Anda di halaman 1dari 26

PROBLEM SOLVING

Sumber 1
Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan
masalah dan memecahkan berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil
kesimpulan yang tepat dan cermat (Hamalik, 1994:151). Problem solving yaitu suatu
pendekatan dengan cara problem identifikation untuk ketahap syntesis kemudian dianalisis
yaitu pemilahan seluruh masalah sehingga mencapai tahap application selajutnya
komprehension untuk mendapatkan solution dalam penyelesaian masalah tersebut. (Qruztyan.
Blogs. Friendster.com)

Pendapat lain problem solving adalah suatu pendekatan dimana langkah-langkah berikutnya
sampai penyelesaian akhir lebih bersifat kuantitatif yang umum sedangkan langkah-langkah
berikutnya sampai dengan pengelesain akhir lebih bersifat kuantitatif dan spesifik (Qrustian
Blogs Friendster.com).

Ini berarti oreantasi pembelajaran problem solving merupakan infestigasi dan penemuan yang
pada dasarnya pemecahan nasalah. Apabila solvingng yang diharapkan tidak berjalan
sebagaimana yang diinginkan berarti telah terjadi di dalam tahap-tahap awal sehingga setiap
enginer harus mulai kembali berfikir dari awal yang bermasalah untuk mendapatkan
pemahaman menyeluruh mengenai masalah yang sedang dihadapi.

Jadi, dalam mempelajari konsep matematika yang baru harus didasari konsep-konsep yang
sebelumnya. Mempelajari konsep B yang mendasari konsep A, seorang harus memahami dulu
konsep A tidak mungkin orang itu memahami konsep B. ini berarti matematika harus bertahap,
dan berkaitan dengan konsep yang satu dengan konsep yang lainnya.

Berpikir memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu yang baru adalah kegiatan yang
kompleks dan berhubungan erat satu dengan yang lain. Suatu masalah umumnya tidak dapat
dipecahkan tanpa berpikir, dan banyak masalah memerlukan pemecahan yang baru bagi orang-
orang atau kelompok. Sebaliknya, menghasilkan sesuatu (benda-benda, gagasan-gagasan)
yang baru bagi seseorang, menciptakan sesuatu, itu mencakup problem solving. Ini berarti
informasi fakta dan konsep-konsep itu tidak penting. Seperti telah kita ketahui, penguasaan
informasi itu perlu untuk memperoleh konsep; keduanya itu harus diingat dan dipertimbangkan
dalam problem solving dan perbuatan kreatif. Begitu pula perkembangan intelektual sangat
penting dalam problem solving (Slameto, 1990 : 139)

Selanjutnya problem solving merupakan taraf yang harus dipecahkan dengan cara memahami
sejumlah pengetahuan dan ketrampilan kerja dan merupakan hasil yang dicapai individu
setelah individu yang bersangkutan mengalami suatu proses belajar problem solving yang
diajarkan suatu pengetahua tertentu.
Jadi, yang dimaksud dengan problem solving dalam penelitian ini adalah hasil suatu masalah
yang melahirkan banyak jawaban yang dihasilkan dari penelitian yang menghasilkan
kesimpulan secara realistik dalam problem solving model matematika. (Lawson, 1991:53)

2. Langkah-Langkah Problem Solving

Penulis perlu menggunakan pendekatan yang terdiri dari tiga langkah untuk problem solving,
dengan demikian konsep problem solving ini bukan teori belaka, tetapi telah terbukti
keberhasilannya.
Adapun tiga langkah problem solving adalah :

a. Mengidentifikasi masalah secara tepat


Secara konseptual suatu masalah (M) didefinisikan sebagai kesenjangan atau gap antara
nerja actual dan targetkinerja (T ) yang diharapkan, sehingga secara simbolik dapat dituliskan
bersamaan; M=T – A.berdasarkan konsep seorang problem solver yang professional harus
terlebih dahulu nanpu mengetahui berapa atau pada tingkat mana kinerja actual saat ini, dan
berapa atau tingkat mana kinerja serta kita harus mampu mendefinisikan secara tegas apa
masalah utama kita kemudian menetapkan pada tingkat mana kinerja actual kita sekarang dan
kapan waktu pencapain target kinerja itu.

b. Menentukan sumber dan akar penybab dari masalah

Suatu solusi masalah yang efektif, apabila kita berhasil menemukan sumber-sumber dan akar-
akar dari masalah itu, kemudian mengambil tindakan untuk menghilangkan masalah-masalah
tersebut.
c. Solusi masalah secara efektif dan efisien.
Adapun langkah-langkah Solusi masalah yang efektif dan efisien yaitu:
1. Mendefinisikan secara tertulis
2. Membangun diagram sebab akibat yang dimodifikasi untuk mendefinisikan : a)
akar penyebab dari masalah itu, b) penyebab-penyebab yang tidak dapat dikendalikan,
namun dapat diperkirakan
3. Setiap akar penyebab dari masalah dimasuskkan ke dalam diagram sebab akibat .
sedangkan penyebab yang tidak dapat diperkirakan, didaftarkan pada sebab akibat itu
secara tersendiri
4. Mendefiisikan tindakan atau solusi yang efektif melalui memperhatikan dan
mempertimbangkan : a)pencegahan terulang atau muncul kembali penyebab –penyebab
itu, b) tindakan yang diambil harus ada di bawah pengendalian kita, dan c) memenuhi
tujuan dan target kinerja yang ditetapkan.
5. Menerapkan atau melakukan implementasi atau tindakan-tindakan yang
diajukan (Vincent Gasper sz, dan Qruztyann.blogs.friendster. com)

Adapun langkah-langkah lain yaitu menurut konsep Dewey yang merupakan berpikir itu
menjadi dasar untuk problem solving adalah sebagai berikut:
1. Adanya kesulitan yang dirasakan atau kesadaran akan adanya masalah.
2. Masalah itu diperjelas dan dibatasi.
3. Mencari informasi atau data dan kemudian data itu diorganisasikan atau
diklasifikasikan.
4. Mencari hubungan-hubungan untuk merumuskan hipotesa-hipotesa kemudian
hipotesa-hipotesa dinilai, diuji agar dapat ditentukan untuk diterima atau ditolak.
5. Penerapan pemecahan terhadap masalah yang dihadapi sekaligus berlaku
sebagai pengujian kebenaran pemecahan tersebut untuk dapat sampai kepada
kesimpulan.

