Anda di halaman 1dari 11

DELEGASI DAN SUPERVISI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latarbelakang
Banyak tuntutan terhadap seorang pemimpin dalam melakukan
manajemen di rumah sakit sehingga menyita waktu yang sangat banyak, membuat
para pemimpin sulit untuk melakukan hal-hal dalam pelaksanaan manajemen
dengan sendiri. Sehingga memerlukan bantuan dari para bawahanya.
Pada saat seperti ini, pemimpin akan memberikan/menyerahkan suatu kekuasaan
kepada bawahanya dengan berbagai ketentuan dan syarat. Pelimpahan kekuasaan
dan wewenang ini adalah deligasi.
Namun dalam pedeligasian, akan dilakukannya penilaian terhadap
kemajuan deligasi tersebut dengan cara melakukan pengawasan yang disebut
supervisi.

B. Tujuan
Mengharapkan mahasiswa mampu melakukan supervisi dan delegasi dengan baik
BAB II
PEMBAHASAN

A. DELEGASI
A. Pengertian
Delegasi yaitu penyelesaian suatu pekaryaan melalui orang lain atau dapat
juga diartikan sebagai pelimpahan suatu tugas kepada seseorang atau kelompok
dalam menyelesaikan tujuan organisasi (Marquis dan Huston, 1998).
Delegasi (Delegation) secara singkat dapat dikatakan bahwa delegasi
adalahpemberian sebagaian tanggung jawab dan kewibawaan kepada orang lain
(Charles J. Keating, 1991).
Menurut P. Jenks (1991) dalam bukunya Delegas kunci management
menyatakan bahwa Menjadi seorang delegator yang baik adalah merupakan suatu
proses belajar maupun sebagai suatu cara untuk memperoleh hasil yang spesifik.
Delegasi adalah proses dimana manajer mengalokasikan wewenang kepada
bawahannya. Sebagai manajer perawat menerima prinsip-prinsip delegasi agar
menjadi lebih produktif dalam melakukan fungsi-fungsi manajemen lainnya.

B. Pedoman Pelimpahan Wewenang (Pendelegasian)


Pendelegasian (pelimpahan wewenang) merupakan salah satu elemen penting
dalam fungsi pembinaan. Sebagai manajer perawat dan bidan menerima prinsip-
prinsip delegasi agar menjadi lebih produktif dalam melakukan fungsi-fungsi
manajemen lainnya. Delegasi wewenang adalah proses dimana manajer
mengalokasikan wewenang kepada bawahannya.
a. Asas-asas pendelegasian
 Asas Kepercayaan
 Asas Delegasi Atas Hasil yang Diharapkan
 Asas Penentuan fungsi dan Kejelasan Tugas
 Asas Rantai Berkala (Principle Scolar of Chain)
 Asas Tingkat Wewenang (The Authority Level Participle)
 Asas Kesatuan Komando (principle Unity of Command)
 Asas Keseimbangan Wewenang & Tanggung Jawab (Parity Of Authority &
Responsibility )
 Asas Pembagian Kerja (Devision of Work)
 Asas Efisiensi
 Asas Kemutlakan Tanggung Jawab (Principle of Authority of Responsibility)

b. Syarat-Syarat Pendelegasian
Agar pendelegasian wewenang dapat berhasil dengan baik, sesuai dengan
tujuan, maka harus dilakukan dengan tepat atau baik pula. Adapun syarat-
syaratnya seperti yang dikemukakan oleh Drs. Sutrisno :
 Adanya kesediaan atau keikhlasan atasan untuk memberikan pelimpahan.
 Tiap-tiap bawahan yang mendapat pelimpahan harus mempertimbangkan
kemampuannya.
 Tugas dan wewenang yang diserahkan harus jelas, bawahan mengerti keinginan
atasan dengan adanya pelimpahan itu.
 Pelimpahan yang telah diberikan tidak boleh diperlemah oleh atasan, yang
mengakibatkan tidak tercapainya tujuan.

