0098 /SPO/RSDA/III/2017 00 1/2 RSDA Ditetapkan oleh : STANDAR Tanggal Terbit Direktur PROSEDUR 05/03/2017 OPERASIONAL drg. Siti Hadjar Joenoes PENGERTIAN Langkah-langkah petugas (dokter, perawat, bidan, tim kesehatan lainnya) dalam berkomunikasi melalui verbal dan pertelepon TUJUAN Sebagai acuan petugas (dokter, perawat, bidan, tim kesehatan lainnya) dalam melaksanakan komunikasi dua arah yang efektif, tepat waktu, akurat, lengkap, jelas dan dipahami oleh pemberi dan penerima informasi KEBIJAKAN Kebijakan Direktur Rumah Sakit dr.Agung Nomor 0030/KBJ/RSDA/III/2017 Tentang Komunikasi Efektif di Rumah Sakit dr. Agung. PROSEDUR 1. Lakukan komunikasi lisan atau pertelepon antar petugas kesehatan menggunakan standar SBAR : a. Situation : kondisi terkini yang terjadi pada pasien b. Background : informasi penting apa yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini c. Assessment : hasil pengkajian kondisi pasien terkini d. Recommendation : apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah pasien saat ini 2. Langkah-langkah komunikasi efektif lisan atau pertelpon sebagai berikut : a. Petugas penerima instruksi harus mencatat dengan lengkap instruksi yang diterima (Write Back) di form rekam medis Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi b. Petugas penerima instruksi membacakan kembali instruksi yang diterima (Read back) /apa yang telah ditulis sehingga terdengar jelas oleh pemberi informasi. Pada keadaan Emergency penerima instruksi langsung mengulang kembali instruksi dengan lengkap. KOMUNIKASI EFEKTIF LISAN DAN TELEPON
No. Dokumen No. Revisi Halaman
/SPO/RSDA/III/2017 00 2/2 RSDA PROSEDUR c. Petugas saling mengkonfirmasi (Repeat back) apakah yang sudah dituliskan dan dibacakan ulang sudah akurat dengan memverifikasi yang dibacakan sudah sesuai dengan apa yang diperintahkan/diinformasikan oleh pemberi perintah 3. Petugas penerima instruksi mencatat tanggal dan jam intruksi yang diberikan, kemudian distempel dan ditandatangani oleh penerima instruksi 4. Semua instruksi lisan dan pertelepon ataupun tertulis yang berhubungan dengan pengobatan atau prosedur dan hasil pemeriksaan yang disampaikan sebelumnya, harus di verifikasi dengan memberi stempel dan tandatangan serta nama yang jelas pada kolom yang tersedia di catatan terintegrasi oleh pemberi instruksi yakni DPJP selambat-lambatnya dalam waktu 1x24 jam. 5. Apabila DPJP berhalangan (cuti, sakit) maka yang melakukan verifikasi dan menandatangani catatan pesan yang ditulis oleh penerima instruksi adalah dokter pengganti yang ditunjuk oleh DPJP selambat-lambatnya dalam waktu 1x24 jam 6. Jika dokter pengganti belum datang dalam waktu 1x 24 jam maka verifikasi dilakukan oleh dokter jaga. 7. Bila instruksi mengandung nama obat NORUM, maka nama obat NORUM harus dieja satu persatu hurufnya. UNIT TERKAIT 1. Rawat inap 2. Ruang Kebidanan 3. IGD