Selain di atas menurut Dewey langkah-langkah dalam problem solving yaitu sebagai berikut:
kesadaran akan adanya masalah, merumuskan masalah, mencari data dan merumuskan
hipotesa-hipotesa itu dan kemudian menerima hipotesa yang benar. Tetapi problem solving itu
tidak selalu mengikuti urutan yang teratur, melainkan dapat meloncat-meloncat antara macam-
macam lankah tersebut, lebih-lebih apabila orang berusaha memecahkan masalah yang
kompleks. Misalnya: masalah-masalah pendidikan telah dikenal orang bertahun-tahun yang
lalu, dan telah banyak hipotesa pemecahan dirumuskan dan dicoba. Tetapi, orang masih
berusaha merunuskan masalah-masalah itu secara lebih tepat dan mengusahan pengerjaan
pemecahan masalah yang lain agar dapat ditemukan pemecahan yang lebih baik.

Metode problem solving ini menekankan pada penemuan dan pemecahan masalah secara
berkelanjutan. “kelebihan metode ini mendorong siswa untuk berpikir secara ilmiah, praktis,
intuitif dan bekerja atas dasar inisiatif sendiri, menumbuhkan sikap objektif, jujur dan terbuka.
Sedangkan kelemahannya memerlukan waktu yang cukup lama, tidak semua materi pelajaran
mengandung masalah memerlukan perencanaan yang teratur dan matang, dan tidak efektif jika
terdapat beberapa siswa yang pasif.

Sedangkan Kenedy seperti dikutip oleh Lovitt (1989 : 279) menyarankan empat langkah proses
pemecahan masalah matematika yaitu dengan :

 Memahami masalah
 Merencanakan pemecahan masalah
 Melaksanakan pemecahan masalah, dan
 Memeriksa kembali

Bagi anak berkesulitan belajar dan bahkan juga bagi anak yang tidak berkesulitan belajar,
menyelesaikan soal bukan pekerjaan yang mudah. Di samping itu, anak juga tidak terlatih
untuk menyelesaikan masalah matematika secara lebih sistematis. Oleh karena itu, pendekatan
pemecahan masalah dengan memanfaatkan alat peraga dengan langkah-langkah yang telah
dikemukakan tampaknya lebih baik untuk digunakan baik bagi anak
berkesulitan belajar maupun yang tidak berkesulitan belajar. problem solving
Sumber 2

Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving Method)

a. Pengertian Metode Pemecahan Masalah (Problem solving Method)


Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan
pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau
perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
Penyelesaian masalah merupakan proses dari menerima tantangan dan usaha – usaha untuk
menyelesaikannya sampai menemukan penyelesaiannya. menurut Syaiful Bahri Djamara (2006 : 103)
bahwa:
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi
juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode lain
yang dimulai dari mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.

Menurut N.Sudirman (1987:146) metode problem solving adalah cara penyajian bahan
pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis
dalam usaha untuk mencari pemecahan atau jawabannya oleh siswa. Sedangkan menurut Gulo
(2002:111) menyatakan bahwa problem solving adalah metode yang mengajarkan penyelesaian
masalah dengan memberikan penekanan pada terselesaikannya suatu masalah secara menalar.
Senada dengan pendapat diatas Sanjaya (2006:214) menyatakan pada metode pemecahan
masalah, materi pelajaran tidak terbatas pada buku saja tetapi juga bersumber dari peristiwa – peristiwa
tertentu sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Ada beberapa kriteria pemilihan bahan pelajaran untuk
metode pemecahan masalah yaitu:
a) Mengandung isu – isu yang mengandung konflik bias dari berita, rekaman video dan lain – lain
b) Bersifat familiar dengan siswa
c) Berhubungan dengan kepentingan orang banyak
d) Mendukung tujuan atau kompetensi yang harus dimiliki siswa sesuai kurikulum yang berlaku
e) Sesuai dengan minat siswa sehingga siswa merasa perlu untuk mempelajari

Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari metode pemecahan masalah banyak digunakan


guru bersama dengan penggunaan metode lainnya. Dengan metode ini guru tidak memberikan
informasi dulu tetapi informasi diperoleh siswa setelah memecahkan masalahnya. Pembelajaran
pemecahan masalah berangkat dari masalah yang harus dipecahkan melalui praktikum atau pengamatan.
Suatu soal dapat dipandang sebagai “masalah” merupakan hal yang sangat relatif. Suatu soal
yang dianggap sebagai masalah bagi seseorang, bagi orang lain mungkin hanya merupakan hal yang
rutin belaka. Dengan demikian, guru perlu berhati-hati dalam menentukan soal yang akan disajikan
sebagai pemecahan masalah. Bagi sebagian besar guru untuk memperoleh atau menyusun soal yang
benar-benar bukan merupakan masalah rutin bagi siswa mungkin termasuk pekerjaan yang sulit. Akan
tetapi hal ini akan dapat diatasi antara lain melalui pengalaman dalam menyajikan soal yang bervariasi
baik bentuk, tema masalah, tingkat kesulitan, serta tuntutan kemampuan intelektual yang ingin dicapai
atau dikembangkan pada siswa.
Pembelajaran problem solving merupakan bagian dari pembelajaran berbasis masalah (PBL).
Menurut Arends (2008 : 45) pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan
pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun
pengetahuan mereka sendiri.
Pada pembelajaran berbasis masalah siswa dituntut untuk melakukan pemecahan masalah-
masalah yang disajikan dengan cara menggali informasi sebanyak-banyaknya, kemudian dianalisis dan
dicari solusi dari permasalahan yang ada. Solusi dari permasalahan tersebut tidak mutlak mempunyai
satu jawaban yang benar artinya siswa dituntut pula untuk belajar secara kritis. Siswa diharapkan
menjadi individu yang berwawasan luas serta mampu melihat hubungan pembelajaran dengan aspek-
aspek yang ada di lingkungannya.
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan metode pembelajaran problem solving adalah
suatu penyajian materi pelajaran yang menghadapkan siswa pada persoalan yang harus dipecahkan atau
diselesaikan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran ini siswa di haruskan
melakukan penyelidikan otentik untuk mencari penyelesaian terhadap masalah yang diberikan. Mereka
menganalisis dan mengidentifikasikan masalah, mengembangkan hipotesis, mengumpulkan dan
menganalisis informasi dan membuat kesimpulan.
b.Manfaat dan Tujuan dari Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving Method)
Manfaat dari penggunaan metode problem solving pada proses belajar mengajar untuk
mengembangkan pembelajaran yang lebih menarik. Menurut Djahiri (1983:133) metode problem
solving memberikan beberapa manfaat antara lain :
a) Mengembangkan sikap keterampilan siswa dalam memecahkan permasalahan, serta dalam
mengambil kepuutusan secara objektif dan mandiri
b) Mengembangkan kemampuan berpikir para siswa, anggapan yang menyatakan bahwa kemampuan
berpikir akan lahir bila pengetahuan makin bertambah
c) Melalui inkuiri atau problem solving kemampuan berpikir tadi diproses dalam situasi atau keadaan
yang bener – bener dihayati, diminati siswa serta dalam berbagai macam ragam altenatif
d) Membina pengembangan sikap perasaan (ingin tahu lebih jauh) dan cara berpikir objektif – mandiri,
krisis – analisis baik secara individual maupun kelompok

