utama pada organisasi perusahaan yang bergerak di bidang usaha perta nian atau
penerapan peraturan sistem manajemen mutu ISO 14000 yaitu bagi organisasi
pengertian atau istilah-istilah umum yang biasa diper gunakan yaitu sebagai berikut :
a. Keselamatan Kerja
mesin, peralatan kerja, bahan dan proses pengolahan, landasan kerja dan
b. Sasaran Program K3
tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara. Tempat tempat kerja
sebagainya.
c. Tempat Kerja
Tempat kerja adalah setiap ruangan atau lapangan tertutup maupun terbuka,
bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering digunakan oleh
tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha.Tempat kerja tersebut terdapat sumber-
sumber bahaya, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air,
maupun di udara yang menjadi ke wenangan suatu badan usaha atau perusahaan.
Dalam bidang perkebunan, yang disebut dengan tempat kerja adalah tempat dimana
kegiatan perkebunan biasa dilaksanakan, yaitu areal pembibitan, areal penanaman,
d. Perusahaan
dengan tujuan untuk mencari laba atau tidak, baik milik perorangan, kelompok,
e. Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan, baik di
dalam atau di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk
unsur-unsur yang terdapat da lam suatu instansi atau perusahaan dimana dilakukan
kegiatan kerja. Sedangkan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja adalah semua
personil dan suatu instansi atau perusahaan termasuk didalamnya adalah pihak
manajer, tenaga kerja dan orang-orang yang terkait dengan kegiatan perusahaan
tersebut.
g. Penerapan Prosedur K3
peralatan yang dipakai. Ada beberapa hal yang harus dilakukan atau disiapkan oleh
Pada setiap laboratorium atau bengkel atau ruangan dibuatkan tata tertib yang harus
dipatuhi oleh semua orang yang akan masuk ke dalam lab atau ruangan. Didalam
tata tertib tersebut perlu dijelaskan hal-hal yang harus dilakukan dan tidak boleh
dilakukan serta ancaman sanksi yang akan dikenakan jika melanggar tata tertib.
Setiap alat yang dioperasikan dengan menggunakan mesin harus dibuatkan instruksi
kerjanya. Instruksi kerja tersebut langsung ditempelkan pada alat atau di
tempat-tempat tertentu sedemiki an rupa, sehingga setiap operator alat yang akan
menggunakan alat dapat membaca petunjulk peng operasian alat. Hal ini untuk
meng hindari terjadinya kesalahan prosedur dalam pengoperasian alat. Selain itu,
dengan adanya pe tunjuk pengoperasian maka siapa pun yang akan
mengoperasikan alat tersebut dapat terhindar dari kecelakaan yang dapat
menyebabkan kecelakaan operator atau kerusakan alat.
Pada setiap ruangan agar dibuat kan poster-poster keselamatan kerja dan label-label
yang me nunjukkan bahaya kecelakaan yang mungkin saja terjadi. Pem buatan label
dan poster tersebut harus dibuat sedemikian rupa se hingga mudah dibaca bagi
setiap orang.
Bahan-bahan berbahaya seperti bahan kimia, fungisida, bakterisida, rodentisida,
herbisida, insektisida, pupuk anorganik dan sebagainya, diberikan label dan tanda
dengan menggunakan lambang atau tulisan peringatan pada wadah adalah suatu
tindakan pencegahan yang sangat penting.
Aneka label dan pemberian tanda, diberikan sesuai dengan sifat ba han yang ada.
Beberapa label dan pemberian tanda dapat dipakai dengan menggunakan lambang
yang sudah diketahui secara umum. Dengan demikian masya rakat mudah
mengenal dan me respon maksud dan tujuan label atau tanda atau lambang yang
telah dipasang.
B.2. Dasar-dasar Keselamatan Kerja dan Resiko
dan cara kerja yang diguna kan dalam bidang pertanian (perkebunan), maka tidak
semuanya akan dibicarakan, baik dalam kaitan dengan pemilihan perkakas, mesin
a. Syarat-syarat umum
Semua perkakas, mesin dan bahan kimia berbahaya yang digunakan dalam
yang ringan dan memerlu kan spesifikasi kerja tertentu. Ada beberapa hal yang
Peralatan tangan untuk memotong dan memisahkan benda harus dibuat dari baja
berkualitas baik sehingga menjaga sisi pe motongan dan efektivitasnya de ngan
pemeliharaan minimum.
Bagian alas dari suatu alat untuk memotong dan memisahkan harus dipasang
dengan aman pada tangkai dengan suatu alat efektif, sebagai contoh baji, paku
keling atau baut.
