Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kegiatan PLI

Kegiatan Praktek Lapangan Industri (PLI) merupakan salah satu syarat untuk

menyelesaikan jenjang pendidikan (D2). Kerja praktek ini adalah sebuah program

yang di adakan kampus oleh pihak jurusan serta merupakan sebuah mata perkuliahan

wajib yang harus di ambil oleh penulis yang sudah memenuhi syarat-syarat yang

sudah di terapkan oleh pihak jurusan.

Kegiatan Praktek Lapangan Industri (PLI) berguna untuk mengasah dan

menerapkan ilmu-ilmu yang penulis dapatkan selama melaksanakan perkuliahan.

Untuk menambah pengalaman yang sebelumnya penulis belum pernah dapatkan

sehingga penulis bisa melihat langsung kegiatan di lapangan dan mengerti seperti apa

bekerja di lapangan secara langsung. Dengan demikian penulis bisa mempelajari

secara langsung kegiatan di lapangan dan apa saja yang kurang selama penulis

melaksanakan perkuliahan.

1. Maksud Dan Tujuan Pelaksanaan Praktek Lapangan Industri

a. Meningkatkan keterampilan dan rasa percaya diri penulis dalam menghadapi

dunia kerja nantinya.

b. Mengaplikasikan ilmu yang sudah penulis dapatkan selama duduk di dunia

perkuliahan kedalam dunia kerja.

c. Membentuk kepribadian yang mampu menghadapi tantangan di masa yang

akan datang dengan penuh tanggung jawab.

d. Menyusun sebuah laporan sebagai syarat untuk melengkapi kegiatan kuliah

praktek (KP).
2. Manfaat Pelaksanaan Praktek Lapangan Industri

a. Mengukur seberapa besar penguasaan ilmu pengetahuan yang di peroleh

penulis selama kuliah dengan tuntutan dan kebutuhan dunia industri.

b. Memberi pemahaman emperis tenteng dunia industri secara umum dan segala

hal.

c. Tumbuhnya rasa kedisiplinan yang tinggi bagi penulis dalam berbagai aspek.

d. Mempersiapkan diri sebelum terlibat langsung dalam dunia industri melalui

aktifitas dan pemahaman yang ditemukan di dunia industri.

3. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan

a) Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan Pengalaman Kerja Praktek (KP) ini berlangsung selama 2 bulan

terhitung mulai dari tanggal 01 desember 2016 sampai dengan 26 januari 2016.

b) Tempat Pelaksanaan

Kegiatan Kerja Praktek (KP) ini dilaksanakan di :

Nama Perusahaan : PT. ALLIED INDO COAL JAYA

Alamat Perusahaan : Parambahan kota sawahlunto , Sumatera Barat

4. Langkah – Langkah PLI

Langkah – langkah yang dilakukan sebelum dan ketika dilakukan praktik

lapangan industri:

a. Menyelesaikan seluruh nilai mata kuliah yang bermasalah.

b. Mengajukan surat permohonan untuk praktik lapangan industri ke jurusan teknik

pertambangan dan unit hubungan industri Akademi Komunitas Negeri

Sawahlunto.

c. Mengirim surat permohonan untuk mengikuti praktik lapangan industri ke

perusahaan yang diinginkan.


d. Menerima surat balasan dari perusahaan tempat pelaksanaan praktik lapangan

industri yang menyatakan bahwa mahasiswa tersebut diterima untuk mengikuti

Praktik Lapangan Industri.

e. Minggu pertama di perusahaan adalah orientasi lapangan dengan melihat lihat

bagaimana kondisi lapangan dan perkenalan dengan staf.

f. Melakukan orientasi lokasi penambangan beberapa hari, yang berguna untuk

mengetahui kondisi lapangan. Mengetahui penerapan ilmu di dunia akademis

dengan realisasi langsung di lapangan.

g. Membantu kegiatan penambangan bersama dengan karyawan di tempat praktik

lapangan industri.

h. Membuat laporan pratik lapangan industri pada tiga minggu akhir praktik

lapangan industri.

B. Deskripsikan Perusahaan

1. Sejarah Perusahaan

PT. Allied Indo Coal Jaya adalah pemegang Kuasa Pertambangan (KP)

Eksploitasi Batubara berdasarkan Surat Keputusan Walikota Sawahlunto No.

05.67.PERINDAGKOP.TAHUN 2008 (KW 1373 AIC 03812) tanggal 07 Juli 2008 di

Parambahan, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto, Propinsi Sumatera Barat dengan

luas areal 372,40 hektar di sebagian wilayah Ex. PKP2B PT. Allied Indo Coal. Yang

kemudian berubah menjadi Ijin Usaha Pertambangan Operasi Produksi berdasarkan

Keputusan Walikota Sawahlunto No. 05.86.PERINDAGKOP Tahun 2010 tanggal 27

April 2010 dengan luas yang sama.

