Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

M DENGAN GANGGUAN SISTEM


PENCERNAAN : KOLELITIASIS DIRUANGAN RA1 RUMAH SAKIT UMUM PUSAT
HAJI ADAM MALIK MEDAN

PADA TANGGAL 10 – 16 JULI 2016

OLEH :

Nama : Nora Elida Fransisca Damanik

Nim : 032013048

Dosen Pembimbing : Erika E. Sembiring, S.Kep,Ns, M.Kep

PROGRAM STUDI NERS TAHAP AKADEMIK

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABETH MEDAN

2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan
pertolongan-Nya penulis mampu menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya tentang
Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pencernaan ‘Kolelitiasis’. Makalah ini
disusun untuk memenuhi proses perkuliahan semester VI tentang Sistem Pencernaan.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah membimbing


dan membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini sehingga makalah ini dapat
terselesaiakan dengan baik. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang membangun
sebagai perbaikan dimasa yang akan datang.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, Juli 2016

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kolelitiasis adalah pembentukan batu (kalkuli) didalam kandung empedu atau saluran
bilier. Batu terbentuk dari unsure-unsur padat yang membentuk cairan empedu (smeltezer dan
bare, 2002 ).
Penyakit batu empedu saat ini menjadi masalah kesehatan masyarakat karena frekuensi
kejadiannya yang tinggi yang menyebabkan beban finansial maupun beban sosial bagi
masyarakat. Sampai saat ini di Indonesia belum ada data resmi angka kejadian penyakit ini. Di
Inggris lebih dari 40.000 kolesistektomi dilakukan setiap tahun sedangkan di Amerika dilakukan
kolesistektomi lebih dari 500.000 setiap tahun. Insiden batu pada saluran empedu ± 12% yang
ditemukan sebelum atau pada saat kolesistektomi. Di Inggris sekitar 4000 pasien dilakukan
pembersihan batu saluran empedu. Batu empedu dan saluran empedu terutama ditemukan di
Barat, namun frekuensinya di negara-negara Afrika dan Asia terus meningkat selama abad ke 20.
Di negara-negara barat, kelainan ini merupakan penyebab angka kesakita yang penting.
Empedu yang normal dibentuk oleh hepatosit, terdiri dari air, elektolit, dan solut organik. Solut
organik mengandung sedikit protein dan terdiri dari tiga unsur utama, yaitu garam empedu,
kolesterol, dan fosfolipid.
Batu empedu mengandung komponen asam empedu yang sukar larut, yang mengendap
pada matriks tiga dimensi musin dan protein. Dalam endapan ini terkandung juga kolesterol,
calcium bilirubinates serta garam kalsium fosfat, karbonat atau palmitat. Sedangkan matriksnya
terutama terdiri dari polymeric mucin glycoprotein dan sejumlah kecil polipeptida.
Insiden batu kandung empedu di Indonesia belum diketahui dengan pasti, karena belum ada
penelitian. Banyak penderita batu kandung empedu tanpa gejala dan ditemukan secara kebetulan
pada waktu dilakukan foto polos abdomen, USG, atau saat operasi untuk tujuan yang lain.batu
empedu umumnya ditemukan didalam kandung empedu, tetapi batu tersebut dapat berimigrasi
melalui duktus sistikus kedalam saluran empedu menjadi batu saluran empedu dan disebut
sebagai batu saluran empedu sekunder.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu membuat Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Pencernaan ‘Kolelitiasis’
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Pencernaan ‘Kolelitiasis’
2. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Pencernaan ‘Kolelitiasis’
3. Mahasiswa mampu memberikan intervensi dalam Asuhan Keperawatan Klien dengan
Gangguan Sistem Pencernaan ‘Kolelitiasis’
4. Mahasiswa mampu melakukan implementasi Asuhan Keperawatan Klien dengan
Gangguan Sistem Pencernaan ‘Kolelitiasis’
5. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Pencernaan ‘Kolelitiasis’
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep Medis

2.1.1 Defenisi

Kolelitiasis adalah pembentukan batu (kalkuli) didalam kandung empedu atau saluran
bilier. Batu terbentuk dari unsure-unsur padat yang membentuk cairan empedu (smeltezer dan
bare, 2002 ).
Kolelitiasis (kalkuli/kalkulus,batu empedu) merupakan suatu keadaan dimana terdapatnya
batu empedu di dalam kandung empedu (vesika felea) yang memiliki ukuran,bentuk dan
komposisi yang bervariasi (potter and perry,2005 ).