C. Cara Pendelegasian
Manajer pada seluruh tingkatan dapat menyiapkan tugas-tugas yang dapat
didelegasikan dari eksekutif perawat sampai eksekutif departemen atau kepala
unit, dan dari kepala unit sampai perawat/bidan klinis. Delegasi mencakup
kewenangan untuk persetujuan, rekomendasi atau pelaksanaan. Tugas-tugas
seharusnya dirangking dengan waktu yang diperlukan untuk melaksanakannya
dan sebaiknya satu kewajiban didelegasikan pada satu waktu.
Adapun cara pendelegasian yaitu :
1) Seleksi dan susun tugas
Sediakan waktu yang cukup untuk menyusun daftar tugas-tugas yang harus
dilimpahkan secara rasional dan dapat dilaksanakan oleh staf. Kemudian
menyiapkan laporan yang kontinyu, menjawab setiap pertanyaan, menyiapkan
jadual berurutan dengan kriteria waktu yang diperlukan dan pentingnya bagi
institusi.
2) Seleksi orang yang tepat
Pilih orang yang sesuai untuk melaksanakan tugas limpah tersebut berdasarkan
kemampuan dan persyaratan lainnya.
3) Berikan arahan dan motivasi kepada staf
Salah satu kesalahan dalam pendelegasian adalah ketiadaan arahan yang jelas.
4) Lakukan supervisi yang tepat.
Anda harus bisa menentukan kapan dan apa yang perlu dilakukan supervisi dan
bantuan. Sepanjang kontrol penting, tergantung bagaimana staf melihatnya.
 Overcontrol, kontrol yang terlalu berlebihan akan merusak delegasi yang
diberikan.
 Undercontrol, kontrol yang kurang juga akan berdampak buruk terhadap
delegasi, dimana staf akan tidak produktif melaksanakan tugas limpah dan
berdampak secara signifikan terhadap hasil yang diharapkan.

D. Tempat dan Waktu Pendelegasian


Hindari mendelegasikan kekuasaan dan tetap mempertahankan moral dalam
pelaksanaannya. Kontrol dilakukan khusus pada pekerjaan yang sangat teknis
atau tugas tugas yang melibatkan kepercayaan. Hal ini merupakan hal yang
kompleks dalam manajemen keperawatan/kebidanan, sehingga memerlukan
pengetahuan dan kemampuan yang khusus. Manajer perawat/bidan yang akan
menangani hal tersebut seharusnya memiliki kemampuan ilmu manajemen dan
perilaku. Mendelegasikan tugas dan tanggung jawab dapat menyebabkan
perawat/bidan klinis berasumsi bahwa manajer tidak mampu untuk menangani
tanggung jawab kepemimpinannya terhadap manajemen keperawatan/kebidanan.
Adapun tempat dan waktu pendelegasian
1).Tugas rutin
Tugas rutin seperti wawancara lamaran pekaryaaan, bertanggung jawab terhadap
masalah-masalah yang kecil, dan menyeleksi surat.
2).Tugas yang tidak mencukupi waktunya
Tugas limpah yang dikerjakan oleh staf karena manajer tidak mempunyai cukup
waktu untuk mengerjakannya.
3).Penyelesaian masalah
Pendelegasian yang diberikan kepada staf dengan tujuan memberikan pengalaman
kepada staf untuk menyelesaikannya. Staf akan termotivasi apabila mereka
menerimanya sebagai suatu tantangan.
4).Peningkatan kemampuan
Pendelegasian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan staf dan tim.
Dengan pengelolaan yang sesuai, pelimpahan akan menjadikan suatu latihan bagi
staf untuk belajar.
5).Kapan pendelegasian tidak diperlukan
Delegasi dapat mengakibatkan masalah jika tugas limpah tidak dilaksanakan
sesuai yang diharapkan. Untuk menghindari kesalahan tersebut tanggung jawab
manajer yaitu : 1) Disiplin dalam pemberian wewenang; 2) Bertanggung jawab
terhadap pembinaan moral staf; 3) Perlunya suatu kontrol; 4) Hindari kesalahan
dalam penyampaian pendelegasian.

