Kelompok 8 - Parameters Controlling Weld Bead Pro Le in Conduction Laser Welding
Kelompok 8 - Parameters Controlling Weld Bead Pro Le in Conduction Laser Welding
Pada proses pengelasan, energi laser harus dikontrol secara akurat untuk
mencapai akurasi dan resolusi dimensi yang dibutuhkan. Pada pengelasan energi
laser bisa diaplikasikan dengan balok yang berbeda diameter dan menghasilkan
perbedaan panas pada benda kerja, dimana akan menyebabkan profil las yang
berbeda.
Diameter merupakan parameter yang penting untuk menentukan
karakteristik fusi dan pengelasan dalam pengolahan laser. Profil pengelasan
sangat tergantung pada daya laser, kecepatan pengelasan dan jarak fokus.
Parameter interaksi yang mengendalikan profil las menunjukkan kerapatan daya,
titik kontrol energi penetrasi dan waktu interaksi untuk mengendalikan lebar las.
Hal tersebut menyebabkan perumusan faktor daya, model fenomenologis
yang memungkinkan transfer antara laser dengan diameter balok yang berbeda.
Saat ini difokuskan pada karakterisasi profil manik las pada pengelasan konduksi
laser, pada parameter interaksi bahan dasar laser. Tujuannya adalah untuk
menemukan parameter yang mengendalikan geometri manik las dalam berbagai
diameter balok. Pengaruh diameter balok dipelajari dengan pertimbangan
distribusi energi spasial dan pengaruhnya terhadap profil las.
Sebagian besar percobaan yang dilakukan adalah dengan menggunakan
laser ulir tipe IPGYLR-8000 continuous wave (CW) dengan daya keluaran
maksimum 8 kW. Laser ini digunakan pada titik fokus pada diameter balok
610μm, dan juga pada posisi di luar fokus untuk mencapai diameter balok antara 1
mm dan 5.5mm. Untuk mencegah kepala laser dari refleksi belakang, lampu
dimiringkan 10 ° ke arah pengelasan. Lalu, diameter balok diukur dengan
menggunakan pemindai lobang pin-lubang berputar (Primes Focus Monitor).
Dalam studi ini, parameter interaksi yang berbeda, menggambarkan
distribusi spasial dan temporal energi laser pada permukaan benda kerja yang
digunakan sebagai berikut:
Selanjutnya, dilakukan penelitian apakah kerapatan daya konstan dan
energi spesifik mengendalikan penetras. Pada percobaan ini dilakukan dengan
menggunakan persamaan 1 dan 3. Pada langkah berikutnya, kerapatan daya
konstan dan waktu interaksi diuji. Kombinasi konstan antara densitas daya dan
waktu interaksi ditetapkan dengan diameter balok bervariasi, menggunakan
persamaan 1 dan 2.
Untuk mengevaluasi proporsi energi yang digunakan untuk peleburan
energi disipasi terhadap kerugian konduksi sebagian besar bahan, digunakan
persamaan T (z,t). Kemudian suhu puncak yaitu Tpeak pada masing-masing
termal dapat di tentukan melalui persamaan Tpeak. Energi yang digunakan dalam
peleburan dapat dihitung dari isoterm yang mewakili titik lebur dari suatu bahan
berdasarkan suhu distribusi melalui persamaan Emelt, berikut adalah rumus-
rumusnya:
Dengan cara yang sama energi digunakan untuk memanaskan bahan tetapi tidak memberik