Anda di halaman 1dari 7

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Oleh

Nurul Farach (1415106088)

T.IPA BIOLOGI C/7

A. Asas-Asas PTK
Terdapat beberapa asas dalam proses pelaksanaan PTK. Asas-asas tersebut
yakni sebagai berikut.
1. Asas Reflektif
Melakukan refleksi adalah langkah utama dan pertama dalam
menemukan berbagai kelemahan yang dilakukan oleh guru itu sendiri,
misalnya dengan menelaah menelaah hasil observasi, hasil wawancara, dan
mungkin menelaah hasil tes. Hasil penelahaan itu akan mem- berikan
gambaran atau data-data penting untuk menemukan berbagai persoalan yang
memerlukan tindak lanjut. Misalnya berdasarkan catatan observasi ternyata
sebagian besar siswa tidak memerhatikan guru yang sedang menjelaskan
materi pelajaran. Hampir setengahnya siswa menunjukkan gejala- gejala yang
lemah dan lesu sehingga tidak bergairah untuk belajar. Demikian juga dari
hasil tes yang diberikan ternyata siswa hanya memiliki nilai rata-rata di bawah
enam. Hasil refleksi itu menunjukkan siswa tidak berhasil mencapai tujuan
pembelajaran.
2. Asas Kolaboratif
Asas kolaboraşi tidak berarti untuk mencapai kesepakatan penilaian yang
sama, akan tetapi semua pihak dapat memberikan penilaian dari sudut pandang
yang berbeda. Pihaknya tersebut dalam penelitian tindakan kelas yakni
diantaranya guru itu sendiri, observer, dan juga siswa itu sendiri.
3. Asas Risiko
Asas risiko memiliki pengertian, bahwa guru sebagai peneliti harus
berani menanggung berbagai kemungkinan yang terjadi, yakni
a. Risiko kegagalan tindakan yang dilakukannya, yakni manakala hipotesis
yang diajukan tidak diterima.
b. Adanya tuntutan melakukan tindakan tertentu dari berbagai pihak
misalnya dari orang tua arau pimpinan sekolah.
c. Adanya kejadian-kejadian di luar dugaan dan perhitungan peneliti.
Misalnya masalah waktu yang tidak sesuai dengan perencanaan.
4. Laporan Menyeluruh
Semua aspek yang terjadi sebelum, selama, dan sesudah PTK perlu
disusun dan dilaporkan secara utuh, sehingga pembaca laporan dapat
memahaminya secara utuh pula, selain itu PTK juga mengandung unsur
perbaikan proses, keadaan, kondisi scmua pihak yang terlibat perlu dilaporkan
apa adanya.
B. Validitas dalam PTK
1. Validitas penelitian
Makna validitas dalam PTK berbeda dengan validitas pada penelitian
formal misalnya penelitian kuantitatif. Pada jenis penelitian ini validitas lebih
ditekankan pada keajekan alat ukur sebagai instrumen penelitian. Pada PTK
validitas itu adalah keajekan proses penelitian seperti yang diisvaratkan dalam
penelitian kualitatif. Setiap jenis validitas itu selanjutnya dijelaskan berikut ini.
a. Validitas Demokratik
Validitas demokratik adalah validitas yang berkenaan dengan
keajekan peran yang diberikan setiap kelompok yang terlibat serta
berbagai saran dan pertimbangan yang diberikan oleh kelompok yang
terlibut tersebut berkaitan dengan perlakuan atau tindakan yang
dilakukan oleh peneliti, yaitu guru itu sendiri serta pengaruh-pengaruh
yang ditimbulkannya. Salah satu syarat untuk timbulnya validitas
demokratik adalah keterbuaan dari guru sebagai pelaksana PTK. Guru
perlu menerima berbagai masukan dan saran yang diberikan oleh setiap
yang terlibat. Lebih dari itu, guru perlu mendorong agar setiap orang
bicara mengemukakan pandangan dan penilaiannya secara bebas.
Melalui keterbukaan dari setiap orang yang terlibat, memungkinkan