B. SUPERVISI
A. Pengertian
Supervisi adalah upaya yang dilakukan dalam rangka pemantauan disertai
dengan pemberian bimbingan, penggerakan atau motivasi dan pengarahan
(Depkes, 2008).
Supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya adalah
mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama (H. Burton, dalam Pier AS,
1997).
Supervisi adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing, mengajar,
mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi secara
terus menerus pada setiap perawat dengan sabar, adil serta bijaksana sehingga
setiap perawat dapat memberikan asuhan keperawatan dengan baik, terampil,
aman, cepat dan tepat secara menyeluruh sesuai dengan kemampuan dan
keterbatasan dari perawat. (Thora Kron, 1987).
Supervisi adalah suatu proses yang menunjang manajemen dimana sebagian
besar kegiatan merupakan bimbingan dan sebagian kecil pengawasan.

B. Tujuan
Mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang nyaman, ini tidak hanya
meliputi lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja diantaranya para tenaga
keperawatan dan tenaga lainnya , juga meliputi jumlah persediaan dan kelayakan
perawatan agar memudahkan pelaksanaan tugas. Oleh karena itu tujuan supervisi
adalah :
a.Mengorganisasikan staf dan pelaksanan keperawatan.
b.Melatih staf dan pelaksana keperawatan.
c.Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya agar menyadari dan mengerti
terhadap peran, fungsi sebagai staf dan pelaksana asuhan keperawatan.
d.Memberikan layanan kemampuan staf dan pelaksana keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan.
Tujuan supervisi adalah pemenuhan dan peningkatan pelayananan pada klien dan
keluarga yang berfokus pada kebutuhan, ketrampilan dan kemampuan perawat
dalam melaksanakan tugas.

C. Prinsip Supervisi
1.Didasarkan atas hubungan profesional dan bukan pribadi
2.Kegiatan yang direncanakan secara matang
3.Bersifat edukatif, supporting dan informal
4.Memberikan perasaan aman pada staf dan pelaksanaan keperawatan
5.Membentuk suatu kerjasama yang demokratis antara supervisor dan staf dan
pelaksana keperawatan.
6.Harus objektif dan sanggup mengadakan “self evaluation”.
7.Harus progresif, inovatif, fleksibel dan dapat mengembangkan kelebihan
masing-masing
8.Konstruktif dan kreatif dalam mengembangkan diri disesuaikan dengan
kebutuhan.
9.Dapat meningkatkan kinerja bawahan dalam upaya meningkatkan kualitas
asuhan keperawatan.
10.Dilakukan sesuai dengan struktur organisasi.
11.Memerlukan pengetahuan dasar manajemen, ketrampilan hubungan antar
manusia dan kemampuan menerapkan prinsip manajemen dan kepemimpinan.
12.Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisir dan dinyatakan melalui
petunjuk, peraturan, uraian tugas dan standart.
13.Merupakan visi, misi, falsafah, tujuan dan rencana yang spesifik.
14.Menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi efektif, kreatifitas dan
motivasi.

D. Proses Supervisi
1.Pra supervisi
a.Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi.
b.Supervisor menetapkan tujuan
2. Supervisi
a.Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat ukur atau instrumen
yang telah disiapkan.
b.Supervisor mendapat beberapa hal yang memerlukan pembinaan.
c.Supervisor memanggil Perawat Primer dan Perawat Associste untuk
mengadakan pembinaan dan klarifikasi permasalahan.
d.Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada.
e.Supervisor melakukan tanya jawab dengan Perawat Primer dan Perawat
Associate
f.Supervisor memberikan masukan dan solusi pada Perawat Primer dan
Perawat Associate
g.Supervisor memberikan reinforcement pada Perawat Primer dan Perawat
Associate.

