Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH OPERASI TEKNIK KIMIA

JUDUL:

ALAT FILTRASI “Bed Filters”

Disusun oleh:

1. Fadillatul Nisa (1507122357)


2. Fathrur Rahman (1507110311)
3. Laisa Husraini (1507113888)
4. Rahman Fikri (1507115808)

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS RIAU

1
PEKANBARU

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
untuk memenuhi tugas mata kuliah “Operasi Teknik Kimia” Alat- alat Filtrasi.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas dan persyaratan kurikulum pada
Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Riau, Pekanbaru.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu
Prof. Zuchra Helwani., ST. MT.PhD selaku Dosen mata kuliah Operasi Teknik Kimia I yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan mengenai konsep dan perencanaan saringan pasir cepat, mekanisme
saringan pasir cepat, dan lain-lain serta kelebihan dan kekurangan dari saringan pasir cepat
ini.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penyusunan makalah ini masih
terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa adanya saran yang membangun.
Akhir kata, semoga makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

Pekanbaru, 25 Mei 2017

Kelompok 7

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
I. 1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
I. 2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
I. 3 Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II TEORI
2.1 Pengertian Bed Filters ................................................................................. 3
2.2 Slow Sand Filter .......................................................................................... 4
2.2.1Hal yang perlu diperhatikan pada Slow Sand Flters ............................ 7
2.2.2 Keunggulan ......................................................................................... 8
2.2.3 Kekurangan ......................................................................................... 9
2.3 Rapip Sand Filter ......................................................................................... 9
2.3.1 Prinsip Kerja ...................................................................................... 10
2.3.2 Kriteria Saringan ................................................................................. 11
2.3.3 Bagian-bagian Rapip Sand Filter ....................................................... 12
2.3.4 Media Filter dan Distribusi Pasir ....................................................... 13
2.3.5 Keunggulan ......................................................................................... 15
2.3.6 Kekurangan ......................................................................................... 15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 16

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Filtrasi adalah proses penyaringan partikel secara fisika, kimia dan biologi untuk memisahkan
atau penyaring partikel yang tidak terendapkan di sidementasi melalui media berpori. Selama proses
filtrasi, zat-zat pengotor dalam media penyaring akan menyebabkan terjadinya penyumbatan pada
pori-pori media sehingga kehilangan tekanan akan meningkat. Media yang sering digunakan adalah
pasir, karena mudah diperoleh dan ekonomis. Selain pasir, media penyaring lain yang dapat
digunakan adalah karbon aktif, athracite, coconut shell, dan lain-lain. Diharapkan dengan
penyaringan, akan dapat menghilangkan kekeruhan tersebut secara total atau dengan perkataan lain,
sisa kekeruhan yang terkandung pada aliran keluar (filtrat) dari proses penyaringan adalah 0,00 mg/l.
Filtrasi juga merupakan teknik pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan
melewatkannya pada medium penyaringan, atau septum, yang di atasnya padatan akan terendapkan.
Fluida yang difiltrasi dapat berupa cairan atau gas; aliran yang lolos dari saringan mungkin saja
cairan, padatan, atau keduanya. Suatu saat justru limbah padatnyalah yang harus dipisahkan dari
limbah cair sebelum dibuang. Terkadang, kandungan padatan suatu umpan mempunyai range dari
hanya sekedar jejak sampai persentase yang besar. Seringkali umpan dimodifikasi melalui beberapa
pengolahan awal untuk meningkatkan laju filtrasi, misal dengan pemanasan, kristalisasi, atau
memasang peralatan tambahan pada penyaring seperti selulosa atau tanah diatomae. Oleh karena
varietas dari material yang harus disaring beragam dan kondisi proses yang berbeda, banyak jenis
penyaring telah dikembangkan, beberapa jenis akan dijelaskan di bawah ini.

Fluida mengalir melalui media penyaring karena perbedaan tekanan yang melalui media
tersebut. Penyaring dapat beroperasi pada:

 Tekanan di atas atmosfer pada bagian atas media penyaring.


 Tekanan operasi pada bagian atas media penyaring.
 Vakum pada bagian bawah.

