembesaran
2. Seleksi benih
E. Metode Pembelajaran
- Mendengarkan penjelasan guru mata pelajaran
- Mengamati materi yang diproyeksi di LCD
- Tanya jawab
- Diskusi
- Praktek
F. Kegiatan Pembelajaran
1). Kegiatan Awal
- Mempersiapkan siswa
- Salam Pembukaan
- Absensi Siswa
- Pengaturan Tempat Duduk
- Pemberian Apersepsi
- Pemberian Motivasi
Konfirmasi
- Guru meminta siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dibahas
- Memberikan latihan soal
- Mengumpulkan hasil latihan soal dan membahasnya bersama-sama
H. Sumber Pembelajaran
- Buku Budidaya Teripang ( Penebar Swadaya) 2000
- Buku Petunjuk Praktis Budidaya Teripang ( Penerbit kanisius) 1993
- Buku Pencemaran Lingkungan (Rineka Cipta)
- Buku Cara Gampang membudidayakan teripang (M. Gufran H. Kordi K) 2010.
I. Evaluasi Pembelajaran
1. Sebutkan persiapan media pemeliharaan teripang.
2. Jelaskan penyediaan / seleksi benih teripang
J. Kunci Jawaban
1. Pada dasarnya metode budidaya teripang adalah : membatasi areal di laut untuk
luasan tertentu agar teripang yang dipelihara terkurung didalamnya, tidak dapat
meloloskan diri dan tidak mendapat serangan hama. Persiapan media pemeliharaan
berupa :
Mengetahui,
Kepala SUPM Waiheru
A. Kompetensi Dasar
Melakukan Pemeliharaan Teripang (Holothuria sp)
B. Indikator
1. Benih ditebar sesuai dengan prosedur yang benar
2. Pemeliharaan dilakukan sesuai dengan prosedur yang benar
3. Panen dilakukan sesuai dengan prosedur yang benar.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menebar benih sesuai dengan prosedur yang benar
2. Siswa dapat melakukan pemeliharaan sesuai dengan prosedur yang benar
3. Siswa dapat melakukan panen sesuai dengan prosedur yang benar.
D. Materi Ajar
1. Penebaran benih
2. Pemeliharaan benih
3. Panen
E. Metode Pembelajaran
- Mendengarkan penjelasan guru mata pelajaran
- Mengamati materi yang diproyeksi di LCD
- Tanya jawab
- Diskusi
- Praktek
F. Kegiatan Pembelajaran
1). Kegiatan Awal
- Mempersiapkan siswa
- Salam Pembukaan
- Berdoa
- Absensi Siswa
- Pengaturan Tempat Duduk
- Pemberian Apersepsi
- Pemberian Motivasi
Eksplorasi
- Menyampaikan teknik penebaran benih teripang
- Menyampaikan teknik pemelharaan benih teripang
- Menyampaikan teknik panen teripang
Elaborasi
- Siswa Memberikan atau menyumbang pendapat mengenai teknik penebaran
benih teripang, teknik
pemeliharaan dan teknik panen teripang yang benar.
- Diskusi
- Tanya jawab
Konfirmasi
- Guru meminta siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dibahas
- Memberikan latihan soal
- Mengumpulkan hasil latihan soal dan membahasnya bersama-sama
H. Sumber Pembelajaran
- Buku Budidaya Teripang ( Penebar Swadaya) 2000
- Buku Petunjuk Praktis Budidaya Teripang ( Penerbit kanisius) 1993
- Buku Pencemaran Lingkungan (Rineka Cipta).
-Buku Cara Gampang membudidayakan teripang (M. Gufran H. Kordi K) 2010.
I. Evaluasi Pembelajaran
1. Jelaskan proses penebaran benih teripang
2. Jelaskan proses pemeliharaan teripang
3. Jelaskan proses pemanenan teripang
J. Kunci Jawaban
b. Penebaransecara bertahap
Penebaran yang dilakukan sampai selama ½ bulan. Biasanya dilakukan pada benih
dari alam, yang dikumpulkan oleh patani. Tetapi hasilnya tidak seragam.
Cara penebarannya dilakukan dengan memasukkan benih kedalam lokasi budidaya
, tetapi yang perlu dilakukan terlebih dahulu adalah melakukan aklimatisasi agat
tidak stress. Proses aklimatisasinya sama seperti pada ikan / udang. Agar
penyebaran merata diusahakan ditebar disepanjang tepian dan tengah lokasi.