Supervisi dapat dilakukan dalam 2 teknik yaitu :


1. Langsung
Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung. Pada
supervisi modern diharapkan supervisor terlibat dalam kegiatan agar pengarahan
dan pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai perintah. Cara memberikan
pengarahan yang efektif adalah :
 Pengarahan harus lengkap
 Mudah dipahami
 Menggunakan kata-kata yang tepat
Berbicara dengan jelas dan lambat
Berikan arahan yang logis
 Hindari memberikan banyak arahan pada satu saat
 Pastikan bahwa arahan dipahami
 Yakinkan bahwa arahan anda dilaksanakan atau perlu tindak lanjut
2. Tidak langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan,. Supervisor
tidak melihat langsung kejadian di lapangan, sehingga mungkin terjadi
kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis.

E. Kompetensi seorang sopervisi


Seorang supervisor harus memiliki kemampuan dalam :
a.Memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas, sehingga dapat
dimengerti oleh staf dan pelaksana keperawatan.
b.Memberikan saran, nasehat dan bantuan kepada staf/pelaksana
keperawatan.
c.Memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja staf dan
pelaskanaan keperawatan.
d.Proses kelompok (dinamika kelompok).
e.Memberikan latihan dan bimbingan yang diperlukan oleh staf dan
pelaksanaan keperawatan.
f.Melakukan penilaian terhadap penampilan kinerja perawat.
g.Mengadakan pengawasan agar asuhan keperawatan lebih baik.

F. Supervisor
a. Kepala Ruangan :
1).Bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan keperawatan pada klien
di ruang perawatan
2).Merupakan ujung tombak penentu tercapai atau tidaknya tujuan
pelayanan kesehatan di rumah sakit.
3).Mengawasi perawat pelaksana dalam melaksanakan praktek
keperawatan diruang perawatan.
b.Pengawas perawatan :
Bertanggung jawab dalam mensupervisi pelayanan pada kepala ruangan
yang ada di instalasinya.
c. Kepala seksi perawatan :
Mengawasi instalasi dalam melaksanakan tugas secara langsung dan
seluruh perawat secara tidak langsung.
d.Kepala Bidang keperawatan
Kabid Keperawatan bertanggung jawab untuk melakukan supervisi kepada
kepala seksi secara langsung dan semua perawat secara tidak langsung.

G. Area Supervisi
a.Pengetahuan dan pengertian tentang klien.
b.Ketrampilan yang dilakukan disesuaikan dengan standar.
c.Sikap penghargaan terhadap pekerjaan misalnya kejujuran, empati

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Delegasi adalah proses dimana manajer mengalokasikan wewenang kepada
bawahannya. Sebagai manajer perawat menerima prinsip-prinsip delegasi agar
menjadi lebih produktif dalam melakukan fungsi-fungsi manajemen lainnya.
Supervisi adalah suatu proses yang menunjang manajemen dimana sebagian
besar kegiatan merupakan bimbingan dan sebagian kecil pengawasan.

B. Saran
Delegasi dan supervisi sebaiknya dilakukan oleh orang yang telah memiliki
kompetensi yang baik untuk mencapai keberhasilan. Karena kegagalan dalam
melakukan delegasi dan supervisi dipengaruhi oleh beberapa hal termasuk
pengetahuan dan kemampuan seseorang.

DAFTAR PUSTAKA
Nursalam, 2002. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta : Salemba Medika.
Nursalam, 2007. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.
Nursalam, (2008) Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Edisi 2, Salemba Medika, Jakarta.
Charles J. Keating. 1991. Kepemimpinan teori dan Pengembanganya. Yogyakar
Kanisius
http://www.slideshare.net/aminudinharahap/makalah-manajemen-pendelegasian

Anda mungkin juga menyukai