Anda di halaman 1dari 5

Modul Edukasi Diabetes

Disusun oleh
Ns. Ahmad Hasyim W, M.Kep, MNg, CWCC
Peran edukasi diabetes terutama dilakukan oleh perawat. Educator diabetes bertanggung jawab untuk
memfasilitasi klien dalam merubah gaya hidupnya sehingga mampu mengontrol glukosa darah secara mandiri,
melakukan monitoring glukosa darah, serta berespon dengan tepat terhadap hasil pengukuran glukosa darah.
Dalam melakukan edukasi diabetes, perawat harus memperhatina empat prinsip :
1. Edukasi harus berpusat pada klien
Materi edukasi, metode, dan target pencapaian edukasi harus sesuai dengan kebutuhan dan kondisi klien.
Dalam paradigm edukasi diabetes, perawat tidak lagi menjadi penentu materi edukasi serta target apa
yang harus dicapai oleh klien.
2. Pemberdayaan klien
Dalam manajemen diabetes, klien memiliki peran sentral dalam mengontrol glukosa darah secara mandiri
melalui modifikasi gaya hidup. Klien diberikan pengetahuan dan kemampuan dalam memperbaiki lifestyle
nya, menggunakan obat, melakukan monitoring, serta berespon secara tepat terhadap hasil monitoring
3. Bertahap dan teratur
Edukasi diabetes harus terstruktur dan terencana. Keteraturan menjadi kunci bagi educator dalam
memantau kemajuan klien dalam mengontrol glukosa darahnya. Rekomendasi dari ADEA menganjurkan
educator idealnya hannya membahas satu topik dalam satu sesi edukasi, serta tidak beranjak ke topik
berikutnya jika masalah belum terselesaikan bersama klien.
4. Pembelajaran dewasa/ adult learning (andragogy)
Andragogy adalah prinsip utama dalam edukasi diabetes. Klien datang bukan untuk meminta solusi
kepada educator. Lebih dari itu educator bertugas untuk memfasilitasi klien dalam mengidentifikasi
masalah, menyusun prioritas masalah, menemukan solusi, serta melakukan aksi.

Berdasarkan framework yang tercantum dalam Chronic Conditions Self-Management Support Program - Curtin
University Australia dan Flinders Model Of Diabetes Education, terdapat 5 tahap dalam melakukan edukasi
diabetes kepada individual:
1. STEP 1: ESTABLISHING TRUST
2. STEP 2: ASSESS PATIENT’S NEEDS
3. STEP 3: SETTING PRIORITIES AND TIME FRAME
4. STEP 4: DELIVERING THE EDUCATION CONTENTS
5. STEP 5: EVALUATION-RE EVALUATION-FOLLOW UP STRATEGIES

2
Skenario praktikum:
Sesi edukasi ini adalah bersifat INDIVIDUAL. Artinya 1 orang perawat akan mengedukasi 1 orang klien.
Mahasiswa membagi peran menjadi perawat, klien, dan sisanya menjadi observer/evaluator proses
edukasi. Dalam edukasi ini yang ditekankan adalah komunikasi interpersonal anatara perawat dengan
klien. Klien diberikan lebih banyak kesempatan untuk mengungkapkan kesulitan-kesulitannya dan
perawat memfasilitasi untuk menemukan solusi. Media pembelajaran digunakan untuk memudahkan
klien memahami materi edukasi.

Table di bawah ini menjelaskan implementasi dari setiap tahap, sekaligus menjadi panduan bagi
mahasiswa dalam melakukan edukasi

Tindakan Aktivitas Implementasi

STEP 1: Perawat memperkenalkan Perawat menyebutkan nama dan profil dirinya


Establishing Trust diri
Perawat menjelaskan Perawat menjelaskan perannya, apa yang bisa
perannya dilakukan untuk klien