2. Pembesaran meliputi :
a. Padat penebaran benih :
Benih dengan berat antara 30-40 g/ekor ditebarkan sebanyak 15-20 ekor/m²,
sedangkan berat antara 40-50 g/ekor pada penebarannya adalah 10-15 ekor/m².
Penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari agar terhindar dari stress. Jangan
lupa untuk dilakukan aklimatisasi
b. Pemberian pakan
Pakan alami berupa plankton, detritus atau sisa-sisa bahan organic dan sisa-sisa
endapan di dasar laut dapat diperoleh disekitar lingkungan budidaya. Namun
dapat pula diberi pakan tambahan berupa campuran kotoran hewan dan dedak
halus dengan perbandingan 1 : 1. Pakan diberikan sebanyak 0,2 – 0,5 kg/m²
minggu. Pakan diberikan dengan cara ditempatkan dalam karung goni yang
berlubang-lubang. Hal ini untuk mencegah hanyutnya pakan karena gelombang
atau arus . Dalam karung biasanya berisi 10 – 15 kg. Untuk luasan 30 – 50 m².
c. Sampling pertumbuhan
Tujuannya untuk mengetahui pertumbuhan dan kepadatan teripang. Sampling
dilakukan setiap 2 minggu sekali. Sampling dilakukan pada pagi / siang hari pada
saat surut untuk memudah pengambilan teripang
d. Pengendalian hama dan penyakit
Hama dan hewan penyaing seperti kepiting, bulu babi, dan bintang laut harus
disingkirkan. Hama dapat mengakibatkan kerusakan fisik pada teripang,
sedangkan hewan penyaing berkompetisi dalam perolehan pakan, ruang gerak
dsbnya. Pengobatan teripang yang terluka dengan merendalam dalam akrivlafin
4 ppm atau methylen blue 4 ppm selama 0,5 – 1 jam.
Organisme-organisme penempel seperti teritip, rumput laut harus dibersihkan
secara berkala, karena mengganggu sirkulasi air dalam kurungan pagar dan
menurunkan kualitas air.
3. Lama pemeliharaan teripang tergantung pada jenis, ukuran, waktu penebaran
benih, pertumbuahn dan ukuran teripang yang dikehendaki. Pada umunya
dipanen setelah pemeliharaan 5 – 7 bulan, dengan benih awal bert 30 - 40
gram atau panjang 5 – 7 cm dengan berat akhir 200-250 gram atau panjang 15
– 20 cm.
Pemanenan dilakukan pada waktu air surut, yaitu pagi sebelum teripang
membenamkan diri dalam pasir. Panen dilakukan dengan cara memungut
langsung sesuai ukuran yang diinginkan. Hasil panen ditampung dalam tong
palstik atau ember. Usahakan jangan sampai terluka, karena akan
mempengaruhi harga jual. Segera setelah dipanen dibawa ke tempat pengolahan
karena teripang merupakan produk yang cepat membusuk.
Dari satu unit kurungan ukuran 400 m² dapat dipanen antara 640-960 kg
dengan presentase teripang hidup sekitar 80 %.
Mengetahui,
Kepala SUPM Waiheru
A. Kompetensi Dasar
Melakukan Pemeliharaan Tiram Mutiara (Pinctada maxima)
B. Indikator
1. Media dan metode pembesaran disiapkan sesuai dengan prosedur yang benar.
2. Benih diseleksi sesuai dengan prosedur yang benar
3. Penebaran benih dilakukan sesuai dengan prosedur
4. Pemeliharaan dilakukan sesuai dengan prosedur
5. Pemenenan dilakukan sesuai dengan prosedur
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyiapkan media dan metode pembesaran sesuai dengan prosedur
yang benar.
2. Siswa dapat menyeleksi benih sesuai dengan prosedur yang benar
3. Siswa dapat melakukan penebaran benih sesuai dengan prosedur
4. Siswa dapat melakukan Pemeliharaan sesuai dengan prosedur
5. Siswa dapat melakukan pemanenan sesuai dengan prosedur
D. Materi Ajar
1. Media dan metode pembesaran
2. Seleksi benih
3. Penebaran benih
4. Proses pemeliharaan
5. Proses Pemanenan
E. Metode Pembelajaran
- Mendengarkan penjelasan guru mata pelajaran
- Mengamati materi yang diproyeksi di LCD
- Tanya jawab
- Diskusi
- Praktek
F Kegiatan Pembelajaran.
