1
Memperhatikan : 1. Perjanjian Kerja sama antara RSAU dr. Esnawan Antariksa
dengan Fakultas Kedokteran Universitas Ukrida tentang
Pemanfaatan RSAU dr. Esnawan Antariksa sebagai Rumah Sakit
Pendidikan Satelit.
MEMUTUSKAN
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita penjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas ijinnya,
sehingga buku Pedoman Pelaksanaan Kepaniteraan Klinik ini bisa diselesaikan.
Pedoman Pelaksanaan Kepaniteraan ini dimaksudkan untuk dapat memberi acuan bagi
pengajar maupun peserta didik agar terarah dengan baik.
Suatu hasil pekerjaan akan bermutu apabila dasar pekerjaan tersebut direncanakan
dengan baik, dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan dilakukan evaluasi sesuai
dengan standar yang telah ditentukan dari awal. Demikian pula dalam menjalankan
pelayanan pendidikan kedokteran di rumah sakit. Pendidikan kedokteran / praktik klinik
kedokteran bagi Co Ass (dokter muda) di rumah sakit harus diorganisir sedemikian rupa
sehingga semua yang terlibat dalam proses pendidikan ini dapat berperan serta secara
aktif. Peran serta semua unsur yang terlibat harus didukung dengan pedoman
pelaksanaan yang jelas. Dengan demikian hasil akhirnyapun akan sesuai dengan yang
diharapkan, sehingga mutu pelayanan pendidikan kedokteran di rumah sakit dapat
terwujud.
Buku pedoman pelaksanaan kepaniteraan klinik ini bertujuan untuk memadu dalam
proses belajar mengajar praktik klinik bagi tutor maupun instruktur, peserta didik dan
semua unit yang terkait. Buku ini jauh dari sempurna oleh karena itu masukan atau kritik
yang membangun sangat diperlukan untuk perbaikan di masa mendatang.
Tim Penyusun,
3
DAFTAR ISI
Surat Keputusan Kepala RSAU dr. Esnawan Antariksa dan Dekan FK – UKRIDA....... 1
Kata Pengantar............................................................................................................... 3
Daftar Isi......................................................................................................................... 4
Ketentuan Umum............................................................................................................ 6
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................ 8
B. Maksud dan Tujuan......................................................................................... 8
C. Ruang Lingkup................................................................................................ 9
BAB V : PENELITIAN
A. Pengertian Penelitian...................................................................................... 42
B. Tujuan Dan Sasaran Pelaksanaan Penelitian................................................. 42
C. Organisasi Pelaksanaan Penelitian................................................................. 42
D. Infrastruktur Penelitian Dan SDM Penelitian................................................... 43
E. Dana Penelitian............................................................................................... 43
F. Program Bidang Penelitian.............................................................................. 44
G. Strategi Dan Kebijakan Penelitian................................................................... 44
4
H. Hasil Penelitian................................................................................................ 48
BAB VI : PENUTUP
A. Evaluasi........................................................................................................... 49
B. Tindak Lanjut................................................................................................... 50
5
KETENTUAN UMUM
3. Dekan adalah Dekan Fakultas Kedokteran UKRIDA yang bertanggung jawab atas
penyelenggaraan pendidikan yang dipimpinnya.
4. Rumah sakit adalah Rumah Sakit TNI AU Daerah Jakarta Timur Provinsi DKI
Jakarta selanjutnya di dalam buku ini disingkat menjadi RSAU dr. Esnawan Antariksa,
disamping berfungsi menyelenggarakan pelayanan kesehatan untuk masyarakat, juga
menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan penelitian.
5. Kepala adalah Kepala RSAU dr. Esnawan Antariksa Provinsi DKI Jakarta, jabatan
struktural tertinggi di rumah sakit yang bertanggung jawab atas pengelolaan kegiatan
rumah sakit yang dipimpinnya.
8. Staf Medis Fungsional (SMF) adalah staf medis fungsional RSAU dr. Esnawan
Antariksa yang mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan,
penyuluhan, pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan yang sesuai standar
profesi dan standar pelayanan medis.
