Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi makanan

bergizi, mengakibatkan masyarakat cenderung memilih daging ayam broiler.

kecenderungan ini dikarenakan harganya yang relatif lebih murah di banding dengan

daging sapi. Oleh karena itu usaha peternakan ayam broiler merupakan langkah yang

cepat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan protein hewani karena

pertumbuhan ayam broiler lebih singkat dibandingkan ternak penghasilan daging

lainya, Penyusunan ransum merupakan salah satu faktor penting dalam pemeliharaan

ayam broiler selain harga bahan ransum yang tinggi dan berkualitas baik, Kendala

yang lain yaitu terbatasnya ketersediaan bahan baku disebabkan oleh lahan pertanian

yang semakin sempit dan bersaingnya dengan kebutuhan pokok manusia.

Pemanfaatan secara optimal limbah industri adalah salah satu cara untuk

mengatasi masalah harga dan ketersediaan bahan pakan yang terbatas.

Ampas kecap asin merupakan salah satu bahan pakan arternatif sebagai

sumber protein hampas kecap asin sangat potensial untuk di kembangkan karena

kandungan gizinya cukup tinggi. Penggunaan ampas kecap asin sebagai penyusun

ransum unggas harus dibatasi karena kandungan serat kasar yang tinggi yaitu

16,30%. Kandungan serat kasar yang tinggi akan mempengaruhi pencenaan zat-zat

makanan lainnya, karena serat kasar tidak dapat dicerna oleh ayam. (Sutanto, 1995)

menyarankan penggunaan ampas kecap asin dalam ransum untuk ayam pedaging

periode awal tidak melebihi 7,51% menunjukkan bahwa penggunaan ampas


kecap asin sampai 10% dalam pakan ternyata mempengaruhi pertambahan bobot

badan dan konversi pakan ayam pedaging, tetapi sebaliknya tidak

mempengaruhi konsumsi pakan.

Untuk menggunakan ampas kecap asin sampai dengan 10% untuk

memperoleh hasil produksi ayam pedaging yang optimal. Pemberian tepung ampas

kecap asin pada peternakan ayam broiler juga telah dilakukan oleh (Widyatmoko,

2010). Tepung ampas kecap asin memberikan nilai pertumbuhan yang cukup baik

bagi peternakan ayam.

Penggunaan tepung ampas kecap asin sebagai bahan pakan penyusun ransum

ayam broiler dilakukan, dengan penggunaan tepung ampas kecap asin ini dapat

memberikan pengaruh positif terhadap persentase dan potongan karkas serta

lemak yang abdomen pada ayam broiler. Maka perlu mengadakan penelitian

mengenai pakan alternatif yang terbuat dari tepung ampas kecap asin untuk ayam

broiler. Untuk mengetahui bagaimana kualitas karkas dan lemak abdomen pada ayam

broiler yang ditambahkan tepung ampas kecap asin dalam ransum. Oleh sebab itu

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Penambahan tepung ampas

kecap asin dalam ransum ayam broiler terhadap persentase karkas dan lemak

abdomen”

1.2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yaitu:

1. Mendapatkan pengaruh penambahan tepung ampas kecap asin terhadap

persentase karkas dan lemak abdomen.

2. Mengukur jumlah penggunaan ampas kecap asin dalam ransum terhadap

persentase karkas dan lemak abdomen.


1.3. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah meningkatkan ilmu pengetahuan penulis dan

imformasi bagi peternak tentang penggunaan tepung ampas kecap asin dalam

ransum ayam broiler terhadap persentase karkas dan lemak abdomen.

1.4. Hipotesis

Penambahan tepung ampas kecap asin dalam ransum ayam broiler dapat

mempertahankan persentase karkas dan lemak abdomen pada ayam broiler.


BAB II

TINJUAN PUSTAKA

2.1 Ayam broiler

Ayam (Broiler) merupakan jenis ayam ras yang mampu tumbuh cepat

sehingga dapat menghasilkan daging dalam waktu relatif singkat (5-7 minggu).

Broiler mempunyai peranan yang penting sebagai sumber protein hewani asal ternak.

Pakan yang diberikan harus memberikan zat pakan (nutrisi) yang dibutuhkan ayam,

yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, sehingga pertambahan berat

badan perhari tinggi. Pemberian pakan dengan sistem ad libitum (selalu

tersedia/tidak dibatasi). Jenis pakan disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan ayam,

yang dibedakan menjadi 2 (dua) tahap. Tahap pertama disebut tahap pembesaran

(umur 1 sampai 20 hari), yang harus mengandung kadar protein minimal 23%. Tahap

kedua disebut penggemukan (umur diatas 20 hari), yang memakai pakan berkadar

protein 20 %. (Supriatno, 2005). Meyatakan pertumbuhan cepat, bulu merapat

ketubuh, kulit putih. Ayam broiler perlu di pelihara dengan teknologi yang di

anjurkan oleh pembibit untuk mendapatkan hasil sesuai yang diharapkan (Abun,

Aisyah, dan Saefulhadjar. 2006).