Tangkai harus memberikan suatu genggaman yang kuat dan harus terbuat dari
kayu berkualitas baik atau bahan lain yang sesuai
Spesifikasi perkakas, seperti ukur an, panjang tangkai dan berat harus sesuai untuk
memenuhi ke butuhan dari pekerjaan dan keada an fisilk dari pemakai.
Jika tidak digunakan, perkakas bersisi tajam harus diberi sarung dengan alat yang
sesuai.
c. Mesin portable
Kendali mesin seperti gergaji rantai, gergaji sikat dan pemotong rumput harus
ditempatkan dengan nyaman dan fungsinya ditandai dengan jelas.
Posisi dan dimensi tangkai harus nyaman bagi operator dalam semua sikap kerja
normal.
Tingkat kebisingan, getaran dan emisi buangan yang berbahaya harus serendah
mungkin sesuai dengan kemajuan teknologi.
Bahan bakar dan minyak pelumas yang digunakan harus da pat dihancurkan secara
biologis (ramah lingkungan) sehingga me ngurangi bahaya polusi gas buang dan
tumpahan.
Semua alat pelindung harus pada tempatnya dan secara teratur diperiksa
kerusakan yang timbul.
d. Permesinan otomatis atau mesin konvensional
Mesin harus dilengkapi dengan alat penahan goncangan, tempat duduk dapat
disetel sepenuhnya untuk pengemudi dan dipasang sabuk pangaman yang sesuai.
Ruang operator harus dirancang dan ditempatkan sehingga sesuai dengan ukuran
badan operator yang kemungkinan besar meng gunakan mesin tersebut.
Cara masuk dan keluar dari me sin, seperti anak tangga, tangga dan pintu, harus di
rancang untuk menyediakan tumpuan tangan dan kaki dengan suatu ketinggian dan
jarak yang nyaman.
Mesin harus dilengkapi dengan struktur perlindungan berguling, .
Kabin tempat operator bekerja harus memenuhi persyaratan dan dilindungi dari
obyek yang jatuh.,
Mesin harus dilengkapi suatu alat penyetop yang tidak dapat kem bali sendiri,
mudah dicapai, dan ditandai dengan jelas dari posisi kerja normal operator.
Untuk mesin-mesin yang meng gunakan sistem transmisi atau kopling, maka jika
tidak dipakai, persneling harus dalam keadaan tersambung.
Rem parkir harus mampu untuk menjaga mesin dan beban lajunya pada saat
dioperasikan pada la han yang miring,
Pipa pembuangan harus dileng kapi dengan penangkap percikan. Mesin yang
dilengkapi dengan turbo chargers tidak memerlukan penangkap percikan.
1. Pakaian dan Peralatan Pelindung Kerja
Penggunaan pakaian dan peralatan pelindung kerja, sangat dibutuhkan bagi
pekerja. Kesadaran tersebut per lu dipelihara dan ditingkatkan untuk mencapai mutu
a. Pakaian kerja
Pakaian kerja yang dipakai di lapangan, bagi pekerja bidang pertanian, harus
Pakaian kerja harus dibuat dari bahan yang menjaga badan pekerja tetap kering
dan berada pada temperatur yang nyaman. Untuk bekerja di daerah yang ber iklim
panas dan kering, pakaian yang sesuai harus digunakan untuk menghindari radiasi
panas yang berlebihan dan memudah kan pengeluaran keringat.
Pakaian pelindung yang sesuai harus disediakan jilka ada suatu resiko radiasi UV
atau potensi bahaya biologik, seperti tumbuhan beracun, infeksi dan binatang.
Pakaian harus mempunyai warna yang kontras dengan lingkungan pertanian untuk
memastikan bah wa para pekerja kelihatan dengan jelas.
Penggunaan alat pelindung diri harus dianggap sebagal suatu upaya terakhir, bila
pengurangan resiko dengan cara-cara teknis atau organisatoris tidak mungkin
dilakukan. Hanya dalam keadaan ini alat pelindung diri yang berhubungan dengan
resiko spesifik tersebut digunakan.
Alat pelindung diri untuk pekerjaan bidang pertanian dilapangan harus memiliki
fungsi yang spesifik.
Bila pekerjaan dilakukan dengan menggunakan bahan kimia berbahaya, alat
pelindung diri harus disediakan sesuai keselamatan dalam penggunaan bahan kimia
ditempat kerja.
Alat pelindung diri harus meme nuhi standar internasional atau nasional.
b. Alat pelindung diri
Ada beberapa jenis alat pelindung dirl untuk bidang pekerjaan pertanian di
lapangan sesuai dengan jenis pekerjaanya antara lain: sarung tangan, sepatu
lapangan, topi pengaman, penutup muka, penutup mata, penutup telinga, dan
penutup mulut .
