TINJAUAN PUSTAKA
A. Sectio Caesarea
1. Pengertian
Pelahiran sesarea juga dikenal dengan istilah sectio caesarea
adalah pelahiran janin melalui insisi yang dibuat pada dinding abdomen
dan uterus ( reeder dkk, 2011 ). Sectio caesarea adalah suatu cara
melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui
dinding depan perut atau vagina atau seksio sesaria adalah suatu
histerotomia untuk melahirkan janin dari dalam rahim (Mochtar, 2012).
Sectio Caesarea (SC) terus meningkat di seluruh dunia, khususnya
di negara-negara berpenghasilan menengah dan tinggi, serta telah menjadi
masalah kesehatan masyarakat yang utama dan kontroversial (Torloni, et
al, 2014).
2. Klasifikasi
Klasifikasi Sectio Caesarea terbagi menjadi dua tipe secara umum
yaitu, sectio caesarea melintang (Segmen-Bawah) dan Sectio Caesarea
klasik ( Reeder dkk, 2011 ).
a. Sectio Caesarea Melintang (Segmen-Bawah)
Persalinan sesarea melintang,atau segmen-bawah, merupakan
kelahiran sesarea dengan insisi awal (membuka rongga abdomen)
dibuat secara melintang melalui daerah peritonium uterus, yang
menempel dengan kendur tepat diatas kandung kemih. Lipatan
peritonium bawah dan kandung kemih dipisahkan dari uterus diinsisi
secara tegak lurus ataupun melintang Selaput ketuban dipecahkan dan
janin dilahirkan.
10
11
c. Indikasi Sosial
Permintaaan ibu untuk melakukan Sectio Caesarea
sebenarnya bukanlah suatu indikasi untuk dilakukan Sectio Caesarea.
Alasan yang spesifik dan rasional harus dieksplorasi dan didiskusikan.
Beberapa tindakan di indikasikan secara medis. Ketika pasien tertentu
sudah memiliki suatu “kepercayaan” anti intervensi hal ini
menyebabkan peningkatan Sectio Caesarea dan hasil akhir yang
tragis.
urinarius, infeksi pada luka. Perdarahan massa nifas post Sectio Caesarea
didefinisikan sebagai kehilangan darah lebih dari 1000 ml. Dalam hal ini
perdarahan terjadi akibat kegagalan mencapai homeostatis di tempat insisi
uterus maupun pada placental bed akibat atoni uteri. Komplikasi pada bayi
dapat menyebabkan hipoksia, depresi pernapasan, sindrom gawat
pernapasan dan trauma persalinan (Mochtar, 2011).
1. Pengertian
Kulit adalah bagian tubuh paling luar yang berguna melindungi diri
dari trauma luar serta masuknya benda asing. Apabila kulit terkena trauma,
dapat akan menyebabkan luka. Jadi luka adalah suatu keadaan terputusnya
kontiunitas jaringan tubuh, yang dapat meyebabkan terganggunya fungsi
jaringan pada tubuh sehingga dapat menggangu aktivitas sehari-hari.
Penyembuhan luka adalah salah satu proses yang kompleks dan umunya
terjadi secara teratur yang melibatkan regenerasi epitel dan pembentukan
parut jaringan ikat ( A.Aziz Alimul Hidayat, 2012 ).
2. Klasifikasi Luka
Jenis luka operasi Menurut Ekaputra (2013), luka operasi dapat dibagi
sebagai berikut :
a. Luka operasi bersih
Pembuatan luka atau operasi dilakukan pada daerah kulit tanpa
peradangan dengan tidak membuka traktus respiratorius, traktus
gastrointestinal, traktus orofaring, traktus urinarius, atau traktus bilier.
Operasi dilakukan dengan penutupan kulit primer atau pemakaian
drain tertutup, misalnya luka pada daerah wajah, kepala, ekstermitas
atas atau bawah.
