Presentasi Kasus Nstemi
Presentasi Kasus Nstemi
ACS NSTEMI
Oleh:
Herlin Oktaviyani
1113103000021
Pembimbing:
dr. Achyar, Sp.JP
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT. Atas berkat sifat RahmhNya kami dapat menyelesaikan
makalah presentasi kasus ini yang berjudul “ACS NSTEMI”.
Makalah presentasi kasus ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam
kepaniteraan klinik di stase kardiologi Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian makalah ini, terutama kepada :
Kami menyadari dalam pembuatan makalah presentasi kasus ini masih banyak terdapat
kekurangan, oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan
makalah presentasi kasus ini sangat kami harapkan.
Demikian, semoga makalah presentasi kasus ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
terutama dalam bidang Kardiologi.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit jantung koroner (PJK) sampai saat ini masih merupakan penyebab kematian
utama di berbagai benua mulai dari amerika utara, Eropa, dan Asia yang meliputi juga
Indonesia. Meskipun sudah digunakan bermacam strategi farmakologis atau perubahan gaya
hidup, namun dari tahun ke tahun angka penderitanya selalu cenderung meningkat. Di
indonesia, prevalensi penyakit jantung koroner menjadi semakin tinggi yakni semakin
bertambah penderitanya. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) yang dilakukan secara
berkala oleh Departemen Kesehatan menunjukkan penyakit jantung memberikan kontribusi
sebesar 19,8% dari seluruh penyebab kematian pada tahun 1993. Angka tersebut meningkat
menjadi 24,4 % pada tahun 1998. Hasil SKRT tahun 2001, penyakit jantung koroner telah
mencapai urutan pertama dalam penyebab utama kematian di Indonesia. Penderita dengan
sindrom koroner akut yang merupakan manifestasi klinis akut penyakit jantung koroner,
mempunyai resiko untuk mendapat komplikasi yang serius bahkan bisa berujung pada
kematian.
BAB II
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. SS
Agama : Islam
Suku : Sunda
II. ANAMNESIS
a. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri dada yang hilang timbul sejak 3 jam SMRS.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengalami nyeri dada sejak 3 jam SMRS, nyeri dirasakan hilang timbul.
Nyeri berlangusng kurang lebih selama 10 menit. Nyeri dirasakan menjalar hingga ke
punggung. Nyeri timbul secara mendadak saat pasien sedang mengendarai mobil atau
saat sedang aktivitas lain.
Pasien juga mengeluh nyeri ulu hati, mual, dan batuk terutama saat tidur
sehingga pasien sulit tidur. Pasien juga mengaku tidur menggunakan 2 buah bantal.
Sementara untuk keluhan demam, pusing, muntah, kelaianan BAK dan BAB disangkal
oleh pasien.
Pasien sebelumnya pernah mengalami hal serupa 3 tahun yang lalu dan sudah
dilakukan katerisasi. Selama 3 tahun ini pasein sudah kurang kebih mengalami 5 kali
serangan nyeri dada. Menurut pasien saat ini merupakan nyeri yang paling hebat
dibanding sebelum-sebelumnya. Riwayat penyakit darah tinggi, kencing manis,
penyakit paru, dan asma disangkal oleh pasien.
Thoraks :
Jantung
Palpasi Supel, nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien tidak
teraba.
Perkusi
Timpani, shifting dulness (-)
Auskultasi Bising usus (+) normal.
A. Laboratorium
Hematologi
Hematokrit 34 41 % 33-45
Morfologi Eritrosit
Basofil - 1 % 0-1
Eosionofil - 6 % 1-3
Netrofil - 55 % 50-70
Limfosit - 29 % 20-40
Monosit - 6 % 2-8
Luc - 3 % <4,5
Gula Darah
Lemak
Fungsi Hati
Elektrolit Darah
Biomarker Jantung
C. EKG
Interpretasi EKG :
Irama sinus bradikardi
QRS rate 53x/ menit
Left Axis Deviation
Hipertrofi ventrikel kiri (LVH)
Didapatkan pelebaran kompleks QRS pada V1 dan V2 (RBBB)
V. Resume
Pasien mengalami nyeri dada sejak 3 jam SMRS, nyeri dirasakan hilang timbul.
Nyeri berlangusng kurang lebih selama 10 menit. Nyeri dirasakan menjalar hingga ke
punggung. Nyeri timbul secara mendadak saat pasien sedang mengendarai mobil atau
saat sedang aktivitas lain. Pasien juga mengaku tidur menggunakan 2 buah bantal dan
sering batuk saat tidur. Pasien sebelumnya pernah mengalami hal serupa 3 tahun yang
lalu dan sudah dilakukan katerisasi. Pasien merokok sejak usia 15 tahun sebanyak satu
sampai tiga bungkus perhari, namun sudah berhenti kurang lebih tiga tahun yang lalu
saat pasien mengalami serangan pertama. Pasien sering mengkonsumsi sayuran dan
makanan berlemak seperti goreng-gorengan.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, denyut nadi
86 x/m, frekuensi nafas 18 x/m, dan suhu 36,70C. Dari pemeriksaan jantung didapatkan
pembesaran. Sedangkan untuk bagian yang lain dalam batas normal.
