Anda di halaman 1dari 7

Majalah Ilmiah Unimus Informasi Komunikasi dan Pengkajian Iptek

Bonus Demografi Modal Membangun Bangsa


yang Sehat dan Bermartabat

Oleh : Win Konadi dan Zainuddin Iba

Abstrak

Transisi demografi pada beberapa dekade terakhir membuka peluang bagi


Indonesia untuk menikmati bonus demografi, sekitar tahun 2020-2039, saat
penduduk usia produktif berjumlah dua kali lipat dari penduduk non-produktif.
Peluang ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya karena hanya akan terjadi satu
kali dan itu dapat terjadi apabila penduduk usia produktif benar-benar bisa
berkarya dan berkiprah secara produktif. Sehingga dapat dijadikan modal
pembangunan bangsa yang sehat dan bermartabat. Persoalan yang terjadi kini
adalah, sekitar 60 sampai 70 persen penduduk bekerja, atau jumlahnya sebesar
102,55 juta tahun 2008 terserap di sektor informal dengan upah minimum tanpa
jaminan sosial. Lalu para ahli memperkirakan hal tersebut terkait kualitas
pendidikan yang relatif rendah, di mana 58,36 juta penduduk angkatan kerja
hanya berpendidikan SD ke bawah (Kominfo-Newsroom, Mei 2009).

Kata kunci: Bonus Demografi, Kesehatan

I. Pendahuluan karena jumlah penduduk usia produktif


sangat besar, sedang proporsi usia muda
Menyimak pernyataan Haryono Suyono, sudah semakin kecil dan proporsi usia
mantan Menkokesra dan Ketua Yayasan lanjut belum banyak. Oleh karena itu,
Damandiri dalam dialog interaktif di Radio bonus demografi dapat menjadi anugerah
D-FM Jakarta, menyambut Konferensi bagi bangsa Indonesia, dengan syarat
Tingkat Tinggi tentang Kependudukan dan pemerintah harus menyiapkan generasi
Pembangunan di New York, Amerika muda yang ber-kualitas tinggi SDM-nya
Serikat, 12-14 Oktober 2009, yang menya- melalui pendidikan, pelatihan, kesehatan,
takan, bonus demografi yaitu melimpahnya penyediaan lapangan kerja dan investasi.
jumlah penduduk produktif usia angkatan Dengan demikian, pada tahun 2020-2030,
kerja (15-64 tahun) mencapai sekitar 60 Indonesia akan memiliki sekitar 180 juta
persen atau mencapai 160-180 juta jiwa orang berusia produktif, sedang usia tidak
pada 2020, sedang 30 persen penduduk produktif sekitar 80 juta jiwa, atau 10
yang tidak produktif (usia 14 tahun ke orang usia produktif hanya menanggung 3-4
bawah dan usia di atas 65 tahun) yang akan orang usia tidak produktif, sehingga akan
terjadi pada tahun 2020-2030. terjadi peningkatan tabungan masyarakat
Bonus demografi, sebut Haryono, suatu dan tabungan nasional. Namun, jika bangsa
fenomena dimana struktur penduduk sangat Indonesia tidak mampu menyiapkan
menguntungkan dari sisi pembangu-nan kejadian ini, yakni akan terjadinya bonus