14
a. Operasi Bersih
Operasi pada keadaan prabedah tanpa adanya luka atau operasi
yang melibatkan luka steril, dan dilakukan dengan memperhatikan
prosedur aseptik dan antiaseptik. Operasi bersih saluran pencernaan
maupun saluran pernapasan serta saluran perkemihan tidak dibuka.
Contohnya hernia, tumor payudara, tumor kulit.
b. Operasi bersih terkontaminasi
Operasi seperti keadaan di atas dengan daerah-daerah yang
terlibat pembedahan seperti saluran napas, saluran kemih, atau
pemasangan drain. Contohnya prostatektomi, apendiktomi tanpa
radang berat, kolesistektomi elektif.
c. Operasi terkontaminasi
Operasi yang dikerjakan pada daerah dengan luka yang terjadi
6-10 jam dengan atau tanpa benda asing. Tanda-tanda infeksi tidak
ada namun kontaminasi jelas karena saluran pernafasan, pencernaan
atau perkemihan dibuka. Tindakan darurat yang mengabaikan
prosedur aseptik dan antiaseptik contohnya operasi usus besar, operasi
kulit (luka kulit akibat trauma).
15
d. Operasi kotor
Operasi ini yang melibatkan daerah dengan luka yang telah
terjadi lebih dari 10 jam. Tanda-tanda klinis infeksi luka contohnya
luka trauma yang lama, perforasi usus. Operasi dilakukan apabila ada
keadaan darurat saja.
Menurut Tietjen, Bossemeyer & Noel (2011), klasifikasi luka bedah terdiri
dari empat kategori sebagai berikut :
a. Kelas I – Bersih
Luka Operasi yang tidak terinfeksi serta tanpa peradangan dan
tidak masuk saluran pernapasan, gastrointestinal dan perkemihan.
Contohnya hernia repair, biopsi mammae.
b. Kelas II - Bersih Terkontaminasi
Luka yang masuk saluran napas, gastrointestinal, genital atau
saluran perkemihan di bawah kondisi terkontrol tetapi tanpa
kontaminasi luar biasa. Contohnya cholecystectomy, operasi saluran
pencernaan elektif.
c. Kelas III – Terkontaminasi
Luka terbuka luka baru atau suatu pembedahan dalam teknik
aseptic dan termasuk suatu insisi dimana ditemukan peradangan akut
tidak bernanah. Contohnya trauma, luka jaringan yang luas,
enterotomy saat obstrusi usus.
d. Kelas IV – Kotor
Luka lama dengan jaringan mati dan luka yang melibatkan
infeksi klinis yang telah ada atau perforasi usus, yang menyebabkan
infeksi pasca pembedahan yang terdapat luka sebelum pembedahan.
Contoh : Perforasi diverculitis, infeksi nekrotik jaringan lunak.
16
i. Perawatan Jaringan
Cedera dan lambatnya penyembuhan dapat terjadi karena perawatan
jaringan yang kasar.
1) Edema
Adanya edema mengakibatkan penurunan suplai oksigen karena
adanya gerakan peningkatan tekanan interstisial pada pembuluh.
2) Teknik pembalut tidak tepat
Pembalut yang terlalu kecil dapat memungkinkan terjadinya
invasi mokrooganisme. Sedangkan pembalutan yang terlalu ketat
akan mengakibatkan pengurangan suplai oksigen dan nutrisi ke
jaringan.
3) Benda asing
Benda asing seperti pasir atau makroorganisme akan
menyebabkan terbentuknya suatu abses sebelum benda tersebut
di angkat. Abses ini timbul dari serum, fibrin, jaringan sel mati
dan leukosit atau sel darah merah, yang membentuk suatu cairan
yang kentalyang di sebut dengan nanah (“push”)
4) Medikasi Steroid
Medikasi streroid dapat menyemarkan adanya infeksi dengan
mengganggu proses inflamasi normal.
