Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Dasar Hukum


Dasar hukum adalah norma hukum atau ketentuan dalam
peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan atau
dasar bagi setiap penyelenggaraan atau tindakan hukum oleh
subyek hukum baik orang perorangan atau badan hukum.
Selain itu dasar hukum juga dapat berupa norma hukum
atau ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang
menjadi landasan atau dasar bagi pembentukan peraturan
perundang-undangan yang lebih baru dan atau yang lebih
rendah derajatnya dalam hirarki atau tata urutan peraturan
perundang-undangan. Bentuk yang disebut terakhir ini juga
biasanya disebut sebagai landasan yuridis yang biasanya
tercantum dalam considerans peraturan hukum atau surat
keputusan yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga tertentu
Dasar hukum dalam penyusunan dokumen Andalalin Fly
Over Tarahan II Baruini memuat daftar peraturan perundang-
undangan baik undang-undang, peraturan pemerintah,
peraturan menteri, maupun peraturan daerah tentang jalan,
lalu lintas dan angkutan jalan, dan/atau rencana tata ruang
wilayah.
Dasar hukum dalam penyusunan dokumen Andalalin ini
antara lain :

1.1.1 Peraturan Menteri Perhubungan No. 96 Tahun 2015


tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Manajemen
dan Rekayasa Lalu Lintas;
a. Pasal 1
1) Manajemen dan rekayasa lalu lintas adalah
serangkaian usahan dan kegiatan yang
meliputi perencanaan, pengadaan,
pemasangan, pengaturan, dan pemeliharaan
fasilitas perlengkapan jalan dalam rangka
mewujudkan, mendukung, dan memelihara
keamanan, keselamatan, ketertiban, dan
kelancaran lalu lintas.
2) Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi
kegiatan :
a) Perencanaan
b) Pengaturan
c) Perekayasaan
d) Pemberdayaan
e) Pengawasan
3) Kegiatan manajemen dan rekayasa lalu lintas
sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2)
merupakan tanggung jawab:
a) menteri yang bertanggung jawab di bidang
saran dan prasarana lalu lintas dan
angkutan jalan untuk jalan nasional;
b) menteri yang bertanggung jawab di bidang
jalan untuk jalan nasional;
c) Kepala Kepolisian Republik Indonesia untuk
jalan nasional, provinsi, kabupaten/kota
dan desa;
d) gubernur untuk jalan provinsi;
e) bupati untuk jalan kabupaten dan jalan
desa; dan
f) walikota untuk jalan kota.
4) Pelaksanaan kegiatan Manajemen dan
Rekayasa Lalu Lintas sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dilakukan oleh pejabat dan
petugas yang mempunyai kompetensi di bidang
manajemen dan rekayasa lalu lintas
b. Pasal 4
1) Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas
sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 dilakukan
dengan cara:
a) Penetapan prioritas angkutan massal;
b) Pemberian prioritas keselamatan dan
kenyamanan pejalan kaki;
c) Pemberian kemudahan bagi penyandang cacat;
d) Pemisahan atau pemilahan pergerakan arus
lalu lintas;
e) Pemaduan berbagai moda angkutan;
f) Pengendalian lalu lintas pada persimpangan;
g) Pengendalian lalu lintas pada ruas jalan;
dan/atau
h) Perlindungan terhadap lingkungan.

Tata cara pelaksanaan Manajemendan Rekayasa Lalu


Lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam lampiran II yang merupakan bagian
tidak terpisah kandari Peraturan Menteri ini.

1.1.2 Undang Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu


Lintas Angkutan Jalan;
a. Pasal 99

Anda mungkin juga menyukai