VARIASI, ISSN: 2085- Volume 2 Nomor 6, Februari 2011 Hal - 18


Majalah Ilmiah Unimus Informasi Komunikasi dan Pengkajian Iptek

demografi, seperti penyediaan lapangan telah mengalami transisi demografi yang


kerja dan peningkatan kualitas SDM, baik lebih cepat. Ini akan menyebab-kan bonus
dalam pendidikan dan pelayanan kesehatan demografinya akan lenyap lebih dahulu dan
dan gizi yang memadai, maka akan terjadi mengalami peningkatan angka ketergan-
permasalahan, yaitu terjadinya pengang- tungan total. Ascobat Gani juga menge-
guran yang besar dan akan menjadi beban mukakan, pemahaman terhadap bonus
Negara (www.bkkbn.go.id, 2009) demografi ini berguna bagi pemba-ngunan
Kantor Berita Antara menyebutkan, ekonomi. Dengan sedikitnya jumlah
Indonesia akan menikmati bonus demografi penduduk yang non produktif maka beban
pada tahun 2020. Ini mengingat struktur ekonomi penduduk produktif semakin
penduduk Indonesia sedang memasuki ringan. (HU Suara Karya, 29 Juni 2009).
masa-masa keemasan, usia produktif (15-64 Tapi, pertanyaan krusialnya dari sisi
tahun) jauh lebih besar ketimbang usia ekonomi adalah bagaimana memanfaatkan
nonproduktif (di bawah 15 tahun maupun di penduduk produktif yang banyak ini.
atas 65 tahun). Setelah tahun itu bonus "Sebab, jika penduduk yang produktif ini
tersebut akan terus menurun. Tahun 2008, miskin dan menganggur itu sama saja
diperkirakan penduduk Indonesia mencapai dengan penduduk nonproduktif. Saat yang
sekitar 220 juta, dan akan menjadi 235 juta tepat sebenarnya bagi pemerintah untuk
lebih di 2010, merupakan angka yang cukup menciptakan lapangan kerja yang luas agar
tinggi untuk ukuran kemampuan pereko- penduduk yang produktif ini tidak sia-sia.
nomian Indonesia (http://www.antaranews. Selain itu, konsep bonus demografi adalah
Com; 2009). Dengan struktur penduduk di konsep makro pembangunan. Karena itu,
tampilkan BPS seperti berikut; untuk memanfaatkan bonus ini maka
pengambil kebijakan perlu memikirkan
Tabel Perkiraan Struktur Penduduk tataran mikro yaitu individu penduduk
1990-2010 Indonesia (BPS) pada usia produktif ini”.
Menurut Ascobat, sebetulnya bonus
demografi akan sangat menguntungkan bila
perekonomian membaik. Sebab, dalam
perekonomian yang terus membaik maka
produktivitas penduduk yang produktif
akan meningkat pula.

2. Bonus Demografi dan Peningkatan


Kesejahteraan
Sejalan dengan pertumbuhan penduduk
yang tinggi, menurut Prijono (2001), maka Penurunan Fertilitas memberikan proba-
laju pertumbuhan angkatan kerjanya pun bilitas terhadap peningkatan Kesejahtera-
cukup tinggi. Angkatan kerja bertambah an, karena ada bonus demografi. Bonus
dari sekitar 73,9 juta orang pada tahun Demografi merupakan demographic divi-
1990, menjadi sekitar 96,5 juta pada tahun dent atau demographic gift dalam jangka
2000 dan meningkat lagi menjadi 144,7 juta waktu 15 tahun kedepan setelah mereka
pada tahun 2020. ikut Keluarga Berencana memberikan sum-
Ascobat Gani dari Pusat Kajian Ekonomi bangan terhadap penurunan Dependency
dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kese- Ratio. Karena tenaga produktif bebannya
hatan Masyarakat Universitas Indonesia terhadap tenaga non produktif akan
(FKM UI), di depan peserta Workshop ten- semakin kecil. Kondisi ini tentu akan
tang "Masalah Kependudukan: Kesempatan memberikan dampak terhadap beban
Atau Musibah", di Cisarua Bogor, 27 Juni pemerintah dan masyarakat yang pada
2009, menyatakan Indonesia sebagai negara akhirnya akan meningkatkan produktivitas
yang luas dan sangat beraneka memiliki masyarakat.
kondisi demografis yang beragam pula. Bagaimana peran atau dampak terjadi-
Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali, misalnya, nya Bonus Demografi dan bagaimana dapat

