Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Abstrak
menangkap peluang persaingan global yang hanya akan terjadi kalau ada upaya
ada. rekayasa demografi yang dibarengi dengan
Dari latar belakang pendidikan, separuh peningkatan kualitas SDM (human capital
lebih atau 58,36 juta dari 111,47 juta deepening). Kualitas ini bukan hanya
angkatan kerja hanya berpendidikan SD ke menyangkut pendidikan, tetapi juga aspek
bawah. Sisanya SMP 19,91 persen, SMA 20,7 gizi, kesehatan, dan soft skill sehingga
persen, dan perguruan tinggi 5,05 persen. pendekatan kebijakannya juga harus life
Kita kalah jauh dari negara-negara lain cycle approach dan lintas sektor karena
dalam mencetak SDM berpendidikan tinggi. investasi modal manusia ini sifatnya
Itu pun tak semuanya siap kerja. Sampai investasi sosial jangka panjang yang
2030, sebagian besar angkatan kerja kita hasilnya (return on investment) baru akan
masih akan berkarakteristik pendidikan SD bisa dinikmati dalam 30 tahun”.
ke bawah. Dengan profil SDM seperti ini,
bagaimana kita mau bicara SDM 4. Peran Masyarakat dalam Membangun
berkualitas? Padahal, 80 persen kemajuan Bangsa yang Sehat
ekonomi ditentukan oleh kualitas SDM,
bukan oleh SDA yang melimpah. Menurut Undang-Undang No.9 tentang
Pertumbuhan ekonomi tidak akan berja- Pokok-Pokok Kesehatan dalam Bab I Pasal
lan tanpa dukungan SDM memadai dan ber- 2: “Yang dimaksud dengan kesehatan
kualitas. Repotnya, seperti dikatakan eko- dalam Undang-Undang ini ialah yang
nom Widjojo Nitisastro, pembangunan meliputi kese-hatan badan, rohani, dan
kualitas SDM sendiri juga tak akan terwujud sosial, dan bukan hanya keadaan yang
tanpa adanya pertumbuhan ekonomi. Dan, bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan”
keduanya tak akan terjadi tanpa adanya (Indan; 2000).
upaya mengendalikan jumlah penduduk Pembangunan di bidang kesehatan anta-
yang besar itu sendiri. Jadi ada tali-temali. ra lain bertujuan agar semua lapisan
Ini yang sering kali tidak dilihat dalam masyarakat memperoleh pelayanan kese-
kerangka pandang dan kebijakan holistis. hatan secara mudah, murah, dan merata.
Ini juga terjadi dalam kebijakan sektoral, di Melalui upaya tersebut diharapkan akan
mana sinergi tak terjadi dan egosektoral tercapai derajat kesehatan masyarakat
lebih dominan. Dalam kaitan pembangunan yang lebih baik. Berbagai upaya untuk
SDM, bukan hanya kelembagaan pendidikan meningkatkan derajat kesehatan masyara-
tak mampu mencetak SDM siap kerja, kat sudah banyak dilakukan oleh peme-
tetapi kebijakan industri sendiri juga tak rintah selama ini. Kesehatan juga
berpihak pada karakteristik tenaga kerja merupakan salah satu aspek yang dapat
yang ada. Hal ini antara lain tercermin dari digunakan untuk melihat kese-jahteraan
kebijakan yang lebih memberi angin pada masyarakatnya. Ada tiga indikator dalam
sektor industri padat modal, tak berbasis kesehatan yang biasa digunakan untuk
kekuatan sumber daya domestik, dengan melihat kesejahteraan tersebut, yaitu
kandungan impor yang tinggi. Akibatnya, Angka Kematian Bayi/IMR (Infant Mortality
ketika krisis ekonomi global yang lalu Rate), Angka Harapan Hidup, dan Angka
terjadi, kita ikut babak belur. Tidak adanya Kesakitan. (BPS;2003).
sinergi kebijakan lintas sektor mengakibat- Selain tiga indikator di atas, terdapat
kan ketidakmampuan menyediakan lapa- ukuran lain untuk melihat tingkat
ngan kerja produktif sehingga tak terjadi kesehatan diantaranya persentase masya-
peningkatan pendapatan per kapita dan rakat yang mengunjungi berbagai fasilitas
akumulasi tabungan rumah tangga umum seperti puskesmas, posyandu, pos
(household saving) yang kemudian bisa obat desa, pondok bersalin desa, fasilitas
diinvestasikan kembali untuk meningkatkan air bersih, dan juga persentase
pertumbuhan ekonomi dan kesempatan keterlibatan masyarakat dalam berperilaku
kerja. hidup sehat.
