PERTEMUAN KE V
SEBARAN SAMPEL
DISUSUN OLEH:
NPM : 16150146
Grup : D
PEMATANGSIANTAR
2018/2019
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SEBARAN SAMPEL
D.5.1. Defenisi antara statistik merupakan peubah acak yang hanya tergantung
pada sampel acak yang diambil.
D.5.4. Varians sebaran sampel suatu statistik disebut varians statistik tersebut.
= 2,5
D.5.5 Defenisi : Sebaran yang peubah acak adalah semua rataan sampel
berukuran tertentu dari sesuatu populasi disebut sebaran sampel rataan
disingkat sebaran
rata-rata.
Hubungan rata-rata variasi sebaran rata-rata dengan rata-rata atau variasi populasi dapat
diikuti lanjutan ilustrasi berikut.
X P( X ) = f( x ) X. P( X )
(2,5)……………3½ ………………….P( 3½ ) = 1
6 …………………..3½ / 6
(3,6) ……………4½………………….P(4½) = 1
6 …………………..4½ / 6
(5,6)…………….5½………………….P(5½) = 1
6 …………………..5½ / 6
x
6
i
5
dan i 1
2
Ternyata : = x
= =
x x 6 6
2
N n
2 x
Secara sistematis dapat diturunkan : =
x
n N 1
2
N n
2 x
T.5.2 Teorema : =
x
n N 1
Dan untuk N menuju tak hingga atau cukup besar atau bila.
2
n
o, o5 gunakan saja
2 x
x
=
N n
T.5.3 Teorema : Bila populasi menyebar normal maka sebaran rataan pun normal
2
Varians
2 x
x
= .
n
T.5.4 Teorema : Bila x rataan sampel acak aturan n diambil dari populasi yang
x
berhingga maka limit sebaran Z = n , n adalah sebaran
normal baku ( 2,0,1 ) .
Teorema ini dikenal dengan T. limit sentral.
5.3. Sebaran Selisih Rataan
Misalkan dua populasi berbeda dengan peubah acak X dan Y , rata-rata dan
1 2
Varians 1
dan 2 berturut dari populasi pertama diambil sampel berukuran n 1
dan dari populasi
kedua diambil brukuran n . Sebaran rataan mempunyai data selisih dari semua kemungkinan
2
rataan dari setiap sempel acak dari populasi pertama dengan tiap sampel acak dari populasi kedua,
Sebagai ilustrsi ambil populasi pertama X= { 6,7,9,10 } dan Y={ 2,3,6,7,8} , n =2 dan n = 4,
1 2
Sampel X Sampel Y
(7,9 ) …… 8 (2,3,7,8)……………..5
(9,10) ……… 9½
X - Y =U
ij
x y , i = 1,2,3,4,5,6,…
i i
j = 1,2,3,4,5,…
{ (6½ - 4½), (6½ - 4¾), (6½ - 4¾), (6½ - 5), (6½ - 6), (7½ - 4½), (7½ - 4¾), (7½ - 5), (7½ - 6), (8 - 4½), (8
- 4¾), (8 – 5), (8 – 6), (8 - 4½), (8 - 4¾), (8 - 4¾), (8 – 5), (8 – 6), (8 - 4½), (8½ - 4¾), (8½ - 5), (8½
- 6), (9½ - 4½), (9½ - 4¾), (9½ - 4¾),(9½ - 5), (9½ - 6) }.
X - Y = { 2,1¾, 1¾, 1½, 1½, 3, 2¾, 2¾, 2½, 1½, 3½, 3 1 4 , 3 1 4 , 3,2, 3½, 3 1 4 , 3 1 4 ,3,2,
D.5.6. Defenisi : Sebaran yang peubah acaknya adalah selisih peubah acak
antara dua sebaran rataan dari dua populasi disebut sebaran sampel selisih
rataan disingkat sebaran selisih rataan.
= x y ; 2x y 1 2
2 2
sebaran normal. Rataan dan varians adalah :
x y
n1 n2
dan Z
X Y menghampiri sebaran normal baku.
1 2
2
1
2
2
n1 n2
Contoh 5.2.
Dari dua populasi X = {6,7,9,10} dan Y = {2,3,6,7,8} diambil sampel berturut berukuran 2
dari X dan 4 dari Y . Hitunglah rata – rata dari variasi selisih sampel .