VARIASI, ISSN: 2085- Volume 2 Nomor 6, Februari 2011 Hal - 19


Majalah Ilmiah Unimus Informasi Komunikasi dan Pengkajian Iptek

hal ini selanjutnya akan memberikan b) Pandangan terhadap manusia lebih


manfaat terhadap peningkatan kesejahte- meningkat dan dihargai sebagai aset
raan masyarakat?. Untuk menjelaskan dan pembangunan.
men-jawab pertanyaan diatas dapat c) Hasrat orang tua terhadap investasi
dijelaskan sebagai berikut : pendidikan anak-anaknya, karena ma-
Dengan adanya Bonus Demografi syarakat meyakini akan hasilnya bagi
merupakan The Window Of Opportunity hari tua anak-anaknya.
melalui kelahiran tercegah. Ibu-ibu akan d) Apabila perempuan ini dilahirkan oleh
banyak mempunyai waktu yang lebih generasi yang sudah menganut keluarga
banyak untuk melakukan hal-hal yang kecil, maka mereka cenderung memiliki
bukan melahirkan dan merawat anak atau keluarga kecil juga. Berarti terjadi
masa melahirkan dan merawat anak lebih perubahan pola pikir yang positif bagi
pendek. Kenyataan ini akan berpengaruh masyarakat. Perempuan cenderung me-
secara signifikans terhadap peningkatan milih untuk mempunyai anak sedikit dan
kesempatan keluarga untuk melakukan ke- dapat masuk ke pasar kerja atau
giatan produktif. Kegiatan produktif akan memanfaatkan Opportunity Cost.
bermuara terhadap peningkatan kesejah-
teraan masyarakat, yakni: (1) Meningkatkan 3. Struktur angkatan kerja
motivasi perempuan untuk masuk pasar
kerja, (2) Memperbesar peran perempuan, Jika dilihat, dari 166,6 juta penduduk
(3) Tabungan masyarakat, dan (4) Modal usia kerja tahun 2008, sebanyak 111,95
manusia (human capital) tersedia. juta masuk angkatan kerja. Dari jumlah
Bonus Demografi akan memicu partum- ini, 102,55 juta berstatus bekerja, dengan
buhan tabungan (Savings), melalui angka pengangguran terbuka hanya 9,39
tabungan ini dapat terbentuk akumulasi juta. Tetapi, jika kita cermati lagi, dari
kapital untuk investasi dalam peningkatan 102,55 juta yang bekerja, sebagian besar
pertumbuhan ekononi yang akan membe- berstatus setengah menganggur. Sebanyak
rikan konstribusi terhadap peningkatan 33,26 persen hanya bekerja kurang dari 35
kesejahteraan masyarakat, dalam arti yang jam seminggu dan 59 persen kurang dari 45
lebih besar. Pertumbuhan ekonomi ini jam seminggu. Sekitar 60-70 persen lebih
berhubungan dengan penduduk sebagai yang bekerja terserap di sektor informal
dampak adanya age dependency model dengan upah minim tanpa jaminan sosial
melalui a birth averted (terhindarnya dan kesejahteraan. Artinya, sebagian besar
kelahiran seseorang). pekerja kita belum mampu keluar dari
Kelahiran tercegah merupakan initial perangkap kemiskinan. Kemiskinan ini
factors of endowment yang kan menentu- menghasilkan lingkaran setan yang membu-
kan arah peningkatan kesejahteraan masya- at mereka semakin sulit keluar dari keme-
rakat. Williamson mengemukakan Kelahiran laratan dan kualitas SDM rendah. (Sri
tercegah merupakan faktor yang penting Hartati H, 2009).
dalam menentukan proses perjalanan dan Mereka yang bekerja di sektor formal,
kecepatan pertumbuhan ekonomi. Karena seperti industri manufaktur pun umumnya
dapat meningkatkan propensitas orang tua hanya menjadi operator atau buruh kasar.
untuk menanamkan investasi modal Klasifikasi Baku Jabatan Industri 2002, dari
manusia dalam diri anak-anaknya (human pekerja di sektor elektronik, separuhnya
capital accumulation). Lebih lanjut Bloom, merupakan operator dan perakit, dengan
Canning dan Sevilla menambahkan bahwa produktivitas dan nilai tambah minim (3,1
peningkat-an harapan hidup telah merubah persen dari seluruh subsektor manufaktur).
gaya hidup masyarakat disegala aspek, Hanya 0,7 persen yang mampu menduduki
yaitu : posisi manajerial dan 0,6 persen posisi
a) Sikap dan perilaku masyarakat tentang profesional. Ini menggambarkan apa yang
pendidikan, keluarga, peranan perem- disebut krisis keterampilan (skill crisis),
puan (accounting effects dan behavioral yang membuat Indonesia tak mampu
effects).