Dari pemeriksaan penunjang, pada pemeriksaan EKG didapatkan sinus
bradikardi, Left Axis Deviasi, hipertrofi ventrikel kiri (LVH) dan pelebaran kompleks
QRS di V1 dan V2 (RBBB). Pada pemeriksaan radiologi ditemukan kardiomegali
dengan elongasi dan kalsifikasi aorta. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan
penurunan Hb 11,2 g/dL, peningkatan ureum 49 mg/dL, peningkatan asam urat 8,4
mg/dL dan peningkatan enzim jantung CK 196 U/L, CK-MB 29U/L, dan Troponin I
0.03 ng/L.
VI. DIAGNOSIS
a. Diagnosis Kerja
- ACS NSTEMI
- RBBB
- Hiperurisemi
b. Diagnosis Banding
- CHF
Pemeriksaan Anjuran :
Serial elektrolit
Serial hemostasis
Echocardiografi
CAG
VII. Prognosis
Penyakit Jantung Koroner (PJK) termasuk penyakit yang sering terjadi dan berkaitan
dengan tingginya mortalitas dan morbiditas. Tanda dan gejala yang ditimbulkan dari PJK
adalah berupa silent ischemia, stable angina pectoris, unstable angina, myocardial infraction
(MI), heart failure, dan sudden death. Pasien biasanya datang denagn nyeri dad menjadi salah
satu manifestasi klinis yang biasa disebut dengan Sindrom Koroner Akut.
Dengan kata lain, Sindrom Koroner Akut atau biasa disebut SKA merupakan salah
satu manifestasi klinik dari penyakit Jantung Koroner (PJK). SKA merupakan manifestasi
utama yang tergolong sering mengakibatkan kematian. SKA sering menimbulkan perubahan
secara tiba-tiba secara progresif terkait dengan perjalanan penyakitnya. Perubahan sering
terjadi secara tiba-tiba dari keadaan stabil menjadi keadaan tidak stabil atau akut.
Kurangnya aliran oksigen secara akut atau subakut dari miokard akibat terjadinya
robekan plak ateroskeloris serta berkaitan dengan terjadinya proses inflamasi,
trombosis,vasokonstriksi, dan mikroembolisasi. Keadaan yang terjadi pada SKA dapat
melipiuti angina pektoris tak stabil/APTS (unstable angina/UA). Infark miokard gelombang
non-Q atau infark miokard tanpa elevasi segmen ST ( Non-ST elevationmyocardial
infractional NSTEMI), dan infark miokard gelombang Q atau infark miokard dengan elevasi
segmen ST ( ST elvation myocardian infark. STEMI ). Untuk membedakan APTS dan
NSTEMI adalah dari pertanda biokimia nekrosis miokard yang ditmukan pada pasien. Bila ada
peningkatan dari troponin I, troponin T, atau CK-MB maka diagnosis yangdapat ditegakkan
adalah NSTEMI. Apabila tidak ditemukan kenaikanpada tanda biokimia tersebut, maka
diagnosis yang ditegakkan adalah APTS. APTS dan NSTEMI tergolong dalam SKA yang
mengalami ketidakseimbangan pada pasokan serta kebutuhan oksigen pada miokard. Stenosis
koronen yang diakibatkan oleh trombus nono-oklusif pada plak aterosklerosis yang mengalami
erosi, fisur, dan/atau ruptur menjadi penyebab utamanya.
Penelitian banyak mengungkapkan bahwa inflamasi menjadi salah satu pemegang peranan
yang penting dalam porses terjadinya aterosklerosis. Inflamasi akanmengawali pembentukkan awal
plak hingga terjadi ketidakstabilan plak yang kemudian akan mengakibatkan teradinya ruptur plak
danjuga trombosis pada Sindrom koroner Akut.
Perjalanan terjadinya aterosklerosis dimulai pada usia muda atau ada pula yan ditemukan pada
anak-anak yang semakin lama akan berkembang sehingga membentuk bercak sklerosis yang akhirnya
mengakibatkan penyempitan dan/atau penyubatan pada pembuluh darah. Plak yang mungkin pecar,
robek, atau terjadi perdarahan subendotel, maka dimulailah berlangsungnya proses trombogenik yang
kemudian akan menyumbat sebagian dari atau keseluruhan suatu pembuluh darah kkoroner. Ketika
mencapai tahap ini maka mulailah timbul manifestasi klinikseperti angina atau infark miokard.