Tekanan di atas atmosfer dapat dilaksanakan dengan gaya gravitasi pada cairan dalam suatu
kolom, dengan menggunakan pompa atau blower, atau dengan gaya sentrifugal. Dalam suatu
penyaring gravitasi media penyaring bisa jadi tidak lebih baik daripada saringan (screen) kasar atau
dengan unggun partikel kasar seperti pasir. Pada makalah ini kita akan membahan suatu alat
penyaringan yang mengunakan media penyaringan dengan bahan kasar pasir.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:

4
 Apakah yang dimaksud dengan Bed Filter?
 Apa saja jenis dari alat Bed Filter?
 Bagaimana Cara Kerja Alat tersebut?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalan ini adalah :
 Mengetahu definisi dari Bed Filters
 Mengetahui Jenis –Jenis dari Bed Filters
 Mengetahui cara kerja alat bed Filters

5
BAB II
TEORI
2.1 Pengertian Bed Filter
Bed filter adalah bahan seperti pasir yang digunakan untuk menghilangkan bahan-
bahan tertentu, termasuk minyak atau padat, dari aliran cair. Mereka umumnya digunakan
untuk membersihkan aliran air limbah industri, dan dapat diinstal sebagai sistem septik
perumahan. Teknologi bed Filter yang paling sering adalah sistem gravitasi-makan, di mana
cairan masuk di bagian atas dan bergerak ke bawah ke saluran air yang terletak di dasar.
Teknologi bed filter industri dapat menggunakan berbagai bahan sebagai media filtrasi,
termasuk pasir, tanah berpori, atau butiran karbon. Efisiensi penyaringan tergantung pada
beberapa faktor, termasuk luas permukaan media filter. Luas permukaan berarti total
permukaan media filter, yang merupakan total luas semua partikel atau butiran karbon yang
digunakan untuk bed (filter). Media secara teliti dirancang untuk memberikan area
permukaan besar tanpa menjadi terlalu kecil dalam ukuran, yang dapat menyebabkan
penyumbatan.

Seberapa lama cairan tetap di bed (filter), dapat menjadi penting bagi sistem filter
menghilangkan bahan kimia dari proses aliran di industri. Distribusi cair seharusnya di atas
bed (filter), dan bed (filter) sendiri harus bertingkat untuk mencegah cairan mengalir hanya
pada satu sisi bukannya melalui seluruh area. Bed (filter) harus tidak terbebas untuk
memudahkan pergerakan aliran air, bed (filter) padat memiliki luas permukaan kurang luas
dan dapat menyumbat lebih cepat.

Bed (filter) dapat dioperasikan secara kontinyu, seperti yang terjadi dalam suatu proses
industri, atau mereka dapat beroperasi dalam batch, atau intermiten, aplikasi. Contoh batch
filtrasi bed (filter) yang digunakan untuk mengolah air limbah rumah. Seperti air mengalir
dari rumah, pertama kali masuk septic tank di mana padatan dipisahkan keluar. Cairan
meninggalkan tangki ini menuju ke tangki pompa, yang merupakan bak beton kecil dengan
pompa terendam terletak di bagian bawah.

Ketika saklar yang mengambang menunjukkan tangki pompa semakin penuh,


mengaktifkan pompa dan mengosongkan isinya ke tempat tidur pasir. Bed (filter) ini sering
dibuat di atas tanah, dan berisi lapisan pasir dan kerikil, dengan pipa saluran yang terletak di
bagian bawah dan pancuran atau pipa distribusi terletak di bagian atas. Air dipompa melewati
pipa distribusi, di mana ia disemprot atau menetes ke bed (filter) pasir.
6
Bed (filter) pasir berguna untuk air limbah karena mereka tidak hanya memisahkan
padatan, tetapi bakteri dan udara hadir di bed (filter) dapat membantu gangguan apapun
sampah yang masuk dari septic tank. Sistem drainase mengumpulkan air di bagian bawah,
dan biasanya dikirim ke distribusi bagian bawah tanah di mana air bisa masuk tanah.
Diperlukan penggantian sesekali pada filter pasir seperti mengisi dengan bahan padat, tetapi
sistem ini dapat bertahan cukup lama.