Sarung tangan dipergunakan untuk berbagai kegiatan bila menggunakan bahan
kimia beracun, seperti mencampur pestisida, mencapur pupuk dan sebagainya.
Untuk jenis sarung tangan yang dipakai adalah sarung tangan yang terbuat dari
karet tidak tem bus bahan cairan. Sedangkan untuk pekerjaan di laboratorium
biasanya menggunakan sarung tangan yang terbuat dari serat asbes tahan panas.
Sepatu lapangan dipergunakan jika jenis pekerjaan yang diguna kan adalah jenis
pekerjaan lapang an. Alat ini digunakan untuk me lindungi kaki pada saat bekerja di
lapangan dari gigitan serangga atau pekerjaan lain yang berba haya di lapangan.
Jenis sepatu yang digunakan adalah jenis se patu bot, yang terbuat dari karet atau
plastik.
Topi pengaman (Helmet); Jenis alat ini digunakan untuk melin dungi kepala dari
kemungkinan benda-benda jatuh di lapangan. Misalnya pada saat memanen buah.
Penutup bagian muka diperguna kan untuk jenis pekerjaan lapang an, jika kondisi
lapangan berdebu. Hal ini untuk melindungi muka dari
debu yang berterbangan pada saat bekerja. Contoh penutup bagian muka
Pelindung atau penutup mata. Janis alat ini dipakai untuk me lindungi mata pada
saat bekerja di lapangan, baik dari terik matahari maupun dari benda-benda yang
berbahaya di lapangan seperti debu, ataupun pada saat bekerja di laboratorium.
Alat pelindung mata sesuai kondisi lapangan
Alat pelindung mulut (masker). Alat ini berfungsi melindungi mulut dan hidung dari
bahan berbahaya saat bekerja di lapangan yakni menggunakan pestisida, gas be
racun atau debu.
2. Pelaksanaan Kerja Berdasarkan Rekomendasi Aman; Pengujian dan Sertifikasi
Peralatan
Untuk menjamin agar tidak terjadi kecelakaan atau hambatan pada saat kegiatan
dilaksanakan, maka alat alat yang akan dipergunakan harus terlebih dahulu
dilakukan pengecekan yaitu memastikan bahwa alat-alat tersebut berfungsi sesuai
rancangan dan dibuat memenuhi syarat kese lamatan kerja
b. Penyinaran
Terbakarnya bahan-bahan yang ber sifat mudah terbakar oleh benda pijar
atau nyala api, tidak harus terjadi karena persentuhan. Semua sumber panas akan
memancarkan gelom bang elektromagnetis yaitu sinar infra merah. Jika gelombang
energi yang berubah menjadi panas. Akibatnya benda yang disinari akan bertambah
panas dan bila panas tersebut sampai pada titik nyala maka benda tersebut akan
terbakar.
Setiap campuran gas atau uap yang mudah terbakar dengan udara akan
menyala, jika terkena benda pijar atau nyala api maka kebakaran akan terjadi. Besar
kecilnya kebakaran sangat tergantung pada jumlah (volume) gas atau uap.
d. Percikan api
Pencikan api yang bertemperatur cukup tinggi menjadi sebab terbakar nya
campuran gas, uap atau debu dan udara dapat menyala. Biasanya percikan api
tidak dapat menyebab kan benda terbakar. Karena tidak cukup energi dan panas
yang ditim bulkan. Percikan api dapat ditimbul kan oleh hubungan arus pendek,
ataupun oleh terjadinya kelistrikan statis, yaitu akibat pergesekan dua buah benda
yang bergerak.
e. Terbakar sendiri
bakar mineral padat atau zat-zat organik. Kebanyakan, minyak mudah terbakar,
luas permukaan yang bersinggungan de ngan udara. Karena itu perlu diiden tifikasi
bahan-bahan yang mudah terbakar untuk ditempatkan pada tempat yang aman.
f. Reaksi kimia
terjadinya kebakaran. Fospor kuning teroksidasi sangat cepat bila bersing gungan
dengan udara. Natrium dan kalium akan cepat bereaksi bila tercampur dengan air,
dan akan me lepaskan gas hidrogen yang mudah terbakar jika suhu udara di atas
400 oC. Asam nitrat yang mengenai bahan-bahan organik akan menye babkan
Beberapa hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan keselamatan kerja listrik
yaitu pedoman keselamatan kerja listrik; menyangkut tenaga kerja, organisasi dan
cara kerja, bahan dan peralatan listrik, dan pedoman per tolongan terhadap
Apapun tipe sakelar, yaitu tombol tekan, tuas, putar atau otomatis, harus memenuhi
syarat keselamatan. Sakelar untuk keperluan motor, pesawat listrik, instalasi cahaya
dan tenaga, harus ditutup.