1). Kegiatan Awal
- Mempersiapkan siswa
- Salam Pembukaan
- Berdoa
- Absensi Siswa
- Pengaturan Tempat Duduk
- Pemberian Apersepsi
- Pemberian Motivasi
Eksplorasi
- Menyampaikan media dan metode pembesaran tiram mutiara
- Menyampaikan teknik Seleksi benih tiram mujtiara
- Menyampaikan teknik penebaran tiram mutiara
- Menyampaikan pemeliharan tiram mutiara
- Menyampaikan teknik Panen Tiram mutiara
Elaborasi
Konfirmasi
H. Sumber Pembelajaran
- Buku di balik indahnya mutiara ( Prihatin Nurlatifah), 2009
- Buku Budidaya Tiram mutiara teknik Budidaya & Proses Pembuatan Mutiara ( Ir.
Sutaman), 1993
- Buku Pencemaran Lingkungan (Rineka Cipta) .
I. Evaluasi Pembelajaran
1. Sebutkan persiapan media dan metode pemeliharaan tiram mutiara
2. Jelaskan penyediaan / seleksi benih tiram
3. Jelaskan penebaran benih
4. Jelaskan proses pemeliharan tiram
5. Jelaskan proses pemanenan tiram
3. Penebaran benih
Penebaran benih untuk penangkapan dari alam, benih langsung ditempatkan di
wadah budidaya berupa tali rentang (long Line) yang sebelumnya dimasukkan dalam
keranjang khusus tiram mutiara.
Untuk benih hasil pembenihan, pada umur 60 hari spat ( benih) sudah dapat
dipendahkan dari hatchery ke tali rentang yang sebelumnya benih sudah dimasukkan
dalam keranjang.
4. Proses pemeliharaan
Selama proses pemeliharaan, tiram tidak diberi pakan tambahan khusus, tetapi hanya
mengandalkan pakan alami. Untuk itu, perairan yg dipilih harus memiliki kesuburan
tinggi, sehingga tiram tidak kekurangan makanan. Pekerjaan yang dilakukan adalah
setiap 3-4 bulan tiram-tiram tersebut dibersihkan dari kotoran yang menempel pada
cangkang ( rumput laut, teritip, cacing2 kecil) agar penyerapan makanan lebih baik.
Disamping itu wadah budidaya juga harus diperhatikan secara khusus jangan sampai
ada yang rusak. Pekerjaajn ini berlanjut samapi panen.
5. Panen tiram mutiara sesungguhnya adalah dengan cara mendapatkan hasil mutiara
yang ditanamakan dalam tubuh tiram. Tetapi untuk pemanenan sebelum pemasangan
adalah bahwa tiram yang dipanen sudah harus berukuran 15 cm keatas. Caranya
adalah tiram-tiram diangkat diperikasa di tempat pemeliharaan , jika dirasa sudah
cukup untuk dapat dipasang nucleus maka keranjang2 tiram diangkat, selanjutnya
disiapkan untuk operasi pemasanagn inti nucleus.
Mengetahui,
Kepala SUPM Waiheru
A. Kompetensi Dasar
Melakukan Pemeliharaan Kerang Darah (Anadara Granosa)
B. Indikator
1. Media dan metode pembesaran disiapkan sesuai dengan prosedur yang benar.
2. Benih diseleksi sesuai dengan prosedur yang benar
3. Penebaran benih dilakukan sesuai dengan prosedur
4. Pemeliharaan dilakukan sesuai dengan prosedur
5. Pemenenan dilakukan sesuai dengan prosedur
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyiapkan media dan metode pembesaran sesuai dengan prosedur
yang benar.