Tipe lain dari bed filter adalah filter fluidized bed. Sistem ini dapat dirancang dalam
dua cara, cair dapat dipompa dari bawah saringan untuk mengangkat dan mengganggu
saringan, dan udara atau gas lain dapat ditiupkan ke dalam bagian bawah tangki filter untuk
agitasi media. Sistem Fluidized dirancang terutama untuk filtrasi kimia, di mana luas
permukaan yang tinggi diperlukan untuk mengekstrak kontaminan atau bahan kimia dari
aliran cairan. Mereka tidak efektif untuk menyaring padatan, karena efek agitasi akan
mencegah filter dari perangkap bahan padat. Sistem Bed Filter terdiri dari dua macam yaitu:

1. Slow Sand Filter (Penyaringan Pasir Lambat)


2. Rapip Sand Filters (Penyaringan Pasir Cepat)
3.
2.2 Slow Sand Filter
Air merupakan kebutuhan yang sangat vital dan penting bagi manusia. Adanya
pencemaran pada sumber-sumber air menimbulkan kesulitan bagi masyarakat untuk
mendapatkan air bersih yang nantinya diolah menjadi air minum yang layak. Beberapa
pencemaran pada air sumber air ini antara lain tingginya kandungan bakteri Coli serta
kekeruhan yang cukup tinggi. Maka dari itu untuk menghilangkan kekeruhan dan bakteri
dilakukanlah suatu proses penjernihan air dimana salah satu teknik yang digunakan adalah
teknik Slow Sand Filter.
Slow Sand Filter atau bisa juga disebut Saringan Pasir Lambat digunakan untuk
meningkatkan kebutuhan dasar masyarakat khususnya mengenai kebutuhan akan air bersih
yang umumnya berada di daerah pedesaan, maka perlu disesuaikan dengan sumber air baku
serta teknologi yang sesuai dengan tingkat penguasaan teknologi dalam masyarakat itu
sendiri.
Sistem Slow Sand Filter merupakan teknologi pengolahan air yang sangat sederhana
dengan hasil air bersih dengan kualitas yang baik. Slow Sand Filter ini mempunyai
keunggulan yaitu tidak memerlukan bahan kimia (koagulan) yang mana bahan kimia ini

7
sering menjadi kendala yang dialami pada proses pengolahan air di daerah pedesaan. Sistem
Slow Sand Filter merupakan teknologi pengolahan air yang sangat sederhana dengan hasil air
bersih dengan kualitas yang baik. Slow Sand Filter ini mempunyai keunggulan yaitu tidak
memerlukan bahan kimia (koagulan) yang mana bahan kimia ini sering menjadi kendala yang
dialami pada proses pengolahan air di daerah pedesaandialirkan ke bak pengendap tanpa
memakai zat kimia untuk mengedapkan kotoran yang ada dalam air baku yang selanjutnya di
saring dengan Slow Sand

Jika air baku baku dialirkan ke Slow Sand Filter maka kotoran-kotoran yang ada di
dalamnya akan tertahan pada media pasir. Oleh karena adanya akumulasi kotoran baik dari
zat organik maupun zat anorganik pada media filternya akan terbentuk lapisan (film)
biologis. Dengan terbentuknya lapisan ini maka di samping proses penyaringan secara fisika
dapat juga menghilangkan kotoran (impuritis) secara bio-kimia. Biasanya ammonia dengan
konsetrasi yang rendah, zat besi, mangan dan zat-zat yang menimbulkan bau dapat
dihilangkan dengan cara ini. Hasil dengan cara pengolahan ini mempunyai kualitas yang
baik.

Cara ini sangat sesuai untuk pengolahan yang air bakunya mempunyai kekeruhan yang
rendah dan relatif tetap. Biaya operasi rendah karena proses pengendapan biasanya tanpa
bahan kimia. Tetapi jika kekeruhan air baku cukup tinggi, pengendapan dapat juga memakai
baghan kimia (koagulan) agar beban filter tidak terlalu berat. Secara umum, proses
pengolahan air bersih dengan Slow Sand Filter konvensional terdiri atas unit proses yakni
bangunan penyadap, bak penampung, saringan pasir lambat dan bak penampung air bersih.