Tidak boleh dipakai sakelar tuas yang terbuka, karena bagian terbuka yang
bertegangan akan menimbulkan bahaya tekanan arus listrik sehingga dapat meng
akibatkan loncatan api, bila sakelar diputuskan arusnya.
Sakelar tuas harus tertutup, tutup dan poros pegangan (handel) harus dihubungkan
ke tanah
Sakelar tuas harus di pasang sedemikian rupa sehingga bagian yang dapat
digerakkan dalam ke adaan tidak ada hubungan (tidak bertegangan)
Bila dipakai sakelar pemisah untuk tegangan tinggi, sakelar harus dipasang di luar
batas jangkauan tangan dan pelayanannya dilakukan dengan menggunakan tongkat
pengaman.
Bila pemasangan seperti butir 3 dan 4 tidak dimungkinkan, sakelar tersebut harus
tertutup atau di pagar secara tepat agar tidak membahayakan, sedangkan pela
yanannya tetap dilakukan dengan memakai tongkat pengaman.
Untuk keperluan pemakaian se cara umum, dianjurkan agar di pakai sakelar putar
dan tombol tekan, karena bagian yang bertegangan berada di tempat tertutup.
Sakelar yang dapat me nimbulkan loncatan api harus di pasang dalam peta
penghubung.
Setiap sakelar harus disertai suatu petunjuk untuk posisi tertutup atau terbuka.
3). Sekring dan pengaman otomatis
tergantung pada jenis termis dan jenis magnetis. Pengaman otomatis jenis termis be
kerja atas dasar peningkatan suhu, maka tergantung pada suhu ruang an.
Sedangkan pengaman otomatis jenis magnetis, bekerja atas dasar kuat arus yang
AIat listrik memiliki ukuran pengaman otomatis untuk dipasang. Perawatan terhadap
pengaman otomatis dilaku kan oleh tenaga ahli yang berpe ngalaman.
4. Pencegahan Kebakaran
a). Penyimpanan
kebakaran, perhatian yang cermat harus diberikan tehadap lokasi dan disain
gudang. Aneka bahan, khusus nya zat-zat yang dapat terbakar merupakan sumber
baik sifat maupun bentuk bahan harus diperhatikan. Zat cair yang memiliki titik nyala
lebih kecil dari 320C harus ditempatkan dalam wadah atau tangki tertutup dan
disimpan dalam tangki dan ditempatkan di tempat yang terpisah atau di luar gudang
b). Pengolahan
Jika proses produksi memungkinkan penggantian bahan yang kurang
berbahaya ditinjau dari segi kebakaran, maka resiko dapat dikurangi atau ditiadakan.
penggunaannya pada proses produksi. Zat padat yang mudah terbakar harus
diletakkan tersusun rapi dan aman, sehingga memudahkan pekerjaan. Bahan cair
yang mudah terbakar harus disalur kan ke tempat kerja melalui pipa-pipa penyalur
pengaturan agar ba han cair tidak tumpah ke sekitar, misalnya dengan penempatan
Pada semua proses pemanasan harus terdapat pemisah yang tepat antara
bahan-bahan yang mu dah terbakar dan alat pemanas.
Pemanasan lebih dari semestinya tanpa disengaja harus dicegah dengan
pengendalian proses secara tepat.
Segala kegiatan pengeringan harus dilengkapi dengan ventilasi mekanis yang
memadai dan sebaiknya disertai dengan sistem kontrol di antara pemanas dan
ventilasi.
Bahan-bahan yang dapat ter ba kar sendiri harus selalu diamati agar tidak ada
kenaikan suhu.
Semua pemasangan jaringan listrik dan peralatan listrik harus memenuhi standar
atau ketentuan yang berlaku
Perawatan mesin harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi panas
akibat gesekan.
Pendidikan dan pelatihan harus dilakukan kepada pekerja
5. Resiko Bahan-bahan Kimia
beberapa hal yang harus diperhati kan, antara lain bacalah etiket kemasan bahan
kimia yang ada. Kenali sifat-sifat bahan kimia ter sebut, apakah bahan tersebut
dapat menyebabkan gangguan atau iritasi terhadap tubuh atau tidak, dan guna kan
alat pelindung, baik untuk ta ngan, muka ataupun hidung agar terhindar dari bahaya
bahan kimia. Penggunaan bahan kimia berbahaya, jika mungkin harus dikurangi.