2. Siswa dapat menyeleksi benih sesuai dengan prosedur yang benar
3. Siswa dapat melakukan penebaran benih sesuai dengan prosedur
4. Siswa dapat melakukan Pemeliharaan sesuai dengan prosedur
5. Siswa dapat melakukan pemanenan sesuai dengan prosedur
D. Materi Ajar
1. Media dan metode pembesaran
2. Seleksi benih
3. Penebaran benih
4. Proses pemeliharaan
5. Proses Pemanenan
E. Metode Pembelajaran
- Mendengarkan penjelasan guru mata pelajaran
- Mengamati materi yang diproyeksi di LCD
- Tanya jawab
- Diskusi
- Praktek
F. Kegiatan Pembelajaran
1). Kegiatan Awal
- Mempersiapkan siswa
- Salam Pembukaan
- Absensi Siswa
- Pengaturan Tempat Duduk
- Pemberian Apersepsi
- Pemberian Motivasi
Konfirmasi
- Guru meminta siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dibahas
- Memberikan latihan soal
- Mengumpulkan hasil latihan
3). Kegiatan Penutup
- Menyimpulkan materi belajar
- Menyampaikan materi pelajaran untuk pertemuan berikutnya
- Memberikan tugas rumah
- Salam Penutup
H. Sumber Pembelajaran
- Buku Budidaya Kerang darah ( Penebar Swadaya) 2000
- Buku Petunjuk Praktis Budidaya kerang darah ( Penerbit kanisius) 1993
- Buku Pencemaran Lingkungan (Rineka Cipta) .
I. Evaluasi Pembelajaran
1. Sebutkan persiapan media dan metode pemeliharaan kerang darah .
2. Jelaskan penyediaan / seleksi benih kerang darah
3. Jelaskan penebaran benih
4. Jelaskan proses pemeliharan Kerang darah
5. Jelaskan proses pemanenan Kerang darah
J. Kunci Jawaban
1. Pada dasarnya metode budidaya kerang darah adalah : dilakukan didaerah pasang
surut dan dilingkari dengan pagar bamboo atau di tambak dengan dasar berlumpur
keteballan minimal 15 cm, Salinitas 16 – 34 ppt, kecerahan 0,5- 2,5 meter dan pH
perairan 7,5 – 8,5.
2. Benih diperoleh dari pengumpulan benih kerang darah berukuran 4 – 10 mm di tempat
penyebaran benih alami atau ditepi pantai yang landai. Operasi pengumpulan benih
dimulai pada saat air pasang rendah dengan kedalaman sekitar 60 cm. Dilakukan
dengan cara mengeruk dasar perairan sedalam kurang lebih 3 cm dengan
nmenggunakan keranjang pengumpul . Pengerukan dilakukan dengan menggunakan
papan seluncur.
3. Benih yang terkumpul diseleksi menurut ukurannya. Selanjutnya benih ditebar ditempat
pembesaran. Padat tebar awal sekitar 2.000 ekor/m² , kemudian dijarangkan sampai
kepadatan 200 – 300 ekor / m².
4. Pemeliharaan Kerang darah adalah pemakan bahan organic, sehingga untukn
pembudidayaannya dan pembesarannya tidak membutuhkan pakan lain, hanya , perlu
pengelolaan lahan budidaya dengan pemberian pakan organic untuk pemeliharaan di
tambak.
5. Proses pemanenan
Pemanenan kerang darah dapat dilakukan setelah masa pemeliharaan 6 bulan, cepat
atau lambatnya masa panen tergantung oleh pengelolaannya, termasuk pemenuhan
kebutuhan organic untuk makanannya.
Mengetahui,
Kepala SUPM Waiheru
B. Indikator
1. Media dan metode pembesaran disiapkan sesuai dengan prosedur yang benar.
2. Benih diseleksi sesuai dengan prosedur yang benar
3. Penebaran benih dilakukan sesuai dengan prosedur
4. Pemeliharaan dilakukan sesuai dengan prosedur
5. Pemenenan dilakukan sesuai dengan prosedur
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyiapkan media dan metode pembesaran sesuai dengan prosedur
yang benar.