VARIASI, ISSN: 2085- Volume 2 Nomor 6, Februari 2011 Hal - 20


Majalah Ilmiah Unimus Informasi Komunikasi dan Pengkajian Iptek

menangkap peluang persaingan global yang hanya akan terjadi kalau ada upaya
ada. rekayasa demografi yang dibarengi dengan
Dari latar belakang pendidikan, separuh peningkatan kualitas SDM (human capital
lebih atau 58,36 juta dari 111,47 juta deepening). Kualitas ini bukan hanya
angkatan kerja hanya berpendidikan SD ke menyangkut pendidikan, tetapi juga aspek
bawah. Sisanya SMP 19,91 persen, SMA 20,7 gizi, kesehatan, dan soft skill sehingga
persen, dan perguruan tinggi 5,05 persen. pendekatan kebijakannya juga harus life
Kita kalah jauh dari negara-negara lain cycle approach dan lintas sektor karena
dalam mencetak SDM berpendidikan tinggi. investasi modal manusia ini sifatnya
Itu pun tak semuanya siap kerja. Sampai investasi sosial jangka panjang yang
2030, sebagian besar angkatan kerja kita hasilnya (return on investment) baru akan
masih akan berkarakteristik pendidikan SD bisa dinikmati dalam 30 tahun”.
ke bawah. Dengan profil SDM seperti ini,
bagaimana kita mau bicara SDM 4. Peran Masyarakat dalam Membangun
berkualitas? Padahal, 80 persen kemajuan Bangsa yang Sehat
ekonomi ditentukan oleh kualitas SDM,
bukan oleh SDA yang melimpah. Menurut Undang-Undang No.9 tentang
Pertumbuhan ekonomi tidak akan berja- Pokok-Pokok Kesehatan dalam Bab I Pasal
lan tanpa dukungan SDM memadai dan ber- 2: “Yang dimaksud dengan kesehatan
kualitas. Repotnya, seperti dikatakan eko- dalam Undang-Undang ini ialah yang
nom Widjojo Nitisastro, pembangunan meliputi kese-hatan badan, rohani, dan
kualitas SDM sendiri juga tak akan terwujud sosial, dan bukan hanya keadaan yang
tanpa adanya pertumbuhan ekonomi. Dan, bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan”
keduanya tak akan terjadi tanpa adanya (Indan; 2000).
upaya mengendalikan jumlah penduduk Pembangunan di bidang kesehatan anta-
yang besar itu sendiri. Jadi ada tali-temali. ra lain bertujuan agar semua lapisan
Ini yang sering kali tidak dilihat dalam masyarakat memperoleh pelayanan kese-
kerangka pandang dan kebijakan holistis. hatan secara mudah, murah, dan merata.
Ini juga terjadi dalam kebijakan sektoral, di Melalui upaya tersebut diharapkan akan
mana sinergi tak terjadi dan egosektoral tercapai derajat kesehatan masyarakat
lebih dominan. Dalam kaitan pembangunan yang lebih baik. Berbagai upaya untuk
SDM, bukan hanya kelembagaan pendidikan meningkatkan derajat kesehatan masyara-
tak mampu mencetak SDM siap kerja, kat sudah banyak dilakukan oleh peme-
tetapi kebijakan industri sendiri juga tak rintah selama ini. Kesehatan juga
berpihak pada karakteristik tenaga kerja merupakan salah satu aspek yang dapat
yang ada. Hal ini antara lain tercermin dari digunakan untuk melihat kese-jahteraan
kebijakan yang lebih memberi angin pada masyarakatnya. Ada tiga indikator dalam
sektor industri padat modal, tak berbasis kesehatan yang biasa digunakan untuk
kekuatan sumber daya domestik, dengan melihat kesejahteraan tersebut, yaitu
kandungan impor yang tinggi. Akibatnya, Angka Kematian Bayi/IMR (Infant Mortality
ketika krisis ekonomi global yang lalu Rate), Angka Harapan Hidup, dan Angka
terjadi, kita ikut babak belur. Tidak adanya Kesakitan. (BPS;2003).
sinergi kebijakan lintas sektor mengakibat- Selain tiga indikator di atas, terdapat
kan ketidakmampuan menyediakan lapa- ukuran lain untuk melihat tingkat
ngan kerja produktif sehingga tak terjadi kesehatan diantaranya persentase masya-
peningkatan pendapatan per kapita dan rakat yang mengunjungi berbagai fasilitas
akumulasi tabungan rumah tangga umum seperti puskesmas, posyandu, pos
(household saving) yang kemudian bisa obat desa, pondok bersalin desa, fasilitas
diinvestasikan kembali untuk meningkatkan air bersih, dan juga persentase
pertumbuhan ekonomi dan kesempatan keterlibatan masyarakat dalam berperilaku
kerja. hidup sehat.
Singkatnya, kata ahli Demografi, Sri Meningkatnya derajat kesehatan diha-
Hartati Hambali (2009), “bonus demografi rapkan dapat meningkatkan produktivitas