Pelaksanaan reklamasi daerah bekas tambang disesuaikan dengan kondisi awal

areal Ijin Usaha Pertambangan yaitu sebagian besar kawasan pinjam pakai kawasan

hutan antara Departemen Kehutanan dan Direktorat Batubara bernomor 205


1/II/KANWIL – 5/89 tertanggal 28 November 1989 dengan peruntukan Hutan Produksi

dan Hutan Reboisasi Inpres. Yang dilanjutkan dengan perpanjangan Izin Pinjam Pakai

Kawasan Hutan an. PT. Allied Indo Coal Jaya melalui SK. Menteri Kehutanan No.

638/Menhut/2010 tanggal 19 Nopember 2010 dengan luas IPPKH ± 682.39 Ha dengan

peruntukan hutan produksi tetap.

Operasional penambangan dilakukan dengan pola tambang terbuka (Open Cut

Mine) skala kecil dengan produksi ± 3.000 ton per bulan dan Tambang Bawah Tanah

(Underground Mining) dengan produksi ± 1.000 ton per bulan.

Kegiatan tambang terbuka dilakukan dengan mengupas lapisan tanah dan

lapisan batuan penutup secara berjenjang membentuk teras. Lapisan tanah dan batuan

tersebut diangkut, ditimbun dan ditata ke daerah disposal yang sudah direncanakan.

Pengupasan dimulai dengan penebasan vegetasi dan pengumpulan top soil setebal 40

cm serta pengupasan lapisan tanah (sub soil / tanah merah) sampai ketebalan ± 1 m

untuk keperluan revegetasi. Selanjutnya dilakukan pengupasan lapisan batuan dimana

lapisan yang keras diledakkan (blasting). Setelah seluruh lapisan penutup terkupas,

berikutnya dilakukan pengambilan batubara.

Batubara ROM diangkut dan ditimbun di stock pile processing untuk

selanjutnya dilakukan proses peremukan/sizing dan percampuran/blending untuk

mendapatkan kualitas dan ukuran butir yang diinginkan. Setelah melalui proses (sizing

& blending), batubara diangkut dengan dump truck ke PLTU Sijantang, Talawi.

2. Bidang Kegiatan

Jenis dan bidang usaha jasa pertambangan yang diberikan kepada PT. Allied

Indo Coal Jaya meliputi:

a. Bidang penambangan, sub bidang:

1) Pengupasan, pemuatan dan pemindahan batuan penutup


2) Penggalian mineral atau batubara

b. Bidang pengangkutan, sub bidang:

1) Menggunakan dump truck

2) Menggunakan belt conveyort dan lori batubara.

3. Struktur Organisasi

Kegiatan penambangan di PT. Allied Indo Coal Jaya dipimpin oleh seorang

direktur yang dibantu oleh Kepala Teknik Tambang dan Pengawas Operasional yang

membawahi Kepala Lubang. Kepala Lubang membawahi tiga divisi antara lain

produksi, listrik dan mekanik. Semua kinerja divisi di bawah tanggung jawab Kepala

K3 dan Pengawas Operasional. Struktur organisasi dapat dilihat pada lampiran A.

4. Kebijakan PT. Allied Indo Coal Jaya

a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman dan kondusif,

PT. Allied Indo Coal Jaya menerapkan empat sistem keselamatan kerja, yaitu:

1) Menerapkan cara kerja yang benar (SOP),

2) Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat bekerja,

3) Mengutamakan keselamatan dalam bekerja, dan

4) Tidak membawa barang yang membahayakan atau yang bisa menimbulkan

percikan api ke dalam lubang.

Setiap karyawan dan pekerja PT. Allied Indo Coal Jaya telah

mendapatkan asuransi jiwa dimana telah didaftarkan ke asuransi Jamsostek.

Perusahaan juga menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja

sebagai berkut.
Tabel 1. Daftar Peralatan K3

Tahun 2017
Tahun 2016
s/d bulan febuari
No Nama APD

PT. AIC Total PT. AIC Total

1 Safety Shoes 24 24 20 20

2 Helmet 25 25 25 25

3 Tali Helm 36 36 36 36

4 Masker Dust 60 60 60 60

5 Masker CO 40 40 40 40

6 Ear Plug 43 43 43 43

Sarung
7 86 86 86 86
Tangan Kain

Sarung
8 16 16 6 6
Tangan Kulit

9 Kacamata Las 4 4 4 4

Sumber: Arsip PT. Allied Indo Coal Jaya

b. Sosial Masyarakat

1) Pengadaan bantuan untuk kegiatan sosial masyarakat yang bersifat tidak

tetap seperti sumbangan dana dan lain sebagainya, dan

2) Memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat setempat.