6
9. Dosen Luar Biasa (DLB) / Dokter pembimbing klinik adalah dokter pendidik klinik
rumah sakit yang berstatus pegawai RSAU dr. Esnawan Antariksa dan diangkat oleh
Dekan dengan Surat Keputusan berdasarkan usulan Kepala RSAU dr. Esnawan
Antariksa melalui prosedur / ketentuan perundang – undangan yang berlaku di
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia untuk menyelenggarakan
pendidikan di Fakultas Kedokteran serta mendapat penugasan di Fakultas atau Rumah
Sakit.
10. Koordinator Kepaniteraan Klinik yang selanjutnya di sebut Korpanit adalah dokter
yang ditunjuk oleh Kepala dan diangkat oleh Dekan untuk melaksanakan koordinasi antar
dokter – dokter pembimbing tiap SMF yang menjadi tempat praktik klinik kedokteran FK –
UKRIDA.
11. Supervisor pendidikan adalah dokter pembimbing klinik yang bertanggung jawab
langsung terhadap peserta didik yang telah ditunjuk.
12. Pendidikan Kedokteran adalah pendidikan dan pengajaran yang dilakukan oleh FK –
UKRIDA bagi mahasiswa program studi pendidikan dokter semester 8 sampai dengan
semester 12 dengan menggunakan sumber daya manusia, fasilitas / sarana / prasarana
milik RSAU dr. Esnawan Antariksa.
13. Modul Kepaniteraan Klinik Adalah modul yang dilaksanakan di RSAU dr. Esnawan
Antariksa pada semester 8 sampai dengan semester 12 yang terbagi menjadi 2 modul
minor dan 2 modul mayor.
7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan seperti yang di
sebutkan dalam Undang – Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
merupakan tempat bekerjanya para tenaga profesional yang melaksanakan
kegiatannya berdasarkan pada sumpah dan kode etik profesi. Salah satu tenaga
profesional yang sangat menentukan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit
adalah Dokter. Untuk menghasilkan seorang dokter yang profesional, harus
melawati dua tahap. Tahap pertama adalah tahapan akademik yang bisa didapatkan
melalui pendidikan di Fakultas Kedokteran yang lulusannya disebut sarjana
kedokteran, sedangkan tahap kedua adalah tahap pendidikan profesi yang
dilaksanakan di Institusi Pelayanan Kesehatan baik di rumah sakit maupun di
puskesmas. Pada tahap ini rumah sakit tempat para sarjana kedokteran belajar
sangat berperan dalam menjaga mutu pelayanan pendidikan kedokteran.
Rumah Sakit TNI AU merupakan salah satu Rumah Sakit TNI AU di Jakarta
yang menyelenggarakan pelayanan pendidikan kedokteran meskipun belum
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan sebagai Rumah Sakit Pendidikan. Oleh karena
itu untuk meningkatkan mutu pelayanan pendidikan kedokteran, dipandang perlu
untuk membuat buku Pedoman Pelaksanaan Kepaniteraan Klinik Kedokteran di
lingkungan RSAU dr. Esnawan Antariksa. Hal ini juga sesuai dengan Keputusan
Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Kesehatan RI Nomor
061 tahun 1970, Nomor 102/KAB/B.VII/1970 tentang Persyaratan Minimal mengenai
Kurikulum, Kelengkapan dan Perlengkapan Fakultas Kedokteran Negeri maupun
swasta di Indonesia, Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1886/Menkes/SK/XII/2010 tanggal 30 Mei 1984 tentang Rumah Sakit yang
digunakan sebagai tempat Pendidikan calon dokter dan dokter spesialis dan dalam
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1069/Menkes/SK/XI/2008 tentang Pedoman
Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan.
