Anda di halaman 1dari 23

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP PENDERITA

DIABETES MELLITUS DENGAN KEPATUHAN DIET DIABETES


MELLITUS DI RSUD AM. PARIKESIT
KALIMANTAN TIMUR

Herlena Essy Phitri * )


Widiyaningsih * * )

* ) Alumnus Program Sarjana / STIKES Karya Husada Semarang


* * ) Dosen Program Sarjana / STIKES Karya Husada Semarang

ABSTRAK

Kepatuhan pasien terhadap prinsip gizi dan perencanaan makan merupakan salah satu kendala pada
pasien diabetes. Penderita diabetes banyak yang merasa tersiksa sehubungan dengan jenis dan jumlah
makanan yang dianjurkan. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara motivasi pasien
diabetes mellitus dengan kepatuhan menjalankan program diet di Instalasi Rawat Jalan RSUD Kota
Semarang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif correlation dengan rancangan cross sectional.
Populasi dan sampel adalah penderita Diabetes Mellitus sebanyak 51 dengan teknik
pengambilan sampel purposive sampling. Hasil penelitian didapatkan umur responden rata-rata adalah
52,20 tahun, pendidikan sebagian besar SMA sebanyak 22 responden (43,1%), pekerjaan sebagian
besar swasta sebanyak 20 responden (39,2%), jenis kelamin sebagian besar laki-laki sebanyak
35 responden (68,6%), lama DM responden rata-rata adalah 2,73 tahun, semua responden
mendapatkan informasi tentang diit sebanyak 51 responden (100%). Motivasi dalam menjalankan
program diet sebagian besar rendah sebanyak 21 responden (41,2%). Kepatuhan menjalankan
program diet sebagian besar tidak patuh sebanyak 29 responden (56,9%). Ada hubungan antara
motivasi pasien diabetes mellitus dengan kepatuhan menjalankan program diet di Instalasi Rawat
Jalan RSUD Kota Semarang (pvalue = 0,015). Hendaknya RS menyediakan media pendidikan
kesehatan bagi penderita DM seperti leaflet, lembar balik yang dapat dimanfaatkan untuk
penyuluhan kesehatan.

Kata kunci : Motivasi, kepatuhan diet DM

ABSTRACT

Nutritional therapy is a major component of successful diabetes management. Patient adherence to


the principles of nutrition and meal planning is one of the obstacles in diabetic patients many.
Diabetics suffering from type and amount of food recommended. The purpose of research is to
determine the relationship between the motivation of diabetes mellitus patient with diet adherence
running program in the Outpatient Installation Hospital Semarang. This research is descriptive cross
sectional correlation with desain. Population and sample are as many as 51 patients with Diabetes
Mellitus with purposive sampling technique. The results of the study found the average age of
respondents was 52.20 years, the majority of high school education by 22 respondents (43,1%), the
majority of private employment by 20 respondents (39,2%), mostly boys were 35 respondents (68,6%),
the length of DM respondents average is 2, 73 years, all respondents get information about diit by 51
respondents (100%). Motivation of patients with diabetes mellitus in running mostly low diet were 21
respondents (41,2%). Adherence to run most diet programs do not obey by 29 respondents (56,9%).
There is patients relationship between motivation of Diabetes Mellitus patients and compliance of
running diet program in Installation Outpatient hospital Semarang (pvalue = 0.015). Hospital should
provide media health education media for people with diabetes such as leaflets, flip chart that can be
used for health education.

Keywords : Motivation, adherence DM diet.

58 Jurnal Keperawatan Medikal Bedah . Volume 1, No. 1, Mei 2013;


58-74
PENDAHULUAN pelayanan kesehatan yang ada di Kutai
kartanegara dan sebanyak 31 orang penderita
Diabetes mellitus (DM) yang umum pada tahun 2011 pernah melakukan
dikenal sebagai kencing manis adalah penyakit pemeriksaan ke RSUD Parikesit Tenggarong
yang ditandai dengan hiperglikemia Kutai Kartenegara.
(peningkatan kadar gula darah) yang terus- Menurut laporan WHO pada tahun
menerus dan bervariasi, terutama setelah 2003, kepatuhan rata–rata pasien pada terapi
makan. Diabetes mellitus merupakan keadaan jangka panjang terhadap penyakit kronis di
hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan negara maju hanya sebesar 50% sedangkan di
metabolik akibat gangguan hormonal, yang negara berkembang jumlah tersebut bahkan
menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada lebih rendah. Kepatuhan pasien sangat
mata, ginjal, dan pembuluh darah, disertai lesi diperlukan untuk mencapai keberhasilan terapi
pada membran basalis dalam pemeriksaan terutama pada penyakit yang tidak menular
dengan mikroskop elektron (Bilous, 2002). seperti penyakit diabetes mellitus dan penyakit
Diabetes mellitus merupakan salah lainnya. Ketidakpatuhan pasien pada terapi
satu penyakit degeneratif, yaitu penyakit akibat penyakit diabetes mellitus dapat memberikan
fungsi atau struktur dari jaringan atau organ efek negatif yang sangat besar karena
tubuh yang secara progresif menurun dari prosentase kasus penyakit tidak menular
waktu ke waktu karena usia atau pilihan gaya tersebut diseluruh dunia mencapai 54% dari
hidup. Penyakit ini juga dikenal sebagai seluruh penyakit pada tahun 2001. Angka ini
penyakit akibat dari pola hidup modern dimana bahkan diperkirakan akan meningkat menjadi
orang lebih suka makan makanan siap saji, lebih dari 65% pada tahun 2020. Kepatuhan
kurangnya aktivitas fisik karena lebih merupakan fenomena multidimensi yang
memanfaatkan teknologi seperti penggunaan ditentukan oleh lima dimensi yang saling
kendaraan bermotor dibandingkan dengan terkait yaitu faktor pasien, faktor terapi, faktor
berjalan kaki (Nurhasan 2000). sistem kesehatan, faktor lingkungan dan faktor
Jumlah penderita diabetes mellitus sosial ekonomi.
secara global terus meningkat setiap tahunnya. Jumlah penderita DM yang semakin
Menurut data yang dipublikasikan oleh World meningkat semakin membuktikan bahwa
Health Organization (WHO) angka kejadian penyakit diabetes mellitus merupakan masalah
diabetes mellitus di dunia berkembang dari 30 kesehatan masyarakat yang serius. Data
juta pada tahun 1985 menjadi 194 juta pada Departemen Kesehatan RI menyebutkan
tahun 2006. Pada tahun 2025 diperkirakan bahwa jumlah pasien rawat inap maupun rawat
angka ini terus meningkat mencapai 333 juta. jalan di Rumah Sakit menempati urutan
Penderita diabetes mellitus di Indonesia pertama dari seluruh penyakit endokrin adalah
jumlahnya cukup fantastis, pada tahun 2006 diabetes mellitus (Tandra, 2008).
ditemukan 14 juta diabetes mellitus, WHO Penatalaksanaan diabetes mellitus
memperkirakan pada 2030 nanti sekitar 21,3 dikenal 4 pilar utama pengelolaan yaitu:
juta orang Indonesia akan terkena penyakit penyuluhan, perencanaan makan, latihan
diabetes mellitus (Depkes RI, 2000). jasmani, dan obat hipoglikemik. Terapi gizi
Menurut Dasimah (2009), kepala merupakan komponen utama keberhasilan
Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Kutai penatalaksanaan diabetes. Kepatuhan pasien
Kartanegara Kalimantan timur, mengatakan terhadap prinsip gizi dan perencanaan makan
jumlah penderita penyakit diabetes mellitus merupakan salah satu kendala pada pasien
pada tahun 2009 di wilayahnya tergolong diabetes. Penderita diabetes banyak yang
tinggi yakni mencapai 4 ribu orang dari sekitar merasa tersiksa sehubungan dengan jenis dan
12 juta orang Indonesia yang mengidap jumlah makanan yang dianjurkan (Maulana,
diabetes, mellitus dikatakan bahwa pada tahun 2009).
2009 Dinas Kesehatan mencatat 229 diabetesi Kepatuhan penderita dalam mentaati
(penderita diabetes) berkunjung ke sarana diet diabetes mellitus sangat berperan penting