Jika penggunaannya tidak dapat dihindar kan, maka harus digunakan dalam
6. Keracunan Pestisida
Pestisida adalah bahan kimia yang biasa dipergunakan untuk mengen dalikan
hama dan penyakit tanaman. Sifat pestisida tersebut sangat berbahaya terhadap
beberapa cara, seperti kulit, mulut atau hisapan udara melalui hidung. Keracunan
melalui kulit mudah terjadi jika kulit terbuka. Ka rena itu, proses pembuatan larutan
dan penyemprotan pestisida harus dilakukan secara hati-hati dan meng gunakan
peralatan pelindung agar pestisida tidak terkena tubuh, seperti penggunaan masker,
Beberapa hal penting agar terhindar dari bahaya keracunan pestisida antara lain :
Semua pestisida adalah racun berbahaya dan harus dihindari. Oleh sebab itu harus
dijauhkan dari makanan, minuman dan he wan ternak.
Jangan mencampur pestisida me lebihi takaran yang ditentukan pabrik pembuatnya.
Perhatikan tanda-tanda peringatan pada kaleng kemasan, cara pe nyimpanan dan
cara pencampur annya, dan penggunaan.
Alatt pencampur dan penyimpan pestisida harus diletakkan terpisah dari gudang
dan dijauhkan dari jangkauan anak anak.
Hindari kontak langsung antara tubuh dengan pestisida. Kontak dengan pestisida
tidak boleh lebih dari 8 jam setiap harinya, karena dapat terjadi penyerapan melalui
kulit.
Hindari makan, minum dan me rokok sewaktu menyemprot insektisida.
Setelah menyemprot dengan pes tisida, cucilah pakaian dan badan dengan air yang
mengalir dan menggunakan sabun.
Jangan menyemprotkan pestisida berlawanan arah angin
Jika alat penyemprot pestisida tersumbat, jangan sekali-kali ditiup atau dihisap
dengan mulut.
Gunakan pelindung badan, ketika melakukan penyemprotan.
Tugas Aplikasi Konsep
1/1970)
1. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas dan atau
ahli K3.
2. Menyatakan keberatan untuk bekerja apabila syarat-syarat K3 dan alat pelindung diri
tidak memenuhi syarat.
No. 1/1970).
A. Penerapan SOP K3
Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja para pekerja serta dalam
upaya peningkatan kualitas terhadap tingkat kepuasan pelang gan dari suatu
diperlukan ada nya Standard Operating Procedure (SOP) atau dikenal dengan istilah
Prosedur Operasi Standar (POS). Produk pertanian atau perkebunan memiliki sifat
relatif mudah rusak, baik pengaruh faktor internal maupun eksternal. Akibat
pengaruh faktor internal yaitu bahwa secara alamiah produk pertanian atau
lahan sampai dengan dipanen terjadi proses metabolisme secara terus menerus.
Sehingga produk tersebut perlu prosedur penanganan atau operasi kerja terstandar
agar produk tidak rusak atau penurunan kualitas. Demikian pula pengaruh faktor
eksternal dapat memicu laju penurunan kualitas produk. Misal pengaruh kekeringan
dapat menimbulkan gangguan fisiologi tanaman yang diusaha kan sehingga dapat
terjadi kematian atau gagal panen. Demikian pula hasil panen yang tidak ditangani
secara baik hingga suhu dan ke lembaban tinggi dalam suatu ruang pasca panen
maka dapat terjadi kerusakan karena infeksi fungi. Memperhatikan fenomena resiko
yang dapat ditimbulkan akibat cara kerja yang tidak baik maka proses kegiatan
pertanian atau perkebunan memerlukan cara-cara kerja yang ber pedoman pada
standar. Penanganan proses produksi di kebun harus memperhatikan dan
menerapkan prinsip-prinsip budidaya yang baik dan benar yaitu dikenal dengan
biasa nya telah memiliki suatu pedoman kerja dan standar prestasi kerja. Pedoman
kerja atau prosedur ope rasi standar disusun untuk pekerjaan di kebun atau di lahan
dan untuk pekerjaan pengolahan hasil dipabrik. SOP atau POS merupakan uraian
tahapan suatu pekerjaan yang harus diikuti oleh pekerja dalam melakukan suatu
seharusnya dijalan kan secara konsisten, efektif dan efisien agar dapat dicapai hasil
yang berkualitas. Produk berkualitas ada lah sesuai harapan pelanggan, har ganya
Penyiapan lahan
Pembibitan tanaman
Penanaman tanaman
Pemeliharaan tanaman
Pemanenan
b. Standarisasi
d. Pelestarian lingkungan
e. Pengawasan
b. Standarisasi
d. Pelestarian Lingkungan
e. Pengawasan
stansinya. Demikian pula SOP pasca panen pada setiap komoditas ber beda
substansinya. Berikut ini disaji kan contoh kerangka SOP pasca panen kakao.
I. Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Maksud
C. Tujuan
D. Ruang lingkup
II. Pengertian
B. Panen
C. Sortasi buah
E. Pemecahan buah
F. Fermentasi biji
H. Pengeringan biji
IV.Standarisasi
VI.Pelestarian Lingkungan
VII. Pengawasan
Tujuan yang ingin dicapai dari pe nerapan SOP Penanganan Pasca Panen Kakao
adalah:
Setelah menyimak uraian tentang pelaksanaan kerja sesuai dengan SOP maka
1. Bila suatu perusahaan perkebun an tidak memiliki SOP kegiatan budidaya tanaman,
kesalahan apa saja yang dapat ditimbulkan oleh pekerja?
2. Bila suatu perusahaan perkebun an memiliki SOP kegiatan budi daya tanaman, apa
manfaat bagi pekerja?
3. Bila suatu perusahaan perkebun an memiliki SOP kegiatan budi daya tanaman, apa
manfaat bagi pengusaha?
4. Bila Anda mengamati dua ke lompok pekerja yang satu me ngikuti SOP dan lainya
bekerja tanpa SOP. Kelompok manakah yang akan melakukan proses dan hasil
kerja yang berkualitas. Jelaskan!
Bila bekerja sesuai SOP maka akan diperoleh hasil yang ber kualitas dan
tara (relatif singkat). Misalnya ke celakaan, kebakaran, dan sebagai nya. Dalam
kondisi berbahaya dan berlangsung dalam tempo tidak ter lalu lama, maka sangat
mulai dari hal-hal yang kecil seperti anggota tubuh terluka, digigit hewan berbisa,
keracunan bahan kimia/ pestisida dan lain-lain yang mungkin terjadi. Bila bekerja di
lapangan, biasanya lokasi tempat bekerja jauh dari pemukiman. Jika terjadi
adalah perawatan pertama yang diberikan kepada orang yang mendapat kecelakaan
atau sakit yang tiba-tiba datang sebelum mendapatkan per olongan dari tenaga
kelompok kecil di lokasi ter pisah, sehingga setiap pekerja harus dilatih tentang PP.
mengatasi korban per darahan, bagaimana mengatasi kor ban patah tulang,
untuk memasti kan bahwa ketrampilan dan penge tahuan tidak ketinggalan jaman
atau dilupakan. Ketetapan tentang fasilitas PP dan personil yang terlatih harus
ditetapkan melalui peraturan Alat atau kotak PPPK yang dirawat dengan baik harus
siap tersedia di tempat kerja dan dilindungi terhadap pencemaran, kelembaban dan
ko toran. Wadah ditandai dengan jelas dan tidak berisi apapun selain peralat an
PPPK. Semua operator harus diberitahu tentang lokasi peralatan PPPK dan
nanganan kondisi darurat mengguna kan prosedur sesuai standar yang te lah
beberapa hal yang harus dipahami oleh semua pihak, antara lain :
di antaranya :
a. Pastikan Anda bukan menjadi kor ban berikutnya. Seringkali lengah atau kurang
berpikir panjang bila menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum menolong korban, pe
riksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih dalam bahaya.
b. Pakailah metode atau cara per tolongan yang cepat, mudah dan efesien.
c. Pergunakanlah sumber daya yang ada; baik alat, manusia maupun sarana
pendukung lainnya. Bila bekerja dalam tim, buatlah pe rencanaan yang matang dan
dipahami oleh seluruh anggota.
d. Buatlah catatan usaha-usaha per tolongan yang telah dilakukan yakni memuat
identitas korban, tempat dan waktu kejadian. Catatan tersebut berguna bagi
penderita untuk mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain.
a. Jangan Panik
Beberapa contoh kasus dan tindakan pertolongan pertama (pasmajaya, 2008) yaitu
sebagai berikut:
Gejala Penanganan
terjadi apabila cairan yang dikeluarkan tubuh melebihi cairan yang ma suk.
Keluarnya cairan ini biasanya disertai dengan elektrolit (K, Na, Cl, Ca). Dehidrasi
Gejala Penanganan
Gejala Penanganan
keras
Gejala Penanganan
kekerasan/injury.