Umumnya disain konstruksi dari Slow Sand Filter dirancang setelah didapat hasil dari
survai lapangan baik mengenai kuantitas maupun kualitas. Dalam gambar desain telah
ditetapkan proses pengolahan yang dibutuhkan serta tata letak tiap unit yang beroperasi.
Kapasitas pengolahan dapat dirancang dengan berbagai macam ukuran sesuai dengan
kebutuhan yang diperlukan. Biasanya saringan pasir lambat hanya terdiri dari sebuah bak
yang terbuat dari beton, ferosemen, bata semen atau bak fiber glass untuk menampung air dan
media penyaring pasir. Bak ini dilengkapi dengan sistem saluran bawah, inlet, outlet dan
peralatan kontrol. Untuk sistem Slow Sand Filter Skonvensional terdapar dua tipe saringan
yakni:

8
a. Slow Sand Filter Dengan Kontrol Pada Inlet

Gamabr 1.1 Slow Sand Filter Dengan Kontrol Pada Inlet.


Keterangan :
a. Kran untuk inlet air baku dan pengaturan laju penyaringan
b. Kran untuk pengrlotoran air supernatant
c. Indicator laju air
d. Weir inlet
e. Kran untuk pencucian balik unggun pasir dengan air bersih
f. Kran untuk pengeluarann / pengurasan air olahan yang masih kotor
g. Kran distribusi
h. Kran penguras bak air bersih

b. Slow Sand Filter Dengan Kontrol Pada Outlet

9
Gambar 1.2 Slow Sand Filter Dengan Kontrol pada Outlet
Keterangan :
a. Kran untuk inlet air baku
b. Kran untuk penggelontoran air supernatant
c. Kran untuk pencucuian balik unggun pasir dengan air bersih
d. Kran untuk pengeluaran/pengurasan air olahan yang masih kotor
e. Kran pengatur laju alir
f. Indikator laju alir
g. Kran distribusi
h. Kran penguras bak air bersih

2.2.1 Hal- hal yang perlu diperhatikan pada sistem Slow Sand Filters

a. Bagian Inlet
Struktur inlet dibuat sedemikian rupa sehingga air masuk ke dalam saringan tidak
merusak atau mengaduk permukaan media pasir bagian atas. Struktur inlet ini
biasanya berbentuk segi empat dan dapat berfungsi juga untuk mengeringkan air
yang berada di atas media penyaring (pasir).
b. Lapisan Air diatas media penyaringan (supernatant)
Tinggi lapisan air yang berada di atas media penyaring (supernatant) dibuat
sedemikian rupa agar dapat menghasilkan tekanan (head) sehingga dapat mendorong
air mengalir melalui unggun pasir. Di samping itu juga berfungsi agar dapat
memberikan waktu tinggal air yang akan diolah di dalam unggun pasir sesuai
dengan kriteria disain.
c. Bagian Pengeluaran (Outlet)