59 Jurnal Keperawatan Medikal Bedah . Volume 1, No. 1, Mei 2013;


58-74
untuk menstabilkan kadar glukosa pada itu
penderita diabetes mellitus, sedangkan
kepatuhan itu sendiri merupakan suatu hal
yang penting untuk dapat mengembangkan
rutinitas (kebiasaan) yang dapat membantu
penderita dalam mengikuti jadwal diet yang
kadangkala sulit untuk dilakukan oleh
penderita. Kepatuhan dapat sangat sulit dan
membutuhkan dukungan agar menjadi biasa
dengan perubahan yang dilakukan dengan cara
mengatur untuk meluangkan waktu dan
kesempatan yang dibutuhkan untuk
menyesuaikan diri. Kepatuhan terjadi bila
aturan menggunakan obat yang diresepkan
serta pemberiannya diikuti dengan benar
(Tambayong, 2002).
Diet adalah terapi utama pada diabetes
mellitus, maka setiap penderita semestinya
mempunyai sikap yang positif (mendukung)
terhadap diet agar tidak terjadi komplikasi,
baik akut maupun kronis. Jika penderita tidak
mempunyai sikap yang positif terhadap diet
diabetes mellitus, maka akan terjadi
komplikasi dan pada akhirnya akan
menimbulkan kematian, untuk
mempertahankan kualitas hidup dan
menghindari komplikasi dari diabetes mellitus
tersebut, maka setiap penderita harus
menjalankan gaya hidup yang sehat yaitu
menjalankan diet diabetes mellitus dan
olahraga yang teratur. Sikap penderita diabetes
mellitus sangat dipengaruhi oleh pengetahuan,
dalam hal ini pengetahuan penderita tentang
penyakit diabetes mellitus sangatlah penting
karena pengetahuan ini akan membawa
penderita diabetes mellitus untuk
menentukan sikap, berpikir dan berusaha
untuk tidak terkena penyakit atau dapat
mengurangi kondisi penyakitnya. Apabila
pengetahuan penderita diabetes mellitus baik,
maka sikap terhadap diet diabetes mellitus
semestinya dapat mendukung terhadap
kepatuhan diet diabetes mellitus itu sendiri
(Effendi, 1999).
Penyakit diabetes mellitus ini jika
tidak ditangani dengan baik di takutkan akan
terjadi komplikasi. Komplikasi yang sering
terjadi pada penderita diabetes mellitus adalah
komplikasi kronik yang sangat sukar di tangani
karena berjalan pelan tapi pasti dan karena
Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Penderita Diabetes Mellitus Dengan Kepatuhan Diet Diabetes Mellitus 60
Di RSUD Am Parikesit Kalimantan
Timur Herlena Essy Phitri,
Widyaningsih
akan memerlukan biaya pengobatan yang RSU
sangat tinggi terutama yang disebabkan oleh
makroangiopati yang ada hubungan dengan
aterosklerosis atau PJK (penyakit jantung
koroner), untuk menghindari terjadi
komplikasi maka harus dilakukan tindakan /
penatalaksanaan diabetes mellitus yang
berfungsi menormalkan aktifitas insulin.
Penatalaksanaan diabetes mellitus adalah
menjalankan diet dengan benar, latihan atau
olahraga, pemantauan kadar glukosa,
terapi dan pendidikan. Berbagai penelitian
menunjukkan bahwa kepatuhan pasien kepada
pola gaya hidup sehat yang dianjurkan oleh
dokter pada pengobatan penyakit yang bersifat
kronik, umumnya rendah (Hoesada, 2005).
Penderita penyakit diabetes mellitus
80% diantaranya menyuntik insulin dengan
cara yang tidak tepat, 5,8% memakai dosis
yang salah, 75% tidak mengikuti diet yang
dianjurkan. Ketidakpatuhan ini merupakan
salah satu hambatan untuk tercapainya tujuan
pengobatan. Untuk mengatasi ketidakpatuhan
tersebut, penyuluhan bagi penderita diabetes
mellitus beserta keluarganya mutlak dan sangat
diperlukan (Karyoso, 1999). Untuk mencegah
terjadinya kesalahan dalam menggunakan
insulin dan untuk meningkatkan tingkat
kepatuhan diet penderita diabetes mellitus
maka pengetahuan sangat diperlukan untuk
dimiliki oleh penderita diabetes mellitus,
sedangkan pengetahuan itu sendiri merupakan
dasar untuk melakukan suatu tindakan
sehingga setiap orang yang akan melakukan
suatu tindakan biasanya didahului dengan tahu,
selanjutnya mempunyai inisiatif untuk
melakukan suatu tindakan berdasarkan
pengetahuannya, perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan bersifat lebih baik dari pada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan
(Notoatmodjo, 2003).
Penelitian Setyani (2007)
menggambarkan tingkat ketaatan diet bagi
pasien diabetes mellitus. Hasil penelitiannya
menunjukkan hanya 43% pasien yang patuh
menjalankan diet diabetes mellitus.
Sebanyak
57% pasien tidak patuh menjalankan diet yang
dianjurkan. Penelitian Juleka (2005) pada
penderita diabetes mellitus rawat inap di
61 Jurnal Keperawatan Medikal Bedah . Volume 1, No. 1, Mei 2013;
58-74
Gunung Jati Cirebon menemukan bahwa di RSUD AM. Parikesit Kalimantan Timur
pengidap yang memiliki asupan energi meningkat dan belum ada yang melakukan
melebihi kebutuhan mempunyai risiko 31 kali penelitian tentang hubungan antara
lebih besar untuk mengalami kadar glukosa pengetahuan dan sikap penderita diabetes
darah tidak terkendali dibandingkan dengan mellitus dengan kepatuhan diet diabetes