Terjadinya proses tersebut bisa terjadi secara stabil atau tidak stabil atau juga progresif.
Selanjutnya, trombosis merupakan sebuah proses pembentukkan yang terjadi atau adanya
pembekuan darah pada pembuluh darah atau pada kavitas jantung. Jenis yang pertama adalah trombosis
arterial yang ditemukan pada arteri dan yangkedua adalah trombosis vena yang ditemukan pada
pembuluhdarah vena dan lebih banyak mengandung sel darah merah dan lebih sedikit mengandung
platelet. Penyebab utama SKA biasanya dipicu oleh erosi, fisur, atau terjadinya ruptur plak
aterosklerotik karena terdapat kondisi plak aterosklerotik yang tidak stabil. Karakteristiknya adalah
lipid core besar, fibrous cups tipis,serta bahu plak yang penuhdengan aktivitas sel-sel inflamasi seperti
sel limfosis T dan laiin-lain.
Penyebab dari APST dan NSTEMI adalah (1) Trombus tidak oklusif pada plak yang sudah
ada, (2) Obstruksi dinamik (spasme atau vasokonstriksi), (3) Obstruksi mekanik yang progresif, (4)
Inflamasi dan atau terjadinya infeksi, (5) Faktor dan keadaan pencetus.
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Nyeri dada yang terjadi seperti nyeri dada pada angina namun terjadi lebih lama
Biasanya timbul ketika istirahat atau timbul karena aktivitas minimum
Kesulitan bernapas atau sesak napas
Mual dan muntah
Berkeringat dingin
Cemas dan lelah
2. PemeriksaanFisik
Keadaan umum : tampak pucat, ketakutan, stress, gelisah, terkadang terlihat sakit
sedang, sering tampak puct pada ekstremitas serta keringat dingin.
Tanda Vital :
- Kenaikan Tekanan darah bisa ringat sampai sedang
- - Frekuensi pernapasan biasanya meningkat
a. Pemeriksaan Penunjang
Elektrokardiogram
Pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) merupakan pemeriksaan
diagnostik yang penting. Elektrokardiogram adalah pencatatan garis
potensial listrik yang ditimbulkan oleh jantung pada waktu berkontraksi.
Untuk membuat rekaman EKG pada tubuh dilekatkan elektroda-elektroda
yang dapat meneruskan potensial listrik dari tubuh ke sebuah alat pencatat
potensial yang disebut elektrokardiograf. Pada rekaman EKG yang
konvensional dipakai 10 buah elektroda, yaitu 4 buah elektroda ekstremitas
dan 6 buah elektroda prekordial.
Kelainan EKG yang didapat berupa depresi segmen ST yang
baru menunjukkan kemungkinan adanya iskemia akut. Gelombang T
negative juga salah satu tanda iskemia. Namun pada angina tak stabil 4 %
mempunyai EKG normal.
Peningkatan nilai enzim jantung diatas 2 kali nilai batas atas normal artinya terjadi
nekrosis jantung (infark miokard). CKMB meningkat setelah 3 jam bila ada infark miokard
dan mencapai puncak dalam 10 – 24 jam kemudian kembali normal dalam 2 - 4 hari. Operasi
jantung, miokarditis dan kardioversi elektrik akan mengakibatkan terjadinya meningkatkan
CKMB. Ada 2 jenis cTn, yaitu ctn T dan cTn I. cTn adalah enzim yang meningkat setelah 2
jam bila terjadi infark miokard dan mencapai kadar puncak dalam 10 – 24 jam dan cTn T masih
dapat dideteksi setelah 5 – 14 hari, sedangkan cTn I setelah 5 – 10 hari.
Pemeriksaan enzim jantung lain yang akan mungkin dilakukan adalah pemeriksaan
Mioglobin, Creatinin kinase (CK), lactic dehydrogenase (LDH). Mioglobin dapat dideteksi
satu jam setelah infark dan mencapai puncak dalam 4 – 8 jam. Creatinin kinase (CK) meningkat
setelah 3 – 8 jam bila ada infark miokard, mencapai puncak dalam 10 – 36 jam dan kembali
normal dalam 3 – 4 hari. Lactic dehydrogenase (LDH) meningkat setelah 24 – 48 jam bila ada
infark miokard, mencapai puncak 3 – 6 hari dan kembali normal dalam 8 – 14 hari.
Echocardiogram
. Dengan pemeriksaan ekokardiogram pada pasien angina tidak memberikan data untuk
diagnosis secara langsung. Tetapi bila tampak adanya gangguan faal ventrikel kiri, adanya
insufisiensi mitral dan abnormalitas gerakan dinding regional jantung menandakan prognosis
yang kurang baik.
Diagnosis Banding
1. Maggioni AP. Review of the new ESC guidelines for the pharmacological management
of chronic heart failure. European Heart Journal Supplements 2005;7 (Supplement
J):J15-J20.