Anda di halaman 1dari 20

HUBUNGAN EVALUASI PENDIDIKAN DENGAN

PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013 DAN INOVASI


KURIKULUM DENGAN PEMBELAJARAN
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah

Teori Belajar dan Pembelajaran

Dosen pengampu: Marja, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

IWAN
1103617113

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat limpahan rahmat, karunia dan hidayahNya lah kami dapat
menyelesaikan makalah mengenai ” Hubungan Evaluasi Pendidikan Dengan
Pengembangan Kurikulum Dan Model Pembelajaran”. Selain bertujuan untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran, laporan ini juga
disusun dengan maksud agar pembaca dapat memperluas ilmu dan pengetahuan
tentang Teori Belajar dan pembelajaran.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Teori
Belajar dan Pembelajaran, Pak Marja, M.Pd yang telah membimbing kami. Tak
lupa pula ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan laporan ini.

Kritik dan saran selalu kami harapkan demi penyempurnaan makalah-


makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih
luas kepada pembaca.

Jakarta, 15 Desember 2018

Iwan

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 1

BAB II ..................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3

A. Evaluasi Pendidikan ..................................................................................... 3

B. Evaluasi Kurikulum ..................................................................................... 7

C. Inovasi Kurikulum ....................................................................................... 9

D. Pengembangan Kurikulum 2013 ................................................................ 11

E. Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences) dalam Kurikulum 2013.... 13

F. Hubungan Evaluasi dan Inovasi dengan Pembelajaran ............................. 13

BAB III ................................................................................................................. 15

PENUTUP ............................................................................................................. 15

A. Kesimpulan ................................................................................................ 15

B. Saran ........................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pelaksanaan pendidikan, kurikulum memiliki peranan sebagai arah yang
digunakan dalam acuan pencapaian visi dan misi pendidikan. Agar kurikulum pendidikan
itu tercapai sesuai relevansinya diperlukan bebagai macam upaya dalam proses
pelaksanaannya. Salah satu yang paling penting adalah evaluasi pendidikan.

Evaluasi pendidikan sangat penting sebagai kontrol dan tolak ukur terintegrasinya
perencanaan, proses, dan hasil pendidikan. Meskipun pada dasarnya makna evaluasi
sangatlah luas, dilakukan secara berkelanjutan, namun pada konteks evaluasi pendidikan
kali ini lebih menekankan pada evaluasi kurikulum dan implementasi kurikulum, serta
kemajuan-kemajuan setiap unsur pendidikan.

Evaluasi kurikulum dilakukan sebagai pengawasan keberhasilan pencapaian


kurikulum pendidikan itu sendiri yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-
kebutuhan dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan untuk kemajuan. Mengevalusi
sistem pendidikan adalah mengevaluasi seluruh komponen pendidikan termasuk
didalamnya evaluasi terhadap kurikulum. Sehingga akan didapatkan hasil dan tujuan
pendidikan yang maksimal.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian evaluasi pendidikan?
2. Apa pengertian evaluasi kurikulum?
3. Apa pengertian inovasi kurikulum ?
4. Bagaimana pengembangan kurikulum 2013?
5. Bagaimana hubungan evaluasi pendidikan dan inovasi kurikulum dengan
pembelajaran?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Untuk Mengetahui pengertian evaluasi pendidikan
2. Untuk Mengetahui pengertian evaluasi pendidikan
3. Untuk Mengetahui pengertian inovasi pendidikan
4. Untuk Mengetahui bagaimana pengembangan kurikulum 2013