2. Siswa dapat menyeleksi benih sesuai dengan prosedur yang benar
3. Siswa dapat melakukan penebaran benih sesuai dengan prosedur
4. Siswa dapat melakukan Pemeliharaan sesuai dengan prosedur
5. Siswa dapat melakukan pemanenan sesuai dengan prosedur
D. Materi Ajar
1. Media dan metode pembesaran
2. Seleksi benih
3. Penebaran benih
4. Proses pemeliharaan
5. Proses Pemanenan
E. Metode Pembelajaran
- Mendengarkan penjelasan guru mata pelajaran
- Mengamati materi yang diproyeksi di LCD
- Tanya jawab
- Diskusi
- Praktek
F. Kegiatan Pembelajaran
1). Kegiatan Awal
- Mempersiapkan siswa
- Salam Pembukaan
- Berdoa
- Absensi Siswa
- Pengaturan Tempat Duduk
- Pemberian Apersepsi
- Pemberian Motivasi
Konfirmasi
- Guru meminta siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dibahas
- Memberikan latihan soal
- Mengumpulkan hasil latihan
3). Kegiatan Penutup
- Menyimpulkan materi belajar
- Menyampaikan materi pelajaran untuk pertemuan berikutnya
- Memberikan tugas rumah
- Salam Penutup
H. Sumber Pembelajaran
- Buku Budidaya Kerang hijau ( Penebar Swadaya) 2000
- Buku Petunjuk Praktis Budidaya Kerang hijau ( Penerbit kanisius) 1993
- Buku Teknologi Kerang darah . Buku Pencemaran Lingkungan (Rineka Cipta) 2009 .
I. Evaluasi Pembelajaran
1. Sebutkan persiapan media dan metode pemeliharaan kerang hijau .
2. Jelaskan penyediaan benih kerang hijau
3. Jelaskan penebaran benih
4. Jelaskan proses pemeliharan Kerang hijau
5. Jelaskan proses pemanenan Kerang hijau
J. Kunci Jawaban
1. Pada dasarnya media budidaya kerang hijau adalah : dilakukan diperairan laut yang
mempunyai salinitas 27 – 37 ppt, suhu 27 - 37° C, pH 6 – 8 dengan kecerahan 3,5 – 4
meter dan kedalaman 3 – 10 meter serta berarus sedang. Adapun metode yang
digunakan adalah :
a. metode tancap
Menggunakan ntonggak kayu atau bamboo yang ditancapkan ke dasar perairan.
Sehingga dapat diterapkan pada daerah yang pantainya dasar berlumpur. Dengan
kedalaman 3 – 5 cm. Panjang bamboo yang digunakan antara 5 – 10 m. Ujung
atasnya harus tetap terendam meskipun surut terendah. Untuk 1 Ha dibutuhkan
kurang lebih 500 batang bamboo.
2. Penyediaan benih
Benih dikumpulkan dari alam dengana menggunakan kolektor, dengan
memperhatikan lokasi, musim jenis kolektor, dan teknik pemasangan kolektor. Benih
lebih menyukai wilayah perairan dekat permukaan, Intinya harus dipasang pada saat
yang tepat.
4. Proses Pemeliharaan
Pada Proses pemeliharaan hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
a. Sortasi
Penyortiran perlu dilakukan agar hasilnya bias seragam sehingga produksi
dan waktu panen dapat ditentukan. Penyortiran dilakukan karena kerang
hijau yang menempel pada tali kolektor sering kali tidak seragam ukurannya.
b. Penambahan pelampung
Dilakukan saat terjadi penambahan beban tali yang disebabkan oleh
pertumbuhan dan pertambahan bobot kerang hijau. Penambahan pelampung
berguna untuk menyangga tali agar tetap mengapung.
c. Pengendalian hama dan penyakit
Hama yang biasa menyerang kerang hijau adalah : jenis teritip, bintang laut,
burung dan kepiting. Kepiting adalah hama utama bagi juvenile dan kerang
dewasa. Sementara teritip dan hewan penempel lainya akan sangat
mengganggu pertumbuhan kerang hiaju. Penyakit yang dapat terjangkit
disebabkan oleh pencemaran di ambang batas
5. Proses pemanenan;
Kerang hijau dapat dipanen setelah berumur 5-6 bulan masa pemeliharaan. Ukuran
yang dapat dikonsumsi adalah 6 – 8 cm. Cirinya adalah : daging tebal, dan
berwarna kream. Disamping itu hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
- Pemanenan dilakukan pada saat kerang hijau dalam fase istirahat
- Pengikisan atau perontokan kerang saat dilepaskan dari pancang bamboo atau
tali dengan benda tajam dapat memperkecil luka pada benang bysusnya
sehingga kerang mempunyai daya tahan hidup lebih lama.