Pakan merupakan komponen biaya tertinggi dalam usaha peternakan unggas.

Demikian halnya dengan usaha peternakan ayam broiler yang dikelola secara intensif

sebagai penghasil daging, komponen biaya pakan dapat mencapai 70% dari total

biaya produksi ayam broiler. Seringkali peternak ayam broiler mengalami kerugian

akibat mahalnya biaya pakan yang cenderung tidak diikuti oleh peningkatan harga

jual produk di pasaran.(Supriatno, 2005).


Mahalnya harga pakan dipasaran disebabkan oleh ketersediaan bahan baku

pakan nasional yang relatif sedikit. Lebih dari 50% bahan bakupakan ternak unggas

diimpor dari Amerika Serikat, Argentina, Brazil, Ukraina dan India. Harga bahan

baku pakan yang diimpor tersebut sering mangalami fluktuasi sebagai akibat dari

perubahan kurs rupiah dan kondisi pasar internasional. Kekeringan yang menimpa

negara-negara di benua Amerika menyebabkan rendahnya produksi pertanian

terutama jagung dan kedelai yang ikut andil dalam meningkatnya harga bahan baku

pakan di pasar internasional.

2.2. Persentase Karkas dan Lemak Abdomen

Salah satu dari beberapa bagian tubuh yang digunakan untuk menyimpan

lemak pada ayam pedaging adalah bagian di sekitar perut yang disebut lemak

abdomen.Rataan persentase bobot lemak abdomen berkisar 1,50-2,11%, bahwa

persentase lemak abdomen ayam pedaging 2,6-3,6%. (Resnawati, 2004).

Daging ayam merupakan salah satu produk ternak yang memegang peranan

penting dalam kebutuhan gizi masyarakat, saat ini konsumen semakin selektif dalam

memilih produk peternakan dengan kualitas karkas yang baik. kelebihan lemak pada

pada ternak ayam dengan jumlah lemak abdomen yang terbentuk dalam tubuh,

kualitas karkas di pengaruhi ransum yang di konsumsi ayam broiler umumnya terdiri

dari bahan nabati dan hewani yang di gunakan untuk memenuhi kebutuhan ternak,

akan zat-zat makanan baik untuk hidup pokok dan pertumbuhan yang optimum,

namun cenderung mengakibatkan penimbunan lemak pada ayam broiler.

Penyerapan zat makanan yang optimal, menurut Ironkwe dan Oruwani, 2012.
Lemak abdomen merupakan salah satu komponen lemak tubuh, yang dapat

dari rongga perut (Yusmaini, 2008). Pemeliharaan ayam broiler di daerah tropis akan

menghasilkan lemak abdomen2,85% dari berat hidup umur 6 minggu. Kelebihan

energi akan menghasilkan lemak, lemak disimpan dalam tubuh sehigga ayam broiler

akan terlihat gemuk, penimbunan lemak akan semakin meningkat setelah ayam

broiler memasuki masa akhir, karena setelah puncak pertambahan bobot badan di

usia 4 minggu pertambahan lemak semakin meningkat,penimbunan lemak ini akan

ini akan semakin intensif kalau ayam broiler kurang bergerak (Yusmaini, 2008)

2.3. Ampas Kecap Asin

Ampas kecap asin merupakan limbah padat hasil penyaringan dan

pengepresan dari proses pembuatan kecap. Ampas kecap asin mempunyai nutrien

yang baik.Untuk Penambahan Tepung Ampas Kecap ke dalam Ayam Broiler.

Berkaitan dengan Konversi Ransum dan Efesiensi penggunan ransum. Pada ampas

kecap yang diberikan ke dalam ayam broiler dengan penambahan bobot badan.

Proses pembuatan ampas kecap menggunakan bahan baku kacang kedelai cara

pembuatannya, melalaui proses perendaman, perebusan, kemudian permentasi

dengan penambahan garam, hasil utama yang dapat adalah kecap dan limbah yang

berupa ampas kecap asin. (Departemen Pertanian, 1985).