pengidap yang asupan energinya sesuai mellitus
kebutuhan.
Penderita diabetes mellitus seharusnya B. Jenis dan Desain Penelitian
menerapkan pola makan seimbang untuk Penelitian ini merupakan jenis
menyesuaikan kebutuhan glukosa sesuai penelitian deskriftif korelasi yaitu
dengan kebutuhan tubuh melalui pola makan menjelaskan hubungan antara variabel
sehat. Suyono (2002) menyebutkan bahwa bebas yaitu pengetahuan dan sikap
dalam penatalaksanaan pengendalian kadar penderita diabetes mellitus dengan variabel
glukosa darah 86,2% penderita DM mematuhi terikat yaitu kepatuhan penderita dalam
pola diet diabetes mellitus yang diajurkan, menjalankan diet diabetes mellitus di
namun secara faktual jumlah penderita RSUD AM. Parikesit Kalimantan Timur.
diabetes mellitus yang disiplin menerapkan Rancangan penelitian yang
program diet hanya berkisar 23,9%. digunakan adalah cross sectional yaitu
Hasil wawancara terhadap 10 melakukan pengukuran variabel bebas
penderita diabetes mellitus di Instalasi Rawat (pengetahuan dan sikap penderita diabetes
Jalan di RSUD AM. Parikesit Kalimantan mellitus) dan variabel terikat (kepatuhan
Timur ditemukan masalah yang berhubungan penderita dalam menjalankan diet diabetes
dengan konsumsi makanan yang tidak sesuai mellitus di RSUD AM. Parikesit
dengan aturan. Sebanyak 70% pasien Kalimantan Timur) yang dilakukan sekali
mengatakan tidak teratur (tidak disiplin) baik dalam waktu yang sama.
jadwal, jumlah dan jenis makanan dalam
mengkonsumsi makanan sehari-hari bahkan C. Hipotesa
pasien suka ngemil dengan tidak Hipotesa dalam penelitian ini adalah
memperhatikan kandungan makanan yang sebagai berikut:
dibolehkan dalam diet dengan alasan malas 1. Ada hubungan antara pengetahuan dan
dan bosan dengan menu yang sesuai aturan. sikap penderita diabetes mellitus
Sebanyak 30% pasien mengatakan patuh dengan kepatuhan penderita dalam
makan sesuai diet yang dianjurkan dokter menjalankan diet diabetes mellitus.
karena mereka beranggapan ingin cepat 2. Tidak ada hubungan antara
sembuh. pengetahuan dan sikap penderita
Rumusan masalah penelitian ini adalah diabetes mellitus dengan kepatuhan
“apakah ada hubungan antara pengetahuan dan penderita dalam menjalankan diet
sikap penderita diabetes mellitus dengan diabetes mellitus.
kepatuhan diet diabetes mellitus di RSUD AM.
Parikesit Kalimantan Timur?”. D. Analisa Data
1. Analisa univariat
METODE PENELITIAN Analisa univariat dilakukan
pada tiap variabel dari hasil penelitian
A. Waktu dan Tempat Penelitian untuk melihat distribusi frekuensi
Penelitian ini akan dilakukan di dengan melihat prosentasi masing –
instalasi rawat inap dan instalasi rawat masing variabel penelitian. Analisa
jalan RSUD AM. Parikesit Kalimantan univariat ini digunakan untuk
Timur pada bulan Juli – September 2012 mengetahui proporsi dari masing –
karena jumlah penderita diabetes masing variabel penelitian yaitu
mellitus
Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Penderita Diabetes Mellitus Dengan Kepatuhan Diet Diabetes Mellitus 62
Di RSUD Am Parikesit Kalimantan
Timur Herlena Essy Phitri,
Widyaningsih
variabel bebas (pengetahuan dan sikap a. Skala ukur ordinal atau nominal
penderita diabetes mellitus) dan bentuk data kategorik
variabel terikat (kepatuhan penderita b. Tidak boleh ada sel yang
dalam menjalankan diet diabetes mempunyai nilai harapan / nilai
mellitus). ekspektasi (nilai E kurang dari 1)
Setelah data primer c. Tidak boleh ada sel yang
dimasukkan dalam tabel tabulasi mempunyai nilai harapan / nilai
kemudian dimasukkan ke dalam tabel ekspektasi kurang dari 5, lebih
distribusi frekuensi dengan rumus : 20% dari keseluruhan sel
� Uji chi square dilakukan
�= 100%
� dengan menggunakan derajat
P : Proporsi kepercayaan (confident interval 95%)
X : Jumlah masing – masing jawaban dan batas kemaknaan alfa 5% (0,05).
N : Jumlah skor total Bila diperoleh P ≤ 0,05 berarti secara
2. Analisa bivariat statistik ada hubungan yang signifikan,
Analisa data bivariat adalah dan bila p ≥ 0,05 berarti secara statistik
analisis yang dilakukan lebih dari dua tidak ada hubungan yang signifikan
variabel (Notoatmodjo, 2005). (Sabri dan Hastono, 2010).
Analisa bivariat berfungsi
untuk mengetahui hubungan antara HASIL PENELITIAN DAN
variabel independen (pengetahuan dan PEMBAHASAN
sikap penderita diabetes mellitus)
dengan variabel dependen (kepatuhan A. Hasil Penelitian
penderita dalam menjalankan diet 1. Analisis Univariat
diabetes mellitus). Teknik analisa data a. Karakteristik Responden
yang digunakan dalam penelitian ini Hasil penelitian di RSUD
menggunakan uji statistik chi square. AM. Parikesit Kalimantan Timur
Rumus yang digunakan adalah rumus pada penderita Diabetes Mellitus
chi square : dapat diketahui data karakteristik
(𝑓�� − ��ℎ)� responden sebagai berikut :