Singkatnya, kata ahli Demografi, Sri Meningkatnya derajat kesehatan diha-
Hartati Hambali (2009), “bonus demografi rapkan dapat meningkatkan produktivitas
penduduk, sehingga dapat mencapai kese- Dalam analisis eksternal untuk melihat
jahteraan. Keadaan kesehatan penduduk peluang dalam potensi masyarakat memba-
pada suatu saat dapat digunakan untuk yar pelayanan kesehatan harus diperha-
mem-berikan gambaran tentang status tikan demand masyarakat. Dalam hal ini
kesehatan penduduk pada umumnya. Dalam demand masyarakat akan rumahsakit dapat
kaitan dengan upaya peningkatan kesejah- dilihat dari berbagai faktor (Fuchs 1998,
teraan, status kesehatan memberikan Dunlop dan Zubkoff 1981) antara lain:
pengaruh pada tingkat produktivitas Kebutuhan berbasis pada aspek fisiologis
(BPS;2003;9). yang tercatat dalam data epidemiologi;
Kesehatan merupakan salah satu aspek Penilaian pribadi akan status kesehat-
yang sangat menentukan dalam mem- annya; Variabel-variabel ekonomi seperti:
bangun unsur manusia agar memiliki tarif, ada tidaknya sistem asuransi, dan
kualitas seperti yang diharapkan, mampu penghasilan; Variabel-variabel demografis
bersaing di era yang penuh tantangan saat dan organisasi. Di samping faktor-faktor
ini maupun masa yang akan datang. Dengan tersebut masih ada faktor lain misalnya:
tidak adanya orang sakit berarti tidak pengiklanan, pengaruh jumlah dokter dan
adanya beban masyarakat serta hilangnya fasilitas pelayanan kesehatan, dan
sumber penularan penyakit. Orang sehat di pengaruh inflasi. Faktor-faktor ini satu
samping dapat mengurus kebutuhan dirinya sama lain saling terkait.
sendiri juga berguna bagi masyarakat Kebutuhan berbasis pada aspek fisiologis
karena dapat menyumbangkan tenaga dan menekankan pentingnya keputusan petugas
pikirannya dalam pembangunan bangsa dan medis yang menentukan perlu tidaknya se-
negara (Indan;2000;18). seorang mendapat pelayanan medis.
Sudah selayaknya setiap warga negara Kebutuhan ini dapat dilihat pada pola epi-
yang baik untuk selalu memelihara dan demiologi yang seharusnya diukur berda-
meningkatkan kesehatan dirinya (badan, sarkan kebutuhan masyarakat. Akan tetapi
mental, dan sosialnya) dengan sebaik- data epidemiologi yang ada sebagian besar
baiknya untuk kepentingan diri sendiri dan menggambarkan puncak gunung es, yaitu
inipun merupakan sumbangan yang besar demand, bukan kebutuhan (needs). Secara
sekali terhadap usaha pemeliharaan dan sosio-antropologis, penilaian pribadi akan
peningkatan kesehatan masyarakat. status kesehatan dipengaruhi oleh keperca-
(Indan;2000; 19). yaan, budaya dan norma-norma sosial di
Perlu dipahami mengenai need dan masyarakat. Misalnya Rumah Sakit, harus
demand dalam hal kesehatan. Demand memperhatikan keadaan masyarakat.
adalah keinginan untuk lebih sehat di- Harap diperhatikan pula demand ter-
wujudkan dalam perilaku mencari perto- hadap pelayanan pengobatan alternatif
longan tenaga kedokteran. Needs adalah ada di masyarakat. Sebagai contoh untuk
keadaan kesehatan yang oleh tenaga berbagai masalah kesehatan jiwa, peranan
kedokteran dinyatakan harus mendapatkan dukun masih besar. Disamping itu masalah
penanganan medis (Posnett, 1988). Dengan persepsi mengenai risiko sakit merupakan
demikian demand masyarakat tidak sama hal yang penting. Ada sebagian masyarakat
dengan needs. yang sangat memperhatikan status kese-
Secara ideal berdasarkan konsep negara hatannya sehingga berusaha untuk meme-
kesejahteraan, seluruh needs masyarakat liharanya dengan baik, tetapi ada pula
akan dibiayai pemerintah. Akan tetapi hal yang tidak perduli dengan kesehatannya.
ini sulit dilakukan, sehingga pemerintah di Variabel-variabel demografis dan orga-
negara sedang berkembang melakukan nisasi meliputi umur, jenis kelamin, dan
berbagai usaha. Masyarakat yang miskin pendidikan. Faktor umur mempengaruhi
yang mempunyai needs akan pelayanan demand terhadap pelayanan preventif dan
kesehatan merupakan pihak yang dibiayai, kuratif. Semakin tua seseorang, lebih
sedangkan mereka yang mempunyai meningkat demandnya terhadap pelayanan
demand dan mampu membayar diharapkan kuratif. Sementara itu demand terhadap
untuk mandiri. pelayanan kesehatan preventif menurun.
Dengan kata lain, semakin mendekati saat dan kesehatan, khususnya kesehatan
kematian, seseorang merasa bahwa keuntu- reproduksi, pengangguran dengan segala
ngan dari pelayanan kesehatan preventif dampaknya, serta kehancuran lingkungan
akan lebih kecil dibandingkan dengan saat dan sumber daya alam dalam arti luas.
masih muda. Fenomena ini terlihat pada Oleh karena itu, bagaimana The
pola demografi di negara-negara maju yang Window Of Opportunity karena terjadinya
berubah menjadi masyarakat tua. bonus demografi tersebut dapat diman-
Pengeluaran untuk pelayanan kesehatan faatkan, sebagai peluang emas untuk
menjadi sangat tinggi. Untuk perawatan meningkatkan kesehateraan rakyat, sehing-
orang tua yang lama, mungkin bukan rumah ga bonus demografi bukan bahkan menjadi
sakit yang menjadi pilihan namun lebih ke beban negara, tetapi sebaliknya dan
perawatan rumah. Seseorang dengan pendi- selayaknya memang menjadi modal bangsa
dikan tinggi cenderung mempunyai demand untuk menjadi kuat, sehat dan bermar-
yang lebih tinggi. Pendidikan yang lebih tabat. Karena secara konsep hakikinya
tinggi cenderung untuk meningkatkan kesa- mensepakati bahwa penduduk adalah salah
daran akan status kesehatan, dan konseku- satu modal bangsa dalam pembangunan
ensinya menggunakan pelayanan kesehatan. yang dominan.