Anda di halaman 1dari 10

A.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah perkembangan bahasa Indonesia ?


2. Bagaimana sejarah perkembangan Ejaan bahasa Indonesia ?
3. Bagaimana Fungsi dan Kedudukan bahasa Indonesia ?

B. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalalah diatas maka tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk mengetahui :
1. Sejarah perkembangan bahasa Indonesia
2. Sejarah perkembangan perkembangan Ejaan bahasa Indonesia
3. Fungsi dan Kedudukan bahasa Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah perkembangan bahasa Indonesia

a. Sejarah perkembangan bahasa Indonesia pada masa


prakemerdekaan

Perkembangan dan pertumbuhan Bahasa Melayu tampak lebih jelas


dari berbagai peninggalan-peninggalan misalnya:
 Tulisan yang terdapat pada batu Nisan di Minye Tujoh, Aceh pada
tahun 1380
 Prasasti Kedukan Bukit, di Palembang pada tahun 683.
 Prasasti Talang Tuo, di Palembang pada Tahun 684.
 Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat, pada Tahun 686.
 Prasati Karang Brahi Bangko, Merangi, Jambi, pada Tahun 688.

Dan pada saat itu Bahasa Melayu telah berfungsi sebagai:


 Bahasa kebudayaan yaitu bahasa buku-buku yang berisia aturan-
aturan hidup dan sastra.
 Bahasa perhubungan (Lingua Franca) antar suku di indonesia
 Bahasa perdagangan baik bagi suku yang ada di Indonesia maupun
pedagang yang berasal dari luar indonesia.
 Bahasa resmi kerajaan.
Pada awal abad ke-20, bahasa Melayu pecah menjadi dua. Di
tahun 1901, Indonesia di bawah Belanda mengadopsi ejaan Van
Ophuijsen sedangkan pada tahun 1904 Malaysia di bawah Inggris
mengadopsi ejaan Wilkinson.

b. Bahasa melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia

Ada empat faktor yang menyebabkan bahasa Melayu diangkat


menjadi bahasa Indonesia yaitu :
 Bahasa melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa
perhubungan dan bahasa perdangangan.
 Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dielajari karena dalam
bahasa melayu tidak dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan
bahasa halus).
 Suku jawa, suku sunda dan suku suku yang lainnya dengan sukarela
menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional
 Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai
bahasa kebudayaan dalam arti yang luas.

c. Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia pada Masa


Pascakemerdekaan
Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat
itu, para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam
rapat, para pemuda berikrar:
 Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu,
Tanah Air Indonesia.
 Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu,
Bangsa Indonesia.
 Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku menjunjung tinggi bahasa
persatuan, bahasa Indonesia.
Ikrar para pemuda ini di kenal dengan nama “Sumpah Pemuda”.
Unsur yang ketiga dari “Sumpah Pemuda” merupakan pernyataan tekad
bahwa bahasa indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa indonesia.
Pada tahun 1928 bahasa Indonesia di kokohkan kedudukannya sebagai
bahasa nasional. Bahasa Indonesia di nyatakan kedudukannya sebagai
bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945, karena pada saat itu
Undang-Undang Dasar 1945 di sahkan sebagai Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia. Di dalam UUD 1945 di sebutkan bahwa
“Bahasa Negara Adalah Bahasa Indonesia,(pasal 36). Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, telah
mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa indonesia secara
konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa indonesia di pakai
oleh berbagai lapisan masyarakat indonesia.

d. Peresmian nama bahasa indonesial


Secara sejarah, bahasa Indonesia merupakan salah satu dialek
temporal dari bahasa Melayu yang struktur maupun khazanahnya
sebagian besar masih sama atau mirip dengan dialek-dialek temporal
terdahulu seperti bahasa Melayu Klasik dan bahasa Melayu Kuno.
Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional merupakan usulan
dari Muhammad Yamin, seorang politikus, sastrawan, dan ahli sejarah.
Dalam pidatonya pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, Yamin
mengatakan bahwa : “Jika mengacu pada masa depan bahasa-bahasa
yang ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang
bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan
Melayu. Tapi dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat laun
akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa persatuan.