Informed consent dan Meminta persetujuan klien serta kontrak waktu


kontrak lamanya sesi edukasi

Menciptakan interaksi yang Menekankan kepada klien pentingnya


“trust-honest” keterbukaan dan kejujuran selama sesi edukasi

STEP 2: Menyusun list masalah yang - Perawat membantu klien untuk


Assess Patient’s akan dijadikan topik edukasi mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang
Needs dialami klien dalam mengatur glukosa
darahnya secara mandiri
- Untuk memudahkan, klien dapat dibimbing
untuk menulis list masalah
- Ada pengetahuan dasar yang harus dipastikan
oleh perawat (missal: pemahaman klien
tentang diabetes, tatalaksana diabetes)
- Perawat diperbolehkan untuk “mengusulkan”
materi yang perlu dikuasai oleh klien. Hal ini
dimaksudkan untuk membantu klien
mengidentifikasi masalah yang mungkin
terlewatkan oleh klien

3
STEP 3: Mengarahkan klien untuk - Perawat membantu klien untuk memilih
Setting menentukan topik yang masalah yang dinilai paling berat/sulit
Priorities And dinilai perlu untuk segera - Perawat dapat membantu klien melakukan
Time Frame diatasi pembobotan masalah sesuai dengan urgensi
masalah tersebut

Menyusun deadline - Perawat membantu klien untuk menentukan


pencapaian waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi
masalah sesuai topik yang disepakati

STEP 4: Memberikan edukasi Edukasi dapat diberikan menggunakan


Delivering The kepada klien mengenai berbagai macam metode dan media seperti:
Education topik yang telah disepakati - Diskusi
Contents - Demonstrasi
- Praktikum
- Video
- Gambar/grafik
Sebagai tambahan, perawat juga dapat
menggunakan teknik-teknik komunikasi
terapeutik seperti:
- Focusing
- Rewarding
- Reflecting
- Silence
- Motivational interviewing (harus
dilakukan saat praktikum)
Perlu diperhatikan disini adalah perawat tidak
boleh menyalahkan klien meskipun apa yang
dilakukan oleh klien adalah salah/tidak tepat

Perawat memberi - Memastikan apakah klien mengerti dengan


kesempatan kepada klien materi yang disampaikan
untuk menyampaikan - Memastikan bahwa materi yang disampaikan
feedback sesuai dengan kebutuhan klien

STEP 5: Perawat mengevaluasi Perawat menanyakan kepada klien kesulitan


Evaluation-Re implementasi materi apa yang dialami saat implementasi
Evaluation- edukasi oleh klien
Follow Up Perawat melakukan Perawat memberikan solusi serta memodifikasi
Strategies rencana tindak lanjut atau teknik pembelajaran sebagaimana yang
modifikasi pembelajaran tercantum pada STEP 4

Terminasi sesi edukasi - Perawat mereview materi-materi penting


yang telah disampaikan
- Menutup sesi edukasi

4
Contoh teknik komunikasi terapeutik
1. Motivational interviewing
Adalah pendekatan komunikasi yang digunakan untuk menumbuhkan kesadara internal klien
untuk berubah menjadi lebih baik. Terdapat tiga aktivitas dalam motivational interviewing:
o Exploring importance
Mengajak klien untuk memahami petingnya perubahan perilaku yang akan dijalani
o Building confidence
Memberikan reinforcement positif bahwa klien akan mampu melakukan modifikasi
lifestyle dengan baik
o Dealing with resistance
Secara bertahap mengarahkan sikap menolak klien untuk berubah

2. Focusing
Memfokuskan kembali pembicaraan jika klien membahas sesuatu di luar konteks edukasi
3. Rewarding
Memberikan apresiasi/ penghargaan atas upaya yang telah dilakukan klien (meskipun jika
hasilnya kurang optimal)
4. Reflecting
Mengajak klien untuk melakukan refleksi diri atas proses yang selama ini telah berjalan
5. Silence
Memberikan waktu “diam” sejenak untuk klien menenangkan diri. Sangat berguna bagi klien
yang sedang berada dalam kondisi emosi tidak stabil

Referensi
 Chronic conditions self management support (CCSMS) model, and Flinders Model of Diabetes
Education. Unpublished material. Copyright: Flinders University & Curtin University
 Dietitians association of Australia 2009. The Role Of Credentialled Diabetes Educators And
Accredited Practising Dietitians In The Delivery Of Diabetes Self Management And Nutrition
Services For People With Diabetes
 Dunning, T 2013. Diabetes Education: Art, Science and Evidence. West Sussex: Wiley-Blackwell

Anda mungkin juga menyukai