63 Jurnal Keperawatan Medikal Bedah . Volume 1, No. 1, Mei 2013;


58-74
�� � = � 1) Umur
��
Hasil penelitian

Keterangan : diperoleh data umur responden


��� : Chi square di RSUD AM. Parikesit
Kalimantan Timur yang
fo : frekuensi yang diobservasi
disajikan pada tabel 4.1.
fh : frekuensi yang diharapkan
Syarat uji Chi-Square :

Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Penderita Diabetes Mellitus Dengan Kepatuhan Diet Diabetes Mellitus 64
Di RSUD Am Parikesit Kalimantan
Timur Herlena Essy Phitri,
Widyaningsih
Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan umur di RSUD AM. Parikesit
Kalimantan Timur Tahun 2012

Variabel Mean Min Max SD


Umur 37,11 27 49 4,773
Tabel 4.1 dapat 2) Jenis Kelamin
diketahui bahwa umur Hasil penelitian
responden rata-rata adalah diperoleh data jenis kelamin
37,11 tahun, dengan responden di RSUD AM.
standard deviasi 4,773. Parikesit Kalimantan Timur
Umur reponden termuda yang disajikan pada tabel
adalah umur 27 tahun dan 4.2.
tertua adalah 49 tahun.

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di


RSUD AM. Parikesit Kalimantan Timur Tahun 2012

Jenis kelamin Frekuensi Persentase


Laki-laki 37 68,5
Perempuan 17 31,5
Jumlah 54 100

Tabel 4.2 dapat Hasil penelitian


diketahui bahwa jenis diperoleh data pendidikan
kelamin responden sebagian responden di RSUD AM.
besar laki-laki sebanyak 37 Parikesit Kalimantan Timur
responden (68,5%). yang disajikan pada tabel
3) Pendidikan 4.3.

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan di RSUD


AM. Parikesit Kalimantan Timur Tahun 2012

Pendidikan Frekuensi Persentase


Pendidikan dasar 23 42,6
Pendidikan menengah 23 42,6
Pendidikan tinggi 8 14,8
Jumlah 54 100

Tabel 4.3 dapat 4) Pekerjaan


diketahui bahwa pendidikan Hasil penelitian
responden sebagian besar diperoleh data pekerjaan
pendidikan dasar dan responden di RSUD AM.
pendidikan menengah Parikesit Kalimantan Timur
masing-masing sebanyak 23 yang disajikan pada tabel
responden (42,6%). 4.4.
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan di
RSUD AM. Parikesit Kalimantan Timur Tahun 2012

Pekerjaan Frekuensi Persentase


Bekerja 7 13,0
Tidak bekerja 47 87,0
Jumlah 54 100

Tabel 4.4 dapat Hasil penelitian


diketahui bahwa responden diperoleh data lama DM
sebagian besar bekerja responden di RSUD AM.
sebanyak 47 responden Parikesit Kalimantan Timur
(87,0%). yang disajikan pada tabel
5) Lama DM 4.5

Tabel 4.5 Distribusi responden berdasarkan lama DM di RSUD AM. Parikesit


Kalimantan Timur Tahun 2012

Variabel Mean Min Max SD


Lama DM 2,78 1 6 1,208

Tabel 4.5 dapat b. Pengetahuan penderita diabetes


diketahui bahwa lama DM mellitus di RSUD AM.
responden rata-rata adalah Parikesit Kalimantan Timur
2,78 tahun, dengan standard Hasil pembagian
deviasi 1,208. Lama DM kuesioner terhadap 54 penderita
responden paling rendah diabetes mellitus di RSUD AM.
adalah umur 1 tahun dan Parikesit Kalimantan Timur
paling lama adalah 6 tahun. diperoleh data analisis univariat
sebagai berikut:

Tabel 4.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan


penderita diabetes mellitus di RSUD AM. Parikesit Kalimantan
Timur Tahun
2012

Pengetahuan Frekuensi Persentase


Baik 12 22,2
Cukup 18 33,3
K ur a ng 24 44,4
Jumlah 54 100

Tabel 4.6 dapat Hasil penelitian


diketahui bahwa pengetahuan diperoleh data sikap responden
responden tentang diet DM di RSUD AM. Parikesit
sebagian besar kurang sebanyak Kalimantan Timur yang
24 responden (44,4%). disajikan pada tabel 4.7
c. Sikap penderita diabetes
mellitus di RSUD AM.
Parikesit Kalimantan Timur
Tabel 4.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan sikap penderita
diabetes mellitus di RSUD AM. Parikesit Kalimantan Timur Tahun
2012

Sikap Frekuensi Persentase


Tidak baik 30 55,6
Baik 24 44,4
Jumlah 54 100

Tabel 4.7 dapat Hasil penelitian


diketahui bahwa sikap diperoleh data kepatuhan diet
responden sebagian besar tidak responden di RSUD AM.
baik sebanyak 30 responden Parikesit Kalimantan Timur
(55,6%). yang disajikan pada tabel 4.8.
d. Kepatuhan diet diabetes
mellitus di RSUD AM.
Parikesit Kalimantan Timur

Tabel 4.8 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kepatuhan diet


diabetes mellitus di RSUD AM. Parikesit Kalimantan Timur Tahun
2012

Kepatuhan Frekuensi Persentase


Patuh 23 42,6
Tidak patuh 31 57,4

Jumlah 54 100

Tabel 4.8 dapat di RSUD AM. Parikesit


diketahui bahwa kepatuhan Kalimantan Timur
sebagian besar tidak patuh Hasil penelitian
sebanyak 31 responden terhadap 54 penderita diabetes
(57,4%). mellitus di RSUD AM.
Parikesit Kalimantan Timur
2. Analisis Bivariat menggunakan uji chi-square
a. Hubungan pengetahuan dengan diperoleh data hubungan yang
kepatuhan diet diabetes mellitus disajikan seperti tabel di bawah
ini :