10
Bagian outlet ini selain untuk pengeluran air hasil olahan, berfungsi juga sebagai
weir untuk control tinggi muka air diatas lapisan pasir.
d. Media Penyaringan (Unggun Pasir)
Media penyaring dapat dibuat dari segala jenis bahan inert(tidak larut dalam air atau
tidak bereaksi dengan bahan kimia yang ada dalam air). Media penyaring yang
umum dipakai yakni pasir silika karena mudah diperoleh, harganya cukup murah
dan tidak mudah pecah. Diameter pasir yang digunakan harus cukup halus yakni
dengan ukuran 0,2-0,4 mm.
e. Sistem saluran bawah (drainage)
Sistem saluran bawah berfungsi untuk mengalirkan air olahan serta sebagai
penyangga media penyaring. Saluran ini tediri dari saluran utama dan saluran
cabang, terbuat dari pipa berlubang yang di atasnya ditutup dengan lapisan kerikil.
Lapisan kerikil ini berfungsi untuk menyangga lapisan pasir agar pasir tidak
menutup lubang saluran bawah.
f. Ruang Pengeluaran
Ruang pengeluran terbagi menjadi dua bagian yang dipisahkan dengan sekat atau
dinding pembatas. Di atas dinding pembatas ini dapat dilengkapi dengan weir agar
limpasan air olahannya sedikit lebih tinggi dari lapisan pasir. Weir ini berfungsi
untuk mencegah timbulnya tekanan di bawah atmosfir dalam lapisan pasir serta
untuk menjamin saringan pasir beroperasi tanpa fluktuasi level pada reservoir.
Dengan adanya air bebas yang jatuh melalui weir, maka konsentrasi oksigen dalam
air olahan akan bertambah besar.
2.2.2 Keunggulan
Pengolahan air bersih dengan menggunakan sistem saringan pasir lambat konvensional
ini mempunyai keunggulan antara lain :
 Tidak memerlukan bahan kimia, sehingga biaya operasinya sangat murah.
 Dapat menghilangkan zat besi, mangan, dan warna serta kekeruhan.
 Dapat menghilangkan ammonia dan polutan organik, karena proses penyaringan
berjalan secara fisika dan biokimia.
 Sangat cocok untuk daerah pedesaan dan proses pengolahan sangat sederhana.

2.2.3 Kekurangan
Sedangkan beberapa kelemahan dari sistem saringan pasir lambat konvensiolal tersebut
yakni antara lain :
11
 Jika air bakunya mempunyai kekeruhan yang tinggi, beban filter menjadi besar,
sehingga sering terjadi kebutuan. Akibatnya waktu pencucian filter menjadi pendek.
 Kecepatan penyaringan rendah, sehingga memerlukan ruangan yang cukup luas.
 Pencucian filter dilakukan secara manual, yakni dengan cara mengeruk lapisan pasir
bagian atas dan dicuci dengan air bersih, dan setelah bersih dimasukkan lagi ke dalam
bak saringan seperti semula.
 Karena tanpa bahan kimia, tidak dapat digunakan untuk menyaring air gambut.

Untuk mengatasi problem sering terjadinya kebuntuan saringan pasir lambat akibat
kekeruhan air baku yang tinggi, dapat ditanggulangi dengan cara modifikasi disain saringan
pasir lambat yakni dengan menggunakan proses saringan pasir lambat "UP Flow
(penyaringan dengan aliran dari bawah ke atas).

2.3 Rapip Sand Filters

Saringan Pasir Cepat (SPC) atau bahasa kerennya Rapid Sand Filter (RSF)
merupakan saringan air yang dapat menghasilkan debit air hasil penyaringan yang lebih
banyak daripada Saringan Pasir Lambat (SPL). Walaupun demikian saringan ini kurang
efektif untuk mengatasi bau dan rasa yang ada pada air yang disaring. Selain itu karena debit
air yang cepat, lapisan bakteri yang berguna untuk menghilangkan patogen tidak akan
terbentuk sebaik apa yang terjadi di saringan pasir lambat. Sehingga akan membutuhkan
proses disinfeksi kuman yang lebih intensif (Darmasetiawan, 2001).

Secara umum bahan lapisan saringan yang digunakan pada saringan pasir cepat sama
dengan saringan pasir lambat, yakni pasir, kerikil dan batu. Perbedaan yang terlihat jelas
adalah pada arah aliran air ketika penyaringan. Pada saringan pasir lambat arah aliran airnya
dari atas ke bawah, sedangkan pada saringan pasir cepat dari bawah ke atas (up flow). Selain
itu pada saringan pasir cepat umumnya dapat melakukan backwash atau pencucian saringan
tanpa membongkar keseluruhan saringan (Huisman, 1974)

12
Gambar 2.1 Saringan Pasir Cepat

Kecepatan penyaringan pasir cepat relatif lebih besar pencuciannya menggunakan


back wash, atau air dialirkan dari bawah media ke arah atas, dan memakan waktu 1 sampai 2
hari. Saringan pasir cepat yang digunakan dalam pengolahan air biasanya pada tipe gravitasi
dan umumnya ditempatkan pada kolam dari beton yang terbuka.

