GEOPO3
GEOPO3
Geopolitik di Indonesia
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia
Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi artikel. Setelah
dirapikan, tolong hapus pesan ini.
Geopolitik berasal dari kata geo dan politik.[1] Geo berarti bumi dan politik berasal dari bahasa
Yunani politeia.[1] Poli artinya kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri dan teia artinya
urusan.[1] Di Indonesia, Geopolitik juga di sebut dengan wawasan nusantara.[1]
Daftar isi
1 Latar Belakang Wawasan Nusantara
2 Kedudukan Wawasan Nusantara
3 Fungsi Wawasan Nusantara
4 Tujuan Wawasan Nusantara
5 Kedudukan (Status) Wawasan Nusantara
6 Bentuk Wawasan Nusantara
7 Pemikir Geopolitik
8 Wadah Wawasan Nusantara
o 8.1 Batas Ruang Lingkup
o 8.2 Tata susunan pokok
o 8.3 Tata susunan pelengkap
9 Implementasi Wawasan Nusantara
o 9.1 Implementasi dalam Kehidupan Politik
o 9.2 Implementasi dalam Kehidupan Ekonomi
o 9.3 Implementasi dalam Kehidupan Sosial
o 9.4 Implementasi dalam Kehidupan Pertahanan dan Keamanan
10 Referensi
11 Lihat Pula
12 Pranala luar
1. Penerapan Hak Asasi Manusia (HAM), seperti memberi kesempatan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama masing- masing.[2]
2. Mengutamakan kepentingan masyarakat daripada individu dan golongan.[2]
3. Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat.[2]
Pengaruh geografi merupakan suatu fenomena yang perlu diperhitungkan, karena Indonesia kaya
akan aneka Sumber Daya Alam (SDA) dan suku bangsa.[2]
Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa yang masing - masing memiliki adat istiadat, bahasa,
agama, dan kepercayaan yang berbeda - beda, sehingga tata kehidupan nasional yang
berhubungan dengan interaksi antargolongan mengandung potensi konflik yang besar.[2]
Aspek Kesejarahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan wawasan nasional Indonesia yang diwarnai
oleh pengalaman sejarah yang tidak menghendaki terulangnya perpecahan dalam lingkungan
bangsa dan negara Indonesia.[2] Hal ini dikarenakan kemerdekaan yang telah diraih oleh bangsa
Indonesia merupakan hasil dari semangat persatuan dan kesatuan yang sangat tinggi bangsa
Indonesia sendiri.[2] Jadi, semangat ini harus tetap dipertahankan untuk persatuan bangsa dan
menjaga wilayah kesatuan Indonesia.[2]
1. Wawasan nusantara sebagai ajaran yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat dalam
mencapai dan mewujudkan tujuan nasional.[3]
2. Wawasan nusantara dalam paradigma nasional memliki spesifikasi:[3]
Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa, dan dasar negara berkedudukan sebagai
landasan idiil.
Undang - Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusi negara, berkedudukan sebagai
landasan konstitusional.
Wawasan nasional sebagai visi nasional, berkedudukan sebagai landasan konsepsional.
Ketahanan nasional sebagai konsepsi nasional, berkedudukan sebagai landasan
konsepsional.
GBHN sebagai politik dan strategi nasional, berkedudukan sebagai landasan operasional.