Tabel 4.9 Hubungan pengetahuan dengan kepatuhan diet diabetes mellitus di


RSUD AM. Parikesit Kalimantan Timur Tahun 2012

Pengetahuan Kepatuhan Total % Pvalue


Patuh Tidak patuh
f % f %
Baik 8 66,7 4 33,3 12 100 0,003
Cukup 11 61,1 7 38,9 18 100
K ur a ng 4 16,7 20 83,3 24 100
Jumlah 23 42,6 31 57,4 54 100

Tabel 4.9 menunjukkan sebanyak 12 responden,


bahwa responden yang terdapat 8 responden (66,7%)
mempunyai pengetahuan baik patuh dan tidak patuh sebanyak
4 responden (33,3%). dapat disimpulkan ada
Responden yang mempunyai hubungan pengetahuan dengan
pengetahuan cukup sebanyak kepatuhan diet diabetes mellitus
18 responden, terdapat 11 di RSUD AM. Parikesit
responden (61,7%) patuh dan Kalimantan Timur.
tidak patuh sebanyak 7 b. Hubungan sikap penderita
responden (38,9%). Sedangkan diabetes mellitus dengan
responden yang mempunyai kepatuhan diet diabetes mellitus
pengetahuan kurang sebanyak di RSUD AM. Parikesit
24 responden, terdapat 20 Kalimantan Timur.
responden (83,3%) tidak patuh Hasil penelitian
dan patuh sebanyak 4 terhadap 54 penderita diabetes
responden (16,7%). mellitus di RSUD AM.
Hasil uji Chi-Square Parikesit Kalimantan Timur
dengan nilai statistik Chi menggunakan uji chi-square
Square sebesar 11,966 dengan diperoleh data hubungan yang
pvalue = 0,003 (nilai disajikan seperti tabel di bawah
probabilitas (p) <  (0,05)), ini :
Tabel 4.10 Hubungan sikap penderita diabetes mellitus dengan kepatuhan
diet diabetes mellitus di RSUD AM. Parikesit Kalimantan Timur
Tahun
2012

Sikap Kepatuhan Total % Pvalue


Patuh Tidak patuh
f % f %
Tidak baik 8 26,7 22 73,3 30 100 0,018
Baik 15 62,5 9 37,5 24 100
Jumlah 23 42,6 31 57,4 54 100