Berhasil tidaknya suatu pengajaran bergantung kepada suatu tujuan yang hendak dicapai.
Tujuan dari pembelajaran problem solving adalah sebagai berikut.
1) Siswa menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan kemudian menganalisisnya dan akhirnya
meneliti kembali hasilnya.
2) Kepuasan intelektual akan timbul dari dalam sebagai hadiah intrinsik bagi siswa.
3) Potensi intelektual siswa meningkat.
4) Siswa belajar bagaimana melakukan penemuan dengan melalui proses melakukan penemuan.
c. Langkah – Langkah Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving Method)
Penyelesaian masalah menurut J.Dewey dalam bukunya W.Gulo (2002:115) dapat dilakukan
melalui enam tahap yaitu
Tahap – Tahap Kemampuan yang diperlukan
1) Merumuskan masalah Mengetahui dan merumuskan
masalah secara jelas
2) Menelaah masalah Menggunakan pengetahuan untuk
memperinci menganalisa masalah
dari berbagai sudut
3) Merumuskan hipotesis Berimajinasi dan menghayati
ruang lingkup, sebab – akibat dan
alternative penyelesaian
4) Mengumpulkan dan Kecakapan mencari dan
mengelompokkan data sebagai menyusun data menyajikan data
bahan pembuktian hipotesis dalam bentuk diagram,gambar
dan tabel
5) Pembuktian hipotesis Kecakapan menelaah dan
membahas data, kecakapan
menghubung – hubungkan dan
menghitung
Ketrampilan mengambil
keputusan dan kesimpulan

6) Menentukan pilihan Kecakapan membuat altenatif


penyelesaian penyelesaian kecakapan dengan
memperhitungkan akibat yang
terjadi pada setiap pilihan

Penyelesaian masalah Menurut David Johnson dan Johnson dapat dilakukan melalui
kelompok dengan prosedur penyelesaiannya dilakukan sebagai berikut (W.Gulo 2002 : 117):
1. Mendifinisikan Masalah
Mendefinisikan masalah di kelas dapat dilakukan sebagai berikut:
a)Kemukakan kepada siswa peristiwa yang bermasalah, baik melalui bahan tertulis maupun secara lisan,
kemudian minta pada siswa untuk merumuskan masalahnya dalam satu kalimat sederhana (brain
stroming). Tampunglah setiap pendapat mereka dengan menulisnya dipapan tulis tanpa mempersoalkan
tepat atau tidaknya, benar atau salah pendapat tersebut.
b) Setiap pendapat yang ditinjau dengan permintaan penjelasan dari siswa yang bersangkutan. Dengan
demikian dapat dicoret beberapa rumusan yang kurang relevan. Dipilih rumusan yang tepat, atau
dirumuskan kembali (rephrase, restate) perumusan – perumusan yang kurang tepat. akhirnya di kelas
memilih satu rumusan yang paling tepat dipakai oleh semua.
2. Mendiagnosis masalah
Setelah berhasil merumuskan masalah langkah berikutnya ialah membentuk kelompok kecil, kelompok
ini yang akan mendiskusikan sebab – sebab timbulnya masalah
3. Merumuskan Altenatif Strategi
Pada tahap ini kelompok mencari dan menemukan berbagai altenatif tentang cara penyelesaikan
masalah. Untuk itu kelompok harus kreatif, berpikir divergen, memahami pertentangan diantara
berbagai ide, dan memiliki daya temu yang tinggi
4. Menentukan dan menerapkan Strategi
Setelah berbagai altenatif ditemukan kelompok, maka dipilih altenatif mana yang akan dipakai. Dalam
tahap ini kelompok menggunakan pertimbangan- pertimbangan yang cukup cukup kritis, selektif,
dengan berpikir kovergen
5. Mengevaluasi Keberhasilan Strategi
Dalam langkah terakhir ini kelompok mempelajari :
(1). Apakah strategi itu berhasil (evaluasi proses)?
(2). Apakah akibat dari penerapan strategi itu (evaluasi hasil) ?
Berdasarkan pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan langkah – langkah yang harus
diperhatikan oleh guru dalam memberikan pembelajaran problem solving sebagai berikut:
1. Merumuskan masalah
Dalam merumuskan masalah kemampuan yang diperlukan adalah kemampuan mengetahui dan
merumuskan suatu masalah.
2. Menelaah masalah
Dalam menelaah masalah kemampuan yang diperlukan adalah menganalisis dan merinci masalah yang
diteliti dari berbagai sudut.
3. Menghimpun dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis
Menghimpun dan mengelompokkan data adalah memperagakan data dalam bentuk bagan, gambar, dan
lain-lain sebagai bahan pembuktian hipotesis.
4. Pembuktian hipotesis
Dalam pembuktian hipotesis kemampuan yang diperlukan adalah kecakapan menelaah dan membahas
data yang telah terkumpul.
5. Menentukan pilihan pemecahan masalah dan keputusan
Dalam menentukan pilihan pemecahan masalah dan keputusan kemampuan yang diperlukan adalah
kecakapan membuat alternatif pemecahan, memilih alternatif pemecahan dan keterampilan mengambil
keputusan.
d. Kelebihan dan Kekurangan Pemecahan Masalah (Problem Solving Method)
Pembelajaran problem solving ini memiliki keunggulan dan kelemahan. Adapun
keunggulan model pembelajaran problem solving diantaranya yaitu melatih siswa untuk mendesain
suatu penemuan, berpikir dan bertindak kreatif, memecahkan masalah yang di hadapi secara realistis,
mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan, menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan,
merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
dengan tepat, serta dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan khususnya
dunia kerja.
Sementara kelemahan model pembelajaran problem solving itu sendiri seperti beberapa
pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misalnya terbatasnya alat-alat laboratorium
menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau
konsep tersebut. Dalam pembelajaran problem solving ini memerlukan alokasi waktu yang lebih
panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.