Gejala Penanganan
menghasilkan panas (api, air panas, listrik, atau zat-zat yang bersifat membakar).
Gejala Penanganan
Matikan api dengan memutuskan suplai Luka ditutup dengan perban atau
oksigen kain bersih kering yang tak dapat
Perhatikan keadaan umum penderita melekat pada luka
Pendinginan yaitu dilakukan de ngan Penderita dikerudungi kain pu tih
membuka pakaian penderita/ korban. Luka jangan diberi zat yang tak larut
Kemudian, merendam dalam air atau air dalam air seperti mentega, kecap
mengalir selama 20 atau 30 menit. Untuk Khusus untuk luka bakar di daerah
daerah wajah, cukup di kompres air. wajah, posisi kepala harus lebih
tinggi dari tubuh
g. Gigitan binatang; gigitan binatang dan sengatan, biasanya merupa kan alat dari
binatang tersebut untuk mempertahankan diri dari lingkungan atau sesuatu yang me
ngancam keselamatan jiwanya. Gigitan binatang terbagi menjadi dua jenis; yang
berbisa (beracun) dan yang tidak memiliki bisa. Pada umumnya resiko infeksi pada
tergantung dari ketepatan diagnosa, maka pada keadaan yang meragukan ambillah
sikap menganggap bahwa ular tersebut berbisa. Sifat bisa atau racun ular terbagi
menjadi 3, yaitu :
Gejala Penanganan
Ada sepasang luka bekas gigit an Kompres dengan air dingin dan cuci
Sekitar luka bengkak, rasa ter bakar, pegal dengan obat antiseptik
dan sakit biasanya hilang dengan Beri obat pelawan rasa sakit, bila
sendirinya se telah 4-5 jam gelisah bawa ke paramedik
j. Gigitan Lintah dan Pacet
Gejala Penanganan
pertolongan kepada pihak lain dapat berupa evakuasi korban. Bentuk bantuan
evakuasi korban yaitu me rupakan salah satu tahapan dalam pertolongan pertama
untuk memin dahkan korban ke lingkungan yang aman dan nyaman, agar men
Untuk melaksanakan proses evakusi korban ada beberapa cara atau alat
bantu, namun hal tersebut sangat tergantung pada kondisi yang dihadapi (medan,
kondisi korban ketersediaan alat). Ada dua macam alat pengangkutan, yaitu:
a. Manusia
Digendong; untuk korban sadar dan tidak terlalu berat serta tidak patah tulang
Dipanggul/digendong
Bila petugas penolong dua orang maka korban dapat dievakuasi dengan
diterapkan bila korban tak perlu diangkut berbaring dan tidak boleh untuk
mengangkut korban patah tulang leher atau tulang punggung. Karena itu cara
Tandu permanen
Tandu darurat
Tali/webbing
informasi tentang kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Keadaan berikut merupakan
pada tingkat perusahaan diperluas dari syarat-syarat yang ditetapkan di atas, yaitu
kecelakaan selama per jalanan pulang pergi, kecelakaan dan kejadian berbahaya
celakaan dan penyakit akibat kerja harus mengikuti prosedur standar. Semua
kecelakaan dan penyakit akibat kerja harus dilaporkan secara tertulis dengan
akibat kerja yang harus diberitakan dan format standar pemberitahuan yang disaran
1. Bila Anda seorang pekerja me mahami tentang K3, persiapan apa saja berkaitan
dengan P3K ?
2. Jenis kecelakaan apa saja yang sering terjadi pada kegiatan bu didaya tanaman ?
3. Ketrampilan apa saja yang harus Anda miliki agar dapat mengobati diri sendiri atau
menolong orang lain yang mendapat suatu ke celakaan kerja ?
Tugas Penyelesaian Masalah
1. Para pekerja di perkebunan, biasa nya bekerja secara terpencar sesuai ancak atau
blok-blok tanaman. Da lam melakukan tugasnya, pekerja sering berhadapan dengan
resiko kecelakaan binatang buas dan berbisa. Berkaitan dengan kondisi di atas,
perlengkapan apa saja yang perlu dipersiapkan agar Anda selamat dalam bekerja di
lapangan ?
2. Tindakan apa sebagai pertolongan pertama yang akan Anda berikan kepada teman
saudara bila terluka atau terkena gigitan ular ?
Daftar Pustaka
Ali A. & Tanzili, 2006, Pedoman Lengkap Menulis Surat, PT Kawan Pustaka, Depok.
Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia. Billy, Betty K., 2007,Akuntansi,Arya Duta,
Depok.