1. Maskud
8
2. Tujuan
C. RUANG LINGKUP
1) Pengorganisasian
2) Bakordik
3) Korpanit
4) Tim Penilai Dokter Pendidik, Pembimbing / Supervisor klinik
5) Kapasitas / Daya tampung mahasiswa
6) Jangka waktu pendidikan modul praktik klinik
7) Kriteria dan prosedur pelaksanaan modul praktik klinik
8) Metode pendidikan klinik
9) Evaluasi bagi peserta didik
10) Evaluasi bagi penyelenggara pendidikan klinik
11) Evaluasi modul praktik klinik
12) Penyelesaian kewajiban peserta didik
A. Pengorganisasian
B. Bakordik
2. Keanggotaan Bakordik terdiri dari unsur – unsur perwakilan yang berasal dari
rumah sakit dan Fakultas serta dibantu dengan staf pelaksana administrasi (tenaga
non edukatif) sebagai sekretariat bakordik.
3. Ketua dan anggota Bakordik dari unsur RSAU dr. Esnawan Antariksa dipilih
oleh seluruh pendidik, pembimbing / supervisor klinik kedokteran FK – UKRIDA yang
ada di RSAU dr. Esnawan Antariksa sedangkan anggota dari FK – UKRIDA di oleh
dekan FK – UKRIDA.
10
4. Bakordik Berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Rumah
Sakit.
C. Korpanit
4. Korpanit bertanggung jawab dalam bidang akademik kepada Dekan dan dalam
bidang pelayanan medik dan penggunaan fasilitas rumah sakit kepada Kepala
RSAU dr. Esnawan Antariksa melalui ketua SMF.
5. Korpanit diangkat untuk masa jabatan 1 (satu) tahun dan dapat diangkat
kembali untuk 1 (satu) tahun berikutnya oleh Dekan sesuai dengan usulan Kepala
Rumah Sakit.
6. Tugas Korpanit
8. Wewenang Korpanit
4. Uraian tentang kriteria, tugas dan tanggung jawab, kewenangan, hak dan
kwajiban penilai dokter pendidik, pembimbing / supervisor klinik dijelaskan pada BAB
II buku pedoman ini.
a. Integritas
b. Disiplin
c. Dedikasi dan loyalitas
d. Semangat dan motivasi
e. Komitmen dan konsistensi
f. Profesionalitas
13
g. Melayani
h. Akuntabel
i. Harmoni
j. Keadilan
Catatan : Nilai didapat dari nilai rata – rata dengan cara menjumlahkan semua
nilai lalu dibagi jumlah item penilaian.
1. Jumlah mahasiswa yang dapat diterima untuk melakukan praktik klinik sesuai
dengan kapasitas tiap SMF yang jumlahnya ditentukan berdasarkan kesepakatan
anatara SMF RSAU dr. Esnawan Antariksa dengan FK – UKRIDA dengan syarat
perbandingan pembimbing klinik peserta didik tidak boleh melebihi 1 : 5.
2. Pelaksanaan modul praktik di rumah sakit berikut daya tampung tiap SMF
adalah :
14
3. Ketentuan kapasitas pada butir dua dapat berubah sewaktu – waktu sesuai
kondisi.
a. Neurologi
b. Kulit Kelamin
c. THT
d. Mata
2. Pengiriman daftar peserta didik, modul praktik klinik dan Dekan / Pembantu
Dekan FK – UKRIDA ke rumah sakit setiap awal semester ganjil dengan tembusan
ditujukan ke bagian diklat dan SMF terkait paling lambat 1 (satu) minggu sebelum
pelaksanaan pendidikan praktik klinik di rumah sakit. Daftar peserta didik dengan
mencantumkan nama, NIM / NPM dan SMF terkait.
3. Tiap SMF akan membuat matriks kegiatan pendidikan praktik klinik yang akan
dilaksanakan serta pembagian kelompok mahasiswa berikut dosen pembimbing.
15
5. Program orientasi peserta didik diadakan setiap minggu pertama sebelum
pelaksanaan praktik klinik dengan acara kegiatan adalah penerimaan resmi oleh
Pimpinan Rumah Sakit dan sosialisasi tentang profil, peraturan – peraturan.
Manajemen rekam medis, penanganan infeksi nosokomial, materi kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) termasuk meteri khusus di SMF / instalasi terkait.
a. Kuliah interaktif
Merupakan pemberian materi oleh marasumber / staf pengajar dari SMF
terkait dengan partisipasi aktif mahasiswa.
b. Tutorial
Merupakan kegiatan kelompok mahasiswa berupa pembahasan kasus
atau materi terjadwal dengan kasus / tema yang disesuaikan dengan buku
panduan kepaniteraan dari FK – UKRIDA dengan satu orang tutor.