1
2

5. Untuk Mengetahui hubungan evaluasi pendidikan dan inovasi kurikulum dengan


pembelajaran
BAB II

PEMBAHASAN
A. Evaluasi Pendidikan
1. Pengertian Evaluasi Pendidikan

Evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi


yang sangant diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan (Mehrens &
Lehmann, 1978:5). Sesuai dengan pengertian tersebut maka setiap kegiatan evaluasi atau
penilaian merupakan suatu proses yang sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi
atau data; berdasarkan data tersebut kemudian dicoba membuat suatu keputusan. Sudah
barang tentu informasi atau data yang dikumpulkan itu haruslah data yang sesuai dan
mendukung tujuan evaluasi yang direncanakan. Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis
untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pembelajaran
telah dicapai oleh siswa. Dalam hubungannya dengan keseluruahan proses pembelajaran,
tujuan pembelajaran dan proses belajarmengajar serta prosedur evaluasi saling berkaitan dan
tidak dapat dipisahkan satu dari yang lain. Bahan atau materi pengajaran apa yang akan
diajarkan dan metode apa yang akan digunakan sangat bergantung pada tujuan pengajaran
yang telah dirumuskan. Demikian pula bagaimana prosedur evaluasi harus dilakukan serta
bentukbentuk tes atau alat evaluasi mana yang akan dipakai untuk menilai hasil pembelajaran
tersebut harus dikaitkan dan mengacu kepada bahan dan metode mengajar yang digunakan
dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Dalam penyusunan program satuan
pelajaran, program caturwulan, dan program semester, ketiga komponen tersebut tidak dapat
diabaikan, bahkan harus selalu digunakan sebagai acuan.1

2. Jenis-Jenis Evaluasi

Abdul Mujid dan Jusuf Mudzakir (2010:217) mengatakan ada empat macam jenis-
jenis evaluasi yang dapat diterapkan dalam pendidikan Islam, yaitu:
1. Evaluasi Formatif

1
DR. H. MUHAMMAD BASIR, M.Pd. Evaluasi Pendidikan , sengkang : lampena intimedia, 2015.
Hal 1-2.
3
Evaluasi yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai peserta
didik setelah ia menyelesaikan program dalam satuan bahan pelajaran pada suatu
bidang studi tertentu. Fungsi penilaian pormatif ini untuk memperbaiki proses

4
5

pembelajaran kearah yang lebih baik dan efesien atau memperbaiki satuan atau
rencana pembelajaran.
2. Evaluasi Sumatif
Evaluasi yang dilakukan terhadap hasil belajar peserta didik setelah mengikuti
pelajaran pada suatu catur wulan, satu semester, atau akhir tahun untuk menentukan
jenjang berikutnya. Fungsi penilaian sumatif untuk mengetahui angka atau nilai murid
setelah mengikuti program pembelajaran dalam satu semester atau akhir tahun.
3. Evaluasi penempatan (placement)
Evaluasi yang dilakukan sebelum anak mengikuti proses belajar mengajar
untuk kepentingan penempatan pada jurusan atau fakultas yang di inginkan. Fungsi
dari evaluasi ini untuk mengetahui keadaan peserta didik secara bertahap kemudian
kepribadian secara menyeluruh.
4. Evaluasi Diagonis
Evaluasi terhadap hasil peneletian tentang keadaan belajar peserta didik, baik
merupakan kesulitan - kesulitan atau hambatan yang ditemui dalam situasi belajar
mengajar. Fungsi evaluasi dianostik untuk permasalahan yang mengganggu peserta
didik, hal ini akan mengakibatkan pesera didik mengalami kesulitan, hambatan atau
gangguan dalam satu bidang studi.
Sedangkan Ramayulis (2008:336) mengatakan ada lima macam jenis-jenis evaluasi
yang dapat diterapkan dalam pendidikan Islam, yaitu:
1. Penilaian Formatif
Yaitu penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh peserta
didik setelah menyelesaikan program dalam satuan bahan pelajaran pada suatu bidang
studi tertentu.
2. Penilaian Sumatif
Yaitu penilaian yang dilakukan terhadap hasil belajar peserta didik yang telah
selesai mengikuti pelajaran dalam satu catur wulan semester, atau akhir tahun.
3. Penilaian Penempatan (placement)
Yaitu penilaian tentang pribadi peserta didik untuk kepentingan penempatan
didalam situasi belajar mengajar yang sesuai dengan anak didik tersebut.
4. Penilaian Diagnostik
6

