Anda di halaman 1dari 6

A.

LATAR BELAKANG

Semakin menipisnya ketersediaan minyak bumi diberbagai Negara di


dunia berbanding lurus dengan kebutuhan yang melonjak terhadap bahan bakar
minyak, membuat energi selalu menarik dan menjadi isu strategis. Indonesia
termasuk negara yang juga menggantungkan pembangunannya kepada produksi
minyak dan gas bumi. Ketergantungan itu tidak sebanding dengan hasil produksi
migas yang ± 0,9 juta/barel dengan kebutuhan nasional terhadap migas sebesar
± 1,4 juta/barel (Dirjen EBTKE, 2010).

Pemerintah Indonesia harus membenahi ketergantungan dan mencari


jalan keluar atas persoalan tersebut. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 bahwa,
“Bumi dan air dari kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Artinya rakyat
memandatkan kepada Negara untuk mengadakan kebijakan, pengurusan,
pengaturan untuk pengelolaan dan pengawasan. Hal itu dapat disimpulkan
bahwa kedaulatan energi merupakan tanggung jawab negara melalui pemerintah
untuk menetapkan kebijakan, pengurusan, pengaturan, pengelolaan dan
pengawasan atas ketersedian energi nasional demi kesejateraan rakyat itu
sendiri.

Indonesia sendiri, mengingat keadaan fisik alamnya, sangatlah kaya akan


berbagai sumber daya alam dan potensi energi yang melimpah baik dalam
bentuk sumber daya energi tak terbarukan maupun sumber daya energi
terbarukan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Indonesia, sejatinya,
memiliki kemampuan yang besar untuk menghasilkan energi guna menyokong
kesejahteraan penduduknya. Di sisi lain, kebutuhan energi di Indonesia semakin
meningkat, dari waktu ke waktu. Hal ini didorong dari adanya pertambahan
jumlah penduduk Indonesia yang terus meningkat serta pembangunan industri
serta wilayah yang erus terjadi di Indonesia. Pada praktiknya, saat ini,
ketersediaan energi di Indonesia tidak lagi dapat menunjang kebutuhan energi
yang terus meningkat tersebut.

Secara garis besar, fenomena ini terjadi atas beberapa faktor, diantaranya
produksi energi di Indonesia yang menurun dari tahun ke tahun, serta terjadinya
penipisan sumber daya cadangan yang dimiliki Indonesia. Ditambah lagi,
terlepas dari ketersediaan sumber daya terbarukan, hingga saat ini, Indonesia
masih menitik beratkan sumber daya energi tak terbarukan yang berasal dari
fosil, seperti: minyak bumi, batu bara dan gas alam, sebagai bahan bakar energi.
Bukan tidak mungkin jika ketergantungan ini akan berakibat kepada kelangkaan
sumber energi.

1
Bahkan implikasinya cukup signifikan terhadap kedaulatan energi di
daerah, salah satunya di daerah produksi migas yang terletak di Provinsi Jawa
Timur, yaitu Madura. Madura merupakan bagian dari banyak daerah penghasil
minyak bumi dan gas alam (migas) yang cukup besar di Indonesia. Madura
secara administratif terdiri dari 4 kabupaten, yaitu Kabupaten Bangkalan,
Sampang, Pamekasan dan Sumenep. Dari ke-4 kabupaten tersebut, hanya
Pamekasan yang tidak memiliki aktivitas terkait eksploitasi migas. Aktivitas
migas di Madura semuanya berlokasi di lepas pantai (offshore) pada jarak 0-4
mil dan 4-12 mil.

Berdasarkan data yang dikumpulkan dari SKK Migas dan Kementrian


ESDM menyebutkan bahwa pada tahun 2010 lifting gas dari Madura mencapai
sekitar 90.06 juta MMBTU, namun pada akhir 2014 jumlah tersebut menurun
hingga mencapai 69.61 juta MMBTU atau turun sekitar 19 juta MMBTU. Namun
begitu, Madura masih menjadi wilayah penghasil utama gas yang mensupplai
industri dan rumah tangga di Jawa Timur.

Permasalahan di atas perlu diantisipasi, salah satunya adanya sinergis


yang positif-transformatif antara pemuda, pemerintah daerah dan SKK Migas,
sehingga ekosistem dapat dimanfaatkan secara bersama dan berkelanjutan serta
di sisi lain kehidupan masyarakat dapat berkembang secara maju dan
berkeadilan.