Tabel 4.10 diabetes mellitus dengan


menunjukkan bahwa responden kepatuhan diet diabetes mellitus
yang mempunyai sikap tidak di RSUD AM. Parikesit
baik sebanyak 30 responden, Kalimantan Timur.
sebagian besar tidak patuh
sebanyak 22 responden (73,3%) B. Pembahasan
dan patuh sebanyak 8 1. Analisis Univariat
responden (26,7%). Sedangkan a. Karakteristik Responden
responden yang mempunyai 1) Umur
sikap baik sebanyak 24 Hasil penelitian
responden, sebagian besar diperoleh data rata-rata
patuh sebanyak 15 responden umur responden adalah
(62,5%) dan tidak patuh 37,11 tahun, dengan
sebanyak 9 responden (37,5%). standard deviasi 4,773.
Hasil uji Chi-Square Umur reponden termuda
dengan nilai statistik Chi adalah umur 46 tahun dan
Square sebesar 5,613 dengan tertua adalah 49 tahun.
pvalue = 0,018 (nilai Risiko diabetes akan
probabilitas (p) <  (0,05)), meningkat dengan
dapat disimpulkan ada bertambahnya usia,
hubungan sikap penderita terutama diatas 40 tahun,
serta mereka yang kurang gerak laki-laki sebanyak 37 responden
badan, massa ototnya berkurang, (68,5%). Smith (2001)
dan berat badannya makin menyebutkan bahwa faktor-faktor
bertambah. Hasil penelitian ini resiko yang dapat menyebabkan
sesuai dengan teori Smeltzer terjadinya diabetes mellitus
& Bare (2001) usia tua beresiko adalah ciri perseorangan. Ciri
mengalami diabetes karena perseorangan yang mempengaruhi
kemampuan tubuh pada usia tua timbulnya diabetes mellitus
terjadi penurunan fungsi pankreas adalah umur, jenis kelamin,
akibatnya fungsi pankreas untuk dan ras. Pada umumnya kebiasaan
bereaksi terhadap insulin hidup seseorang laki-laki dengan
menurun. Glukosa dalam darah konsumsi gula, kegemukan atau
secara normal bersikulasi dalam makan berlebihan, stres atau
jumlah tertentu di dalam ketegangan jiwa, kebiasaan
darah. Oleh karena merokok, minum alkohol dan
ketidakmapuan pankreas untuk obat-obatan sehingga akan
bekerja maka dapat memicu terjadinya diabetes
mengakibatkan kenaikan kadar mellitus.
glukosa dalam darah. 3) Pendidikan
Hasil penelitian juga Hasil penelitian diperoleh
diketahui usia responden termuda data pendidikan responden
adalah 27 tahun. Usia tersebut sebagian besar pendidikan dasar
sudah mengalami diabetes karena dan pendidikan menengah
jenis diabetes responden adalah masing-masing sebanyak 23
DM tipe 1. Menurut American responden (42,6%). Pendidikan
Diabetes Association (ADA) merupakan hal yang sangat
tahun penting, karena pendidikan
2009, penderita diabetes mempengaruhi pola pikir
mellitus tipe I mewarisi seseorang tentang sesuatu hal
kecenderungan genetik, ini yang nantinya akan berpengaruh
ditemukan pada individu yang dalam pengambilan suatu
memiliki tipe HLA (human keputusan tertentu. Menurut
leucocyt antigen) tertentu. Resiko Notoatmodjo (2005) semakin
meningkat tinggi tingkat pendidikan,
20 kali pada individu yang semakin besar pengetahuan dan
memiliki tipe HLA DR3 atau semakin mudah mengembangkan
DR4. Penyebab dari diabetes pengetahuan dan teknologi yang
mellitus tipe I dimungkinkan berdampak pada peningkatan
karena kombinasi faktor genetik, kesejahteraan seseorang
imunologi, dan mungkin pula 4) Pekerjaan
karena faktor lingkungan. Hasil penelitian diperoleh
2) Jenis Kelamin data responden sebagian besar
Hasil penelitian diperoleh bekerja sebanyak 47
data jenis kelamin responden responden
sebagian besar
(87,0%). Nursalam (2001) Saleh Banjarmasin, responden
menyebutkan bahwa yang mempunyai pengetahuan
pekerjaan adalah kesibukan gizi dengan kategori sedang
yang harus dilakukan sebesar 35,3%.
terutama untuk menunjang Pengetahuan responden
kehidupannya dan yang kurang ditunjukkan
kehidupan keluarganya. dengan responden yang tidak
Seseorang yang mempunyai mengerti gejala diabetes
pekerjaan yang penting dan mellitus. Menurut Mansjoer
memerlukan aktifitas akan (2001), gejala penyakit diabetes
mengganggu seseorang mellitus yaitu banyak makan
dalam memenuhi kebutuhan (polifagia), banyak kencing
dietnya (poliuria), banyak minum
5) Lama DM (polidipsi). Penderita akan
Hasil penelitian mengalami peningkatan berat
diperoleh data lama DM badan yang cenderung naik
responden rata-rata adalah karena pada saat ini jumlah
2,78 tahun, dengan standard insulin masih mencukupi, bila
deviasi 1,208. Lama DM keadaan tersebut diatas tidak
responden paling rendah segera diobati, maka akan
adalah umur 1 tahun dan timbul gejala yang disebabkan
paling lama adalah 6 tahun. oleh kemunduran kerja insulin
Semakin lama responden dan tidak lagi polifagia,
menderita diabetes mellitus polidipsia, poliuria (3P) lagi
maka responden akan melainkan hanya 2P saja yaitu
mempunyai pengetahuan nafsu makan mulai berkurang
dan pengalaman yang dan kadang-kadang disusul
paling baik dalam hal diet dengan mual, banyak minum,
sehingga akan patuh banyak kencing, mudah capek
terhadap diet yang atau lelah, berat badan turun
dianjurkan. Menurut dengan cepat (5-10 kg dalam
Sukmadinata (2009) waktu 2-4 minggu).
seseorang yang lama Pengetahuan yang
menderita penyakit akan kurang baik ditunjukkan dengan
mampu merespon penyakit responden yang belum mengerti
tersebut dengan rajin tanda kadar gula darah dibawah
mengikuti pengobatan. normal yaitu lemas, pucat,
b. Pengetahuan penderita diabetes gemetar, merasa lapar, jantung
mellitus di RSUD AM. berdebar-debar dan keringat
Parikesit Kalimantan Timur berlebih. Responden
Hasil penelitian menganggap bahwa kadar gula
diketahui bahwa pengetahuan tinggi merupakan kelebihan
responden tentang diet diabetes gula dalam tubuh yang
mellitus sebagian besar kurang disebabkan oleh sering
baik sebanyak 24 responden mengkonsumsi makanan yang
(44,4%). Hasil penelitian ini manis.
didukung oleh penelitian Pengetahuan yang
Rusimah (2011) yang kurang pada responden
melakukan penelitian tentang dikarenakan pendidikan
pengetahuan gizi penderita DM responden sebagian besar SMA
di RSUD Dr H Moch Ansari sebanyak 23 responden
(42,6%). Semakin tingginya pengetahuan penderita diabetes
tingkat pendidikan maka mellitus baik, maka sikap
diharapkan akan semakin luas terhadap diet diabetes mellitus
pula pengetahuan responden semestinya dapat mendukung
serta semakin mudah dan terhadap kepatuhan diet
cepat pula untuk menerima diabetes mellitus itu sendiri.
berbagai informasi dari Sikap merupakan reaksi
berbagai media khususnya atau respon yang masih tertutup
tentang gizi dan kaitannya dari seseorang terhadap