16
2. Tahap Pelatihan
a. Kasus Diskusi
Adalah diskusi tentang masalah pasien berdasarkan kelompok yang telah
ditunjuk.
c. Bedside Teaching
Mahasiswa melakukan anamnesis dan pemeriksaaan fisik pasien
didampingi oleh dokter yang bertugas di bangsal / poliklinik.
d. Kerja di Poliklinik
Mahasiswa dibagi berkelompok untuk bekerja memeriksa pasien,
menganalisis penyakitnya, melihat tindakan ataupun mengerjakan
tindakan dengan didampingi supervisor.
e. Mini – CEX
Adalah penilaian terhadap mahasiswa yang dilakukan oleh supervisor
selam 5 – 10 menit mengenai anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosis
dan tata laksana pasien Mini CEX ini dapat berupa penilaian formatif atau
sumatif.
17
h. Kerja Ruangan di SMF Penunjang
Dilakukan di Instalasi Radiologi dan Instalasi Laboratorium dimana
mahasiswa didampingi oleh dokter pendidik / pembimbing klinik
mempelajari hasil pemeriksaan radiologi / patologi dan interprestasi hasil
pemeriksaan.
3. Pelaksanaan ujian dilakukan pada mingu ke 5 untuk modul praktik minor dan
minggu ke 10 untuk modul praktik mayor meliputi penilaian kognitif, skill dan attitude.
4. Kriteria awal untuk mengikuti ujian sesuai dengan tata tertib kegiatan dan bila
mahasiswa membatalkan ujian atau tidak hadir saat ujian tanpa alasan yang jelas,
maka dinyatakan tidak lulus ujian dan wajib mengulang modul.
5. Penilaian ujian dilakukan oleh dua orang penguji yang dapat berasal dari unsur
rumah sakit maupun unsur fakultas.
18
6. Kriteria kelulusan nilai rata – rata minimal 63 (enam puluh tiga) yang setara
dengan pencapaian kompetensi sebesar 80% setelah mendapatkan nilai akhir modul
praktik klinik, maka nilai tersebut dikonversikan menjadi nilai huruf (sesuai
Keputusan Dekan) yaitu sebagai :
b. Bila setelah ujian ulang mahasiswa dinyatakan tetap tidak lulus maka
mahasiswa tersebut diwajibkan mengulang modul.
8. Laporan nilai / hasil ujian dikirimkan ke Bakordik paling lambat tujuh hari kerja
setelah pelaksanaan ujian
10. Bakordik akan membuat pencairan honor pembimbing klinik setelah nilai ujian,
daftar hadir pembimbing, laporan pelaksanaan kegiatan, kuisioner penilaian
pembimbing oleh mahasiswa diterima.
19
3. Evaluasi penggunaan dana dalam rangka penyelenggaraan pendidikan /
praktik klinik kedokteran dilakukan setiap semester oleh wadir umum dan keuangan
dan dilaporkan ke Kepala Rumah Sakit dan Dekan.
2. Kajian dilakukan oleh semua dokter pembimbing klinik dari unsur FK Ukrida
dan koordinator kepaniteraan klinik di masing – masing SMF.
6. Apabila usulan yang dimaksud seperti pada nomor 4 di atas disetujui, maka
selanjutnya modul praktik klinik kedokteran yang telah direvisi diusulkan untuk
ditetapkan oleh Dekan FK – UKRIDA dan disetujui oleh Kepala RSAU dr. Esnawan
Antariksa untuk dipakai sebagai pedoman dalam bimbingan klinik kedokteran
mahasiswa FK – UKRIDA di RSAU dr. Esnawan Antariksa.
20
L. Penyelesaian Kewajiban Peserta Didik
b. Mengembalikan alat milik rumah sakit maupun satuan kerja terkait yang
digunakan selama melaksanakan kepaniteraan klinik.
c. Mengganti alat milik rumah sakit maupun satuan kerja terkait yang rusak
oleh karena kesalahan mahasiswa dalam menggunakannya /
mengoperasikannya.