Panjang proses penyaringan tergantung kulitas feed water dan jarak proses
penyaringan antara satu hari sampai beberapa hari, pencucian untuk pemisahan flok yang
dikumpulkan diatas dan didalam filter bed. Untuk mencuci filter kran influen ditutup, jika air
yang disaring ke bawah, kran effluent di tutup. Dimulai dengan 0.5 galon/menit-ft2, setelah
kira-kira 1 menit pada surface washing, aliran backwash diawali dengan pembukaan kran
influent washwater dan pada batas yang diinginkan. Debit backwash 15 – 20 galon/menit-ft2
dan bed expantion 20 – 50 % butiran pasir dibagian bawah, dan ini tergantung pada suhu air
yang digunakan.

2.3.1 Prinsip Kerja Rapip Sand Filters

Setelah melalui masa pra-penanganan (koagulasi-flokulasi), air tawar mengalir


melalui celah-celah pasir dan kerikil. Dengan ini, kemudian partikel dikeluarkan melalui
proses saringan fisik, dan selanjutnya memasuki tahap pasca penanganan desinfeksi akhir

(klorinasi).

13
Gambar 2.2 Skema konsep saringan pasir cepat

Saringan pasir cepat merupakan salah satu prosedur pengolahan air yang memiliki
kriteria pencemaran fisik kimia. Adapun output dari saringan cepat ini tidak dapat dijadikan
air minum tanpa langkah-langkah awal penanganan dan langkah-langkah treatment
selanjutnya.

2.3.2 Kriteria Saringan Pasir Cepat


Berikut kriteria dalam saringan pasir cepat sebagai berikut:
Tabel 2.1 Kriteria Saringan Pasir Cepat
KRITERIA FILTER PASIR CEPAT
Kecepatan Filtrasi 4 -21 m/jam
Ukuran Bed Kecil, 40 – 400 m2
30 - 45 cm kerikil
Kedalaman Bed 60 - 70 cm pasir
Tidak berkurang saat pencucian
Effective size > 0,55 mm
Ukuran Pasir
Uniformity coefficent < 1,5
Distribusi Ukuran Media Terstrafikasi
Pipa lateral berlubang yang mengalirkan
Sistem Underdrain
air ke pipa utama
Kehilangan Energi 30 cm saat awal, hingga 275 cm saat akhir
Filter Run 12 – 72 Jam
(Jarak Waktu Pencucian)
Mengangkat kotoran dan pasir ke atas
Metoda Pembersihan
dengan backwash
Jumlah Air untuk Pembersihan 1 – 6 % dari air tersaring
Pengolahan Pendahuluan Koagulasi – Flokulasi – Sidementasi
Biaya Konstruksi Relatif Tinggi
Biaya Operasi Relatif Tinggi
Biaya Depresiasi Relatif Tinggi
Filter pasir cepat atau Rapid Sand Filter adalah filter yang mempunyai kecepatan
filtrasi cepat berkisar 4 hingga 21 m/jam. Filter ini selalu didahului dengan proses koagulasi –
flokulasidan pengendapan untuk memisahkan padatan tersuspensi. Jika kekeruhan pada
influen filter pasir cepaat berkisar 5 – 10 NTU maka efesiensi penurunan kekeruhannya dapat
mencapai 90 – 98 %.

14
Gambar 2.3 Bagian – bagian dari filter pasir cepat

2.3.3 Bagian- bagian dari filter pasir cepat adalah sebagai berikut :
a. Bak Filter
Merupakan tempat proses filtrasi berlangsung. Jumlah dan ukuran bak tergantung
debit pengolahan (minimum dua bak).
b. Media Filter
Merupakan bahan berbutir/granular yang membentuk pori – pori di antara butiran
media. Pada pori – pori inilah air mengalir dan terjadi proses penyaringan
c. Sistem Underdrain
Underdrain merupakan sisitem pengaliran air yang telah melewati proses filtrasi yang
terletak di bawah media filter. Underdrain terdiri atas :
 Oriffice yaitu lubang pada sepanjang pipa lateral sebagai jalan masuknya air dari
media filter ke dalam pipa.
 Lateral, yaitu pipa cabang yang terletak disepanjanag pipa manifold.
 Manifold, yaitu pipa utama yang menampung air dari lateral dan mengalirkannya
ke bangunan penampung air.