dengan kesehatan. Hal ini stimulus atau obyek. Suatu
didukung oleh teori Santoso sikap belum tentu akan
(2004), tingkat pendidikan diwujudkan dalam bentuk suatu
berpengaruh pada pengetahuan tindakan. Untuk terwujudnya
yang dimiliki seseorangf. sikap agar menjadi suatu
Semakin tinggi tingkat perbuatan nyata, diperlukan
pendidikan yang pernah faktor pendukung atau suatu
ditempuh maka semakin mudah kondisi yang memungkinkan,
dalam menyerap informasi antara lain adalah fasilitas.
baru. Pendidikan dapat Seorang penderita DM yang
ditempuh melalui jalur formal telah berniat untuk makan
maupun non formal. sesuai dengan rencana makan
c. Sikap penderita diabetes yang telah dibuatnya sendiri,
mellitus di RSUD AM. kadang-kadang keluar dari jalur
Parikesit Kalimantan Timur tersebut karena situasi di rumah
Hasil penelitian atau kantor yang tidak
diketahui bahwa sikap penderita mendukung. Bila semua
diabetes mellitus terhadap diet perilaku positif telah
sebagian besar tidak baik dilaksanakan, tentunya
sebanyak 30 responden penderita DM tersebut dapat
(55,6%). Hasil penelitian ini dimasukkan ke dalam
didukung oleh penelitian kelompok penderita DM
Angelina (2009), yang dengan kepatuhan tinggi.
menunjukkan bahwa sikap Sebagai dampak dari kepatuhan
pasien penderita diabetes adalah terkendalinya diabetes.
mellitus di RSUD Temanggung (Basuki, 2004).
sebagian besar tidak Sikap responden yang
mendukung sebanyak 45%. tidak baik ditunjukkan dengan
Menurut Effendi (2010), sikap responden yang tidak
sikap penderita diabetes mendukung dengan diet
mellitus sangat dipengaruhi diabetes mellitus. Menurut
oleh pengetahuan, dalam hal ini (Almatsier, 2009), diet adalah
pengetahuan penderita tentang terapi utama pada diabetes
penyakit diabetes mellitus mellitus, maka setiap penderita
sangatlah penting karena semestinya mempunyai sikap
pengetahuan ini akan membawa yang positif (mendukung)
penderita diabetes mellitus terhadap diet agar tidak terjadi
untuk menentukan sikap, komplikasi, baik akut maupun
berpikir dan berusaha untuk kronis. Jika penderita tidak
tidak terkena penyakit atau mempunyai sikap yang positif
dapat mengurangi kondisi terhadap diet diabetes mellitus,
penyakitnya. Apabila maka akan terjadi komplikasi
dan pada akhirnya akan dikonsumsi secara berlebihan
menimbulkan kematian, untuk akan meningkatkan kadar gula
mempertahankan kualitas hidup darah pasien. Pada pasien
dan menghindari komplikasi diabetes melitus tidak
dari diabetes mellitus tersebut, dianjurkan mengkonsumsi gula
maka setiap penderita harus yang berlebihan. Makanan
menjalankan gaya hidup yang tersebut harus dihindari karena
sehat yaitu menjalankan diet kadar gula akan masuk ke
diabetes mellitus dan olahraga dalam aliran darah dengan
yang teratur. cepat, sehingga dapat
d. Kepatuhan diet diabetes menyebabkan kenaikan gula
mellitus di RSUD AM. darah secara tiba-tiba. Penderita
Parikesit Kalimantan Timur dianjurkan menggunakan gula
Hasil penelitian khusus diabetes ke dalam
diketahui bahwa kepatuhan makanan dan minuman sebagai
sebagian besar tidak patuh pengganti gula.
sebanyak 31 responden Ketidakpatuhan
(57,4%). Hasil penelitian ini penderita DM dalam penelitian
sama seperti penelitian Winda ini karena faktor kesibukan
(2006) di RSUD Salatiga yang dalam bekerja. Semua
menunjukkan hanya 42% responden masih bekerja dan
pasien yang patuh menjalankan sebagian besar bekerja swasta.
diet diabetes mellitus Responden yang sibuk bekerja
sedangkan sebanyak 58% tidak bisa memperhatikan
pasien tidak patuh. kebutuhan makanan yang
Menurut Siregar (2006), dianjurkan. Akibatnya penderita
penderita diabetes mellitus tidak patuh terhadap diet yang
seharusnya menerapkan pola dianjurkan. Menurut Siregar
makan seimbang untuk (2006), ketidakpatuhan pasien
menyesuaikan kebutuhan terhadap diit dipengaruhi
glukosa sesuai dengan motivasi yang kurang dari
kebutuhan tubuh melalui pola pasien. Pasien merasa malas
makan sehat. Namun dan bosan dengan menu
tampaknya kepatuhan pasien diabetes melitus yang sesuai
terhadap prinsip gizi dan aturan.
perencanaan makan merupakan
salah satu kendala pada pasien 2. Analisis Bivariat
diabetes. Penderita diabetes a. Hubungan pengetahuan dengan
banyak yang merasa tersiksa kepatuhan diet diabetes mellitus
sehubungan dengan jenis dan di RSUD AM. Parikesit
jumlah makanan yang Kalimantan Timur
dianjurkan. Hasil penelitian
Ketidakpatuhan menunjukkan ada hubungan
penderita diabetes mellitus pengetahuan dengan kepatuhan
ditunjukkan dengan pasien yang diet diabetes mellitus di RSUD
tidak menggunakan gula khusus AM. Parikesit Kalimantan
penderita DM. Responden juga Timur. Hasil penelitian ini
masih makan pagi, siang dan sejalan dengan penelitian
sore dengan porsi yang sama Maemunah (2010) yang
banyaknya. Menurut Almatsier menyimpulkan ada hubungan
(2009), jumlah kalori yang yang bermakna antara tingkat
pengetahuan dengan Hasil penleitian ini didukung
kepatuhan menjalankan terapi oleh penelitian Hanifah (2011)
diet diabetes mellitus di terhadap 13 responden
Puskesmas Mranggen I menunjukkan bahwa belum ada
Kabupaten Demak. responden yang melakukan
Hasil penelitian ini pengaturan makan sesuai
sesuai dengan pendapat jumlah energi, jenis makanan,
Notoatmodjo (2003), yang dan jadwal makan yang
menyatakan bahwa perilaku dianjurkan. Faktor predisposisi
baru terutama pada orang ketidakpatuhan diet penderita
dewasa dimulai pada domain DM adalah kurang pengetahuan
kognitif dalam arti subjek tahu mengenai diet DM tipe 2,
terlebih dahulu terhadap kurang kepercayaan terhadap
stimulus yang berupa materi efektivitas diet, dan sikap tidak
objek diluarnya menimbulkan mendukung mengenai diet DM
respon batin dalam bentuk tipe 2.
sikap. Akhirnya rangsangan Sikap merupakan salah
yakni objek yang telah satu faktor yang mempengaruhi
diketahui dan disadari kepatuhan menjalankan diet
sepenuhnya tersebut akan hipertensi. Ketidakpatuhan
menimbulkan respon lebih jauh terhadap diit pada penerita DM
lagi yaitu berupa tindakan menjadi salah satu faktor risiko
terhadap stimulus atau objek. memperberat terjadinya
Pengetahuan merupakan gangguan metabolisme tubuh
langkah awal dari seseorang sehingga berdampak terhadap
untuk menentukan sikap dan keberlangsungan hidup
perilakunya. Jadi tingkat penderita diabetes mellitus.
pengetahuan akan sangat Ketidakpatuhan diit akan
berpengaruh terhadap menyebabkan kadar gula darah