Yaitu penilaian yang dilakukan terhadap hasil penganalisaan tentang keadaan


belajar peserta didik baik yang merupakan kesulitan-kesulitan atau hambatan yang
ditemui dalam situasi belajar mengajar.
5. Penilaian Berbasis Kelas
Yaitu suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi
tentang proses dan hasil belajar peserta didik dengan menetapkan prinsip-prinsip
penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti autentik, actual dan konsisten, serta
mengindentifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar pada mata pelajaran yang
dikemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah
dicapai disertai dengan petunjuk kemajuan belajar peserta didik dan pelapornya.2
3. Manfaat Evaluasi Pendidikan
Dalam Pendidikan, tujuan evaluasi lebih ditekankan pada penguasaan sikap (afektif
dan psikomotor) ketimbang asfek kogritif. Penekanan ini bertujuan untuk mengetahui
kemampuan peserta didik yang secara besarnya meliputi empat hal, yaitu ;
1. Sikap dan pengalaman terhadap hubungan pribadinya dengan Tuhannya,
maksunya Sejauh mana loyalitas dan pengabdiannya kepada Allah dengan
indikasi-indikasi lahiriah berupa tingkah laku yang mencerminkan keimanan dan
ketaqwaan kepada Allah SWT.
2. Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan dirinya dengan masyarakat,
maksudnya Sejauh mana peserta didik dapat menerapkan nilai-nilai agamanya da
kegiatan hidup bermasyarakt, seperti ahlak yang mulia dan disiplin.
3. Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan kehidupannya dengan alam
sekitarnya, maksudnya Bagaimana peserta didik berusaha mengelola dan
memelihara, serta menyesuaikan diri dengan alam sekitarnya, apakah ia merusak
ataukah memberi makna bagi kehidupannya dan masyarakat dimana ia berada.
4. Sikap dan pandangan terhadap diri sendiri selaku hamba Allah Swt., khalifah
Allah Swt., serta anggota masyarakat, maksudnya Bagaimana dan sejauh mana ia
memandang diri sendiri sebagai hamba Allah dalam menghadapi kenyataan
masyarakat yang beraneka ragam budaya, suku dan agama.

2
Mujid, Abdul dan Jusuf Mudzakir.2010.Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta:Kencana Prenida Media. Hal
55.
7

Menurut Muchtar Buchari mengemukakan, ada dua tujuan evaluasi dalam


Pendidikan, yaitu;
1. Untuk mengetahui kemajuan belajar peserta didik setelah menyadari pendidikan
selama jangka waktu tertentu.
2. Untuk mengetahui tingkah efisien metode pendidikan yang dipergunakan dalam
jangka waktu tertentu.

B. Evaluasi Kurikulum
1. PENGERTIAN EVALUASI KURIKULUM
Pemahaman mengenai pengertian evaluasi kurikulum dapat berbeda-beda sesuai
dengan pengertian kurikulum yang bervariasi menurut para pakar kurikulum. Oleh karena itu
penulis mencoba menjabarkan definisi dari evaluasi dan definisi dari kurikulum secara per
kata sehingga lebih mudah untuk memahami evaluasi kurikulum.Pengertian evaluasi
menurut joint committee, 1981 ialah penelitian yang sistematik atau yang teratur tentang
manfaat atau guna beberapa obyek. Purwanto dan Atwi Suparman, 1999 mendefinisikan
evaluasi adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan
reliabel untuk membuat keputusan tentang suatu program. Rutman and Mowbray 1983
mendefinisikan evaluasi adalah penggunaan metode ilmiah untuk menilai
implementasi dan outcomes suatu program yang berguna untuk proses membuat
keputusan. Chelimsky 1989 mendefinisikan evaluasi adalah suatu metode penelitian yang
sistematis untuk menilai rancangan, implementasi dan efektifitas suatu program. Dari definisi
evaluasi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi adalah penerapan prosedur ilmiah
yang sistematis untuk menilai rancangan, implementasi dan efektifitas suatu program.
Sedangkan pengertian kurikulum adalah :
a. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Pasal 1 Butir 19
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional);
b. Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pembelajaran serta
metode yang digunakan sebagai pedoman menyelenggarakan kegiatan
pembelajaran (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 725/Menkes/SK/V/2003
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan di bidang Kesehatan.).
8

c. Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai


isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di perguruan
tinggi (Pasal 1 Butir 6 Kepmendiknas No. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan
Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa);
d. Menurut Grayson (1978), kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan
keluaran (out- comes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran. Perencanaan
tersebut disusun secara terstruktur untuk suatu bidang studi, sehingga memberikan
pedoman dan instruksi untuk mengembangkan strategi pembelajaran (Materi di dalam
kurikulum harus diorganisasikan dengan baik agar sasaran (goals) dan tujuan
(objectives) pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai;e. Sedangkan menurut
Harsono (2005), kurikulum merupakan gagasan pendidikan yang diekpresikan dalam
praktik. Dalam bahasa latin, kurikulum berarti track atau jalur pacu. Saat ini definisi
kurikulum semakin berkembang, sehingga yang dimaksud kurikulum tidak hanya
gagasan pendidikan tetapi juga termasuk seluruh program pembelajaran yang
terencana dari suatu institusi pendidikan.3
Dari pengertian evaluasi dan kurikulum di atas maka penulis menyimpulkan bahwa
pengertian evaluasi kurikulum adalah penelitian yang sistematik tentang manfaat, kesesuaian
efektifitas dan efisiensi dari kurikulum yang diterapkan. Atau evaluasi kurikulum adalah
proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliable untuk
membuat keputusan tentang kurikulum yang sedang berjalan atau telah dijalankan.
Evaluasi kurikulum ini dapat mencakup keseluruhan kurikulum atau masing-masing
komponen kurikulum seperti tujuan, isi, atau metode pembelajaran yang ada dalam
kurikulum tersebut.Secara sederhana evaluasi kurikulum dapat disamakan dengan penelitian
karena evaluasi kurikulum menggunakan penelitian yang sistematik, menerapkan prosedur
ilmiah dan metode penelitian. Perbedaan antara evaluasi dan penelitian terletak pada
tujuannya. Evaluasi bertujuan untuk menggumpulkan, menganalisis dan menyajikan data
untuk bahan penentuan keputusan mengenai kurikulum apakah akan direvisi atau diganti.
Sedangkan penelitian memiliki tujuan yang lebih luas dari evaluasi yaitu menggumpulkan,
menganalisis dan menyajikan data untuk menguji teori atau membuat teori baru.1,2,3

3
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan
Akademik dan Kemahasiswaan,(2003). Buku II –Kurikulum Program Studi.
9