Tujuan nasional, dapat dilihat dalam Pembukaan UUD 1945, dijelaskan bahwa tujuan
kemerdekaan Indonesia adalah "untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial".[4]
Tujuan ke dalam adalah mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan baik alamiah
maupun sosial, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa Indonesia adalah
menjunjung tinggi kepentingan nasional, serta kepentingan kawasan untuk
menyelenggarakan dan membina kesejahteraan, kedamaian dan budi luhur serta martabat
manusia di seluruh dunia.[4]
Wawasan nusantara sebagai konsepsi ketahanan nasional berarti bahwa wawasan nusantara
dijadikan konsep dalam pembangunan nasional, pertahanan keamanan, dan kewilayahan.[5]
Wawasan nusantara sebagai wawasan pembangunan mempunyai arti cara pandang dan sikap
bangsa Indonesia mengenai diri serta lingkungannya selalu mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara mencakup:[5]
Wawasan nusantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan negara mempunyai arti
pandangan geopolitik Indonesia dalam lingkup tanah air Indonesia sebagai satu kesatuan yang
meliputi seluruh wilayah dan segenap kekuatan negara.[5]
Wilayah nasional perlu ditentukan batasannya, agar tidak terjadi sengketa dengan negara
tetangga.[5] Batasan dan tantangan negara Republik Indonesia adalah:[5]
Risalah sidang BPUPKI tanggal 29 Mei-1 Juni 1945 tentang negara Republik Indonesia
dari beberapa pendapat para pejuang nasional.[5] Dr. Soepomo menyatakan Indonesia
meliputi batas Hindia Belanda, Muh. Yamin menyatakan Indonesia meliputi Sumatera,
Jawa, Sunda Kecil, Borneo, Selebes, Maluku - Ambon, Semenanjung Melayu, Timor,
Papua, Ir. Soekarno menyatakan bahwa kepulauan Indonesia merupakan satu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan.[5]
Ordonantie (UU Belanda) 1939, yaitu penentuan lebar laut sepanjang 3 mil laut dengan
cara menarik garis pangkal berdasarkan garis air pasang surut atau countour pulau /
darat.[5] Ketentuan ini membuat Indonesia bukan sebagai negara kesatuan, karena pada
setiap wilayah laut terdapat laut bebas yang berada di luar wilayah yurisdiksi nasional.[5]
Deklarasi Juanda, 13 Desember 1957 merupakan pengumuman pemerintah RI tentang
wilayah perairan negara RI, yang isinya:[5]
1. Cara penarikan batas laut wilayah tidak lagi berdasarkan garis pasang surut (low water
line), tetapi pada sistem penarikan garis lurus (straight base line) yang diukur dari garis
yang menghubungkan titik - titik ujung yang terluar dari pulau-pulau yang termasuk
dalam wilayah RI.[5]
2. Penentuan wilayah lebar laut dari 3 mil laut menjadi 12mil laut.[5]
3. Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) sebagai rezim Hukum Internasional, di mana batasan
nusantara 200 mil yang diukur dari garis pangkal wilayah laut Indonesia.[5] Dengan
adanya Deklarasi Juanda, secara yuridis formal, Indonesia menjadi utuh dan tidak
terpecah lagi.[5]
Pemikir Geopolitik
Friederich Ratzel (1844 - 1904) dengan Teori Ruang.[1] Ia menyatakan "bangsa yang
berbudaya tinggi akan membutuhkan sumber daya manusia yang tinggi dan akhirnya
mendesak wilayah bangsa yang primitif".[1] Pendapat ini dipertegas oleh Rudolf Kjellen
(1864 - 1922) dengan Teori Kekuatan yang mengatakan bahwa "negara adalah kesatuan
politik yang menyeluruh serta sebagai satuan biologis yang memiliki intelektualitas.[1]
Karl Haushofer (1869 - 1946) dengan Teori Pan Region, berpendapat bahwa pada
hakikatnya dunia dapat dibagi dalam empat kawasan benua (pan region) dan dipimpin
oleh negara unggul.[1] Isi teori pan regional adalah:[1]
Sir Halford Mackinder (1861 - 1947) dengan Teori Daerah Jantung (Heartland).[1]
Teorinya berbunyi "siapa pun yang menguasai Heartland maka ia akan menguasai World
Island".[1] Heartland (Jantung Bumi) merupakan sebutan bagi kawasan Asia Tengah, sedangkan
World Island mengacu pada kawasan Timur Tengah.[1] Kedua kawasan ini merupakan kawasan
vital minyak bumi dan gas dunia.[1]
Sir Walter Raleigh (1554 - 1618) dan Alfred T. Mahan (1840 - 1914) dengan Teori
Kekuatan Maritim.[1] Isi teorinya adalah:[1]
1. Sir Walter Raleigh mengatakan "siapa yang menguasai laut akan menguasai
perdagangan dunia dan akhirnya akan menguasai dunia".[1]
2. Alfred T. Mahan mengatakan "laut untuk kehidupan, sumber daya alam banyak terdapat
di laut.[1] Oleh karena itu, harus dibangun armada laut yang kuat untuk menjaganya".[1]
Giulio Douhet (1869 - 1930) dan William Mitchel (1879 - 1936) dengan Teori Kekuatan
di Udara mengatakan, "kekuatan udara mampu beroperasi hingga garis belakang lawan
serta kemenangan akhir ditentukan oleh kekuatan udara".[1].