2.1.2 Etiologi

Batu empedu belum diketahui penyebab pastinya namun terdapat beberapa factor risiko
yang bisa menyebabkan terjadinya batu empedu antara lain :

1. Wanita hamil / konsumen obat kontrasepsi oral


2. Factor ras dan keturunan
3. Obesitas
4. Multiparitas
5. Pertambahan Usia
6. Jenis kelamin perempuan ( Price, Sylvia. 2005 )

Menurut Suratun, 2010 faktor risiko dari batu empedu adalah :

1. Abnormalitas komposisi empedu


2. Statis bilier
3. Inflamasi kandung empedu
2.1.3 Manifestasi Klinis

Manifestasi klinik pada pasien kolelitiasis sangat bervariasi, ada yang mengalami gejala
asimptomatik dan gejala simptomatik. Pasien kolelitiasis dapat mengalami dua jenis gejala:
gejala yang disebabkan oleh penyakit kandung empedu itu sendiri dan gejala yang terjadi akibat
obstruksi pada jalan perlintasan empedu oleh batu empedu. Gejalanya bisa bersifat akut atau
kronis. Gangguan epigastrium, seperti rasa penuh, distensi abdomen dan nyeri yang samar pada
kuadran kanan atas abdomen dapat terjadi. Gangguan ini dapat terjadi bila individu
mengkonsumsi makanan yang berlemak atau yang digoreng (Smeltzer dan Bare, 2002).
Menurut Suratun, 2010 manifestasi klinis dari kolelitiasis :
1. Rasa nyeri dan kolik bilier
Jika duktus tersumbat oleh batu empedu, kandung empedu akan mengalami distensi
dan akhirnya infeksi. Pasien akan mengalami panas dan mungkin teraba masa padat
pada abdomen.
2. Ikterus
Ikterus biasanya terjadi pada obstruksi duktus koledukus. Akibat obstruksi pengaliran
getah empedu ke dalam duodenum maka akan terjadi peningkatan kadar empedu dalam
darah. Hal ini membuat kulit dan membrane mukosa berwarna kuning. Keadaan ini
sering di sertai dengan gejala gatal – gatal yang mencolok pada kulit.
3. Perubahan warna urin dan feses
Ekskresi pigmen empedu oleh ginjal akan membuat urin berwarna sangat gelap. Feses
yang tidak lagi di warnai oleh pigmen empedu akan tampak kelabu dan biasanya pekat.
4. Defisiensi vitamin
Obstruksi aliran empedu juga mengganggu absorpsi vitamin yang larut dalam lemak (
yaitu vitamin A, D, E, dan K ). Karena itu, pasien dapat memperlihatkan gejala
defisiensi vitamin – vitamin ini jika obstruktif bilier berjalan lama. Defisiensi vitamin K
dapat mengganggu pembekuan darah yang normal.

2.1.4 Pemeriksaan Diagnostik

1. Pemeriksaan sinar X abdomen

2. Ultra sonografi
3. Pemeriksaan pencitraan radionuklida atau koleskintografi

Dalam prosedur ini, ini disuntikkan secara intravena. Preparat ini kemudian diambil oleh
hepatosit dan dengan cepat disekresikan ke dalam sistem bilier. Selanjutnya dilakukan
pemindaian saluran empedu untuk mendapatkan gambar kandung empedu dan
percabangan bilier.

4. Kolesistografi
Kolesistografi oral dapat dilakukan untuk mendeteksi batu empedu dan mengkaji
kemampuan kandung empedu untuk melakukan pengisian, memekatkan
isinya,berkontraksi serta mengosongkan isinya.
5. Pemeriksaan Laboratorium
( Suratun, 2010 )

2.1.5 Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada klien kolelitiasis :

1. Obstruksi duktus sistikus


2. Kolik bilier
3. Kolesistitis akut dan kronis
4. Perikolesistitis
5. Peradangan pankreas
6. Perforasi
7. Empyema kandung empedu
8. Oedema kandung empedu
9. Batu empedu sekunder
10. Ileus batu empedu

( Suratun, 2010 )
2.1.6 Penatalaksanaan Medis

1. Penatalaksanaan non bedah

a. Farmakologis

1) Untuk menghancurkan batu : ursodiol/ actigal.