Daftar Pustaka

Arends, Richard I. (2008) . Learning to Teach Belajar untuk Mengajar. (Edisi Ketujuh/ Buku Dua). Terjemahan
Helly Pajitno Soetjipto & Sri Mulyantini Soetjipto. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Dhajiri, Ahmad Kosasih. (1985). Strategi Pengajaran Afektif-Nilai-Moral-VCT dan Games dalam VTC.
Bandung : Jurusa PMPKn IKIP
Gulo, W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Grasindo

Sardiman. (1996). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Grafindo.

Sudirman,dkk.(1987.)Ilmu Pendidikan. Bandung: Remadja Karya

Syaiful Bahri Djamara dan Drs Aswan Zain . (2006) Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta

Read more: http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/08/metode-pemecahan-masalah-


problem.html#ixzz5YuYg54iK
Sumber 3

8 Langkah Praktis Lakukan Problem Solving

Seni memecahkan masalah terus-menerus dikembangkan untuk kemudian diakui kembali


oleh orang-orang di berbagai sektor industi. Terkadang, cara baru menjadi metode yang
efektif untuk diterapkan dalam beberapa proses tertentu. Cara yang benar-benar ampuh untuk
mengidentifikasi dan memecahkan masalah adalah 8 langkah praktis yang telah
dikembangkan oleh Toyota bertahun-tahun yang lalu. Sistem yang terstruktur, namun
ternyata sangat sederhana dan praktis untuk menangani masalah-masalah kecil hingga
masalah dalam skala besar.

Menggunakan cara yang fundamental dan strategis sebagai solusi pemecahan masalah akan
berdampak pada munculnya konsistensi dalam organisasi. Perusahaan yang memutuskan
untuk mengambil solusi yang berdasarkan fakta, pengalaman dan juga logika, hasil yang
didapat pun akan terbentuk secara rasional dan berkelanjutan.

Kedelapan langkah tersebut antara lain:

Tentukan Masalah

Sebuah masalah dapat diidentifikasi dengan menggunakan salah satu dari 3 cara berikut:
menggunakan penyimpangan yang muncul dari standar; perbedaan kesenjangan antara
kondisi yang diinginkan dan kondisi aktual; dan kealpaan yang ditemukan dari kebutuhan
pelanggan.

Untuk membuat masalah dapat diidentifikasi dengan baik, masalah tersebut harus dilihat
secara langsung, karena akan memberikan detil-detil dan pengalaman yang membuat
perusahaan menjadi lebih baik dalam proses yang berikutnya.
Uraikan Masalah

Setelah berhasil mengidentifikasi masalah, langkah berikutnya yang dapat dilakukan adalah
mulai menguraikan masalah tersebut menjadi lebih rinci dan spesifik. Jangan lupa, saat
menguraikan masalah, tetap harus melihat dan melakukannya secara langsung, agar bisa lebih
mempelajari dan menganalisis input dan output yang berbeda dari proses sehingga bisa lebih
memprioritaskan upaya yang akan dilakukan. Tentunya, melakukan penguraian dari masalah
utama akan lebih efektif dibandingkan dengan mengatasi masalah kecil satu per satu dan
mengatasi masalah besar tanpa arah yang jelas.

Tetapkan Target

Baca juga Tinggalkan Silo, Kita Bisa Bekerja Bersama

Komitmen dan fokus menjadi dua poin penting, karena akan berpengaruh terhadap proses
yang sedang dilakukan. Perusahaan harus menetapkan target yang menantang, tapi jangan
melewati batas yang akan membebani organisasi dan menghambat proses perbaikan.

Tweet: Perusahaan harus menetapkan target yang menantang, tapi jangan melewati batas
yang membebani organisasi dan menghambat proses perbaikan.

[cpm_adm id=”10576″ show_desc=”no” size=”medium” align=”left”]

Analisis Akar Masalah

Saat memecahkan masalah, analisis akar masalah adalah kunci penentunya, karena akan
mampu membantu organisasi mengidentifikasi faktor-faktor yang sebenarnya menjadi
penyebab munculnya masalah. Pastikan untuk mempertimbangkan semua potensi yang
menjadi akar penyebab masalah, dan temukan berdasarkan hasil analisa sendiri, bukan
berdasarkan data laporan.

Kembangkan Solusi

Informasi hasil analisis akar masalah selanjutnya menjadi pedoman dan pendukung untuk
mengembangkan solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Solusi yang ada haruslah
sebanyak mungkin dan berasal dari pemikiran semua anggota tim, karena satu solusi dari satu
pemikiran saja tidak akan menjadi pemecah masalah terbaik.

Implementasi Solusi

Untuk dapat mengimplementasikan solusi yang telah disepakati dalam proses pemecahan
masalah, komunikasi menjadi penentu utama, karena ide-ide dan inovasi dari semua anggota
tim masih akan dibutuhkan. Pastinya, solusi yang dipilih harus dipertimbangkan pula
berdasarkan siklus PDCA tadi, untuk memastikan bahwa tidak ada yang terlewat. Bukan
menjadi hal yang tidak mungkin kesalahan pun akan muncul saat melakukan pemecahan
masalah, oleh karena itu, berusaha tekun dan teliti akan menjadi pendorong yang baik.

Pantau Proses dan Hasilnya

Nah, di atas telah dijelaskan akan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam solusi pemecahan
masalah. Untuk mengantisipasi hal itu, sebaiknya dalam perusahaan ada sebuah sistem yang
berfungsi untuk meninjau dan memodifikasi solusi tadi agar memberikan hasil sesuai yang
diinginkan. Dari sistem tersebut dapat juga diidentifikasi apakah solusi yang digunakan
berasal dari hasil analisis ataukah hanya ide saja.

Standarisasi dan Saling Berbagi Kesuksesan

Jika solusi dan semua proses tadi berhasil memecahkan masalah, pastinya perusahaan ingin
menerapkan proses baru sebagai dasar standar baru di organisasi. proses baru itupun akan
dibagikan ke seluruh anggota organisasi. Tidak sampai sini saja, evaluasi secara flashback
semua proses dan hal yang didapat, dan terapkan kembali untuk masalah yang akan dihadapi
di masa mendatang. Tentunya, setiap perusahaan selalu ingin mempertahankan keberhasilan
yang berhasil mereka capai, bukan? Karena masalah pasti secara terus menerus akan ada, dan
hal itulah yang membuat perbaikan pun tidak berhenti sampai satu masalah saja. Perbaikan
terus menerus akan menuntun perusahaan capai kesuksesan dan menuju kesempurnaan.***

Sumber: kaizen-news.com
Sumber 4

Problem solving dan masalahnya

BAB I
PROBLEM SOLVING DAN MASALAHNYA
1.1. Pengertian problem solving
Mu’Qodin ( 2002 ) mengatakan bahwa problem solving adalah merupakan suatu
keterampilan yang meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi,
mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif tindakan, kemudian
mempertimbangkan alternatif tersebut sehubungan dengan hasil yang dicapai dan pada
akhirnya melaksanakan rencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepat.