VARIASI, ISSN: 2085- Volume 2 Nomor 6, Februari 2011 Hal - 21


Majalah Ilmiah Unimus Informasi Komunikasi dan Pengkajian Iptek

penduduk, sehingga dapat mencapai kese- Dalam analisis eksternal untuk melihat
jahteraan. Keadaan kesehatan penduduk peluang dalam potensi masyarakat memba-
pada suatu saat dapat digunakan untuk yar pelayanan kesehatan harus diperha-
mem-berikan gambaran tentang status tikan demand masyarakat. Dalam hal ini
kesehatan penduduk pada umumnya. Dalam demand masyarakat akan rumahsakit dapat
kaitan dengan upaya peningkatan kesejah- dilihat dari berbagai faktor (Fuchs 1998,
teraan, status kesehatan memberikan Dunlop dan Zubkoff 1981) antara lain:
pengaruh pada tingkat produktivitas Kebutuhan berbasis pada aspek fisiologis
(BPS;2003;9). yang tercatat dalam data epidemiologi;
Kesehatan merupakan salah satu aspek Penilaian pribadi akan status kesehat-
yang sangat menentukan dalam mem- annya; Variabel-variabel ekonomi seperti:
bangun unsur manusia agar memiliki tarif, ada tidaknya sistem asuransi, dan
kualitas seperti yang diharapkan, mampu penghasilan; Variabel-variabel demografis
bersaing di era yang penuh tantangan saat dan organisasi. Di samping faktor-faktor
ini maupun masa yang akan datang. Dengan tersebut masih ada faktor lain misalnya:
tidak adanya orang sakit berarti tidak pengiklanan, pengaruh jumlah dokter dan
adanya beban masyarakat serta hilangnya fasilitas pelayanan kesehatan, dan
sumber penularan penyakit. Orang sehat di pengaruh inflasi. Faktor-faktor ini satu
samping dapat mengurus kebutuhan dirinya sama lain saling terkait.
sendiri juga berguna bagi masyarakat Kebutuhan berbasis pada aspek fisiologis
karena dapat menyumbangkan tenaga dan menekankan pentingnya keputusan petugas
pikirannya dalam pembangunan bangsa dan medis yang menentukan perlu tidaknya se-
negara (Indan;2000;18). seorang mendapat pelayanan medis.
Sudah selayaknya setiap warga negara Kebutuhan ini dapat dilihat pada pola epi-
yang baik untuk selalu memelihara dan demiologi yang seharusnya diukur berda-
meningkatkan kesehatan dirinya (badan, sarkan kebutuhan masyarakat. Akan tetapi
mental, dan sosialnya) dengan sebaik- data epidemiologi yang ada sebagian besar
baiknya untuk kepentingan diri sendiri dan menggambarkan puncak gunung es, yaitu
inipun merupakan sumbangan yang besar demand, bukan kebutuhan (needs). Secara
sekali terhadap usaha pemeliharaan dan sosio-antropologis, penilaian pribadi akan
peningkatan kesehatan masyarakat. status kesehatan dipengaruhi oleh keperca-
(Indan;2000; 19). yaan, budaya dan norma-norma sosial di
Perlu dipahami mengenai need dan masyarakat. Misalnya Rumah Sakit, harus
demand dalam hal kesehatan. Demand memperhatikan keadaan masyarakat.
adalah keinginan untuk lebih sehat di- Harap diperhatikan pula demand ter-