Nicholas J. Spykman (1869 - 1943) dengan Teori Daerah Batas(Rimland Theory). Dalam
teorinya tersirat:[1]
1. Dunia terbagi empat, yaitu daerah jantung (Heartland), bulan sabit dalam (rimland),
bulan sabit luar, dan dunia baru (benua Amerika).[1]
2. Menggunakan kombinasi kekuatan darat, laut, dan udara untuk menguasai dunia.[1]
3. Daerah bulan sabit dalam (Rimland) akan lebih besar pengaruhnya dalam percaturan
politik dunia daripada daerah jantung.[1]
4. Wilayah Amerika yang paling ideal dan menjadi negara terkuat.[1]
5. Bangsa Indonesia.[1]
6. Para pemikir Wawasan Nusantara: Soekarno? Tim perumus Lemhannas? Mochtar
Kusumaatmadja? Munadjat Danusaputra? Siapa lagi? (ini perlu ditampilkan karena
geopolitik Indonesia merupakan pemikiran geopolitik yang khas Indonesia dan khas
untuk lingkup Nusantara, karena itu diberi nama sebagai Wawasan Nusantara atau
carapandang Nusantara.
Karl Haushofer
Giulio Douhet
Nusantara
Batas - batas negara ditentukan oleh lautan yang di dalamnya pulau - pulau serta gugusan pulau
yang saling berhubungan, tidak dipisahkan oleh air, baik yang berupa laut, maupun selat.[6]
1. Wilayah Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau besar maupun kecil dan dipisahkan serta
dihubungkan oleh lautan, pulau, dan selat yang harus dijaga serta diusahakan tetap
menjadi satu kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya.[6]
2. Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku bangsa, berbicara dalam berbagai
macam bahasa daerah, dan agama.[6] Oleh karena itu, harus diusahakan terwujudnya satu
kesatuan bangsa yang bulat.[6]
Kekuasaan pemerintah negara, Bab III Pasal (4) dan (5), Presiden Republik Indonesia
memegang kekuasaan pemerintah menurut UUD 1945.[6]
Sistem pemerintahan dalam UUD 1945:[6]
1. Indonesia ialah negara yang berdasarkan atas hukum dan tidak berdasarkan atas
kekuasaan belaka.[6]
2. Pemerintahan berdasarkan atas sistem konstitusi dan tidak berdasarkan absolutisme.[6]
Aparatur negara
Dalam pemantapan stabilitas nasional diperlukan kesadaran politik seluruh masyarakat, setiap
orang, organisasi, juga seluruh komponen pemerintahan.[6]
Pers
Pers yang bebas bertanggung jawab, jujur, dan efektif dengan tulisan - tulisan yang memberikan
penjelasan yang jujur, dedikatif, dan bertanggung jawab.[6]
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasikan wawasan nusantara,
yaitu:[7]
1. Pelaksanaan kehidupan politik yang diatur dalam undang - undang, seperti UU Partai
Politik, UU Pemilihan Umum, dan UU Pemilihan Presiden.[7] Pelaksanaan undang-
undang tersebut harus sesuai hukum dan mementingkan persatuan bangsa.[7] Contohnya
seperti dalam pemilihan presiden, anggota DPR, dan kepala daerah harus menjalankan
prinsip demokratis dan keadilan, sehingga tidak menghancurkan persatuan dan kesatuan
bangsa.[7]
2. Pelaksanaan kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Indonesia harus sesuai denga
hukum yang berlaku.[7] Seluruh bangsa Indonesia harus mempunyai dasar hukum yang
sama bagi setiap warga negara, tanpa pengecualian. Di Indonesia terdapat banyak produk
hukum yang dapat diterbitkan oleh provinsi dan kabupaten dalam bentuk peraturan
daerah (perda) yang tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku secara nasional.[7]
3. Mengembagkan sikap hak asasi manusia dan sikap pluralisme untuk mempersatukan
berbagai suku, agama, dan bahasa yamg berbeda, sehingga menumbuhkan sikap
toleransi.[7]
4. Memperkuat komitmen politik terhadap partai politik dan lembaga pemerintahan untuk
menigkatkan semangat kebangsaan dan kesatuan.[7]
5. Meningkatkan peran Indonesia dalam kancah internasional dan memperkuat korps
diplomatik ebagai upaya penjagaan wilayah Indonesia terutama pulau-pulau terluar dan
pulau kosong.[7]
1. Wilayah nusantara mempunyai potensi ekonomi yang tinggi, seperti posisi khatulistiwa,