Depdiknas, 2004, Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Edisi 2004 Depdiknas,
Jakarta.
________, 2004, Standar Kompetensi Nasional Indonesia Bidang
Sekretaris/Administrasi Bisnis , Depdiknas, Jakarta.
Hamdani D. & Sutisna A., 2002, Surat Niaga & Kearsipan, CV.Yrama Widya,Bandung.
Hendarto H. & Tulusharyono, 2002, Menjadi Sekretaris Profesional, Penerbit P P M ,
Jakarta.
Katayama T., 2005,Tegami No Kakikata Jiten (Ensiklopedia Korespondensi), Daiso,
Hiroshima Japan.
Kitamura, Hiroaki dkk, 1997, Joohoo To Hyoogen (Informasi Dan Ekspresi), Sobunsha
Shuppan, Tokyo Japan.
Madiana, Gina, 2004, Pengarsipan Surat Dan Dokumen Kantor, Cv.Armico,Bandung.
Maruyama, Keisuke dkk, 1999, Writing Business Letters in Japanese, The Japan Times,
Tokyo Japan.
Mulyana, Deddy, 2004, Komunikasi Efektif, P T Remaja Rosdakarya, Bandung.
Nakamaki H. & Hioki K.,Ed., 1997, Keiei Jinruigaku Koto Hajime (Antropologi Administrasi),
Toho Shuppasn, Osaka Japan.
Nugroho, Adi, 1996, Penuntun Teknis Surat Menyurat., Penerbit Indah, Surabaya. Ooishi,
Yutaka,1998, Komyunikeeshon Kenkyu, (Suatu Penelitian Tentang Komunikasi),
Keio Gijuku Daigaku Shuppankai, Tokyo Japan.
Puspitasari, Devi, 2007, Menangani penerimaan dan pengiriman Surat/ Dokumen, Arya
Duta, Depok.
________, 2007, Mengelola dan Menjaga Sistem Kearsipan, Arya Duta,Depok.
________, 2007, Bekerja Sama Dengan Kolega dan Pelanggan, Arya Duta Depok.
Puspitasari D. & Aulia R., 2007, Berkomunikasi Melalui Telepon, Arya Duta,Depok.
________, 2007, Mengaplikasikan Keterampilan Dasar Komunikasi, Arya Duta, Depok.
Sato, Rieko, 2006, Sekkyaku No Kihon Ga Omoshiroi
Hodo Mi Ni Tsuku Hon (Buku Pedoman Menarik Tentang Cara Melayani Tamu), Chukei
Shuppan, Tokyo Japan.
Sedarmayanti, 2001,Manajemen Perkantoran, Penerbit Mandar Maju, Bandung.
Sukoco, Badri M., 2002, Manajemen Administrasi Perkantoran Modern,Erlangga, Jakarta.
Suma’mur, 1987, Kesehatan Kerja dan Pencegahan Kesehatan, CV. Haji Mas
Agung, Jakarta 1980, Sumpriana, Euis, 2004,Melakukan Pekerjaan Surat Menyurat, CV.
Armico, Bandung.
Sumpriana, Euis, 2004, Melakukan Pekerjaan Surat Menyurat, CV. Armico, Bandung.
Takashi, Ryuzaki, 2002, Giin Hisho (Sekretaris Anggota Parlemen), PHP Kenkyuujo, Tokyo,
Japan.
Tim Administrasi Perkantoran, 2005, Administrasi Perkantoran 1 A, PT Galaxy Puspa Mega,
Jakarta.
Tsubosaka, Tatsuya, 2005, Seirisuru Gijutsu Ga Omoshiroi Hodo Mi Ni Tsuku Hon (Buku
Pedoman Menarik Tentang Teknik Merapikan Barang), Chukei Shuppan, Tokyo Japan.
UU no.1 Th 1970, Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
UU no.13 Th 2003,Ketenagakerjaan.
Woworuntu, Tony, 1991, Manajemen Untuk Sekretaris, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Wuryantari, Sri, 2007, Melakukan Proses Administrasi Transaksi, Arya Duta Depok.
________, 2007, Melakukan Prosedur Administrasi, Arya Duta, Depok.
________, 2007, Menggunakan Peralatan Kantor, Arya Duta, Depok.
Wuryantari S. & Puspitasari D., 2007, Keamanan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Arya
Duta, Depok.
Yoshihara, Yasuhiko, 2006, Fairingu No Kihon Ga Omoshiroi Hodo Mi Ni Tsuku Hon
(Buku Pedoman Menarik Tentang Pengarsipan Dokumen), Chukei Shuppan, Tokyo
J