keajekan proses penelitian akan terjamin.
b. Validitas Hasil
Validitas hasil adalah validitas yang berkenaan dengan kepuasan
semua pihak tentang hasil penelitian. PTK adalah penelitian yang
membentuk siklus. Oleh karena itu, validitas hasil juga ditandai dengan
munculnya masalah baru seteiah terselesaikan suatu masalah yang
menjadi fokus penelitian.
c. Validitas Proses
Validitas ini berhubungan dengan proses tindakan yang dilakukan
guru. Guru akan mampu melaksanakan tindakan manakala memiliki
pemhaman yang memadai tentang alternatif tindakan yang ditentukan.
Pemahaman itu akan membekali guru dalam melaksanakan tindakan
yang diperlukan. Oleh karena itu, sebelum mełaksanakan tindakan. guru
perlu mengkaji konsep-konsep baik secara teoretis maupun secara praktis
yang berkaitan dengan alternatif tindakan. Di samping itu, validitas
proses juga berhubungan dengan kemampuan guru dalam proses
pengumpulan dan analisis data, misalnya kemampuan melakukan
observasi, kemampuan membuat catatan lapangan, kemampuan
mendeskripsikan dan memetakan data yang terkumpul.
d. Validitas katalitik
Validitas ini berkaitan dengan cara dan peran baru sesuai dengan
tindakan yang dilakukan untuk memecahkan masalah. Validitas katalitik
ditentukan oleh setiap orang yang terlibat untuk terus-mencrus
memperdalam pemahamannya baik secara teoretis maupun praktis yang
berkaitan dengan tindakan yang dilakukan guru atau peneliti. Validitas
katalitik sangat diperlukan dalam PTK, sehubungan dergan perlunya
penerapan hal-hal baru dalam proses pembelajaran. Dengan demikian,
validitas katalitik erat kaitannya dengan proses pembaharuan.
e. Validitas Dialogis
Validitas ini berkaitan dengan upaya untuk meminimalisir unsur
subjektivitas baik dalam proses maupun hasil penilitian. Validitas
dialogis dilakukan dengan meminta teman sejawat untuk menilai dan
memberi pandangan tentang tindakan yang dilakukan guru untuk
memperbaiki proses pembelajaran. Validitas dialogis ditentukan oleh
kemampuan guru sebagai peneliti untuk melakukan dialog secara kritis
khususnya dengan teman sejawat untuk memberikan kritikan terhadap
tindakan yaing telah dilakukannya.
C. Reliabilitas Dalam PTK
Salah satu kriteria PTK adalah memiliki tingkat reliabilitas. Dalam penelitian
formal seperti penelitian kuantitatif, tingkat reliabilitas ditentukan oleh sejauh mana
peneliti dapat mengontrol setiap variabel penelitian yang dapat berpengaruh terhadap
hasil penelitian. Penentuan tingkat reliabilitas semacam ini tidak mungkin dapat
dilakukan pada PTK sebagai penelitian yang bersifat situasional dan kondisional.
Untuk menjaga tingkat reliabilitas hasil penelitian dalam PTK, peneliti bisa
menyajikan data apa adanya. Misalnya dengan menyajikan rekaman tentang
pembelajaran yang berlangsung dan membandingkannya dengan data yang
dikumpulkan melalui instrumen yang berbeda.
D. Model-Model PTK
Banyak model yang dapat digunakan oleh penliti sebagai pedoman dalam
merancang dan melaksanakan penelitian tindakan kelas yaitu diantaranya sebagai
berikut.
1. Model Kurt Lewin
Kurt Lewin menjelaskan bahwa ada 4 hal yang harus di lakukan dlam
proses penelitian tindakan yakni perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Pelaksanaan penelitian tindakan adalah proses yang terjadi dalam suatu
lingkaran yang terus menerus. Apabila digambarkan proses penelitian tindakan
yakni sebagai berikut.