2.3.4 Media Filter dan Distribusi Pasir


Media filter dapat tersusun dari pasir silika alami, anthrasit, atau pasir garnet. Media
ini umumnya memiliki variasi dalam ukuran, bentuk dan komposisi kimia. Dibawah ini
berbagai macam jenis media penyaring/filter beserta kegunaannya di dalam sistem
pengolahan air.
1. Pasir Silika
Pasir Silika. Media ini berfungsi sebagai penyaring yang efektif untuk menyaring
partikel-partikel kasar seperti endapan pasir, korosi pipa, serta lumpur dalam air
2. Manganese Green Sand
Manganese Green Sand Ex Thailand Terbuat dari glauconite greensand sangat efektif
untuk menghilangkan kandungan besi, mangaan dan hydrogen Sulfida di dalam air
yang melalui proses oksidasi dan proses penyaringan.
3. Karbon Aktif
Karbon Aktif KSH ( lokal ) Dibuat dari tempurung kelapa yang telah diaktifkan untuk
menetralisir rasa, bau dan warna pada air , kandungan klor (kaporit) dan senyawa
kimia lainnya.
15
16
4. Karbon Aktif (CALGON) USA
Karbon Aktif CALGON Filtrasorb – 100 Ex. USA. Dibuat dari Batubara yang
diaktifkan yang sangat efektif untuk menetralisir rasa, bau dan warna pada air,
kandungan klor (kaporit) dan senyawa kimia lainnya.
5. Resin Kation
Resin Kation (DOWEX) Dirancang khusus sebagai softener / pelunak air hingga
mampu mengurangi Total Hardeness Water dan dengan system pertukaran ion resin
6. KDF – 55
KDF – 55 Medium Ex – USA Dikenal juga sebagai redox alloy yang sangat efektif
untuk menghilangkan kandungan besi (Fe), Mangaan (Mn) Hydrogen Sulfida, logam
berat dan bakteri di dalam air yang melalui proses oksidasi dan proses penyaringan
7. Anthracite
Anthracite Ex. Thailand .Terbuat dari batubara pilihan yang berfungsi menyaring
endapan lumpur dan sisa – sisa korosi pada air.
8. Ferrolite
Ferrolite TOHKEMY MC – 2 Ex. Japan Media ini sangat efektif untuk
menghilangkan kandungan besi, mangaan dan hydrogen Sulfida, logam berat dan
bakteri di dalam air yang melalui proses oksidasi dan proses penyaringan.Berikut
merupakan gambar contoh material media filter:

Gambar 2.4 Gambar contoh material media filter


Pemilihan media filter yang akan digunakan dilakukan dengan menganalisa ayakan
(sieve analysis). Hasil ayakan suatu media filter digambarkan dalam kurva akumulasi
distribusi untuk mencari ukuran efektif (effective size) dan keseragaman media yang
diinginkan (dinyatakan sebagai uniformity coefficient).

2.3.5 Keuntungan
17
a. Sangat efektif didalam menghilangkan kekeruhan / partikel besar (<0,1-1 NTU)
b. Tingkat filter high (4'000 - 12'000 liter per jam per m2)
c. Kebutuhan lahan yang cukup kecil
d. Tidak ada batasan mengenai tingkat kekeruhan awa
e. Waktu membersihkan (backwash) hanya membutuhkan waktu beberapa menit

2.3.6 Kerugian
a. Tidak efektif dalam menghilangkan bakteri, virus, protozoa, fluoride, arsenik, garam,
bau dan bahan-bahan organik (kecuali sebelum dan sesudah pengolahan.
b. Investasi yang tinggi dan biaya operasional
c. Pembersihan sering diperlukan (setiap 24-72h)
d. Pengawasan terampil yang cukup penting
e. Membutuhkan energi yang besar
f. Pengolahan air backwash dan lumpur yang diperlukan

Tabel 2.2 Perbandingan Rapip Sand Filter dan Slow Sand Filter

18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

19

Anda mungkin juga menyukai