5) Overaktivitas Pasien
Aktivitas pasien yang terlalu berlebihan akan menghambat
perapatan tepi luka sehingga mengganggu penyembuhan.
6) Stressor pada Luka
Seperti adanya valsave maneuver, batuk dan mengejan
menghasilkan tegangan kuat.
19
5. Tanda-tanda Infeksi
Tanda-tanda Infeksi Menurut Septiari (2012) tanda-tanda infeksi adalah
sebagai berikut :
a. Rubor (Kemerahan)
Rubor adalah kemerahan, ini terjadi pada area yang mengalami infeksi
karena peningkatan aliran darah ke area tersebut sehingga
menimbulkan warna kemerahan.
b. Calor (Panas)
Kalor adalah rasa panas pada daerah yang mengalami infeksi akan
terasa panas, ini terjadi karena tubuh mengkompensasi aliran darah
lebih banyak ke area yang mengalami infeksi untuk mengirim lebih
banyak antibody dalam memerangi antigen atau penyebab infeksi.
c. Tumor (Bengkak)
Tumor dalam konteks gejala infeksi bukan sel kanker seperti yang
umum dibicarakan akan tetapi pembengkakan yang terjadi pada area
yang mengalami infeksi karena meningkatnya permeabilitas sel dan
meningkatnya aliran darah.
d. Dolor (Nyeri)
Dolor adalah rasa nyeri yang dialami pada area yang mengalami
infeksi, ini terjadi karena sel yang mengalami infeksi bereaksi
mengeluarkan zat tertentu sehingga menimbulkan nyeri. Rasa nyeri
mengisyaratkan bahwa terjadi gangguan atau sesuatu yang tidak
normal jadi jangan abaikan nyeri karena mungkin saja ada sesuatu
yang berbahaya.
1. Pengertian
Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik
yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati
oleh pihak luar. Skiner seorang ahli psikologi merumuskan definisi
perilaku dari segi stimulus dan respon, yaitu merupakan proses
respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari
luar) (Notoatmodjo, 2007).
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hokum, dan adat istiadat. Semua hasil
karya, rasa dan cipta masyarakat yang berfungsi sebagai tempat
berlindung, kebutuhan makan dan minum, pakaian dan perhiasan, serta
mempunyai kepribadian yaitu organisasi faktor-faktor biologis,
psikologis dan sosialisasi yang mendasari perilaku individu.
Masyarakat di Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk,
beribu-ribu suku bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang
kebudayaan yang berbeda-beda Keanekaragaman budaya ini
merupakan kekayaan bangsa yang tiada ternilai tingginya. Kekayaan
tersebut harus dipahami terus dari generasi ke generasi (Syafrudin,
2009).
Tetapi masih banyak sekali anggapan masyarakat serta pasien
yang mengalami pembedahan kalau makan makanan yang
mengandung protein seperti telur, ikan, daging luka jahitan akan
menjadi gatal dan luka lama sembuhnya. Pemberian nutrisi itu terkait
dengan jenis makanan yang dimakan, frekuensi, dan jadwal pemberian
makanan (Tarwoto & Wartonah, 2015).
Pantang makanan adalah kebiasaan, budaya atau anjuran yang
tidak diperbolehkan untuk mengkonsumsi jenis makanan
tertentu misalnya sayuran, buah, ikan dan biasanya berkaitan dengan
proses pemulihan kondisi fisik misalnya yang dapat mempengaruhi
24
2. Kebutuhan nutrisi
Pemenuhan kebutuhan akan gizi pada pasien post operasi dan
trauma dimulai dari pemenuhan farmakologisnya hingga dietnya.
Pasien yang mengalami persalinan dengan caraoperasi sesarea perlu
diperhatikan tentang nutrisi diet tinggi kalori tinggi proteinnya untuk
menunjang proses penyembuhan. Nutrisi yang baik sangat penting
untuk mencapai keberhasilan penyembuhan luka.Namun, nutrisi di
sini harus mematuhi rekomendasi diet seimbang dan bergizi tinggi.