Fokus evaluasi kurikulum dapat dilakukan pada outcome dari kurikulum tersebut
(outcomes based evaluation) dan juga dapat pada komponen kurikulum tersebut
(intrinsic evaluation). Outcomes based evaluation merupakan fokus evaluasi kurikulum
yang paling sering dilakukan. Pertanyaan yang muncul pada jenis evaluasi ini adalah “apakah
kurikulum telah mencapai tujuan yang harus dicapainya?” dan “bagaimanakah pengaruh
kurikulum terhadap suatu pencapaian yang diinginkan?”. Sedangkan fokus evaluasiintrinsic
evaluation seperti evaluasi sarana prasarana penunjang kurikulum, evaluasi sumber daya
manusia untuk menunjang kurikulum dan karakteristik mahasiswa yang menjalankan
kurikulum tersebut.
2. Pentingnya Evaluasi Kurikulum
Penulis setuju dengan pentingnya dilakukan evaluasi kurikulum. Evaluasi kurikulum
dapat menyajikan informasi mengenai kesesuaian, efektifitas dan efisiensi kurikulum
tersebut terhadap tujuan yang ingin dicapai dan penggunaan sumber daya, yang mana
informasi ini sangat berguna sebagai bahan pembuat keputusan apakah kurikulum tersebut
masih dijalankan tetapi perlu revisi atau kurikulum tersebut harus diganti dengan kurikulum
yang baru. Evaluasi kurikulum juga penting dilakukan dalam rangka penyesuaian dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi dan kebutuhan pasar yang berubah.
Evaluasi kurikulum dapat menyajikan bahan informasi mengenai area – area
kelemahan kurikulum sehingga dari hasil evaluasi dapat dilakukan proses perbaikan menuju
yang lebih baik. Evaluasi ini dikenal dengan evaluasi formatif. Evaluasi ini biasanya
dilakukan waktu proses berjalan. Evaluasi kurikulum juga dapat menilai kebaikan kurikulum
apakah kurikulum tersebut masih tetap dilaksanakan atau tidak, yang dikenal evaluasi
sumatif.

C. Inovasi Kurikulum
1. Pengertian Inovasi Kurikulum
Inovasi adalah pembaharuan yang berdekatan dengan perubahan atau perbaikan.
Perubahan adalah pergeseran posisi, atau keadaan yang memungkinkan membawa kearah
kebaikan, tetapi kadang juga malah membawa keburukan.

Menurut beberapa ahli makna inovasi yaitu:


1. Roger (1983) mengemukakan bahwa inovasi adalah ide, praktik atau objek yang
dianggap baru oleh individu atau unit penerimaan lainya.
10

2. Miles (1973) mengatakan, bahwa inovasi adalah sesuatu yang disengaja, baru, perubahan
khusus yang dianggap lebih manjur untuk mewujudkan tujuan dari sebuah sistem.
3. Noel dan Nicols (1983) mengemukakan, inovasi adalah suatu perubahandalam salah satu
komponen sistem pendidikan yang bertujuan memperbaiki aspek-aspek tertentu dalam
sistem sebagai suatu keseluruhan.
4. Ibrahim dalam Subandiyah (1992) mengemukakan, inovasi adal penemuan yang dapat
berupa suatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagai suatu yang baru bagi
seseorang atau sekelompok orang (masyarakat).
Sedangkan kurikulum merupakan alat yang sangat penting dalam keberhasilan suatu
pendidikan, tanpa adanya kurikulum yang baikdan tepat maka akan sulit dalam mencapai
tujuan dan sasaran pendidikan yang di cita-citakan oleh sebuah lembaga pendidikan, baik
formal, informal maupun nonformal. Adapun pengertian kurikulum menurul Smith dan
kawan-kawan adalah sebagaian rangkaian pengalaman yang secara potensial dapat diberikan
kepada anak. Jadi dapat disimpulkan bahwa inovasi kurikulum adalah usaha melakukan
pembaharuan sistem kurikulum untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
2. Prosedur Pengembangan Inovasi Kurikulum
Pengembangan kurikulum mempunyai makna yang cukup luas. Menurut Sukmadinata
(2001:I), pengembangan kuriulum bisa berarti penyusunan kurikulum yang sama sekali baru
(curriculum construction), bisa juga menyempurnakan kurikulum yang telah ada
(curriculum improvement). Dalam mengembangkan suatu kurikulum, Seller memandang
bahwa kurikulum harus dimulai dari menentukan orientasi kurikulum, yakni kebijakan-
kebijakan umum, misalnya arah dan tujuan pendidikan, pandangan tentang hakikat belajar
dan hakikat anak didik, pandangan tentang keberhasilan implementasi kurikulum dan
sebagainya. Berikut ini adalah beberapa karakteristik dalam pengembangan kurikulum :