penerimaan suatu program. pada penderita DM menjadi
Berdasarkan penelitian tidak terkendali yang akibatnya
ini menunjukkan bahwa dapat menyebabkan terjadinya
pengetahuan merupakan salah berbagai komplikasi dan
satu faktor yang mempengaruhi memperpendek harapan hidup
kepatuhan diet sehingga (Carpenito, 2000).
pemberian informasi yang Hasil penelitian ini
mendalam tentang diabetes menunjukkan responden yang
mellitus sangat penting untuk memiliki sikap yang tidak baik
dilakukan agar pengetahuan cenderung tidak mematuhi diet
responden meningkat. sedangkan responden yang
b. Hubungan sikap penderita mempunyai sikap baik sebagian
diabetes mellitus dengan besar mematuhi diet yang
kepatuhan diet diabetes mellitus dianjurkan oleh dokter.
di RSUD AM. Parikesit Responden yang mendukung
Kalimantan Timur. bahwa diet hipertensi harus
Hasil penelitian dilakukan untuk mencegah
menunjukkan ada hubungan komplikasi diabetes melitus
sikap penderita diabetes maka responden akan mematuhi
mellitus dengan kepatuhan diet diet diabetes dengan
diabetes mellitus di RSUD AM. mengurangi jumlah garam
Parikesit Kalimantan Timur.
dalam makanan dan minuman bisa meningkatkan kepatuhan diet
yang dikonsumsi. pada penderita DM.
2. Bagi Rumah Sakit
C. Keterbatasan Penelitian Sebaiknya rumah sakit
Penilaian kepatuhan diet hanya menyediakan media pendidikan
berdasarkan kuesioner, sehingga kesehatan bagi penderita DM
peneliti tidak mengetahui diet penderita seperti leaflet, lembar balik yang
diabetes melitus yang sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk
dilakukan oleh responden. penyuluhan kesehatan khusunya
. tentang diet bagi penderita diabetes
KESIMPULAN DAN SARAN mellitus .
A. Kesimpulan 3. Bagi Perawat
1. Umur responden rata-rata adalah Perawat sebaiknya meningkatkan
37,11 tahun, jenis kelamin sebagian perannya dalam memberikan
laki-laki sebanyak 37 responden asuhan keperawatan dengan
(68,5%), pendidikan responden memberikan penyuluhan tentang
sebagian besar pendidikan dasar diit DM, dan kolaborasi ahli gizi
dan pendidikan menengah masing- untuk konseling tentang diet bagi
masing sebanyak 23 responden penderita DM.
(42,6%), pekerjaan responden
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
sebagian besar bekerja sebanyak 47
Peneliti selanjutnya sebaiknya
responden (87,0%) dan lama DM
melakukan penelitian tentang
responden rata-rata adalah 2,78
kepatuhan diit DM bagi penderita
tahun.
DM dengan pengambilan data yang
2. Pengetahuan responden tentang lebih lengkap melalui observasi
DM sebagian besar kurang langsung kebiasaan diit pasien
sebanyak 24 responden (44,4%).
3. Sikap responden tentang DM
DAFTAR PUSTAKA
sebagian besar tidak baik
sebanyak
Arikunto, Suharsimi (2010). Prosedur
30 responden (55,6%)
Penelitian: Suatu Pendekatan
4. Kepatuhan diet responden sebagian
Praktik. Edisi Revisi VI. Jakarta:
besar tidak patuh sebanyak 31
PT Rineka Cipta.
responden (57,4%)
5. Ada hubungan pengetahuan dengan
Arsana, M.P. (2009). Pengaruh
kepatuhan diet diabetes mellitus di
penyuluhan gizi terhadap
RSUD AM. Parikesit Kalimantan
kepatuhan diet pasien diabetes
Timur (pvalue=0,003)
mellitus di poli gizi RSU Dr.
6. Ada hubungan sikap
Saiful Anwar Malang. Skripsi:
penderita
Tidak dipublikasikan.
diabetes mellitus dengan kepatuhan
diet diabetes mellitus di RSUD
Azwar, Saifuddin (2009). Sikap Manusia
AM. Parikesit Kalimantan Timur
Teori Dan Pengukuranya.
(pvalue=0,018)
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
B. Saran
American Diabetes Association. (2009).
1. Bagi Responden
Diagnosis and Classification of
Responden sebaiknya mencari
Diabetes Mellitus. Diabetes Care.
informasi tentang diet DM baik dari
media massa, internet, atau
mengikuti penyuluhan untuk
meningkatkan pengetahuan agar
Bilous. (2002). Seri Kesehatan Bimbingan PERKENI. (2002). Konsensus
Dokter pada Diabetes. Jakarta: Pengelolaan dan Pencegahan
Dian Rakyat. Diabetes Mellitus Tipe 2 di
Indonesia, Jakarta: Kongres
Effendi. (1999). Dasar-Dasar Persadia.
Keperawatan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: Penerbit Setyani. (2007). Hubungan Antara
Buku Kedokteran EGC. Pengetahuan Dan Sikap Tentang
Diabetes Mellitus Dengan
Depkes. (1999). Perawatan Penyakit Kepatuhan Dalam Melaksanakan
Dalam dan Bedah. Depkes. Diet Pada Pasien Diabetes
Jakarta. Mellitus Di BRSD RSU RAA
Soewondo Kabupaten Pati.
Hidayat, A., & Azis Alimul. (2009). Riset Skripsi : Tidak dipublikasikan.
Keperawatan Penulisan Ilmiah.
Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika. Soegondo. (2002). Penatalaksanaan
Diabetes Mellitus Terpadu,
Ivan Hoesada. (2005). Penyembuhan Jakarta: Fakultas Kedokteran
Diabetes Mellitus. University Universitas Indonesia .
Press. Surabaya.
Soegondo. (2002). Farmakoterapi Pada
Mansjoer. (2001). Kapita Selekta Pengendalian Glikemia Diabetes
Kedokteran, Edisi 3. Jakarta: Melitus Tipe 2. Dalam : Sudoyo,
Media Aesculapius. FKUI. A.W., ed. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid III. Edisi ke
Maulana, M. (2009). Mengenal Diabetes 4. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Mellitus : Panduan Praktis Universitas Indonesia, 1860-1863.
Menangani Penyakit Kencing
Manis. Jogjakarta: Penerbit Kata Suyono. (2004). Penatalaksanaan
Hati. Diabetes Mellitus Terpadu,
Jakarta: Fakultas Kedokteran
Misnadiarly. (2006). Diabetes Mellitus : Universitas Indonesia.
Ulcer, Infeksi, Gangren, Jakarta:
Penerbit Popular Obor. Sabri, Luknis & Hastono. (2010). Statistik
kesehatan, Edisi 1., Jakarta : Raja
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Grafindo Persada.
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Setiadi. (2008). Konsep – konsep penulisan
Medika riset keperawatan, Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Niven. (2002). Psikologi Kesehatan.
Jakarta: EGC Sugiyono. (2005). Stastistik Untuk
Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2002).
Metodologi Penelitian Kesehatan, Tandra, H. (2008). Segala sesuatu yang
Cetakan II, Edisi Revisi, Rineka harus anda ketahui tentang
Cipta, Jakarta. Diabetes : Panduang Lengkap
Nurhasan. (2000). Kiat Melawan Mengenal dan Mengatai Diabetes
Penyakit. Pustaka Pelajar. dengan Cepat dan Mudah. Jakarta
Jogjakarta. : Penerbit PT Gramedia Pustaka
Utama.
Waspadji, S. (1999). Diabetes mellitus di
Indonesia, Dalam : Aru W, dkk,
editors, Ilmu Penyakit Dalam,
Jilid III, Edisi 4., Jakarta: FK UI.

Anda mungkin juga menyukai