Jawab :
Dari defenisi ekspektasi dan variasi dapat dihitung rata – rata dan varians populasi .
1 9
x = 8 ; x2 = 2,5 dan v = 5 ; y2 = 5 = 5,36.
5 25
2 y = 2,5 5 25 = 2,59
2 9
1 4
= x y = 8- 5 = 2 = 2,80 . 2x y = x
x y 5 5 n1 n2 2 4
5.4 Sebaran Proporsi
Misalkan suatu populasi X berukuran N dan terdiri dari k objek atau peristiwa A
dan N-k objek atau peristiwa non A, sehingga parameter proporsi peristiwa A adalah
P(A) = k⁄N disimbolkan 𝛿. Jika diambil sampel berukuran n tanpa pengembalian
x𝑖⁄
maka ada sebanyak xi peristiwa A, 0≤ x𝑖 ≤ 𝑛 atau p𝑖 = n merupakan peubah
acak proporsi.
D.5.7 Defenisi : Sebaran yang peubah acaknya adalah proporsi suatu peristiwa
(x) pada sampel berukuran tertentu (n) simbol proporsi : 𝐱⁄𝐧
T.5.6 Teorema : Rataan dan varians suatu sebaran proporsi x/n adalah
N−n
𝜎𝑥2⁄𝑛 = {𝛿(1 − 𝛿)/𝑛}
𝑁−1
Akibat T.5.6
Jika N menuju tak hingga atau cukup besar dibandingkan dengan ukuran
sampel (n/N≤0,05) maka
𝜹(𝟏 − 𝜹)⁄
𝝈2𝑥⁄𝑛 = { n}
𝐱
−𝜹
𝒛= 𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐡𝐚𝐦𝐩𝐢𝐫𝐢 𝐧 ( 𝐳; 𝟎, 𝟏)
𝝈x⁄n
D.5.8 Defenisi : Sebaran yang peubah acaknya adalah selisih peubah acak
proporsi dari dua populasi disebut sebaran selisih proporsi disimbolkan antara
lain x/n1-y/n2 atau dapat disingkat dengan ˮ sp ˮ
𝛍𝐬𝐩 = 𝜹𝐗 − 𝜹𝐘
𝛅𝟏 (𝟏 − 𝛅𝟏 ) 𝛅𝟐 (𝟏 − 𝛅𝟐 )
𝛔𝟐𝐬𝐩 = +
𝐧𝟏 𝐧𝟐
T.5.9 Teorema : Jika ukuran sampel dua sebaran proporsi besar atau n1 ≥ 30,
n2 ≥ 30 maka sebaran selisih proporsi mendekati normal,
𝐲
(𝐱⁄𝐧𝟏 − ⁄𝐧𝟐 ) − (𝛅𝟏 − 𝛅𝟐 )
𝐙= 𝐝𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐞𝐛𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐧𝐨 𝐫𝐦𝐚𝐥 𝐛𝐚𝐤𝐮 𝐧 (𝐳; 𝟎, 𝟏)
𝛔𝐬𝐩
x −𝛍
5.6 Sebaran T = 𝐒⁄
√𝐧
𝜎
( x ) /()
√𝑛 = ( x ) = 𝑇
√(𝑛 − 1)𝑆 2 /𝜎 2 𝑆
√𝑛
T.5.10 Teorema : Jika X dan S2 berturut adalah rataan dan varians sampel
berukuran n yang diambil dari populasi yang memiliki sebaran normal atau
hampir normal maka peubah acak T atau disebut statistik T.
(x )
T= 𝑺 memiliki sebaran t dengan derajat bebas n – 1.
√𝒏
D.5.9 Defenisi : Suatu sebaran yang peubah acaknya adalah simpangan baku dari
sampel acak dari suatu populasi disebutkan sebaran simpangan baku.
T.5.11 Teorema : Jika suatu sampel berukuran besar (≥ 100) diambil dari suatu
populasi yang memiliki sebaran normal atau hampir normal maka rataan dan
varians dari simpangan baku adalah
𝒔−𝝈
Dalam kondisi T.5.11 z= sangat mendekati sebaran normal baku
𝝈𝒔