a. Rencana kurikulum harus dikembangkan dengan tujuan yang jelas. Salah satu
maksud utama rencana kurikulum adalah mengidentifikasi cara untuk tercapainya
tujuan.
b. Suatu program atau kegiatan yang dilaksanakan di sekolah merupakan bagian dari
kurikulum yang dirancang selaras dengan prosedur pengembangan kurikulum.
c. Rencana kurikulum yang baik dapat menghasilkan terjadinya proses belajar yang
baik, karena berdasarkan kebutuhan dan minat siswa.
11

d. Rencana kurikulum harus mengenalkan dan mendorong diversitas di antara para


pelajar. Poses belajar akan menyenangkan jika rencana kurikulum menyediakan
berbagai kesempatan yang memungkinkan mereka mengembangkan potensi
pribadi, melakukan berbagai kegiatan, dan memanfaatkan berbagai sumber di
sekolah.

Rencana kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa pengguna. Oleh
karena itu, pengembangan kurikulum harus mengandung gagasan yang jelas tentang tahapan
kognitif, kebutuhan perkembangan, gaya belajar, prestasi awal, konsep belajar siswa, dan
lain-lain.4

D. Pengembangan Kurikulum 2013


1. Kurikulum 2013

Terdapat tiga hal dalam pembahasan kurikulum dan pengembangannya yaitu pertama
kurikulum sebagai rencana (as a plan) yang menjadi pedoman (guideline) dalam mencapai
tujuan yang akan dicapai. Kedua, kurikulum sebagai materi atau isi (curriculum as a content)
yang akan disampaikan kepada peserta didik. Ketiga, dengan cara apa dan bagaimana
kurikulum disampaikan. Ketiga hal tersebut adalah satu kesatuan dan bersinergi dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum
dapat dipahami sebagai sebuah proses penyusunan rencana tentang isi atau materi pelajaran
yang harus dipelajari dan bagaimana cara mempelajarinya. Dalam hal ini pengembangan
kurikulum adalah sebuah proses yang terus-menerus (continue), dinamis (dynamic), dan
kontekstual (contextual).

Begitu halnya dengan kurikulum 2013, kurikulum ini merupakan pengembangan dari
kurikulum sebelumnya dalam rangka merespon berbagai tantangan yang dihadapi, baik
internal dan eksternal. Tahap pengembangannya dilakukan melalui proses atau siklus
pengembangan kurikulum yang biasa disingkat dengan akronim ARBIME yaitu Analisis,
Rancangan, Bangunan, Implementasi, Monitoring, dan Evaluasi. Titik tekan pengembangan
kurikulum 2013 adalah penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum,
pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses pembelajaran, dan penyesuaian beban
belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang

4
Hamalik, Oemar. 2008. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya. hlm
254-263
12

dihasilkan. Pengembangan kurikulum 2013 menjadi amat penting sejalan dengan kontinuitas
kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya serta perubahan masyarakat pada
tataran lokal, nasional, regional, dan global di masa depan. Aneka kemajuan dan perubahan
tersebut melahirkan tantangan internal dan eksternal di bidang pendidikan. Itulah sebab,
pengembangan dan implementasi kurikulum 2013 merupakan langkah strategis dalam
menghadapi globalisasi dan tuntutan masyarakat Indonesia masa depan yang diinginkan.5

Pengembangan dan penyempurnaan kurikulum dalam sistem pendidikan nasional terus


dilakukan. Hal ini dilakukan sebagai respon terhadap tuntutan, perubahan, perkembangan dan
tantangan zaman yang dihadapi, baik internal maupun eksternal, terutama dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Perubahan Kurikulum 2013 merupakan wujud pengembangan
dan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya ke kurikulum KTSP tahun 2006 yang dalam
implementasinya dijumpai beberapa masalah yaitu (1) Konten kurikulum terlalu padat yang
ditunjukkan dengan banyaknya matapelajaran dan banyak materi yang keluasan dan tingkat
kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak, (2) Belum sepenuhnya berbasis
kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, (3) Kompetensi
belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan, (4)
Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan, misalnya
pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills,
kewirausahaan belum terakomodasi di dalam kurikulum, (5) Kurikulum belum peka dan
tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global,
(6) Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci
sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada
pembelajaran yang berpusat pada guru, (7) Standar penilaian belum mengarahkan pada
penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya
remediasi secara berkala, dan (8) Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih
rinci agar tidak menimbulkan multitafsir.