C. Deskripsi Kegiatan Industri

1. Lokasi dan Topografi

Lokasi penambangan PT. AIC Jaya terletak di Parambahan, Kecamatan Talawi,

Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat.

Secara geografis wilayah KP PT. AIC Jaya berada pada posisi 1000 46’48” -

100048’47” BT dan 000 35’34” – 000 36’59” LS, dengan batas lokasi kegiatan sebagai

berikut:

 Sebelah Utara : Wilayah desa Batu Tanjung dan desa Tumpuak Tangah,

Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto

 Sebelah Timur : Wilayah Jorong Bukit Bua dan Koto Panjang Nagari V Koto

Kecamatan Koto VII, Kabupaten Sijunjung

 Sebelah Selatan: 1. Wilayah Jorong Koto Panjang Nagari V

Koto,Kecamatan Koto VII, Kabupaten Sijunjung

2. Wilayah desa Salak, Kecamatan Talawi, Kota

Sawahlunto

 Sebelah Barat : Wilayah desa Salak dan desa Sijantang Koto, Kecamatan

Talawi, Kota Sawahlunto.

Lokasi pertambangan PT. AIC Jaya berada di Parambahan, Kota Sawahlunto

Provinsi Sumatera Barat. Dari kota Padang kurang lebih berjarak ± 100 km ke arah

Timur Laut.Untuk lebih jelasnya lokasi kesampaian wilayah Kota Sawahlunto dapat

dilihat pada gambar berikut ini:


100 BT 101 BT

Lokasi

0 LS

0 35 km

Gambar 1. Peta Kesampaian Wilayah KP PT. Allied Indo Coal jaya

2. Iklim dan Curah Hujan

Keadaan iklim di lokasi penambangan termasuk iklim tropis dengan suhu

udara panas pada siang hari dan cukup dingin pada malam hari, dengan suhu

berkisar22-33oC. Sepanjang tahun terdapat dua musim yang terjadi secara bergantian

yaitu:

a. Musim hujan dan lembab, biasanya terjadi pada bulan Oktober sampai April dan

b. Musim kemarau dan panas dengan sekali hujan, biasanya terjadi pada bulan April

sampai Oktober.
Data curah ujan pada bulan januari-februari cukuplah tinggi karena dapat mempenggaruhi

proses penambangan,untuk lebih jelas bisa dilihat pada lampiran curah ujan.

3.kualitas batubara

Batubara PT.Aalied Indo Coal Jaya memiliki kualitas yang baik,dari analisa kualitas

batubara yang dilakukan oleh PT.Sucofindo dengan klasifikasi ASTM (American Standar for

Testing Material ) batubara PT.Alied Indo Coal Jaya termasuk tingkat Bituminous High

Volatile B dengan nilai kalori lebih kurang 7.020 Kcal/Kg.

Tabel 2.kualitas Batubara PT.Alied Indo Coal Jaya

Parameter Rata-rata

Total Moisture ( ) AR 6,42

Priximate Analisys (ADB) :

 Inherent Moisture ( ) 2,75

 Ash Content ( ) 7,30

 Volatile Matter ( )
38,29
 Fixed Carbon
51,66
Total Sulphur ( )

0,88
Calorific Value (Kcal/Kg)
7084
Hardgrove Grindability Index

Coal rank
46
Bituminous

4. Kondisi Geologi

a. Kondisi umum geologi regional

Endapan batubara terjadi pada kala oligosen diendapkan dalam cekungan

antara gunung (inter mountain basin) yang dikenal dengan cekungan ombilin dan

mempunyai luas ± 800 km2 yang berkembang sejak zaman awal tersier memanjang

pada arah barat-tenggara, searah dengan struktur geologi yang banyak terdapat

patahan (fault) dan lipatan (fold).

Batubara ini terletak dibagian barat cekungan ombilin dan terdapat pada

formasi batuan yang dikenal dengan nama formasi Sawahlunto. Secara umum

lapisannya tanah penutup batubara terdiri dari batu lempung (claystone), batu pasir

(sandstone) dan batu lunau (siltstone). Formasi sawahlunto ini terletak pada dua

jalur yang terpisah yaitu jalur yang menjurus dari sawahlunto sampai sawah rasau

dan dari tanah hitam terus ke timur dan kemudian ke arah utara yang disebut

parambahan.