wujudkan dalam perilaku mencari perto- hadap pelayanan pengobatan alternatif
longan tenaga kedokteran. Needs adalah ada di masyarakat. Sebagai contoh untuk
keadaan kesehatan yang oleh tenaga berbagai masalah kesehatan jiwa, peranan
kedokteran dinyatakan harus mendapatkan dukun masih besar. Disamping itu masalah
penanganan medis (Posnett, 1988). Dengan persepsi mengenai risiko sakit merupakan
demikian demand masyarakat tidak sama hal yang penting. Ada sebagian masyarakat
dengan needs. yang sangat memperhatikan status kese-
Secara ideal berdasarkan konsep negara hatannya sehingga berusaha untuk meme-
kesejahteraan, seluruh needs masyarakat liharanya dengan baik, tetapi ada pula
akan dibiayai pemerintah. Akan tetapi hal yang tidak perduli dengan kesehatannya.
ini sulit dilakukan, sehingga pemerintah di Variabel-variabel demografis dan orga-
negara sedang berkembang melakukan nisasi meliputi umur, jenis kelamin, dan
berbagai usaha. Masyarakat yang miskin pendidikan. Faktor umur mempengaruhi
yang mempunyai needs akan pelayanan demand terhadap pelayanan preventif dan
kesehatan merupakan pihak yang dibiayai, kuratif. Semakin tua seseorang, lebih
sedangkan mereka yang mempunyai meningkat demandnya terhadap pelayanan
demand dan mampu membayar diharapkan kuratif. Sementara itu demand terhadap
untuk mandiri. pelayanan kesehatan preventif menurun.

VARIASI, ISSN: 2085- Volume 2 Nomor 6, Februari 2011 Hal - 22


Majalah Ilmiah Unimus Informasi Komunikasi dan Pengkajian Iptek

Dengan kata lain, semakin mendekati saat dan kesehatan, khususnya kesehatan
kematian, seseorang merasa bahwa keuntu- reproduksi, pengangguran dengan segala
ngan dari pelayanan kesehatan preventif dampaknya, serta kehancuran lingkungan
akan lebih kecil dibandingkan dengan saat dan sumber daya alam dalam arti luas.
masih muda. Fenomena ini terlihat pada Oleh karena itu, bagaimana The
pola demografi di negara-negara maju yang Window Of Opportunity karena terjadinya
berubah menjadi masyarakat tua. bonus demografi tersebut dapat diman-
Pengeluaran untuk pelayanan kesehatan faatkan, sebagai peluang emas untuk
menjadi sangat tinggi. Untuk perawatan meningkatkan kesehateraan rakyat, sehing-
orang tua yang lama, mungkin bukan rumah ga bonus demografi bukan bahkan menjadi
sakit yang menjadi pilihan namun lebih ke beban negara, tetapi sebaliknya dan
perawatan rumah. Seseorang dengan pendi- selayaknya memang menjadi modal bangsa
dikan tinggi cenderung mempunyai demand untuk menjadi kuat, sehat dan bermar-
yang lebih tinggi. Pendidikan yang lebih tabat. Karena secara konsep hakikinya
tinggi cenderung untuk meningkatkan kesa- mensepakati bahwa penduduk adalah salah
daran akan status kesehatan, dan konseku- satu modal bangsa dalam pembangunan
ensinya menggunakan pelayanan kesehatan. yang dominan.