Atas dasar pertimbangan tersebut itulah dilakukan pegembangan dan penyempurnaan


yang kemudian dikenal dengan Kurikulum 2013. Pengembangan Kurikulum 2013
dilaksanakan atas dasar beberapa prinsip utama harus ditaati. Prinsip-prinsip pengembangan
tersebut adalah pertama, standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan. Kedua,

5
Imam Machali, Dimensi Kecerdasan Majemuk Dalam Implementasi kurikulum 2013, Insania, Vol.
19, No. 1, Januari-juni 2014, Hal 23-25.
13

standar isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui kompetensi inti yang bebas
mata pelajaran. Ketiga, semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Keempat, mata pelajaran diturunkan dari
kompetensi yang ingin dicapai. Kelima, semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti.
Keenam, keselarasan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian.
Pengembangan Kurikulum 2013 ini merupakan langkah lanjutan pengembangan Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan secara terpadu.6

E. Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences) dalam Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 mengandung pengembangan dimensi kecerdasan majemuk (multiple
intelligences) yang dapat dilihat dalam tiga hal pertama, pada pengembangan kompetensi
yang terdiri dari empat kompetensi inti (KI) yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan,
dan keterampilan. Dalam rumpun kecerdasan majemuk masuk pada dimensi kecerdasan
eksistensial, kecerdasan Interpersonal, Kecerdasan Intrapersonal, kecerdasan linguistik,
kecerdasan logical-mathematical, kecerdasan musikal, kecerdasan visual/spatial,
bodilykinesthetic, dan kecerdasan naturalis/Lingkungan. Kedua adalah pendekatan yang
digunakan berupa pendekatan saintifik (scientific approach) meliputi; mengamati
(observing), menanya (questioning), mencoba (experimenting), menalar (associating), dan
mengkomunikasikan (comunicating) yang sangat relevan dengan prinsip-prinsip
pembelajaran dalam mengembangakan kecerdasan majemuk. Dan ketiga yaitu pada sistem
penilaian yang dilakukan berupa penilaian autentik yang sangat relevan dengan
pengembangan kecerdasan majemuk.7

F. Hubungan Evaluasi dan Inovasi dengan Pembelajaran


Kaitan antara Monitoring dan Evaluasi adalah evaluasi memerlukan hasil dari monitoring
dan digunakan untuk kontribusi program monitoring bersifat spesifik program. Sedangkan
Evaluasi tidak hanya dipengaruhi oleh program itu sendiri, melainkan varibel-varibel dari
luar. Tujuan dari Evaluasi adalah evaluasi efektifitas dan cost effectiveness. Inputs, Process
dan output merupakan suatu monitoring. Dalam menentukan Input, process dan Output

6
Ibid.
7
Ocit.
14

sangat tergantung dari program, sehingga dapat berpindah-pindah. Outcomes dan


Impact suatu evaluasi.

Dalam hubungan dengan kegiatan inovasi, monitoring dilaksanakan untuk


menawasi, mengecek kegiatan inovasi tersebut. Dari kegiatan ini akan diketahui berbagai hal
yang menyangkut kegiatan pelaksanaan inovasi, kelebihan, kekurangan, kekuatan,dan
kelemahannya. Jika terdapat kekeliruan, artinya suatu inovasi tidak sesuai dengan yang
diharapkan,maka pihak yang melakukan monitoring melakukan tindakan-tindakan yang
sekiranya dapat merubah atau setidaknya membuat program menjadi sesuai dengan apa yang
diharapkan.