Secara regional stratigrafi adalah sawahlunto dapat dibagi menjadi dua bagian

utama, yaitu kelompok batuan pra-tertier dan kelompok batuan tertier. Stratigrafi

formasi sawahlunto tersebut dapat dilihat pada lampiran berikut.

a.Kelompok batuan pra-tertier terdiri dari:

1.Formasi silungkang
Nama formasi ini mula-mula diusulkan oleh Klompe, Katili dan Sekunder pada tahun

1958. Secara petrografi formasi ini masih dapat dibebankan menjadi empat satuan

yaitu: satuan lava andesit, satuan lava basalt, satuan tufa andesit dan satuan tufa

basalt. Umur dan formasi ini diperkirakan perm sampai trias.

2.Tuhur

Formasi ini dirincikan lempung abu-abu kehitaman, berlapis baik, dengan sisipan-

sisipan batu pasir dan batu gamping hitam. Diperkirakan formasi ini berumur trias.

b.Kelompok batuan tersier terdiri dari:

1.Formasi sangkarewang

Nama formasi ini pertama diusulkan oleh Kastowo dan Silitonga pada 1975. Formasi

ini terutama terdiri dari serpih gampingan sampai napal berwarna coklat kehitaman,

berlapis halus dan mengandung fosil ikan serta tumbuhan. Formasi ini diperkirakan

berumur Eosen Oligosen.

2.Formasi sawahlunto

Nama formasi ini diusulkan oleh R.P.Koesoemadinata dan Th. Matasak pada 1979.

Formasi ini merupakan formasi yang paling penting karena mengandung lapisan

batubara. Formasi ini dicirikan oleh batu lunau, batu lempung, dan batubara yang

berselingan satu sama lain. Diperkirakan formasi ini berumur oligosen.

3.Formasi sawah tambang

Nama formasi ini pertama kali diusulkan oleh Kastowo dan Silitonga pada tahun

1975. Bagian bawah dari formasi ini dicirikanoleh beberapa siklus endapan yang

terdiri dari batu pasir konglomerat, batu lunau dan batu lempung. Bagian atas

didominasi pada umumnya oleh batu pasir konglomerat tanpa adanya sisipan lempung

atau batu lunau, umur dari formasi ini diperkirakan lebih tua dari miosen bawah.

4.Formasi ombilin
Nama formasi ini diusulkan pertama kali oleh Kastowo dan Silitonga pada tahun

1975. Formasi ini terdiri dari lempung gamping. napal dan pasir gampingan yang

berwarna abu-abu kehitaman, berlapis tipis dan mengandung fosil. Umur formasi ini

diperkirakan Miosen bawah.

5.Formasi ranau

Nama ini diusulkan pertama kali oleh Marks pada tahun 1961. satuan ini terdiri dari

batu apung berwarna abu-abu kehitaman. Umur dari formasi ini diperkirakan

Pleistosen.

5.Sistem Penambangan

Sistem penambangan yang dilakukan oleh PT. Allied Indo Coal Jaya adalah

tambang bawah tanah dengan menggunakan metoda room and pillar yaitu metoda

penambangan dengan tidak mengambil semua lapisan batubara di areal penambangan

yakni dengan cara menyisakan beberapa bagian tubuh batubara sebagai pillar atau

dengan kata lain sambil melakukan penambangan juga membuat penyangga atap

lubang tambang dari tubuh batubara itu sendiri.

D. Perencanaan Kegiatan PLI

E. Perencanaan Kegiatan Proyek

Kegiatan praktek lapangan minimal berada di lapangan selama 600 jam atau

setara dengan 75 hari kerja (8 jam / hari). Berkenaan dengan hal tersebut, maka lama

waktu praktek lapangan industri diharapkan dapat dilaksanakan selama 3 bulan yang

dimulai pada tanggal 01 Desember 2015. Berikut rencana kegiatan praktek lapangan

industri:

Tabel 2: Perencanaan Kegiatan PLI


NO Tanggal Kegiatan

1
01 Desember 2015 Kedatangan di perusahaan

2
02-05 Desember 2015 Orientasi lapangan

3 07 Desember – 04 Mei Kegiatan pengambilan data dan ikut serta


2016 dalam aktivitas penambangan
4
05 Mei – 02 Juni 2016 Penyusunan laporan

5 06 Juni 2016 Kembali ke kampus

Sumber: Catatan Penulis

E. Pelaksanaan Kegiatan PLI

Kegiatan lapangan bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman

nyata di lapangan tentang teknis, perencanaan, pelaksanaan dan pengolahan pekerjaan

penambangan dalam rangka untuk melengkapi pengetahuan teori di perkuliahan.

Adapun kegiatan yang penulis lakukan selama praktek lapangan industri di PT.

Allied Indo Coal Jaya yaitu:

F. Hambatan Dan Penyelesaian

G. Temuan Menarik

Anda mungkin juga menyukai