Bahan makanan yang terdiri dari empat golongan utama, yaitu protein,
lemak, karbohidrat, dan mikronutrien (vitamin dan mineral) penting
untuk proses biokimia normal.
Asupan nutrisi berupa protein dan vitamin A dan C, tembaga,
zinkum, dan zat besi yang adekuat. Protein mensuplai asam amino
yang dibutuhkan untuk perbaikan jaringan dan regenerasi.Vitamin A
dan zinkum dibutuhkan untuk epitelialisasi, dan vitamin C serta
zinkum diperlukan untuk sistesis kolagen dan integrasi kapiler.Zat besi
digunakan untuk sintesis hemoglobin yang bersama oksigen
diperlukan untuk menghantarkan oksigen keseluruh tubuh. Nutrisi
sendiri juga dapat membantu tubuh dalam meningkatkan mekanisme
pertahanan tubuh (sistem imun), dan pada akhirnya akan membantu
proses penyembuhan luka.Zat – zat yang mengandung berbagai gizi
yang sangat dibutuhkan oleh tubuh ini biasanya terkandung pada ikan,
telur, daging dan sebagainya (Hanifah, 2009, Puspitasari, et al, 2011).
Ibu nifas memerlukan nutrisi dan cairan untuk pemulihan
kondisi kesehatan setelahmelahirkan, cadangan tenaga serta untuk
memenuhi produksi air susu. Ibu nifas dianjurkan untuk memenuhi
kebutuhan akangizi sebagai berikut :
a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari
b. Makan dengan dieet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral
dan vitamin yang cukup
29
c. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum
setiap kali menyusui)
d. Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya
selama 40 hari pasca persalinan
e. Minum kapsul Vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan
Vitamin A kepada bayi melalui ASI-nya (Damayanti, 2013).
b. Lemak
Lemak bisa diambil dari hewani dan nabati. Lemak hewani
yaitu mentega dan keju. Lemak nabati berasal dari minyak
kelapa sawit, minyak sayur dan margarin. Ibu nifas juga
dianjurkan makan makanan yang mengandung asam lemak omega
3 yang banyak terdapat pada ikan laut seperti kakap, tongkol dan
lemuru. Zat tersebut penting untuk perkembangan otak yang
optimal bagi bayi (Larnkjaer, dkk, 2006).
c. Protein
Ibu nifas membutuhkan tambahan protein sebanyak 16
gram/hari pada 6 bulan pertama, 12 gram/hari pada 6 bulan kedua
dan 11 gram/hari pada tahun kedua (Suradi dan Tobing, 2004).
Protein diperlukan untuk menghasilkan ASI dan untuk
membangun kembali berbagai jaringan tubuh yang mengalami
perubahan saat melahirkan (Baumali, 2009). Sumber protein dapat
diperoleh dari protein hewani dan protein nabati. Protein hewani
merupakan protein yang sempurna yaitu protein yang mengandung
asam amino esensial lengkap. Sedangkan protein nabati merupakan
jenis protein tidak sempurna karena tidak mengandung asam amin
esensial atau kandungan asan amino esensialnya sangat rendah
(hanya 1 atau 2 macam saja) sehingga dinilai tidak dapat
menjamin berbagai keperluan pertumbuhan dan
mempertahankan kehidupan berbagai jaringan pada tubuh.
Protein hewani antara lain terdapat pada telur, daging, ikan,
udang, kerang, susu dan keju. Sedangkan protein nabati banyak
terkandung dalam tahu, tempe, kacang-kacangan, jagung dan lain-
lain.
31
D. Kerangka Teori
( Mochtar 2012, Reeder 2011, A.Aziz Alimul Hidayat 2012, Puspitasari 2011,
Damayanti 2013 )
38