Ampas kecap asin merupakan limbah dari proses pembuatan kecap yang

berbahan dasar kedelai dan memiliki kandungan protein cukup tinggi dan pala table

(Sitorus,1986). Untuk menjadi bahan baku pakan ampas kecap asin dapat diubah

mejadi tepung dengan lebih dahulu, di keringkan dalam oven atau dijemur

(Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, 2005). Kandungan nutriin

ampas kecap asin terdiri protein 23,5%,lemak 24,2%,air 73,4% (Sirengan, 1994).
Ampas kecap merupakan limbah dari proses pembuatan kecap yang berbahan

dasar kedelai yang memiliki kandungan protein cukup tinggi. Untuk menjadi bahan

baku pakan, ampas kecap harus diolah menjadi tepung dengan lebih dahulu

dikeringkan dalamoven/dijemur. Nilai gizi yang terkandung adalah protein 10,32%;

lemak 6,93%;air 52,98% dan abu 6,72%. Pemberian pakan dengan kandungan

protein yang tinggi tidak hanya bermanfaat terhadap pemenuhan kebutuhan

nurtriennya tetapi juga dapat meningkatkan persentase karkas. Penentuan kualitas

bahan pakan dapat diketahui dari kandungan nutrien yang terdapat dalam pakan dan

tingkat kecernaannya.(Setiana, 1999). Dalam ampas kecap 20,25% sedangkan

(Cahyati, 2000).

Ampas kecap merupakan limbah dari proses pembuatan kecap yang berbahan

dasar kedelai yang memiliki kandungan protein cukup tinggi. Untuk menjadi bahan

baku pakan, ampas kecap harus diolah menjadi tepung dengan lebih dahulu

dikeringkan dalamoven/dijemur. Nilai gizi yang terkandung adalah protein 10,32%;

lemak 6,93%;air 52,98% dan abu 6,72%. Pemberian pakan dengan kandungan

protein yang tinggi tidak hanya bermanfaat terhadap pemenuhan kebutuhan

nurtriennya tetapi juga dapat meningkatkan persentase karkas. Penentuan kualitas

bahan pakan dapat diketahui dari kandungan nutrien yang terdapat dalam pakan dan

tingkat kecernaannya. (Widayati, 2005).

2.4. Pemberian Tepung Ampas Kecap Asin Terhadap Ternak Ayam Broiler

Pakan memegang peranan penting dalam usaha peternakan karena sebagai

tolak ukur dalam memperoleh kuantitas dan kualitas produksi ternak yang

diinginkan. Untuk meningkatkan cara beternak yang efisien secara teknis dan
ekonomis, maka perlu dicari berbagai alternatif dalam penyediaan pakan yang dapat

memenuhi kebutuhan biologis ternak dan harganya relatif murah seperti pembuatan

tepung ampas kecap asin.

Tepung ampas kecap asin terbuat dari ampas kacang kedelai yang semua

bagian ampas kedelai diambil kemudian dioven selama 1 minggu dan digiling

sampai halus. Populasi ampas kecap asin akan selalu meningkat dan tersedia di alam

karena ampas kecap asin ini merupakan limbah yang masih menguntungkan .

Pemberian tepung ampas kecap asin peternakan ayam broiler juga telah

dilakukan oleh Widyatmoko (1996). Tepung ampas kecap asin memberikan nilai

pertumbuhan yang cukup baik bagi peternakan ayam. Selain dalam bentuk tepung,

silase tepung ampas kecap asin juga telah terbukti menjadi sumber pakan ternak bagi

ruminansia dan ayam pedaging (BP2TP Sumatera Utara, 2006). Pakan yang berisi

protein ampas kecap pernah diujicobakan pada peternakan ayam broiler dan

memberikan pertumbuhan yang baik.

Pakan dari tepung ampas kecap asin tersebut belum termanfaatkan karena

pemanfaatannya belum banyak diketahui oleh peternak ayam. Maka dari itu saya

mencoba mengadakan percobaan mengenai pakan alternatif yang terbuat dari tepung

ampas kecap asin untuk ayam broiler yang menggunakan beberapa bahan baku lokal

dengan salah satu sumber protein lokal yang berupa ampas kecapasin. Ampas kecap

asin mempunyai kandungan gizi yang baik untuk dapat dimanfaatkan sebagi pakan

ayam (Widyatmoko, 1996)

Untuk mengetahui sejauh mana kualitas bobot karkas dan lemak abdomen

pada ayam broiler yang diberi pakan ampas kecap asin.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di UD. Jasa Ternak Desa Kampung Pante Gajah

Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh. Penelitian dilaksanakan

selama 45 hari, yaitu sejak tanggal 1 Desember s/d 15 Januari.

3.2. Materi Penelitian


3.2.1 Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian antara lain, timbangan, gunting,

plastik,spidol.

3.2.2 Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayam broiler

a. DOC broiler 80 ekor yang berumur satu hari dan ditempatkan didalam

kandang.

b. Menggunakan bahan ransum basal atau komersil dengan penambahan, tepung

ampas kecap asin.

3.3. Rancangan Penelitian

Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap pola faktorial

dengan 4 ulangan. Setiap ulangan terdiri dari 5 ekor ayam.