Mengetahui,
Kepala SUPM Waiheru
A. Kompetensi Dasar
Melakukan Pemeliharaan Lobster Air Laut (Panulirus sp)
B. Indikator
1. Media dan metode pembesaran disiapkan sesuai dengan prosedur yang benar.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyiapkan media dan metode pembesaran sesuai dengan prosedur
yang benar.
D. Materi Ajar
1. Media dan metode pembesaran
E. Metode Pembelajaran
- Mendengarkan penjelasan guru mata pelajaran
- Mengamati materi yang diproyeksi di LCD
- Tanya jawab
- Diskusi
- Praktek
F. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
- Mempersiapkan siswa
- Salam Pembukaan
- Berdoa
- Absensi Siswa
- Pengaturan Tempat Duduk
- Pemberian Apersepsi
- Pemberian Motivasi
2. Kegiatan Inti
Ekspolrasi
- Menyampaikan tujuan pembelajaran
- Menyampaikan persiapan media dan metode pembesaran lobster air laut
Elaborasi
- Siswa Memberikan atau menyumbang pendapat mengenai media dan metode
pembesaran lobster air laut yang benar.
- Diskusi
- Tanya jawab
Konfirmasi
- Guru meminta siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dibahas
- Memberikan latihan soal
- Mengumpulkan hasil latihan
3). Kegiatan Penutup
- Menyimpulkan materi belajar
- Menyampaikan materi pelajaran untuk pertemuan berikutnya
- Memberikan tugas rumah untuk membuat ringkasan tentang media dan metode
pembesaran lobster Air Laut
- Salam Penutup
H. Sumber Pembelajaran
- Buku Budidaya Lobster pembenihan dan pembesaran ( R. Hundo wiyanto, Rudi
Hartono),2007
- Buku Budidaya Lobster air tawar (Maria),2012
- Buku memelihara lobster hias ( Widi Setyogati) 2006
- Buku Pencemaran Lingkungan (Rineka Cipta) 2009 .
I. Evaluasi Pembelajaran
1. Sebutkan persiapan media dan metode pemeliharaan lobster air laut.
J. Kunci Jawaban
Mengetahui,
Kepala SUPM Waiheru
A. Kompetensi Dasar
Melakukan Pemeliharaan Lobster Air Laut (Panulirus sp)
B. Indikator
1. Benih diseleksi sesuai dengan prosedur yang benar
2.. Penebaran benih dilakukan sesuai dengan prosedur
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyeleksi benih sesuai dengan prosedur yang benar
2. Siswa dapat melakukan penebaran benih sesuai dengan prosedur
D. Materi Ajar
1. Seleksi benih
2. Penebaran benih
E. Metode Pembelajaran
- Mendengarkan penjelasan guru mata pelajaran
- Mengamati materi yang diproyeksi di LCD
- Tanya jawab
- Diskusi
- Praktek
F. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
- Mempersiapkan siswa
- Salam Pembukaan
- Berdoa
- Absensi Siswa
- Pengaturan Tempat Duduk
- Pemberian Apersepsi
- Pemberian Motivasi
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
- Menyampaikan tujuan pembelajaran
- Menyampaikan teknik seleksi benih
- Menyampaikan teknik penebaran benih lobster air laut sesuai prosedur
Elaborasi
- Siswa Memberikan atau menyumbang pendapat mengenai teknik seleksi benih
dan penebaran benih lobster air laut yang benar.
- Diskusi
- Tanya jawab
Konfirmasi
- Guru meminta siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dibahas
- Memberikan latihan soal
- Mengumpulkan hasil latihan
I. Evaluasi Pembelajaran
1. Jelaskan penyediaan benih lobster
2. Jelaskan penebaran lobster
J. Kunci Jawaban
1. Penyediaan benih masih tergantung pada hasil tangkapan dari alam. Benih hatchery
masih terbatas karena masa pemeliharaan yang panjang sekitar 3 – 7 bulan.
2. Penebaran benih tergantung pada ukuran lobster :
Untuk pembesaran di KJA benih ukuran 20-50 g/ekor ditebar dengan kepadatan 20-40
ekor/m². Sedangkan untuk ukuran 50-150 gram/ekor ditebar dengan kepadatan 1-0-20
ekor/m²/
Untuk pemeliharaan dibak benih ukuran 20-50 gram/ekor ditebar dengan kepadatan 20-
40 ekor/ m². Sedangkan benih ukuran 60-150 gram/ekor diturunkan menjadi 10-20
ekor/m². Hal ini dilakukan untk mencegah terjadinya kanibalisme. Ukuran benih yang
ditebar harus seragam, serta harus dipilih lobster yang sehat dan tidak cacat fisik
seperti : gerakannya gesit, dan warna tubuh yang mengkilat.