Sinergisitas itulah kemudian mendorong Youth Movement Institute (YMI)


bersama Portal Media Jejak.co untuk membuka ruang sosialisasi-dialektis antara
pemuda dan pemerintah melalui seminar nasional bertemakan “Migas untuk
Kesejahteraan Daerah”. Kegiatan ini setidaknya agar masyarakat Sumenep
lebih maju, berkeadaban dalam memperlakukan eskosistem atau alam.

B.TUJUAN KEGIATAN

1. Untuk menanamkan kesadaran pentingnya merawat lingkungan yang


bersih dan sehat demi menjaga keseimbangan ekosistem
2. Menumbuhkan sikap sinergisitas antara masyarakat, pemerintah dan
aktivis lingkungan untuk selalu mensosialisasikan kesadaran pentingnya
kedaulatan energi nasional.

2
3. DESKRIPSI DAN RANCANGAN KEGIATAN

Diskusi Umum ini merupakan acara yang diselenggarakan selama


setengah hari dengan materi dari disiplin keilmuan yang berbeda-beda.

Pemateri yang akan hadir meliputi tiga spesifikasi:

a. Wakil Gubernur Jawa Timur Terpilih


b. Senior Manager Operasi SKK Migas Perwakilan Jabanusa
c. ESDM Pemkab. Sumenep
d. dan Public Relation

Coordinator EML Bentuk Kegiatan

meliputi:

1. Pembukaan
2. Penampilan
3. Lagu kebangsaan
4. Diskusi Umum
5. Penutup

4. JADWAL PELAKSANAAN

Hari/ Tanggal : Minggu, 27 Januari 2019


Waktu ` : Pukul 08.00-selesai
Tempat : Gedung P&K K. Hajar Dewantoro

MINGGU KE-
RENCANA
NOVEMBER DESEMBER JANUARI
AKTIVITAS
I II III V I II III V I II III V
Rapat intern
Pembuatan proposal
Revisi proposal
Sponsor
Pelakasanaan acara
Lpj

3
5. INDIKATOR KEBERHASILAN

Indikator Target Cara Pengukuran

Jumlah Dihadiri oleh seluruh Menghitung jumlah peserta yang


peserta mahasiswa dan pemuda hadir
seminar Madura, utamanya
Sumenep
Pretest dan Kritis yang bijak Menghitung perbedaan pretest dan
Posttest posttest.

6. NARASUMBER
Dr. EMIL DARDAK, M.Sc. (Wakil Gubernur Jawa Timur Terpilih)

INDRA ZULKARNAIN (Senior Manager Operasi SKK Migas


Perwakilan Jabanusa)

ABD. KAHIR (Kepala Bagian ESDM Pemkab. Sumenep)

NUR HIDAYAT (Public Relation Coordinator EML)

7. KEBERLANJUTAN

Kepekaan terhadap ekosistem dan ekosfer akan berpengaruh terhadap


kedaulatan energi nasional. Bahkan dapat berdampak kepada lingkungan yang
bersih dan kesejahteraan masyarakat untuk lebih lama bertahan hidup akan
terjamin. Hal itu hanya dapat dimungkinkan dengan terbentuknya sinergis yang
positif-transformatif antara pemuda, pemerintah daerah dan SKK Migas,
sehingga ekosistem dapat dimanfaatkan secara bersama dan berkelanjutan serta
di sisi lain kehidupan masyarakat dapat berkembang secara maju dan
berkeadilan.

Selanjutnya dapat menciptakan sinergisitas antara pemuda dan


pemerintah, setidaknya untuk masyarakat Sumenep lebih maju, berkeadaban
dalam memperlakukan eskosistem atau alam.

4
8. SUSUNAN PANITIAN

Terlampir

9. SUMBER PENDANAAN

Terlampir

10. SUSUNAN ACARA

Terlampir

11. PENUTUP
Demikian perencanaan kegiatan ini kami buat. Pencapaian maksimal tidak
akan tercapai jika tidak ada dukungan dari berbagai pihak. Doa adalah rangkaian
ikhtiar yang dapat dilakukan. Semoga doa dan ikhtiar yang dilakukan dapat
mencapai tujuan dari terselenggaranya kegiatan ini. Aamiin.

Anda mungkin juga menyukai