2. Model Ebbut
Ebbut beranggapan bahwa suatu penelitian tindakan harus dimulai dari
adanya gagasan awal. Berdasarkan gagasan awal itu, kemudian peneliti
berupaya menemukan berbagai tindakan apa saja yang harus dilakukan untuk
menyelesaikannya. Berbekal pengetahuan hasil dari proses analisis, seanjutnya
peneliti menyusun rancangan umum yag berisi tentang langkah langkah yang
dapat dilakukan yang kemudian diimplementasikan. Selama proses
implementasi dilakukan monitoring untuk melihat pengaruh yang ditimbulkan
oleh adanya tindakan atau perlakukan peneliti. Selanjutnya dari hasil
monitoring disusun penjelasan tentang berbagai kegagalan yang terjad dari
tindakan yang telah dilakukan. Penjelasan inilah yang akan menjadi masukan
dalam merevisi rencana umum yang selanjutnya akan melahirkan rencana
implementasi ulang untuk implementasi pada putaran kedua. Begitulah terus-
menerus dilakukan sampai pada putaran tertentu.
3. Penelitian Model Elliot
Model yang menekankan pada proses untuk mencoba hal-hal baru dalam
proses pembelajaran. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah
menentukan dan mengembangkan gagasan umum yang dilanjutkan
denganmelakukan eksplorasi. Manakala peneliti sudah merasa cukup,
selanjutnya melakukan rencana secara menyeluruh dan berdasarkan rencana
tersebut selanjutnya melakukan tindakanyang selama pelaksannaanya
dilakukan monitoring dan eksplorasi. Hasil dari monitoring dan eksplorasi
peneliti dapat melakukan tindakan dua atau kembali merevisi rencana.
4. Penelitian Tindakan Model Hopkins
Menurut Hopkins (1993), pelaksaan penelitian tindakan dilakukan
membentuk spiral yang dimulai dari merasakan adanya masalah
menyusun perencanaan, melaksanakan tindakan, melakukan observasi,
mengadakan refleksi, melakukan rencana ulang, melaksanakan tindakan
dan seterusnya.

5. Penelitian Tindakan Kelas Bentuk Siklus


Dinamakan model siklus karena model ini lebih menonjolkan
kegiatan yang harus dilaksanakan oleh setiap peneliti misalnya guru
dalam setiap kali putaran.
Prosedur penelitian berdasarkan model PTK dalam bentuk siklus
yang penulis sarankan diatas adalah sebagai berikut.
a. PTK dimulai dengan melakukan refleksi
b. Melakukan studi pendahuluan dengan mengkaji lteratur dan
melakukan konsultasi dengan orang yang dianggap memiliki
keahlian dalam proses pembelajaran
c. Menyusun perencanaan awal dengan tindakan sesuai dengan hasil
studi pendahuluan yang menyangkut tahapan kegiatan dan
instrument
d. Melakukan tindakan pada putaran pertama sesuai dengan
perencanaan awal
1) Mengimplementasikan tindakan sesuai dengan perencanaan
awal
2) Melakukan observasi selama tindakan berlangsung sesuai
dengan instrumen penelitian
3) Melakukan refleksi
e. Menyusun rencana tahap dua, yakni rencana hasil refleksi pada
putaran pertama
f. Melakukan tindakan putaran kedua sesuai dengan rencana tahap
dua, seperti yang dilakukan pada tindakan tahap satu.
Berdasarkan model-model yan diusulkan, termasuk model PTK
yang penulis usulkan, maka setiap model tindakan memiliki unsur-unsur
sebagai berikut.
a. Adanya perencanaan
b. Adanya tindakan itu sendiri
c. Observasi
d. Refleksi

Anda mungkin juga menyukai