Mengetahui,
Kepala SUPM Waiheru
A. Kompetensi Dasar
Melakukan Pemeliharaan Lobster Air Laut (Panulirus sp)
B. Indikator
1. Pemeliharaan dilakukan sesuai dengan prosedur
2. Pemenenan dilakukan sesuai dengan prosedur
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa Dapat Melakukan Pemeliharaan Sesuai Dengan Prosedur
2. Siswa Dapat Melakukan pemanenan sesuai dengan prosedur
D. MATERI AJAR
1. Proses pemeliharaan
2. Proses Pemanenan
E. Metode Pembelajaran
- Mendengarkan penjelasan guru mata pelajaran
- Mengamati materi yang diproyeksi di LCD
- Tanya jawab
- Diskusi
- Praktek
F. Kegiatan Pembekajaran
1. Kegiatan Awal
- Mempersiapkan siswa
- Salam Pembukaan
- Absensi Siswa
- Pengaturan Tempat Duduk
- Pemberian Apersepsi
- Pemberian Motivasi
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
- Menyampaikan tujuan pembelajaran
- Menyampaikan Proses pemeliharaan lobster air laut sesuai prosedur
- Menyampaikan teknik pemanenan lobster air laut sesuai prosedur
Elaborasi
- Siswa Memberikan atau menyumbang pendapat mengenai proses
pemeliharaan dan proses pemanenan lobster air laut sesuai prosedur yang
benar.
- Diskusi
- Tanya jawab
Konfirmasi
- Guru meminta siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dibahas
- Memberikan latihan soal
- Mengumpulkan hasil latihan
3. Kegiatan Penutup
- Menyimpulkan materi belajar
- Menyampaikan materi pelajaran untuk pertemuan berikutnya
- Memberikan tugas rumah tentang proses pemeliharaa dan pemanenan lobster
air laut sesuai prosedur yang
- benar
- Salam Penutup
H. Sumber Pembelajaran
- Buku Budidaya Lobster pembenihan dan pembesaran ( R. Hundo wiyanto, Rudi
Hartono),2007
- Buku Budidaya Lobster air tawar (Maria),2012,
- Buku memelihara lobster hias ( Widi Setyogati) 2006
- Buku Pencemaran Lingkungan (Rineka Cipta) 2009
I. Evaluasi Pembelajaran
1. Jelaskan proses pemeliharan lobster
2. Jelaskan proses pemanenan lobster
J. Kunci Jawaban
1. Selama pembesaran :
Pemberian pakan harus rutin dilakukan, Berupa pakan rucah, cumi-cumi, sotong,
atau kerang sebanyak 10-15 % berat total lobster dalam bak / KJA. Pemberian pakan
sebanyak 2 – 3 kali yitu pada pagi dan sore hari. Setiap 3 – 7 hari lobster mengalami
moulting/ganti kulit. Hal ini membuat pertumbuhannya semakin cepat. Setiap minggu
dilakukan penyortiran / greding uttuk menjaga keseragam lobster agar tidak terjadi
kanibalisme. Pada saat terjadi moulting, lobster tersebut digiring kedalam shelter
(tempat persembunyian) agar tidak dimangsa oleh lobster yang lain.
2. Pemanenan :
Setelah dipelihara selama 4 – 7 bulan didalam bak dedngan berat 400-500
gram/ekor atau 2 – 3 ekor/kg, lobster sudah dapat dipanen. Caranya :
Menangkap satu persatu dengan menggunakan jarring. Lobster dijual dalam
keadaan hidup. Penanganan selama pemanenan usahakan dilakukan dengan baik
sehingga mortalitas tidak banyak. Selama pemeliharaan mortalitas cukup rendah
( 10-15%), Hal ini bukan karena serangan penyakit, melainkan karena penangkapan
yang kurang hati-hati sehingga lobster terluka.
Mengetahui,
Kepala SUPM Waiheru