2) Efek samping : diare, bersifat hepatotoksik pada fetus sehingga kontra indikasi pada ibu

hamil.

3) Mengurangi konten kolesterol dalam batu empedu : chenodiol/ chenix

4) Untuk mengurangi gatal – gatal : cholestyramine (Questran)

5) Mengobati infeksi : antibiotic

b. Pengangkatan batu empedu tanpa pembedahan

1) Pelarutan batu empedu

Dengan menginfuskan suatu bahan pelarut (mono – oktanion atau metil tertierbutil eter/

MTBE) ke dalam kandung empedu. Dapat diinfuskan melalui selang atau kateter yang

dipasang perkutan langsung kedalam kandung empedu, melalui selang atau drain

yang dimasukan melalui saluran T tube untuk melarutkan batu yang belum

dikeluarkan pada saat pembedahan, melalui ERCP atau kateter bilier transnasal.

2) Pengangkatan non bedah

Sebuah kateter dan alat disertai jaringan yang terpasang padanya disisipkan lewat

saluran T tube atau lewat fistula yang terbentuk pada saat insersi T tube atau lewat

fistula yang terbentuk pada saat insersi T tube, jaringan digunakan untuk memegang

dan menarik keluar batu yang terjepit dalam duktus koledokus.


3) Extracorpreal shock – wave lithotripsy (ESWL)

Mengguankan gelombang kejut berulang (repeated shock waves) yang diarahkan

kepada batu empedu untuk memecah batu tersebut menjadi sejumlah fragmen.

2. Pembedahan

a) Kolesistektomi

Dalam prosedur ini, kandung empedu diangkat setelah arteri dan duktus sistikus

diligasi. Sebuah drain di tempatkan dalam kandung empedu dan dibiarkan menjulur

keluar lewat luka operasi untuk mengalirkan darah, cairan serosanguinus dan getah

empedu kedalam kasa absorben.

b) Minikolesistektomi

Prosedur ini untuk mengeluarkan kandung empedu lewat luka insisi selebar 4cm.

c) Kolesistektomi lapaskopik

Dilakukan lewat insisi yang kecil atau luka tusukan melalui dinding abdomen pada

umbilikus. Rongga abdomen ditiup dengan gas karbon monoksida untuk membantu

pemasangan endoskop.

d) Koledokostomi

Insisi dilakukan pada duktus koledokus untuk mengeluarkan batu. Setelah batu

dikeluarkan biasanya dipasang sebuah kateter kedalam duktus tersebut untuk drainase

getah empedu sampai edema mereda. Kateter ini dihubungkan dengan selang drainase

gravitas.

3. Manajemen diet

a) Mengurangi pemasukan makanan selama fase akut.

b) Pemasangan NGT untuk mengurangi mual dan muntah.


c) Pembatasan diet lemak terutama pada pasien dengan obesitas.

4. ERCP ( Endoscopic Retrograde Cholangio Pancre atography )

Dengan bantuan endoskopi melalui muara papila Vater kontras dimasukkan kedalam

saluran empedu dan saluran pankreas. Keuntungan lain pada pemeriksaan ini ialah

sekaligus dapat menilai apakah ada kelainan pada muara papila Vater, tumor misalnya

atau adanya penyempitan. Keterbatasan yang mungkin timbul pada pemeriksaan ini ialah

bila muara papila tidak dapat dimasuki kanul. (Suratun, 2010)


2.2 Konsep Keperawatan

2.2.1 Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan proses yang
sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien.

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan tiga metode, yaitu wawancara,
observasi, dan pemeriksaan fisik. Pada saat pengkajian pada klien kolelitiasis, tenaga kesehatan
khususnya perawat dapat menanyakan keluhan utama klien seperti apakah ada rasa sakit pada
bagian abdomen kanan dan perubahan warna urin dan feses, riwayat penyakit dahulu, kebiasaan
makan dan gaya hidup klien seperti apakah klien senang mengkonsumsi makanan berlemak dan
berkolesterol, untuk klien wanita dapat ditanyakan apakah klien menggunakan kontrasepsi
hormonal atau tidak. Selain itu, perawat dapat mengobservasi warna kulit dan sklera klien
apakah mengalami ikterik atau tidak.