Menurut John Dewey, sebagaimana dikutip oleh Saiful Bahri Djamarah, belajar memecahkan
masalah itu berlangsung sebagai berikut: “Individu menyadari masalah bila ia dihadapkan
kepada situasi keraguan dan kekaburan sehingga menemukan adanya semacam kesulitan.”

Menurut Syaiful Bahri Djamara (2006 : 103) bahwa:

Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode
mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam problem solving dapat
menggunakan metode lain yang dimulai dari mencari data sampai kepada menarik
kesimpulan.

Menurut N.Sudirman (1987:146) metode problem solving adalah cara penyajian bahan
pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan
disintesis dalam usaha untuk mencari pemecahan atau jawabannya oleh siswa. Sedangkan
menurut Gulo (2002:111) menyatakan bahwa problem solving adalah metode yang
mengajarkan penyelesaian masalah dengan memberikan penekanan pada terselesaikannya
suatu masalah secara menalar.

Senada dengan pendapat diatas Sanjaya (2006:214) menyatakan pada metode pemecahan
masalah, materi pelajaran tidak terbatas pada buku saja tetapi juga bersumber dari peristiwa –
peristiwa tertentu sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Pada umumnya masalah merupakan sesuatu yang tidak kita harapkan terjadi. Sesuatu yang
diinginkan sekarang berbeda dengan tujuan yang diharapkan. Masalah dapat dikatakan
sebagai suatu hal yang tidak diinginkan tetapi datang secara tiba-tiba.

Problem solving dalam Bahasa Indonesia artinya adalah pemecahan masalah. Lebih luas lagi
pengertian Problem Solving yaitu memecahkan suatu masalah yang menghasilkan suatu
solusi atas permasalahan yang dihadapi dengan terlebih dahulu mengidentifikasi
permasalahan berdasarkan data dan informasi yang akurat melalui suatu proses intelektual
dan professional.[1]
Selanjutnya problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan
masalah berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan
yang tepat dan cermat. Problem solving merupakan suatu pendekatan dengan cara
identivication untuk ketahap sintesis kemudian dianalisi yaitu pemilihan seluruh masalah
sehingga mencapai tahap aplication, selanjutnya komprehension untuk mendapatkan solusi
dalam penyelesaian masalah tersebut.

Pendapat lain problem solving adalah pendekatan dimana langkah-langkah berikutnya sampai
penyelesaian akhir lebih bersifat kuantitatif yang umum sedangkan langkah-langkah
berikutnya sampai dengan penyelesaian akhir lebih bersifat kuantitatif dan spesifik.
Sedangkan menurut lawson problem solving adalah suatu hasil masalah yang menghasilkan
banyak jawaban yang dihasilkan dari penelitian yang menghasilkan kesimpulan secara
realistik dalam problem solving.[2]Tujuan dari pemecahan masalah adalah menemukan solusi
yang terbaik untuk menyelesaikan masalah.
1.2. Masalah
Masalah adalah kesenjangan antara suatu yang diharapkan dengan suatu kenyataan. Masalah
pada hakikatnya tidak pernah berdiri sendiri atau terisolasi dengan faktor-faktor lainnya.
Masalah selalu berkonstelasi dengan faktor lainnya, sehingga menjadi latar belakang suatu
masalah

Masalah adalah suatu situasi dimana seseoorang dihadapkan pada suatu hal yang memerlukan
suatu solusi dimana jalan menuju solusi tersebut tidak secara langsung diketahui. Dalam
kehidupan sehari-hari suatu masalah biasanya, muncul dari segala sesuatu yang berasal dari
masalah pribadi seperti cara terbaik untuk meyebrangi suatu jalan, sampai kepada
permasalahan yang kompleks seperti bagaimana memasang sebuah sepede baru.
Masalah memiliki beberapa struktur diantaranya :

1. Masalah terstruktur yakni masalah yang terdiri dari elemen-elemen dan hubugan antara
elemen yang hubungannya dipengaruhi oleh pemecak masalah
2. Masalah terstruktur yakni masalah yang berisi elemen-ellemen atau hubungan antar
elemen yang tidak dipahami oleh pemecah masalah. Pemecah masalah dilakukan oleh
menejer. Karena menejer harus melakukan sebagian tugas besar untuk memecahkan
masalah
3. Masalah semi terstruktur yakni masalah yang berisi sebagian elemen atau hubungan
elemen yang dimengerti oleh pemecah masalah
Sikap-sikap dalam menanggapi suatu masalah
1. tipe pemimpin

Orang bertipe pemimpin suka berangan-angan. Ia senang mencetuskan ide dan gagasan baru,
namun jarang mengambil tindakan untuk mewujudkannya. Ia tidak pernah berusaa mencari
tau bagaumana mengubah gagasan brilian menjadi tindakan nyata. Tentu saja ia juga tidak
pernah berusaha menyelesaikann maslahnya. Ia puas dengan hanya sekedar memikirkan
mimpi-mimpi hebatnaya. Tipe pemimpin berani punya mimpi-mimpi hebat, tetapi tidak
pernah menjadikan mereka kenyataan.

2. tipe cepat beraksi

Tipe ini bukanlah orang yang kuatir menghadapi masalah, ia segera bertindak. Tentu saja, ia
berinisiatif dan kegigihan tipe ini merupakan hal positif dan melakukan sesuatu dengan tidak
terburu-buru. Ia pasti mampu menyelesaikan masalah lebih efektif dan efisien. Ia berpendapat
bahwa setiap masalah bisa diselesaikan dengan bekerja lebih keras.