Tindakan-tindakan tersebut antara lain:

1. Memperbaiki sarana prasarana yang rusak,


2. Mengubah perilaku para pelaku inovasi ataupun para penerima inovasi untuk
mempunyai kesadaran tentang pentingnya suatu program ini agar memperoleh
sesuatu hal yang lebih baik,
3. Melakukan kegiatan re-organisasi,agar terjadi penyegaran dalam lembaga dan tidak
jenuh.Ini penting mengingat keberhasilan program inovasi berkaitan dengan
keberadaan sebuah organisasi.8

Hubungan evaluasi dan inovasi dengan pembelajaran adalah dalam kegiatan pembelajaran
yang dapat di ketahui dari data monitoring atau pemantauan, sehingga montoring dapat
dikatakan sebagai data-data untuk melakukan evaluasi, setelah itu kemudian diadakan
evaluasi proses maupun hasil, baik tes maupun non tes, setelah evaluasi maka dapat
menganalisis permasalahan-permasalahan yang timbul selama kegiatan pembelajaran. Hasil
analisis dijadikan acuan dalam memperbaiki dan melakukan inovasi pembelajaran.

8
S. Hamid Hasan,. 2008. Evaluasi Kurikulum.. Bandung: Remaja Rosdakarya. hal.179
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Evaluasi pendidikan sangat penting sebagai kontrol dan tolak ukur terintegrasinya
perencanaan, proses, dan hasil pendidikan. Meskipun pada dasarnya makna evaluasi
sangatlah luas, dilakukan secara berkelanjutan, namun pada konteks evaluasi
pendidikan kali ini lebih menekankan pada evaluasi kurikulum dan implementasi
kurikulum, serta kemajuan-kemajuan setiap unsur pendidikan.

Sebagai suatu sistem, kurikulum mempunyai komponen-komponen atau


bagian-bagian yang saling mendukung dan membentuk satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Kurikulum menyediakan kesempatan yang luas bagi peserta didik untuk
mengalami proses pendidikan dan pembelajaran untuk mencapai target tujuan
pendidikan nasional maupun tujuan pendidikan islam. Di dalam kurikulum terdadapat
komponen yang tidak bisa dipisahkan karena antar komponen itu saling terkait.
Evaluasi kurikulum dilakukan sebagai pengawasan keberhasilan pencapaian
kurikulum pendidikan itu sendiri yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-
kebutuhan dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan untuk kemajuan.
Mengevalusi sistem pendidikan adalah mengevaluasi seluruh komponen pendidikan
termasuk didalamnya evaluasi terhadap kurikulum. Sehingga akan didapatkan hasil
dan tujuan pendidikan yang maksimal.

B. Saran
Penulisan makalah ini di tujukan sekadar bisa menjadi gambaran sekilas,
tambahan dan wawasan tentang hubungan evaluasi pendidikan dengan kurikulum dan
inovasi kurikulum dengan pembelajaran. Penulis berharap agar bisa menjadi
pengetahuan bagi para pembaca dalam memahami evaluasi pendidikan, evaluasi
kurikulum dan inovasi kurikulum dalam pembelajaran.

15
DAFTAR PUSTAKA
1. DR. H. MUHAMMAD BASIR, M.Pd. Evaluasi Pendidikan , sengkang : lampena
intimedia, 2015.
2. Mujid, Abdul dan Jusuf Mudzakir.2010.Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta:Kencana
Prenida Media.
3. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat
Pembinaan Akademik dan Kemahasiswaan,(2003). Buku II –Kurikulum Program
Studi.
4. Hamalik, Oemar. 2008. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
5. Imam Machali, Dimensi Kecerdasan Majemuk Dalam Implementasi kurikulum 2013,
Insania, Vol. 19, No. 1, Januari-juni 2014
6. S. Hamid Hasan,. 2008. Evaluasi Kurikulum.. Bandung: Remaja Rosdakarya

16

Anda mungkin juga menyukai