Universal Design adalah sebuah pendekatan desain untuk menghasilkan fasilitas dan juga produk bagi semua orang (sebagai
penguna) secara umum, tanpa batasan fisik, rentang usia, dan juga jenis kelamin. Dengan pendekatan desain tersebut, suatu fasilitas
maupun produk akan mengalami “kompromi” sehingga semua orang sebagai pengguna dapat diakomodasikan kebutuhannya dalam
beraktivitas, tanpa mengeksklusifkan sebagian orang.
Desain yang baik dilengkapi dengan perhatian terhadap isu faktor manusia pengguna dapat menjadi kunci pemecahan masalah
dalam desain universal. Isu faktor manusia tersebut berkaitan dengan kondisi fisik manusia dalam penggunaan produk desain, dan
menjadi standar prinsip-prinsip dalam pendekatan desain universal.
Prinsip-prinsip rancang bangun bangunan gedung yang memenuhi kaidah prinsip universal design mengacu pada karya Molly
Follette Story yang berjudul Universal Design Handbook (2011):
1. Nanakuma Line, Jepang Nanakuma Line terletak di Fukuoka, Jepang. Merupakan jalur subway yang
menghubungkan pusat kota dengan daerah sekitarnya. Selesai dibangun pada tahun 2005.
Pada tahap perencanaan dan perancangan dilakukan survei terhadap kelompok yang
termasuk orang tua, wanita hamil, orang dewasa, dan kaum difabel. Hasilnya menawarkan
model sistem kereta bawah tanah yang nyaman, intuitif dan mudah dimengerti oleh
penduduk lokal dan pengunjung dari Jepang maupun luar negeri.
Ikonografi berupa peta lingkungan yang Platform simetris panjang dengan Celah vertikal &
membantu dalam menemukan arah pencahayaan yang menonjolkan pintu horizontal yang
kereta dan gerbang yang bersebelahan yang diminimalkan untuk
mencegah pengendara jatuh ke rel. jalur sirkulasi kereta
dorong dan kursi roda.
Nanakuma Line
Gerbang tarif yang dapat digunakan Setiap stasiun diberi kode warna Gambar denah sederhana dari Interior kereta bawah tanah. Terdapat
oleh pengguna dari berbagai kalangan. dan ditulis dalam bahasa Inggris, lobi stasiun dan tingkat platform pegangan tangan yang digantung di
Jepang, dan dengan simbol unik yang menggambarkan lokasi langit-langit.
yang menyertainya. tangga, lift, dan eskalator.
Mesin penjual otomatis Peta taktil dapat dibaca oleh tuna netra Pengguna telepon seluler yang Lorong lobby khas dengan peta lingkungan dan
memungkinkan orang duduk dan atau memiliki penglihatan yang rendah. kompatibel dengan RFID dapat sentuhan yang menjadi titik fokus. Handrailing
berdiri untuk mengoperasikannya. mendengar petunjuk cara untuk pada dinding dan guiding block yang membantu
membantu memandu diri mereka untuk berjalan.
sendiri masuk & keluar dari stasiun.
Prinsip Equitable Use : Gerbong kereta dapat diakses oleh pengguna normal, kereta dorong, dan kursi roda.
Prinsip Flexibility in Use : Pemandu audial dengan ponsel yang kompatibel dengan RFID.
Prinsip Simple and Intuitive Use : Perletakan lift naik yang tidak jauh dari gerbong kereta.
Prinsip Perceptible Information : Pemberian tulisan dengan bahasa Jepang dan Inggris, serta simbol dengan warna yang memudahkan mengetahui
informasi; Peta taktil yang bisa dibaca oleh tuna netra dan orang normal.
Prinsip Tolerance for Error : Penggunaan guiding block dan handrailing dengan huruf Braille pada tangga.
Prinsip Low Physical Effort : Mesin penjual otomatis dan toilet yang memungkinkan pengguna kursi roda dan orang normal untuk
mengoperasikannya.
Prinsip Size and Space for Approach Use: Gerbang tarif dengan ukuran yang bisa dicapai pengguna kursi roda dan orang normal.
Bangunan yang Menerapkan Universal Design
2. Easter Seals House Newfoundland and Labrador
Easter Seals House NL adalah sebuah tempat penginapan yang dapat digunakan untuk berlibur, terbagi atas fasilitas publik dan juga
kediaman pribadi. Terdapat beberapa elemen desain universal yaitu sebagai berikut:
Prinsip universal design yang terdapat pada Easter Seals House Newfoundland and Labrador adalah:
Prinsip Equitable Use : Gerbong kereta dapat diakses oleh pengguna normal, kereta dorong, dan kursi roda.
Prinsip Flexibility in Use : Meja makan yang bisa digunakan oleh kaum difabel (pengguna kursi roda)
Prinsip Simple and Intuitive Use : Perletakan stop kontak yang tidak terlalu tinggi ataupun terlalu rendah dan dekat dengan meja.
Prinsip Tolerance for Error : Penggunaan guiding block dan handrailing dengan huruf Braille pada tangga.
Prinsip Low Physical Effort : Penggunaan pintu geser.
Prinsip Size and Space for Approach Use: Meja respsionis dan dapur yang bisa dicapai oleh pengguna kursi roda dan orang normal.
Bangunan yang Menerapkan Universal Design
Terdapat dua pintu masuk yang lebar Terdapat guiding block yang menuju ke Peta taktil ruang Ikon timbul yang besar Deretan wastafel putih
dan ruang terbuka yang luas pada area informasi dengan pameran gambar di pada area toilet dengan counter-top yang
halaman depan. sepanjang sisinya. diletakkan dengan tinggi
yang standar.
Nalaga’at Center, Israel