5. Penutup Daftar Pustaka

Penduduk Indonesia yang tidak berkua- Ascobat Gani dalam http://www.indonesia.


litas menjadi beban pembangunan, bonus go.id/id - REPUBLIK INDONESIA, 31
demografi yang terdiri dari manusia kurang Desember 2009.
bermutu akan menambah persoalan. Blakely Edward J (1989), Planning Local
Sementara negara-negara maju mengambil Economic Development Theory and
manfaat dari bonus demografi baik dari Practice, Sage Publication
negerinya maupun luar negeri, yang Prijono Tjiptoherijanto, 2001. Proyeksi
menjadikan mereka sebagai negara yang Penduduk, Angkatan Kerja, Tenaga
Kerja, dan Peran Serikat Pekerja dalam
sehat, kuat dan bermartabat. Oleh karena
Peningkatan Kesejahteraan, Majalah
itu, program utama pengembangan mutu
Perencaan Pembangunan, Edisi 23.
SDM saat ini sudah harus fokus, sehingga Kantor Menteri Negara Kependudukan/
penduduk usia 15-64 tahun tidak menjadi BKKBN, 1995, Transisi Demografi,
beban tapi memiliki produktifitas. Mereka Transisi Pendidikan, dan Transisi
diharapkan memiliki nilai tambah yang Kesehatan di Indonesia. Jakarta.
memberikan devisa bagi negara. Di negara www.bkkbn.go.id, 2009
berkembang penduduk usia 15-64 tahun http://www.antaranews. Com, 2009
sebagian masih menjadi beban, belum
mampu memberikan sumbangan devisa bagi Penulis :
negara. Untuk itu perlu usaha bersama
untuk meningkatkan mutu SDM sehingga Win Konadi, Drs., M.Si
kelompok usia produktif mampu menyum- Lahir di Lhokseumawe, 6 November 1964.
bangkan devisa bagi negaranya. Kemam- Lektor Statistika Demografi Universitas
puan akademis yang tinggi dan keteram- Almuslim Bireuen – Aceh
pilan yang diharapkan bisa membantu email: win.manan@yahoo.co.id
remaja bersangkutan untuk melanjutkan ke
perguruan tinggi dan bisa hidup mandiri di Zainuddin Iba, SE, MM
masyarakat luas. Lahir di desa Blang Dalam Baroh, Aceh Utara,
Maria Hartiningsih (dalam www.Kompas. 15 September 1961. Sarjana Ekonomi Univ.
Com,16 April 2009), menyebutkan “Kolaps Pakuan Bogor dan Magister Manajemen
pada zaman ini juga disebabkan ledakan Unsyiah. Dosen di STIE Kebangsaan Bireuen,
pertumbuhan penduduk yang dibarengi dan Universitas Almuslim Peusangan Bireuen
rendahnya kualitas dan akses terhadap Aceh
pelayanan sosial dasar, seperti pendidikan

VARIASI, ISSN: 2085- Volume 2 Nomor 6, Februari 2011 Hal - 23


Majalah Ilmiah Unimus Informasi Komunikasi dan Pengkajian Iptek

VARIASI, ISSN: 2085- Volume 2 Nomor 6, Februari 2011 Hal - 6

Anda mungkin juga menyukai