21
BAB III
SUMBER DAYA MANUSIA, SARANA DAN PRASARANA
2. Sumber daya manusianya terdiri dari unsur RSAU dr. Esnawan Antariksa dan
FK – UKRIDA, yang terbagi menjadi kelompok :
1) Kriteria Umum :
2) Kriteria Khusus :
23
2) Memberikan teguran langsung kepada peserta didik apabila
melanggar tata tertib.
25
5. Penilai kinerja dokter pendidik / penhuji, pembimbing / supervisor klinik
26
d. Kewenangan penilai kinerja dokter pembimbing / penguji, pembimbing /
supervisor klinik :
27
6. Dosen Luar Biasa (DLB)
a. Pengertian DLB :
Dosen Luar Biasa (DLB) adalah sumber daya manusia milik rumah sakit
yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) atau pegawai tetap RSAU dr.
Esnawan Antariksa yang aktif dan diangkat oleh Dekan FK – UKRIDA
dengan surat keputusan Dekan berdasarkan usulan Kepala RSAU dr.
Esnawan Antariksa melalui prosedur / ketentuan perundang – undangan
yang berlaku di Departemen Pendidikan Nasional untuk
menyelenggarakan pendidikan Program Studi Sarjana Kedokteran
(PSSK) di FK – UKRIDA serta mendapat penugasan di bagian.
b. Kriteria DLB :
28
d. Kewenangan, hak dan kewajiban DLB
Kewenangan, hak dan kewajiban DLB sama dengan kewenangan, hak
dan kewajiban pandidik / penguji praktik klinik kedokteran.
29
7. Tata Cara Rekruitmen
31
3) Fakultas mengusulkan nama yang telah memenuhi syarat ke dikti
untuk mendapatkan NIDN (Nomor Induk Dosen Nasional)
1) Ruang bakordik
2) Ruangan pembelajaran
3) Ruang diskusi
5) Skill lab
4) Akses internet
5) E – Journal
32
2. Tanggung jawab pengadaan
1) Ruang Bakordik :
2) Ruang Perpustakaan :
3) Ruang diskusi :
33
4) Ruang Pembelajaran :
6) Skill Lab :
a) Meja 1 buah
b) Kursi 1 buah
c) Lemari 1 buah
d) Tempat tidur 4 buah
e) Pantom CPR dan Partus
34
BAB IV
HAK, KEWAJIBAN, LARANGAN, PENGHARGAAN DAN SANKSI
c. Menggunakan jas dokter serta name tag yang berlaku di rumah sakit.
35
f. Mengisi daftar hadir / absensi setiap kali hadir dan pulang praktik
supervisor, pembimbing ataupun petugas / pengelola pendidikan berhak
menyatakan mahasiswa tidak hadir jaga apabila mahasiswa yang
bersangkutan tidak mengisi daftar absensi jaga ataupun terlambat datang jaga
lebih dari 15 menit.
1) Kegiatan harian yaitu pukul 07.00 – 15.00 WIB dari Hari Senin –
Sabtu.
a) Dua shift pada hari kerja yaitu shift II dan shift III
b) Tiga shift pada hari Minggu / hari libur nasional yaitu shift I, II
dan III
36
5) Mendapatkan ijin cuti menikah atau lain – lain atas dasar
permohonan tertulis dari mahasiswa yang bersangkutan yang
disampaikan ke sekretariat Bakordik dan diketahui oleh koordinator
kepaniteraan klinik SMF dan Fakultas.
Setiap mahasiswa yang mentaati semua tata tertib dan tidak melanggar
larangan dalam menjalankan praktik klinik kedokteran di RSAU dr. Esnawan
Antariksa akan memperoleh pembimbing klinik yang berkualitas, sarana dan
prasarana praktik klinik yang memadai, lingkungan belajar yang aman dan
nyaman serta memperoleh kesempatan untuk menyelesaikan praktik klinik
kedokteran sesuai batas waktu yang telah ditentukan.