wilayah laut yang luas, hutan tropis yang besar, hasil tambang dan minyak yang besar,
serta memeliki penduduk dalam jumlah cukup besar.[7] Oleh karena itu, implementasi
dalam kehidupan ekonomi harus berorientasi pada sektor pemerintahan, pertanian, dan
perindustrian.[7]
2. Pembangunan ekonomi harus memperhatikan keadilan dan keseimbangan antardaerah.[7]
Oleh sebab itu, dengan adanya otonomi daerah dapat menciptakan upaya dalam keadilan
ekonomi.[7]
3. Pembangunan ekonomi harus melibatkan partisipasi rakyat, seperti dengan memberikan
fasilitas kredit mikro dalam pengembangan usaha kecil.[7]
Tari pendet dari Bali merupakan budaya Indonesia yang harus dilestarikan sebagai implementasi
dalam kehidupan sosial.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan sosial, yaitu :[7]
1. Mengembangkan kehidupan bangsa yang serasi antara masyarakat yang berbeda, dari
segi budaya, status sosial, maupun daerah.[7] Contohnya dengan pemerataan pendidikan
di semua daerah dan program wajib belajar harus diprioritaskan bagi daerah tertinggal.[7]
2. Pengembangan budaya Indonesia, untuk melestarikan kekayaan Indonesia, serta dapat
dijadikan kegiatan pariwisata yang memberikan sumber pendapatan nasional maupun
daerah.[7] Contohnya dengan pelestarian budaya, pengembangan museum, dan cagar
budaya.[7]
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan pertahanan dan keamanan, yaitu :[7]
Referensi
1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab Suradinata,Ermaya. (2005). Hukum Dasar
Geopolitik dan Geostrategi dalam Kerangka Keutuhan NKRI.. Jakarta: Suara Bebas. Hal
12-14.
2. ^ a b c d e f g h i j k Sunardi, R.M. (2004). Pembinaan Ketahanan Bangsa dalam Rangka
Memperkokoh Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jakarta:Kuaternita
Adidarma. ISBN 979-98241-0-9,9789799824103.Hal 179-180.
3. ^ a b c Srijanti.,Rahman A.,K.S,Purwanto. (2006). Etika Berwarga Negara. Jakarta:
Salemba Empat. Hal 137-139.
4. ^ a b c Hidayat, I. Mardiyono, Hidayat I.(1983). Geopolitik, Teori dan Strategi Politik
dalam Hubungannya dengan Manusia, Ruang dan Sumber Daya Alam. Surabaya:Usaha
Nasional.Hal 85-86.
5. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa Alfandi, Widoyo. (2002). Reformasi Indonesia:
Bahasan dari Sudut Pandang Geografi Politik dan Geopolitik. Yogyakarta:Gadjah Mada
University. ISBN 979-420-516-8, 9789794205167.
6. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p Harsawaskita, A.(2007). Great Power Politics di Asia Tengah
Suatu Pandangan Geopolitik, dalam Transformasi dalam Studi Hubungan Internasional.
Bandung:Graha Ilmu. Hal 17-19.
7. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y Sumarsono, S, et.al. (2001). Pendidikan
Kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal 12-17.
Lihat Pula
Pancasila
UUD 1945
Pers
Deklarasi Juanda
Pranala luar
(Inggris) Situs Geopolitik
(Indonesia) Ideologi Pancasila
International Geopolitics Reporters Association (I.G.R.A.) International association of
professionals specialized in geopolitics.
Geopolitics Report Geopolitics and international relations magazine.Official publication
of I.G.R.A.
Kategori:
Politik
Teori hubungan internasional
Menu navigasi
Belum masuk log
Pembicaraan
Kontribusi
Buat akun baru
Masuk log
Halaman
Pembicaraan
Baca
Sunting
Sunting sumber
Versi terdahulu
Pencarian
Halaman Utama
Perubahan terbaru
Peristiwa terkini
Halaman baru
Halaman sembarang
Komunitas
Warung Kopi
Portal komunitas
Bantuan
Wikipedia
Tentang Wikipedia
Pancapilar
Kebijakan
Menyumbang
Hubungi kami
Bak pasir
Bagikan
Facebook
Twitter
Google+
Cetak/ekspor
Buat buku
Unduh versi PDF
Versi cetak
Perkakas
Pranala balik
Perubahan terkait
Halaman istimewa
Pranala permanen
Informasi halaman
Item di Wikidata
Kutip halaman ini
Pranala menurut ID
Bahasa
Tambah interwiki
Kebijakan privasi
Tentang Wikipedia
Penyangkalan
Pengembang
Cookie statement
Tampilan seluler