Perlakuan yang diberikan adalah:

Faktor A = Jumlah Ampas Kecap Asin

A1 = 4% Didalam Ransum
A2 = 8% Didalam Ransum

Faktor B = Perendaman ampas kecap asin

B1 = Tanpa perendaman

B2 = Perendaman dengan larutan asam asetat

Model Matematis

Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + ɛijk

Keterangan :

Yijk = nilai pengamatan yang diperoleh dari satu percobaan perendaman

ampas kecap asin taraf ke-j dan jumlah ampas kecap asin taraf ke-j

µ = nilai rata-rata dari mana nilai i, j, k yang diperoleh sebagai sampel.

Αi = tanpa perendaman taraf ke-i

Βj = perendaman dengan larutan asam asetat taraf ke-j

(αβ)ij = tidak berpengaruh interasi bahan asam asetat taraf ke-i dengan

perendaman taraf ke-j

ɛijk = asam asetat dalam perlakuan ke i tanpa perendaman ke j

3.4. Pelaksana Penelitian


a. Persiapan Tepung Dari Ampas Kecap Asin.

Ampas kecap asin diambil dari industri, lalu ditimbang untuk diperoleh

jumlah yang diperlukan. Setelah itu dilakukan pembersihan untuk menghilangkan

kotoran dan melakukan pencucian. Proses selanjutnya ampas kecap asin di rendam

dengan larutan asam asetat dikeringkan dan digiling sampai halus.


b. Persiapan Kandang

Membersihkan kandang, persiapan perlengkapan kandang dan alat-alat

penelitian seperti tempat pakan dan minum, tempat penampungan kotoran.

Pembersihan dan pembuangan kotoran dilakukan setiap 3 hari sekali.

c. Penambahan Ransum dan Air Minum

Ransum diberikan dua kali sehari pada pukul (07.00 dan 17.00 WIB) dan air

minum diberikan ad libitum. Setiap ransum yang diberikan ditimbang sesuai dengan

kebutuhan.

d. Denat Perlakuan

A1 B1 A1 B2

A2 B1 A2 B2

3.5. Parameter Yang Diamati

Adapun paramenter yang diamati yaitu: persentase karkas dan lemak

abdomen.

a. Persentase Karkas

berat karkas
Persentase karkas  x100
berat hidup

Berat karkas berdasarkan bobot potongan pada akhir pemeliharaan di kurangi

darah, bulu, kepala, kaki, alat pencernaan dan organ-organ tubuh bagian dalam

kecuali ginjal dan paru-paru.

b. Persentase Lemak Abdomen

berat lemak abdomen


Persentase lemak abdomen   100
berat karkas
DAFTAR PUSTAKA

Abun, Aisyah, dan Saifulhadjar, 2006. Pemanfaatan Limbah Cair Ekstraksi Kitin dari
Kulit Udang Produk Proses Kimiawi Dan Biologis Sebaigai Imbahan Pakan
dan Implikasinya Terhadap Pertumbuhan Ayam Broiler.

Cayati, R. 2000. Pengaruh Penggunaan Ampas Kecap yang Diproses Dengan


Perendaman terhadap Kosumsi Air Minum ,Kadar Air, dan Kadar Protein
Daging Karkas Ayam Broiler. Srikripsi. Fakultas Peternakan, Universitas
Diponegoro. Semarang.

Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. 2005. Bahan Alternatif


Pakan Dari Hasil Samping Industri Pangan. Jakarta.

Resnawati, 2004. Bobot Potongan Karkas Dan Lemak Abdomen Ayam Ras
Pedaging yang Diberi Rans um Mengandung Tepung Cacing Tanah.

Supriatno, E. A. Umiyati, dan K Ruhyat. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas.


Penebar Syawadaya, Jakarta.

Setiana, B. 1999. Pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum terhadap berat
karkas,berat lemak abdominal dan kadar lemak daging karkas pada ayam
pedaging. Srikipsi. Fakultas Peternakan, Universitas Diponegoro. Semarang.

Sirengar.S. B. 1994. Ransum Ternak Ruminansia. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sitorus, S. 1986. Pemberian Urea dan Ampas Kecap pada Domba yang Diberi
Makan Jerami Padi dan Molase. Balai Penelitian Ternak. Bogor.

Widayati, E. dan Widalesti, Y. 2005. Limbah untuk Pakan Ternak. Trubus


Agrisorana, Surabaya.

Yusmaini, 2008. Pengaruh Suhu Panas dan Umur Pemotongan Terhadap Bobot
Relatif, Lemak Abdominal Kandungan Lemak Daging Paha dan Kolestrol
Total Plasma Darah Ayam Broiler.

Anda mungkin juga menyukai