37
5. Sanksi peserta didik
(b) Terlambat hadir lebih dari dua hari pada kegiatan modul.
(c) Tidak hadir lebih dari dua hari tanpa alasan yang syah selama
kegiatan modul.
(d) Tidak hadir jaga malam maupun melindungi teman yang tidak
hadir.
38
(f) Membayar teman untuk menggantikan jaga (baik yang
menggantikan jaga maupun yang digantikan jaga).
39
b. Berpedoman pada modul kepaniteraan klinik FK – UKRIDA dan pada
buku pedoman pelaksanaan kepaniteraan klinik FK – UKRIDA dalam
membimbing mahasiswa kedokteran FK – UKRIDA.
40
b. Apabila terbukti adanya kesalahan yang dilakukan oleh dokter pendidik /
pembimbing klinik, maka :
c. Teguran lisan atau tertulis maksimal 2 (dua) kali. Apabila dokter pendidik,
pembimbing / supervisor klinik tersebut masih mengulangi kesalahan yang sama,
maka yang bersangkutan akan dikenai sanksi berupa pembebasan tugas sementara
atau tetap sebagai dokter pendidik, pembimbing / supervisor klinik kedokteran FK –
UKRIDA.
d. Apabila adanya gugatan perdata dari pihak ketiga kepada pihak dosen
pendidik, pembimbing / supervisor klinik yang timbul akibat pelaksanaan kegiatan
praktik klinik, maka kepada dosen pembimbing klinik tersebut bertanggung jawab
baik seluruhnya atau sebagian atas pemenuhan gugatan tersebut, termasuk biaya
yang timbul untuk proses atau beracara dalam manghadapi gugatan perdata
tersebut.
41
BAB V
PENELITIAN
A. Pengertian Penelitian
1. Mahasiswa FK – UKRIDA
2. Anggota Bakordik
42
2. Unit terkait dalam pelaksanaan penelitian adalah Diklat dan Pokja Peneliti
RSAU dr. Esnawan Antariksa.
Infrastruktur Penelitian :
2. Pendidik, pembimbing / supervisor klnik kedokteran baik dari unsur RSAU dr.
Esnawan Antariksa maupun dari unsur FK – UKRIDA.
4. Anggota Bakordik.
E. Dana Penelitian
4. Pihak luar atas ijin Kepala RSAU dr. Esnawan Antariksa dan Dekan FK –
UKRIDA.
Strategi Penelitian :
44
5. Memperkuat fasilitas dan koordinasi pelaksanaan penelitian antara RSAU dr.
Esnawan Antariksa dengan FK – UKRIDA.
6. Memanfaatkan aset dan sumber daya keuangan secara efektif dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan bidang pendidikan.
Kebijakan Penelitian :
45
3. Pelaksanaan penelitian dapat dilakukan secara mandiri oleh peserta didik dari
FK – UKRIDA maupun oleh penilai, pendidik, pembimbing / supervisor klinik
kedokteran maupun petugas terkait yang terlibat dalam proses pelaksanaan
kepaniteraan klinik FK –UKRIDA di RSAU dr. Esnawan Antariksa dan rumah sakit
jejaring FK – UKRIDA.
46
9) Penelitian menyerahkan hasil penelitian ke bakordik sesuai dengan
surat pernyataan yang telah ditandatangani.
b. Penelitian yang dibutuhkan oleh peneliti dari RSAU dr. Esnawan Antariksa
dan FK – UKRIDA baik secara mandidri maupun kelompok.
b) Kontrak penelitian
47
8) Peneliti paling sedikit 2 (dua) kali seminar untuk menyampaikan hasil
penelitiannya dengan melibatkan unsur RSAU dr. Esnawan Antariksa dan
FK – UKRIDA yang terkait.
H. Hasil penelitian
b. Artikel ilmiah.
c. Bahan ajar.
e. HKI.
48
BAB VI
PENUTUP
A. Evaluasi
49
B. Tindak Lanjut Pengembangan
Ditetapkan di Jakarta
Pada Tanggal : September 2016
50