Secara Sosiologis kita bisa mengatakan bahwa Bahasa Indonesia


resmi di akui pada Sumpah Pemuda tanggal 28 Onktober 1928.Hal ini
juga sesuai dengan butir ketiga ikrar sumpah pemuda yaitu “Kami putra
dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa
Indonesia.”Namun secara Yuridis Bahasa Indonesia diakui pada tanggal
18 Agustus 1945 atau setelah Kemerdekaan Indonesia.

e. Perkembangan Bahasa Indonesia Masa Reformasi


Munculnya Bahasa Media Massa (bahasa Pers):
 Bertambahnya jumlah kata-kata singkatan (akronim);
 Banyak penggunaan istilah-istilah asing atau bahasa asing adalam
surat kabar.
Pers telah berjasa dalam memperkenalkan istilah baru, kata-kata dan
ungkapan baru, seperti KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme), kroni,
konspirasi, proaktif, rekonsiliasi, provokator, arogan, hujat, makar, dan
sebagainya.

B. Perkembangan Ejaan bahasa Indonesia


Ejaan bahasa Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan
dan perkembangan. Saat ini ejaan bahasa Indonesia yang kita gunakan
adalah Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Namun sebelum itu telah
digunakan beberapa ejaan yang lain.
Pada Kamis, 3 Agustus 1972, di Departemen Penerangan, diadakan
konferensi pers mengenai ejaan yang diperbarui yang dipimpin Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Mashuri.

Berikut perkembangan Ejaan bahasa Indonesia :

1. Ejaan Van Ophuysen (1901 -1947)

Ciri – ciri Ejaan Van Ophuysen

 Huruf “I” untuk membedakan antara huruf I sebagai akhiran dan


karenanya harus dengan diftong seperti mulai dengan ramai, juga
digunakan untuk huruf “y” soerabaia.
 Huruf “j” untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang dan
sebagainya. Huruf “oe” untuk menuliskan kata-kata goeroe,
itoe,oemoer, dan sebagainya.
 Tanda diakritik seperti koma, ain dan tanda , untuk menuliskan kata-
kata ma’moer, ’akal, ta’, pa’, dan sebagainya.

2. Ejaan Republik (1947 - 1972)

Ciri-ciri ejaan Republik:

 Huruf “oe” diganti dengan “u” pada kata-kata guru, itu, umur, dan
sebagainya.
 Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan “k” pada kata-kata
tak, pak, rakjat, dan sebagainya.
 Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2, seperti kanak2, ber-jalan2,
ke-barat2-an.
 Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai
dengan kata yang mendampinginya.

3. Ejaan Pembaharuan (1957)

Ciri-ciri ejaan Pembaharuan

 Gabungan konsonan dj diubah menjadi j


 Gabungan konsonan tj diubah menjadi ts
 Gabungan konsonan ng diubah menjadi ŋ
 Gabungan konsonan nj diubah menjadi ń
 Gabungan konsonan sj diubah menjadi š
 Gabungan vokal (diftong) ai, au, dan oi, ditulis berdasarkan
pelafalannya yaitu menjadi ay, aw, dan oy

4. Ejaan Melindo – Melayu Indonesia (1959)

Ciri-ciri Ejaan Melindo

 Gabungan konsonan tj, seperti pada kata tjinta, diganti dengan c


menjadi cinta
 Gabungan konsonan nj seperti njonja, diganti dengan huruf nc,
yang sama sekali masih baru

5. Ejaan Baru atau Ejaan LBK


Pada tahun 1967 Lembaga Bahasa dan Kesusastraan,
(sekarang bernama Pusat Bahasa) mengeluarkan Ejaan Baru (Ejaan
LBK) sebagai pengembangan ejaan Melindo yang tidak ada
kepastian. Pada ejaan ini sudah banyak perubahan ejaan yang
disempurnakan, hampir tidak ada perbedaan antara ejaan
Baru dengan EYD, kecuali pada rincian kaidah-kaidahnya.

6. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan – EYD (1972-


2015)

Ejaan ini diresmikan pada tanggal 17 Agustus 1972


berdasarkan putusan presiden No. 57 tahun 1972 oleh presiden
Republik Indonesia Suharto, untuk menggantikan ejaan Republik
(ejaan Suwandi).

Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan yang dibentuk oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat keputusannya tanggal 12
Oktober 1972, No. 156/P/1972 menyusun buku Pedoman Umum
yang berisi pemaparan kaidah ejaan yang lebih luas.

Pada tahun 1988 Pedoman Umum Ejaan yang


Disempurnakan (PUEYD) edisi kedua diterbitkan berdasarkan
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 0543a/U/1987 pada tanggal 9 September 1987. Setelah itu,
edisi ketiga diterbitkan pada tahun 2009 berdasarkan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 46.
7. Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) 2015

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) ini


disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 yang diterbitkan pada
tanggal 26 November 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia, serta untuk menyempurnakan Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (PUEYD) edisi ketiga.
Pedoman ini diharapkan dapat mengakomodasi perkembangan
bahasa Indonesia yang makin pesat.

C. Fungsi dan Kedudukan bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah bahasa sebagai alat komunikasi sekaligus


bahasa resmi Republik Indonesia dan juga sebagai bahasa persatuan bangsa
Indonesia yang sudah diresmikan setelah dilakukanya konggres pemuda I
yang di laksanakan selama dua hari, 27-28 Oktober 1928 di Betavia
(Jakarta) suatu hasil yang berbunyi :
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah juga
satoe, tanah air Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe,
bangsa Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa
persatoean, bahasa Indonesia.
Fungsi Bahasa Indonesia Dalam kedudukan sebagai Bahasa
Nasional Meliputi 4 aspek yaitu :
1. Bahasa Indonesia sebagai lambing kebangsaan Nasional.
2. Bahasa Indonesia sebagai Lambang identitas Nasional
3. Bahasa Indonesia sebagai Alat pemersatu seluruh Bangsa Indonesia
4. Bahasa Indonesia sebagai Alat penghubung antar Budaya dan antar
Daerah.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia


sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Dasar RI 1945,
pasal 36 “bahasa Negara adalah bahasa Indonesia”. Sejarah bahasa
Indonesia telah tumbuh dan berkembang sekitar abad ke VII dari
bahasa Melayu yang sejak zaman dahulu sudah dipergunakan
bahasa perhubungan. Bukan hanya di Kepulauan Nusantara,
melainkan juga seluruh Asia Tenggara.

Awal pencipta Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa


bermula dari Sumpah Pemuda pada tangga 28 Oktober 1928,
diumumkan penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk
Negara Indonesia pascakemerdekaan. Secara yurdis, baru tanggal 1
8 Agustus 1945 bahasa Indoensia secara resmi diakui
keberadaannya dan ditetapkan dalam UUD 1945 pasal 36.

Bahasa melayu dipilih sebagai bahasa pemersatu (bahasa


Indonesia) karena :
 Bahasa melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia,
bahasa perhubungan dan bahasa perdangangan.
 Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dielajari karena dalam
bahasa melayu tidak dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan
bahasa halus).
 Suku jawa, suku sunda dan suku suku yang lainnya dengan
sukarela menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional
 Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai
bahasa kebudayaan dalam arti yang luas.
B. SARAN

Bahasa Indonesia yang kita ketahui sebagai mana dari


penjelasan terdahulu memiliki banyak rintangan dan kendala untuk
mewujudkan menjadi bahasa pemersatu, bahasa nasional, bahasa
Indonesia. Sehingga kita sebagai generasi penerus mampu untuk
membina, mempertahankan bahasa Indonesia ini, agar tidak
mengalami kemerosotan dan diperguna dengan baik oleh pihak
luar.
DAFTAR PUSTAKA

http://selidik86.blogspot.com/2013/03/makalah-sejarah-perkembangan-
bahasa_9.htmlV ,
http://karinarisaf.blogspot.com/2012/10/perkembangan-bahasa-
indonesia.html ,
http://jaririndu.blogspot.com/2012/01/sejarah-perkembangan-bahasa-
indonesia.html,
http://handikaabdillah20021992.blogspot.com/2012/10/perkembangan-
bahasa-indonesia-sebelum.html ,

Anda mungkin juga menyukai