3. tipe pengeluh

Tipe pengeluh adalah tipe orang yang cepat menyerah setiap kali menghadap masalah. Ia
berkata, saya tidak mampu melakukannya tidak jarang tipe orang ini sebenarnya memiliki
gagasan hebat untuk menyelesaikan masalah.tipe pengeluh sulit mengendalikan
kehidupannya sendiri. Menyalahkan semua orang termasuk dirinya sendiri
4. tipe pengkritik

Tipe pengkritik berada pada tipe pengeluh. Tipe ini lebih berani angkat bicara. Ia seakan-
akan dilahirkan sebagai jawara penkritik. Adapun rencana penyelesaian masalah yang dibuat,
ia siap mengkritik, menunjukkan kelemahan dan menjatuhkan ide orang lain, ia selalu
menyalahkan orang lain setiap kali ada sesuatu yang salah. Ia senang membicarakan
kesalahan orang lain tetapi ia sendiri tidak pernah berbuat sesuatu. Tipe ini selalu takut
memikul tanggung jawab dan menghadapi kenyataan bahwa ia sendiri juga bisa melakukan
kesalahan

5. tipe pemeca masalah

Tipe pemecah masalah berada pada sikap berfikir dan melihat dunia dengan cara yag
berbeda. Ketika sebagian orang melihat sesuatu masalah, mereka justru melihat pelung
menuju kesuksesan, mereka berfokus pada tujuan dalam menyelesaikan setiap tantangan dan
masalah. Mereka menaggapi suatu permasalahan denga tenang, mereka menganalisis sesuatu,
mencari tahu akar penyebab masalah, berani mengambil keputusan dan menyusun rencana
yang baik, mengamankan setiap perencana, serta mampu mengesekusi dan memantau
kemajuan setiap rencana mereka

Jenis-jenis Masalah :
1. Masalah yang Rumit
Suatu masalah yang tidak berdiri sendiri atau memiliki kaitan erat dengan masalah yang
lainnya sehingga dapat kita sebut masalah dengan skala yang besar. Contohnya seperti krisis
keuangan perusahaan yang berakibat akan timbulnya permasalahan yang lainnya, seperti
masalah pengurangan karyawan, penjualan asset perusahaan untuk menutupi krisis tersebut.

2. Masalah Yang Terstruktur


Suatu masalah yang bersifat rutin dan terjadi berulangkali dan sudah jelas faktor
penyebabnya. Contohnya seperti : masalah penggajian, mutasi, kepangkatan.

3. Masalah Yang Tidak Terstruktur


Suatu masalah yang bersifat tidak rutin, tidak jelas faktor penyebabnya, pemecahan
masalahnya pun lebih rumit dan lebih lama.[3]
Pemecahan Masalah
1. Mengidentifikasi Masalah
Identifikasi masalah yang sangat jelas dan spesifik adalah langkah awal yang penting.
Keberhasilan identifikasi akan mendukung akurasi dan validasi data dalam proses pemecahan
masalah. Dalam mengidentifikasi masalah ada beberapa teknik yang digunakan, yaitu :
dengan teknik pengamatan langsung, teknik consensus seperti matrik prioritas dan Teknik
Analisis data.

2. Mendefinisikan Masalah
Setelah masalah telah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah mendefinisikan masalah
yang kemudian akan menjadi informasi lebih rinci. Selanjutnya dapat ditetapkan signifikansi
masalah dan prioritas masalah sehingga akan lebih efisien dalam pemecahan masalah. Ini
juga merupakan langkah awal menuju mendapatkan pendanaan dan rencana untuk
mengalokasikan sumber daya untuk proses pemecahan masalah.

3. Mengorganisir Informasi
Informasi yang tersedia akan lebih berkualitas, lebih maksimal dan akurat apabila diorganisir
atau diatur dengan baik sehingga lebih siap dengan solusi yang akurat kedepannya.

4. Membentuk suatu Strategi


Selanjutnya adalah mengembangkan strategi untuk memecahkan masalah. Banyak strategi
yang dapat digunakan tergantung pada jenis dan beratnya masalah yang dihadapi.

5. Mengalokasikan Sumber
Sebelum mulai untuk memecahkan masalah, Prioritas masalah yang telah ditetapkan pada
langkah sebelumnya sangat diperlukan dalam mengalokasikan sumber daya yang dimiliki,
baik itu SDM, anggaran atau sumber daya yang lain. Untuk masalah yang penting, mungkin
selayaknya mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk proses pemecahan masalah,
karena supaya lebih cepat tuntas atau tidak berlarut-larut masalah tersebut dan tidak
menimbulkan masalah lainnya yang berkaitan.

6. Membuat Keputusan
Setelah melaui beberapa tahapan dan menghasilkan berbagai macam opsi, langkah
selanjutnya adalah mengambil keputusan melalui sikap realistis dan berfikir yang logis atas
kelebihan dan kekurangan potensi masing-masing opsi untuk memilih beberapa opsi yang
diinginkan.

7. Pemantauan Kemajuan (Monitoring)


Setelah Solusi telah diputuskan atau ditetapkan dan dalam proses pelaksanaan untuk
pemecahan masalah, langkah berikutnya adalah melakukan pemantauan secara berulang dari
waktu ke waktu untuk mengukur apakah menunjukkan pergerakkan ke arah tujuan atau tidak
sama sekali.

8. Mengevaluasi
Dari hasil pemantauan yang telah dilakukan dapat diperoleh beberapa informasi yang penting
untuk dilakukan suatu evaluasi atau penilaian. Apakah solusi tersebut tetap dilanjutkan,
menyarankan perbaikan, dilakukan revisi atau dihentikan sama sekali jika tidak ada kemajuan
sedikitpun.[4]
Langkah-langkah pemecahan masalah
Ada tiga langkah yang dapat diterapkan :

1. Mengidentivikasi masalah secara tepat


Secara konseptual masalah didefinisi sebagai kesenjangan antara aktual dan target kerja yang
diharapkan, sehingga secara simbolik dapat dituliskan persamaan berdasarkan konsep
seorang problem solver yang provesional harus terlbih dahulu mampu mengetahui pada
tingkat mana kinerja aktual serta kita harus mampu mendefinisikan secara tegas apa masalah
utama kita kemudian menetapkan pada tingkat mana kinerja aktual kita sekarang dan kapan
waktu pencapaian target kinerja itu.

2. Menentukan sumber dan akar penyebab masalah


Suatu solusi masalah yang efektif, apabila kita berhasil menemukan sumber-sumber dan akar-
akar dari masalah itu, kemudian mengambil tindakan untuk menghilangkan masalah-masalah
tersebut.

3. Solusi masalah secara efektif dan efisien


Carilah penyelesaian masalah secara efektif dan efisien agar mampu menyelesaikan masalah
secara baik.

