Sumber Hukum Islam
Sumber Hukum Islam
Sunni atau ahlus sunnah wal jama’ah yaitu golongan umat Islam yang
berpegang kepada Sunnah Nabi Muhammad, yang berbeda terutama dalam
ajaran kepemimpinan politiknya (imamah), dengan golongan syi’ah yaitu
golongan umat Islam yang setia yang menjadi pengikut Ali bin Abu Thalib.
Bid’ah adalah pembaharuan atau cara baaru dalam beribadah yang tidak
pernah dilakukan oleh nabi dan para sahabatnya.
Sunnah rasul atau Sunnah Nabi Muhammad, seperti telah disebut di atas
menjadi sumber hukum Islam kedua. Dasar hukunya “syahadatain” ucapan
dua kalimat syahadat yaitu ikrar keyakinan yang menyatakan bahwa “ Tidak
ada Tuhan lain yang patut disembah selain Allah dan Nabi Muhammad adalah
rasul-Nya.
Ikrar kenyakinan ini merupakan janji diam-diam dan sepihak yang dibuat
oleh orang yang mengucapkannya bahwa “ Selama hayat dikandung badan, ia
akan hidup sesuai dengan pedoman dan ketetapan-ketetapan Allah seperti
yang terdapat dalam alqur’an dan Sunnah Nabi Muhammad”
Dasar hukum As-sunnah :
1. Al-qur’an surat an-Nisa’ ayat 59
2. Al-qur’an surat Al-Imran ayat 132
Berdasarkan surat tsb Allah dengan tegas menyuruh orang-orang
beriman “ mentaati perintah Allah dan mentaati ketentuan Rasul-Nya” ,
barangsiapa taat kepada (ketentuan) Rasulullah, sesungguhnya ia telah taat
kepada ketetapan Allah ( Q. Surat Al-Nisa’ ayat 80 )
Di dalam kepustakaan Islam sering kita jumpai perkataan sunnah dalam
makna yang berbeda-beda tergantung pada penggunaan kata dalam kalimat
antara lain :
1. Sunnatullah yang berarti hukum atau ketentuan-ketentuan Allah atau
hukum alam atau natural law.
2. Sunnatur rasul yang berarti perbuatan dan sikap diam Nabi Muhammad
sebagai Rasulullah
3. Sunnah atau sunat berarti anjuran, jika dikerjakan mendapatkan pahala
(kebaikan), kalau tidak dilakukan tidak berdosa.
Sunnatur rasul ini menjadi sumber hukum Islam ke dua dasar
hukumnya “syahadatain” ucapan dua kalimat syahadad yaitu ikiar
kenyakinan yang menyatakan bahwa tidak ada Tuhan lain yang patut
disembah selain Allah dan Muhammad adalah rasul-Nya, ikrar keyakinan
ini merupakan janji diam-diam (pactum tacitum) dan sepihak yang
dibuat oleh orang yang mengucapkannya bahwa selama hayat
dikandung badan, ia akan hidup sesuai dengan pedoman dan ketetapan-
ketetapan Allah seperti yang terdapat dalam al-qur’an dan mengikuti
suri teladan yang diberikan oleh Nabi Muhammad melalui sunnahnya.
Metode berijtihad:
1. Ijmak
Ijmak adalah persetujuan atau kesesuaian pendapat para ahli mengenai
suatu masalah pada suatu tempat di suatu masa (Abu Bakar dan
Usman). Sekarang ijmak hanya berarti persetujuan atau kesesuaian
pendapat di suatu tempat mengenai tafsir ayat-ayat yang ada dalam al-
qur’an. Di Indonesia misalnya, ijmak mengenai kebolehan beristri lebih
dari seorang.
2. Qiyas
Qiyas adalah menyamakan hukum suatu hal yang tidak terdapat
ketentuannya di al-qur’an dan as-sunnah. Qiyas adalah ukuran yang
dipergunakan oleh akal budi untuk membanding suatu hal dangan hal
lain. Contoh larangan minum khomar (jenis minuman yang
memabukkan)
3. Istidal
Istidal adalah menarik kesimpulandari dua hal yang berlainan. Misalnya
menarik kesimpulan dari adat-istiadat dan hukum agama yang
diwahyukan sebelum Islam, yang dapat ditarik garis hukumnya untuk
dijadikan hukum Islam.
4. Al-masalih al mursalah
Al-masalih al-mursalah adalah cara menemukan hukum sesuatu hal yang
tidak terdapat ketentuannya baik di dlam al-qur’an maupun dalam
hadist. Contoh dalam hal pemungutan pajak untuk kepentingan
masyarakat
5. Istihsan
Istihsan adalah cara menentukan hukum dengan jalan menyimpang dari
ketentuan yang sudah ada demi keadilan dan kepentingan sosial.
Contoh: seorang ahli hukum sering kali terpaksa melepaskan diri dari
aturan yang mengikat karena pertimbangan-pertimbangan tertentu yang
lebih berat dan lebih perlu diperhatikan. Ihtisan adalah suatu cara untuk
mengambil keputusan yang tepat menurut suatu keadaan. Misalnya
hukum Islam melindungi dan menjamin hak milik seseorang, hak milik
seseorang dapat dicabut kalau disetujui oleh pemiliknya.
6. Istishab
Istidhab adalah menetapkan hukum sesuatu hal menurut keadaan yang
terjadi sebelumnya, sampai ada dalil yang mengubahnya.
7. ‘urf
‘Urf adalah adat istiadat yang tidak bertentangan dengan hukum Islam
dapat dikukuhkan tetap terus berlaku bagi masyarakat yang
bersangkutan. Adat istiadat ini tentu saja yang berkenaan dengan soal
muamalah. Contoh kebiasaan yang dilakukan dalam perdagangan,
misalnya melalui inden , Lamaran dengan tanda pengikat..