Pada klien yang akan menjalani pembedahan penyakit kandung empedu (kolesistektomi),
anamnesis dan pemeriksaan harus difokuskan pada persoalan yang paling penting bagi klien
serta bagi tim kesehatan yang akan menangani perawatan klien selama dan sesudah pembedahan.

Pengkajian harus difokuskan kepada status pernapasan klien. Jika operasi yang
direncanakan berupa pembedahan tradisional, insisi abdomen yang diperlukan selama
pembedahan dapat mempengaruhi gerakan penuh pernapasan. Riwayat merokok atau masalah
pernapasan sebelumnya perlu diperhatikan. Respirasi dangkal, batuk persisten atau tidak efektif,
dan adanya suara napas tambahan juga harus dicatat. Status nutrisi dievaluasi melalui anamnesis
riwayat diet, pemeriksaan umum dan pemantauan hasil-hasil laboratorium yang didapat
sebelumnya. (Smeltzer dan Bare, 2002)

2.2.2 Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi kandung empedu, obstruksi / spasme duktus,
iskemia jaringan / nekrosis

2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kondisi, prognosis, pengobatan dan perawatan diri
3. Kekurangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual – muntah,
obstruksi aliran empedu.

( Surantun, 2010 )

2.2.3 Intervensi dan Implementasi Keperawatan

No Diagnosa NOC NIC


1 Nyeri berhubungan dengan Kontrol nyeri ( 1605) : Manajemen nyeri (1400)
proses inflamasi kandung Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji nyeri
empedu, obstruksi / keperawatan ...x 24 jam komprehensif
spasme duktus, iskemia di harapkan Nyeri akut tidak meliputi lokasi,
jaringan / nekrosis ada: karateristik, durasi,
- Mengenali kapan faktor pencetus dan
terjadinya nyeri beratnya nyeri
- Mampu menggunakan 2. Observasi respon non
pengurangan nyeri tanpa verbal
analgesik 3. Gali faktor-faktor
- Melaporkan perubahan yang dapat
terhadap gejala nyeri menurunkan atau
- Melaporkan nyeri yang memperberat nyeri
terkontrol 4. Ajarkan teknik
- Mengenali gejala nyeri relaksasi
5. Dukung istirahat dan
tidur adekuat
6. Pemberian analgetik
2 Kurang pengetahuan Kowlwdge : disease process Teaching : Disease
berhubungan dengan Kowledge : health Behavior Process
kondisi, prognosis, Setelah dilakukan tindakan
pengobatan dan keperawatan …. X 24 jam 1. Berikan penilaian
perawatan diri diharapkan kurang pengetahuan tentang tingkat
klien dapat diatasi dengan pengetahuan pasien
indicator : tentang proses penyakit
1. Pasien dan keluarga yang spesifik
menyatakan pemahaman
2. 2. Jelaskan patofisiologi
tentang penyakit, kondisi, dari penyakit dan
prognosis dan program bagaimana hal ini
pengobatan berhubungan dengan
2. Pasien dan keluarga anatomi dan fisiologi,
mampu melaksanakan dengan cara yang tepat.
prosedur yang dijelaskan 3. Gambarkan tanda
secara benar dan gejala yang biasa
3. Pasien dan keluarga muncul pada penyakit,
mampu menjelaskan dengan cara yang tepat
kembali apa yang 4. Gambarkan proses
dijelaskan perawat/tim penyakit, dengan cara
kesehatan lainnya yang tepat
5. Identifikasi
kemungkinan penyebab,
dengna cara yang tepat
6. Sediakan informasi
pada pasien tentang
kondisi, dengan cara
yang tepat
7. Hindari harapan
yang kosong
8. Sediakan bagi
keluarga informasi
tentang kemajuan
pasien dengan cara
yang tepat
9. Diskusikan
perubahan gaya hidup
yang mungkin
diperlukan untuk
mencegah komplikasi
di masa yang akan
datang dan atau proses
pengontrolan penyakit
10. Diskusikan pilihan
terapi atau penanganan
11. Dukung pasien
untuk mengeksplorasi
atau mendapatkan
second opinion dengan
cara yang tepat atau
diindikasikan
12. Eksplorasi
kemungkinan sumber
atau dukungan, dengan
cara yang tepat
13. Rujuk pasien pada
grup atau agensi di
komunitas lokal,
dengan cara yang tepat
14. Instruksikan pasien
mengenai tanda dan
gejala untuk
melaporkan pada
pemberi perawatan
kesehatan, dengan cara
yang tepat
3 Kekurangan nutrisi kurang Status Nutrisi Manajemen Nutrisi
dari kebutuhan tubuh Setelah dilakukan tindakan (1100)
berhubungan dengan mual keperawatan ..x .. jam 1. Kaji adanya alergi
– muntah, obstruksi aliran diharapkan nutrisi bayi terpenuhi makanan
empedu. dengan indikator : 2. Kolaborasi dengan ahli
a) Intake nutrisi dalam batas gizi untuk menentukan
normal jumlah kalori dan
b) Intake makanan lewat mulut nutrisi yang
adekuat dibutuhkan pasien.
c) Intake kalsium dalam batas 3. Anjurkan pasien untuk
normal meningkatkan intake
d) Tidak ada hidrasi Fe
Pertumbuhan meningkat 4. Anjurkan pasien untuk
meningkatkan protein
dan vitamin C
5. Berikan substansi gula
6. Yakinkan diet yang
dimakan mengandung
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
7. Berikan makanan yang
terpilih ( sudah
dikonsultasikan
dengan ahli gizi)
8. Ajarkan pasien
bagaimana membuat
catatan makanan
harian.
9. Monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori
10. Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
11. Kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan

2.2.5 Implementasi Keperawatan

Implementasi Keperawatan dilakukan sesuai dengan intervensi dan tujuan yang ingin
dicapai.

2.2.4 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi Keperawatan dilakukan setelah pemberian impelmentasi sesuai dengan


intervensi yang telah disusun.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kolelitiasis (kalkuli/kalkulus,batu empedu) merupakan suatu keadaan dimana terdapatnya
batu empedu di dalam kandung empedu (vesika felea) yang memiliki ukuran,bentuk dan
komposisi yang bervariasi (potter and perry,2005 ).
Manifestasi klinik pada pasien kolelitiasis sangat bervariasi, ada yang mengalami gejala
asimptomatik dan gejala simptomatik. Pasien kolelitiasis dapat mengalami dua jenis gejala:
gejala yang disebabkan oleh penyakit kandung empedu itu sendiri dan gejala yang terjadi akibat
obstruksi pada jalan perlintasan empedu oleh batu empedu. Gejalanya bisa bersifat akut atau
kronis. Gangguan epigastrium, seperti rasa penuh, distensi abdomen dan nyeri yang samar pada
kuadran kanan atas abdomen dapat terjadi. Gangguan ini dapat terjadi bila individu
mengkonsumsi makanan yang berlemak atau yang digoreng (Smeltzer dan Bare, 2002).
Banyak penderita batu kandung empedu tanpa gejala dan ditemukan secara kebetulan
pada waktu dilakukan foto polos abdomen, USG, atau saat operasi untuk tujuan yang lain.batu
empedu umumnya ditemukan didalam kandung empedu, tetapi batu tersebut dapat berimigrasi
melalui duktus sistikus kedalam saluran empedu menjadi batu saluran empedu dan disebut
sebagai batu saluran empedu sekunder.
DAFTAR PUSTAKA

Potter and Perry. 2005 . Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. Ed. 4. Volume
II. Jakarta: EGC

Price, Sylvia. 2005. Patofisiologi. Edisi 6. Vol. 1. Jakarta : EGC

Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. 2002 . Brunner & Suddarth’s textbook of medical-surgical nursing
vol.2.(8th Ed). (Waluyo, A., Kariasa, M., Julia, Kuncara, A., & Asih, Y.,
Penerjemah). Philadelphia: Lippincott-Raven Publisher

Suratun. 2010. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Gastrointestinal. Jakarta : Trans
Media

Anda mungkin juga menyukai