Tehnik yang paling efektif dalam mengidentifikasi suatu akar peneyebab timbulnya
permasalah sebagaimana yang diterapakan dalam konteks manajemen Toyota yang dikenal
dengan TPS adalah dengan menggunakan metoda PDCA (Plan-Do-Check-Action)

a) PLAN (Merencanakan)

Merencanakan langkah-langkah spesifik dari melakukan identifikasi masalah yang ada


hingga menjadi tindakan untuk memperbaiki keadaan menjadi lebih baik.
b) DO (Melakukan tindakan)

Menetapkan tindakan-tindakan perbaikan yang di rencanakan. Kemudian menerapkan sesuai


kesepakatan yang telah ditetapkan/dilakukan.

c) CHECK (memeriksa hasil)

Melakukan pemeriksaan untuk memastikan rencana tersebut berjalan dengan baik sehingga
masalah penyimpanagan yang sama tidak terulang kembali lalu fokus ke perbaikan yang
berkelanjutan.

d) ACT (Tindakan)

Tindakan untuk mengimplementasikan, mendokumentasikan dan mempertahankan rencana


kerja untuk menghindari rintangan yang timbul.[5]
Adapun beberapa panduan dasar dalam mengelola pemecahan masalah, yaitu:

1. Mendefinisikan masalah. Yaitu dengan mengetahui akar permasalahan yang ada, sifatnya
baik internal atau eksternal, dll.

2. Menemukan potensi utama tercetusnya sebuah masalah. Bisa jadi karena adanya salah
paham atau kekurangtahuan tentang suatu perkara yang dapat menimbulkan masalah.

3. Mengembangkan solusi alternatif yang kreatif untuk menyelesaikan masalah. Disini kita
dituntut aktif dalam berpikir, menalarkan berbagai peluang dan kemungkinan yang dapat
digunakan dalam menyelesaikan masalah.

4. Memilih solusi paling tepat untuk menyelesaikan masalah. Diantara sekian banyak cara
penyelesaian masalah yang telah dipikirkan sebelumnya, maka dipilihlah satu cara yang
menurut kita dapat dijadikan solusi jitu dalam pemecahannya. Dapat juga dugunakan
pertimbangan lain untuk mendukung pilihan kita.

5. Rencanakan pelaksanaan solusi tersebut. Segala sesuatu itu butuh rencana, maka
berikanlah rencana/planning yang terbaik dari curahan pikiran kita.
6. Memonitor pelaksanaan rencana. Disini perlu sekali melakukan follow up guna mengawasi
sejauh mana perkembangan dari pelaksanaan rencana tersebut, apakah perencanaan solusi
berjalan dengan baik atau tidak.

Jadi, di dalam manajemen masalah diperlukan sikap kita bagaimana cara menanggapinya.
Sebab, terkadang masalah yang ringan pun dapat terasa berat jika kita tidak bisa mengatur
tingkat stressingnya. Jangan sampai masalah menjadi beban hidup, tapi jadikanlah masalah
sebagai wadah penempaan diri menuju pendewasaan, terutama bagi para aktivis da’wah.
Sungguh, jalan ini akan penuh onak dan duri serta berbagai macam problematika yang tidak
sepele. Untuk itu, selesaikan masalah dan cari penyelesaian yang tepat.

1.3. Faktor-faktor penyebab terjadinya permasalahan


1. Menpower (tenaga kerja)
yaitu berkaitan dengan kekurangan pengetahuan atau tidak terlatih, tidak berpengalaman,
kekurangan dalam keterampilan dasar yang berkaitan dengan mentaldan fisik, kelelahan, dan
stres, ketidakpedulian dan lain-lain

2. Machines(mesin dan peralatan)


Berkaitan dengantidak adnaya sistem perawatan preventif terhadap mesin-mesin produksi,
termasuk fasilitas dan peralatan lain, ketidak sesuain mesin dengan spesifikasi tugas, mesin
tidak dikalibrasi , terlalu complicated, terlalu panas dan lain-lain

3. Methods (Metode kerja)


Yaitu berkaitan dengan prosedur danmetode kerja yang tidak benar, tidak jelas, tidak
diketahui, tidak terstandardisasi, tidak cocok dan lain-lain

4. Materials (bahan bakudan bahan penolong)


Berkaitan dengan ketiadaan spesifikasi kualitas bahan baku dan bahan penolong yang
digunakan, ketidaksesuaian dengan spesifikasi kualitas bahan baku dan bahan penolong yang
ditetapkan, ketiadaan penanganan yang evektif terhadap bahan baku dan bahan penolong dan
lain-lain

5. Media
Berkaitan dengan tempat dan waktu kerja yang tidak memperhatikan aspek-aspek kebersihan,
kesehatan dan keselamatan kerja, dan lingkungan kerja yang kondusif, kekurangan dalam
lampupenerangn, fentilasi yang buruk, kebisingan yang berlebihan dan lain-lain

6. Motivation(motivasi)
Berkaitan dengan ketiadaansikap kerja yang benar dan profesional (tidak kreatif, bersikap
rekreatif, tidak mampu bekerjasama dalam tim) , yang dalam hal inidisebabkan oleh sistem
balas jasa dan penghargaan yang tidak adil pada tenaga kerja.

7. Money(keuangan)
Yang berkaitan dengan ketiadaan dukungan finansial yang mantab guna memperlancar
proyek peningkatan kualitas yang akan ditetapkan

Masalah adalah kesenjangan antara target kerja dan hasil aktul, dapatkita terima, maka dari
segi kognitif kita dapat mengelompokkan masalah sebagai berikut

1. Masalah yang diciptakan (Problems to be created)


Yaitu menetapkan target kinerja yang meningkat secara terus menerus kemudian berusaha
untukmenyelesaikan melalui upaya giat terus menerus. Masalh yang diciptakan ini sering
disebut ,masalah potensial yang baru akan menjadimasalah aktual dimasa yang akan datang.
Upaya menyelesaikan masalah ini melalui inovasi kreatif(peningkatan radikal dramatik) terus
menerus.progrm lean six sigma yang sangat populer sekarang ini merupakan program
inovetif untuk solusi masalah yang diciptakan ini

2. Maslaah yang dirasakan (Problems to be Perceived), yang bberkaitan dengan upaya


peningkatan secara bertahap terus-menerus yang bertujuan memperkuat posisi yang
sekarang.penerapan kaizen dalam organisasi merupakan contoh solusi masalah yang
dirasakan ini
3. Masalah yang telah terjadi(Problems Already occurred), yang berkaitan dengan target-
terget masa llalu yang tidak tercapai atau deviasi dari standar-standaryang ditetapkan.
Orang-orang sukses pada umumnya selalu memecahkan masalah pertama, yaitu menetapkan
target kinerja yang SMART kemudian berusaha secara kreatif dan inovatif untuk mencapai
target itu.

Orang-orang gagal pada umumnya menghadapi jenis masalah ketiga, yaitu masalah yang
telah terjadi. Namun sayangnya mereka tidak melakukan solusi masalah kreatif, tetapi
mereka selalu mencari “kambing hitam” pada faktor-faktor yang tidak terkendali dan
penyebab yang tidak dapat diprediksi seperti bencana alam, sunami, keadaan ekonomi yang
buruk, dan faktor-faktor lain diluar diri mereka.

Manusia cerdas seharusnya memfokuskan energi dan perhatiannya pada penyebab-penyebab


yang dapat diperkirakan atau diprediksi .[6]
Berikut ini adalah sikap yang dimiliki oleh pemecah masalah dan pengambil keputusan :

1. Keyakinan
Memiliki keyakinan positif membuat hidup anada gembira, senang, bahagia dan optimis
dalam mengatasi masalah anda. Atau anda dapat memiliki keyakinan negatif, keyakinan yang
membuat hidup anda sedih, murung, susah dan pesimis terhadap masalah yang anda hadapi
sementara anda masih tetap berfikir tidak ada jalan keluar dari masalah yang anda sedang
hadapi. Keyakinan mempunyai kuasa dan pengaruh yang luar biasa dalam kehidupan.

1. Proaktif
Menjadi proaktif berarti bertanggung jawab 100% atas hidup. Kita meiliki inisiatif dan
tanggung jawab untuk membuat segala sesuatu teradi. Orang proaktif tidak menyalahkan
masalah, keadaan orang atau kondisi disekeliling mereka. Orang proaktif memfokuskan
upaya mereka dalam lingkungan pengaruhnya. Mereka mengerjakan hal-hal yang
terhadapnya mereka dapat melakukan sesuatu. Orang proaktif fokus pada hal-hal yang bisa
mereka ubah, mereka fokus pada solusi dari setiap masalah yang mereka hadapi.

1. Tenang
Setiap orang tidak akan lepas dari masalah. Secara sederhana, masalah dapat diartikan tidak
sesuainya antara harapan dan kenyataan. Jika suatu permsalahan mendatangi kita tentu saja
kita berusaha untuk menyelesaikan seceat mungkin. Namun, bagaimana jika masalah itu yang
datang begitu pelik dan kita belum menemukan solusinya

1. Komitmen
Komitmen adalah sebuah keputusan, bukan proses. Jadi kalau kita sudah mengambil
keputusan itu, mari kita lakukan dengan sungguh-sungguh. Kalau kita tidak ada komitmen
mungkin kita lebih baik sistem tidak dijalankan daripada jalannya setengah-setengah. Sudah
buang-buang waktu, tenaga,uang dan lain-lain tetapi tidak ada hasilnya, karena tidak adanya
komitmen
1. Senantiasa belajar
Jangan takut menghadapi masalah, apapun bentuk masalah kita besar ataupun kecil,
percayalah ada pelajaran yang dapat kita ambil dari semua itu agar kita menjadi lebih dewasa
dan bijaksana. Jangan anggap masalah sebagai batu sandungan, tetapi jadikan masalah
sebagai kesempatan belajar untuk mengasah cara, metode, dan prose berfikir kita. Dengan
memiliki sikap dan proses berfikir rasional yang tepat, tentu akan memberikan hasil yang
tepat pula.

1. Konflik
dalam makalah ini penulis sedikit menyinggung tentang konflik, hal ini dilakukan agar para
pembaca mampu memahami apa itu masalah dan apa itu konflik. Pengertian konflik menurut
bahasa dapat diartikan dengan perbedaan, pertentangan atau permasalahan. Konflik adalah
suatu proses yang dimulai bila satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah mempengaruhi
secara negatif atau akan segera memengaruhi secara negatif pihak lain.[7]

Dalam istilah al-quran konflik ini sinonim dengan ikhtilaf yang terdapat dalam surat al-
baqarah ayat 176 :

Artinya : yang demikian itu adalah karena allah yang telah menurunkan alkitab dengan
membawa kebenaran, dan sesungguhnya orang yang berselisih (kebenaran) alkitab itu, benar-
benar dalam penyimpangan yang jauh(Qs,Al-Baqarah: 176)[8]
Mencari solusi dari setiap konflik membutuhkan strategi

1. Konflik tahap satu dan konflik yang disertai emosi paling baik diselesaikan dengan
strategi pengelolaan yang cermat.
2. Konflik tahap dua memerlukan lebih banyak pelatihan dan keahlian manajement
khusus[9]
Solusi dari permasalahan diantarayna:

1. Bersaing
Yang berciri Menang kalah Memperjuangkan kepentingan dengan mengorbankan pihak lain

1. Kompromi
Tehnik penyelesaian konflik mengharuskan kedua belah pihak terliabat konflik, saling
memberi kelonggaran dan konsesi dan saling bekerja sama menyelesaikan konflik

1. Kerjasama
Kedua belah pihak yang terlibat konflik bekerja sama dan mencari pemecahan konflik yang
dapat memuaskan kepentingan kedua belah pihak

1. Menyesuaikan
Yang dilakukan oleh pihak-pihak erlibat konflik dengan cara salah satu pihak melepaskan
atau mengesampingkan keinginan kelomoknya dan memenuhi keinginan pihak lain sehingga
pihak harus merelakan kebutuhannya dan sepenuhnya mendapatkan hal yang diinginkan.[10]

1.4 Manfaat dari problem solving


1. Memberikan panduan yang kreatif bagi Anda untuk berfikir secara kreatif, solutif secara
profesional, tepat sasaran, praktis serta menghasilkan kesimpulan yang benar dan realistis
dan membuat keputusan yang tepat waktu.
2. Membimbing Anda untuk memiliki kecerdasan prioritas dalam mengambil setiap
keputusan, sehingga hasilnya signifikan & dapat diterima pihak pihak terkait.

3. pemahaman tentang memahami setiap masalah serta merubah paradigma pemecahan


masalah.

4. mengulas tahapan yang harus di lakukan dalam menangani masalah termasuk menghindari
kesalahan yang dapat terjadi selama proses penyelesaian masalah serta tahapan membuat
keputusan solusi terbaik

5. memberikan panduan dalam mengimplementasikan alternatif solusi terbaik, menetapkan


langkah efektif agar penyelesaian masalah dapat memberikan hasil terbaik dan mampu
menghindari potensi masalah di kemudian hari

6. panduan dalam upaya menjadikan kegiatan penyelesaian masalah menjadi sebuah


kegiatan/siklus permanen di area kerja.

Anda mungkin juga menyukai